LAPORAN KEGIATAN
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP PERTEMUAN KE II
TOPIK PEMBAHASAN
PENYUSUNAN INSTRUMEN EVALUASI DIRI KABUPATEN (EDK)
SEBAGAI BAGIAN DARI
SISTIM EVALUASI DIRI KABUPATEN
A. LATAR BELAKANG
Basic Education Program merupakan bantuan dari Pemerintah Australia
melalui AusAID (Australian Agency for International Development). Khusus
untuk program WDD dan WSD telah diperkenalkan dan dilaksanakan programnya
mulai periode tahun 2006-2007 kepada 105 Kabupaten yang meliputi 380
sekolah yang ada di wilayah 18 Propinsi. Wilayah ini merupakan cakupan
putaran pertama dari sekolah yang dibangun melalui program AIBEP.
Pada tahun 2008, terdapat penambahan wilayah sasaran pada program ini
yang berjumlah 38 Kabupaten dan 700 sekolah pada sejumlah wilayah di 20
Propinsi yang berpartisipasi secara aktif. Program WDD dan WSD secara
otomatis mengakomodasikan pendidikan inklusi dan gender mainstreaming.
Secara total sampai dengan awal tahun 2009, wilayah BEP meliputi 143
Kabupaten, 1080 sekolah di 20 wilayah Propinsi. Selain wilayah tersebut,
pada putaran ke- dua BEP tahun 2008, berdasarkan data terdapat sejumlah
23 Kabupaten dari sejumlah 20 wilayah Propinsi tersebut yang bukan
merupakan bagian dari program pembangunan sekolah BEP tetapi ikut serta
dalam capacity Building program WDD. Dengan demikian dukungan AIBEP,
AusAID ini dapat memberikan kesempatan Capacity Building kepada
stakeholder pengelola pendidikan di tingkat Kabupaten dan Stakeholder
pengelola pendidikan di tingkat sekolah dalam rangka memperkuat kinerja
instansi/lembaga pendidikan.
Tentunya berbagai langkah yang telah dilakukan harus dilanjutkan sampai
dengan penilaian terhadap peningkatan mutu yang membantu melihat
keterwujudan yang ada dari berbagai bantuan baik yang bersumber dari
Pemerintah Indonesia maupun bantuan Donor asing.
Salah satu stakeholder Kabupaten dan sebagai implementator teknis bidang
pendidikan adalah Tim dari Dinas Pendidikan. Dibawah sistem pendidikan
Indonesia yang bersifat desentralisasi, para petugas di dinas pendidikan
kabupaten menjadi pemegang peran penting di dalam menjalankan
kepemimpinan, pengelolaan dan peningkatan mutu layanan serta proses
pendidikan yang ada. Karena itu, sudah menjadi keharusan jika kabupaten-
kabupaten yang ada kemudian mengadakan pengkajian secara terus menerus
akan keefektifan dan keefisiensian, manajemen, tata kelola pendidikan dan
sistem pendukung sekolah yang ada untuk memastikan kalau semua ini bisa
memfasilitasi mutu pendidikan keberhasilan siswa.
Hal ini berarti juga bahwa kabupaten-kabupaten tersebut harus mengambil
alih tanggungjawab untuk menerapkan proses penjaminan dan peningkatan
mutu kabupaten secara teratur . Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan
Evaluasi Diri Kabupaten (EDK), sebagai bagian dari Sistem Penjaminan dan
Peningkatan Mutu Pendidikan (SPMP), dengan cara yang sama pada saat
penerapan Sistem Evaluasi Diri Sekolah yang dibantu (SSSE).
Alat ini ditujukan untuk digunakan oleh kabupaten-kabupaten di dalam
melakukan proses evaluasi diri. Agar bisa menjalankan proses ini, kepala
dinas akan membentuk dan mengawasi sebuah tim evaluasi dan pengembangan
kabupaten untuk melakukan proses evaluasi ini. Anggota tim ini harus
terdiri dari perwarkilan dari bagian-bagian yang berperan penting di
dinas pendidikan dan jika memang berkaitan, juga anggota yang berasal
dari luar dinas pendidikan, seperti misalnya perwakilan dari MAPPENDA,
BAPPEDA, dan Dewan Pendidikan. Alat ini dirancang untuk digunakan
setelah pemakainya diberikan pelatihan untuk itu.
