Laporan Praktik Kerja Lapangan
ANALISIS KUALITATIF METANOL PADA SAMPEL SPESIMEN MANUSIA HASIL OTOPSI DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA
Oleh : Priyo Widi Atmojo 07307144003
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010
HALAMAN PENGESAHAN Kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul : “ANALISIS KUALITATIF METANOL PADA SAMPEL SPESIMEN MANUSIA HASIL OTOPSI DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA”
Telah dilaksanakan dan dinilai oleh Pembimbing PKL pada tanggal 8 Februari s.d 27 Februari 2010 dan dinyatakan lulus.
Dosen Pembimbing dan Pembimbing Lapangan PKL : 1. Sunarto,M.si, tanda tangan………… 2. Hari waluyo,SKM.,M.Sc,tanda tangan….
Yogyakarta, Oktober 2010 Ketua Prodi Kimia, Jurdik Kimia FMIPA UNY
(Endang Dwi Siswani,M.T) NIP. 195411201987022001
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat berjalan lancar dan kami dapat menyelesaikan laporan PKL ini tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berlangsung selama 3 minggu,yakni dimulai sejak tanggal 8 Februari sampai 27 Februari di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Selama pelaksanaan PKL dan Penyusunan laporan ini kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Bapak DR.Ariswan selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Bapak Dr.Suyanta selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Ibu Endang Dwi Siswani, M.T. selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. 5. Bapak Sunarto, M.Si selaku dosen pembimbing PKL yang telah memberikan bimbingan dan semangat hingga terselesainya laporan ini. 6. Bapak Drg.H.M. Taufiq A.K, M.Kes, selaku Kepala Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 7. Bapak Hari Waluyo, S.KM, M.Sc selaku pembimbing PKL Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 8. Bapak Sumadi, S.Si selaku pembimbing Lapangan Laboratorium Kimia Lingkungan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
9. Bapak Ahmad Johan Syah Rosyid selaku pembimbing Lapangan Laboratorium Kimia Toksikologi Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 10. Ibu
Nur’aini,
AMd.
Ak
selaku
pembimbing
Lapangan
Laboratorium Kimia Makanan dan Minuman Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 11. Ibu Nur Listyarini, AMd. Ak selaku pembimbing Lapangan Laboratorium
Kimia
Air
Balai
Laboratorium
Kesehatan
Yogyakarta. 12. Bapak dan Ibu Laboran di Balai Laboratorium Kesehatan yang sudah membantu mempersiapkan alat praktik. 13. Teman-teman PKL (Budi,Arie,Risqa,Ririt,Dita,dan Winda ) terima kasih sudah membantu dan teman-teman Kimia NR 2007 tanpa terkecuali, terima kasih atas kebersamaannya. 14. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan. Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan laporan PKL ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun dari semua pihak sangatlah diharapkan. Yogyakarta,
Oktober 2010 Penulis,
Priyo Widi Atmojo NIM. 07307144003
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… KATA PENGANTAR ………………………………………………….. DAFTAR ISI ……………………………………………………………. RINGKASAN ………………………………………………………....... BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. A. Latar Belakang Masalah………………………………………… B. Identifikasi Masalah ……………………………………………. C. Pembatasan Masalah……………………………………………. D. Rumusan Masalah ………………………………………………. E. Tujuan PKL ……………………………………………………... F. Manfaat PKL ……………………………………………………. BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………… Kajian Pustaka Kerangka Berfikir Teoritis BAB III METODE PKL ………………………………………………... Lokasi PKL Rancangan PKL ………………………………………………………… Obyek PKL …………………………………………………………….. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………. Instrumen Praktikum ………………………………………………….. Teknik Analisis Data …………………………………………………… Prosedur Kerja …………………………………………………………. BAB IV HASIL PKL DAN PEMBAHASAN ………………………… Profil BLK …………………………………………………………….. Penetapan Keberadaan Metanol ………………………………………… BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………... Kesimpulan Saran
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... LAMPIRAN
RINGKASAN ANALISIS KUALITATIF METANOL PADA SAMPEL SPESIMEN MANUSIA HASIL OTOPSI DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang profil Balai Laboratorium Kesehatan, menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja sesuai dengan aspek bidang ilmu kimia, mendapatkan keterampilan dalam menganalisis sampel dengan berbagai metode. Berdasarkan permasalahan diatas dalam penggumpulan data digunakan beberapa metode yaitu: metode observasi, wawancara, praktik kerja, dan literatur. Metode observasi yaitu pengamatan langsung baik pada instansi BLK dan pengamatan berbagai sampel. Metode wawancara yaitu dengan tanya jawab langsung dengan pembimbing lapangan, laboran dan karyawan BLK. Metode praktik yaitu praktik langsung di laboratorium kimia lingkungan dan kimia toksikologi. Dari hasil observasi dan kerja praktik yang telah dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan. Maka diperoleh tentang gambaran profil Balai Laboratorium Kesehatan, mendapatkan wawasan dan keterampilan tentang proses analisis sampel yaitu pengujian ada tidaknya metanol pada sampel
spesimen manusia hasil otopsi dengan metode mikrodifusi dan metode asam kromotropat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah program utama dalam kurikulum 2002. Mata kuliah dengan bobot 2 sks ini harus ditempuh oleh setiap mahasiswa prodi non kependidikan
di
FMIPA
UNY
untuk
melengkapi
prasyarat
mendapatkan gelar Sarjana Sains. Dengan adanya PKL diharapkan mahasiswa
mendapatkan
pengalaman
tentang
cara
membuat,
mengolah dan menganalisis bahan-bahan dalam industri kimia, serta memberikan gambaran tentang penerapan ilmu kimia yang diperoleh selama studi. Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta yang dilaksanakan selama 3 minggu, tepatnya pada tanggal 08 Februari s.d. 27 Februari 2010. Pelaksanaan PKL perlu bekerja sama dengan industri-industri yang memenuhi syarat dan relevan dengan program studi kimia, salah satunya yaitu Balai Laboratorium Kesehatan Ngadinegaran Yogyakarta.
