Laporan Kasus
Wanita 36 Tahun G3P2A0 Hamil Aterm dengan Impending Eklampsia Pro !TP"E Plan #egional Anestesi u$ara%hnoid &lo%k tatus 'isik 'isi k AA III E
(leh) 'ila Aprilia*ati G++,-2,,Pem$im$ing dr. #TH. upraptomo/ p.An
KEPAITE#AA KLIIK 1' IL1 AETEI A TE#API ITEI' 'AKLT 'AKLTA KE(KTE#A 4# #. 1(EWA#I #AKA#TA
&A& I PEAHLA
Tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetri adalah: pendarahan 45%, infeksi 15%, dan preeklampsia 13%. Sisanya terbagi atas partus macet, abortus yang tidak aman, dan penyebab tidak langsung lainnya. alam per!alanannya, berkat kema!u kema!uan an dalam dalam bidang bidang anestes anestesia, ia, teknik teknik operasi operasi,, pember pemberian ian cairan cairan infus infus dan
transfusi, dan peranan antibiotik yang semakin meningkat, maka penyebab kematian ibu karena pendarahan dan infeksi dapat diturunkan secara nyata. Sebaliknya pada penderita preeklampsia, karena ketidaktahuan dan sering terlambat mencari pertolongan setelah ge!ala klinis berkembang men!adi preeklampsia berat dengan segala komplikasinya, angka kematian ibu bersalin belum dapat diturunkan. "ada ibu hamil dikatakan ter!adi preeklampsia apabila di!umpai tekanan darah # 14$&$ mm'g setelah kehamilan ($ minggu disertai dengan proteinuria # 3$$ mg(4 mg(4 !am atau atau pemeri pemeriksa ksaan an dengan dengan dipsti dipstick ck # 1). alam alam pengel pengelola olaan an klinis klinis,, preeklampsia dibagi men!adi preeklampsia ringan, preeklampsia berat, impending eklamp eklampsia sia,, dan eklamp eklampsia sia.. isebut isebut impend impending ing eklam eklampsi psiaa apabil apabilaa pada pender penderita ita ditemu ditemukan kan keluhan keluhan sepert sepertii nyeri nyeri epigas epigastri trium, um, nyeri nyeri kepala kepala fronta frontal, l, skotom skotoma, a, dan pandangan kabur *gangguan susunan syaraf pusat+, gangguan fungsi hepar dengan meningkatnya alanine atau aspartate amino transferase, tandatanda hemolisis dan mikroa mikroangi ngiopat opatik, ik, trombo trombosit sitopen openia ia - 1$$.$$$ 1$$.$$$mm mm3, dan muncu munculn lnya ya komp kompli lika kasi si sindroma '//". 0mpending eklampsia merupakan masalah yang serius dalam kehamilan karena komp kompli lika kasi siko komp mpli lika kasi si yang yang dapa dapatt timb timbul ul baik baik pada pada ibu ibu maup maupun un pada pada !ani !anin. n. omplikasi pada ibu antara lain gagal gin!al akibat nekrosis tubuler akut, nekrosis kortikal akut, gagal !antung, edema paru, trombositopenia, 02, dan cerebrovascular accident . Sedan Sedangk gkan an komp kompli lika kasi si pada pada !ani !anin n anta antara ra lain lain prem premat atur urit itas as ekst ekstre rem, m, intrauterine growth g rowth retardation *0+, *0+, abruptio plasenta, dan asfiksia asfiksia perinatal. perinatal. 6leh karena itu dibutuhkan penanganan secara cepat dan tepat apabila di!umpai kasus kehamilan dengan impending eklampsia. Salah satu cara untuk mempercepat mempercepat penanganan dan meningkatka meningkatkan n keselamatan keselamatan ibu dan bayi pada pasien dengan impending eklampsia adalah dengan dilakukan pembedahan caesar. 7engingat besarnya risiko yang dihadapi maka operasi caesar meru merupak pakan an alte altern rnat atif if pili pilihan han terb terbai aik k bagi bagi pasi pasien en.. Teknik knik anest anestes esii yang yang dapat dapat digunakan untuk section caesaria adalah a dalah anestesi spinal, anestesi epidural dan anestesi 2
umum. "emilihan !enis anestesi yang akan digunakan disesuaikan dengan masing masing kondisi pasien. Selain itu perlu dipertimbangkan indikasi dan kontraindikasi yang ada pada pasien.
