iii " Page
Perlakuan / Blok
Berat Polong (Gram)
Perlakuan / Blok
Jumlah Polong
LAPORAN KERJA LAPANGAN
MANAJEMEN PEMBERIAN DOSIS NITROGEN YANG DIBUTUHKAN PADA PROSES PEMBUATAN PUPUK UREA DI
PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
Oleh :
Muhammad Darussalam Teguh
12/331585/PN/12696
Program Studi Ilmu Tanah
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kerja lapangan yang berjudul Manajemen Pemberian Dosis Nitrogen yang Dibutuhkan Pada Proses Pembuatan Pupuk Urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dengan baik.
Adapun laporan kerja lapangan ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga dapat memperbaiki laporan kerja lapangan ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari laporan kerja lapangan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Palembang, Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Grafik x
BAB I. Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Manfaat 2
BAB II. Tinjauan Pustaka 3
BAB III. Keadaan Umum Perusahaan 7
3.1 Sejarah Berdirinya PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 7
3.2 Visi, Misi, Tata Nilai dan Makna 9
3.3 Makna Logo 10
3.4 Lokasi 11
3.5 Struktur Organisasi 12
3.6 Departemen Riset 13
BAB IV. Proses Pembuatan Pupuk Urea 17
4.1 Produk Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 17
4.2 Bahan Yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan Pupuk Urea 18
4.3 Alat Yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan Pupuk Urea 18
4.4 Sumber dan Dosis Nitrogen Dalam Pupuk Urea 19
4.5 Proses Pembuatan Pupuk Urea 19
4.6 Distribusi Pupuk 22
4.7 Kinerja Produksi 23
BAB V. Pengaplikasian Pupuk Urea 25
5.1 Pengaplikasian Pupuk Urea 25
5.2 Peranan Urea Pada Tanaman 27
Kesimpulan 29
Daftar Pustaka 30
Lampiran 31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 10
Gambar 2. Peta Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 12
Gambar 3. Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 13
Gambar 4. Skema Pembuatan Urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 20
Gambar 5. Skema Alur Distribusi Pupuk 21
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegitan penelitian yang sedang dilakukan oleh Departemen Riset 15
Tabel 2. Spesifikasi Urea yang Dihasilkan PUSRI 18
Tabel 3. Kapasitas dan Nilai Pabrik Pupuk Sriwidjaja Palembang 22
Tabel 4. Produksi Urea (ton/tahun) Berdasarkan Pabrik Tahun 2011 – 2013 23
Tabel 5. Hasil Penelitian Pupuk Hayati pada Tanaman Kacang Panjang 26
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Produksi Pupuk Urea Untuk Tahun 2011 – 2013 (Dalam Ton) 23
Grafik 2. Perbandingan Panjang Polong Tanaman Kacang Panjang 26
Grafik 2. Perbandingan Berat Polong Tanaman Kacang Panjang 27
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk sangat diperlukan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Dalam kondisi sekarang ini, bumi sudah mulai rusak dengan tingkah manusia memproduksi pangan yang dilakukan, melebihi kapasitasnya. Revolusi hijau mengandalkan pupuk anorganik untuk memproduksi pangan setinggi - tingginya.
FAO mencatat penggunaan pupuk di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) berkembang cukup pesat, terutama pupuk nitrogen. Nitrogen termasuk dalam unsur esensial, yaitu unsur yang mutlak diperlukan oleh segala macam tumbuhan. Nitrogen berfungsi untuk bahan síntesis asam amino, protein, asam nukleat, klorofil, merangsang pertumbuhan vegatatif, membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau karena mengandung butir hijau yang penting dalam proses fotosíntesis dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Pupuk memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas produksi hasil pertanian. Salah satu jenis pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk urea, yang berfungsi sebagai sumber nitrogen bagi tanaman. Pupuk urea merupakan salah satu produk strategis yang sangat penting peranannya dalam menunjang produksi pertanian. Pupuk urea yang baik adalah jika komposisi kimia yang terkandung di dalamnya telah ditentukan menurut Standart Nasional Indonesia (SNI) dan Internasional Standart Organization (ISO) sehingga pupuk urea tersebut sangat baik dan aman untuk digunakan sebagai pupuk penyubur tanaman.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Melatih mahasiswa agar memiliki keterampilan dan pengalaman praktek di bidang pertanian.
Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan pertanian di lapangan.
Melatih mahasiswa untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi di lapangan.
Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori dan kondisi di lapangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan Khusus
Mengetahui peranan nitrogen dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Mengetahui sumber nitrogen yang didapat di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Mengetahui pemberian dosis nitrogen dalam pembuatan pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Mengetahui dan mempelajari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembuatan pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
1.3 Manfaat
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam pembuatan dan pengembangan pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam hal pembuatan pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Melatih kemampuan mahasiswa dalam bekerja di perusahaan pupuk secara professional sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Memberikan gambaran kegiatan kerja di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang merupakan perusahaan berskala nasional.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap bahan yang diberikan ke tanah untuk memasok satu atau lebih hara esensial bagi tanaman dapat dianggap sebagai pupuk. Istilah pupuk lebih sering digunakan untuk menyatakan pupuk komersial, terutama yang mengandung N, P, dan K. Hara adalah unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menyempurnakan daur hidupnya. Hara tanaman dapat dipilahkan menjadi hara makro (> 0,1% berat kering jaringan) dan hara mikro (< 0,1%) (Asher, 1991).