Mengingat hal diatas kegiatan Peningkatan Layanan manajemen, Ditjen
Mandikdasmen, Depdiknas yang juga merupakan kontribusi GOI terhadap
program WDD-WSD, AIBEP, melakukan kerjasama dengan pihak Donor untuk
membangun sistim Evaluasi Diri tersebut. Kegiatan ini sekaligus merupakan
rapat koordinasi antara Tim pada Peningkatan Layanan Manajemen, Setditjen
Mandikdasmen, Depdiknas, MCPM (Implementator Program WDD-WSD, AIBEP-
AusAID) dengan Development Group. Pertemuan ini dilaksanakan pada
hari.Senin, tanggal 2 sampai dengan hari Rabu, tanggal .4 bulan Maret
tahun 2009, merupakan kegiatan "Membangun Sistim Evaluasi Diri Kabupaten
terkait dengan Peningkatan Mutu Pendidikan ".
B. TUJUAN dan FOKUS
Tujuan dari kegiatan "Rapat Koordinasi dengan Development Group"
pertemuan kedua yang memfokuskan pada penyusunan instrumen EDK sebagai
bagian dari Sistim Evaluasi Diri Kabupaten (EDK) adalah sebagai sarana
diskusi, ide/pemikiran, penyamaan persepsi serta saran dan masukan guna
tersusunnya alat bantu/instrumen evaluasi mutu layanan yang berdasarkan
indikator-indikator kunci. Dengan adanya alat bantu ini Kabupaten dapat
mengetahui kekuatan mereka serta di bagian mana kabupaten-kabupaten ini
harus melakukan perbaikan.
Fokus/sasaran dari penggunaan alat bantu EDK adalah sebagai alat evaluasi
terhadap kepemimpinan di kabupaten, peran dan tanggungjawab manajemen dan
tata kelola dan sistem serta proses yang telah dibentuk untuk bisa
memenuhi peran dan tanggungjawab tersebut. Keefektifan dan keefisiensian
sistem dan proses yang ada haruslah dinilai dengan mengacur kpada Standar
Pendidikan Nasional (SPN) dan Standar Pelayanan Miinimum yang disyaratkan
oleh Departemen Dalam Negeri.
C. LINGKUP KEGIATAN EDK
Lingkup EDK adalah diawali dengan penyusunan alat bantu/instrumen yang
selanjutnya akan melalui siklus pelatihan dan penyamaan persepsi
sekaligus melatih keterampilan penggunaan instrumen tersebut. Untuk
pemantapan personil yang bertugas, Dinas Pendidikan perlu membentuk tim
evaluasi dan pengembangan kabupaten untuk mengikuti Pelatihan EDK.
Evaluasi Diri Kabupaten adalah sebuah proses yang melibatkan para
pemangku kepentingan yang ada di kabupaten-kabupaten yang akan melakukan
evaluasi akan mutu layanan yang mereka sediakan berdasarkan indikator-
indikator kunci.
Tim evaluasi dan pengembangan kabupaten akan mengumpulkan informasi dari
beragam sumber untuk mengetahui kinerja mereka berdasarkan indikator-
indikator yang telah dibuat di dalam alat EDK.
Informasi yang dikumpulkan lalu akan digunakan untuk menentukan bagian
yang harus diprioritaskan serta untuk perencanaan.
Pada tahap kegiatan ini adalah merupakan kegiatan awal berupa penysunan
alat bantu/instrumen EDK.
D. TAHAPAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN INSTRUMEN EDK
Pelaksanaan penyusunan sistim EDK yang merupakan agenda dari Rapat
Koordinasi dengan Development Group tahap ketiga melibatkan unsur-unsur
Depdiknas yang tergabung pada tim Development Gorup, tim MCPM sebagai
pelaksanaan teknis dari program WDD-WSD, AIBEP, perwakilan dari Nationel
Trainer yang bertugas sebagai pelaksana teknis dilapangan atas nama
Depdiknas serta tim teknis dari PLM. Secara ringkas tahapan pelaksanaan
meliputi rangkaian kerja sebagai berikut:
Laporan kegiatan Rapat Koordinasi dengan Development Group,
pertemuan ketiga
Pengarahan dari Sesditjen Mandikdasmen
Presentasi dari tim MCPM mengenai Gambaran Umum dari konsep sistim
Evaluasi Diri Kabupaten
Diskusi Kelompok mengenai konsep 1 Sarana Prasarana Kabupaten dan
Sekolah
Diskusi Kelompok mengenai konsep 2 Penugasan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Diskusi Kelompok mengenai konsep 3 Penganggaran, Pendanaan dan Audit
Diskusi Kelompok mengenai konsep 4 Kebijaksanaan dan Perencanaan
Diskusi Kelompok mengenai konsep 5 Layanan Pendukung untuk
Pengembangan Sekolah
Diskusi Kelompok mengenai konsep 6 Sistim Penjamin Mutu dan
Manajemen Informasi
Diskusi Kelompok mengenai konsep 7 Sistim dan Proses Komunikasi
Diskusi Kelompok mengenai konsep 8 Sistim Manajemen Pemangku
Kepentingan
Penyusunan resume setiap kelompok untuk setiap konsep
Presentasi kelompok untuk menjaring kesempurnaan ide-ide dan
pemikiran serta berbagai masukan dari seluruh peserta
Pleno penyampaian hasil kegiatan dan berbagai informasi yang
sekiranya perlu untuk menjadi perbaikan selanjutnya dalam rangka
penyusunan alat bantu/Instrumen
Skenario pelaksanaan kegiatan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan
diagram berikut:
"HARI PERTAMA "HARI KEDUA "HARI KETIGA "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
" " " "
E. MATERI/BAHAN KEGIATAN
Dalam mendukung keberhasilan dari pelaksanaan kegatan ini, Tim
Peningkatan Layanan Manajemen, Setditjen Mandikdasmen, Depdiknas, selaku
penyelenggara kegiatan yang dananya dari APBN TA 2009, memfasilitasi dan
mengkokohkan kerjasama antara Development Group dan National Trainer
sebagai perwakilan dari unsur Pemerintah (Depdiknas dan Depag) serta MCPM
sebagai Implementator WDD-WSD. Dari kerjasama tersebut dihasilkan
beberapa materi/bahan yang digunakan sebagai bahan paparan dan diskusi.