&A& II TI5AA PTAKA
A. P#E EKLA1PIA EKLA1PIA A I1PEIG I1PEIG EKLA1PIA EKLA1PIA
"reekl "reeklamp ampsia sia adalah adalah kelain kelainan an multis multisys ystem tem spesif spesifik ik pada pada kehamil kehamilan an yang yang ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan ($ ming minggu. gu. ela elain inan an ini ini dian diangga ggap p berat berat !ika !ika tekan tekanan an darah darah dan prot protei einu nuri riaa
3
meningkat secara bermakna atau terdapat tandatanda kerusakan organ *termasuk gangguan pertumbuhan !anin+ */ana, ($$4+. "reeklampsia dibagi men!adi ( golongan, yaitu : 1. "reekl "reeklam ampsi psiaa ringan ringan a. Tekana kanan n dara darah h ≥ 14$&$ mm'g yang diukur pada posisi terlentang8 atau kenaika kenaikan n sistol sistolik ik
≥
3$ mm'g8 mm'g8 atau kenaika kenaikan n tekanan tekanan diastoli diastolik k
≥
15
mm'g. b. 2ara pengukuran sekurangkurangnya pada dua kali pemeriksaan dengan !arak periksa 1 !am, sebaiknya 9 !am. c. 6edem 6edem umum, umum, kaki, kaki, !ari !ari tangan tangan dan muka, muka, atau atau kenaikan kenaikan berat berat badan badan ≥ 1 kg per minggu. d. "rot "rotei einu nuri riaa kuan kuanti tita tati tiff
≥ $,3
gramliter8 kualitatif 1) atau () pada urin
kateter atau mid stream.
(. "reekl "reeklam ampsi psiaa berat berat efini efinisi si:: preekl preeklams amsii dengan dengan tekana tekanan n darah darah sisto sistolik lik # 19$ mm'g mm'g dan tekana tekanan n darah darah diasto diastolik lik #11$ #11$ mm'g mm'g disert disertai ai protei proteinur nuria ia lebih lebih dari dari 5 gram(4 !am. ibagi men!adi: a. "reeklamsia "reeklamsia berat dengan impendi impending ng eklampsia eklampsia b. "reeklamsia berat tanpa impending eklampsia *ngsar, ($$3+. "re eklampsia digolongkan berat bila terdapat satu atau lebih ge!ala: a. Tekan Tekanan an sistole sistole 19$ mm'g mm'g atau lebih, lebih, atau tekanan tekanan diasto diastole le 11$ mm'g mm'g atau lebih dan tidak turun ;alaupun sudah men!alani pera;atan di S dan tirah baring b. "roteinuria 5 gr atau lebih per !umlah urin selama (4 !am atau )4 dipstik c. 6ligur 6liguria, ia, air air kencing kencing kuran kurang g dari 5$$ 5$$ cc dalam dalam (4 !am. !am. d. ena enaik ikan an kre kreat atin inin in ser serum um 4
e. ang anggu guan an
Ter!a Ter!adi di ganggua gangguan n fungsi fungsi hepar hepar penin peningkat gkatan an S6T dan S"T S"T
!.
"ertumbuhan !anin terhambat
k. Tromb Trombosi ositop topeni eniaa berat berat *- 1$$.$$$ 1$$.$$$ selmm selmm3+ 3+ atau atau penurun penurunan an trombosi trombositt dengan cepat l.
Sind Sindrroma oma 'el 'ellp. lp.
7enurut 7enurut 6rgani>at 6rgani>ation ion estosis, estosis, impending impending eklampsia eklampsia adalah ge!alage!a ge!alage!ala la oedema, oedema, protenuria protenuria,, hipertensi hipertensi disertai disertai ge!ala ge!ala subyektif subyektif dan obyektif. obyektif. e!ala subyek subyekti tiff antara antara lain, lain, nyeri nyeri kepala kepala,, ganggua gangguan n
3. Patoisi Patoisiolog ologii Preekla Preeklampsi mpsia a
"reeklampsi "reeklampsiaa merupakan merupakan sindrom sindrom spesifik spesifik pada kehamilan kehamilan yang secara teori dapat dapat memenga memengaruh ruhii seluru seluruh h sistem sistem organ organ manusi manusiaa *2unni *2unningh ngham am et al ., ($1$+. ($1$+. "atogenesis "atogenesis ter!adinya ter!adinya preeklampsi preeklampsiaa sendiri sendiri masih masih belum diketahui secara secara pasti. pasti. =amun, sudah banyak penelitian terkait per!alanan sindrom ini. Secara umum, setidaknya ada 4 faktor utama yang mungkin men!adi penyebab preeklampsia, yaitu: a.