………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………..
B. Identifikasi Masalah 1. Gambaran tentang profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 2. Pengujian sampel spesimen manusia hasil otopsi dengan beberapa metode. 3. Jenis sampel spesimen manusia hasil otopsi yang digunakan. C. Pembatasan Masalah 1. Gambaran tentang profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 2. Pengujian sampel spesimen manusia hasil otopsi dengan metode Reaksi Warna dan metode Mikrodifusi. 3. Sampel spesimen manusia hasil otopsi yang digunakan di laboratorium adalah spesimen darah dan cairan isi lambung. D. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana gambaran profil Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta ? 2.
Bagaimana
pengujian
metanol
pada sampel spesimen manusia hasil otopsi ?
E. Tujuan PKL 1.
Tujuan Umum
Praktik Kerja Lapangan bertujuan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan langsung di industri maupun di instansi milik pemerintah, yaitu di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 2.
Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan program Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa dapat : a. Memperoleh
gambaran
tentang
profil
Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. b. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja sesuai bidang ilmu kimia. c. Mendapatkan wawasan tentang tata cara praktik di laboratorium yang baik dan benar. d. Mendapatkan
keterampilan
dalam
mengoperasikan
instrument laboratorium, terutama di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. e. Mengetahui cara pemeriksaan kualitas air, kualitas makanan dan minuman, kandungan pestisida pada makanan,toksikologi
logam
berat
dalam
spesimen
manusia, dan toksikologi obat dalam spesimen manusia. F. Manfaat PKL
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan baik untuk mahasiswa, lembaga pendidikan, dan instansi. Manfaat tersebut adalah : 1.
Bagi Mahasiswa a. Memperoleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi suatu
perusahaan
atau
industri,
meliputi
:
segi
manajemen yang diterapkan, kondisi fisik perusahaan, peralatan yang digunakan, kondisi para karyawan, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. b. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang analisis zat, sintesa zat, dan proses-proses kimia, sesuai dengan program studi kimia. c. Mengetahui
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi sesuai dengan pekembangan industri. d. Dapat membina hubungan dengan industri, sehingga setelah lulus ada kemungkinan dapat bekerja pada industri dimana ia ber-PKL. 2.
Bagi Lembaga Pendidikan a.Terjalinnya hubungan baik antara Program Studi Kimia khususnya dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta pada umumnya, dengan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, sehingga memungkinkan kerjasama ketenagakerjaan dan bentuk kerja sama lainnya. b.
Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga selalu dapat mengikuti dengan perkembangan dunia industri.
3.
Bagi Instansi
a.Memperoleh
masukan-masukan
baru
dari
lembaga
pendidikan, melalui mahasiswa yang sedang melaksanakan PKL. b.
Dapat menjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan, khususnya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Kajian Pustaka 1.
