LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGUKURAN PENGUKURAN DAN LABORATORIUM
Disusun Oleh: Dita Anggraini Yuniar
1401110
Gerson Yol Pebrininsix
1401423
Lisa Noerdiana Adilang
1401160
Ratih Tunjungsari
1301343
Seprianto Sugianto Margasakti Windi Anjunia Kowureng
1401007
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN PERMINYAKAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN 2017
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN DI PT. Pertamina Geothermal Energy
Are A rea a L ahend hendo ong TOMOHON SULAWESI UTARA 01 AGUSTUS – 01 01 SEPTEMBER 2017
MENYETUJUI DAN MENGETAHUI : ManagerHuman Resources PT. Pertamina Geothermal Energy
Olga Mopeng
Pembimbing Kerja Praktek PT. Pertamina Geothermal Energy
Ahmad Tondo
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atasbimbingan petunjuk, berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan hasil kerja praktek di PT.PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA LAHENDONG ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya dan sesuai yang diharapkan. Laporan hasil kerja praktek ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat mata kuliah kerja praktek. Dalam proses pendalaman materi kerja praktek ini, tidak sedikit hambatan yang kami alami dalam menyusunnya, namun atas kebesaran-Nya dan bantuandari berbagai pihak sehingga hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Salvius Patangke selaku General Manager di di PT.PGE Area Lahendong Lahendon g. 2. Ibu Olga Mopeng selaku Manager Human Resource Resource di PT. PGE Area Lahendong. 3. Ibu Like 4. BapakBernhard Sapulete selaku Manager selaku Manager SCM SCM diPT.PGEArea Lahendong. 5. Bapak Ahmad Yani selaku Manager Operationdi Operationdi PT.PGE Area lahendong 6. Bapak Ahmad Tondo sebagai pembimbing penyusunan laporan akhir, Bapak Ahmad Fahmi Fanani sebagai Junior Junior Engineer Reservoir , Ibu Henny Firdaus sebagai Analysis sebagai Analysis Fluid, dan Bapak Ahmad Suvian Imam sebagai. sebagai. 7. Kak Resky, Kak Yasir, Kak Awi, Kak Michael, Bapak Basuki, Bapak Anto, Bapak Encen, Bapak Stenly, dan Bapak Endo yang telah membimbing selama kegiatan di laboratorium dan di lapangan selama pengukuran berlangsung. 8. Teman-teman
Program
Studi
Teknik
Perminyakan
STT
MIGAS
BALIKPAPAN. 9. Kepada semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan dalam tulisan ini satu persatu.
Kami menyadari bahwa penyusunanyang dibuat ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Oleh karenaitu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
agar
kami
dapat
meningkatkan
kualitas
penyusunan
laporan
berikutnya.Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan pembaca.
Tomohon , Agustus 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan baik kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Kebutuhan energi tersebut tentunya harus diimbangi dengan tersedianya pasokan energi yang cukup. Akan tetapi semakin berkembangnya proses kehidupan manusia, energi yang dibutuhkan semakin banyak sementara ketersediaan energi makin berkurang, manusia dan semua mahluk hidup yang ada di bumi sangat bergantung terhadap energi. Energi panas bumi merupakan salah satu diantara beberapa energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Energi panas bumi memiliki sistem dan cara pengeboran yang tidak jauh beda dengan perminyakan. Pengambilan panas bumi melewati serangkaian kegiatan yang salah satunya adalah pengeboran yang bertujuan untuk membuat lubang sehingga zona di permukaan akan terhubung dengan zona yang di targetkan sehingga panas bumi (air atau uap) tersebut dapat di produksikan ke permukaan. Dalam upaya pengambilan panas bumi memerlukan operasi pengeboran, operasi pengeboran adalah
operasi
yang
dilakukan
untuk
membuat
suatu
lubang
(sumur)