0mpl 0mplant antas asii plas plasen enta ta *plas *plasen enta tasi si++ deng dengan an in
darah ke !anin tercukupi *2unningham et al ., ($1$+. "ada preeklampsia, diduga ter!adi in
untuk
ter!adi
sehingga
aliran
darah
uteroplasenta menurun, ter!adilah hipoksia dan iskemia plasenta. "enyebab in
agalnya remodelling plasentasi menyebabkan darah maternal masuk ke rongga antar
7aladaptasi maternal terhadap perubahan kardio
dilindungi oleh sintesis prostasiklin pada sel endotel pembuluh darah. "ada ke!adian preeklampsia, pembuluh darah kehilangan daya refrakternya, sehingga lebih peka terhadap agen
Stress oksidatif yang berlebihan menyebabkan penyebaran lipid plasenta dan modifikasi protein oksidatif yang mana merupakan pro inflamasi kuat. Stress oksidatif !uga menyebabkan stres pada mitokondria dan retikulum endoplasma, menyebabkan apoptosis dan nekrosis !aringan. =ekrosis dan apoptosis dari trofoblas menghasilkan debrisdebris yang akan beredar dalam sirkulasi darah dan menyebabkan ter!adinya inflamasi. Selan!utnya respon inflamasi ini akan mengakti
7
sel makrofag granulosit, sehingga ter!adi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan ge!alage!ala preeklampsia pada ibu. c.
Toleransi
imunologi
yang
maladaptif
antara
!aringan
maternal, paternal *plasental+, dan fetal "ada kehamilan normal, sistem imunitas tidak menolak hasil konsepsi yang seharusnya bersifat asing. 'al ini disebabkan karena adanya human leukocyte antigen protein G *'/+ yang berperan dalam modulasi respon imunitas, sehingga tubuh ibu menerima hasil konsepsi. '/ ini melindungi trofoblas !anin dari lisis oleh sel Natural Killer *=+ ibu. '/ !uga mempermudah in
ter!adinya
dilatasi
arteri
spiralis.
"ada
preeklampsia,
kemungkinan ter!adinya sistem imunitas yang maladaptif *gagal beradaptasi+ sehingga proses di atas tidak ter!adi *2unningham et al ., ($1$+. Selain '/, '/2 yang diekspresikan oleh sel trofoblas yang in
preeklampsia.
ombinasi
dari
keduanya
akan sangat
meningkatkan risiko ter!adinya preeklampsia. 8
d.
@aktor genetik *gen predisposing dan epigenetik+ Setidaknya ada sekitar 1AB gen yang dicurigai berkaitan dengan ke!adian preeklampsia melalui berbagai proses biologis yang berbedabeda, mulai dari proses apoptosis, siklus sel, pertumbuhan sel, adhesi sel, dan lain lain *Cebbink et al ., ($1(+. ?elum !elas gen mana sa!a yang memiliki andil besar dalam patofisiologi preeklampsia.
-. iagnosis
iagnosis gangguan hipertensi yang men!adi penyulit kehamilan. Hipertensi gestasional o
T D 14$&$ mm'g untuk pertama kali selama kehamilan
o
Tidak ada proteinuria
o
T kembali normal setelah -1( minggu postpartum.
o
iagnosis akhir hanya dapat dibuat postpartum 9
o
7ungkin memperlihatkan tandatanda lain preeklamsi, misalnya nyeri epigastrium atau trombositopenia
Preeklamsia
riteria minimum •
T D 14$&$ mm'g setelah gestasi ($ minggu
•
"roteinuria D 3$$mg(4 !am atau D )1 pada dipstik
"eningkatan kepastian preeklamsi •
T D 19$1$$ mm'g
•
"roteinuria D $,(g(4 !am atau D )( pada dipstik
•
reatinin serum D 1,( mgdl kecuali apabila telah diketahui meningkat sebelumnya
•
Trombosit -1$$.$$$mm3
•
'emolisis mikroangiopati */' meningkat+
•
S"T */T+ atau S6T *ST+ meningkat
•
=yeri kepala menetap atau gangguan serebrum atau penglihatan lainnya
•
=yeri epigastrium menetap
Eklampsia •
e!ang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada seorang ;anita dengan preklamsi
•
"reeklamsi pada hipertensi kronik
•
"roteinuria a;itan baru D 3$$ mg(4 !am pada ;anita pengidap hipertensi tetapi tanpa proteinuria sebelum gestasi ($ minggu
10
•
Ter!adi peningkatan proteinuria atau tekanan darah atau hitung trombosit - 1$$.$$$ mm3 secara mendadak pada ;anita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum gestasi ($ minggu
Hipertensi kronik •
T D 14$&$ mm'g sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum gestasi ($ minggu
•
'ipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah gestasi ($ minggu dan menetap setelah 1( minggu postpartum *7ar!ono, 1&&&+.