Metanol Metanol adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang biasa
digunakan sebagai pelarut di industri dan sebagai bahan tambahan dari etanol dalam proses denaturasi sehingga etanol menjadi toksik. Rumus kimia dari Metanol adalah CH3OH dan dikenal dengan nama lain yaitu metil alkohol, metal hidrat, metil karbinol, wood alkohol atau spiritus. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang khas. Dalam dunia industri metanol digunakan antara lain untuk : • Tekstil sintetik • Cat rumah • Perekat • Plastik daur ulang • Busa bantal
• Bahan anti beku untuk radio aktif • Bahan baker, dll Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat beracun bila dibandingkan dengan etanol. Metanol sering disalah gunakan sebagai bahan pembuat minuman keras. Ia digunakan sebagai pengganti etanol karena disamping harganya yang relatif lebih murah juga akibat ketidak pahaman akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kedua zat tersebut, sehingga banyak yang beranggaban bahwa sifat dan fungsi metanol adalah sama, sehingga orang yang sudah kecanduan minuman keras dan kurang memiliki dana untuk membeli minuman keras yang legal cenderung membuat atau membeli minuman keras yang illegal yaitu minuman keras oplosan yang dicampur dengan metanol. Didalam tubuh metanol mudah teranbsorbsi dan dengan cepat akan terdistribusi kedalam cairan tubuh. Keracunan Metanol dapat menimbulkan gangguan kesadaran (inebriation). Metanol sendiri sebenarnya tidak berbahaya, yang berbahaya adalah metabolitnya dan dapat menyebabkan asidosis metabolic, kebutaan yang permanen serta kematian dapat terjadi setelah periode laten selama 6 – 30 jam. Dari berbagai kasus keracunan minuman keras yang terjadi pada masyarakat terlihat dari hasil pemeriksaan sisa sample ataupun otopsi mayat korban, ternyata selain etanol ditemukan metanol didalamnya dan korban dinyatakan oleh dokter mengalami keracunan metanol. Minuman keras atau yang dikenal dengan nama minuman beralkohol, bahan dasar utamanya adalah etanol yang mempunyai batas kadar yang telah ditetapkan oleh pemerintah 1% - 55 %, dan etanol yang ada dalam minuman beralkohol tersebut bukan etanol yang dibuat atau digunakan untuk industri tetapi etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi dari buah dan biji bijian misalnya anggur, gandum, beras dll., sedangkan metanol dilarang untuk digunakan atau ditambahkan dalam makanan atau minuman termasuk minuman keras. Dari informasi tersebut
diatas mungkin dapat dipahami mengapa etanol merupakan bahan yang dapat digunakan untuk minuman keras sedangkan metanol dilarang padahal kedua zat tersebut diatas merupakan golongan alkohol. 2.
Toksisitas Metanol Dalam tubuh alkohol akan dibawa dan diserap oleh darah ke hati,
jantung, paru-paru kemudian kembali ke jantung dan beredar keseluruh tubuh. Konsentrasi alkohol dalam beberapa cairan tubuh dan organ sebanding dengan kandungan airnya (Departemen Kesehatan Direktorat Laboratorium Kesehatan, 2001 : 8). Proses di dalam tubuh metanol akan dimetabolisme di lever oleh enzim Alkohol Dehidrogenase (DHA) menjadi formaldehide dan selanjutnya oleh enzim Formaldehide dehidrogenase (FDH) diubah menjadi asam format, Kedua hasil metabolisme tersebut merupakan zat beracun bagi tubuh terutama asam format. Pada kasus keracunan metanol, formaldehida tidak pernah terdeteksi dalam cairan tubuh korban karena formaldehida yang terbentuk sangat cepat diubah menjadi asam format (waktu paruh 1-2 menit) dan selanjutnya diperlukan waktu yang cukup lama (kurang lebih 20 jam) oleh enzim 10formyl tetrahydrofolate synthetase (F-THF-S) untuk mengoksidasi asam format menjadi senyawa Karbon dioksida dan air, sehingga ditemukan adanya korelasi antara konsentrasi asam format dalam cairan tubuh dengan kasus keracunan metanol.Berat ringannya gejala akibat keracunan metanol tergantung dari besarnya kadar metanol yang tertelan. Dosis toksik minimum (kadar keracunan minimal) metanol lebih kurang 100 mg / kg dan dosis fatal keracunan metanol diperkirakan 20 – 240 ml (20 – 150 g). Penyerapan di usus halus (terutama duodenum) lebih cepat dibanding melalui dinding perut. Makanan berlemak dan karbohidrat diketahui memperlambat
waktu
pengosongan
lambung
sehingga
menghambat
penyerapan alkohol. Buah-buahan dan sayur-sayuran diketahui mempercepat laju pengosongan lambung sehingga menghambat penyerapan alkohol.