yangdipergunakan untuk memberi komunikasi antara permukaan (surface) dengan bawah permukaan ( subsurface) guna memberi jalan fluida bisa diproduksikan secara ekonomis. Pada saat pengeboran telah selesai dilakukan, maka akan dilakukan serangkaian kegiatan yang berujung pada produksi atau pemanfaatan panas bumi yang dilakukan dengan peralatan yang berada di permukaan. Dalam produksi panas bumi tidak terlepas dari peralatan yang digunakan untuk mengalirkan panas dari sumur produksi agar tersalurkan sehingga bisa sampai ke turbin dan dapat dimanfaatkan. Peralatan panas bumi terdiri dari beberapa peralatan yang di desain
khusus yaitu: Well head, Pipe, Separator, Scrubber, Rock muffler dan Cooling pond. Selama kegiatan produksi berlangsung, kondisi sumur serta fluida produksi harus terus dipantau agar sumur dapat terus berproduksi selama mungkin serta kualitas uap yang dihasilkan dapat terus terjaga dengan baik. Peran pengukuran dalam hal ini adalah memantau kondisi sumur baik sumur produksi maupun sumur monitoring. Adapaun aspek yang terus dipantau adalah tekanan dan temperature sumur. Sedangakan peran laboratoriun adalah melihat dan memeriksa kandungan fluida yang dihasilkan dari suatu sumur baik kandungan dalam brine maupun kandungan dalam steam terus dipantau secara kualitatif maupun kuantitatif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain: 1. Apa yang dimaksud pengeboran geothermal? 2. Apa saja sistem dalam pengeboran? 3. Apa perbedaan antara pengeboran panas bumi dan pengeboran minyak? 4. Apa saja kegiatan yang dilakukan selama pengukuran ? 5. Apa saja kegiatan yang dilakukan di laboratorium ? 6. Bagaimana saja alur produksi panas bumi? 7. Bagaimana pemanfaatan energi panas bumi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini yaitu menambah wawasan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan energi panas bumi, proses dan parameter dalam pengeboran, peralatan yang digunakan serta pemanfaatan energi panas bumi yang merupakan energi terbarukan.
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Profil Perusahaan PT. PGE Area Lahendong terletak di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan lapangan panas bumi pertama yang berada di Indonesia bagian timur. Lapangan ini terletak di derah vulkanik dengan kaldera yang sangat besar, yaitu Tondano kaldera dan pangolombiaan kaldera. Daerah ini juga berada dideretan gunung berapi, yaitu : Gunung Lengkoan, Gunung Kasuratan dan Gunung Tampusu dan sebuah danau kawah yang di kenal dengan Danau Linau. Lapangan ini berada pada ketinggian 750 M sampai 1000 M di atas permukaan laut.3 Area Lahendong yang dioperasikan sejak tahun 2001diawali dengan pengoperasian PLTP Unit-1 sebesar 20 MW. Pengembangan Unit PLTP berikutnya yang telah dirintis sejak tahun 2004 telah membuahkan hasil dengan telah dioperasikannya PLTP Unit-2 20 MW sejak awal tahun 2007, PLTP Unit-3 20 MW pada tahun 2009, pada tahun 2011 PLTP Unit-4 20 MW dan sekarang di tahun 2016 ini PLTP Lahendong telah menghasilkan 80 MWsebagai pembangkit listrik di Sulut. Adapun proyek yang sementara dikembangkan sampai tahun 2016 yaitu 40 MW untuk PLTP unit 5&6 dimana dilokasi tersebut PT. PGE Area Lahendong tidak akan menjual uap melainkan listrik.
2.2 Kegiatan Selama Kerja Praktek Waktu Pelaksanaan : (01 Agustus - 01September 2017) Jurusan
: S1. Teknik Perminyakan
Tempat
: PT. Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong dilokasi Control Room 1&2, Cluster 13, Cluster 5, PLTP Unit 5&6, LHD 30, dan Laboratorium Hari/Tanggal
Jenis Kegiatan
Selasa/01 Agustus 2017
Rabu/02 Agustus 2017
Kamis/03 Agustus 2017
Jumat/04 Agustus 2017
Senin/07 Agustus 2017
Selasa/08 Agustus 2017
Pengisian formulir data pribadi. Pengenalan kehidupan di PT. PGE Area Lahendong. Safety Induction. Pengarahan dari Pak Ahmad Suvian Imam tentang dunia kerja geothermal. Pemberian Tugas TKI Lahendong 5&6. Pembuatan jadwal kegiatan selama kerja praktek. Kunjungan ke control room 1&2. Pemberian materi SCS, SPW, dan, NCG. Pemberian materi pengukuran (KTS, KTG, dan PTS) Kunjungan ke cluster 13 (sampling brine dan steam)
Pengukuran di cluster 5 pada sumur 51 (KTG).