iagnosis dari preeklamsia berat dapat ditentukan secara klinis maupun laboratorium. Klinis :
=yeri epigastrik
angguan penglihatan
Sakit kepala yang tidak respon terhadap terapi kon
Terdapat 0
Sianosis, edema pulmo
Tekanan darah sistolik #19$ mm'g atau # 11$ mm'g untuk tekanan darah diastolik *minimal diperiksa dua kali dengan selang ;aktu 9 !am+
6liguria *- 4$$ ml selama (4 !am+
La$oratorium )
"roteinuria *(,$ gram(4 !am atau D )( pada dipstik+
Trombositopenia *-1$$.$$$mm3+
11
2reatinin serum D1,( mgdl kecuali apabila diketahui telah meningkat sebelumnya
7.
6.
'emolisis mikroangiopatik */' meningkat+
"eningkatan /@T *S6T,S"T+ *Eibo;o, ($$5+.
ierential iagnosis a. 'ipertensi gestasional b. 'ipertensi kronik
Penanganan
"rinsip penatalaksanaan preeklamsia berat adalah mencegah timbulnya ke!ang, mengendalikan hipertensi guna mencegah perdarahan intrakranial serta kerusakan dari organorgan
a.
akti ,
yang
berarti
kehamilan segera diakhiri. Indikasi
:
?ila didapatkan satu atau lebih dari keadaan berikut ini 1+. 0bu : a+. ehamilan lebih dari 3A minggu b+. danya tandatanda ter!adinya impending eklampsia c+. egagalan terapi pada pera;atan konser
b+. danya tandatanda pertumbuhan !anin terhambat. 3+. /aboratorium : danya sindroma '//" . Pengo$atan 1edikamentosa
1+. 0nfus 5% yang tiap liternya diselingi dengan larutan / 5$$ cc *9$1(5 cc!am+ (+. iet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. 3+. "emberian obat : 7gS64. $. Pengelolaan Konser8ati
"engelolaan konser
ehamilan kurang bulan *- 3A minggu+ tanpa disertai tandatanda impending eklamsi dengan keadaan !anin baik *Sar;ono, ($$5+. 1edikamentosa
Sama dengan pera;atan medisinal pada pengelolaan secara aktif. 'anya dosis a;al 7gS64 tidak diberikan i.<. cukup i.m. sa!a *7gS64 4$% B gr i.m.+. "enggunaan obat hipotensif pada preeklamsia berat diperlukan karena dengan menurunkan tekanan darah kemungkinan ke!ang dan apopleksia serebri men!adi lebih kecil. =amun, dari penggunaan obat obat antihipertensi !angan sampai mengganggu perfusi uteropalcental. 6' yang dapat digunakan adalah hydrala>ine, labetolol, dan nifedipin. pabila terdapat oligouria, sebaiknya penderita diberi glukosa ($ % secara intra
"ada kala 00, pada penderita dengan hipertensi, bahaya perdarahan dalam otak lebih besar, sehingga apabila syaratsyarat telah terpenuhi, hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau
"rognosis "? dan eklampsia dikatakan !elek karena kematian ibu antara &,B F ($,5%, sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi, yaitu 4(,( F 4B,&%. ematian ini disebabkan karena kurang sempurnanya penga;asan antenatal, disamping itu penderita eklampsia biasanya sering terlambat mendapat pertolongan. ematian ibu biasanya karena perdarahan otak, decompensatio cordis, oedem paru, payah gin!al dan aspirasi cairan lambung. Sebab kematian bayi karena prematuritas dan hipoksia intra uterin *ambulangi, ($$3+.
:. Komplikasi a. "roteinuria "enurunan fungsi gin!al dapat disebabkan oleh menurunnya aliran
darah ke gin!al akibat hipo
lipid
akibat
preeklampsia
menghambat
pembentukan
siklooksigenase dan prostasiklin sintase, yang akan menurunkan !umlah prostasiklin, mengakibatkan proteinuria *2unningham et al ., ($1$+. b. 'ipertensi "eningkatan tekanan darah merupakan proses akhir dari
14
oleh peningkatan resistensi perifer, sedangkan sistol menun!ukkan besarnya curah !antung *2unningham et al ., ($1$+. c. klampsia klampsia merupakan ke!ang tonikklonik yang merupakan akibat akhir dari hipoperfusi !aringan,
koagulasi+.
urangnya
!umlah
prostasiklin
!uga
ikut
mengakibatkan trombositopenia *2unningham et al ., ($1$+. f. "eningkatan en>im hepar "roses disfungsi multiorgan yang paling banyak ter!adi pada preeklampsia yaitu disfungsi hepar. "erdarahan pada sel periportal lobus perifer menyebabkan nekrosis sel hepar dan peningkatan en>im hepar. "erdarahan ini meluas hingga ba;ah kapsula hepar, subkapsular hematoma, yang menimbulkan rasa nyeri di epigastrium *salah satu tanda impending eklampsia+ *2unningham et al ., ($1$+. g. angguan neurologik =yeri kepala, mual, muntah disebabkan oleh hipoperfusi otak, menimbulkan
15
edema retina, ter!adi gangguan yms *li
9. E!TI( !AEA#IA 16
a. efinisi
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan !anin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. *Sar;ono , ($$5+ Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan !anin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau
1. 0ndikasi S2 : 0ndikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea adalah a. b. c. d. e.