Kecepatan penyerapan alkohol bervariasi pada setiap orang, umumnya konsentrasi maksimal dalam darah dicapai ½ jam -1 jam setelah minum dan tergantung pada konsentrasi alkohol yang diingesti, yang paling cepat 20% v/v. Konsentrasi alkohol yang tinggi dapat menyebabkan pylorospasm (spasme otot lambung) dan pada saat yang sama menghasilkan gerakan peristaltik lambung (Departemen Kesehatan Direktorat Laboratorium Kesehatan, 2001 : 8). Alkohol terdeteksi di dalam darah, urin, dan nafas seseorang yang baru mengkonsumsi alkohol. Kandungan alkohol pada alveoli paru-paru bisa digunakan untuk menggambarkan tingkat kandungan alkohol di dalam darah dengan menggunakan faktor konversi 1 : 2250. Sekitar
90%-98%
alkohol
yang
dikonsumsi/diingesti
akan
dimetabolisme oleh sistem enzim hati menjadi bentuk karbondioksida dan air. Sebanyak 2%-8% diekskresikan melalui paru-paru, urin,saliva, air mata, dan pernafasan. Alkohol juga diketahui dapat diekskresikan melalui air susu. Metabolisme alkohol di dalam hati adalah sebagai berikut : 1) Alkohol diubah menjadi acetaldehid oleh enzim alkohol dehidrogenase. 2) Acetaldehid
diubah
menjadi
acetat
oleh
acetaldehid
dehidrogenase. 3) Acetat dikombinasikan dengan koenzim A menghasilkan acetylkoenzim A. 4) Acetyl koenzim A memasuki siklus krebs menghasilkan formasi berupa air, karbondioksida, dan energi. Ketika alkohol diserap ke dalam aliran darah, maka eliminasi alkohol akan segera terjadi melaui proses ekskresi dan metabolisme. Konsentrasi maksimum alkohol alkohol dalam darah tergantung dari beberapa faktor antara lain : 1) Dosis total
2) Kekuatan larutan 3) Jarak waktu setelah mengkonsumsi 4) Jarak waktu antara makan dan minum 5) Jenis makanan yang dimakan 6) Berat badan 7) Kesehatan individual 8) Tingkat metabolisme dan ekskresi Proses eliminasi mengikuti zero order kinetics, artinya laju eliminasi berbanding lurus dan tidak bergantung pada jumlah alkohol di dalam tubuh (Departemen Kesehatan Direktorat Laboratorium Kesehatan, 2001 : 9). Akan tetapi, ketika kadar maksimum alkohol di dalam darah tercapai, maka laju/nilai pengurangan (peminiman) dari tingkat tersebut harus konstan. Walaupun nilai/laju eliminasi berbeda-beda pada setiap individual, nilai ratarata eliminasi tergantung pada kebiasaan “minum” dari individu yang bersangkutan
disajikan
Tabel
1
(Departemen
Kesehatan
Direktorat
Laboratorium Kesehatan, 2001 :9). Tabel 1. Laju angka eliminasi terhadap kebiasaan “minum” tiap individu Kebiasaan minum Tiap individual Bukan peminum Peminum biasa Peminum berat
Angka eliminasi (nilai penurunan kadar alkohol di dalam darah) 12 mg % / jam 15 mg % / jam 20 mg % / jam
Gejala gejala apa yang dapat terlihat pada kasus keracunam metanol Pada awalnya akan terjadi ganguan pada saluran cerna dengan gejala- gejala : sakit perut, mual dan muntah-muntah dan selanjutnya terjadi depresi susunan syaraf pusat dan akan terlihat gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala keracunan alkohol (etanol) : sakit kepala, pusing, sakit otot, lemah, kehilangan kesadaran dan kejang-kejang ini berlangsung selama 12 – 24 jam. Pada tahap selanjutnya jika korban tidak segera mendapat pertolongan yang tepat akan terjadi : 1.
Kerusakan syaraf optik dengan gejala-
gejala : dilatasi pupil, penglihatan menjadi kabur dan akhirnya kebutaan yang permanen 2.
Metabolisme acidosis dengan gejala-
gejala : mual, muntah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat, tekanan darah menurun, syok kemudian koma dan akhirnya meninggal Keracunan metanol terjadi tidak hanya melalui mulut, dapat juga terjadi bila : 1.
Terhirup / inhalasi dengan gejala-gejala : iritasi
selaput lendir, sakit kepala, telinga berdengung, pusing, sukar tidur, bola mata bergerak bolak balik, pelebaran bola mata / dilatasi pupil, penglihatan kabur, mual, muntah, kolik dan sulit buang air besar. 2.
Terkena kulit menyebabkan kulit menjadi
kering, gatal-gatal dan iritasi. 3.
Terkena mata dapat menyebabkan iritasi dan
gangguan penglihatan. 3.
Uji Metanol dengan Metode Mirodifusi Penetapan adanya metanol demgan metode mikrodifusi adalah berdasarkan reaksi antara metanol dalam spesimen yang akan menguap dan bereaksi dengan kalium bikromat dalam suasana asam sehingga terjadi perubahan warna. Jika terdapat metanol, warna kalium bikromat akan berubah dari kuning menjadi hijau selanjutnya menjadi biru.
4.
Uji Metanol dengan Metode Asam kromotropat Penetapan adanya metanol dengan metode asam kromotropat adalah
berdasarkan reaksi oksidasi metanol dalam spesimen dengan kalium bikromat dalam suasana asam. Timbulnya suatu lapisan pada dasar tabung dan lapisan pemisah berwarna ungu menunjukkan adanya metanol. B.
Kerangka Berfikir Teoritis
BAB III METODE PKL A. Lokasi PKL Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah Laboratorium Kimia Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (BLK Yogyakarta ). Identitas Kantor : 1.
Nama dan Status
a.
Nama
: Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
b.
Status
: Balai Laboratorium Kesehatan yang merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di lingkungan Pemda Propinsi DIY yang
menyelenggarakan
pelayanan
pemeriksaan
laboratorium
kesehatan, berada dibawah, dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 2.