Pupuk merupakan salah satu masukan utama pada usahatani. Untuk meningkatkan produksi, umumnya petani memberikan pupuk terutama urea dengan takaran yang cukup tinggi, mencapai 300 kg urea/ha. Bahkan pada beberapa daerah, takarannya mencapai 400 500 kg urea/ha atau setara dengan 184 – 230 kg N/ha. Padahal berdasarkan anjuran, N cukup diberikan 90 – 120 kg/ha atau setara dengan 200 – 260 kg urea/ha. Pemberian pupuk N yang berlebihan ini menyebabkan efisiensi pupuk menurun serta membahayakan tanaman dan lingkungan (Anonim, 2000). Pupuk buatan dibagi menjadi dua menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara tanaman (Purnama, 2006).
Pupuk nitrogen mengandung hara tanaman N. Bentuk senyawa N umumnya berupa nitrat, amonium, amin, dan sianida. Contoh pupuk N organik, yaitu bungkil biji kapas, tepung ikan, kompos dan pupuk kandang. Sedangkan contoh pupuk N anorganik, yaitu kalium nitrat (KNO3), amonium fosfat [(NH4)3PO4], urea (NH2-CO-NH2) dan kalsium sianida [Ca(CN)2]. Bentuk pupuk N berupa kristal, prill, pellet, tablet maupun cair. Sumber utama bahan pupuk N adalah udara, batubara dan mineral nitrat (Yuwono, 2000).
Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butiran kristal berwarna putih merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menyerap air, karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur N sebesar 46% (Anonim, 2013).
Beberapa contoh pupuk nitrogen ialah pupuk urea. Urea merupakan pupuk nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, daun menjadi hijau muda dan jaringan-jaringannya mati. Pupuk urea termasuk pupuk yang higrokopis (menarik uap air) pada kelembapan 73% sehingga urea mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman (Lingga dan Marsono, 2008).
Urea pertama kali ditemukan pada tahun 1773 yaitu terdapat di dalam urine. Orang yang pertama kali berhasil mensintesis urea dari amonia dan asam sianida adalah Woehler pada tahun 1828 dan penemuan ini dianggap sebagai penemuan pertama yang berhasil mensintesa zat organik dari zat anorganik. Proses yang menjadi dasar dari proses pembuatan urea saat ini adalah proses dehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow (1870) yang mensintesis urea dari pemanasan ammonium karbamat. Hillaire Rouelle, merupakan nama orang yang pertama kali menemukan Pupuk urea. Ahli kimia asal perancis ini menemukannya pada tahun 1773. Akan tetapi sintesis urea secara masal baru dilakukan 55 tahun setelahnya. saat ini pupuk urea banyak diproduksi industri dengan dehidrasi amonium karbamat pada tekanan tinggi (Anonim, 2013).
Kandungan hara 46% N, kadar air <0,5%, berwarna putih, dan berbentuk kristal tidak berdebu. Pupuk urea memiliki kandungan N dalam bentuk senyawa nitrat yang lebih baik bila digunakan pada daerah kering atau sedikit hujan dibanding pupuk N dalam bentuk lainnya, sehingga tidak mudah hilang akibat pelindian oleh air hujan. Kombinasi penggunaan urea dengan ZA bersama-sama atau bergiliran dapat memberikan hasil yang lebih baik (Yuwono, 2000).
Sumber unsur nitrogen sebenarnya cukup banyak terdapat diatmosfer, yaitu lebih kurang 79,2% dalam bentuk N2 bebas. Namun demikian unsur N ini baru dapat digunakan oleh tanaman setelah mengalami perubahan ke bentuk yang terikat dalam bentuk pupuk. Sumber utama dari nitrogen berasal dari N2 atmosfer yang terikat. Untuk pembuatan pupuk adalah nitrogen dalam bentuk ammonia (Anonim, 2013).
Pupuk urea adalah pupuk yang paling banyak digunakan di Indonesia. Bila pupuk urea ditambahkan ke dalam tanah yang lembab, maka urea mengalami hidrolisis dan berubah menjadi ammonium karbonat, dengan reaksi berikut:
CO(NH2)2 + H2O Hidrolisis Enzimatik (NH4)2CO3
(NH4)2CO3 2NH4- + CO2
2NH4+ + 3CO2 NO2- + 2H2O + 4H- + E
2NO2- + O2 2NO3- + E
Sebelum hidrolisis terjadi, urea bersifat mobil seperti nitrat dan ada kemungkinan tercuci ke bawah zona perakaran. Kejadian ini dimungkinkan terutama jika curah hujan tinggi dan struktur tanah yang remah. Disamping itu perlu diperhatikan sifat urea yang dapat berubah menjadi nitrat ini, karena hal ini memperbesar turunnya efisiensi urea. Untuk mengurangi sifat-sifat yang merugikan dari urea diusahakan membungkus butiran urea dengan SCU (Sulfur Coated Urea) (Madjij, 2010).
Untuk meningkatkan serapan N, dibuat pupuk N lambat tersedia dengan tujuan mengurangi kehilangan akibat pelindian dan limpasan permukaan, reaksi immobilisasi kimia dan biologi, penguapan ke udara. Menurut Hauck (1997) ada 4 macam pupuk N yang lambat tersedia, yaitu,
Bahan-bahan larut air yang mengandung NH4 dan NO3, pelarutannya diatur dengan penghalang fisik, seperti pelapisan sulfur (SCU).
Bahan-bahan yang kelarutannya dalam air terbatas, yang mengandung bentuk N yang tersedia bagi tanaman, seperti ammonium fosfat logam.
Bahan-bahan yang kelarutannya dalam air terbatas, yang selama proses kimia/ mikrobiologi melepaskan N yang tersedia bagi tanaman, seperti ureaform dan oxamida.
Bahan-bahan larut air yang secara lambat laun melapuk sehingga melepaskan N yang tersedia bagi tanaman, seperti garam guanilurea.