Pada pelaksanaan kegiatan ini, materi/bahan yang disampaikan meliputi:
1. Konsep Alat Bantu/Instrumen Evaluasi Diri Kabupaten ayng dilengkapi
dengan Skema dari Lingkup Evaluasi Diri Kabupaten, yang terdiri dari:
Konsep 1 Sarana Prasarana Kabupaten dan Sekolah
Konsep 2 Penugasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Konsep 3 Penganggaran, Pendanaan dan Audit
Konsep 4 Kebijaksanaan dan Perencanaan
Konsep 5 Layanan Pendukung untuk Pengembangan Sekolah
Konsep 6 Sistim Penjamin Mutu dan Manajemen Informasi
Konsep 7 Sistim dan Proses Komunikasi
Konsep 8 Sistim Manajemen Pemangku Kepentingan
2. Format diskusi kelompok
3. Format penyusunan resume diskusi
F. HASIL YANG DICAPAI
Adanya Penambahan Pengetahuan mengenai Lingkup Evaluasi Diri
Kabupaten yang diperlukan
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi dalam tatanan birokrasi dan
sistim manajemen pendidikan, kemampuan untuk melaksanakan evaluasi
terhadap kondisi yang ada dan yang sedang berjalan sebagai "alat untuk
memberikan peringatan dini" adalah sangat penting. Untuk menyusun
konsep tersebut perlu dipahami mengenai pengertian evaluasi dan
lingkup dari "Evaluasi Diri Kabupaten" pada sektor pendidikan yang
perlu dilakukan.
Evaluasi Diri yang akan dilakukan merupakan suatu proses sistematis
dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program sesuai
dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan.
Selanjutnya dengan hasil evaluasi diharapkan dapat digunakan dalam
menilai pelaksanaan dan keberhasilan program untuk digunakan sebagai
dasar dalam menentukan kelanjutan program atau pengembangan program
yang lain. Informasi dan simpulan hasil evaluasi diharapkan untuk
mengambil keputusan tentang program secara utuh, mulai dari kesesuaian
dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan masa depan (konteks), input,
proses, output yang ditargetkan maupun outcome yang diharapkan.
Berdasarkan hasil paparan dari tim MCPM (dalam hal ini adalah
International Adviser: Ibu Karen), diperoleh suatu konsep yang
merupakan lingkup evaluasi diri yang diharapkan dapat menghasilkan
suatu tatanan pendidikan yang lebih baik bagi peserta didik. Lingkup
tersebut antara lain adalah:
a). Kebijaksanaan & Perencanaan
b). Sistem Manajemen Pemangku Kepentingan
c). Sarana dan Prasarana Kabupaten dan sekolah
d). Sistim dan proses komunikasi
e). Layanan dukungan untuk pengembangan sekolah
f). Sistim tata kelola
g). Sistim kepemimpinan dan manajemen kabupaten
h). Penganggaran, pendanaan dan audit
i). Sistim penjamin mutu dan manajemen informasi
j). Pengangkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
k). Sistim dan proses komunikasi
Hasil Brainstorming pengembangan konsep Evaluasi Diri Kabupaten
Salah satu dari rangkaian kegiatan adalah brainstorming seluruh
peserta. Brainstorming ini dilakukan sebelum kegiatan diskusi kelompok
tetapi setelah Tim MCPM memberikan presentasinya/penjelasan mengenai
konsep dari penyusunan alat bantu/instrumen tersebut. Brainstorming
ini langkah yang penting dalam menyamakan pemikiran serta ide-ide, dan
dari brainstorming ini dapat diperoleh beberapa masukan yang perlu
menjadi perhatian seluruh pihak yang hadir guna penyempurnaan konsep
alat bantu EDK yang telah disusun oleh Tim MCPM. Dari Brainstorming
dihasilkan beberapa hal yang merupakan kesepakatan dalam menyusun
konsep EDK ini yaitu:
1). Apa yang akan didapatkan dari Proses ini untuk Kabupaten?