Lokasi Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta beralamat di Ngadinegaran MJ III/62 Yogyakarta 554143 Telp. (0274) 378187 Fax. (0274) 381582 e-mail :
[email protected]
B.
Rancangan PKL 1.
Waktu Pelaksanaan PKl PKL ini dilaksanakan selama 3 minggu yaitu dari tanggal 08 Februari sampai dengan 27 Februari 2010.
Pelaksanaan PKL
2.
Pada minggu pertama dilaksanakan observasi dan wawancara untuk mengetahui profil BLK Yogyakarta. Untuk minggu pertama, kedua, dan ketiga dilakukan praktik kerja dan studi literatur. Praktik kerja ini dilakukan dengan cara praktik langsung di laboratorium kimia lingkungan, laboratorium makanan minuman, dan laboratorium toksikologi. Pada minggu ketiga melakukan praktik di laboratorium toksikologi untuk menguji ada tidaknya metanol pada sampel spesimen manusia hasil otopsi dan dilakukan penyusunan dan penyempurnaan laporan. C.
Objek PKL
Objek dari praktik kerja lapangan ini berupa : sampel spesimen manusia hasil otopsi yaitu : spesimen darah manusia dan spesimen cairan lambung manusia. D.
Metode Pengumpulan Data
Teknik penggumpulan data yang dilakukan pada Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :
a.
Metode Observasi
Praktikan secara langsung mengamati proses pengujian analisa kualitatif metanol pada spesimen manusia hasil otopsi. b.
Metode Praktik Kerja Praktikan mendapatkan pengetahuan dan dapat mengumpulkan data dengan cara melakukan kerja praktik di laboratorium. Kegiatan praktik yang dilakukan adalah pengujian analisa kualitatif metanol pada spesimen manusia hasil otopsi.
c.
Metode Wawancara Pada metode ini praktikan dalam mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada tenaga ahli, laboran dan atau karyawan.
d.
Metode Literatur Metode literatur ialah metode studi pustaka yang berkaitan dengan masalah PKL untuk memperoleh bahan atau data dari sumber tertulis sebagai dasar atau acuan teori dalam pelaksanakan dan pembuatan laporan PKL, sebagai pembanding antara praktik kerja di lapangan dengan teori yang dipelajari. Sumber referensi yang didapatkan
dari
perpustakaan
Balai
Laboratorium
Kesehatan
Yogyakarta, perpustakaan Jurdik Kimia UNY, dan media internet. E.
Instrumen Praktikum
Alat-alat yang dipakai dalam praktik kerja lapangan di laboratorium kimia toksikologi meliputi :
F.
1.
Tabung reaksi
2.
Pipet tetes
3.
Cawan conway
4.
Pipet takar 10 ml
5.
Pipet takar 5 ml
6.
Spatula
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada pengujian sebagai sampel diantaranya : 1.
Penetapan keberadaan metanol secara kualitatif dengan : a. Metode Mikrodifusi Di dalam tempat yang kedap, alkohol (metanol) dalam spesimen akan menguap dan bereaksi dengan kalium bikromat dalam suasana asam sehingga terjadi perubahan warna. Jika terdapat metanol, warna kalium bikromat akan berubah dari kuning menjadi hijau selanjutnya menjadi biru. b. Metode Asam kromotropat Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara metanol dengan kalium bikromat dalam suasana asam. Timbulnya suatu lapisan pada dasar tabung dan lapisan pemisah berwarna ungu menunjukkan adanya metanol.
G.
Prosedur Kerja 1. Uji Metanol dengan Metode Mikrodifusi :
Menempatkan spesimen di bagian tepi cawan sampai tertutup dasarnya
Menambahkan beberapa ml kalium bikromat di sekitar tempat spesimen tersebut
Menutup rapat cawan tersebut dan menginkubasi pada suhu 37° selama 1 jam
Apabila terdapat Metanol maka warna kalium bikromat akan berubah dari kuning menjadi hijau selanjutnya menjadi biru
2.
Uji Metanol dengan Metode Asam
Kromotropat :
Memasukkan 1 ml sampel spesimen cairan lambung ke dalam tabung reaksi
Menambahkan 1 tetes K2Cr2O7 2.5 % dalam H2SO4 50 %
Membiarkan pada suhu kamar selama 5 menit
Menambahkan 1 tetes etanol
Menambahkan beberapa mg asam kromotropat
Menambahkan beberapa ml H2SO4 pekat terbentuk sehingga Apabila terdapat metanol maka akan timbul suatu dasar tabung menunjukkan warna ungu lapisan pada pada lapisan pemisah adanya metanol
BAB IV HASIL PKL DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran
Umum
Balai
Laboratorium
Kesehatan
Yogyakarta Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta adalah instansi pelayanan kesehatan milik Pemerintah Daerah Provinsi DIY berdiri sejak tanggal 25 Januari 1950 merupakan laboratorium Type A. Sejak berlakunya otonomi daerah Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta yang sebelumnya merupakan UPT Departemen Kesehatan diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi DIY merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi DIY. 1. Sejarah Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta merupakan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Provinsi Daerah milik Pemerintah Daerah Provinsi DIY. Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berdiri sejak tanggal 25 Januari 1950. Pada awalnya, laboratorium ini merupakan Laboratorium Assaineering DIY yang berada dibawah Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 25 Januari 1950 laboratorium ini menerima gabungan dari bagian Kimia Laboratorium Pusat Klaten dan disebut Laboratorium Umum atau Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (SK Kem.Kes. Nomor : 126/Secr.Dj./64 tanggal 25 Janurari 1950), beralamat di Jl.Polowijan, Ngasem, Yogyakarta. Bagian yang dimiliki adalah Kimia (termasuk Hortus Medicus di Tawangmangu), bakteriologi, Serologi dan Kesehatan Teknik serta dipimpin oleh Prof. Dr. Sardjito.