Gejala kekurangan unsur hara nitrogen dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada tanaman seperti daun tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan, daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ketulang daun, dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus kebagian atas, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, dan pertumbuhan buah tidak sempurna. Kekurangan nitrogen menyebabkan daun tanaman menjadi hijau muda dan mudah menguning, terutama daun yang lebih tua. Jika kelebihan maka daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah sakit, juga menunda pembentukan bunga, termasuk pematangan buah menjadi terlambat (Isnaini, 2006).
Pembuatan urea di Indonesia mengikuti proses yang sering dibuat di Amerika Serikat. Karena reaksi bersifat bolak-balik, pengaturan suhu dan tekanan serta konsentrasi harus menjadi pertimbangan pada waktu pembuatan urea. Suhu yang tinggi meningkatkan konversi, tetapi ini meminta tekanan yang lebih tinggi untuk menghindari bahan-bahan yang sedang bereaksi berubah menjadi gas, yang dapat mengakibatkan dekomposisi ammonium karbamat dan akhirnya akan menurunkan konversi (Effendi, 2010).
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Berdirinya PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, yang didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 merupakan perusahaan yang bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi, dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang industri pupuk dan industri kimia lainnya, melalui usaha produksi, perdagangan, pemberian jasa, dan usaha lainnya. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang pada awalnya ditunjuk menjadi perusahaan induk (holding company) terhadap perusahaan pupuk dan anak perusahaan lainnya seperti PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, PT Rekayasa Industri, dan PT Mega Eltra.
Dipilihnya kota Palembang sebagai lokasi pabrik karena Sumatera Selatan memiliki 3 unsur yang melimpah yaitu : udara, bahan baku gas bumi dan air sungai musi yang sekaligus menjadi sarana angkutan pupuk yang selanjutnya untuk dikapalkan keseluruhan wilayah di nusantara. Berdasarkan peraturan Pemerintah No. 28 tanggal 07 agustus 1997 mengenai anak perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1964 yang mengubah statusnya dari Persero Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Persero Terbatas (PT)ang selanjutnya untuk dikapalkan keseluruhan wilayah di nusantara. Berdasarkan peraturan Pemerintah No. 28 tanggal 07 agustus 1997 mengenai anak perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1964 yang mengubah statusnya dari Persero Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Persero Terbatas (PT) lagi. Dari aspek permodalan, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang juga mengalami perubahan seiring perkembangan industri pupuk di Indonesia.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang berkomitmen untuk memperkuat struktur perekonomianasional dengan menyelenggarakan pembinaan terhadap sector usaha kecil dan koperasi agar dapat menumbuhkan minat kewirausahaan dan meningkatkan kesejahteraan perusahaan kecil maupun industry kecil. Untuk itu, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang mewujudkan bantuannya melalui pelatihan, klinik, manajemen dan pemantauan, termasuk penyediaan teknologi, jalur pemasaran/promosi hingga permodalan dan jaminan perbankan. Sudah ada 3.500 unit pengusahan kecil dan koperasi yang telah berhasil di bina dan mandiri. Hal ini kemudian mengantarkan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang mendapatkan UPAKARTI. Bersama anak perusahaan, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang juga melakukan pembinaan wilayah sekita dengan berbagai kegiatan yang terprogram setiap tahun.
Pada tanggal 16 Oktober 1963, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang membangun PUSRI 1 yang pembangunanya ditangani oleh Marison Knudsen Internatioal Contractor Inc, dari Amerika Serikat. PUSRI 1 merupakan pabrik pupuk yang pertama di Indonesia yang mempunyai kapasitas terpasang 300 ton Urea perhari dan 100.000 ton per tahun, serta menghasilkan 180 ton Amoniak per hari. Pada tahun 1964 produksi yang dihasilkan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang telah mencapai 100,4% dari target yang telah ditetapkan.
Pada tanggal 7 Desember 1972 PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang memperluas pabriknya dengan membangun pabrik baru yaitu PUSRI II yang selesai pada bulan Juli 1974. Kontrak pembangunan dilaksanakan oleh Kellog Overseas Corp dari Amerika Seikat dan Tokyo Engineerig Corp dari Jepang. Kapasitas PUSRI II sebesar 1.150 ton Urea per hari atau 380.000 to Urea per tahun. Dengan fasilitas angkut pupuk agkut dari gudang ke kapal untuk pupuk curah menggunakan ban jalan, sedangkan pupuk dalam kantong dengan mobil truk.
Setelah disadari manfaat dari pupuk sebagai penunjang pertanian, makan tahun 1976 secara berturut-turut dibagunlah PUSRI III dan PUSRI IV yang pembangunannya dilakukan oleh Kellog Overseas Corp dari Amerika Serikat dan Tokyo Engineering Corp dari Jepang dengan kapasitas produksi masing-masing sebanyak 1.725 ton per hari atau 570.000 ton Urea per tahun dan produksi Amoniak sebesar 1.000 ton per hari.
Pada tahun 1979 Pemerintah menetapkan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun dari luar negeri untuk kebutuhan program intensifikasi.
Pada tahun 1997 dibentuk Hoding BUMN Pupuk di Indonesia dan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang ditunjuk oleh Pemerintah sebagai Induk perusahaan. Pada tanggal 01 Desember 1998 pemerintah menghapus subsidi tata niaga seluruh jenis pupuk, baik pupuk yang di produksi dalam negeri maupun pupuk impor.
PT Pupuk Sriwidjaja yang berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 2010 melakukan pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja disingkat PT. Pusri (Persero) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang serta telah terjadinya pengalihan hak dan kewajiban PT. Pusri (Persero) kepada PT. Pusri Palembang.
3.2 Visi, Misi, Tata Nilai dan Makna
Visi
Menjadi perusahaan pupuk terkemuka tingkat regional.
Misi
Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.