Seberapa baikkah keadaan sekarang? Proses ini akan memberitahukan
kita akan tingkat keberhasilan yang ada. Informasi yang
dikumpulkan adalah mengenai keadaan kabupaten jika diukur
berdasarkan indikator-indikator yang relevan dan indikator dari
BSNP yang juga merupakan kriteria di dalam melakukan perencanaan
kabupaten.
2). Struktur setiap level/tingkat? Tingkatan yang akan mencerminkan
pencapaian terdiri atas 4 tingkatan/level.
Level 1 menjelaskan kondisi Kabupaten dan sekolah yang masih
dibawah kondisi Standart Pelayanan Minimal
Level 2 menjelaskan kondisi Kabupaten dan sekolah yang telah
memenuhi kondisi Standart Pelayanan Minimal/SPM
Level 3 menjelaskan kondisi Kabupaten dan sekolah telah
melebihi SPM dan menuju pada pencapaian SNP
Level 4 menjelaskan kondisi Kabupaten dan sekolah telah
mencapai SNP dan merintis pada kondisi yang melebihi SNP
Dalam menganalisa setiap Level, seharusnya mengalir pada struktur
informasi utama yang sama hanya tingkat pencapaiannya yang berbeda
3). Bagaimana Anda bisa mengetahuinya? Informasi yang didapatkan
akan diverifikasi berdasarkan bukti yang diperoleh untuk
menunjukkan pencapaian keberhasilan
4). Bagaimana perbaikan bisa dilakukan? Kabupaten akan menggunakan
informasi yang telah dikumpulkan itu untuk menentukan bagian mana
yang harus diberikan prioritas untuk perbaikan dan untuk
mempersiapkan rencana pengembangan kabupaten tersebut.
5). Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan di kabupaten yang
melakukan proses ini?
Kabupaten tersebut akan bisa mengenali kekuatan yang ada dan bisa
melakukan perencanaan untuk perkembangan lebih lanjut
6). Tantangan kedepan akan dapat di diagnose untuk mengetahui
perbaikan apa yang harus dilakukan.
Konsep EDS harus dapat mengidentifikasi kesempatan/peluang dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan yang perlu dilakukan, menilai
apakah yang telah dilakukan sudah mencapai keberhasilan dan juga
dapat mengidentifikasi penyesuaian terhadap program yang ada
sesuai dengan yang diperlukan.
ESD ini dapat menjadi bahan laporan formal kepada para pemangku
kepentingan mengenai perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai.
7). Bagaimana Tim Evaluasi dan Pengembangan Kabupaten akan
menggunakan alat ini?
Alat ini mengacu pada delapan standard pendidikan nasional dan
sebagai alat untuk mengakaji sistim manajemen pendidikan apakah
sudah mencapai Standart Nasional Pendidikan atau belum.
Dalam menyusun setiap bagian alat untuk melakukan EDS ini harus
terdiri dari:
Serangkaian pertanyaan yang mengacu pada standard pendidikan
yang harus dijawab pihak kabupaten agar bisa melakukan evaluasi
secara kualitatif akan kinerjanya.
Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang ada
pada kedelapan standard nasional yang paling relevan terhadap
kinerja kabupaten dan dengan bagian yang bisa dikembangkan
kabupaten dan karenanya bisa digunakan perencanaan perkembangan.
Tingkat pencapaian telah tersedia untuk setiap kabupaten untuk
digunakan sebagai bagian untuk mengarahkan evaluasi diri
tersebut.
Pembagian Kelompok dan Hasil Diskusi penyusunan pengembangan konsep
Evaluasi Diri Kabupaten
1). Materi Diskusi Kelompok:
Masing-masing kelompok mendiskusikan bahan/materi yang berbeda.
Mengingat materi/bahan terdiri atas 10 jenis, sedangkan tim diskusi
dibagi atas 5 bagian, maka masing-masing kelompok mendiskusikan 2
bahan/ materi yang berbeda. Jenis materi/bahan diskusi tersebut
adalah:
a). Kebijaksanaan & Perencanaan
b). Sistem Manajemen Pemangku Kepentingan
c). Sarana dan Prasarana Kabupaten dan sekolah
d). Sistim dan proses komunikasi
e). Layanan dukungan untuk pengembangan sekolah
f). Sistim tata kelola
g). Sistim kepemimpinan dan manajemen kabupaten
h). Penganggaran, pendanaan dan audit
i). Sistim penjamin mutu dan manajemen informasi
j). Pengangkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2). Tim Diskusi Kelompok:
Tim diskusi kelompok dibagi atas 5 kelompok dan
keanggotaannya masing-masing terdiri dari perwakilan Development
Group - Diknas, Development Group – Depag, tim MCMP dan National
Trainer.