Rabu/09 Agustus 2017
Kamis/10 Agustus 2017
Jumat/11 Agustus 2017
Senin/14 Agustus 2017
Selasa/15 Agustus 2017
Rabu/16 Agustus 2017
Kamis/17 Agustus 2017
Jumat/18 Agustus 2017
Service alat KTG di workshop area lahendong. Penghitungan PH dan TDS sampel brine masing-masing sumur. Kunjunngan ke PLTP unit 5&6. Review ulang kunjungan ke PLTP unit 5&6.
Pengukuran sampel tiap sumur dengan cara titrasi
Pengukuran sampel tiap sumur dengan cara titrasi
Pangukuran PTS di LHD30(Penjajakan) Penghitungan AAS di laboratorium
Upacara 17 Agustus
Pangukuran PTS di LHD-30 (Running PTS) Penghitungan AAS di laboratorium
Senin/21 Agustus 2017
Selasa/22 Agustus 2017
Rabu/23 Agustus 2017
Kamis/24 Agustus 2017
Jumat/25 Agustus 2017
Senin/28 Agustus 2017
Selasa/29 Agustus 2017
Rabu/30 Agustus 2017
Pengukuran PTS di LHD-16 (Running PTS) Sugi Input data (ratih) di laboratorium Mengerjakan keterangan nomor di gembok dan kunci Kunjungan ke Rig pengeboran Kunjungan ke laboratorium Tompaso
Kamis/31 Agustus 2017
Jumat/01 Agustus 2017
LAPORAN HASIL PEMBELAJARAN PENGUKURAN TEKANAN SUMUR DENGAN MENGGUNAKAN KLUSTER PRESSURE GAUGE(KPG) DAN KLUSTER TEMPERATUR ELEMEN(KTE) 1.
Tujuan Tujuan dari KPG dan KTE survey adalah untuk memperoleh informasi
mengenai profil tekanan dan temperature,puncak cairan,titik didih (saturation) temperature dan perubahan tekanan dan temperature didalam sumur, dengan cara menurunkan alat element temperature dan tekanan dengan menggunakan penghantar wireline unit. 2.
Deskrisi Alat dan Prinsip Kerja
Elemen tekanan KPG terdiri dari beberapa kumparan bourdon jenis tabung.Tekanan fluida yang bekerja pada bagian dalam tabung Bourdon menyebabkannya berputar. Rotasi ini langsung dikirim ke stylus tanpa gear atau spring. Material tabung bourdon merupakan logam campuran nikel, Ni-Span C, dengan temperature kompensasi sekitar 200 ° F. Untuk penggunaan di atas 200 ° Funtuk mengkalibrasi tekanan pada suhu maksimum yang dihadapi. Rotasi tabung Bourdon ditransmisikan ke poros stylus, yang terhubung ke elemen stylus dalam elemen recoder. Elemen Stylus berputar dalam chart carrier. Elemen Clock dan lead screw memindahkan chart carrier dengan jarak 5 inci. Elemen stylus menggoreskan tanda pada chart dengan lebar sekitar 0.001", goresan tersebut bisa dibaca dengan menggunakan pembesar berkekuatan 5X atau dengan menggunakan Kuster 2-Way Chart Reader. KTE menggunakan system sensor Bi-Metal untuk pembacaan.Bi-Metal berputar dari perubahan suhu yang disebabkan oleh pemanasan mengisi cairan dari sistem tertutup.Rotasi helical bimetal ditransmisikan ke poros stylus dan elemen stylus secara identik dengan elemen tekanan. Elemen helical bimetal digunakan untuk suhu di atas 175 °C. Clock kuster digunakan untuk mengatur lama waktu perjalanan chart carrier melalui lead screw, lead nut dan push rods. Clock didesain untuk menahan getaran, shock dan
suhu ekstrem yang ditemui dalam operasi panas bumi.Clock membutuhkan sedikit pelumasan dan pemeliharaan. 1.
Kluster Pressure Gauge(KPG) Elemen tekanan KPG (Kuster Pressure Gauge) merupakan suatu alat
pengukuran pada sumur geothermal yang dirancang untuk memberikan pengukuran tekanan di dalam sumur mulai dari wellhead hingga kedalaman tertentu di dalam sumur yang handal dan akurat dalam kondisi sumur sedang berproduksi ,shuut-in atau bleeding di dalam tubing, anulus, atau di dalam lubang terbuka. Alat ukur KPG dirancang untuk memenuhi permintaan untuk diameter ruang pengukuran tekanan kecil dan dengan menggunakan prinsip dari beberapa tabung kumparan heliks Bourdon, yang telah digunakan sejak tahun 1930.