Pada tanggal 1 Januari 1952 nama Laboratorium diubah menjadi Laboratorium Kesehatan Daerah Yogyakarta (Labkesda) dengan wilayah kerja meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Selatan. Pemimpin laboratorium pertama kali adalah M. Soepadi Sastrodarsono dengan supervisor Prof. Dr. Sardjito. Pada bulan Agustus 1952, bagian Kimia, Bakteriologi, dan Serologi pindah menempati lokasi di Jl. Malioboro 16 Yogyakarta. Sedangkan bagian Kesehatan Teknik bergabung dengan Laboratorium Ilmu Kesehatan Teknik Bandung pada tanggal 1 Juli 1953. Sejak 1 Maret 1960, Laboratorium Kesehatan Daerah menempati bekas Dalem
Ngadinegaran
MD.VII/48
Yogyakarta
atau
sekarang
Ngadinegaran MJ.III/62 Yogyakarta bersama dengan Sekolah Penjenang Kesehatan Tingakat F (SPKF). Bulan Juni 1974 Laboratorium Kesehatan Yogyakarta ditetapkan sebagai nama dari Laboratorium Kesehatan Daerah. Berdasarkan SK Men.Kes.RI Nomor : 142/Menkes/SK/IV/1978, pada tanggal 28 April 1978 Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berubah menjadi Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (BLK Yogyakarta). Sesuai Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi sebagai Daerah Otonomi, maka Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), yang dikelola oleh Pusat melalui Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi DIY, diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DIY. Saat ini, Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
adalah Balai
Laboratorium Kesehatan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di lingkungan Pemda Propinsi DIY yang menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY. 2. Visi, Misi dan Tujuan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
a.
Visi Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sebagai pusat pelayanan laboratorium dan laboratorium rujukan berkualitas mendukung terbentuknya masyarakat sehat.
b.
Misi 1.
Memberikan
pelayanan
secara
profesional,
terjangkau semua lapisan masyarakat 2.
Menerapkan sistem mutu laboratorium
3.
Berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
4.
Berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia di bidang kesehatan
5.
Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Tujuan 1.
Meningkatkan pemeriksaan
laboratorium
sehingga
kualitas dapat
pelayanan memberikan
pelayanan yang tepat, cepat, akurat dapat menunjang ketepatan diagnosa dan dapat memberikan kepuasan pelanggan 2.
Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan sehingga mudah diterima oleh masyarakat, terjangkau dan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat
3.
Meningkatkan kesehatan masyarakat
4.
Meningkatkan
kualitas
cakupan
pembinaan sehingga dapat memberikan pembinaan secara profesional serta meningkatkan SDM tenaga kesehatan yang berkualitas 5.
Meningkatkan penelitian yang didukung Sumber Daya Manusia (SDM) profesional dan berpengalaman
Fungsi dan Tugas Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
Balai
Laboratorium
Kesehatan
mempunyai
tugas
melaksanakan
pelayanan meliputi Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Sesuai Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 160 Tahun 2002 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi DIY, maka Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta mempunyai Fungsi dan Tugas, sebagai berikut: a. Fungsi : Balai Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi sebagai unsur pelaksana operasional sebagian kewenangan dinas dalam bidang pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat melalui kegiatan pemeriksaan laboratorium dan kegiatan rujukan. b.
Tugas: a.
Penyusunan program Balai.
b.
Pelaksanaan kegiatan rujukan.
c.
Pengelolaan sarana dan prasarana Balai.
d.
Pelayanan
pemeriksaan
klinis,
medis
dan
penunjang medis. e.
Pelayanan pengujian kesehatan masyarakat.
f.
Pelayanan pengujian higiene sanitasi.
g.
Penyelenggaraan
pembinaan
laboratorium
kesehatan. h.
Penyelenggaraan
kerjasama
pendidikan
dan
kesehatan
yang
pelatihan teknis laboratorium. i.
Pelayanan
konsultasi
bidang
berkaitan dengan hasil pengujian laboratorium. j.
Pelaksanaan pemasaran produk Balai.
k.
Penyediaan media dan reagnesia untuk pengujian
laboratorium. l.