"rolog labour sampai neglected labour. uptura uteri imminen @etal distress Canin besar melebihi 4$$$ gr "erdarahan antepartum *7anuaba, ($$1+
Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan sectio adalah : a. 7alpersentasi !anin 1+ /etak lintang ?ila ter!adi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah !alan cara yang terbaik dalam melahirkan !anin dengan segala letak lintang yang !aninnya hidup dan besarnya biasa. Semua primigra
17
d. emeli menurut astman, sectio cesarea dian!urkan bila !anin pertama letak lintang atau presentasi bahu, bila ter!adi interior *looking of the e. f. g. h.
t;ins+, distosia karena tumor, ga;at !anin dan sebagainya. "artus lama "artus tidak ma!u "reeklamsia dan hipertensi istosia ser
(. "atofisiologi danya beberapa kelainan hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal spontan, misalnya plasenta pre
18
3. Tu!uan Sectio 2aesarea Tu!uan melakukan sectio caesarea *S2+ adalah untuk mempersingkat lamanya perdarahan dan mencegah ter!adinya robekan ser
4. Cenis Cenis 6perasi Sectio 2aesarea *S2+ a. bdomen *S2 bdominalis+ 1. Sectio 2aesarea Transperitonealis Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi meman!ang pada corpus uteri. Sectio caesarea profunda : dengan insisi pada segmen ba;ah uterus. (. Sectio caesarea ekstraperitonealis 7erupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan dengan demikian tidak membuka ka
7engeluarkan !anin lebih meman!ang
Tidak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik 19
Sayatan bisa diperpan!ang proksimal atau distal
ekurangan : 0nfeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonial yang baik. ntuk persalinan berikutnya lebih sering ter!adi rupture uteri spontan. uptura uteri karena luka bekas S2 klasik lebih sering ter!adi dibandingkan dengan luka S2 profunda. uptur uteri karena luka bekas S2 klasik sudah dapat ter!adi pada akhir kehamilan, sedangkan pada luka bekas S2 profunda biasanya baru ter!adi dalam persalinan. ntuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri, dian!urkan supaya ibu yang telah mengalami S2 !angan terlalu lekas hamil lagi. Sekurang kurangnya dapat istirahat selama ( tahun. asionalnya adalah memberikan kesempatan luka sembuh dengan baik. ntuk tu!uan ini maka dipasang akor sebelum menutup luka rahim.
d. Sectio 2aesarea *0smika "rofunda+ ilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen ba;ah rahim kirakira 1$cm elebihan : "en!ahitan luka lebih mudah "enutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan isi uterus ke rongga perineum "erdarahan kurang ibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil ekurangan :
20
/uka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan ba;ah sehingga dapat menyebabkan arteri uteri putus yang akan menyebabkan perdarahan yang banyak. eluhan utama pada kandung kemih post operatif tinggi.
5. omplikasi a. 0nfeksi "uerperalis omplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas atau dapat !uga bersifat berat, misalnya peritonitis, sepsis dan lainlain. 0nfeksi post operasi ter!adi apabila sebelum pembedahan sudah ada ge!ala ge!ala infeksi intrapartum atau ada faktor faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu *partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan
b. "erdarahan "erdarahan banyak bisa timbul pada ;aktu pembedahan !ika cabang arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri c.
omplikasi komplikasi lain seperti luka kandung kemih dan embolisme
paru paru d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa ter!adi ruptura uteri. emungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.
9. "rognosis
21
engan kema!uan teknik pembedahan, adanya antibiotika dan persediaan darah yang cukup, pelaksanaan sectio ceesarea sekarang !auh lebih aman dari pada dahulu. ngka kematian di rumah sakit dengan fasilitas baik dan tenaga yang kompeten
-
pembedahan
(1$$$. adalah
@aktorfaktor
kelainan
atau
yang
mempengaruhi
gangguan
yang
morbiditas
men!adi
indikasi
pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung. nak yang dilahirkan dengan sectio caesaria nasibnya tergantung dari keadaan yang men!adi alasan untuk melakukan sectio caesarea. 7enurut statistik, di negara negara dengan penga;asan antenatal dan intranatal yang baik, angka kematian perinatal sekitar 4 A% *7ochtar, 1&&B+.