Tata Nilai
Untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan pupuk terkemuka di tingkat regional, PUSRI memiliki aturan Tata Nilai yang mencakup beberapa bagian, yaitu Integritas, Profesionalitas, Fokus pada Pelanggan, Loyalitas, dan Baik Sangka. Dalam setiap aturan Tata Nilai, dinyatakan hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari.
Makna
PT Pusri untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan yang Lebih Baik.
3.3 Makna Logo Perusahaan
Kata "Sriwidjaja" pada nama perusahaan "PT Pupuk Sriwidjaja Palembang" berasal dari nama sebuah kerajaan maritim di Palembang, Sumatera Selatan. Sriwidjaja juga berasal dari kata bahasa Sansekerta, yaitu "sri" dan "widjaja". Kata "sri" berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan "widjaja" berarti "kemenangan" atau "kejayaan". Dengan demikian, Sriwidjaja berarti "kejayaan atau kemenangan yang gilang-gemilang".
Nama Sriwidjaja diabadikan pada perusahaan untuk mengenang kembali kejayaan Kerajaan Sriwidjaja. Penggunaan nama Sriwidjaja juga sebagai penghormatan bangsa Indonesia kepada para leluhur yang pernah membawa Nusantara ke puncak kegemilangan. Dengan demikian, pendirian pabrik pupuk dengan nama "Sriwidjaja" relevan dengan kebesaran cita-cita bangsa, khususnya dalam mempertahankan kejayaan Nusantara.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memiliki logo seperti Gambar 1. yang memiliki makna sebagai berikut :
Gambar 1. Logo PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Lambang PUSRI yang berbentuk huruf "U" melambangkan singkatan 'Urea', lambang ini telah terdaftar di Ditjen Haki Dep. Kehakiman & HAM no 021391
Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal
akte pendirian PT PUSRI.
Butiran-butiran Urea berwarna putih sejumlah 12, melambangkan bulan Desember pendirian PT PUSRI.
Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang mekar berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini melambangkan angka 59 sebagai tahun pendirian PT PUSRI.
Perahu Kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi.
Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan prospek perusahaan dimasa datang.
Komposisi warna lambang kuning dan biru benhur dengan dibatasi garis-garis hitam tipis (untuk lebih menjelaskan gambar) yang melambangkan keagungan, kebebasan cita-cita, serta kesuburan, ketenangan, dan ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan cita – cita itu.
3.4 Lokasi Perusahaan
Berikut ini merupakan tampilan lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang di ambil dari foto udara pada Gambar 2. Pabrik Pupuk Sriwidjaja didirikan kira-kira 7 km dari pusat kota Palembang, di tepi Sungai Musi yang merupakan sungai terbesar di Palembang. Alasan lokasi pabrik dekat dengan Sungai Musi yaitu :
Letaknya berdekatan dengan wilayah operasi pertambangan dan pengkilangan minyak Pertamina sehingga bahan baku gas alam mudah untuk diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
Sungai Musi merupakan sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, yang menunjang bahan baku pembuatan steam dan keperluan utilitas lainnya, disamping sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil pabrik.
Gambar 2. Peta Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
3.5 Struktur Organisasi
Perkembangan suatu perusahaan sangat ditunjang oleh struktur organisasi yang baik sehingga efisiensi kerja yang tinggi dapat tercapai. Jika efisiensi kerja tinggi maka akan menciptakan produktifitas kerja yang optimal. Kondisi tersebut sangat diharapkan oleh perusahaan sehingga diperoleh peningkatan baik kuantitas maupun kualitas produk.
Gambar 3. Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
3.4 Departemen Riset
Pada awal tahun 2013, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang membentuk unit kerja baru yang bertugas untuk mengelola kegiatan riset/penelitian, yaitu, Departemen Riset yang berada di bawah Divisi Renbang Usaha. Pembentukan Departemen Riset ini bertujuan untuk menghasilkan produk-produk baru hasil penelitian sesuai dengan kebutuhan, trend, dan inovasi dalam dunia pertanian.
Konsep riset yang dikembangkan oleh perusahaan bukan pure research, tetapi kegiatan applied research yang sudah diseleksi untuk dapat menghasilkan produk-produk yang dapat dikomersialkan sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dasar pemilihan kegiatan bidang-bidang riset yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pasar masih terbuka, sehingga produk riset nantinya dapat dijual untuk dalam negeri maupun untuk ekspor
Biaya penelitian rendah
Hasil penelitian dapat di scale-up
Hasil penelitian layak untuk komersialisasi
Memberi nilai tambah/keuntungan bagi perusahaan
Sinergi dengan anggota holding pupuk
Inovasi, kebutuhan, dan solusi dari permasalahan pertanian menjadi tiga hal utama yang mendasari dilaksanakannya kegiatan penelitian yang aplikatif di Departemen Riset. Dalam proses pelaksanaan kegiatan riset tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilaksanakan, yaitu:
Swakelola
Kegiatan penelitian dilakukan secara mandiri oleh tenaga peneliti yang ada di Departemen Riset dengan memanfaatkan fasilitias laboratorium dan kebun percobaan yang dimiliki oleh PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Kerjasama
Kegiatan penelitian dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan pihak dalam meneliti isu-isu yang menghasilkan produk-produk unggulan yang dapat dikomersialkan.
Membeli lisensi
Orientasi utama dari kegiatan Departemen Riset adalah menghasilkan produk yang komersial. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produk aplikatif dan komersial tersebut adalah dengan membeli lisensi/invensi produk milik pihak lain dan diproduksi serta dipasarkan oleh PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Namun sistem lisensi ini mengharuskan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang membayar royalti kepada invensi sebesar 10% dari harga pokok penjualan.
Saat ini, Departemen Riset sedang melakukan kegiatan-kegiatan penelitian dalam berbagai bidang penelitian. Adapun kegiatan-kegiatan penelitian yang sedang dilakukan oleh Departemen Riset ditunjukkan oleh Tabel 1.