Gambar 1.1 KPG
2. Kluster Pressure Elemen
KTE(Kluster Temperature Elemen) merupakan suatu peralatan pengukuran temperatur sumur yang cukup akurat untuk mengukur suhu dari wellhead hingga kedalaman tertentu diadalam sumur.KTE dapat digunakan pada saat sumur sedang dalam keadaan berproduksi,shuut-in maupun sumur yang sedang dalam keadaan bleeding 3.
Rangkaian Peralat pengukuran KPG dan KTE
Pada dasarnya rangkaian peralatan KPG dan KTE hampir sama, namun terdapat perbedaan utama antara kedua rangkaian peralatan tersebut yaitu perbedaan pada sensor elemen Tekanan dan elemen Temperatur
3.1 Alat Pelindung Diri (APD)
a. Body harness
f. Helmet
b. Kacamata Safety
g. Sepatu safety
c. Jas Hujan(jika dibutuhkan)
h. H2S detector
d. Sarung Tangan e. Penunjuk arah angin
3.2 Rangkaian Peralatan Dan Bagian-bagian KPG 3.2.1 Clock Sebuah jam mekanikal yang berfungsi untuk mengerakkan guide chart,
lama durasi di mulai dari 1 jam, 3 jam, 6 jam, 12 jam, 24 jam, 72 jam, 120 jam dan 360 jam.
Gambar Clock 3.2.2 Recorder Berfungsi sebagai perekam tekanan dan suhu yang didapat selama proses
logging berlangsung.dan juga tempat meletakan guide chart,dikoneksikan ke chart carrier,lead screw dan clock 3.2.3 Chamber Merupakan ruang kosong sebagai tempat Stylus Carrier Assy Sapphire dan
Standard Lead Screw Assy.
Gambar 4.4 Clock, R ecorder dan Chamber
3.2.4 Elemen/Sensor Tekanan dan temperature Berguna sebagai sensor untuk mengengetahui seberapa besar tekanan dan
temperature didalam sumur.
Gambar Sensor KPG
Gambar Sensor KTE 3.2.5 Stylus merupakan jarum tajam yang dikoneksikan ke top jewel assembly
berfungsi sebagai alat tulis, bergerak secara mekanikal akibat pergerakan element spiral mengikuti perubahan tekanan/temperature dalam sumur.
3.2.6 Stylus tension adalah alat untuk mengatur tekanan stylus terhadap black chart agar stylus
dapat berfungsi dengan baik
Gambar Stylus Tension 3.2.7 Black Chart lembaran logam dilapisi carbon tipis berfungsi sebagai media untuk
menuliskan / menggoreskan data hasil pengukuran dalam sumur berupa grafik
Gambar 4.5 Black Chart 3.2.8 Black Chart Reader Alat yang digunakan untuk membaca black chart. dilengkapi mikroskop dengan ukuran mili meter atau inch.
Gambar 4.6 Chart Reader 3.2.9
Dummy
alat untuk menjajaki kedalaman sumur sebelum melakukan pengukuran bawah permukaan. 3.2.10 Wirelogging Unit Mobile
Sebuah mesin yang digerakkan dengan hydrolik untuk menggulung slickline ke dalam drum yang di topang dengan crane. Berikut bagian-bagian Wirelogging Unit Mobile
Gambar 4.8 Wirelogging Unit Mobile .
3.2.11 Lubricator rangkaian pipa yang dapat dikoneksikan dengan kepala sumur yang berfungsi
untuk jalan keluar masuk alat ukur dan slickline kedalam sumur dan sebagai pengaman saat sumur bertekanan
Gambar Lubricator 3.2.12 Motor winch unit mesin yang digerakan dengan hydroulik untuk menggulung slickline ke
dalam drum. 3.2.13 Deep Speed Tension Unit (DSTU)
Merupakan rangkaian peralatan untuk mengukur yang diletakkan didalam ruang control untuk mengukur kedalaman, kecepatan dan tension pada KPG
Gambar Deept speed tension unit dan Weigh i ndicator
3.2.14 Weight indicator
alat untuk mengetahui beban alat ukur + slickline saat masuk atau cabut dari dalam sumur sehingga dapat mengetahui kondisi alat duduk atau tersangkut dalam sumur. 3.2.15 Plat form / Scafollding
tangga naik ke kepala sumur dimana pekerja bisa bekerja dengan aman dan lebih leluasa. 3.2.16 Detector H2S dan CO
alat untuk mendeteksi kadar gas yang keluar dari sumur apabila terjadi kebocoran saat pengukuran berlangsung. 3.2.17 Rope socked
Alat penghubung KPG dan Wireline
Gambar Rope socked
3.2.18 Bull Nose
Alat yang berbentuk runcing yang diletakkan di ujung rangkaian berfungsi sebagai pemberat
3.2.19 Wireline
Berupa kabel yang terhubung dengan Crane sebagai penahan untuk menurunkan atau menaikkan KPG/KTG ke dalam lubang sumur.
Gambar 4.10 Wireline 3.2.20 Operator Room Sebuah ruangan tempat operator untuk mengoperasikan wireline logging.
Gambar 4.11 Operator R oom
4. Proses/Langka Kerja Pengukuran KPG dan KTE 3.1 Penjajakan sumur menggunakan Dummy 1) Siapkan semua peralatan penjajakan,pastikan semua alat dalam keadaan
baik 2) Hubungkan lubricator pada wellhead sumur yang akan di ukur 3) Rangkaikan wireline dan pasangkan pada dummy kemudian masukan
dummy kedalam sumur melalui Lubricator 4) Turunkan dummy dan ukur serta catat kedalaman sumur yang aman 5) Setelah didapatkan kedalaman sumur yang aman, tarik Dummy ke
permukaan dan keluarkan dari sumur melalui Lubricator
3.2 Pengukuran Tekanan dan Temperature Dalam Sumur 1) Persiapkan semua peralatan KPG/ KTE,pastikan semua peralatan dalam
keadaan baik dan tidak rusak 2) Posisikan wireline mobile unit pada posisi yang aman dan stabil sekitar 10
m dari sumur 3) Hubungkan wireline dengan rangkaian alat pengukuran melalui Rope
Socked 4) Masukan Rangkaian KPG/KTE kedalam sumur melalui Lubricator namun
sebelumnya pastikan top valve dan master valve terbuka 5) Turunkan rangkaian dengan kecepatan penurunan 50 meter/menit 6) Rendam rangkaian KPG selama 5 menit dan 7 menit untuk KTE per 200
meter kedalaman dan catat kedalaman serta waktu perendaman
Gambar Proses Running peralatan 3.3 Proses pencabutan rangkaian KPG dan KTE 1) Setelah rangkaian sampai pada kedalaman maksimum, tarik rangkaian ke permukaan dengan kecepatan maksimum 40 meter/menit 2) Pada saat rangkaian telah sampai pada Lubricator, tutup top valve dan keluarkan rangkaian dari lubricator 3) Dingankan rangkaian terlebih dahulu kemudian buka selubung recorder dan keluarkan black chart 4) Lepaskan sambungan-sambungan pada rangkaian dan bersikan agar terhindar dari kerusakan. 5) Simpan kembali peralatan pada tempatnya.
Gambar Proses pengluaran black chart dari rangkaian
Hasil Pembelajaran Pengukuran Sumur Dengan Pressure Temperature Spinner (PTS) 1. Tujuan 1.1 mengetahui informasi mengenai temperature dan pressure serta aliran fluida
didalam sumur 1.2 Mengetahui zona – zona yang memberikan kontribusi entry fluida produksi
maupun yang tidak memberikan kontribusi (feed zone reservoir). 1.3 Mengetahui puncak cairan sumur. 1.4 Sebagai
keperluan keteknikan ekploitasi reservoir seperti penentuan
monitoring decline (produksi, tekanan dan temperature) 1.5
Memonitoring perubahan-perubahan data tekanan dan temperature pada sumur.
1.6 Mengetahui kondisi lubang sumur.
2. Deskripsi Alat
PTS merupakan rangkaian alat pengukuran Tekanan, Temperatur dan Laju aliran fluida sumur sekaligus dalam satu rangkaian peralatan yang menggunakan alat ukur sensor Tekanan, Temperatur dan Spinner dengan menggunakan alat rekam memory atau real time.Perbedaan utama antara PTS denga KPG/KTE yaitu data hasil pengukuran PTS merupakan data digital yang langsung didownload ke computer sedangkan KPG/KTE masih menggunakan Black Chart 3. Rangkaian Peralatan pengukuran PTS 3.1 Lubricator Rangkaian pipa yang dapat dikoneksikan dengan kepala sumur yang berfungsi untuk jalan keluar masuk alat ukur dan slickline kedalam sumur dan sebagai pengaman saat sumur bertekanan
Gambar Lubri cator pada Wellhead 3.2 Motor winch unit / Mobile logging mesin yang digerakan dengan hydroulik untuk menggulung slickline ke dalam drum. 3.3 Wireline merupakan kawat penghantar alat ukur untuk masuk dalam sumur. 3.4 Weight indicator alat untuk mengetahui beban alat ukur + slickline saat masuk atau cabut dari dalam sumur sehingga dapat mengetahui kondisi alat duduk atau tersangkut dalam sumur. 3.5 Dummy alat untuk menjajaki kedalaman sumur sebelum melakukan pengukuran bawah permukaan. 3.6 PTS Memory tool alat instrument untuk mendeteksi tekanan-temperature-spinner dalam sumur data disimpan dalam bentuk digital. 3.7 Laptop digunakan untuk monitor kedalaman (depth), kecepatan (speed), beban (tension) dan untuk men-download data hasil pengukuran.
3.8 SRO (Survey Read Out) box alat
yang
di
koneksikan
dengan
laptop
dan
encoder
untuk
men-
singkronisasikan data tool sebelum melakukan pengukuran dan juga pada saat men-download data hasil pengukuran.
Gambar SR O box 3.9 Kikir alat yang di gunakan untuk memotong slick line 3.10 Tang jepit alat yang digunakan untuk menjepit slick line pada saat merangkai pengait rope socket. 3.11 Plat form / Scafollding tangga naik ke kepala sumur dimana pekerja bisa bekerja dengan aman dan lebih leluasa. 3.12 Detector H2S dan CO, alat untuk mendeteksi kadar gas yang keluar dari sumur apabila terjadi kebocoran saat pengukuran berlangsung. 3.13 APD (Alat Pelindung Diri) adalah pakaian kerja standard, helm, kaca mata safety, ear plug, sarung tangan, sepatu safety, dan full body harness yang digunakan untuk melindungi keselamatan pekerja.
4. Proses/Langka Kerja Pengukuran 4.1 Penjajakan Kedalam Sumur Menggunakan Dummy
1. Siapkan semua peralatan penjajakan,pastikan semua alat dalam keadaan
baik 2. Hubungkan lubricator pada wellhead sumur yang akan di ukur 3. Rangkaikan wireline dan pasangkan pada dummy kemudian masukan
dummy kedalam sumur melalui Lubricator 4. Turunkan dummy dan ukur serta catat kedalaman sumur yang aman 5. Setelah didapatkan kedalaman sumur yang aman, tarik Dummy ke
permukaan dan keluarkan dari sumur melalui Lubricator
4.2 Pengukuran PTS Dalam Sumur 1. Persiapkan semua peralatan PTS dan cek kondisi
peralatan pastikan
semua peralatan dalam keadaan baik dan tidak rusak 2. Hubungkan PTS dengan Labtop melalui SRO box 3. Setting PTS untuk menyesuaikan waktu dan kedalaman 4. Posisikan wireline mobile unit pada posisi yang aman dan stabil sekitar 10
m dari sumur 5. Hubungkan wireline dengan rangkaian pengukuran PTS melalui Rope
Socked 6. Masukan Rangkaian PTS kedalam sumur melalui Lubricator namun
sebelumnya pastikan top valve dan master valve terbuka 7. Turunkan Rankaian sambil terus monitoring Depth,Speed dan Weight
pada DSTU dan labtop 8. Turunkan rangkaian dengan kecepatan penurunan 30-40 meter/menit
Gambar Pr oses Setting PTS 4.2 Proses pencabutan rangkaian KPG 1. Setelah rangkaian sampai pada kedalaman maksimum, tarik rangkaian ke
permukaan dengan kecepatan maksimum 40 meter/menit 2. Pada saat rangkaian telah sampai pada Lubricator, tutup top valve dan
keluarkan rangkaian dari lubricator 3. Dingankan rangkaian terlebih dahulu kemudian buka selubung rangkaian
kemudian hubungkan kembali rangkaian PTS ke labtop melalui SRO box 4. Download data hasil pengukuran dari rangkaian PTS 5. Lepaskan sambungan-sambungan pada rangkaian dan bersikan agar
terhindar dari kerusakan. 6. Simpan kembali peralatan pada tempatnya.
Gambar Proses pencabutan PTS