A. "emeriksaan "enun!ang
'emoglobin atau hematokrit *'?'t+ untuk mengka!i perubahan dari kadar pra operasi dan menge
/eukosit *E?2+ mengidentifikasi adanya infeksi
Tes golongan darah, lama perdarahan, ;aktu pembekuan darah
rinalisis kultur urine
"emeriksaan elektrolit
B. "enatalaksanaan 7edis "ost S2 a. "emberian cairan b. iet c. 7obilisasi d. ateterisasi e. "emberian obatobatan 1+
ntibiotik
22
2ara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbedabeda setiap institusi (+ nalgetik dan obat untuk memperlancar ker!a saluran pencernaan a+ Supositoria H ketopropen sup (I(4 !am b+ 6ral H tramadol tiap 9 !am atau paracetamol c+ 0n!eksi H penitidine &$A5 mg diberikan setiap 9 !am bila perlu 3+ 6batobatan lain ntuk meningkatkan
"era;atan luka ondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti
g. "era;atan rutin 'alhal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan darah, nadi,dan pernafasan *7anuaba, 1&&&+.
$. PIAL AETEI
nalgesi regional adalah suatu tindakan anestesi yang menggunakan obat analgetik lokal untuk menghambat hantaran saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari suatu bagian tubuh diblokir untuk sementara. @ungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya, sedangkan penderita tetap sadar */atief, ($$( 8 7organ, ($$9+. nestesi spinal merupakan salah satu macam anestesi regional. "ungsi lumbal pertama kali dilakukan oleh Junke pada tahun 1B&1. nestesi spinal subarachnoid dicoba oleh 2orning, dengan menganestesi bagian ba;ah tubuh penderita dengan kokain secara in!eksi columna spinal. fek anestesi tercapai setelah ($ menit, mungkin akibat difusi pada ruang epidural. 0ndikasi penggunaan anestesi spinal salah satunya adalah tindakan pada bedah obstetri dan ginekologi */atief, ($$( 8 7organ, ($$9+. 23
nalgesi spinal *anestesi lumbal, blok subarachnoid+ dihasilkan bila kita menyuntikkan obat analgetik lokal ke dalam ruang subarachnoid di daerah antara
"ersiapan pra anestesi sangat mempengaruhi keberhasilan anestesi dan pembedahan. un!ungan pra anestesi harus dipersiapkan dengan baik, pada bedah elektif umumnya dilakukan 1( hari sebelumnya, sedangkan pada bedah darurat ;aktu yang tersedia lebih singkat. dapun tu!uan kun!ungan pra anestesi adalah: a. 7empersiapkan mental dan fisik secara optimal. b. 7erencanakan dan memilih tehnik serta obatFobat anestesi yang sesuai dengan fisik dan kehendak pasien. c. 7enentukan status fisik penderita dengan klasifikasi S * American ociety o! Anesthesiology+. AA I
"asien normal sehat, kelainan bedah terlokalisir, tanpa kelainan
faal,
biokimia;i,
dan
psikiatris.
ngka
mortalitas (%.
24
AA II
"asien dengan gangguan sistemik ringan sampai dengan sedang sebagai akibat kelainan bedah atau proses patofisiologis. ngka mortalitas 19%.
AA III
"asien dengan gangguan sistemik berat sehingga akti
AA I;
"asien dengan gangguan sistemik berat yang mengancam !i;a, tidak selalu sembuh dengan operasi. 7isal: insufisiensi fungsi organ, angina menetap. ngka mortalitas 9B%.
AA ;
"asien dengan kemungkinan hidup kecil. Tindakan operasi hampir tak ada harapan hidup dalam (4 !am, baik dengan operasi maupun tanpa operasi. ngka mortalitas &B%.