Tabel 1. Kegiatan penelitian yang sedang dilakukan oleh Departemen Riset
No.
Kegiatan
Tujuan
1.
Penelitian Pupuk Anorganik
Melakukan pengembangan dan penelitian produk pupuk anorganik, misalnya, pupuk mikro nutrien, pupuk Zn yang digunakan untuk tanaman padi, penggunaaan pupuk NPK untuk tanaman singkong, dan pupuk mikro borax untuk tanaman sawit
2.
Penelitian Pupuk Hayati dan Pupuk Organik
Melakukan pengembangan dan penelitian pupuk organik dan pupuk hayati, yaitu, pembenah tanah yang digunakan untuk mengelola tanah pada lahan suboptimal, dekomposer untuk proses pengomposan, pupuk hayati yang berperan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia, hormon pemacu tumbuh yang terdiri atas PGPR (Plant Growht Promoting Rhizobacteria) dan bakteri jenis tertentu yang dapat menghasilkan hormon yang berguna untuk pertumbuhan tanaman, biostimulan yang berfungsi untuk mengurangi stress pada tanaman, asam humat yang berperan dalam meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi pada tanaman,
3.
Penelitian Pestisida (Pestisida Hayati)
Melakukan penelitian dengan PUR-PLSO UNSRI terkait dengan komersialisasi produk biopestisida (bioverin yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan hama wereng dan biofitalik yang digunakan untuk mengobati penyakit Kering Alur Sadap pada tanaman karet)
4.
Benih, Pangan, dan Pemuliaan Tanaman
Bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) dan Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) untuk menyediakan benih tetua jantan dan betina dan tansfer knowledge terkait penangkaran benih.
5.
Lain-Lain
Pembuatan kebun organik di kompleks PT Pupuk Sriwidjaja Palembang untuk mendukung road map proper emas.
Pembuatan gedung laboratorium dan kandang sapi di kebun percobaan serta uji coba pemupukan dan penangkaran benih.
IV. PROSES PEMBUATAN PUPUK UREA
Produk Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Produk utama yang dihasilkan PUSRI adalah pupuk urea dan amonia. Urea merupakan senyawa organik yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Produk urea yang dihasilkan PUSRI berbentuk butiran curah (prill) berukuran 6-8 US Mesh. Kandungan utama pupuk urea PUSRI terdiri dari Nitrogen minimum 46% dan Biuret maksimum 5% dengan kelembaban maksimum 5%.
Produk pupuk urea PUSRI yang dijual ke industri sekitar 90% digunakan sebagai salah satu bahan baku pupuk kimia. Dalam pertanian, pupuk urea menjadi pemasok unsur Nitrogen dalam tanah. Melalui proses hidrolisis di dalam tanah, urea akan melepaskan ion amonium. Pupuk Urea PUSRI memiliki kandungan Nitrogen yang cukup tinggi dan secara umum hanya setengah dari kandungan Nitrogen tersebut yang terserap oleh tanaman.
Selanjutnya, PUSRI juga memproduksi amonia yang merupakan senyawa kimia dengan rumus NH3. Amonia secara umum tidak berwarna, bersifat korosif, dan berbau tajam yang khas. Amonia juga dapat ditemui dalam bentuk gas atau cairan. Pada produk rumah tangga dan konsumsi lainnya, amonia yang terkandung adalah amonium hidroksida yang sudah dilarutkan atau diencerkan.
Untuk keperluan komersil, jenis amonia yang diproduksi dan dijual adalah amonia anhidrat yang tidak mengandung air. PUSRI memproduksi amonia anhidrat dalam bentuk cair pada temperatur -33 derajat Celcius. Amonia tersebut memiliki kandungan Nitrogen minimum 99,5%, kadar air maksimum 0,5%, dan kandungan minyak maksimum 5 µg/g.
Bahan yang digunakan dalam Proses Pembuatan Pupuk Urea
Bahan Baku
CO2 : 98%
Sulfur : 1,0 ppm Vol Maks
H20 : Jenuh
Tekanan : 0,6 Kg/Cm2 Min
Temperatur : 38 0C
NH3 dengan spesifikasi
Liquid NH3 : 99,5% wt
H2O : 0,5% wt Maks
Oil : 5,0 µg/g wt Maks
Tekanan : 18 Kg/Cm2 Min
Temperatur : 30 oC
Bahan Pembantu
Uap air
Demin Water
Cooling Water
Filter Water
Udara Instrument
Udara Pabrik
Gas Nitrogen
Listrik
Fire Water
Alat yang digunakan dalam Proses Pembuatan Pupuk Urea
Reaktor urea 11. Ammonia Reservoir
High Pressure Decomposer (HPD) 12. Recovery Absorber
Reboiler HPD 13. Condensate
High Pressure Cooler (HPAC) 14. Cooling Water
Low Pressure Decomposer (LPD) 15. Crystallizer
Gas Separator 16. Centrifuge
Off Gas Condensor 17. Prilling Tower
High Pressure Absorber (HPA) 18. Fluidizing Drayer
Ammonia Condensor 19. Belt Conveyor
Ammonia Recycle
Sumber dan Dosis Nitrogen yang digunakan dalam Proses Pembuatan Pupuk Urea
Sumber utama N berasal dari gas N2 dari atmosfir. Kadar gas nitrogen di atmosfir bumi sekitar 79% dari volumenya. Walaupun jumlahnya sangat besar tetapi belum dapat dimanfaatkan oleh tanaman tingkat tinggi, kecuali telah menjadi bentuk yang tersedia. Namun demikian, unsur N ini baru dapat digunakan oleh tanaman setelah mengalami perubahan kebentuk yang terikat yang kemudian dalam bentuk pupuk.