Pelayanan sertifikasi tenaga analis kesehatan.
m. 4.
Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan.
Kegiatan Di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta Kegiatan di BLK Yogyakarta pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan dan kegiatan pengembangan program dan mutu laboratorium kesehatan. I.
Kegiatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan Kegiatan ini meliputi kegiatan di bagian mikrobiologi dan imunologi, patologi klinik, kimia kesehatan, toksikologi dan forensik serta media reagnesia dan hewan percobaan. Sampel berasal dari masyarakat umum, rujukan rumah sakit pemerintah maupun swasta, rujukan laboratorium swasta lainnya serta dari institusi pemerintah maupun swasta. A.
Bidang Mikrobiologi dan Imunologi
1.
Bakteriologi Pemeriksaan di bidang mikrobiologi meliputi pemeriksaan mikroskopis,
GO, BTA, filaria, leptospira dan bakteri lain dengan pengecatan gram.Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kultur dan resistensi urine, feses, darah, gaal kultur, pus, sputum, Go, BTA, sekret vagina, swab tenggorok, sekret uretra, cairan pelura, cairan cerebrospinal, dll Pemeriksaan infeksi nosokomial rumah sakit dapat dilakukan dengan pemeriksaan angka kuman dan identifikasi bakteri. Sedangkan pada keracunan makanan, dapat dilakukan pemeriksaan bakteri dari bahan makanan/minuman, muntahan, darah, tinja, dan air bersih. 2.
Parasitologi
Pemeriksaan di bidang parasitologi meliputi identifikasi parasit dari preparat direk (amuba, cacing, plasmodium malaria, trikomonas, jamur, dll) 3.
Imunologi
Pemeriksaan di bidang imunologi antara lain adalah pemeriksaan panel Hepatitis B (HBsAg,anti HBs,dll), Hepatitis A (IgM anti HAV), Hepatitis C (anti HCV). Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan panel TORCH dan STD (Sexual Transmitted Diseases) yaitu anti HIV, VDRL dan TPHA. Pemeriksaan rematik dan protein spesifik lainnya (ASTO,RF, CRP) secara
kualitatif dan semi kuantitatif. Pemeriksaan infeksi lain, meliputi Widal, Dengue (HI), Leptospira, Pes. Pemeriksaan Hormon antara lain T3, T4, hTSH, fT3,fT4 dan Pemeriksaan kehamilan. B.
Bidang Patologi Klinik
1.
Hematologi
Pemeriksaan hematologi meliputi hematologi lengkap, morfologi sel-sel darah, pemeriksaan fungsi koagulasi dan hemostatis, pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus. 2.
Kimia Klinik
Pemeriksaan fungsi ginjal meliputi BUN, kreatinin dan SGPT, Alkali Phosphatase, Billirubin total dan direk, protein, albumin dan globulin, serta Cholinesterase. Pemeriksaan fungsi jantung meliputi Cholesterol total, Trigliserida, HDL Cholesterol, LDL Cholesterol dll. Pemeriksaan elektrolit meliputi Natrium, Kalium, Chlorida Calsium, Magnesium. Selain itu juga dilengkapi pemeriksaan Urinalisa lengkap, analisa sperma dan analisa batu saluran kemih. C.
Bidang Kimia Kesehatan
1.
Kimia Lingkungan
Pemeriksaan kimia terhadap kualitas air minum,air bersih, air kolam renang, air limbah, air laut, air pemandian umum, dll. Pemeriksaan kualitas makanan dan minuman. Pemeriksaan kandungan kimia tertentu seperti formalin dan pewarna tekstil dalam makanan dan minuman. Pemeriksaan kandungan pestisida pada makanan. Pemeriksaan logam berat dalam makanan atau minuman. D.
Bidang Toksikologi dan Forensik
1.
Toksikologi a.
Pemeriksaan Toksikologi logam berat dalam spesimen manusia.
b.
Pemeriksaan keracunan pestisida.
c.
Toksikologi obat dalam spesimen manusia meliputi : -
Narkotika
-
Alkohol
-
Psikotropika
-
Zat adiktif lainnya.
Forensik Memeriksa sampel dari hasil otopsi untuk mengetahui penyebab kematian pasien bekerjasama dengan kepolisian dan RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta. E. Bidang Media dan Reagnesia Untuk mendukung kebutuhan media dan reagnesia Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta memiliki Seksi Media dan Reagnesia dengan kegiatan : - Membuat media dan reagnesia yang rutin digunakan untuk kebutuhan pemeriksaan seksi Mikrobiologi dan Seksi lainnya. - Melaksanakan uji coba laboratorium dengan menggunakan hewan percobaan. - Pembuatan Cat Ziehl Neelsen dalam rangka pelayanan program TB di puskesmas. - Melaksanakan pencucian dan sterilisasi alat-alat gelas/glassware untuk keperluan rutin. - Membuat media dan reagnesia yang dibutuhkan oleh instansi pemerintah maupun swasta. II.