Kelompok I, mendiskusikan mengenai:
Sarana dan Prasarana Kabupaten dan sekolah
Layanan dukungan untuk pengembangan sekolah
Kelompok II, mendiskusikan mengenai:
Kebijaksanaan & Perencanaan
Penganggaran, pendanaan dan audit
Kelompok III, mendiskusikan mengenai:
Sistem Manajemen Pemangku Kepentingan
Sistim kepemimpinan dan manajemen kabupaten
Kelompok IV, mendiskusikan mengenai:
Sistim penjamin mutu dan manajemen informasi
Pengangkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kelompok V, mendiskusikan mengenai:
Sistim dan proses komunikasi
Sistim Tata Kelola
3). Hasil Diskusi Kelompok:
Dari hasil diskusi kelompok diperoleh "draft Instrumen
EDK" yang disampaikan pada Lampiran.
G. TEMPAT DAN PESERTA KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Ever Green, Cisarua, Bogor, pada
tanggal 2 s/d 4 bulan Maret 2009 dengan peserta Ditjen Mandikdasmen,
Development Group dari Depdiknas, Development Group dari Depag, MCPM-
AIBEP, perwakilan dari National Trainer dan pelaksana teknis kegiatan PLM-
Sekretariat Ditjen Mandikdasmen.
H. NARASUMBER
Narasumber eselon II:
- Sesditjen Mandikdasmen
- Salah satu Direktur pada tingkat Pendidikan Dasar di Lingkungan Ditjen
Mandikdasmen
Narasumber Teknis:
- Kasubdit dari TK-SD
- National Adviser dari tim MCPM
- Kabag Keuangan selaku Tim Development Group dari Ditjen Mandikdasmen,
Depdiknas
- Kasubag APEM selaku penanggungjawab kegiatan dari Ditjen Mandikdasmen,
Depdiknas
.I. JADWAL DAN WAKTU PELAKSANAAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan "Rapat Koordinasi Dengan Development
Group" untuk Pertemuan ke II yang membahas mengenai "Membangun Sistim
Evaluasi Diri Kabupaten" melalui penyusunan instrument Evaluasi DIri
Kabupaten adalah sebagai berikut:
"Hari/waktu "Materi Kegiatan "Pengarah/Nara "Pendamping "
" " "Sumber " "
"Senin, tanggal 2 Maret 2009 "
"14.00 – 18.00"Penerimaan peserta "Panitia " "
"18.00 – 19.00"Makan malam "Panitia " "
"19.00 – 19.45"Laporan Panitia "Ketua Panitia " "
"19.45 – 21.00"Pembukaan acara dan "Set Ditjen "Kabag Keuangan, "
" "pengarahan mengenai "Mandikdasmen "Setditjen "
" "pentingnya kualitas " "Mandikdasmen "
" "manajemen pendidikan " " "
"Selasa, tanggal 3 Maret 2009 "
"8.00 – 9.30 "Penjelasan tentang konsep"Renani "Tim teknis "
" "Evaluasi Diri Kabupaten "Karen Taylor " "
"9.30 – 10.30 "Brainstorming dan Diskusi"Yadi "Tim Teknis "
" "Kelompok " " "
"10.30 – 10.45"Rehat "Panitia " "
"10.45 – 12.00"Diskusi Kelompok "Development "Tim Teknis "
" " "Group " "
"12.00 – 13.00"Istirahat, Sholat dan "Panitia " "
" "Makan siang " " "
"13.30 – 15.30"Diskusi Kelompok "Development "Tim Teknis "
" " "Group " "
"13.30 – 15.30"Presentasi Kelompok "Tim National "Tim Teknis "
" " "Adviser " "
"15.30 – 16.00"Rehat "Panitia " "
"16.00 – 17.30"Presentasi Kelompok "Tim National "Tim Teknis "
" " "Adviser " "
"17.30 – 19.30"Istirahat, Sholat dan "Panitia " "
" "Makan malam " " "
"19.30 – 21.00"Resume Kelompok "Jananantari "Unsur Tim "
" " " "Pengembang/Develo"
" " " "pment Group "
"Rabu, tanggal 4 Maret 2009 "
"8.00 – 10.00 "Brainstorming seluruh "Sri Renani "Tim teknis "
" "kelompok untuk merumuskan"Pantjastuti " "
" "penyempurnaan dan " " "
" "pemantapan langkah dan " " "
" "strategi pelaksanaan " " "
" "Gender Mainstreaming pada" " "
" "bidang pendidikan " " "
"10.00 – 11.30"Pleno hasil rumusan "Unsur Tim "Tim Teknis "
" "kegiatan "Pengembang/Deve" "
" " "lopment Group " "
" " "dan Tim " "
" " "Development " "
" " "Group " "
"11.30 – "Penutupan acara "Sesditjen "Sri Renani "
"sampai " "Mandikdasmen "Pantjastuti "
"selesai " " " "
J. BIAYA
Biaya pelaksanaan kegiatan "RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP"
untuk pertemuan ke-2 dengan topik Penyusunan Instrumen Evaluasi Diri
Kabupaten yang bertujuan untuk penyempurnaan, pemantapan dan pengayaan
tentang Gender mainstreaming dibebankan pada DIPA Kegiatan Peningkatan
Layanan Manajemen Dikdasmen Jakarta tahun 2009
K. KESIMPULAN
Kegiatan "Rapat Koordinasi dengan Development Group" Kegiatan ke- 2 ini
menggunakan dana APBN yang merupakan kontribusi Pemerintah Indonesia
terhadap program AIBEP yang dananya bersumber dari Pemerintah Australia.