Dosis Nitrogen dalam pupuk urea dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Spesifikasi Urea yang Dihasilkan PUSRI
Nama Produk
Name of Product
Spesifikasi
Specification
Kandungan
Contents (%)
Keterangan
Remark
UREA
Nitrogen
46,0
Minimum
Biuret
0,5
Maksimum
Moisture
0,5
Maksimum
Prill Size : 6 – 8 US Mesh
95
Maksimum
Pass 25 US Mesh
2
Maksimum
Catatan : Perhitungan kandungan Nitrogen terdapat pada lampiran
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa, kandungan minimum Nitrogen dalam pupuk urea yaitu sebesar 46%, kandungan maksimum biuret sebesar 0,5%, kandungan maksimum moisture 0,5%, kandungan maksimum Prill Size 6 – 8 US Mesh 95%, dan kandungan maksimum Pass 25 US Mesh 2%.
Proses Pembuatan Pupuk Urea
Pembuatan urea dilakukan melalui 4 seksi proses, yaitu Seksi Sintesa, Seksi Dekomposisi, Seksi Recovery, Seksi Crystalisasi dan Pembutiran, Berikut ini penjelasan masing-masing unit.
Seksi Sintesis
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea. Proses mensintesa urea dengan cara mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam reaktor urea. Larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Unit Recovery juga dimasukkan ke dalam reaktor ini. Reaksi reversible dan konversi ammonium karbamat menjadi urea berlangsung pada fase cair sehingga butuh temperatur dan tekanan tinggi, adapun variable utama yang mempengaruhi reaksi adalah temperatur (T kesetimbangan 200 oC) sedangkan tekanan (P kesetimbangan 250 kg/cm2 G).
Seksi Dekomposisi
Produk dari reaksi sintesa terdiri dari Urea, Ammonium karbamat, air kelebihan ammonia dan biuret dan selanjutnya dipisahkan ureanya dari produk reaksi tersebut dengan cara pemanasan dan penurunan tekanan sehingga ammonium karbamat terurai menjadi Gas Ammonia dan Carbon dioksida.
NH2COONH4 > CO2 + 2NH3
3. Seksi Recovery
Gas- gas campuran NH3 dan CO2 dari dekomposer di absorb oleh air dan larutan urea berturut-turut di absorber kemudian dikirim kembali ke reaktor. Kelebihan NH3 dimurnikan oleh High Pressure Absorber (HPA) dan dikirim kembali secara terpisah ke reaktor melalui ammonia condensor, ammonia reservoir, liquid ammonia feed pump dan ammonia preheater.
Seksi Kristalisasi dan Prilling
Larutan urea dari gas separator divacumkan dengan crystallizer daribagian bawah dan kristal urea dipisahkan oleh centrifuge. Kristal urea dikeringkan sampai kadar airnya <0,3% dengan udara panas dan dikirim ke prilling tower melalui fluidizing drayer.
Proses pembuatan urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dapat dilihat dari skema berikut ini.
Gambar 4. Skema Pembuatan Urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Distribusi Pupuk
Gambar 5. Skema Alur Distribusi Pupuk
4.7 Kinerja Produksi
Dari sejumlah pabrik yang dimiliki PUSRI, pada tahun 2013, terdapat 4 buah pabrik aktif, yaitu Pabrik PUSRI II-B, II, III dan IV, yang memproduksi pupuk urea dan amonia. Keempat pabrik tersebut berproduksi dengan baik untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam hal ketersediaan pupuk urea. Secara keseluruhan, kapasitas terpasang untuk memproduksi amonia dan urea adalah sebesar 1.499.500 dan 2.362.000 Ton per tahun.
Tabel 3. berikut berisi data mengenai kapasitas dan nilai pabrik yang dimiliki PUSRI.
Tabel 3. Kapasitas dan Nilai Pabrik Pupuk Sriwidjaja Palembang
Pabrik/Plant
Kapasitas Terpasang Amonia (Ton/Tahun)
Kapasitas Terpasang Pupuk Urea (Ton/Tahun)
Areal Pabrik (ha)
Nilai (USD)****
Mulai Produksi
I*
180/Hari
100,000
20
34,363,511 +
Rp3.651.063.140,-
Okt 1963
I-B
445,500
570,000
12
326,883,626
Mar 1994
II**
262,000
552,000
15
85,734,452
Agt 1974
III***
396,000
570,000
10
192,000,000
Des 1976
IV***
396,000
570,000
10
184,372,772
Okt 1977
Total
1,499,500
2,262,000
67
823,345,361 +
Rp3.651.063.140,-
Keterangan
*) PUSRI I diganti dengan PUSRI I-B karena usia pabrik sudah tua dan tidak eisien
**) Telah dikalikan Proyek Optimalisasi Pabrik Urea (UOP) dan Amonia (AOP)
***) Telah dilakukan optimalisasi khusus pada pabrik amonia (AOP)
****) Nilai estimasi pada tahun 1994.
Dalam skala produksi tahun 2013, Pabrik PUSRI IV memproduksi sebanyak 522.231 Ton pupuk urea, terbanyak jika dibandingkan dengan pabrik yang lainnya. Jumlah produksi tersebut menurun sebesar 11% atau 70.072 Ton dibandingkan dengan produksi tahun 2012 sebesar 592.303 Ton. Di sisi lain, produksi terkecil tahun 2013 dihasilkan oleh Pabrik PUSRI II sebanyak 455.139 Ton. Jumlah tersebut meningkat sebesar 7% atau 30.445 Ton jika dibandingkan produksi pabrik tersebut pada tahun sebelumnya. Secara umum jumlah produksi pabrik PUSRI II terendah terkait dengan umur pabrik yang lebih tua dibandingkan dengan pabrik lainnya.
Dibandingkan dengan target produksi, rata-rata pabrik memproduksi di atas 95% dari target yang ditetapkan pada tahun 2013. Pabrik PUSRI IV memenuhi 100% dari target sedangkan Pabrik PUSRI I-B dan II masing-masing memproduksi 97% dari target. Pabrik PUSRI III mencapai kinerja produksi terendah, yaitu 94% dari target produksi.
Kinerja produksi pupuk urea untuk tiap-tiap pabrik disajikan pada tabel berikut. Tabel 4. Produksi Urea Berdasarkan Pabrik Tahun 2011 – 2013
Pabrik/Plant
Target 2013
Realisasi
2013
Realisasi
2012
Realisasi
2011
Persentase Kenaikan (Penurunan) 2013 dari 2012 / Pencentage of Increase (Decrease) from 2012 / 2013
PUSRI I-B
508,400
491,677
395,030
476,070
96,647 %
PUSRI II
468,300
455,824
424,694
438,268
31,130 %
PUSRI III
542,800
510,973
548,033
492,942
37,060 %
PUSRI IV
520,500
521,546
592,303
561,130
70,757 %
Jumlah/Total
2,040,000
1,980,020
1,960,060
1,968,410
19,960 %
Dari Tabel 4 diatas, maka dapat dilihat perbandingan produksi pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang pada tahun 2011 – 2013 dalam ton sebagai berikut.
Grafik 1. Produksi Pupuk Urea Untuk Tahun 2011 – 2013 (Dalam Ton)
V. PENGAPLIKASIAN PUPUK UREA
5.1 Pengaplikasian Pupuk Urea
Pupuk Urea yang di produksi oleh PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ini, dapat langsung di uji coba di Kebun Percobaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Pupuk Urea tersebut di uji coba kan pada tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis), dan dengan penambahan pupuk hayati serta NPK.
Budidaya kacang panjang dapat dilakukan di dataran tinggi hingga 800 meter dpl, maupun rendah. Suhu optimum pertumbuhannya ada di rentang 15-24oC dengan curah hujan 600-1500 mm per tahun. Sedangkan suhu maksimum yang bisa dicapai adalah 35oC dan suhu minimum 10oC.
Pengolahan tanah berupa pembajakan diperlukan apabila budidaya kacang panjang dilakukan di tanah sawah atau tanah padat. Sedangkan untuk tanah yang sudah gembur tidak diperlukan lagi pembajakan. Buatlah bedengan di atas tanah yang sudah dibajak atau sudah gembur. Tanah yang dibuat bedengan diusahakan sehalus mungkin agar perakaran tanaman dan drainase berkembang baik.
Bila memungkinkan, bedengan dibuat sejajar arah timur-barat. Hal ini berguna untuk memaksimalkan penyinaran matahari. Buat bedengan dengan ukuran lebar 80-90 cm, dengan ketinggian 20-25 cm khusus untuk tanah sawah bisa ditinggikan hingga 30 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan lansekap lahan. Jarak antar bedengan dibikin selebar 40-50 cm.
Jarak selebar itu berguna untuk memudahkan proses perawatan dan pemanenan yang dilakukan secara bertahap. Selain itu jarak antar bedengan berfungsi sebagai saluran drainase, terutama bila kacang panjang ditanam diawal musim hujan. Penggenangan air disekitar tanaman harus benar-benar dihindari.
Uji coba terdiri dari 3 blok dengan 3 perlakuan yaitu perlakuan kontrol, pH 5, dan pH 10, sehingga didapatkan 9 perlakuan. Parameter yang diamati pada uji coba kacang panjang ini yaitu jumlah polong dan berat polong per perlakuan. Hasil Uji coba kacang panjang ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Hasil Penelitian Pupuk Hayati pada Tanaman Kacang Panjang
Blok
Perlakuan
Jumlah Polong
Berat Polong (gr)
I
Kontrol
15
297,5
I
pH 5
45
877
I
pH 10
61
1301
II
Kontrol
36
718
II
pH 5
62
1266
II
pH 10
84
1722
III
Kontrol
6
114
III
pH 5
9
172
III
pH 10
28
607
Dari Tabel 5, dapat dilihat bahwa panen yang menunjukan hasil paling tinggi ialah pada tanaman kacang panjang blok II, diikuti dengan blok I lalu blok III. Jumlah polong tanaman kacang panjang pada blok II yaitu 182 polong, pada blok I yaitu 121 polong, sedangkan pada blok III yaitu 43 polong. Untuk parameter berat polong, tanaman kacang panjang yang paling berat ialah blok II yaitu 3706 gram, lalu blok I yaitu 2475,5 gram, dan blok III yaitu 893 gram.
Dilihat dari perlakuan yang diberikan, yaitu perlakuan Kontrol, pH 5, dan pH 10. Tanaman kacang panjang yang paling baik pertumbuhannya yaitu tanaman kacang panjang dengan perlakuan pH 10, diikuti dengan pH 5, lalu kemudian perlakuan kontrol. Hal ini menunjukan bahwa pada pH 10, merupakan keadaan yang paling cocok untuk tanaman kacang panjang.
Perbandingan jumlah polong tiap perlakuan dan blok dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Grafik 2. Perbandingan Jumlah Polong Tanaman Kacang Panjang
Perbandingan berat polong tiap perlakuan dan blok dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Grafik 3. Perbandingan Berat Polong Tanaman Kacang Panjang
Dilihat dari Grafik 2 dan Grafik 3 diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang panjang yang paling tinggi yaitu pada blok II dan pertumbuhan kacang panjang yang paling rendah yaitu pada blok III. Hal ini disebabkan karena pada blok III, bedengan tanaman kacang panjang tersebut lebih rendah dibanding bedengan blok I dan II yang menyebabkan bedengan blok III tersebut terendam air, sehingga menyebabkan produktivitas tanaman kacang panjang di blok III sangat rendah.