Kegiatan
Pengembangan
Program
dan
Mutu
Laboratorium Kesehatan Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Balai Laboratorium berkewajiban untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan laboratorium baik dalam BLK sendiri maupun laboratorium lainnya terutama laboratorium di tingkat puskesmas. Selain itu melayani dan memfasilitasi penelitian-penelitian juga menjalin kerjasama baik dari individu, instansi pemerintah maupun swasta dalam bidang penelitian, pendidikan serta pengujian.
Dalam upaya untuk memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium yang berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat dan berorientasi pada kepuasan pelanggan, maka Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sejak tahun 2005 telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) berdasarkan SK Menkes No.943 tahun 2002 dan mendapatkan status Akreditasi Penuh sesuai SK Dinas Kesehatan Propinsi DIY tanggal 14 Januari 2006 No.445/0299/IV.2 Saat ini Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional sesuai standard ISO 17025 tahun 2005. A.
Bidang Perbekalan, Reagen, dan Peralatan Laboratorium Tugas dan tanggungjawab bidang ini meliputi pelaksanaan kalibrasi
alat-alat laboratorium yang rutin dilakukan setiap tahun bekerjasama dengan lembaga
kalibrasi
yang
sudah
terakreditasi,
Inventarisasi
alat-alat
laboratorium yang dimiliki baik alat yang masih layak pakai maupun alat laboratorium yang sudah tidak terpakai lagi. Selain itu juga merencanakan kebutuhan reagen dan media untuk kegiatan pelayanan laboratorium serta penyiapan hewan percobaan untuk pemeriksaan khusus lainnya. B.
Pengembangan Program Beberapa kegiatan di BLK Yogyakarta, beberapa diantaranya
merupakan program unggulan saat ini yaitu : 1.
Satu-satunya Laboratorium Kesehatan di Indonesia yang
mampu membuat antigen F1 untuk pemeriksaan Serologi Pes yang hasilnya setara dengan produk dari Ford Collins Amerika Serikat. 2.
Memelihara 302 jenis strain kuman yang bermanfaat untuk
penelitian/pendidikan dan pelaksanaan Program Pemantapan Mutu Eksternal Mikrobiologi. 3.
Pemeriksaan isolasi virus campak untuk wilayah DIY dan
Jawa Tengah. 4.
Sebagai laboratorium rujukan pemeriksaan NAPZA.
Pengembangan program yang akan dilakukan adalah pemeriksaan resistensi BTA, pemeriksaan biomolekuler dengan metode PCR seperti
pemeriksaan HCV dan BTA, uji potensi dan aktivitas antibiotika. Pengembangan program ini disamping untuk pelayanan juga dalam rangka mendukung penelitian yang diadakan di BLK Yogyakarta baik oleh institusi pemerintah maupun swasta serta perorangan. C.
Pendidikan dan Latihan serta Penelitian Kegiatan dalam bidang ini adalah melakukan pendidikan dan pelatihan
baik untuk pegawai maupun untuk karyawan instansi lain. Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta juga melayani penelitian lain baik oleh perorangan, mahasiswa S1 dan S2, institusi pemerintah maupun swasta. Penelitian yang dilakukan dalam bidang patologi klinik, imunologi dan mikrobiologi,dan kimia kesehatan. D.
Mutu dan Promosi Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta merupakan salah satu laboratorium yang ditunjuk untuk menyelenggarakan program Pemantapan Mutu Eksternal (PME)/Uji Profisiensi baik tingkat nasional maupun regional dengan rincian sebagai berikut : a.
Tingkat Nasional : PME Mikrobiologi bidang Isolasi dan identifikasi kuman dengan peserta BLK seluruh Indonesia dan laboratorium RS swasta maupun pemerintah.
b.
Tingkat Regional : PME kimia klinik dengan parameter kadar gula, cholesterol, SGOT, total protein dan bilirubin dengan peserta RS pemerintah dan swasta di wilayah Prov. DIY dan Jawa Tengah.
c.
Tingkat Propinsi : PME Mikrobiologi bidang mikroskopik BTA, Malaria dan Telur Cacing serta PME Urinalisa dengan peserta laboratorium Puskesmas, RSUD, dan RS swasta di Wilayah Provinsi DIY. Kebijakan mutu yang dilaksanakan antara lain adalah komitmen penuh
untuk menerapkan sistem mutu secara profesional dalam rangka memberikan
kepuasan kepada costumer dengan mengacu kepada standar nasional dan internasional dengan disertai perbaikan terus menerus. Untuk lebih mengenalkan Balai Laboratorium Keshatan Yogyakarta kepada masyarakat, maka kegiatan promosi dilakukan baik melalui media elektronik, media cetak maupun pameran serta penggalangan kerjasama dengan berbagai pihak.
B.
Penetapan Keberadaan Metanol Pada Spesimen Manusia Hasil Otopsi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN • Dokumentasi PKL • Daftar Kegiatan PKL • Surat-surat PKL
DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA