LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH BANDARA SOEKARNO-HATTA TANGGERANG PROVINSI BANTEN Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Akademik Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil Strata Satu (S1)
Disusun oleh : MUHAMMAD FAHRUROZI F 2411 141 010
HENDRIO WIJAYA 2411 141 085
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2017
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalamu’alaikum Wr. – Wb., Wb., Puji syukur kepada Allaah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala berkah dan rahmat yang telah diberikan-Nya, sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan. Laporan Kerja Praktek dengan judul
“Proyek
Pekerjaan
Peningkatan
Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten ” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil Strata Satu di Universitas Jenderal Achmad Yani. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan do ’a dari berbagai pihak, Laporan Kerja Praktek ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek ini, yaitu kepada: 1. Bapak Susanto Sambasari, ST., MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani; 2. Bapak Ronni Is Rono Hadinagoro, Ir., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani; 3. Bapak Laode Adzan Muzahab, ST., S.Si., MT. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah memberikan bimbingan dan banyak memberikan masukan kepada penulis; 4. Ibu Dr. Ir. Ariani Budi S., MT., selaku dosen wali yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek di Semester Genap Tahun Akademik 2016-2017 ini; 5. Bapak Ir. Wahyu Dadang S., MM., selaku Pimpinan Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
i
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalamu’alaikum Wr. – Wb., Wb., Puji syukur kepada Allaah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala berkah dan rahmat yang telah diberikan-Nya, sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan. Laporan Kerja Praktek dengan judul
“Proyek
Pekerjaan
Peningkatan
Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten ” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil Strata Satu di Universitas Jenderal Achmad Yani. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan do ’a dari berbagai pihak, Laporan Kerja Praktek ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek ini, yaitu kepada: 1. Bapak Susanto Sambasari, ST., MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani; 2. Bapak Ronni Is Rono Hadinagoro, Ir., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani; 3. Bapak Laode Adzan Muzahab, ST., S.Si., MT. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah memberikan bimbingan dan banyak memberikan masukan kepada penulis; 4. Ibu Dr. Ir. Ariani Budi S., MT., selaku dosen wali yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek di Semester Genap Tahun Akademik 2016-2017 ini; 5. Bapak Ir. Wahyu Dadang S., MM., selaku Pimpinan Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
i
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Soekarno- Hatta yang berkenan memberi izin penulis untuk melaksanakan kerja praktek di proyek yang sedang berjalan; 6. Bapak Rullyawan, ST., selaku pembimbing lapangan Kerja Praktek yang penulis laksanakan pada proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tanggerag, Banten. 7. Seluruh staff PT.PP (Persero) – Jaya Jaya Konstruksi JAKON(Konsorsium) yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu kepada penulis selama pelaksanaan Kerja Praktek pada proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta . Tanggerag, Banten. 8. Orang tua, kakak, adik-adik dan keluarga yang telah memberikan do’a, dukungan moril maupun materi serta kasih sayang yang tiada hentinya sehingga penulis tetap bersemangat melaksanakan Kerja Praktek dan menyusun Laporan Kerja Praktek ini; 9. Teman-teman Teman-teman yang selalu mendo’akan, menyemangati, menye mangati, memberi masukan, dukungan moril dan materi kepada penulis; dan 10. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan Laporan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu, panulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat bermanfaat bagi penulis agar laporan kerja praktek ini menjadi lebih baik lagi. Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya membacanya di kemudian hari. Terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr. – Wb. Wb.
Cimahi, 2017
Penulis
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
ii
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1.
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2.
Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
1.3.
Tempat dan Waktu Kerja Praktek ............................................................ 2
1.4.
Ruang Lingkup Kerja Praktek .................................................................. 3
1.5.
Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 4
1.6.
Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6 TINJAUAN UMUM PROYEK .............................................................................. 6 2.1.
Latar Belakang Proyek ............................................................................. 6
2.2.
Pengertian Proyek..................................................................................... 9
2.3.
Deskripsi Proyek ...................................................................................... 9
2.4.
Lokasi Proyek ......................................................................................... 10
2.4.1
Data Proyek ..................................................................................... 11
2.4.2
Data Konsultan dan Kontraktor Proyek .......................................... 11
2.5.
Data Teknis Proyek ................................................................................ 11
2.5.1 2.6.
Data Finansial Proyek ..................................................................... 17
Struktur Organisasi Proyek..................................................................... 17
2.6.1
Hubungan Kontrak dan Hubungan Kerja Sama .............................. 19
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
iii
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
2.6.2 2.7.
Secara Struktur Organisasi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa ....... 21
Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi ................................................. 44
2.7.1
Kegiatan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi ........................... 44
2.7.2
Ketentuan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi ......................... 45
2.8.
Pelelangan .............................................................................................. 45
2.9.
Jenis Kontrak .......................................................................................... 46
2.10.
Tahap Pelaksanaan di Lapangan ......................................................... 46
BAB III ................................................................................................................. 48 TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK DAN PENGAWASAN..................... 48 KONSTRUKSI ..................................................................................................... 48 3.1
Metode Pekerjaan Proyek ....................................................................... 48
3.1.
Metode Perancangan .............................................................................. 48
3.1.1.
Pekerjaan Persiapan ........................................................................ 48
3.1.2.
Site Management Plan..................................................................... 49
3.1.3.
Pedoman Pengukuran...................................................................... 58
3.2.
Peralatan dan Bahan Kontruksi .............................................................. 59
3.2.1.
Peralatan Kontruksi ......................................................................... 59
3.2.2.
Bahan Kontruksi ............................................................................. 71
3.3.
Pekerjaan Pengolahan Limbah Cair ....................................................... 76
3.3.1.
Pekerjaan Tanah .............................................................................. 76
3.3.2.
Pekerjaan Sawege Treatment Plant ................................................. 76
3.3.3.
Pekerjaan Mekanikal ....................................................................... 78
3.3.4.
Pekerjaan Elektronika STP ............................................................. 81
3.3.5.
Pekerjaan Elektrikal STP ................................................................ 82
3.4.
Pengawasan dan Pengendalian ............................................................... 83
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
iv
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
3.5.1
Pengawasan dan Pengendalian Mutu .............................................. 83
3.4.1.
Pengawasan dan Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkunga(K3L) ..................................................................................... 86 3.5.
Pengadaan Tenaga Kerja ........................................................................ 88
3.6.
Rencana Kerja ........................................................................................ 89
3.6.1.
Time Schedule................................................................................. 89
3.6.2.
Kurva S ........................................................................................... 89
3.6.3.
Shop Drawing ................................................................................. 90
3.7.
Sistem Pelaporan Proyek, Administrasi Proyek, Rapat Proyek ............. 90
3.5.1
Sistem Laporan................................................................................ 90
3.7.2
Administrasi Proyek ........................................................................ 92
3.7.3
Rapat Koordinasi............................................................................. 93
BAB IV ................................................................................................................. 94 TINJAUAN KHUSUS PROSES PEMBUATAN CLARIFIER SECONDRY DI BANDARA SOEKARNO-HATTA ..................................................................... 94 4.1
Latar Belakang ....................................................................................... 94
4.2
Landasan Teori ....................................................................................... 94
4.2.1
Fungsi dan Prinsip Kerja Clarifier .................................................. 95
4.2.2
Jenis-jenis Clarifier ......................................................................... 98
4.3
Pengerjaan Pekerjaan Clairifier Secodary ............................................ 101
4.4
Permasalahan proses pekerjaan ............................................................ 119
BAB V ................................................................................................................. 120 PENUTUP........................................................................................................... 120 5.1
Kesimpulan ........................................................................................... 120
5.2
Saran ..................................................................................................... 120
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
v
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 121
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Lokasi Proyek ................................................................................... 3 Gambar 1. 2 Site Plan ............................................................................................ 3 Gambar 2. 1 Lokasi proyek ................................................................................. 10 Gambar 2. 2 Site Plant ......................................................................................... 10 Gambar 3. 1 Lokasi Proyek ................................................................................. 50 Gambar 3. 2 Site Plan .......................................................................................... 50 Gambar 3. 3 Pintu Masuk .................................................................................... 51 Gambar 3. 4 Lokasi Direksi Keet ........................................................................ 51 Gambar 3. 5 Kantor Kontraktor PT.PP ( Persero )-JAKON(KSO) Tbk ............ 52 Gambar 3. 6 Kantor Konsultan MK PT. Aria Graha ........................................... 52 Gambar 3. 7 Ruang Rapat.................................................................................... 52 Gambar 3. 8 Gudang bahan bangunan................................................................. 53 Gambar 3. 9 Gudang Material ............................................................................. 53 Gambar 3. 10 Pos Keamanan .............................................................................. 54 Gambar 3. 11 Area Parkir Motor ......................................................................... 55 Gambar 3. 12 Area Parkir Mobil ......................................................................... 55 Gambar 3. 13 Instalasi Listrik ............................................................................ 56 Gambar 3. 14 Tempat Beribadah ......................................................................... 56 Gambar 3. 15 Toilet ............................................................................................. 57 Gambar 3. 16 Tempat tinggal pegawai ................................................................ 57 Gambar 3. 17 Rak Penyimpanan Helm ............................................................... 58 Gambar 3. 18 Pengukuran Oleh Surveyor ........................................................... 58 Gambar 3. 19 Mobile Crane ................................................................................ 59 Gambar 3. 20 Excavator ...................................................................................... 60 Gambar 3. 21 Waterpass dan Theodolit ............................................................. 60 Gambar 3. 22 Main Frame ................................................................................... 61
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
vi
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 23 Jake Base ...................................................................................... 61 Gambar 3. 24 U-Base .......................................................................................... 62 Gambar 3. 25 Ledger Frame ................................................................................ 62 Gambar 3. 26 Bekisting Konvensional Untuk Kolom......................................... 63 Gambar 3. 27 Bekisting Konvensional Untuk Balok .......................................... 64 Gambar 3. 28 Bar Cutter...................................................................................... 64 Gambar 3. 29 Bar Bender .................................................................................... 65 Gambar 3. 30 Truck Mixer Concrete .................................................................. 65 Gambar 3. 31 Concrete Bucket............................................................................ 66 Gambar 3. 32 Concrete Vibrator ......................................................................... 66 Gambar 3. 33 Dump Truck .................................................................................. 67 Gambar 3. 34 Gerobak Sorong ............................................................................ 67 Gambar 3. 35 Mesin Las ..................................................................................... 68 Gambar 3. 36 Satu Set Alat Slump Test .............................................................. 68 Gambar 3. 37 Trymix .......................................................................................... 69 Gambar 3. 38 Mesin Saking Pile ......................................................................... 69 Gambar 3. 39 Test Sondir dan Boring ................................................................. 70 Gambar 3. 40 Mesin Diesel dan Mesin Robin..................................................... 71 Gambar 3. 41 Hydrant ......................................................................................... 71 Gambar 3. 42 Lampu Sorot Hologen .................................................................. 71 Gambar 3. 43 Kawat Bendrat .............................................................................. 72 Gambar 3. 44 Beton Decking .............................................................................. 72 Gambar 3. 45 Tulangan ....................................................................................... 73 Gambar 3. 46 Beton ready-mixed........................................................................ 73 Gambar 3. 47. Sika Viscocrete 3115N ............................................................... 74 Gambar 3. 48 Sterofoam ...................................................................................... 75 Gambar 3. 49 Bata Ringan .................................................................................. 75 Gambar 3. 50 Pipa DCIP dan Pipa HDPE ........................................................... 76 Gambar 3. 51 Slump test menggunakan kerucut Abrahams ............................... 84 Gambar 3. 52 Pemerikasaan tulangan ................................................................. 85 Gambar 3. 53 Pemerikasaan hasil uji tekan kuat beton ....................................... 86
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
vii
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 54 Papan mengenai informasi K3L ................................................... 88 Gambar 3. 55 informasi Tenaga Kerja ................................................................ 89
Gambar 4. 1 Rectangular Clarifier ...................................................................... 98 Gambar 4. 2 Circular Clarifiers ........................................................................... 99 Gambar 4. 3 Circular Clarifiers ........................................................................... 99 Gambar 4. 4 Vertical-Clarifier........................................................................... 100 Gambar 4. 5 Clarifier-Thickener ....................................................................... 100 Gambar 4. 6 Mobile Crane ................................................................................ 102 Gambar 4. 7 Concrete pump truck..................................................................... 103 Gambar 4. 8 Excavator ...................................................................................... 103 Gambar 4. 9 Waterpass dan Theodolit .............................................................. 104 Gambar 4. 10 Bar Cutter Listrik Bar ................................................................. 104 Gambar 4. 11 Bar Bender .................................................................................. 105 Gambar 4. 12 Concrete Vibrator Concrete ........................................................ 105 Gambar 4. 13 Dump Truck ................................................................................ 106 Gambar 4. 14 Mesin Las ................................................................................... 106 Gambar 4. 15 Satu Set Alat Slump .................................................................... 107 Gambar 4. 16 Mesin Saking Pile ...................................................................... 108 Gambar 4. 17 Lampu Sorot Hologen ............................................................... 108 Gambar 4. 18 Kawat Bendrat ........................................................................... 109 Gambar 4. 19 Beton Decking ........................................................................... 109 Gambar 4. 20 Tulangan .................................................................................... 110 Gambar 4. 21 Beton Ready-Mixed .................................................................... 110 Gambar 4. 22 Pemasangan pondasi tiang pancang .......................................... 112 Gambar 4. 23 Pemasangan pondasi tiang pancang .......................................... 112 Gambar 4. 24 Penggalian tiang pancang .......................................................... 112 Gambar 4. 25 Pemasangan Tulangan Clairifier Secondary ............................. 114 Gambar 4. 26 Pemasangan Tulangan Clairifier Secondary ............................. 115 Gambar 4. 27 Pemasangan Bekisting dinding clairifier ................................... 116 Gambar 4. 28 Pemasangan Bekisting dinding clairifier ................................... 116
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
viii
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 29 Test Slump .................................................................................. 117 Gambar 4. 30 Pengecoran Dinding Clarifier ..................................................... 117 Gambar 4. 31 Pengecoran Dinding Clarifier ..................................................... 118 Gambar 4. 32 Pelepasan Bekisting Clairifier ................................................... 118
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
ix
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Dunia teknik sipil memegang peran penting dalam perkembangan pembangunan di setiap negara. Oleh karena itu dibutuhkan ahli-ahli sipil yang berpotensi dan mengenal benar mengenai dunia teknik sipil. Pada masa
pemerintahan
pembangunan.
Mulai
sekarang dari
sedang
darat
gencar-gencarnya
hingga
laut
menjadi
melakukan konsentrasi
pembangunan. Dengan hal ini di ambil kesimpulan bahwa Indonesia sedang ada dalam masa pembangunan. Dengan adanya indikasi tersebut, berarti membutuhkan tenaga ahli terutama dibidang teknik sipil yang sangat banyak. Apabila tenaga kerja lokal tidak memadai ataupun tidak memiliki kapabilitas dan kualitas yang baik, tentulah harus mencari tenaga kerja asing. Terlebih di tahun 2017 nanti, akan diberlakukan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang tentunya akan menjadi gerbang pembuka untuk masuknya tenaga asing ke Indonesia. Oleh karena itu, tenaga kerja Indonesia diharapkan memiliki daya saing tinggi agar tidak kalah dengan kemampuan tenaga kerja asing. Untuk memenuhi hal tersebut, maka sebagai seorang mahasiswa khususya teknik sipil, dituntut untuk memiliki kemampuan dalam membangun berbagai infrastruktur serta mampu mengatasi permasalahan permasalahan yang dihadapi selama prosesnya. Namun untuk mencapainya dibutuhkan proses belajar yang cukup panjang dan tidak hanya didapatkan melalui pendidikan di bangku kuliah ataupun di laboratorium saja, tetapi juga diperlukan suatu pendidikan berupa kerja praktek yang menurunkan mahasiswa langsung ke dalam suatu proyek konstruksi. Dengan adanya kegiatan kerja praktek ini, diharapkan mahasiswa teknik sipil mendapatkan pengalaman nyata dan gambaran yang jelas mengenai
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
1
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
hal-hal yang terjadi di lapangan serta mampu mempraktikan secara langsung teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan. Pada
kesempatan
ini,
kerja
praktek
dilaksanakan
pada
Proyek
Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno-Hatta yang berlokasi di Tanggerang, provinsi Banten. Proyek tersebut dilaksanakan oleh PT. Angkasa Pura II (AP 2) dan dilaksanakan oleh PT. Pembangunan Perumahan PP (Persero) dan PT. Jaya Konstruksi JAKON (Konsorsium) yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PP (Persero) dan Badan Usaha Milik Daerah BUMD JAKON ( Konsorsium) yang bergerak dalam bidang engineering and construction.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah agar mahasiswa mampu belajar mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah. Sehingga diharapkan setelah melaksanakan kerja praktek ini mahasiswa
memperoleh
pengalaman
dan
pengetahuan
mengenai
pelaksanaan pekerjaan di bidang teknik sipil di lapangan. Tujuan yang hendak dicapai melaui pelaksanaan kerja praktek ini yakni: 1. agar mahasiswa kelak mampu melaksanakan pembangunan infrastruktur di lapangan; 2. mengetahui
permasalahan-permasalahan
yang
terjadi
di
lapangan
sehingga mengetahui solusi penanganannya; dan 3. agar lulusan Teknik Sipil Unjani menjadi lebih siap lagi ketika terjun ke dunia kerja. 1.3. Tempat dan Waktu Kerja Praktek
Tempat berlangsungnya kerja praktek yang dilaksanakan oleh penulis adalah Proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih Dan Air Limbah Bandara Soekarno-Hatta,
yang
berlokasi
di
Bandara
Soekarno-Hatta
Tanggerang, Provinsi Banten.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
2
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 1. 1 Lokasi Proyek
Gambar 1. 2 Site Plan
Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2017 dan berakhir pada tanggal 04 Agustus 201 (30 hari kerja). 1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan oleh mahasiswa dengan cara meninjau langsung di lapangan serta ikut mengawasi proses pelaksanaan selama satu bulan. Karena keterbatasan waktu, maka pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek ini tidak dapat diikuti seluruhnya hingga selesai. Sehingga ruang lingkup kerja praktek yang ditinjau oleh penulis pada Proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah dengan membuat beberapa bangunan di Sawage Treatment Plant (STP).
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
3
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Pembahasan laporan kerja praktek ini hanya menitik beratkan pada metode pengelolaan air bersih, air limbah, dan hydrant dan manajemen konstruksi. Pekerjaan struktur yang ditinjau antara lain: 1. pekerjaan persiapan 2. pekerjaan struktur bawah ( sub stukture) 3. pekerjaan struktur atas (upper stukture) 4. pekerjaan finishing 5. sistem jaringan air bersih dan air limbah. Sedangkan manajemen konstruksi yang ditinjau adalah: 1. pemindah tanganan proyek 2. pengawasan mutu 3. pengendalian waktu dan biaya 4. pengawasan K3L (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan). 1.5. Metode Pengumpulan Data
Metodelogi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut: 1) Observasi Dalam hal ini data diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan yang disertai dengan dokumentasi berupa catatan dan foto-foto di lapangan. 2) Wawancara atau interview Melalui metode wawancara atau interview ini data diperoleh melalui tanya jawab dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut, di antaranya manager proyek, pengawas lapangan, drafter , pekerja/ tukang dan lain-lain. 3) Studi literatur Studi literatur dilakukan melalui pengumpulan data dan informasi yang bersumber dari buku, literatur, diktat serta dokumen-dokumen yang menunjang dan sesuai dengan bahasan yang penulis ambil. 4) Bimbingan dari dosen pembimbing dan pembimbing lapangan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
4
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
1.6. Sistematika Penulisan
Laporan Kerja Praktek ini disusun dalam bentuk bab demi bab dan terdiri dari lima bab yang di dalamnya terbagi dalam beberapa bagian yang akan diuraikan. Secara garis besar, sistematika laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan dalam bab ini meliputi informasi umum proyek, hal-hal yang menjadi pertimbangan mengapa proyek ini dinilai cukup pantas untuk dijadikan tempat kerja praktek. 2. BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
Pembahasan dalam bab ini mengenai informasi proyek yang diperoleh hasil mempelajari dokumen-dokumen yang didapatkan selama kerja praktek. Dokumen-dokumen tersbut meliputi dokumen lelang, dokumen kontrak, spesifikasi teknis, gambar kerja, laporan harian atau laporan mingguan serta risalah-risalah rapat proyek. Unsur-unsur pelaksanaan proyek dijelaskan dengan bantuan bagan organisasi yang menunjukkan keterkaitan tugas dan kewajiban masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya. 3. BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI
Pembahasan dalam bab ini mengenai pelaksanaan proyek secara umum, sehingga dapat menjadi gambaran mengenai pelaksanaan proyek ini dan hal-hal yang terjadi selama proyek berlangsung. 4. BAB
IV
TINJAUAN
KHUSUS
PROSES
PEMBUATAN
STRUKTUR BANGUNAN CLARIFIER SECONDARY
Pembahasan dalam bab ini adalah Peroses Pembuatan Struktuk Carifier Secondry. 5. BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil akhir laporan kerja praktek yang telah dilaksanakan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
5
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Proyek
Pertumbuhan populasi dan peningkatan aktivitas ekonomi yang semakin pesat akhir-akhir ini, berdampak pada tingginya kenaikan mobilitas orang dan barang yang terjadi fasilitas perhubungan atau konektivitas, seperti Bandar udara (bandara), pelabuhan laut, stasiun, dan terminal kendaraan. Perkembangan ekonomi dan teknologi yang menuntut kecepatan mobilitas tinggi menempatkan bandara menjadi salah satu fasilitas yang banyak digunakan di karenakan tranfortasi dengan menggunakan pesawat dinilai dapat menghemat waktu dan tenaga sekalipun terkadang akan lebih mahal pada biaya tranfortasinya Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH), yang merupakan simpul utama (main hub) seluruh aktifitas masuk dan keluar ke atau dari wilayah megapolitan DKI Jakarta dan sekaligus juga sebagai titik masuk utama (entri poin) pendatang dari luar negri ke Indonesia, mengalami tekanan beban yang berlipat dalam beberapa decade terakhir ini. Dengan total jumlah pergerakan penumpang yang mendekati 58 juta/tahun
dan
tingkat
pertumbuhan
mencapai
19,2%
tentunya
menempatkan bandara ini menjadi salah satu dari 10 bandara tersibuk di dunia. Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH), seperti yang kita ketahui merupakan bandara utama yang melayani wilayah Jakarta dan sekitarnya di pulau Jawa, Indonesia, bersama dengan Badara Halim Perdanakusuma. Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH) memiliki 150 check-in counter, 30 carrousels bagasi dan 42 gerbang. Setiap sub – terminal memiliki 25 loket check-in, 5 carrousels bagasi dan 7 gerbang. Melihat tingginya aktivitas yang terjadi di Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH), maka di butuhkan perhatian yang cukup terhadap
pemenuhan
kepuasan pengunjung, diantranya adalah kepuasan terhadap fasilitas
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
6
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP). PT.Angkasa Pura (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH) telah menyusun grand desain Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH) yang di jabarkan dalam besicdesain Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH) tahap satu yang merupakan konsep perancangan dan pengembangan bandara yang mengacu pada rancangan induk Bandar udara Soekarno Hatta sebagaimana di tetapkan dalam keputusan mentri perhubungan nomor: KM48 Tahun 2008. Fasilitas-fasilitas yang akan di kembangkan sesuai dengan besic desain Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH) tahap 1 diantranya adalah landsekap kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH), revitalisasi terminal 1 dan 2, pembangunan terminal 3 ultimate, intake ratage building, stilling basin commercial area, terminal kargo, dan fasilitas penunjang lainnya. Keseluruhan bangunan dan fasilitas tersebut di hubungkan dengan fasilitas koneksi seperti People mover system, kereta api dan infrastruktur kawasan. Adapun perencanaan sisi udara mencakup pembangunan east connection taxiway, apron terminal 3 ultimate, apron terminal kargo, dan fasilitas sisi udara lainnya. Fasilitas yang ada saaat ini tentunya membutuhkan perawatan dan audit untuk memastikan bahwa fasilitas tersebut tetap layak di gunakan sehingga kenyamanan pengunjung tetap terjamin. Akan tetapi, beberapa waktu belakangan ini, baru saja terjadi gangguan suplai air bersih di Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH). Salah satu penyebab dari gangguan suplai air bersih tersebut adalah karena terjadinya kebocoran pipa yang beriimbas pada berkuranya debit aliran air bersih ke terminal tertentu. Hal ini
tentunya
tidak
hanya
berdampak
pada
menurunnya
kepuasan
pengunjung, tetapi jga pada terhambatnya berbgai aktivitas di Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH). Kebocoran pipa diduga terjadi sebagai akibat beberapa hal diantaranya karena usia pipa yang sudah cukup tua dan pemeliharaan jaringan perpipaan yang ada selama ini kurang tepat.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
7
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Melihat kondisi fasilitas Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP) yang ada saat ini dan arah pengembangan Bandara Internasional Soekarno Hatta ((BSH) mengacu pada basic desain tahap satu, maka perlu di lakukan proyeksi pengunjung dan pengguna fasilitas bandara untuk beberapa tahun mendatang sekaligus memastikan apakah fasilitas Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP) yang ada saat ini sudah layak dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung sesuai dengan standar pelayanan bandara kelas internasional. Peningkatan jumlah pengunjung dan perkembangan aktifitas serta fasilitas yang ada di Bandara Internasional Soekarno Hatta BSH merupakan faktor yang harus di perhatikan dalam perrencanaan penyediaan dan peningkatan fasilitas Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP) bandara kebanggan Indonesia ini. Oleh karena itu, pihak otoritas pengelelola yang dalam hal ini PT. Angkasa Pura II (Persero) perlu meninjau kembali perencanaan teknis yang sudah dibuat, sehingga nantinya Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH) dapat memberikan layanan publik secara maksimal dan optimal. Peningkatan
beban
penumpang
ini
akan
berdampak
langsung
meningkatnya beban utilitas pendukung seperti kebutuhan air bersih dan timbunan limbah padat (sampah) serta air bekas (Limbah Cair) yang harus di kelola. Melihat sangat tingginya peningkatan jumlah penumpang dan aktivitas yang terjadi di Bandara Internasional Soekarno Hatta (BSH), maka sangat di butuhkan perhatian yang tinggi dari menegement otoritas pengelola bandara PT. Angkasa pura II (Persero) terhadap pemenuhan kepuasan pengunjung atau penumpang yang akan menggunakan fasilitas bandara salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan terhadap fasilitas Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP) yang di dalamnya meliputi utilitas pelayanan air bersih, air bekas dan hydrant. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, PT. Angkasa Pura II (Persero) telah membuat Detail Engeneering Desain (DED) untuk fasilitas Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP) bagi seluruh kawasan bandara Internasional Soekarno Hatta yang di kerjakan dengan bantuan konsultan perencana yang tunjuk.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
8
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Begitu besarnya ekspektasi yang di berikan kepada bandara kebanggan bangsa Indonesia ini serta mencermati tantangan serta peluang kedepan, PT. Angakas Pura II (Persero) ingin memastikan Detail Engeneering Desain (DED) fasilitas Mechanical Electrical dan Plumbin (MEP) yang sudah di buat memenuhi standar internasional dengan mengedepankan efesiensi, efektifitas, dan keandalan oprasi dan pemeliharaan yang di butuhkan nantinya. 2.2. Pengertian Proyek
Proyek dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas pekerjaan, yang terdiri dari rangkaian bagian pekerjaan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain dan melibatkan banyak orang serta sumberdaya untuk mengerjakan segala sesuatu didalamnya, dengan biaya serta waktu tertentu, yang meliputi persiapan, survey , penyusunan konsep, hingga pada tahap implementasi konsep tersebut, yang pada akhirnya secara bersama-sama mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam kurun waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk menyelesaikan suatu tugas yang sasarannya telah digariskan secara jelas. 2.3. Deskripsi Proyek
Lokasi Proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Limbah, di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Propinsi Banten. dilihat dari lokasi, Proyek ini berada di kawasan banadara soekarno hatta. Pembangunan Proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Limbah ini berfungsi sebagai pengolahan air limbah menjadi air bersih. Proyek ini meliputi pembangunan 12 bangunan pengolahan air limbah. Adapun letak pembangunan proyek tersebut adalah : 1. Sebelah Utara
: Jalan Perimeter Utara
2. Sebelah Barat
: Terminal 3
3. Sebelah Timur
: Sungai Kali Dadap
4. Sebelah Selatan
: Pom Bensin Bandara
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
9
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
2.4. Lokasi Proyek
Proyek peningktan kapasitas jaringan air bersih dan limbah ini merupakan pengelolaan air bersih dan limbah yang terletak di Bandara Soerkarno Hatta, tepatnya berada Tanggerang,Banten. Terletak di lokasi yang sangat strategis di pusat Kota Tanggerang mempermudah akses perekonomian dan busnis di kota mertropolitan Jakarta yang berbatasn langsung. Tulisan “peningktan kapasitas jaringan air bersih dan limbah” merupakan penandaan untuk lokasi proyek peningktan kapasitas jaringan air bersih dan limbah , akses menuju lokasi dapat dilalui kendaraan dikarenakan lokasi yang strategis. Dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2
Gambar 2. 1 Lokasi proyek
Sumber: Indonesia Water Institute
Gambar 2. 2 Site Plant
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
10
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
2.4.1 Data Proyek
1) Nama proyek
: Peningkatan Kapasitas jaringan Air Bersih
dan
Limbah
Bandara
Soekarno Hatta. 2) Pekerjaan
:Pembangunan jaringan pipa dan STP
3) Lokasi Proyek
: Bandara Soekarno Hatta
4) Pemilik proyek (owner)
: PT. Angkasa pura II (Persero)
2.4.2 Data Konsultan dan Kontraktor Proyek
1. Konsultan manajemen konstruksi : PT. Arya Graha 2. Konsultan perencana arsitektur
: PT. Indra karya (persero)
3. Konsultan perencana struktur
: PT. Indra karya (persero)
4. Konsultan perencana ME
: PT. Indra karya (persero)
5. Main Kontraktor
: PT.PP(Persero)-JAKON (Konsorsium)
6. Sub Kontaktor a. Supply Beton Ready Mix
: PT. Pionir Beton ,PT. Adhimix dan PT.SGG
b. Pekerjaan jaringan air kawasan :PT.Beta pramesti dan PT.infransindo (jaringan air Hydrant),PT. Heralindo (jaringanairkotor),PT.Enpitek (jaringan air bersih) c. Pekerjaan Sistem STP
: PT. graha dika,
d. Pekerjaan struktur dan arsitektur : PT. Heralindo e. Pekerjaan ME
: PT. MDM
2.5. Data Teknis Proyek
1)
Sistem kontrak
: konsorsium
2)
Alamat
: Bandara soekarno hatta
3)
Jenis bangunan
: jaringan pipa dan bangunan STP
4)
Luas Tanah Keseluru han
: 3,5 Ha
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
11
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
5)
Panjang jaringanair kotor
: 5950 m
6)
Panjang jaringan air bersih
: 12000 m
7)
Jumlah bangunan
: 13 bangunan STP
8)
Fungsi Bangunan 1. Parshal Flume Beberapa alasan yang digunakan dalam penambahan alat ukur aliran ini yaitu: a. Kebanyakan dari agen pengatur mewajibkan Sewage Treatment Plant (STP) untuk menjaga catatan aliran setiap harinya b. Pencatatan
pengukuran
aliran
sangat
bernilai
bagi
pemilihan
selanjutnya, terutama apabila terjadi perluasan Sewage Treatment Plant ( STP) c. Meningkatnya aliran selama musim hujan sehingga dapat diketahui seberapa besar nilai infiltrasi Fungsi dari Parshal Flume adalah untuk mengatur air baku yang masuk diarahkan ke Sewage Treatment Plant (STP) eksiting atau Sewage Treatment Plant (STP) yang akan dibangun. 2. Bar Screen Fungsi dari Bar screen adalah untuk melindungi peralatan-peralatan pada pengolahan selanjutnya dari gangguan benda-benda berukuran besar yang dapat merusak atau mengganggu aliran maupun proses yang akan berlangsung. Pada perencanaan ini, unit operasi bar screen yang akan digunakan dilengkapi dengan alat pembersih sampah automatis. Setiap sampah yang tersangkut pada unit bar screen akan dibersihkan secaran otomatis dan ditampung pada tempat sampah yang disediakan. Selanjutnya, sampah tersebut dapat dibuang. 3. Grit & Grease Chamber Grit & grease chamber berfungsi untuk menyisihkan butiran-butiran pasir yang ada pada limbah sehingga dapat melindungi pompa dari kerusakan, mencegah terjadinya efek clogging atau penyumbatan dalam
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
12
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
pipa, mencegah efek cementing pada dasar unit digester dan bak sedimentasi I, serta mengurangi akumulasi materi inert di bak aerasi dan digester
sehingga
mengurangi
volume
tangki.
Untuk
mereduksi
kandungan partikel diskrit, gravel dan pasir, dan pasir halus yang terkandung dalam air buangan. Grit & grease removal chamber merupakan unit bak yang bagian dasarnya mempunyai kemiringan tertentu, hal ini untuk memudahkan partikel, gravel dan pasir untuk mengendap. Sementara itu, grease trap berfungsi untuk memisahkan lemak-lemak yang terbawa dalam aliran air bekas. Lemak yang tertangkap selanjutnya akan diolah pada pengolahan lumpur. 4. Equalization Tank Equalization tank berfungsi sebagai tangki buffer sehingga suhu dan aliran ke unit pengolahan selanjutnya tidak bersifat fluktuatif . Di dalam bak tersebut, zat organik dan anorganik di dalam aliran air bekas akan tercampur secara merata. sebagai
tangki
Selain itu, tangki equalisasi juga berfungsi
homogenitas,
netralisasi,
oksidasi
bahkan
untuk
mengetahui toxic yang telah terkonsentrasi asal dapat dikombinasi dengan pH control automatisatau redox control , dimana output dari unit ini sudah siap untuk mengalami proses pengolahan secara biologis. Pemberian diffuser dengan udara mempercepat terjadinya pencampuran dengan homogenitas zat organik atau anorganik yang terkandung dalam air buangan. Pada perencanaan unit bak ekualisasi, dipasang pipa bypass yang langsung menuju ke struktur inlet clarifier I sebagai antisipasi saat maintanance dilakukan 5. Primary Clarifier Untuk mengendapkan partikel diskrit dan koloid dengan senyawa organik
lainnya,
membentuk
lumpur
yang
masih
mengandung
mikroorganisme yang tercampur sempurna pada bak ekualisasi secara gravitasi. Fungsi dari Unit Primary Clarifier adalah sebagai berikut : a. Primary Clarifier merupakan pengendapan tipe 2, yaitu pengendapan flokulen.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
13
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
b. Primary Clarifier digunakan untuk mengendapkan senyawa padatan organik/padatan tersuspensi dan floatable solid dari air buangan karena mayoritas padatan terlarut di dalam air buangan bersifat lengket dan terflokulasi secara alami. 6. Tangki Aerasi MBBR Tangki aerasi mempunyai dua fungsi utama yaitu : a) Sebagai suplai mikroorganisme dalam proses lumpur aktif dengan oksigen sesuai dengan kebutuhan. b) Sebagai pencampuran yang lebih homogen antara mikroorganisme, air buangan, dan oksigen, sehingga proses ini merupakan proses penyisihan zat organik dan anorganik untuk menurunkan konsentrasi parameter Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Pada tangki aerasi ini ada dua material utama yang digunakan: a) Diffuser untuk meratakan suplai udara dari blower b) 7.
Media film sebagai media tumbuhnya bakteri
Secondary Clarifier Secondary clarifier berfungsi untuk mengendapkan partikel diskrit dan koloid yang dengan senyawa organik lainnya membentuk lumpur. Lumpur tersebut masih mengandung mikrroorganisme yang tercampur sempurna pada proses aerasi secara gravitasi. Air olahan akan terpisah dari partikel-partikel solid tersebut sehingga menjadi lebih jernih dibandingkan dengan air yang keluar dari tangki aerasi.
8.
Saringan Pasir Bertekanan ( Pressurized Sand Filter ) Saringan pasir bertekanan digunakan untuk memisahkan antara partikel diskrit dan koloid yang masih tertinggal setelah melalui secondary clarifier . Media penyaring dapat berupa pasir, antrasit, silika dan lain sebagainya. Tangki atau bak saringan filter dapat menggunakan baja ataupun beton. Pada perencanaan ini tangki direncanakan terbuat dari baja yang berbentuk silinder yang dilengkapi sedemikian rupa sehingga
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
14
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
secara struktur bersifat kaku dan kuat untuk menerima beban air yang diisi dengan pasir silika. 9. Desinfeksi (Chlorination) Desinfeksi merupakan proses yang dilakukan untuk menghilangkan mikroorganisme pathogen dengan cara menambahkan bahan kimia klorin (kaporit), proses ozonisasi, sinar ultraviolet , pemanasan, dll. Desinfeksi juga dapat digunakan sebagai pengoksidasi zat organik, mengurangi bau, dan mencegah berkembang-biaknya bakteri. 10. Reservoir Air Bersih Reservoir air bersih ini disediakan untuk menampung air bersih hasil olahan STP yang selanjutnya akan dipakai untuk hidran, menyiram tanaman dan air untuk flushing . Reservoir direncakanan terbuat dari beton berbentuk kotak yang dilengkapi dengan pengaku sedemikian rupa sehingga secara struktur kaku dan kuat untuk menerima beban air yang besar. Kapasitas reservoir didisain sebesar 4.000 m 3. 11. Struktur Pembuang Desain effluent berupa pipa bawah tanah 12. Pengolahan Lumpur Proses pengolahan air bekasi pada STP pada umumnya akan menghasil lumpur sebagai hasil sampingan selain dari air bersih hasil dari olahan. Lumpur tersebut masih mengandung air dengan konsentrasi tinggi sehingga volume lumpur menjadi besar. Selain itu, lumpur juga dapat mengandung mikroorganisme dari proses pengolahan biologis yang digunakan. Oleh karena itu, pengolahan lumpur perlu dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga volume lumpur menjadi lebih kecil dan juga mengurangi resiko pencemaran terhadap lingkungan. Unit pengolahan lumpur yang akan digunakan, direncanakan berupa filter press/screw press untuk unit pengurasan (dewatering) dan Sludge Dryer Bed untuk pengeringan lumpur. Pengurasan atau dewatering saat ini banyak dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis yang mampu memaksa air keluar dari lumpur. Salah satunya adalah alat
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
15
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
screw press. Pengurasan di unit ini dilakukan dengan menekan lumpur yang diletakkan di permukaan ban berjalan. Air akan mengalir keluar dari pori-pori ban berjalan tersebut. Pengurasan alat screw press dilakukan dengan menekan lumpur yang diletakkan di antara lempengan-lempengan filter. Tekanan diberikan melalui gaya hidrolik di kedua sisi lempengan. Kedua unit dewatering mekanis ini mampu menghasilkan lumpur dengan kandungan padatan antara 20% sampai 30%. Presentase padatan yang tinggi dapat tercapai jika lumpur sebelumnya dikondisikan terlebih dahulu, yaitu melalui penambahan senyawa koagulan dan flokulan, seperti kapur dan polimer. Pada perencanaan desain pengolahan lumpur STP Bandara Soekarno Hatta, lumpur akan dihasilkan dari Unit Grit/Grease Chamber, Clarifier I, dan Clarifier II. Untuk lumpur yang dihasilkan dari unit Grit/Grease Chamber dan Clarifier I, lumpur dialirkan ke Sludge Holding Tank di ruang panel D. Adapun dengan lumpur yang dihasilkan oleh Clarifier II, lumpur tersebut akan dialirkan menuju Sludge Holding Tank yang ada pada ruang Panel C. Dari setiap sludge holding tank, lumpur akan dipompakan menuju unit mixing tank pengolahan lumpur. Pengeringan atau drying yang biasa digunakan adalah unit sludge drying bed atau bak penjemur lumpur. Lumpur dialirkan ke bak dan dibiarkan terjemur selama beberapa hari. Lumpur akan dikeluarkan dari bak tersebut jika sudah mencapai kekeringan yang diinginkan. Iklim dan cuaca di Indonesia sangat cocok untuk unit yang mengandalkan sinar matahari ini.