5.2 Peranan Urea Untuk Tanaman
Perlu diketahui bahwa pupuk urea mengandung nitrogen dalam jumlah yang tinggi. Unsur nitrogen di dalam pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain sebagai berikut.
Pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis.
Pupuk urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman. Kondisi tanaman akan makin tinggi, dengan jumlah anakan yang banyak.
Pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman.
Pupuk urea bersifat universal. Pupuk ini dapat digunakan untuk semua jenis tanaman. Urea dapat ditambahkan untuk tanaman darat maupun air.
Urea juga baik untuk tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman usaha perkebunan, tanaman di sekitar peternakan dan juga tanaman di sekeliling usaha perikananan.
Ketika sebuah tanaman mengalami kekurangan zat nitrogen, maka tanaman tersebut akan mengalami beberapa gejala yang bisa diamati secara fisik. Gejala-gejala tersebut antara lain sebagai berikut.
Kekurangan nitrogen membuat keadaan daun tanaman berwarna pucat hingga kekuning-kuningan.
Bila kekurangan nitrogen semakin parah, maka daun tuatanaman tersebut akan berwarna kekuning-kuningan dimulai dari ujung daun dan menjalar hingga ke tulang daun.
Bila kondisi kekurangan nitrogen terus dibiarkan, maka daun akan menjadi kering. Keadaan ini diawali dari daun bagian bawah sampai daun bagian atas.
Kondisi tanaman yang kekurangan nitrogen sejak awal, menimbulkan tanaman lambat tumbuh dan kerdil.
Akibat kekurangan nitrogen pada buah, yaitu keadaan buah tidak sempurna. Sering kali buah masak masak sebelum waktunya atau sebelum ukurannya sesuai.
KESIMPULAN
Produk utama yang dihasilkan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah Pupuk Urea dan Amonia.
Sumber utama Nitrogen berasal dari gas N2 dari atmosfir. Dimana kadar gas nitrogen di atmosfir bumi sekitar 79% dari volumenya.
Produksi Urea di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah 1725 ton Urea/Hari/Pabrik dengan dosis Nitrogen sebesar 375,7 ton Nitrogen/Hari/Pabrik.
Proses pembuatan pupuk Urea di PT Pupuk Sriwijaja Palembang yaitu melalui Seksi Sintesis, Seksi Dekomposisi, Seksi Recovery, Seksi Kristalisasi dan Prilling.
Berdasarkan uji coba pupuk di kebun percobaan pada tanaman kacang panjang, terong, dan singkong, pupuk urea dapat membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar, karena mengandung Nitrogen yang juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil), namun apabila kelebihan Nitrogen dapat menyebabkan tanaman menjadi terbakar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Penggunaan unsur hara yang tepat dalam pemupukan. Bahan Pelatihan Efisiensi Pemupukan dengan Penerapan LCC. IPPTP Denpasar, Bali.
_______. 2013. Pupuk Urea dan Proses Pembuatannya. http://rumushitung.com/2013/06/15/pupuk-urea-dan-proses-pembuatannya/ (Diakses pada tanggal 31 Agustus 2014).
_______. 2013. Tentang Urea. http://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/ (Diakses pada tanggal 02 September 2014).
Asher, C., J. 1991. Beneficial Elements, Functional Nutrients, and Possible New Essential Elements. In J.J. Mortvedt et al. (Ed.) Micronutrient in Agriculture. SSSA. Madison, Wisconsin.
Effendi, B. 2010. Pupuk dan Pemupukan. USU Press, Medan.
Hauck, R., D. 1997. Pupuk–Pupuk Nitrogen Lambat Tersedia dan Penghambat Bio. Dalam Engelstad, O., P. (Ed.). Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Terjemahan D. H. Goenadi. Gadjah mada University Press, Yogyakarta.
Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Untuk Keuntungan Ekonomi danKelestarian Bumi. Yogyakarta.
Lingga, P dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Madjij, M., B. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.
Purnama R. 2006. Industri Pupuk Majemuk : untuk Keamanan Pangan dan Kesejahteraan Petani. Mutiarabumi, Jakarta.
Yuwono, N., W. 2000. Pupuk dan Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
LAMPIRAN 1
Perhitungan Dosis Nitrogen Dalam Urea
Urea = NH2CONH2
N : 2 x 14 = 28 gr
H : 4 x 1 = 4 gr
C : 1 x 12 = 12 gr
O : 1 x 16 = 16 gr
Jumlah = 60 gr
Dalam 1 mol Urea = 60 gr
Dalam 1 mol Nitrogen = 28 gr
Maka, Jumlah Nitrogen dalam Urea = 28 gr 60 gr=46,67 %
Produksi Urea Dalam 1 Pabrik = 1725 ton Urea/Hari/Pabrik
Maka, 1725 ton = 1725000000 gr
1725000000 gr 60 gr=28750000 mol
1725 ton = 1725000000 gr
Nitrogen = 28750000 mol x 46,67%
Nitrogen = 13417625 mol
Dalam Urea NH2CONH2 = 28 gr Nitrogen
Jadi, 13417625 mol x 28 gr = 375693500
= 375,6935 ton Nitrogen
= 375,7 ton Nitrogen
Maka, dalam 1725 ton Urea/Hari/Pabrik dosis Nitrogen sebesar 375,7 ton.
LAMPIRAN 2
Unit – unit dalam pabrik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Tangki Amoniak Unit Sintesis
Unit Dekomposisi Unit Recovery
Unit Kristalisasi Prilling Tower
LAMPIRAN 3
Hasil Panen Tanaman Kacang Panjang
Blok I
Blok II
Blok III