Pelaksanaan kegiatan ini merupakan sarana koordinasi yang menghasilkan
penyempurnaan instrumen sebagai bekal kabupaten dalam rangka evaluasi
diri kabupaten. Hasil kegiatan ini sangat penting, mengingat dari
pertemuan dihasilkan berbagai masukan, saran dan ide serta pemikiran
yang dapat memperkuat instrumen Evaluasi Diri kabupaten yang akan
digunakan sebagai alat dalam melihat kondisi ketercapaian maupun kondisi
yang ada terkait dengan sektor pendidikan di tingkat Kabupaten maupun
sekolah. Hasil tersebut juga akan dikembangkan dan di fasilitasi melalui
program WDD-WSD, AIBEP pada TA 2009. Dengan demikian hasil kegiatan ini
diharapkan dapat memperkuat konsep pengembangan manajemen pendidikan di
tingkat Kabupaten dan memperkuat peningkatan mutu di tingkat sekolah
dengan pemahaman yang merupakan bagian dari implementasi sistim
monitoring dan evaluasi secara jelas dan benar.
Dari rangkaian kegiatan Workshop ini, terdapat informasi yang perlu
diakomodasikan dalam menyusun Evaluasi Diri Kabupaten pada bidang
pendidikan yaitu:
Bagaimana Tim Evaluasi dan Pengembangan Kabupaten akan menggunakan alat
ini?
Alat ini terdapat di bagian yang berkaitan dengan delapan standard
pendidikan nasional. Setiap bagian terdiri dari:
Serangkaian pertanyaan yang mengacu pada standard pendidikan yang
harus dijawab pihak kabupaten agar bisa melakukan evaluasi secara
kualitatif akan kinerjanya.
Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang ada di
kedelapan standard nasional yang paling relevan terhadao kinerja
kabupaten dan dengan bagian yang bisa dikembangkan kabupaten dan
karenanya bisa digunakan perencanaan perkembangan.
Tingkat pencapaian telah tersedia untuk setiap kabupaten untuk
digunakan sebagai bagian untuk mengarahkan evaluasi diri tersebut.
Bagaimana kita bisa menggunakan tingkat pencapaian itu?
Tingkat pencapaian memberikan sebuah gambar akan bagaimana keadaan dan
kinerja sebuah kabupaten yang berkaitan dengan satu pertanyaan tertentu.
Kabupaten-kabupaten yang harus melakukan sendiri proses
pengidentifikasian untuk melihat pada tingkat manakah kabupaten tersebut
paling dekat berada dan bukan hanya sekedar member tanda pada pernyataan
yang ada.
Kabupaten-kabupaten biasanya akan berada di tingkatan-tingkatan yang
berbeda untuk pertanyaan-pertanyaan yang berbeda pula. Perlu dingkat
kalau kabupaten-kabupaten ini harus memberikan laporan berdasarkan
keadaan mereka yang sebenarnya dan lalu, pada saat proses ini kembali
diulang, maka mereka bisa menunjukkan kemajuan apa yang telah dicapai
seiring dengan jalannya waktu.
Dengan menggunakan alat ini, kabupaten akan bisa mengukur dampak dari
kegiatan-kegiatan kunci yang telah dilakukannya pada para pemangku
kepentingan dan bisa memeriksa secara teratur hasil dan akibat dari
program-program yang ada dan bagaimana kesemuanya bisa memenuhi
keperluan dari kabupaten tersebut.
Jenis Bukti apakan yang bisa Kita Sediakan?
Bukti yang dipilih untuk menunjukkan pencapaian yang ada haruslah
relevan dengan evaluasi yang dilakukan. Hal ini bisa dilakukan dengan
menggunakan serangkaian sumber informasi yang ada termasuk di dalamnya
data, pengamatan, dan konsultasi dengan perwakilan para pemangku
kepentingan , termasuk di dalamnya sekolah, guru, orang tua dan kelompok
lainnya yang relevan. Sangat penting untuk diingat jika informasi
kualitatif yang bias menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi bias
dikumpulkan, bukan hanya bersandar pada informasi-informasi yang
bersifat kualitatif saja. Sebagai contoh, ada sumber daya yang telah
diberikan, tapi sumber daya itu tidak digunakan secara efektif.
Saran akan jenis bukti apa yang bisa digunakan kabupaten-kabupaten untuk
menunjukkan tingkat pencapaian mereka disediakan untuk setiap pertanyaan
di dalam alat tersebut dan sebuah daftar yang lengkap berisi jenis-jenis
bukti yang bisa digunakan akan diberikan kepada tim-tim dari kabupaten
pada saat pelatihan. Kabupaten-kabupaten juga bisa mengutarakan sumber
bukti lainnya jika dirasa sesuai.
Bagaimana proses ini bisa membantu kita di dalam membuat perencanaan?
Tim Evaluasi dan Pengembang kabupaten akan menganalisa informasi yang
dikumpulkan dan menggunakan hasilnya untuk mengidentifikasikan dan
memberikan prioritas pada titik titik tertentu yang harus diperhatikan
yang kemudian akan menjadi dasar di dalam perencanaan yang dilakukan
kabupaten.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, maka rencana yang dimiliki
kabupaten akan terdiri dari sejumlah kecil hal-hal yang harus
diprioritaskan yang memang bisa dikembangkan lengkap dengan mencamtumkan
keluaran-keluaran khusus yang difokuskan pada peningkatan pemberian
layanan dan dukungan untuk meningkatkan pendidikan. Hal-hal tersebut
harus bisa diamati dan diukur jika mungkin. Rencana tersebut akan
memasukkan pertanggungjawaban pelaksanaaan yang diperlukan, bersama
dengan waktu pelaksanaannya, batas waktu pelaksanaan dan apa yang
menjadi ukuran dari keberhasilan yang didapat.
Proses evaluasi diri akan mengalami perubahan dan perbaikan. Hal ini
baru ada gunanya untuk dilakukan jika bisa mengarah pada perencanaan
untuk perbaikan pengalaman dan hasil pendidikan yang akan didapatkan
oleh para peserta didik di kabupaten dimana Anda berada. Diharapkan
dengan mengacu pada informasi dan data yang berasal dari sumber yang
luas yang didapatkan dari evaluasi diri ini, tidak hanya rencana yang
akan dilakukan kabupaten akan menjadi lebih tepat, tapi juga evaluasi
yang akan dilakukan di masa depan akan lebih baik karena telah
menggunakan data yang bisa dihandalkan sebagai sumber awalnya. Hal ini
akan memudahkan bagi kabupaten-kabupaten nantinya untuk bisa menunjukkan
perbaikan apa yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan
menentukan bagian-bagian tertentu yang memerlukan dukungan.
Laporan apa yang perlu kita siapkan?
Kabupaten-kabupaten diharuskan untukn menyiapkan sebuah laporan
evaluasi, di dalam sebuah format terpisah, yang menunjukkan tingkat
pencapaian dan sumber bukti yang digunakan.
Hal-hal penting untuk evaluasi diri telah digarisbawahi di dalam diagram
berikut ini.
1). Perlunya kajian terhadap jenis data dan strategi perolehan data
yang dibutuhkan pada komponen pendidikan jenjang Kabupaten/Kota dan
sekolah. Dengan data ini dapat dipastikan mengenai kesenjangan yang
terjadi terkait gender yang saat ini masih perlu diantisipasi melalui
berbagai strategi dari sisi pendidikan Formal maupun Informal
2). Mengingat pelaksanaan Evaluasi Diri Kabupaten ini akan sangat
membantu pengelola pendidikan Kabupaten dalam mengkaji kemajuan diri,
maka hal ini perlu secara tegas menjadi komitmen bersama untuk dapat
diimplementasikan di tingkat Kabupaten dan sekolah
3). Kontribusi Donor/LSM Pendidikan sangat diharapkan oleh
Pemerintah Indonesia untuk membantu mensukseskan program ESD. Untuk
adanya keterpaduan langkah perlu dilakukan koordinasi bersama antara
Pemerintah dalam hal ini Depdiknas dengan Donor/LSM
4). Pihak Donor/LSM Pendidikan dapat memberikan bantuan dalam hal
capacity building di tingkat Propinsi, kab./Kota dan sekolah, dengan
harapan program ESD ini akan menjadi program rutin di Kabupaten
5). Anggaran untuk kegiatan ESD perlu diperhatikan melalui dana APBD
sehingga seluruh stakeholder Kabupaten sudah mulai mempersiapkan
segala hal yang berkaitan dengan penganggaan tersebut
6). Berdasarkan diskusi kelompok, strategi implementasi untuk
melancarkan implementasi ESD secara optimal perlu memperhatikan hal-
hal berikut :
Kelengkapan data yang terkait dengan kondisi pendidikan di tingkat
Kabupaten dan sekolah
Sosialisasi dan Capacity building secara berjenjang dari tingkat Pusat,
Provinsi dan Kab./Kota
Kerjasama dengan Donor/LSM bidang Pendidikan maupun lembaga independen
lainnya
Menggiatkan Tim kerja yang berkaitan dari tingkat Pusat, Provinsi
dan Kab./Kota dalam rangka merencanakan, pembinaan teknis dan
evaluasi
Adanya rangkaian kerja nyata yang disusun oleh seluruh unsur terkait
di tingkat Pusat, Provinsi dan Kab./Kota sesuai dengan kekhasan
daerah/kondisi lokal
7). Terjalinnya komunikasi antara Pejabat Depdiknas dan Depag yang
tergabung pada Development Group/Tim Pengembang dengan pihak Donor
yaitu MCPM dan UNICEF
9). Adanya kajian hasil dan manfaat dari setiap kegiatan baik yang
menggunakan dana APBN maupun Donor, sehingga dapat dihasilkan "Lesson
Learned"
10). Adanya pengarahan dan pembinaan serta saran dan masukan untuk
strategi pelaksanaan program agar lebih terpadu dan bersifat mendukung
keberhasilan program pembangunan pendidikan di masa yang akan datang
Pertemuan/kegiatan Rapat Koordinasi dengan Development Group yang
didanai melalui sumber dana APBN digunakan sekaligus sebagai sarana
koordinasi antara Tim Pengembang/Development Group yang merupakan
pejabat Eselon 3 dari Depdiknas dan Departemen Agama, dengan pejabat di
lingkungan Depdiknas, pihak Tim MCPM – AIBEP, Donor lain (World Bank,
ADB, USAID) serta perwakilan dari National Trainer yang bertugas atas
nama Depdiknas dan Departemen Agama.
L. PENUTUP
Laporan kegiatan dari pelaksanaan "Rapat Koordinasi dengan Development
Group" ini disusun sebagai laporan pelaksanaan kegiatan yang
menggunakan dana APBN sebagai kontribusi dana GOI melalui Kegiatan
Peningkatan Layanan Manajemen Dikdasmen terhadap dana PHLN yaitu
program AIBEP. Sangat diharapkan pelaksanaan kegiatan dapat
menghasilkan penyempurnaan dan pemantapan bahan/materi yang merupakan
draft instrumen EDK, sehingga langkah informasi dan strategi program
donor dapat dilaksanakan lebih opimal program WDD-WSD, AIBEP dalam
rangka memfasilitasi daerah. Dokumen ini diharapkan dapat
menginformasikan mengenai berbagai hal yang perlu diindaklanjuti pada
tahun 2009 terkait dengan kerjasama Depdiknas, Depag, dan MCPM dalam
melaksanakan pelatihan EDK. Dokumen ini diharapkan dapat membantu
memberikan gambaran bentuk dari dukungan sekaligus sebagai kendali
terhadap kinerja pengelola pendidikan di tingkat Kabupaten dan sekolah.
Pelaporan ini disampaikan dalam rangka akuntabilitas serta transparansi
dan untuk penyempurnaan dan kelengkapan informasi serta kejelasan
gambaran langkah kerja. Harapan lain sebagai kerjasama dari seluruh
unsur, dokumen ini sangat terbuka dari berbagai masukan dan tambahan
informasi.
-----------------------
Plenodraft rekomendasi per Konsep yang dibahas serta penyamaan persepsi
dalam rangka prnyrmpurnaan alat bantu/kwesioner EDK
PENUTUPAN
Diskusi Kelompok Konsep 4 Konsep 5 dan Konsep 3 serta Resume Hasil Diskusi
Diskusi Kelompok Konsep , dan Konsep 8 serta Resume Hasil Diskusi
Paparan Kelompok dan diskusi plano
Penysunan draft Resume dan rekomendasi untuk setiap Konsep
Diskusi Kelompok Konsep 1 Konsep 2 dan Konsep 3 serta Resume Hasil Diskusi
Paparan/presentasi tentang Konsep Penyusunan Alat Bantu EDK
Pembukaan
Pengarahan
Dari Setditjen Mandikdasmen mengenai Peran Pihak Donor dalam mendukung
Pembangunan Pendidikan