Unit ini memiliki keuntungan seperti biaya
pengoperasian yang murah, Pengoperasian yang mudah, dan kekeringan lumpur yang baik. Kelemahannya adalah ketergantungan unit ini terhadap kecerahan cuaca. Saat musim hujan, unit ini praktis tidak dapat berfungsi dengan baik. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dalam pengolahan di kawasan BSH akan menggunakan rumah kaca sehingga
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
16
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
pada saat musim penghujan unite pengering lumpur masih tetap dapat beroperasi secara optimal. 9)
Tipe bangunan
: Bangunan air
10) Jenis material
: Beton bertulang
11) Mutu Beton
: 350 K
2.5.1 Data Finansial Proyek
1)
Sistem pelelangan
: Tender dan Penunjukan Langsung
2)
Sumber dana
: PT. Angkasa Pura II (Persero )
2.6. Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi dalam suatu proyek adalah gabungan beberapa organisasi proyek yang memiliki hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu yang dikehendaki. Hubungan kerjasama merupakan suatu hubungan yang berdasarkan atas kontrak dua pihak atau lebih yang terlibat kerjasama, dimana kontrak itu sendiri adalah persetujuan antara kedua belah pihak atau lebih yang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan itu dapat tercapai setelah satu dari kedua pihak tersebut menerima penawaran yang diajukan oleh pihak yang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang telah tercantum dalam penawaran. Hubungan kerjasama antara pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa diperlukan agar dalam pelaksanaan pekerjaan didapatkan hasil konstruksi yang baik sesuai waktu dan mutu. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dengan menggunakan kontrak konvensional menugaskan
pembagian penyedia
tugasnya
jasa
untuk
sederhana,
yaitu
melaksanakan
pengguna
salah
satu
jasa aspek
pembangunan saja. Setiap aspek satu penyedia jasa dimana perencanaan, pengawasan, pelaksanaan dilakukan penyedia jasa yang berbeda. Oleh karena itu pengawas pekerjaan secara khusus diperlukan untuk mengawasi pekerjaan penyedia jasa. Adapun diagram hubungan kerja antara pengguna
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
17
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
jasa dan penyedia jasa dalam kontrak konvensional konstruksi dapat dilihat pada Gambar 2.3 struktur organisasi proyek di bawah ini. PT. Indonesia Watter institute (Konsultan Perencana)
PT. Angkasa Pura II (Owner)
PT. Arya Graha (Konsultan
PT. Pembangunan Perumahan dan Jaya
Sub Kontraktor
Gambar 2.3 Gambaran Umum Prosedur Koordinasi Proyek
Keterangan : Garis komando Garis koordinasi Garis hubungan kontrak Struktur organisasi proyek berfungsi untuk mengatur suatu hubungan atau koordinasi yang akan diterapkan dalam suatu proyek, sehingga memperjelas kedudukan dari tiap-tiap pihak yang terkait didalamnya untuk mencapai sasaran yang dikehendaki dan menjadi tempat bergeraknya administrasi. Hubungan antar pihak-pihak dari diagram di atas dapat diartikan sebagai berikut : 1) Hubungan struktual Hubungan ini adalah hubungan garis perintah dimana satu pihak berhak memberikan perintah/komando dan pihak lain berhak melaksanakannya selama perintah itu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
18
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
2) Hubungan kontraktual Hubungan ini adalah hubungan kontrak dimana pihak pihak diatas telah membuat perjanjian sesuatu hal dan dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam masing-masing kontrak. Dalam hal ini masing-masing pihak harus menjalankan tugasnya sesuai isi perjanjian dan akan mendapat haknya sesuai yang dijanjikan dalam kontrak. 3) Hubungan koordinasi Hubungan ini adalah hubungan kerja sama antara pihak-pihak yang memiliki hubungan kerja, dalam hal ini hubungan koordinasi itu terjadi antara pihak konsultan pengawas dengan pihak kontraktor. Mereka dapat melakukan kerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mungkin terjadi dilapangan.
2.6.1 Hubungan Kontrak dan Hubungan Kerja Sama
Hubungan kontrak dan hubungan kerjasama antar pihak-pihak dalam struktur organisasi proyek di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Hubungan kerja antara owner (pemilik proyek) dengan konsultan perencana a. Hubungan dalam ikatan kontrak kerja. b. Konsultan perencana menyerahkan hasil perencanaannya kepada owner. c. Hubungan antara pihak owner dengan konsultan perencana juga merupakan hubungan konsultasi. d. Owner memberi imbalan jasa kepada konsultan perencana. Owner memberikan tanggung jawab perencanaan konsep/desain awal dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kepada konsultan perencana. Kemudian konsultan perencana mengajukan jasanya serta mendapat imbalan dari pihak pemberi tugas (owner). Hubungan ini diikat oleh suatu kontrak perjanjian yang disetujui oleh owner dengan konsultan perencana. 2. Hubungan kerja antara owner dengan kontraktor
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
19
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
a. Hubungan dalam ikatan kontrak kerja. b. Kontraktor melaksanaan pekerjaan proyek, kemudian menyerahkan pekerjaannya kepada pemilik proyek. c. Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi kepada kontraktor. d. Ada hubungan dalam pengaturan pelaksanaan proyek. e. Owner memberikan pengendalian teknis pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh kontraktor. Setelah melalui proses tender, maka kontraktor akan menjadi pelaksana proyek, yang diatur dalam kontrak perjanjian. 3. Hubungan kerja antara owner dengan konsultan pengawas a. Berkoordinasi dengan owner dalam hal pengawasan proyek. b. Dapat
mewakili
owner dalam
pengawasan
berkala,
member
pengarahan, petunjuk, dan penjelasan kepada kontraktor. 4. Hubungan kerja antara konsultan pengawas dengan kontraktor a. Memberikan teguran dan peringatan kepada kontraktor apabila dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan dari spesifikasi dan gambar – gambar teknis. b. Mengecek dan merekomendasikan jenis atau kondisi material, peralatan yang boleh dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 5. Hubungan kerja antara kontraktor dengan subkontraktor a. Hubungan dalam ikatan kontrak kerja b. Subkontraktor dapat sebagai penyedia alat dan bahan ( supplier ) dalam suatu proyek konstruksi. c. Kontraktor mengkonfirmasi kebutuhan akan kerjasama dengan subkontraktor. d. Kontraktor dapat menyerahkan sebagian dari pekerjaan untuk diberikan kepada subkontraktor.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
20
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
2.6.2 Secara Struktur Organisasi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
umum pihak-pihak yang terlibat pada proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih Dan Air Limbah Bandara Soekarno-Hatta mulai dari tahap ide sampai dengan tahap pelaksanaan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pihak: 1. Pemilik proyek/Owner 2. Pihak konsultan (perencana/ pengawas) 3. Pihak kontraktor (pelaksana) 1. Pemilik Proyek Pemilik proyek (Owner ) adalah pejabat pembuat komitmen yang ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi. Tugas dan wewenang owner adalah sebagai berikut : a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek. b. Mengundang konsultan-konsultan tertentu untuk mengajukan tender dan menetapkan pemenang dari tender tersebut. c. Mengundang kontraktor-kontraktor tertentu untuk mengajukan tender dan menetapkan pemenang dari tender tersebut. d. Mengambil
keputusan
terakhir
yang
mengikat
mengenai
pembangunan proyek yang dimilikinya. e. Menandatangani semua Surat Kontrak dan Surat Perintah Kerja baik kepada para konsultan maupun kepada para kontraktor. f. Mengesahkan semua dokumen pembayaran terhadap para konsultan maupun kepada para kontraktor. g. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan. h. Menyetujui atau menolak penambahan atau pengurangan pekerjaan. i. Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan. j. Mengeluarkan semua instruksi kepada para kontraktor melalui konsultan pengawas.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
21
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
k. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi. Adapun dalam proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih Dan Air Limbah Bandara Soekarno-Hatta ini yang bertindak sebagai Owner adalah PT. Angkasa pura II (Persero) 2. Konsultan Perencana Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Tugas konsultan perencana dalam suatu proyek adalah sebagai berikut: a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan. b. Membuat gambar kerja pelaksanaan. c. Membuat RKS pelaksanaan bangunan sebagai pedoman pelaksanaan. d. Membuat rencana anggaran biaya bangunan. e. Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik ke dalam desain bangunan. f. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di wujudkan g. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjai kegagalan konstruksi. Pada proyek peningkatan kapasitas
jaringan air bersih dan air
limbah ini, yang bertindak sebagai perencanaan pekerjaan khususnya di bidang konstruksi PT. Aria Graha (Persero) sebagai pihak Konsultan Pengawas Manajemen Konstruksi (MK) dan juga PT. Pembangunan Perumahan PP (Persero) - PT. Jaya Konstruksi sebagai Kontraktor gabungan (Konsorsium) memiliki metoda pelaksanaan yang spesifik pada Proyek Peningkatan Kapasitas Air Bersih dan Air Kotor dengan
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
22
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
urutan pelaksanaan persiapan, struktur bawah, struktur atas dan finishing , Mechanical,Electrical dan interior 3. Konsultan Pengawas Konsultan pengawas adalah badan atau pejabat yang ditunjuk pengguna jasa
untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan yang telah disepakati sebelumnya pada kontrak, dan bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan yang diawasi. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab : 1) Project Coordinator (PC) Tugas umum Project Coordinator PC yaitu mengendalikan proyek dari mulai dilaksanakan sampai dengan selesai (diserahkan) untuk dipergunakan oleh Pemilik atau Pemberi Tugas, meliputi segi : kualitas, kuantitas, biaya dan waktu. Hubungan dengan Pemberi Tugas : Menjamin kelangsungan arus informasi secara timbal balik dari dan kepada Pemilik atau Pemberi Tugas dengan setiap anggota teamnya. Perincian tugas : a. Meneliti dokumen perancangan dan pelaksanaan, baik gambar maupun spesifikasi teknik, dari segi kejelasan informasi dan terutama dapat dikerjakannya dengan mempertimbangkan segi biaya dan waktunya. b. Memastikan bahwa lapangan atau lokasi pekerjaan telah siap menerima pemborong yang akan bekerja dan menyiapkan Surat Penyerahan Lapangan c. Mempersiapkan organisasi lapangan serta penempatan personalia sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
23
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
d. Memastikan bahwa dokumen-dokumen pelaksana tersedia lengkap dan telah dipelajari serta dipahami oleh setiap staff yang berkepentingan e. Mengadakan semua prasarana pengawasan antara lain: ruang kantor, kendaraan, alat-alat studio, alat komunikasi, alat lapangan, akomodasi, dan lain-lain, tepat pada waktunya Tahap Konstruksi (Pelaksanaan) antara lain : a. Memonitor dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kepada Pemilik atau Pemberi Tugas, ditinjau dari hal-hal teknis jadwal dan biaya proyek. b. Mengatur dan memimpin rapat berkala dengan Pemilik atau Pemberi Tugas, Pemborong, atau Kontraktor, dan Instansi-instansi lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek c. Memeriksa dan meneruskan perubahan pekerjaan kepada Team Desain , serta meneruskan ke Pemilik atau Pemberi Tugas untuk disetujui serta memproses selanjutnya. d. Memberi tahu Pemilik atau Pemberi Tugas bila ada hal-hal kritis yang akan mempengaruhi penyelesaian, disertai usulan-uslulan pemecahannya e. Bersama
Construction
Manager
(CM), menyusun
Jadwal
Ketenagaan Staff Lapangan dan Pengadaannya f. Bersama
Construction
Manager
(CM), menyiapkan
Biaya
Kebutuhan Lapangan dan Pengadaannya g. Menyusun dan mengatur pelaksanaan Testing dan Commissioning (dibantu oleh Team Pelaksana), dengan diawasi oleh team Konsultan Manajemen Konstruksi dan melaporkan hasilnya kepada Pemberi Tugas 2) Construction Manager (CM) Sebagai Pelaksana Harian dan sebagai Penanggung Jawab dari kegiatan konstruksi dan merupakan pendelegasian dari tugas Project Coordinator (PC) jika berhalangan. Bertanggung jawab secara
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
24
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
langsung terhadap perkembangan dari kegiatan konstruksi dan pengendalian kualitas pekerjaan. Bertanggung jawab dan melaporkan langsung kepada Project Coordinator (PC) Tugas utamanya antara lain : a. Mengarahkan, mengkoordinasikan, dan memonitor semua kegiatan di lapangan atau di proyek kepada para Pemborong atau Kontraktor, para Pengawas dan petugas-petugas lainnya di lapangan, sehingga tercapai hasil sesuai dengan rencana dan syaratsyarat. b. Menjaga hubungan baik dengan pihak Pemilik Proyek atau Pemberi Tugas, Pemborong atau Kontraktor, para Pengawas dan petugas-petugas lainnya di proyek c. Mempelajari dan mengkoordinasikan dokumen kerja bersama dengan
para
Inspector,
bila
ditemukan
kesalahan-kesalahan
didalam dokumen kerja ataupun hal-hal yang menyebabkan terjadinya
kesulitan-kesulitan
di
dalam
pelaksanaan
atau
penggunaan, melaporkan kepada Project Coordinator (PC) untuk diperbaiki dan dijelaskan oleh Perencana d. Meminta Pemborong membuat program atau rencana kerja yang meliputi ketenagaan, pelaksanaa, material, peralatan, dan lain-lain termasuk Shop Drawing dan contoh-contoh material untuk dibicarakan dengan team Engineering, diparaf dan disetujui Project Coordinator (PC) e. Menyiapkan draft Surat Penyerahan Lapangan untuk diproses oleh Project Coordinator (PC) dan dikembalikan kepada pemborong setelah disetujui Project Coordinator (PC) f. Setiap satu minggu sekali mengadakan rapat lapangan, membuat evaluasi terhadap hasil pekerjaan Pemborong, atau Kontraktor serta dibandingkan dengan Rencana Kerja. g. Kelambatan-kelambatan yang terjadi harus segra diusahakan untuk diatasi, selain itu pula koordinasi pekerjaan dilakukan dalam rapat
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
25
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
ini. Risalah rapat harus segera disusun dan didistribusikan kepada seluruh pihak terkait. h. Bersama
para
Pemborong
atau
Kontraktor
mengadakan
pemeriksaan dan pencatatan terhadap semua material atau peralatan yang masuk ataupun keluar lokasi proyek. Apakah sesuai dengan rencana dan persyaratan-persyaratan, menolak ataupun menerima pemasukan ataupun pengeluaran tersebut i. Bersama para Koordinator Inspector memeriksa dan memberikan pencatatan
terhadap
pekerjaan,
Pemborong
atau kontraktor,
membuat catatan, pengukuran, pemotretan dan sebagainya untuk hal-hal penting. Bilamana terdapat hasil pekerjaan yang tidak dapat diterima, mengeluarkan instruksi secara lisan dan tertulis. Hal ini diperlukan kerjasama dengan Team Engineering. j. Menjamin diadakannya testing-testing , baik untuk material maupun pekerjaan Pemborong atau Kontraktor sesuai persyaratan. Hasilhasil tersebut dipalorkan kepada team Engineering atau perencana, untuk kemudian di evaluasi k. Pada setiap awal bulan, bersama dengan para Koordinator Inspector mengadakan pemeriksaan akhir, apakah semua pekerjaan telah dievaluasi dan diparaf oleh Engineering dan Project Coordinator (PC) l. Menjelang selesainya proyek bersama para Pengawas menyusun Punch atau Checklist , mengadakan pemerikasaan akhir, apakah semua pekerjaan telah dilaksanakan oleh Pemborong atau Kontraktor dengan baik. Meminta pemborong untuk menyerahkan : As-built
document,
As-built
drawing,
Kartu-kartu
garansi,
Operation dan Maintenance Manual untuk equipments, Daftar suku cadang yang penting untuk dipersiapkan. m. Memonitor perkembangan Biaya proyek dan melaporkan kepada Project Coordinator (PC) untuk diperiksa Project Coordinator (PC), dan dilaporkan kepada Pemilik atau Pemberi Tugas.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
26
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
n. Menjelang pembayaran suatu termijn, bersama dengan para pengawas mengadakan opname pekerjaan yang menandatangani Laporan Bobot Prestasi bersama para pemborong untuk diproses oleh Project Coordinator (PC) o. Menyiapkan Sertifikat Penyerahan Ke I (pertama) dan ke II (kedua), serta menyerahkan kepada pemborong atau Kontraktor untuk ditanda tangani (setelah diperiksa dan diparaf oleh Engineering dan Project Coordinator (PC) 3) Engineering Tugas Umumnya yaitu bertanggung jawab dan melaporkan langsung kepada Project Coordinator (PC) dalam hal kesiapan desain yang telah dikoordinasikan Tugas utamanya antara lain : a. Memeriksa kelengkapan dan kejelasan Dokumen Pelaksanaan yang telah dikeluarkan. Sebaiknya sebelum pemborong memulai bekerja. b. Segera melaporkan kepada Project Coordinator (PC), bila menemui hal-hal yang tidak jelas atau kurang untuk mendapatkan kepastian. c. Melakukan survey atau pemeriksaan lapangan serta sarana, dan segera melaporkan kepada Project Coordinator (PC) bila menemui penyimpangan dari kondisi rencana semula, disertai data dan usulan pemecahannya. d. Mempelajari dan mem-paraf gambar kerja ( shop drawing ) yang diajukan oleh Pemborong atau Kontraktor. e. Memeriksa atau mendaftar test-test yang diperlukan sesuai dengan persyaratan, untuk memudahkan pengontrolan oleh para pengawas. f. Memeriksa usulan perubahan atau penyempurnaan yang diajukan baik oleh Project Coordinator (PC), Pemborong atau Kontraktor ataupun Perencana atau Pemilik tugas.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
27
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
g. Mengawasi dan memeriksa test-test yang dikerjakan termasuk semua prosedurnya. h. Mendeteksi masalah teknis yang akan timbul sendiri mungkin, untuk dipecahkan sebelum mengganggu jalannya pelaksanaan. i. Membantu memberi input atau masukan kepada Construction Manager
(CM) tentang
metoda
pelaksanaan
yang
praktis,
khususnya bila terjadi kelambatan. j. Memeriksa dan mem-paraf gambar terlaksana (as-built drawings) yang diajukan Pemborong atau Kontraktor. k. Memeriksa manual-manual yang diperlukan sebelum dilaksanakan pengujian atau penyerahan pekerjaan. 4) Koordinator Inspector / Pengawas (KP) Tugas umumnya yaitu mengkoordinir serta memonitor seluruh kegiatan Site inspector / Pengawas di lapangan baik berupa fisik maupun
laporan.
Bertanggung
jawab
secara
langsung
serta
melaporkan aktifitasnya kepada Construction Manager (CM) Tugas dan tanggung jawabnya antara lain : a. Bersama dengan Site inspector / pengawas lapangan mempelajari dan memahami gambar-gambar yang berlaku (revisi terakhir), teristimewa yang menyangkut disiplin ilmunya. Dan segera melaporkan kepada Construction Manager (CM) bila menemui kelainan maupun hal-hal yang kurang jelas b. Mempelajari syarat-syarat umum, spesifikasi, peraturan-peraturan yang berlaku (mencatat hal-hal penting untuk menjadi pegangan di lapangan) c. Mempelajari Laporan Harian Pemborong serta menandatangani untuk mengatur Jadwal Kerja Kontraktor di lapangan untuk satu minggu kedepan. d. Memeriksa kemajuan dari rencana, dan segera memberitahukan Construction Manager (CM) bilamana terjadi keterlambatan
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
28
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
(terutama pekerjaan-pekerjaan) kritis yang berpengaruh langsung kepada pekerjaan atau pihak lain untuk dicarikan jalan keluar guna mengatasinya sebelum terlanjur berlarut-larut. e. Menandatangani Memo Lapangan kepada pemborong, baik berupa saran ataupun perintah atau peringatan. f. Memeriksa dan mem-paraf Laporan Progress Mingguan dan Bulanan yang diajukan oleh Kontraktor termasuk pula perhitungan pekerjaan tambah atau kurang untuk dimintakan persetujuan dan tanda tangan Construction Manager (CM) g. Mendamping Construction Manager (CM) di dalam melakukan Rapat Koordinasi Mingguan dan Bulanan 5) Inspector / Pengawas Tugas umumnya yaitu merupakan personil yang berhubungan langsung dengan para pelaksana pemborong atau kontraktor dalam kegiatan konstruksi. Bertanggung jawab secara langsung terhadap kebenaran dan kewajaran yang lazim dari setiap kegiatan konstruksi, dengan kata lain bertanggung jawab terhadap mutu pelaksanaan yang dilakukan Pemborong atau Kontraktor. Bertanggung jawab secara langsung serta melaporkan aktifitasnya kepada Koordinator Inspector / Pengawas (KP) Tugas utamanya antara lain : a. Mempelajari dan memahami gambar-gambar yang berlaku (revisi terakhir), teristimewa yang menyangkut disiplin ilmunya. Dan segera melaporkan kepada Koordinator Inspector / Pengawas (KP) bila menemui kelainan maupun hal-hal yang kurang jelas b. Mempelajari syarat-syarat umum, spesifikasi, peraturan-peraturan yang berlaku (mencatat hal-hal penting untuk menjadi pegangan di lapangan)
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
29
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
c. Mempelajari Laporan Harian Pemborong, mem-paraf bila betul selanjutnya dilaporkan kepada Koordinator Inspector / Pengawas (KP) untuk ditanda tangani d. Mempelajari Rencana Kerja Harian pemborong dan mengatur Jadwal Kerjasamanya di Lapangan (kemana dan membuat apa) e. Mengawasi sistem pengamanan dan keselamatan kerja Pemborong atau Kontraktor f. Melaporkan masalah atau penyimpangan yang terjadi di lapangan terhadap gambar-gambar, misalnya : kondisi lapangan, gangguan dari luar, dan lain-lain. g. Mencocokan
kemajuan
kerja
dari
rencana
dan
segera
memberitahukan Koordinator Inspector / Pengawas (KP) bilamana terjadi keterlambatan (terutama pekerjaan-pekerjaan) kritis yang berpengaruh langsung kepada pekerjaan atau pihak lain untuk dicarikan jalan keluar guna mengatasinya sebelum terlanjur berlarut-larut. h. Memeriksa persiapan kerja sebelum mem-paraf ijin kelanjutan kerja untuk ditanda tangani i. Memeriksa bahwa bahwa bahan atau alat yang masuk telah sesuai dengan contoh yang disetujui (sesuai spesifikasi atau standard atau persetujuan Perencana atau yang berwenang) sebelum dipasang, bilamana diperlukan dapat dilakukan test j. Mengawasi melaksanakan
cara
para
tugasnya,
pelaksana dan
ataupun
segera
tukang
melaporkan
dalam kepada
Koordinator Inspector / Pengawas (KP) bilamana tidak sesuai dengan syarat-syarat yang lazim k. Segera melaporkan kepada Koordinator Inspector / Pengawas (KP) bila terdapat penyimpangan. Agar Koordinator Inspector / Pengawas (KP) bisa segera bertindak untuk tidak berlarut-larut, atau membuat punch list untuk dilaksanakan oleh Pemborong atau Kontraktor.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
30
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
l. Menyiapkan Memo Lapangan kepada Pemborong, baik berupa saran atau perintah atau peringatan, mem-paraf untuk kemudian ditanda tangani oleh Koordinator Inspector / Pengawas (KP) m. Mengawasi dan melaporkan ke Koordinator Inspector / Pengawas (KP) mengenai testing yang dilakukan (misalkan : merger, beton, kepadatan, dan lain-lain) n. Menghitung volume pekerjaan tambah atau kurang o. Mempelajari Rencana Kerja Lembur yang diajukan sebelum memutuskan untuk diberikan izin dan perlu diawasi secara langsung atau tidak p. Ruang Lingkup Tugas Konsultan Pengawas Secara garis besar keterlibatan atau ruang lingkup tugas dari Konsultan Manajemen Konstruksi, berdasarkan pada kondisinya dapat dibagi dalam tahapan sebagai berikut a. Tahap Pre Construction b. Tahap Construction/Pelaksanaan c. Tahap Maintenance/Pemeliharaan 1. Tahap Pre Construction Dalam tahap-tahap ini tugas-tugas utama atau tugas penting yang dilakukan oleh Konsultan Manejemen Konstruksi, antara lain : a. Bertindak mewakili Pemilik atau Pemberi Tugas didalam melakukan koordinasi dengan Team Perencana dan Quantity Surveyor , sebagai fasilitator b. Memeriksa gambar Perencanaan yang akan dipersiapkan untuk pelaksanaan konstruksi c. Memeriksa spesifikasi yang diberikan oleh Perencana d. Menyampaikan tanggapan, usulan atau nasehat teknis kepada Pemilik atau Pemberi Tugas atas hasil kerja atau produk dari Team Perencana dan Quantity Surveyor
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
31
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
e. Membantu dan memberi bimbingan teknis, dalam rangka persiapan
perizinan,
dan
hubungan
dengan
instansi
Pemerintah f. Meneliti dan memeriksa dokumen pelelangan, antara lain yang berkaitan dengan : 1) Kesesuaian penggunaan bahan-bahan finishing dan sistem mekanikal/elektrikal 2) Persyaratan atau peraturan teknis bangunan yang berlaku 3) Kemantapan asumsi yang diambil dan ketelitian dalam perhitungan-perhitungan 4) Kemudahan
dalam
pelaksanaan
pembangunan
dan
pemeliharaan 5) Kelengkapan kejelasan dan konsistensi spesifikasi teknis dan gambar-gambar dalam dokumen pelelangan. 6) Kejelasan spesifikasi teknis 2. Tahap Construction/Pelaksanaan Tahap ini memegang peranan penting didalam menentukan sukses atau tidaknya team Konsultan Manajemen Konstruksi didalam melakukan tugas serta fungsinya Tugas utamanya adalah tidak lain agar pembangunan proyek dapat dikendalikan dan dipertanggung jawabkan (meliputi : waktu, biaya, dan mutu) dengan baik dan dapat diserahkan serta diterima oleh Pemilik atau Pemberi Tugas sesuai dengan rencana
Tugas-tugas pada tahap ini antara lain :
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
32
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
a. Meneliti dan menindak lanjuti atas kelengkapan dokumen kontrak yang dibuat oleh Kontraktor b. Memberi petunjuk kepada Kontraktor mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek untuk menjamin mutu dan kelancaran didalam pelaksanaannya c. Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya termasuk pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang/peralatan,
cara-cara
pelaksanaan
dan
hasil
pelaksanaan proyek agar sesuai dengan perjanjian pelaksana proyek d. Melakukan
pemantauan/monitoring,
pengendalian
pemesanan berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya di lokasi proyek tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan proyek e. Melakukan
pengawasan
atas
kuantitas
bagian-bagian
pekerjaan agar sesuai dengan perjanjian pelaksanaan proyek f. Mengawasi, meneliti serta mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan proyek g. Mengawasi ketepatan waktu dan mutu pelaksanaan proyek h. Mengkoordinasikan semua pekerjaan tambah atau kurang dari aspek teknis i. Membantu Pemilik atau Pemberi Tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan proyek di Lapangan j. Melakukan evaluasi atas hasil pengujian/test yang dilakukan oleh kontraktor, yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek. k. Meneliti dan mensyahkan gambar-gambar sesuai dengan yang dilaksanakan (as-built drawings) yang dibuat oleh Kontraktor l. Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi di lapangan
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
sekurang-kurangnya
seminggu
sekali
disertai
2411141010 2411141085
33
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
pembuatan risalah rapat, mengkoordinasikan dan memonitor hasil rapat m. Meneliti
dan
mengevaluasi
laporan
perkembangan
pelaksanaan proyek harian, mingguan, dan bulanan, yang dibuat oleh Kontraktor n. Menyusun dan menyerahkan Laporan Bulanan, Laporan Akhir Konstruksi, dan Laporan Akhir Manajemen Konstruksi kepada Pemilik atau Pemberi Tugas o. Mengusulkan kepada Pemilik atau Pemberi Tugas tentang hal-hal yang perlu dilaksanakan untuk menjamin kelancaran atau mempercepat pelaksanaan proyek dan menjamin mutu hasil pekerjaan p. Meberikan saran dan pendapat kepada Pemilik atau Pemberi Tugas tentang hal-hal yang perlu dilaksanakan untuk menjamin kelancaran/mempercepat pelaksanaan proyek dan menjamin mutu hasil pekerjaan q. Memberikan saran dan pendapat kepada Pemilik atau Pemberi Tugas sehubungan dengan penyelesaian masalahmasalah yang timbul dalam pelaksanaan proyek di lapangan r. Merekomendasikan kepada Pemilik atau Pemberi Tugas bahwa tahapan pembayaran kepada Kontraktor telah dapat dilakukan berdasarkan Berita acara pemeriksaan pekerjaan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan, dan Berita Acara Serah Terima Kedua Pekerjaan. Konsultan manajemen bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran perhitungan prestasi pekerjaan dan pembayaran. s. Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya keterlambatan yang terjadi pada pelaksanaan proyek dan mengusulkan jalan keluar dan langkah-langkah yang
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
34
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
harus dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi keterlambatan tersebut t. Menyempurnakan
buku
petunjuk
yang
disusun
oleh
kontraktor mengenai penggunaan dan perawatan, serta manual operasi peralatan dan perlengkapannya u. Memberikan laporan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi
selama
masa
pemeliharaan
serta
mengawasi
pelaksanaan perbaikannya v. Dalam tahap pelaksanaan proyek, Konsultan Manajemen Konstruksi wajib menempatkan tenaga pengawas secara terus menerus selama masa pelaksanaan proyek sampai dengan serah terima pertama pekerjaan w. Melakukan
inventarisasi
dan
pemantauan
terhadap
kelengkapan perijinan yang harus dipenuhi oleh Kontraktor 3. Tahap Maintenance/Pemeliharaan Tugas utamanya yaitu melakukan beberapa hal atau kegiatan yang dimaksudkan menjaga kualiatas, mutu dan hasil yang telah dicapai pada tahap pelaksanaan, Tugas-tugas pada tahap ini antara lain : a. Memberikan laporan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi
selama
masa
pemeliharaan
serta
mengawasi
pelaksanaan perbaikannya b. Memberi petunjuk kepada Kontraktor mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek selama masa pemeliharaan
antara
lain
pekerjaan
perbaikan
atau
penyempurnaan c. Melakukan pemantauan/monitoring pelaksanaan pekerjaan selama masa pemeliharaan d. Mengawasi
ketepatan
waktu
pelaksanaan
pekerjaan
pemeliharaan
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
35
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
e. Membantu Pemilik atau Pemberi tugas atas hasil pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan oleh Kontraktor f. Melakukan evaluasi atas hasil pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan oleh kontraktor g. Apabila diperlukan menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi
dilapangan
berkaitan
dengan
permasalahan-
permasalahan dalam masa pemeliharaan serta upaya-upaya penyelesaiannya h. Menyusun
dan
menyerahkan
Laporan
Bulanan
Masa
Pemeliharaan dan Laporan Akhir Manajemen Konstruksi kepada Pemilik atau Pemberi Tugas i. Memberikan saran/usul dan pendapat kepada Pemilik atau Pemberi Tugas tentang hal-hal yang perlu dilaksanakan untuk menjamin kelancaran/ mempercepat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan j. Memberikan saran dan pendapat kepada Pemilim atau Pemberi Tugas sehubungan dengan penyelesaian masalahmasalah
yang
timbul
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
pemeliharaan di Lapangan.
Hak dan Kewajiban : Konsultan Construction Management 1) Konsultan Manajemen Konstruksi berhak untuk mengusulkan perubahan pada uraian dan syarat-syarat pekerjaan serta gambargambar kepada Pemilik atau Pemberi Tugas, sepanjang : a. Perubahan dilakukan demi keamanan atau merupakan perubahan yang perlu dilakukan ditinjau dari segi estetika maupun segi bentuk bagian-bagian bangunan b. Tidak mengakibatkan perubahan biaya pembangunan c. Tidak merugikan pemakaian praktis dari bangunan seperti yang diinginkan oleh Pemilik atau Pemberi Tugas
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
36
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
2) Konsultan Manajemen Konstruksi berhak memerintah kepada Pihak Ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tambah atau kurang setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemilik atau Pemberi Tugas 3) Konsultan Manajemen Konstruksi berhak untuk meminta, meneliti, dan menilai laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dari masing-masing pihak ketiga 4) Konsultan Manajemen Konstruksi berhak meminta data dan informasi yang dibutuhkan kepada Pemilik atau Pemberi Tugas dalam menjalankan tugasnya. 5) Konsultan Manajemen Konstruksi wajib menyediakan saranan untuk menjaga keselamatan personilnya, guna menghindarkan bahaya
yang
mungkin
terjadi
pada
saat
melaksanakan
pekerjaannya 6) Konsultan Manajemen Konstruksi wajib memberikan layanan jasa sesuai Lingkup Tugas Konsultan 7) Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
harus
mengikuti
pedoman
persyaratan
yang
ditetapkan 8) Konsultan Manajemen Konstruksi akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku 9) Konsultan
Manajemen
Konstruksi
tidak
diperkenankan
memberikan tugas yang diterimanya dari Pemilik atau Pemberi Tugas kepada pihak lain kecuali dengan persetujuan Pemilik atau Pemberi Tugas 10) Konsultan Manajemen Konstruksi harus bersedia memberikan cetakan-cetakan dari dokumen pelaksanaan yang merupakan produk Konsultan Manajemen Konstruksi kepada Pemilik atau
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
37
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Pemberi Tugas apabila sewaktu-waktu dibutuhkan, dengan tanggungan biaya dari Konsultan Manajemen Konstruksi 11) Konsultan Manajemen Konstruksi beserta personalianya tidak dibenarkan langsung maupun tidak langsung turut serta baik sebagai Kontraktor maupun leveransir dari proyek ini Pada proyek pembangunan peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah, yang bertindak sebagai Konsultan Pengawas Manajemen Konstruksi (MK) adalah PT. Arya Graha (Persero) Sasaran dari pengadaan jasa konsultan ini, adalah tercapainya hasil pekerjaan pembangunan underpass tersebut sesuai dengan isi dokumen kontrak, sehingga kinerja jalan yang ditangani diharapkan dapat memberikan layanannya sampai akhir umur rencana. 4. Kontraktor Definisi perusahaan kontraktor adalah orang atau badan hukum atau perorangan pelaksanaan
yang
menerima
pekerjaan
pekerjaan
sesuai
dengan
dan biaya
menyelenggarakan yang
ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya, antara lain sebagai berikut: a. Melaksanakan pekerjaan fisik dilapangan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat(RKS), gambar rencana, peraturan dan syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. b. Menempatkan sejumlah tenaga ahli yang bekerja sepenuhnya dalam melaksanakan pekerjaan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
38
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
c. Menyelesaikan
pekerjaan
dalam
jangka
waktu
yang
telah
ditetapkan d. Membuat rencana kerja (time schedule), man power dan jadwal pengadaan bahan yang sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan e. Memberikan
laporan
harian,
mingguan
dan
bulanan
yang
menjelaskan kemajuan pekerjaan, situasi pekerjaan dan lainnya yang dirasa perlu. f. Bertanggung jawab atas perawatan, pengawasan dan penjagaan keamanan fisik selama dalam hubungan pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan. g. Menyediakan
bahan
dan
peralatan
yang
digunakan
dalam
pekerjaan. h. Mengajukan tambahan biaya sesuai dengan besarnya pekerjaan tambahan kepada pemilik i. Bertanggung jawab untuk memperbaiki dan menyempurnakan bagian pekerjaan yang kurang memenuhi syarat yang diinginkan pemilik selama masih dalam proses perawatan. j. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang sedang berlangsung maupun yang telah selesai dilaksanakan. Pada proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah ini, yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. PP (Persero). Jaya konstruksi JAKON (Konsorsium) Adapun struktur organisasi kontraktor Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah bisa dilihat pada lampiran. Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah ini, owner memberikan kepercayaan secara langsung kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Tugas, dan wewenang tiap elemen dari struktur organisasi kontraktor adalah sebagai berikut : 1. Project Manager ( PM )
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
39
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
a. Memimpin dan mengarahkan untuk kegiatan pelaksanaan proyek konstruksi b. Sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan jasa konstruksi. c. Menyusun Rencana Anggaran Pelaksanaan Kerja dan kegiatan perencanaan d. Membina hubungan kerja dengan owner , konsultan perencana, konsultan pengawas, dan mandor. e. Mengadakan rapat mingguan dan rapat bulanan. f. Mengadakan evaluasi terhadap progress, cost, standard, quality, maintenance, dan morale. g. Mengerahkan subkontraktor atau pemasok dalam pelaksanaan proyek h. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelaksanaan proyek agar sesuai dengan yang direncanakan i. Selalu mencari dan mengusulkan alternatif metoda pelaksanaan yang lebih baik untuk menyelesaikan pekerjaan j. Mengkoordinir dan memonitor persediaan sumber daya (tenaga kerja, bahan, dan alat) sesuai dengan perencana. k. Memimpin rapat koordinasi lapangan l. Melakukan penyerahan akhir bangunan termasuk as built drawing . 2. Safety officer a. Mewakili ketua unit K3L proyek dalam berhubungan dengan pihak ekstern khususnyayang berkaitan dengan K3L b. Membantu
pelaksanaan
dan
pemeliharaan
proses
yang
dibutuhkan dari K3L di proyek c. Membantu melaksanakan sosialisasi K3L kepada seluruh tingkatan pegawai di proyek, sehingga pemahaman tentang bahaya, dampak, instruksi kerja sesuai dengan K3L.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
40
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
d. Melakukan pemeriksaan peralatan K3L proyek. e. Mengevaluasi dan melakukan perbaikan implementasi K3L di proyek f. Mengevaluasi terjadinya kecelakaan di proyek g. Melaporkan kepada ketua unit K3L tenteng proses K3L di proyek h. Membantu
terlaksananya
peningkatan
berkesinambungan
penerapan K3L di proyek. 3. Quality control a. Memantau dan mengkaji hasil pekerjaan konstruksi b. Mengidentifikasi cara untuk menghilangkan sebab terjadinya penyimpangan c. Melaksanakan pengujian pada setiap kegiatan proyek sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi d. Menginformasikan
hasil
pengujian
apabila
ditemukan
ketidaksesuaian e. Membuat laporan hasil pengujian. f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pada saat pengambilan sampel benda uji di lapangan g. Mengecek setiap bahan / material yang masuk ke proyek sesuai dengan persyaratan h. Membuat keputusan apabila terjadi penyimpangan sehingga harus ada perbaikan 4. Chief engineer a. Memeriksa gambar yang dibuat oleh drafter b. Mengkaji gambar arsitek dengan gambar struktur c. Mencari subkontraktor untuk kebutuhan proyek d. Membuat risalah rapat 5. Quantity surveyor
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
41
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
a. Mengecek
keadaan
di
lapangan
apakah
sesuai
dengan
perencanaan yang direncanakan dalam spesifikasi teknis b. Mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam pengaplikasian yang tidak sesuai dengan perencanaan 6. Bar Bending Scheduler a. Membuat Bar Bending Schedule (BBS) b. Mengawasi pelaksanaan pemasangan tulangan c. Mengatur penempatan pabrikasi besi d. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan pekerja tukang besi e. Mengatur penempatan pekerja tukang besi f. Menghitung kebutuhan besi tulangan 7. Drafter a. Memahami gambar forcon (gambar perencana) dari konsultan perencana b. Membuat gambar kerja ( shop drawing ) menggunakan software AutoCad c. Menggambar as built drawing d. Mentransformasi gambar kerja kedalam metoda kerja 8. Surveyor a. Mempelajari construction drawing , shop drawing , schedule pelaksanaan. b. Melaksanakan
pengukuran
dan
melaporkan
hasilnya
ke
supervisor atau site manager c. Merawat dan meneliti status kalibrasi dari alat-alat ukur yang digunakan 9. Site manager a. Memimpin pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan program kerja mingguan, metoda kerja, gambar kerja ( shop drawing ), dan mengikuti spesifikasi teknik.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
42
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
10.Civil supervisor a. Mempelajari construction drawing dan shop drawing b. Mempelajari spesifikasi teknik pekerjaan c. Mengatur penempatan sumber daya (tenaga kerja, material, dan alat) sesuai dengan progress kerja, metoda pelaksanaan, gambar kerja, dan spesifikasi teknik d. Memeriksa hasil pekerjaan mandor dan subkontraktor e. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan pekerjaan di lapangan f. Melakukan koordinasi dengan mandor dan subkontraktor g. Checklist pekerjaan pengecoran h. Membuat laporan harian i. Membuat perizinan pelaksanaan pekerjaan j. Membuat perizinan pelaksanaan pembongkaran bekisting k. Membuat perizinan permohonan pengecoran beton l. Monitoring pekerjaan di lapangan 11.Koordinator Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP ) a. Mengkoordinasi kedua pekerjaan antara pekerjaan sipil dan pekerjaan Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP) b. Memeriksa gambar & material, khususnya bagian instalasi Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP) 12. Project administrator a. Memahami prosedur pemasaran b. Mengelola dan mengarsipkan dokumen kontrak dan dokumen proyek 13. Mechanic a. Memantau kebutuhan peralatan yang tercakup dalam schedule alat. b. Membuat program kegiatan pemeriksaan dan perawatan alat yang diseleraskan dengan kondisi kebutuhan dilapangan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
43
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
c. Membuat laporan pengoprasian alat secara periodik. d. Membuat laporan kerusakan alat dan memudahkan pengawasan proyek.
2.7. Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
2.7.1 Kegiatan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi Penyelanggaraan pekerjaan kostruksi meliputi beberapa tahapan yakni dimulai dari tahap perencanaan yang meliputi : a. Pra studi kelayakan b. Studi kelayakan c. Perencanaan umum d. Perencanaan teknik Selanjutnya
diikuti
dengan
beberapa
tahap
pelaksanaan
berserta
pengawasannya yang meliputi : a. Pelaksaan fisik b. Pengawasan c. Uji coba, dan d. Penyerahan bangunan Masing-masing tahap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan dan pengakhiran. 1. Kegiatan Penyiapan meliputi kegiatan awal penyelenggaraan pekerjaan kostruksi untuk memenuhi berbagai persyaratan yang diperlukan dalam memulai pekerjaan pekerjaan perencanaan atau pelaksanaan fisik dan pengawasan. 2. Kegiatan Pengerjaan meliputi : a. Dalam tahap perencanaan, merupakan serangkaian kegiatan yang menghasilkan berbagai laporan tentang tingkat kelayakan, rencana umum/induk, dan rencana teknis. b. Dalam
tahap
pelaksanaan
pelaksanaan,
fisik
beserta
merupakan pengawasannya
serangkaian yang
kegiatan
menghasilkan
bangunan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
44
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
3. Kegiatan Pengakhiran, yang berupa kegiatan untuk menyelesaikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi : a. Dalam tahap perencanaan, dengan disetujuinya laporan akhir dan dilaksanakan pembayaran akhir. b. Dalam tahap pelaksanaan dan pengawasan, dengan dilakukannya penyerahan akhir bangunan dan dilaksanakannya pembayaran akhir. 2.7.2 Ketentuan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi Untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan kostruksi penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang : a. Keteknikan, yang meliputi persyaratan keselamatan umum, konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan dan atau komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan standar atau norma yang berlaku. b. Keamanan, keselamatan, dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.8. Pelelangan
Pelelangan adalah pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka untuk umum dengan pegumuman secara luas melalui media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta bilamana di mungkinkan melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas/ dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Bila calon
penyedia
barang/
jasa
diketahui
terbatas
jumlahnya
karena
karakteristik, kompleksitas dan kecanggihan teknologi pekerjaannya, dan kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut, pengadaan barang dan jasa tetap dilakukan dengan cara pelelangan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
45
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Dalam melaksanakan suatu proyek ada dilaksanakannya tahap pelelangan, yaitu dimana pada tahap ini para kontraktor akan diseleksi kemampuannya untuk melaksanakan proyek. Dari tahap ini ditunjuk kontraktor pelaksana yang akan menjalankan proyek ini dan diawasi oleh wakil dari owner, dalam hal ini konsultan pengawas. Pelelangan yang dilakukan pada proyek ini adalah pelelangan umum, dimana metode pemilihan penyedia barang/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan dan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat.
2.9. Jenis Kontrak
Kontrak dengan harga tetap dapat berubah selama masa kontrak untuk penyesuaian terhadap kenaikan harga bahan, upah atas volume pekerjaan, tetapi dalam praktek tidak semua kontrak dengan harga tetap mengijinkan perubahan tersebut. Dalam proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah, Tangerag, Banten digunakan kontrak jenis LumpSum dan Kontrak Unit price (harga satuan) Dengan kontrak lump sum, kontraktor menawarkan penyelesaian seluruh pekerjaan dengan biaya tetap maksimum terjadi perubahan volume pekerjaan. Serta jenis Kontrak Unit Price / Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barang /jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yg pasti & tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara. Pembayaran kepada penyedia jasa / kontraktor pelaksanaan berdasarkan hasil pengukuran bersama terhadap volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan.
2.10. Tahap Pelaksanaan di Lapangan
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan di lapangan, diantaranya adalah personil dan organisasi yang terlibat di dalamnya,
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
46
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
peralatan dan logistik yang digunakan, waktu kerja, metode kerja, pengawasan di lapangan serta manajemen proyek.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
47
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI 3.1
Metode Pekerjaan Proyek
Hal-hal mengenai pembahasan ruang lingkup pekerjaan proyek yang dimulai dari proses persiapan, pelaksanaan hingga proses pengawasan adalah satu kesatuan dan merupakan hal yang tidak dapat dihilangkan dalam suatu pekerjaan proyek. Agar pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung dengan baik, lancar, efektif dan memperoleh hasil yang memuaskan, maka diperlukan suatu cara pelaksanaan (construction method), rencana kerja (work schedule) dan rencana lapangan ( site instalation). Dengan adanya cara ini diharapkan pembangunan dapat selesai tepat waktu dan sesuai waktu perancangan yang sudah ditentukan awal. Dalam perencanaan pekerjaan khususnya di bidang konstruksi PT. Aria Graha sebagai pihak Konsultan Pengawas Manajemen Konstruksi (MK) dan juga PT. Pembangunan Perumahan PP (Persero) - PT. Jaya Konstruksi sebagai Kontraktor gabungan (KSO) memiliki metoda pelaksanaan yang spesifik pada Proyek Peningkatan Kapasitas Air Bersih dan Air Kotor dengan urutan pelaksanaan persiapan, struktur bawah, struktur atas dan finishing , Mechanical,Electrical dan interior.
3.1. Metode Perancangan 3.1.1.Pekerjaan Persiapan
Semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan persiapan. Pelaksanaan pekerjaan perisapan merupakan salah satu metode dalam pelaksanaan konstruksi. Penerapan metoda tersebut, ber kaitan erat dengan kondisi lapangan dan jenis proyek yang dikerjakan. Tujuan pekerjaan persiapan ini adalah mengatur peralatan, alat bantu, dan fasilitas
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
48
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
lainnya yang disiapkan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, efisien dan aman sesuai rencana kerja yang sudah direncanakan. Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi proyek serta penyediaan sarana dan prasarana, pembersihan lokasi proyek, dan persiapan-persiapan sebelum melaksanakan pekerjaan lebih lanjut, dalam pengerjaan pekerjan persiapan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lapangan dan jenis proyek yang dikerjakan. Kontraktor harus menyediakan bahan atau material sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, dan peralatan, tenaga yang diperlukan untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan tepat pada waktunya. Dalam menyusun penawaran, kontraktor harus mengenal keadaan lapangan, keadaan jalan dan tidak dibenarkan mengajukan claim apabila ada perbedaan antara gambar rencana dan keadaan lapangan. Jika kontraktor sudah mengetahui keadaan lapangan, maka dapat dilaksanakannya pengadaan bahan dan alat konstruksi yang dilakukan oleh logistik proyek yang sebelumnya telah dihitung oleh supervisior .
3.1.2.Site Management Plan
Pengaturan tata letak bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek sangat
dibutuhkan
khusunya
pada
saat
tahap
persiapan,
dalam
pelaksanaannya, pekejaan persipan ini adalah rencana lapangan atau sering disebut perencanaan site plan. Tujuan dari adanya site plan adalah pengaturan letak bangunan sehingga pekerjaan konstruksi dapat bejalan dengan lancar, aman, efektif, dan efisien. Penempatan fasilitas dan sarana proyek diharapkan nantinya, dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan, hal ini berhubungan langsung dengan adanya perhatian kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan dengan desain yang akan dikerjakan. Perencanaan site plan proyek Penigkatan Kapasitas jaringan Air Bersih dan Limbah dapat dilihat di Gambar 3.1
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
49
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 1 Lokasi Proyek
Gambar 3. 2 Site Plan
Perlunya suatu pertimbangan mengenai pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan yang nantinya akan dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai. Walaupun demikian, pemilihan bahan bangunan dan jenis konstruksi harus dipertimbangkan agar bangunan yang nantinya digunakan sebagai fasilitas dan sarana dapat bertahan minimal selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan utama serta dapat menjamin keamanan dan keselamatan. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud pada proyek Penigkatan Kapasitas jaringan Air Bersih dan Limbah yaitu pembuatan : pintu masuk, direksi keet/kantor proyek, gudang material dan peralatan, pos keamanan, lahan parkir, instalasi listrik, mushola, toilet, mess pekerja.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
50
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
1. Pintu Masuk Merupakan pintu masuk untuk sirkulasi keluar masuknya kendaraan ataupun sumber daya manusia yang berada di lokasi proyek. Adapun pintu masuk di proyek ini dapat dilihat di Gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Pintu Masuk
2. Kantor Proyek/ Direksi Keet Terdapat beberapa pembuatan kantor proyek yang bersifat sementara yang berfungsi sebagai penunjang para pihak terkait untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan administratif, pertemuan, tempat untuk melaksanakan meeting para direksi lapangan, dan lain-lain. Adapun kantor proyek dapat dilihat di Gambar 3.4 sampai dengan Gambar 3.7.
Gambar 3. 4 Lokasi Direksi Keet
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
51
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Kontraktor PT.PP ( Persero )-JAKON(KSO) Tbk Tbk Gambar 3. 5 Kantor Kontraktor
Gambar 3. 6 Kantor Konsultan MK PT. Aria Graha
Gambar 3. 7 Ruang Rapat
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
52
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
3. Gudang Material dan Peralatan Gudang material dan peralatan memiliki fungsi diantaranya sebagai tempat untuk mengkoordinir peralatan dan material yang datang dari luar proyek yang selanjutnya digunakan ataupun disimpan terlebih dahulu untuk keperluan proyek selanjutnya. Adapun gudang bahan bangunan dan material dapat dilihat di Gambar 3.8 dan Gambar 3.9.
Gambar 3. 8 Gudang bahan bangunan
Gambar 3. 9 Gudang Material
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
53
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
4. Pos Keamanan Pos kemanan sebagai tempat security untuk berjaga selama proyek berlangsung. Security memiliki peran dan fungsi tugas keamanan sekitar area proyek, selain itu security dapat membantu pendataan setiap material maupun bahan yang masuk dan keluar proyek, serta pendataan kepada setiap tamu yang wajib lapor sebelum masuk area proyek. Pos keamanan di area proyek dibagi menjadi dua bagian, satu gerbang terletak sebagai pintu utama masuk dan satu gerbang lagi untuk tempat masuk mobilisasi bahan dan peralatan konstruksi yang dibutuhkan proyek. Adapun pos pos keamanan dapat dilihat di Gambar 3.10.
Gambar 3. 10 Pos Keamanan
5. Lahan Parkir Lahan parkir memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyimpan kendaraan setiap pegawai, tamu, pekerja, dan pihak yang terkait di proyek tersebut, dan untuk menjaga keteraturan di dalam area lokasi proyek, lahan parkir dibagi menjadi dua tempat, yaitu berada diluar lokasi proyek untuk kendaraan beroda dua dan berada didalam area proyek untuk kendaraan beroda empat. Adapun lokasi lahan parkir dapat dilihat di Gambar 3.11 dan Gambar 3.12
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
54
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 11 Area Parkir Motor
Gambar 3. 12 Area Parkir Mobil
6. Tempat instalasi listrik/Genset Instalasi listrik memiliki fungsi sebagai salah satu sumber listrik di area proyek. Hal ini sangat dapat membantu dalam pekerjaan yang memang membutuhkan aliran listrik seperti pekerjaan administratif dan lain-lain. Intalasi listrik dapat dilihat di Gambar 3.13.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
55
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 13 Instalasi Listrik
7. Tempat Beribadah (Mushola) Selain menyediakan tempat keperluan untuk keberlangsungan proyek, tidak lupa juga untuk menyiapkan tempat beribadah untuk pegawai di area dalam lokasi proyek. Seperti terdapat di Gambar 3.14.
Gambar 3. 14 Tempat Beribadah
8. Toilet Selain menyediakan tempat beribadah, tidak lupa untuk menyediakan tempat untuk buang air kecil/besar. Seperti yang ada di Gambar 3.15.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
56
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 15 Toilet
9. Mess Pegawai Mess ini berfungsi sebagai tempat tinggal sementara untuk para pegawai yang kebetulan tidak memilik tempat tinggal di sekitar lokasi proyek. Untuk proyek ini disediakan tempat tinggal di Swift Inn Aeropolis Airport Tanggerang. Seperti terdapat di Gambar 3.16.
Gambar 3. 16 Tempat tinggal pegawai
10. Tempat Penyimpanan Helm Tempat ini berguna untuk meyimpan helm proyek sebelum digunakan ke lokasi proyek ataupun sesudah dari proyek. Seperti yang ada di Gambar 3.17.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
57
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 17 Rak Penyimpanan Helm 3.1.3.Pedoman Pengukuran
Kegiatan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pengukuran yang ada dilapangan. Alat-alat yang biasa digunakan seperti Theodolit dan Waterpass. Pekerjaan pengukuran dilakukan oleh seorang surveyor dibantu seorang asisten pada saat pengukuran. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran adalah dua buah rambu ukur, unting-unting, meteran, payung, piloks, benang yang diberi tinta warna, serta paku dan palu. Seperti di Gambar 3.18.
Gambar 3. 18 Pengukuran Oleh Surveyor
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
58
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
3.2. Peralatan dan Bahan Kontruksi 3.2.1.Peralatan Kontruksi
Adapun peralatan yang digunakan di proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno-Hatta, sebagai berikut : 1. Mobile Crane Pada proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah terdapat satu buah Mobile crane yang berperan sangat penting dalam melakukan pemindahan barang, material, alat bantu, dan lain sebagainya. Mobile Crane juga dipakai untuk mengangkut bahan concret bucket yang digunakan dalam proses pengecoran kolom, balok dan sebagainya dan mampu mengangkat berbagai macam jenis alat bantu ataupun bahan untuk membuat bekisting, kolom, besi beton, struktur, dan lain-lain. Adapun Mobile Crane yang ada di lokasi proyek dapat dilihat di Gambar 3.19.
Gambar 3. 19 Mobile Crane
2. Excavator Excavator adalah jenis alat berat yang memiliki fungsi utamanya adalah untuk mengeruk dan menggali tanah atau materi dengan menggunakan bucket yang terpasang pada lengan/arm. Dapat dilihat di Gambar 3.20.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
59
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 20 Excavator
3. Waterpass dan Theodolit Theodolit dan waterpass merupakan alat bantu dalam pekerjaan pengukuran. Theodolite berfungsi sebagai alat menentukan beda tinggi, letak dan kedudukan suatu objek sistem koordinat. Koordinat yang diperoleh adalah dengan melakukan pengukuran-pengukuran sudut dan jarak. Selain itu dipergunakan juga untuk menentukan as kolom dan pemeriksaan posisi kolom dan ketegakkan kolom pada bangunan. Sedangkan.
Waterpass merupakan
alat
yang
digunakan
untuk
mengetahui ketinggian suatu titik berdasarkan ketinggian titik yang diketahui. Waterpass juga digunakan unutk mengecek ketepatan penempatan bekisting balok dan lainlain. Adapun waterpass dan Theodolit yang digunakan di proyek ini dapat dilihat di Gambar 3.21.
Gambar 3. 21 Waterpass dan Theodolit
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
60
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
4. Perancah Perancah adalah alat yang terbuat dari besi berbentuk rangka. Alat ini berfungsi untuk menyangga bekisting pada saat pengecoran pelat lantai, balok, dan tangga. Berikut adalah bagian-bagian dari perancah a. Main Frame Main Frame adalah batang utama perancah yang berfungsi menahan beban diatasnya secara vertikal. Dapat dilihat di Gambar 3.22.
Gambar 3. 22 Main Frame
b. Jake Base Jake Base digunakan sebagai pijakan scaffolding dan juga berfungsi sebagai pengatur level untuk perletakan pada bidang permukaan yang miring. Seperti pada Gambar 3.23.
Gambar 3. 23 Jake Base
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
61
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
c. U-Base Plated berbentuk U yang digunakan sebagai penopang atas pada scaffolding yang disertai dengan pengatur levelnya. Seperti pada Gambar 3.24.
Gambar 3. 24 U-Base
d. Ledger Frame Ledger
Frame
adalah
batang
perancah
yang
dirangkai
untuk
menyambung main frame apabila ketinggiannya kurang dari yang dikehendaki. Seperti pada Gambar 3.25
Gambar 3. 25 Ledger Frame
.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
62
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
5. Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara berupa cetakan (beserta pelengkapnya pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi yang dikehendaki). Utamanya sebuah konstruksi bekisting mempunyai tiga fungsi yaitu : 1. Bekisting menentukan bentuk dari beton yang akan dibuat. Bentuk sederhana dari sebuah konstruksi beton menuntut bekisting yang sederhana. 2. Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan
bentuk
yang
timbul
dan
geseran-geseran
dapat
diperkenankan, asalkan tidak melampaui toleransi-toleransi tersebut. 3. Bekisting harus dengan mudah dipasang, dilepas, dan dipindahkan. Berikut adalah macam-macam bekisting yang digunakan pada proyek Penigkatan Kapasitas jaringan Air Bersih dan Limbah : a. Bekisting Kolom Bekisting kolom menggunakan sistem bekisting konvensional terbuat dari kayu dan triplek, bekisting ini mudah untuk diproduksi, akan tetapi bekisting ini memiliki umur yang relatif singkat, bekisting ini adalah bekisting yang paling fleksibel karena dapat diterapkan pada bentuk konstruksi yang rumit. Adapun bekisting kolom dapat dilihat di Gambar 3.26.
Gambar 3. 26 Bekisting Konvensional Untuk Kolom
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
63
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
b. Bekisting Balok Bekisting yang digunakan untuk balok pada proyek ini adalah bekisting konvensional. Seperti pada Gambar 3.27.
Gambar 3. 27 Bekisting Konvensional Untuk Balok
6. Bar Cutter Listrik Bar Cutter Listrik adalah alat untuk memotong baja tulangan. Bar cutter dapat memotong besi tulangan dengan berbagai macam ukuran diameter. Seperti pada Gambar 3.28.
Gambar 3. 28 Bar Cutter
7. Bar Bender Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai perencanaan yang dibutuhkan. Seperti pada Gambar 3.29.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
64
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 29 Bar Bender
8. Truck Mixer Concrete Truck Mixer Concrete adalah truck khusus yang dilengkapi dengan pengaduk beton dan dapat mengangkut beton dengan kapasitas 7 m3. Truck mixer concrete berfungsi untuk mengangkut beton ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Seperti pada Gambar 3.30.
Gambar 3. 30 Truck Mixer Concrete
9. Concrete Bucket Concrete bucket adalah alat yang berfungsi untuk mengangkut beton yang dikeluarkan dari truck mixer concrete sampai ke lokasi pengecoran, concrete bucket biasanya digunakan pada saat lokasi pengecoran tidak dapat dijangkau oleh pipa tremi. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.31
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
65
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 31 Concrete Bucket
10. Concrete Vibrator Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat pengecoran, hal ini dilakukan agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton. Cara penggunaan vibrator ini harus dilakukan secaa vertikal lurus dan tidak boleh miring. Jarak menggunakan, getaran harus kurang dari 60 cm, dan waktu getaran seharusnya 5 sampai 10 menit pada satu waktu sehingga muncul pasta baru di permukaan dari beton baru. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.32.
Gambar 3. 32 Concrete Vibrator
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
66
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
11. Dump Truck Dump Truck adalah alat untuk mengangkut berbagai macam jenis material dan bahan sesuai perencanaan. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.33.
Gambar 3. 33 Dump Truck
12. Gerobak Sorong Alat ini digunakan untuk mengangkut material bangunan ke tempat lain sesuai dengan kapasitasnya. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.34.
Gambar 3. 34 Gerobak Sorong
13. Mesin Las Mesin las merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Fungsinya sebagai alat penyambung baja, penggunaan mesin las sebagai alat penyambung baja pada pekerjaan konstruksi, membuat
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
67
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
waktu pekerjaan menjadi relatif lebih cepat. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.35..
Gambar 3. 35 Mesin Las
14. Satu Set Alat Slump Test Alat slump test ini terbagi dari beberapa bagian diantaranya pelat besi sebagai alas, tusukan dari baja diameter 16 mm dan panjang 600 mm, mistar perata, dan kerucut terpancung dengan diameter puncak 100 mm, diameter dasar 200 mm, dengan tinggi 300 mm. Alat slump ini merupakan alat untuk melakukan pengambilan sample beton, yang nantinya akan di uji di laboratorium untuk mendapatkan hasil test kekuatan dari suatu campuran beton. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.36.
Gambar 3. 36 Satu Set Alat Slump Test
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
68
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
15. Trymix Trymix adalah sejenis selang yang digunakan untuk mengalirkan campuran beton dari bucket. Trymix ini digunakan pada saat pengecoran. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.37.
Gambar 3. 37 Trymix
16. Mesin Saking Pile ( File Sunward Static Pile Driver ) Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara
Soekarno-Hatta.
Mesin
Saking
Pile digunakan
untuk
pemancangan Pondasi Tiang Pancang yang pelaksanaannya ditekan masuk kedalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidroulis yang diberi beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan gaya tekan dongkrak langsung dan dapat dibaca melalui monometer sengingga gaya tekan tiang dapat diketahui tiap mencapai kedalaman tertentu. Sebelum dilakukan pemancangan dengan jack-in terlebih dahulu dilakukan tes sondir dan boring. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.38.
Gambar 3. 38 Mesin Saking Pile Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
69
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
17. Sondir dan Boring Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara Soekarno-Hatta. Menggunakan alat pengujian sondir test yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan
tanah keras.
Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.39.
Gambar 3. 39 Test Sondir dan Boring
18. Mesin Diesel dan Mesin Robin Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara Soekarno-Hatta. Mesin Diesel dan Mesin Robin
digunakan
untuk mengeringkan air yang banjir akibat hujan di lokasi proyek, dan digunakan untuknkeperluar air di lokasi proyek. sehingga dapat mempercepat untuk proses pengerjaan pondasi dan struktur. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.40.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
70
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 40 Mesin Diesel dan Mesin Robin
19. Hydrant Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara Soekarno-Hatta. Hydrant di gunakan untuk menyiram tanaman dan taman di bandara soekarno-hatta. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.41.
Gambar 3. 41 Hydrant
20. Lampu Sorot Hologen Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara Soekarno-Hatta. Lampu Sorot Hologen berfungsi sebagai alat Penerangan di proyek pada saat pengecoran di malam hari. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.42.
Gambar 3. 42 Lampu Sorot Hologen 3.2.2.Bahan Kontruksi
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
71
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proyek
Penigkatan
Kapasitas jaringan Air Bersih dan Limbah: 1. Kawat Bendrat Fungsi kawat bendrat adalah sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan adalah berdiameter 1 mm dan dalam penggunaannya digunakan empat atau lima lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikatkan baja tulangan. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.43.
Gambar 3. 43 Kawat Bendrat
2.
Beton Decking Fungsi beton decking adalah untuk membuat jarak antara permukaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada waktu pengecoran nanti bisa terbentuk selimut beton. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.44.
Gambar 3. 44 Beton Deckin
3.
Tulangan
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
72
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Fungsi tulangan baja dalam beton bertulang adalah untuk menahan gaya atau tegangan tarik yang bekerja pada struktur. Besi beton yaitu besi ulir. Diameter tulangan yang digunakan dalam proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah sangat bervariasi, diantaranya D10, D13, D16, D19, D22 dan D25. Tulangan lentur dan tulangan geser pada struktur pelat lantai, balok, kolom menggunakan besi ulir. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.45.
Gambar 3. 45 Tulangan
4.
Beton Ready-Mixed Beton ready-mixed adalah adukan beton siap pakai yang dibuat sesuai dengan
mutu
pesanan
sehingga
pemesanan
dapat
langsung
menggunakannya untuk keperluan pengecoran. Pada proyek ini supplier beton ready mixed adalah PT. Pionir Beton ,PT. Adhimix dan PT.SGG. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.46.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
Gambar 3. 46 Beton ready-mixed
2411141010 2411141085
73
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
5.
Sika Viscocrete 3115N Sebagai generasi terbaru dari Superplasticizer untuk beton dan mortar. Secara khusus dikembangkan untuk produksi beton dengan kemudahan mengalir dan sifat mengalir yang tahan lama. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.47.
Gambar 3. 47. Sika Viscocrete 3115N
6.
Sterofoam Sterofoam digunakan sebagai penstabil suhu beton, agar penurunan dan kenaikan suhu beton lapis atas, tengah, dan bawah stabil. Agar terhindar dari retak. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.48.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
74
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 48 Sterofoam
7. Bata Ringan Bata ringan menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan air dan api, serta awet (durable (durable). ). Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik. Adonannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimawi). Bata ringan diciptakan dengan tujuan meringankan beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung. Ukuran bata yang digunakan pada proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih
dan
Air
Limbah
adalah 60 x
20 x 75 cm.
Dapat
dilihat
seperti
pada
Gambar
3.49.
8. Pipa
Gambar 3. 49 Bata Ringan
Ductile
Cast Iron (DCIP) dan Pipa High Density Polyethylene (HDPE) Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara Soekarno-Hatta. Pipa HDPE dan Pipa DCIP digunakan sebagai
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
75
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Pipa saluran pembuangan air bersih, Pipa saluran pembuangan air limbah dan Pipa saluran untuk Hydrant. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.50.
Gambar 3. 50 Pipa DCIP dan Pipa HDPE 3.3. Pekerjaan Pengolahan Limbah Cair 3.3.1. Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah Galian tanah dilaksanakan pada semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah dan bagian dari tanah yang harus di buang. Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan, dan sebagianya, dan benar-benar menggunakan waterpas dan Theodolite. 2. Urugan Tanah Urugan tanah dilaksanakan pada semua bekas lubang pondasi dan semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman sekitar. 3.3.2. Pekerjaan Sawege Treatment Plant
1. Parshall Flume Inlet pada STP Fungsi Sebagai pintu air dan pengukur debit inlet STP 2. Inlet Chamber Fungsi untuk menampung air hasil olahan sebelum masuk ke bak ekualisasi.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
76
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
3. Bar Screen Fungsi Melindungi peralatan-peralatan pada pengolahan selanjutnya dari gangguan benda-benda berukuran besar yang dapat merusak atu menggangu aliran maupun proses yang akan berlangsung 4. Ruangan dan Bangunan grift Bangunan grift chamber Fungsi Untuk menampung air hasil olahan sebelum masuk ke bak ekualisasi 5. Ruang panel D Fungsi Sebagai ruangan untuk meletakkan blower yang akan digunakan pada unit bak ekualisasi
6. Equalization tank Fungsi sebagai tangki buffer, dalam bak tersebut air buangan setelah melewati oil and grease trap masuk ke unit bak equalisasi disini terjadi pencampuran zat organik dan anorganik secara merata juga suhu dan flow yang tidak mengalami fluktuatif. Selain itu juga bak equalisasi berfungsi sebagai tangkiu homogenitas, netralisasi, oksidasi dengan otomatic Ph control atau redox control, dimana output dari unit ini sudah siap untuk mengalami proses pengolahan secara beologis. 7. Primary clarifier Fungsi untuk mengendapkan partikel diskrit dan koloid dengan senyawa organik
lainnya
membentuk
lumpur
yang
masih
mengandung
mikroorganisme yang ytercampur sempurna pada bak ekualisasi secara gravitasi. 8. Tanki Aerasi (Bak Aerasi) Fungsi Sistem Aerasi mempunyai dua fungsi utama yaitu a. Sebagai suplai mikroorganisme dalam proses lumpur aktif dengan oksigen sesuai dengan kebutuhan b. Sebagai pencampuran yang lebih homogen antara mikroorganisme, air buangan dan oksigen, sehingga proses ini merupakan proses
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
77
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
penyisihan zat organic dan anorganik sehingga pada unit ini terjadi perekdusian parameter BOD dan COD 9. Ruang Panel C Fungsi sebagi ruangan untuk meletakan blower yang akan digunakan pada unit bak aerasi. 10. Secondary Clarifier Fungsi untuk pengendapkan partikel diskrit dan koloid dengan senyawa organik
lainnya
membentuk
lumpur
yang
masih
mengandung
mikroorganisme yang tercampur sempurna pada proses aerasi secara gravitasi. 11. Ruang filter Panel A dan B Fungsi untuk meletakan unit pengolahan filter, desinfeksi dan panel elektronik STP. 12. Parshal flume outlet Fungsi Sebagai pintu air dan pengukur debit inlet STP 13. Bangunan desinfeksi (dalam ruang filter) Fungsi Desinfektan atau unit chorinasi merupakan unit pembunhan zat kimia NaOCI2 yang berfungsi untuk membunuh kuman atau bakteri pathogen yang terkandung dalam air limbah setelah mengalami proses pengolahan. 14. Ruangan Bangunan Reservoir air bersih 4000 m 3 Fungsi menampung air bersih hasil olahan STP untuk dipakai hidran, menyiram tanaman dan air baku untuk air minum.
3.3.3.Pekerjaan Mekanikal
1. Pekerjaan Pipa Desain pipa pada temperature 40 derajat Celcius dan tropis dengan tekanan minimum 8 bar sedangkan pada perlengkapan perpipaan dirancang pada tekanan nominal 10 bar. adapun Pipa yang digunakan diantaranya :
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
78
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
a. Pipa Baja b. Pipa PVC c. Pipa Galvanized 2. Pekerjaan Katup (Valve) Sehaiknya kontraktor harus mensuplai katup satu merek/brand pabrikan saja bila dimungkinkan. Pada katup tercetak nama pabrik pembuat, diameter, klas tekanan dan juga arah ahran air yang tertera pada badan katup Pengetesan tekanan hidrostatis katup yaltu 1.5 kali tekanan nominaInya Setiap katup harus dapat dioperasikan dengan mudah dan disupplai lengkap dengan dust protector, Thandle, dll bila diperlukan lengkap dengan gear box. Katup dengan double flange dimana flange schedule harus sesuai dengan standar ISO 2084 PN l0. Pada setiap katup harus di cat dengan epoxy dengan ketebalan minimum 400 mikron pada kondisi kering. Pabrikan katup harus mempunyai sertifikat ISO 9001 dan mempunyai pengalaman minimum 5 tahun dalam hal mendesain dan membuat katup. Katup yang digunakan diantara : a. Katup Kupu-kupu b. Katup Searah c. Katup Gerbang d. Katup Pelepas Udara 3. Penstock Penstock yang digunakan adalah tipe son-rising stem dengan seal di empat sisi dalam kondisi yang langsung pasang. Material penstock terdiri dan stainless steel dan mur stem terbuat dan non zinc bronze agar tahan terhadap korosi. Seal harus tahan terhadap air limhah dan ultraviolet serta anti korosi pasivasi. 4. Pompa Head pompa disesualkan dengan perhitungan hidrolis sistein perpipaan yang terkait yang dilaksanakan oleh kontrakior, terkait dengan kapasitas pompa disesuaikan dengan kebutuhan untuk air yang dirancang oleh kontraktor. Pompa yang digunakan diantaranya :
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
79
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
a. Pompa Sentrifungal, aksial mixed / mixed flow b. Pompa Benam c. Pompa Horisontal Split Case d. Pompa Drinase e. Pompa Sirkulasi Bahan Kimia f. Pompa Pembubuh Metering Bahan Kimia 5. Blower. Blower untuk air scoring pada tilter unit yang harus disediakan yaitu root blower dalam hal ini termasuk: base plane, transmisi V belt, air filter, silencer, safety vulve, motor listrik sehagai pcnggerak dan perpipaan air scoring lengkap dengan katup kupu-kupu pada setiap kompartemen filter. Tekanan kerja minimum I kg/cm2 sedangkan kapasitas sesuai dengan kebutuhan untuk air scoring pada satu kompartemen filter yang disesuaikan dengan spesifikasi gradasi media filter pasir silika, jumlah blower yang diperlukan pada tiap 1 unit. Sebagai motor penggerak blowcr yaitu motor listrik AC sequirel cage motor 380 v, 3 phasa, 50 hz, Ip 55 ,insul class F. Penempatan Blower ditempakan pada ruang mesin, mesin dalam hangunan penunjang, Perpipaan untuk blower air scoring terbuat dari pipa baja las spiral/longitudinal Spesifikasi blower yang digunakan schagai benikut:
Blower
Kapasitas
Daya
Jumlah
(m3/m3nit)
(kW)
Blower (Unit)
Blower bak ekualisasi
150
185
2
Blower hak aerasi
150
185
4
Blower/compressor scouring
200
5,5
2
di Sand Filter
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
80
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
3.3.4.Pekerjaan Elektronika STP
1. Lingkup
Pekerjaan
Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama. peralatan bantu. peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pcmbuatan alat-alat. pemasangan, termasuk pengadaan Iistrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada syarat-syarat Khusus Teknik): 2. Sistim Elekironika a. Instalasi fire alarm b. Instalasi telepon c. Instaiasi tata suara 3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada. 4. Pengadaan pemacangan seluruh sistim instalasi Elektronika sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan Iainnya sesuai dengan kontrak 5. Segala sesuatu mengenal Iingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas. Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi./Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini 6. Apahila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elekironika harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta addendum lainnya
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
81
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal/butir-butir yang ditulis/disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan. Akan tetapi malah mempertegas spesitikasinya. 9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga insialasi Elektronika segala biaya pengujian di pabrik pembuatnya dan memberikan Ijin untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemilik. Sistim pcngujian harus disampaikan secara tertulis I (satu) bulan sesudah menerima SPK.
3.3.5.Pekerjaan Elektrikal STP
1. Lingkup
Pekerjaan
Pekerjaan instalasi sistim inj meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat, pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalab m pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada syarat-syarat Khusus Teknik): 2. Sistim Elektrikal a. Instalasi penerangan dan stop kontak. b. Instalasi penangkal petir 3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan balk sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar -gambar yang ada 4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektnkal sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak. 5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas. Kontraktor dapat menanyakan Iebïh lanjut kepada Direksi/Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
82
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang rnungkin terjadi. 7. Semua pengadaan. pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal harus bcrdasarkan gambar dokumen Iengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, seria addendum lainnya. 8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal/butir-butir yang ditulisi/disebutkan kembali. hal ini, bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesilikasinya. 9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Elektrikal segala biaya pengujian di pabrik pembuatnya dan memberikan ijin untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pemilik. Sistim pengujian harus disampaikan secara tertulis I (satu) bulan sesudah menerima SPK.
3.4. Pengawasan dan Pengendalian 3.5.1 Pengawasan dan Pengendalian Mutu
Pengawasan adalah suatu proyek mengevaluasi suatu pelaksanaan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang berlaku, dengan tujuan agar hasil dari pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan proyek. Kegiatan pengendalian dilakukan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan biaya dan waktu yang telah ditetapkan. Kegiatan dan pengendalian yang dilakukan antara lain :
3.5.1.1 Pengawasan dan Pengendalian Mutu Material Pengawasan dan pengendalian mutu material dilakukan dengan uji visual dan tes laboratorium. Pengendalian kualitas bahan dilakukan dengan mengadakan pengawasan mutu terhadap beton : 1. Slump Test Ready-mix yang tiba dilapangan akan diuji menggunakan kerucut abrahams untuk mendapatkan nilai slump. Beton yang tidak layak tidak diizinkan untuk digunakan. Beton juga akan diambil sampel untuk dicetak dalam cetakan silinder, untuk pengujian kekuatan
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
83
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
dilaksanakan di laboratorium. Pengambilan sampel diambil secara acak, sebanyak empat kali dari setiap truck mixer yang datang ke lokasi. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.51.
Gambar 3. 51 Slump test menggunakan kerucut Abrahams
2. Tulangan Pemeriksaan tulangan dilakukan secara visual dan menggunakan jangka sorong untuk mengetahui diameter serta lu as efektif. Pengujian kuat tarik dilakukan pada beberapa sampel tulangan. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.52.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
84
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 52 Pemerikasaan tulangan
Penguan beton dan baja tulangan dilakukan di laboratorium Sedangkan
pengendalian
pengawasan
selama
mutu
pekerjaan
pekerjaan berlangsung.
dilakukan
dengan
Untuk data
hasil
pengujian, didapat dari uji lapangan dan hasil uji laboratorium. Pada uji laboratorium, ditentukan kuat tekan melalui umur beton pada uji silinder 15 x 30 cm yaitu umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Dapat dilihat seperti pada Gambar3.53.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
85
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 53 Pemerikasaan hasil uji tekan kuat beton
3.5.1.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu Alat Peralatan adalah hal terpenting dalam pelaksanaan pekerjaan suatu struktur. Karena itu pihak kontraktor mempunyai bagian peralatan yang bertugas memperbaiki dan merawat peralatan. Dengan adanya bagian ini, maka mutu peralatan akan terjamin 3.5.1.3 Pengawasan dan Pengendalian Mutu Tenaga Kerja
Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu proyek, maka perlu adanya pengendalian mutu tenaga kerja. Pada proyek ini seluruh pengendalian pekerja diserahkan kepada bagian mandor.
3.4.1.Pengawasan dan Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkunga(K3L)
Sebagai pedoman pelaksanaan peraturan dan ketentuan K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, sumberdaya manusia, mitra kerja, kondisi dan lingkungan yang terintegrasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta untuk meningkatkan produktivitas, motifasi, efisiensi dan kenyamanan kerja, maka PT. PP (Persero) Tbk. dalam proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno-Hatta. menerapkan aturan tersendiri yang
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
86
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
mengacu kepada aturan DEPNAKERTAN dan Perundang-undangan Tahun 1970 Tentang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Aturan yang diterapkannya berlaku untuk semua orang yang berada di lokasi proyek, antara lain: 1. Pemantauan penggunaan Alat Pengaman Diri (APD), bagi setiap orang yang memasuki lokasi proyek termasuk Pengawas dan pekerja meliputi helm, sepatu safety dan rompi. 2. Pemantauan kedisilinan bekerja, pekerja tidak diizinkan merokok selama bekerja untuk menghindari kelalaian
bekerja
akibat terpecahnya
konsentrasi. 3. Perencanaan safety plan, berupa prosedur yang preventif dan reaktif. Prosedur preventif meliputi identifikasi wilayah atau titik berbahaya dan pencegahannya dengan pemasangan alat pengaman maupun plang peringatan. Sedangkan prosedur reaktif meliputi penanganan atau penyelamatan yang harus dilakukan saat terjadi hal-hal yang tidak dinginkan misalnya, kebakaran, kecelakaan, maupun bencana alam. Sehingga dampak dari kejadian-kejadian seperti itu dapat dikurangi. 4. Pembuatan security plan, meliputi prosedur keluar masuk bahan dan alat berat, serta prosedur komunikasi di lapangan. 5. Pengaturan kerapihan alat dan penggunaan material serta pengaturan pembuangan sampah organik dan anorganik. 6. Safety Morning Talk pada proyek ini dilakukan selama satu minggu sekali setiap hari rabu. Tujuan diadakannya aturan tersebut ingin dicapainya zero accidents, keamanan alat dan bahan serta dampak lingkungan yang minimal. Adapun tujuan lain yang ingin dicapai yaitu : a.
Mencegah terjadinya cedera dalam pekerjaan.
b.
Mencegah penyakit akibat kerja.
c.
Menyediakan
lingkungan
pekerjaan
yang
sehat
aman
serta
meningkatkan praktek kerja yang aman.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
87
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
d.
Mematuhi semua persyaratan dan perundang-undangan pemerintah Indonesia.
e.
Mengendalikan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3).
f.
Mempromosikandan mengembangkan kepedulian keselamatan kerja pada suatu tingkatan tinggi.
g.
Menyediakan pelatihan yang diperlukan untuk memungkinkan para karyawan bekerja secara aman dan baik.
h.
Menyediakan suatu sistem guna mendapatkan program tanggap darurat. Khususnya terhadap bahaya kebakaran, bencana alam dan sebagainya. Papan informasi K3L di proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan AIR Limbah Bandara Soekarno-Hatta. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.54.
Gambar 3. 54 Papan mengenai informasi K3L
3.5. Pengadaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada proyek ini sebagian besar berupa tenaga kerja lokal, yang kebanyakan tidak terikat langsung dengan PT. PP (Persero) Tbk, melainkan direkrut oleh mandor. Para pekerja mulai melaksanakan pekerjaan pada pukul 07.00 sampai pukul 17.00 WIB. Dapat dilihat seperti pada Gambar 3.55.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
88
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 3. 55 informasi Tenaga Kerja 3.6. Rencana Kerja
Rencana kerja merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kontraktor di dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan adanya rencana kerja akan diperoleh gambaran secara jelas dan terperinci tentang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta waktu yang disediakan untuk masingmasing tahapan pekerjaan. Bentuk rencana kerja yang dimaksud antara lain :
3.6.1.Time Schedule
Time schedule adalah suatu bentuk rencana kerja yang berupa tabel, berisi jenis-jenis pekerjaan disertai waktu dimulainya sampai dengan berakhirnya setiap jenis pekerjaan tersebut. Namun demikian, pada umumnya tipe time schedule tidak memperhatikan masalah biaya dan kurang jelas menunjukkan ketergantungan antara jenis pekerjaan yang satu dengan yang lainnya. 3.6.2.Kurva S
Kurva S merupakan salah satu jenis rencana kerja yang sering ada di dalam proyek, bentuk dari kurva s sendiri yakni berupa grafik yang menyatakan hubungan antara bobot kumulatif kemajuan pekerjaan dalam persen dengan waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu waktu. Dengan adanya kurva S, dapat diikuti perkembangan kemajuan pekerjaan setiap saat sehingga dapat diketahui
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
dengan
cepat
apabila
proyek
mengalami
2411141010 2411141085
89
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
keterlambatan/kemunduran. Kurva S juga dapat dipakai untuk menilai prestasi kerja kontraktor sampai dengan waktu yang di tinjau. 3.6.3.Shop Drawing
Rencana gambar kerja yang telah di buat terkadang masih perlu di jelaskan dengan gambar-gambar dan detail-detail agar memudahkan pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya pekerjaan. Selain untuk memperjelas gambar kerja, terkadang dalam pelaksanaan sering terjadi perubahanperubahan dari rencana semula, maka apabila terjadi perubahan seperti itu perlunya perubahan gambar kerja yang lebih lengkap dan tentunya di setujui oleh perencana dan pengawas.
3.7. Sistem Pelaporan Proyek, Administrasi Proyek, Rapat Proyek 3.5.1 Sistem Laporan
Laporan pekerjaan dibuat pada saat proyek sedang berjalan maupun setelah proyek berakhir, yang nantinya akan di jadikan sebagai bahan evaluasi hasil pekerjaan dan untuk penyempurnaan proyek di hari-hari berikutnya. Pada proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan AIR Limbah Bandara Soekarno-Hatta ini, sistem laporan terdiri dari laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. Berikut sistem laporan yang ada di proyek, yaitu : 1. Laporan Harian Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana kontraktor dalam melakukan tugasnya dan dalam mempertanggung jawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaan apakah sesuai dengan rencana awal atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pengawas proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek. Laporan harian biasanya berisikan data-data informasi antara lain : a.
Waktu dan jam kerja.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
90
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
b.
Pekerjaan
yang
telah
dilaksanakan
ataupun
yang
belum
dilaksanakan. c.
Bahan-bahan material yang masuk ke proyek.
d.
Peralatan yang tersedia di lapangan.
e.
Jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan.
f.
Hal-hal yang terjadi di lapangan.
g.
Laporan Cuaca pada jam kerja.
Dengan adanya laporan harian ini, diharapkan segala kegiatan proyek yang dilakukan setiap harinya dapat terpantau dan sesuai perencanaan awal.
2. Laporan Mingguan Laporan mingguan ini dibuat berdasarkan laporan harian yang telah dibuat sebelumnya. Laporan mingguan berisi tentang uraian pekerjaan hari-hari sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan selama satu minggu. Sama halnya seperti laporan harian,
pembuatan
laporan
mingguan
juga
dimaksudkan
untuk
mengetahui keadaan proyek, hanya saja dalam laporan mingguan ini mencakup waktu setiap minggu dan permasalahan yang lebih kompleks. Persentase kemajuan dan atau keterlambatan proyek juga dapat diketahui melalui laporan mingguan ini dengan cara membandingkannya dengan kurva S. Adapun gambaran mengenai laporan mingguan ini seperti berikut: a.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang berlaku, jenis je nis peralatan beserta jumlahnya, jumlah j umlah tenaga te naga kerja, dan material yang digunakan beserta volumenya.
b.
Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu.
c.
Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.
d.
Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan peralatan serta cara menanganinya.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
91
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
e.
Catatan tentang ada tidaknya kerja tambah dan pekerjaan kurang dalam pekerjaan proyek selama satu minggu.
f.
Laporan Bulanan Laporan bulanan yang dibuat dibuat dimaksudkan agar penggunaan dana dan prestasi kerja selama satu bulan dapat di kontrol. Kemajuan proyek selama satu bulan ini dapat diketahui pada laporan bulanan ini. Laporan bulanan ini merupaka akumulasi dari laporan mingguan, yang dilengkapi foto-foto dokumentasi sebagai tolak ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek, baik pelaksanaan maupun kegiatankegiatan penunjangnya terdapat dalam hal-hal berikut: a. Data umum proyek. b. Master Schedule. c. Monthly Progress Report. d. Permasalahan yang terjadi. e. Foto dokumentasi kemajuan proyek
3.7.2 Administrasi Proyek
Administrasi proyek berisi tentang laporan keuangan yang dibuat oleh bagian adminstrasi proyek. Dalam laporan ini, adminstasi yang ada di lapangan seperti : 1. Daftar pembayaran biaya tidak langsung yang dibuat setiap hari dan berisi tentang pengeluaran uang yang di pergunakan pergunakan setiap hari. 2. Bukti kas yang telah dibuat setiap minggu antara lain berisi tentang keadaan keuangan proyek per minggu. Laporan keuangan ini dibuat satu minggu sekali dan dikirim kepada Kepala Bagian Adminstasi dan Keuangan kantor pusat serta pemilik proyek. Administrasi keuangan bertanggung jawab dalam kegiatan pelaksanaan di proyek bidangnya, serta menyiapkan laporan-laporan keuangan dan SDM proyek. Dengan uraian tugas yang lebih spesifik yaitu : a. Pencatatan keluar masuknya keuangan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
92
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
b. Mengurus perlengkapan dan kelancaran tagihan proyek. c. Membuat laporan berkala di bidang keuangan. d. Menyusun anggaran pembelanjaan mingguan proyek. e. Surat f. Memo lapangan g. Pembuatan schedule pelaksanaan
3.7.3 Rapat Koordinasi
Rapat organisasi merupakan pertemuan yang diadakan dan dihadiri oleh owner (pemilik proyek), konsultan MK, dan main kontraktor untuk mengadakan koordinasi lebih lanjut pada penanganan proyek. Dalam rapat ini sebagai media untuk membahas masalah-masalah yang terjadi dan rencana penyelesaiannya. Pada kondisi tertentu rapat organisasi ini dapat di adakan di luar waktu biasanya, bila salah satu pihak memerlukannya. Masalah-masalah yang dibahas dalam rapat ini antara lain : 1. Kesulitan yang dihadapi oleh pihak kontraktor dalam pelaksanaan di lapangan. 2. Alternatif-alternatif dari pelaksanaan proyek dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek secara teknis. 3. Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang telah dibuat. Dalam proyek ini, rapat yang di adakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proyek yakni : a. Rapat Mingguan. b. Dan Rapat Bulanan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
93
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROSES PEMBUATAN CLARIFIER SECONDRY DI BANDARA SOEKARNO-HATTA 4.1
Latar Belakang
CLARIFIER merupaka pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari kedua zat yang akan dipisahkan berbeda idensitasnya. Pemisahan liquid-solid ini menggunakan bantuan gaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya grafitasi atau sentrifugal untuk penyaringan sangat bergantung pada bentuk dan ukuran partikel, teknik pemisahannya juga bergantung pada; Konsentrasi solid Kecepatan umpan masuk Ukuran partikel solid. Bentuk partikel solid Salah satu teknologi yang umum digunakan pada proses pemisahan liquidsolid adalah dengan menggunakan metoda klarifikasi dengan menggunakan clarifier.
4.2
Landasan Teori
Clarifier adalah alat / tempat untuk menjernihkan air baku yang keruh (misalnya: air sungai, air tanah) dengan cara melakukan pengendapan, untuk mempercepat pengendapan lazimnya ditambahkan chemical koagulan dan flokulan agar terjadi proses koagulasi dan flokulasi pada air. Koagulasi adalah pemisahan padatan yang tersuspensi dalam air melalui proses kimia. Flokulasi adalah proses penggabungan dari flok-flok kecil sehingga membentuk partikel yang lebih besar dengan harapan semakin besar gumpalan padatan maka kecepatan pengendapan yang dihasilkan lebih besar. Penentuan dosis dari flokulan dan koagulan tersebut biasanya bisa ditentukan melalui jar test . Flok yang sudah terbentuk pada proses biasanya dibuang melalui drain yang terdapat di bawah clarifier, sedangkan hasil air pengendapan di alirkan ke penampungan selanjutnya dengan system overflow (meluberkan wadah).
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
94
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Dibutuhkan alat-alat penunjang clarifier agar proses pengendapan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, alat-alat penunjang yang lazim digunakan adalah: 1. Dosing pump yang berfungsi untuk inject chemical (koagulan,flokulan khlorin dll), untuk besaran flow rate dosing pump seyogyanya dihitung berdasarkan kapasitas pompa yang dibutuhkan dengan batas minimal 0,11% (mis: Flow air yang diinginkan 2000 liter/jam maka dosing pump yang ideal mempunyai kapasitas maksimal 2 liter - 20 liter/jam. 2. Mixing Tank yang berfungsi sebagai tanki buffer untuk memastikan chemical teraduk sempurna dan homogen dengan air, sehingga proses kimiawi yang dihasilkan bisa optimal. 3. Sediment Pond yang berfungsi kolam untuk mengendapkan lumpur atau padatan yang telah terbentuk di clarifier tetapi belum sempat mengendap dengan sempurna, sediment pond juga bisa meringankan kerja Sand Filter sehingga tidak sering mampat. 4. Bag Filter 20 micron, yang diperlukan jika karakter air baku tidak bisa merespon proses koagulasi dan flokulasi dengan cepat sehingga masih tersisa flok flok halus yang tidak bisa terendap sempurna walaupun sudah melewati proses dalam sediment pont. Kelemahan proses pengolahan clarifier memerlukan rentang waktu yang lebih lama dari pada pengolahan menggunakan filtrasi dan membutuhkan tempat yang besar, tetapi sangat efektif untuk mengolah dari air yang benar benar keruh secara kasat mata menjadi jernih, juga memperpanjang umur proses filtrasi setelahnya. 4.2.1 Fungsi dan Prinsip Kerja Clarifier
Clarifier berfungsi untuk memisahkan sejumlah kecil partikel-partikel halus yang menghasilkan liquid yang jernih yang bebas partikel-partikel solid atau suspensi. Teknologi pemisahan liquid-solid umumnya dipakai pada proses pengolahan air bersih pada berbagai industri antara lain pada pengolahan air minum PDAM dan pengolahan air baku untuk Demin Plant
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
95
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
maupun Cooling Water System. Di dalam Clarifier terjadi proses yang kita sebut
dengan
proses
klarifikasi
yang
mana
proses
ini
berfungsi
menghilangkan suspended solid. Suspended solid merupakan bagian dari kotoran (impurities) yang menyebabkan air menjadi keruh. Secara umum klarifikasi dapat diartikan sebagai proses penghilangan suspended solid melalui mekanisme koagulsai, flokulasi, dan sedimentasi. Air yang mengandung bahan kimia serta floc mengalir ke Clarifier melalui pipa vertical ditengah clarifier, untuk dipisahkan floc-flocnya dengan cara pengendapan gravitasi. Clarifier pada umumnya berbentuk tanki silinder dari beton dengan diameter 26 meter dan tinggi 3,65 meter. Selama clarification, dihilangkan juga water hardness, yaitu garam-garam calcium dan magnesium yang larut dalam air, dengan jalan mereaksikannya dengan zat-zat kimia yang akan mengendapkan hardness tersebut. Garam Ca dan Mg dalam bentuk bikarbonat akan lebih mudah larut. Untuk pengendapan yang efesien, perlu pengadukan sehingga zat pengendap akan terbagi dalam air sebelum pengendapan untuk membentuk gumpalan yang lebih besar, hal ini dapat dicapai dengan pengadukan lambat. Jika dosis pengendapan terlalu tinggi, lapisan lumpur akan naik sampai batas yang telah ditentukan dan terbawa arus keluar. Untuk mengetahui kualitas air, clarifier dilakukan kontrol di outlet clarifier dengan parameter pH, Cl2 (1,5 – 4,0 ppm) dan turbidity maksimum 5 ppm. Air yang bersih dipisahkan melalui overlow di bibir clarifier dan endapan yang terbentuk dibuang melalui bagian bawah clarifier. Gambar Horizontal Clarifier (old tech) Gambar Clarifier yang dilengkapi dengan Baffle, Disinilah akan kita lihat fungsi baffle, dimana oleh suatu industri ingin suatu proses yang efisien baik dari segi pekerja maupun segi waktu, maka dicari solusi agar proses pengendapan suspended solid dapat berjalan lebih cepat. Clarifier dilengkapi dengan alat pengaduk (mixer) yang mana sangat membantu sekali dalam proses pencampuran yang berlangsung
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
96
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
dengan homogen. Mixer ini bekerja dengan prinsip dasar dari proses Agitasi. Proses agitasi ini merupakan dasar dalam pengadukkan air yang mana dengan adanya baffle hasil dari proses agitasi ini dapat mengurangi terjadinya vorteks. Didalam clarifier akan terjadi tiga proses yaitu : 1. Koagulasi Adalah suatu mekanisme penetralan dimana partikel-partikel koloid yang bermuatan dinetralkan muatannya, setalah penetralan maka partikel akan saling mendekat satu sama lain sehingga membentuk floc yang kecil melalui suatu proses penambahan koagulan yaitu antara lain : a. Alum-aluminum sulfate-Al2(SO4)3 b. Ferric sulfate-Fe2(SO4)3 c. Ferric chloride-FeCl3 d. Sodium aluminate-Na2AI204. Tujuannya adalah untuk mengikat atau mengumpulkan kotoran-kotoran yang tidak bisa disaring melalui filter biasa. Metode pembubuhan aluminium sulfat yang paling umum adalah dalam bentuk larutan. Larutan aluminium sulfat dibuat dalam sebuah tangki dengan kapasitas yang cukup untuk pembubuhan koagulan. Untuk itu diperlukan dua tangki berpengaduk, dimana yang satu beroperasi sementara larutan disiapkan pada tangki lainnya. Pembubuhan koagulan ini di lakukan pada unit koagulasi. 2. Flokulasi Adalah suatu mekanisme dimana floc kecil tersebut akan dilalui suatu media flokulan (Polyelektrolit) digabungkan menjadi floc yang lebih besar sehingga massa bertambah agar dapat mengendap. Flok-flok yang
semakin
membesar
itu
akan
mengendap
sejalan
dengan
pertambahan luas permukaan aliran, sehingga waktu pengaliran akan lebih lama dan reaksi yang terjadi akan semakin sempurna. Sedangkan perluasan permukaan aliran akan dilakukan dengan penambahan sekatsekat pada bak flokulasi. Sehingga butiran-butiran yang sudah terbentuk akan saling bertumbukan dan akan menghasilkan flok-flok
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
97
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
yang semakin membesar, ini dikarenakan flok-flok tadi akan saling melekat antara satu dengan yang lainnya. 3. Sedimentasi Adalah suatu mekanisme dimana floc yang sudah cukup besar tersebut akan mengendap dan turun ke permukaan air karena gaya gravitasi bumi. Jenis – jenis clarifier Clarifier merupakan peralatan yang banyak digunakan pada industri pengolahan air, baik itu pengolahan air minum, pengolahan limbah, atau lainnya. Clarifier pada dasarnya identik dengan thickner, dalam hal desain dan keluaran kecuali desain konstruksi yang ringan dan tenaga penggeraknya. Perbedaan ini terlihat dari produk pemisahannya, dimana thickener akan menaikkan konsentrasi suspensi solid sedangkan pada clarifier akan dihasilkan liquid dengan konsentrasi solid rendah. 4.2.2 Jenis-jenis Clarifier
Clarifier yang umum dijumpai dakam dunia industri, antara lain : a. Rectangular Clarifier Berfungsi untuk pengolahan air limbah dan juga dalam proses industri. Metode pemisahan dengan tipe rangkaian pengisapan. Ukuran antara lain lebar 2 sampai 10 m ( 6 sampai 33 ft), dimana Clarifier tipe ini biasanya digunakan terutama dalam pemisahan bagaimanapun secara umum tidak sejernih panjangnya 3 sampai 5 kali lebarnya. minyak dan air serta dalam pemurnian gas buangan dari pabrik baja.
Gambar 4. 1 Rectangular Clarifier
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
98
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
b. Circular Clarifiers Unit Circular tersedia dalam 3 tipe dasar , yaitu : Bridge Center- column Peripheral-traction. Oleh karena konsiderasi ekonomi, tipe bridge dalah tipe yang diusulkan untuk tangki berdiameter kurang dari 20 m. Circular clarifier biasanya dilengkapi dengan alat surface-skimming yang terdiri dari rotating skimmer, scum baffle, dan scum box. Mekanisme centre-drive juga di instal pada square tanks. Mekanismenya berbeda dari mekanisme circular standar dimana terdapat engsel pada sudut blade untuk menyapu sudut yang tidak terja ngkau pada mekanisme utama. circular clarifier
Gambar 4. 2 Circular Clarifiers
Gambar 4. 3 Circular Clarifiers
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
99
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
c. Vertical-Clarifier Clarifier vertical dirancang untuk memperkecil biaya yang harus dikeluarkan karena memiliki efisiensi dalam memisahkan partikel solid dengan liquid. Clarifier jenis ini mempercepat pengendapan partikel suspensi dengan bantuan gaya gravitasi. Gambar. Vertical-Clarifier
Gambar 4. 4 Vertical-Clarifier
d. Clarifier-Thickener Clarifier dapat pula bertindak sebagai thickener. Mekanisme drive pada clarifier jenis ini biasanya memiliki kemampuan tenaga putar yang tinggi yang di supply pada standar clarifier.
Gambar 4. 5 Clarifier-Thickener
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
100
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
e.
Industrial Waste Secondary Clarifier. Banyak rancangan yang semula membuang limbah organik ke saluran air telah berubah menggunakan fasilitas treatment sendiri agar mengurangi biaya treatment plant. Untuk limbah organik, proses wasteactivated sludge merupakan tahapan yang disarankan, menggunakan aeration basin untuk tahap bio-oxidation dan secondary clarifier untuk menghasilkan clear effluent dan untuk mengkonsentrasikan biomass untuk recycle ke basin. Untuk menghasilkan effluent yang diinginkan dan memperoleh konsentrasi yang cukup dari low-density solids yang membentuk biomass, perlu kriteria design tertentu dalam rancangan jika memiliki data pilot-plant, prosedur design yang diusulkan oleh Albertson dapat digunakan untuk menetapkan diameter tank, kedalaman, feed well dimension, feed inlet configuration, dan rake blade design.
4.3
Pengerjaan Pekerjaan Clairifier Secodary
Pada pengerjaan clairifier dibagi menjadi beberapa pekerjaan. Pekerjaan tersebut menunjang dalam berdirinya clairifier. Dalam pengerjaan clairifier pun perlu diperhatikan hal-hal mendetail karena clairifier merupakan salah satu struktur penting dalam menahan beban dan pengelohan air limbah. Apabila clairifier dibuat secara asal-asalan ataupun hanya sekedar jadi, di khawatirkan akan terjadi kegagalan dalam struktur. Berikut adalah tahapan pengerjaan clairifier secondary: 1. Persiapan Semua jenis kontruksi umumnya dilakukan pelaksannaan persiapan tujuan pelaksanaan persiapan ini adalah mengatur peralatan alat bantu dan pasilitas lain, yang telah disiapkan sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancer, efisien dan aman. Pada pekerjaan persiapan pembuatan bangunan clairifier diantaranya: a. Suvei lapangan b. pengukuran c. Pentuan titik tiang pancang
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
101
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
d. Penetuan titik clairifier yang direncanakan e. Alat dan bahan yang digunakan ketika proses pekerjaan. Alat yang digunakan diantaranya: a) Mobile Crane Pada proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah terdapat satu buah Mobile crane yang berperan sangat penting dalam melakukan pemindahan barang, material, alat bantu, dan lain sebagainya
Gambar 4. 6 Mobile Crane
b) concrete pump truck Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara Soekarno-Hatta. Concrete pump truck digunakan untuk mengecor dinding clarifier
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
102
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 7 Concrete pump truck
c) Excavator Excavator adalah jenis alat berat yang memiliki fungsi utamanya adalah untuk mengeruk dan menggali tanah atau materi dengan menggunakan bucket yang terpasang pada lengan/arm.
Gambar 4. 8 Excavator
d) Waterpass dan Theodolit Theodolit dan waterpass merupakan alat bantu dalam pekerjaan pengukuran. Theodolite berfungsi sebagai alat menentukan beda tinggi, letak dan kedudukan suatu objek sistem koordinat. Waterpass merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian suatu titik berdasarkan ketinggian titik yang diketahui.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
103
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 9 Waterpass dan Theodolit
e) Bar Cutter Listrik Bar Cutter Listrik adalah alat untuk memotong baja tulangan. Bar cutter dapat memotong besi tulangan dengan berbagai macam ukuran diameter.
Gambar 4. 10 Bar Cutter Listrik Bar
f) Bar Bender Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai perencanaan yang dibutuhkan.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
104
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 11 Bar Bender
g) Concrete Vibrator Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat pengecoran, hal ini dilakukan agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton. Cara penggunaan vibrator ini harus dilakukan secaa vertikal lurus dan tidak boleh miring. Jarak menggunakan, getaran harus kurang dari 60 cm, dan waktu getaran seharusnya 5 sampai 10 menit pada satu waktu sehingga muncul pasta baru di permukaan dari beton baru.
Gambar 4. 12 Concrete Vibrator Concrete
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
105
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
h) Dump Truck Dump Truck adalah alat untuk mengangkut berbagai macam jenis material dan bahan sesuai perencanaan.
Gambar 4. 13 Dump Truck
i) Mesin Las Mesin las merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Fungsinya sebagai alat penyambung baja, penggunaan mesin las sebagai alat penyambung baja pada pekerjaan konstruksi, membuat waktu pekerjaan menjadi relatif lebih cepat
Gambar 4. 14 Mesin Las
j) Satu Set Alat Slump Test Alat slump test ini terbagi dari beberapa bagian diantaranya pelat besi sebagai alas, tusukan dari baja diameter 16 mm dan
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
106
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
panjang 600 mm, mistar perata, dan kerucut terpancung dengan diameter puncak 100 mm, diameter dasar 200 mm, dengan tinggi 300 mm. Alat slump ini merupakan alat untuk melakukan pengambilan sample beton, yang nantinya akan di uji di laboratorium untuk mendapatkan hasil test kekuatan dari suatu campuran beton.
Gambar 4. 15 Satu Set Alat Slump
k) Mesin Saking Pile ( File Sunward Static Pile Driver ) Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara Soekarno-Hatta. Mesin Saking Pile digunakan untuk pemancangan Pondasi Tiang Pancang yang pelaksanaannya ditekan masuk kedalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidroulis
yang
diberi
beban
counterweight
sehingga
tidak
menimbulkan getaran dan gaya tekan dongkrak langsung dan dapat dibaca melalui monometer sengingga gaya tekan tiang dapat diketahui tiap mencapai kedalaman tertentu. Sebelum dilakukan pemancangan dengan jack-in terlebih dahulu dilakukan tes sondir dan boring.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
107
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 16 Mesin Saking Pile
l) Lampu Sorot Hologen Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah bandara Soekarno-Hatta. Lampu Sorot Hologen berfungsi sebagai alat Penerangan di proyek pada saat pengecoran di malam hari.
Gambar 4. 17 Lampu Sorot Hologen
Bahan yang digunakan diantaranya: a) Kawat Bendrat Fungsi kawat bendrat adalah sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
108
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 18 Kawat Bendrat
b) Beton Decking Fungsi beton decking adalah untuk membuat jarak antara permukaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada waktu pengecoran nanti bisa terbentuk selimut beton.
Gambar 4. 19 Beton Decking
c) Tulangan Fungsi tulangan baja dalam beton bertulang adalah untuk menahan gaya atau tegangan tarik yang bekerja pada struktur. Besi beton yaitu besi ulir. Diameter tulangan yang digunakan dalam proyek Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah sangat bervariasi, diantaranya D10, D13, D16, D19, D22 dan D25. Tulangan lentur dan tulangan geser pada struktur pelat lantai, balok, kolom menggunakan besi ulir.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
109
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 20 Tulangan
d) Beton Ready-Mixed Beton ready-mixed adalah adukan beton siap pakai yang dibuat sesuai dengan mutu pesanan sehingga pemesanan dapat langsung menggunakannya untuk keperluan pengecoran. Pada proyek ini supplier beton ready mixed adalah PT. Pionir Beton ,PT. Adhimix dan PT.SGG.
Gambar 4. 21 Beton Ready-Mixed
2. Pekerjaan pondasi tiang pancang Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu.Pekerjaan tersebut biasanya dilaksanakan oleh ahli pertanahan ataupun ahli geodesi.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
110
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Pada proyek peningkatan kapasitas jaringan air bersih dan air limbah ni menggunakan pondasi jenis tiang pancang . Tiang pancang adalah suatu pondasi yang memanfaatkan tiang yang dipancangkan ke dalam tanah sebagai penyangga beban utamanya. Langkah-langkah dalam mempersiapkan pekerjaan tersebut yakni : a. Mempersiapkan area proyek Dalam tahap persiapan ini, hal yang harus dilakukan adalah melihat kondisi tanah asli sesuai dengan perencanaan atau tidak, ini dilakukan
oleh ahli pertanahan. Langkah tersebut diambil agar dapat mengetahui sifat tanah yang ada di lokasi proyek. b. Mementukan titik lobang pondasi Maksud
ditetapkannya
titik
lobang
pondasi
adalah
untuk
mengetahui koordinat posisi pondasi yang akan dibor. Tujuannya untuk menentukan letak pondasi pada posisi yang benar. Tahap pelaksanaan menentukan titik lobang pondasi adalah : Menetapkan titik tetap di dekat lokasi sesuai perencanaan awal dengan cara menandainya menggunakan patok beton atau yang sejenisnya. Melakukan pengukuran untuk menentukan koordinat titik-titik pondasi.Titik pondasi digunakan patok-patok dengan kayu kemudian diatasnya diikat dengan tali rafia. Patok-patok tersebut dibenamkan ke dalam tanah yang sudah diberi tanda dan yang terlihat hanya tali rafianya saja. c. Pemasangan pondasi tiang pancang Dari gambar di bawah dapat dilihat proses pemasakan tiang pancang.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
111
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 22 Pemasangan pondasi tiang pancang
Gambar 4. 23 Pemasangan pondasi tiang pancang
d. Penggalian pembobokan tiang pancang Langkah-langkah dalam pembobokan tiang pancang yaitu a. Penggalian tiang pancang
Gambar 4. 24 Penggalian tiang pancang
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
112
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
b. Pembobokan tiang pancang Pembobokan tiang tiang pancang dilakukan pada betonnya sehingga tersisa tulangan besinya yang kemudian digunakan sebagai
stek
pondasi
sebagai
pengikat
dengan pile
cap,
pembobokan dikerjakan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja. Pile cap adalah suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di atasnya. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke pondasi. Langkah-langkah selanjutnya dari pembuatan pile cap yaitu : a) Pemasangan Bekisting
Pekerjaan pemasangan bekisting untuk pile cap dilakukan sebelum pemasangan tulangan, karena bekisting di pile cap ini bersifat permanen. Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan untuk membuat bentuk dan dimensi pada suatu konstruksi beton, dan mampu memikul beban sendiri yang baru dicor sampai konstruksi tersebut dapat dipikul oleh seluruh beban yang ada. b) Penulangan Pile Cap Baja tulangan yang akan dipasang sebelumnya di fabrikasi terlebih dahulu di los kerja pembesian. Pembengkokan dan pemotongan besi harus berdasarkan perencanaan yang ada. Baja yang sudah di fabrikasi disiapkan dan di bawa ke lapangan untuk di pasang. Setelah tulangan di pasang maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 1. Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan di pasang. 2. Jarak antar tulangan dan jumlah tulangan sudah sesuai perencanaan. 3. Sengkang
dipasang
secara
manual,
penyambung
antara
sengkang dan tulangan utama menggunakan kawat bendrat. 4. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
113
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
c) Pengecoran Pile Cap Untuk pengecoran pile cap pada proyek ini menggunakan alat bantu aliran untuk mengalirkan beton ready-mix dengan mutu K 300 ke pile cap yang akan di cor.Membersihkan lokasi pengecoran dan segala kotoran dan air yang menggenang dengan pompa air.Membuat marking pada
bekisting
yang
menunjukan
batas
berhentinya
pengecoran.
3. Pemasangan Tulangan Clairifier Secondary Pemasangan tulangan clairifier, setelah tulangan di potong dengan ukuran yang sesuai rencana maka dapat disambungkan dengan tulangan yang lainnya. Setelah tulangan di sambung, diperlukan tambahan beton decking sebagai elemen yang memberikan space antara tulangan dengan bekistin. Berikut gambar tulangan clairifier yang di bentuk.
Gambar 4. 25 Pemasangan Tulangan Clairifier Secondary
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
114
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 26 Pemasangan Tulangan Clairifier Secondary
4. Pengecoran plat Pekerjaan pengecoran Balok dan Pelat lantai dapat dilaksanakan setelah dari
pihak
Konsultan
Manajemen
Konstruksi
telah
menyetujui
surat
pengajuan pengecoran yang diajukan terlebih dahulu oleh pihak Kontraktor. Alat yang digunakan pada saat pengecoran Balok dan Pelat Lantai, yaitu : a. Alat bantu Tower Crane. b. Concrete Bucket. c. Concrete Vibrator. i.
Waterpass
Adapun langkah-langkah pada saat pengecoran Pelat Lantai Clairifier, yaitu : Pihak Kontraktor terlebih dahulu menghubungi penyuplai beton (PT. Pionir beton, PT SGG dan PT. Adhimix). Setelah Truck Mixer datang ke lokasi proyek, maka pengecoran Balok dan Pelat Lantai siap dilaksanakan. Dengan bantuan alat bantu concrete pump truck , maka concrete pump truck tersebut akan segera datang ke lokasi yang akan dilakukan pekerjaan pengecoran. Pada saat pengecoran, dengan bantuan concrete vibrator dapat memadatkan beton tersebut agar tidak terdapat rongga-rongga yang kosong di Pelat tersebut
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
115
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
5. Pemasangan Bekisting dinding clairifier Sebelum pemasangan bekisting, diproyek yang kami tinjau bekisting ini dibuat terlebih dahulu. Setelah bekisting yang sudah di rangkai di angkut menggunakan tower crane dan dipasang menutupi tulangan. Dan kemudian dipasang pengunci bekisting agar pada saat di cor tidak berubah posisi.
Gambar 4. 27 Pemasangan Bekisting dinding clairifier
Gambar 4. 28 Pemasangan Bekisting dinding clairifier
6. Pengecoran clairifier Pengecoran
clairifier
bisa
dilakukan
apabila
sudah
di
cek
verticalitynya terlebih dahulu. Cek verticality adalah tahapan yang sangat penting, karena apabila pada saat di cor dan beton sudah mengeras tetapi kolom miring, akan sangat sulit memperbaikinya. Setelah di cek verticalitynya, stop cor dipasang dibagian atas agar menjadi penanda bahwa batas cor adalah di bagian itu. Hal ini dilakukan untuk menghindari kelebihan penuangan campuran beton kedalam
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
116
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
bekisting. Cairan kalbon harus di berikan sebelum pengecoran agar beton dapat tahan air. Dan tidak lupa juga beton di uji slump terlebih dahulu sebelum di masukan ke dalam bekisting. Pada saat penuangan campuran adukan beton kedalam bekisting, perlu digunakan vibrator agar beton yang dituangkan merata dan tidak ada keropos saat bekisting dibuka.
Gambar 4. 29 Test Slump
Gambar 4. 30 Pengecoran Dinding Clarifier
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
117
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
Gambar 4. 31 Pengecoran Dinding Clarifier
7. Pelepasan Bekisting Clairifier Tahap pelepasan bekisting dilakukan setelah cor beton benar-benar cukup mengeras (membeku) dan dapat menahan dengan aman berat cor beton clairifier itu sendiri dan juga beban hidup yang lainnya. Pada tahap ini bekisting di lepas dan diangkut menggunakan tower crane. Apabila pada saat dilepas ada bagian dari clairifier yang tidak sempurna atau keropos, maka solusi selanjutnya adalah ditutupi dengan campuran semen atau biasa disebut grooting.
Gambar 4. 32 Pelepasan Bekisting Clairifier
8. Pemeliharaan dan Perawatan Clairifier Secondry Tahap akhir dari pembuatan Clairifier adalah pemeliharaan dan perawatannya yang biasa kita kenal curing. Tahap ini dilakukan saat beton mulai mengeras yang bertujuan untuk menjaga agar beton tidak
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
118
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembaban beton sehingga beton dapat mencapai mutu beton yang diinginkan. 4.4
Permasalahan proses pekerjaan
Adanya permasalahan teknis seperti Kurangnya alat berat, selain itu juga kendala peralatan alat berat yang sering kali rusak saat alat sedang beroperasi dapat menghambat waktu pekerjaan, hal ini seharusnya diatasi dengan cara penyediaan alat berat dengan kondisi memadai, selain itu untuk masalah kerusakan pada alat berat seharus nya dilakukan pengecekan dan perawatan alat berat secara berkala. Permasalahan alam juga menjadi salah satu permasalahan yang cukup rumit karena alam tidak dapat dikendalikan serta sulit di prediksi, seperti hal nya saat terjadinya hujan deras sehingga terjadinya banjir di daerah penggalian dan menjadi terhambatnya proses pengerjaan, hal ini seharus nya harus di perhatikan karena jika terjadinya jangka yang menerus maka proses pengerjaan akan terus terhambat.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
119
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diuraikan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Kerja Praktek memberikan banyak ilmu terhadap mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. Ilmu yang sebagai bekal terhadap dunia kerja diberikan tidak sekedar teori, melainkan pengenalan lapangan. 2. Sebagai sarana untuk mendapatkan pengalaman kerja yang tidak bisa didapat langsung di bangku perkuliahan. 3. Proyek Peningkatan Kapasitas JaringN Air Bersih dan Air limbah Bandara
Soekarno-Hatta
ini,
Konstruksi
bangunan
strukturnya
didominasi menggunakan beton bertulang. Dan komponen pipa yang digunakan menggunakan jenis pipa High Density Polyethylene (HDPE) dan pipa Ductile Cast Iron ( DCIP ) dan menggunakan jenis pondasi Tiang Pancang. 4. Untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih dirasa sangat kurang pengawasan yang maksimal, dikarenakan nyata nya di lapangan masih banyak pekerja yang tidak mematuhi atau melanggar tata tertib keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku pada proyek ini. 5.2
Saran
Disarankan kepada mahasiswa untuk dapat lebih baik dalam melaksanakan kerja praktek, lebih aktif bertanya tidak hanya terhadap pembimbing di lapangan namun juga kepada semua pihak yang terlibat langsung di tempat kerja praktek agar dapat lebih mendalami teori dan pengalaman di lapangan. Besar
harapan
untuk
pelaksanaan
kerja
untuk
selanjutnya
dapat
dilaksanakan tidak hanya satu bulan, namun dapat dilaksanakan 2 bulan hingga 3 bulan agar semua ilmu yang akan diperoleh lebih banyak.
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
120
Laporan Kerja Praktek Proyek Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Bersih dan Air Limbah Bandara Soekarno- Hatta Tangerang-Banten
DAFTAR PUSTAKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNNIVERSITAS JENDERAL ACHAMAD YANI. Buku Panduan KERJA PRAKTEK. Cimahi: Unjani, 2014 Lokasi PENINGKATAN KAPASITAS JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH
BANDARA
SOEKARNO-HATTA..http://www.googlemaps.com ,
.
Pengunduhan : pukul 15.25 WIB, tanggal 19 Juni 2017. Rangga
Dwi
PEMBANGUNAN
Prasetyo,
Mimit
MitraSejati.
GALERI CIUMBULEUIT
(2015).
PROYEK
APARTEMENT
3 KOTA
BANDUNG, JAWA BARAT . PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL. LAPORAN KERJA PRAKTEK . Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Cimahi: TEKNIK SIPIL UNJANI Millah
Zuhrotul
Hayati,
Faizal
Abdurahman
(2016).
PROYEK
PEMBANGUNAN HOTEL GRAND EVERBRIGT KARAWANG. PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL. LAPORAN KERJA PRAKTEK . Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Cimahi: TEKNIK SIPIL UNJANI RKST PENGOLAHAN LIMBAH CAIR SEWAGE TREATMENT PLANT (AIR BERSIH AIR LIMBAH) Muhammad Tsani Mubarak, Romenak F.S (2016)
PROYEK TELKOM
TECHNOPLEX LIVING APARTEMENT BANDUNG , JAWA BARAT, PROGRAM
STUDI TEKNIK SIPIL. LAPORAN KERJA PRAKTEK . Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Cimahi: TEKNIK SIPIL UNJANI
Muhammad Fahrurozi F Hendrio Wijaya
2411141010 2411141085
121