lasifikasi S !uga dipakai pada pembedahan darurat dengan mencantumkan tanda huruf *emergensi+, misal S 0 , S 00 */atief, ($$(8 7organ, ($$9+. Selain itu dibutuhkan !uga pemeriksaan praoperasi anestesi yang meliputi: namnesis a. 0dentifikasi pasien yang terdiri dari nama, umur, dll. b. eluhan saat ini dan tindakan operasi yang akan dihadapi. c. i;ayat penyakit yang sedang pernah diderita yang dapat men!adi penyulit anestesi seperti alergi, diabetes melitus, penyakit paru kronis *asma bronkhial, pneumonia, bronkhitis+, penyakit !antung, hipertensi, dan penyakit gin!al. d. i;ayat obatobatan yang meliputi alergi obat, intoleransi obat, dan obat yang sedang digunakan dan dapat menimbulkan interaksi dengan obat anestetik seperti kortikosteroid, obat antihipertensi, antidiabetik, antibiotik, golongan aminoglikosid, dll. 25
e. i;ayat anestesi dan operasi yang
terdiri dari tanggal,
!enis
pembedahan dan anestesi, komplikasi dan pera;atan intensif paska bedah. f. i;ayat kebiasaan seharihari yang dapat mempengaruhi tindakan anestesi seperti merokok, alkohol, obat penenang, narkotik, dan muntah. g. i;ayat keluarga yang menderita kelainan seperti hipertensi maligna. h. i;ayat berdasarkan sistem organ yang meliputi keadaan umum, pernafasan,
kardio
gin!al,
gastrointestinal,
hematologi,
neurologi, endokrin, psikiatrik, ortopedi dan dermatologi. i.
7akanan yang terakhir dimakan.
"emeriksaan @isik a. Tinggi dan berat badan. ntuk memperkirakan dosis obat, terapi cairan yang diperlukan, serta !umlah urin selama dan sesudah pembedahan. b. @rekuensi nadi, tekanan darah, pola dan frekuensi pernafasan, serta suhu tubuh. c. Calan nafas *air;ay+. Calan nafas diperiksa untuk mengetahui adanya trismus, keadaan gigi geligi, adanya gigi palsu, gangguan fleksi ekstensi leher, de
e. "aruparu, untuk melihat adanya dispneu, ronki dan mengi. f. bdomen, untuk melihat adanya distensi, massa, asites, hernia, atau tanda regurgitasi. g. kstremitas, terutama untuk melihat adanya perfusi distal, sianosis, adanya !ari tabuh, infeksi kulit, untuk melihat di tempattempat pungsi
(. "remedikasi nestesi
"remedikasi anestesi adalah pemberian obat sebelum anestesi. dapun tu!uan dari premedikasi antara lain: a. 7emberikan rasa nyaman bagi pasien, misal : dia>epam. b. 7enghilangkan rasa kha;atir, misal : dia>epam. c. 7embuat amnesia, misal : dia>epam, mida>olam. d. 7emberikan analgesia, misal pethidin. e. 7encegah muntah, misal : domperidol, metoklopropamid. f. 7emperlancar induksi, misal : pethidin. g. 7engurangi !umlah obatobat anesthesia, misal pethidin. h. 7enekan reflekreflek yang tidak diinginkan, misal : sulfas atropin. i.
7engurangi sekresi kelen!ar saluran nafas, misal : sulfas atropin "remedikasi diberikan berdasarkan atas keadaan psikis dan fisiologis
pasien yang ditetapkan setelah dilakukan kun!ungan prabedah. engan demikian maka pemilihan obat premedikasi yang akan digunakan harus selalu mempertimbangkan umur pasien, berat badan, status fisik, dera!at kecemasan, hospitalisasi
ri;ayat
pemakaian
sebelumnya,
obat
ri;ayat
anestesi
penggunaan
sebelumnya, obat
ri;ayat
tertentu
yang
berpengaruh terhadap !alannya anestesi, perkiraan lamanya operasi, macam operasi, dan rencana anestesi yang akan digunakan */atief, ($$( 8 7organ, ($$9+.
27
Sesuai dengan tu!uannya, maka obatobat yang dapat digunakan sebagai obat premedikasi dapat digolongkan seperti di ba;ah ini: a. =arkotik analgetik, misal morfin, pethidin. b. TransKuilli>er yaitu dari golongan ben>odia>epin, misal dia>epam dan mida>olam. c. ?arbiturat, misal pentobarbital, penobarbital, sekobarbital. d. ntikolinergik, misal atropin dan hiosin. e. ntihistamin, misal prometa>ine. f. ntasida, misal gelusil. g. '( reseptor antagonis, misal simetidine.
3. "rosedur nestesi Spinal
a. "erlu mengingatkan penderita tentang hilangnya kekuatan motorik dan berkaitan keyakinan kalau paralisisnya hanya sementara. b. "asang infus, minimal 5$$ ml cairan sudah masuk saat mengin!eksi obat anestesi lokal. c. "osisi lateral dekubitus adalah posisi yang rutin untuk mengambil lumbal pungsi, tetapi bila kesulitan, posisi duduk akan lebih mudah untuk pungsi. sisten harus membantu memfleksikan posisi penderita. d. 0nspeksi : garis yang menghubungkan ( titik tertinggi krista iliaka kanan kiri akan memotong garis tengah punggung setinggi /4/5. e. "alpasi : untuk mengenal ruangan antara (
"ungsi lumbal hanya antara /(/3, /3/4, /4/5, /5S1.
g. Setelah tindakan antiseptik daerah punggung pasien dan memakai sarung tangan steril, pungsi lumbal dilakukan dengan penyuntikan !arum lumbal no. (( lebih halus no. (3, (5, (9 pada bidang median dengan arah 1$3$ dera!at terhadap bidang horisontal ke arah kranial pada ruang antar
28
berturutturut beberapa ligamen, yang terakhir ditembus adalah d uramater subarachnoid. h. Setelah stilet dicabut, cairan /2S akan menetes keluar. Selan!utnya disuntikkan larutan obat analgetik lokal ke dalam ruang subarachnoid. 2abut !arum, tutup luka dengan kasa steril. i.
7onitor tekanan darah setiap 5 menit pada ($ menit pertama, !ika ter!adi hipotensi diberikan oksigen nasal dan ephedrin 0G 5 mg, infus 5$$1$$$ ml =a2l atau hemacel cukup untuk memperbaiki tekanan darah.
4. 6bat nestesi Spinal
a. ?upiat ini dimetabolisasi men!adi pipekoloksilidin
*""L+.
kskresinya melalui kemih 5% dalam keadaan utuh , sebagian kecil sebagai ""L, dan sisanya metabolitmetabolit lain. "lasma t1( 1,5 5,5!am. ntuk kehamilan, sama dengan mepi
29
nestesi /okal ?erat Cenis ?upi
Sifat
osis
0sobarik 'iperbarik
5($ mg *14 ml+ 515 g *13 ml+
b. @entanyl 7erupakan opioid agonis sintetis yang sering digunakan untuk premedikasi. euntungan penggunaan obat ini adalah memudahkan induksi, mengurangi kebutuhan obat anestesi, menghasilkan analgesia pra dan pasca bedah, memudahkan melakukan pemberian pernafasan buatan. @entanyl
dapat menyebabkan
bradikardi sehingga
memicu
penurunan tekanan darah dan cardiac output. @entanyl !uga memiliki efek
: dalam ampul 5$ mcgcc
osis
: $,$5 ugkg??
"emberian
: 0G, 07, intradural
5. euntungan dan erugian nestesi Spinal
a. euntungan: 1+ espirasi spontan. (+ /ebih murah. 3+ Sedikit resiko muntah yang dapat menyebabkan aspirasi paru pada pasien dengan perut penuh. 4+ Tidak memerlukan intubasi. 30
5+ "engaruh terhadap biokimia;i tubuh minimal. 9+ @ungsi usus cepat kembali. A+ 6bser
9. omplikasi Tindakan nestesi Spinal
a. 'ipotensi berat kibat kibat blok simpatis ter!adi venous pooling . "ada de;asa dicegah dengan pemberian cairan elektrolit 1$$$ ml atau koloid 5$$ ml sebelum tindakan. b. ?radikardi apat ter!adi tanpa disertai hipotensi atau hipoksia, ter!adi akibat blok sampai T(. c. 'ipo
7ualmuntah
g. ?lok spinal tinggi atau spinal total
A. "enatalaksanaan
a. "emberian oksigen pabila ter!adi hipo
"# Airway closure 4+ Turunnya cardiac output pada posisi supine "emberian oksigen terhadap pasien sangat bermanfaat karena: 1+ 7emperbaiki keadaan asambasa bayi yang dilahirkan (+ apat memperbaiki pasien dan bayi pada saat episode hipotensi 3+ Sebagai preoksigenasi kalau anestesi umum diperlukan.
b. Terapi cairan Terapi cairan perioperatif bertu!uan untuk mencukupi kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang hilang selama operasi. Selain itu !uga untuk tindakan emergency pemberian obat. "emberian cairan operasi dibagi : 1+ "ra operasi apat ter!adi defisit cairan karena kurang makan, puasa, muntah, penghisapan isi lambung, penumpukan cairan pada ruang ketiga seperti pada ileus obstruktif, perdarahan, luka bakar dan lainlain. ebutuhan cairan untuk de;asa dalam (4 !am adalah ( ml kg?? !am. ?ila ter!adi dehidrasi ringan (% ??, sedang 5% ??, berat A% ??. Setiap kenaikan suhu 1 $2elcius kebutuhan cairan bertambah 1$ F 15 %. (+ Selama operasi apat ter!adi kehilangan cairan karena proses operasi. ebutuhan cairan pada de;asa untuk operasi :
ingan H 4 ml kg?? !am
Sedang H 9 ml kg?? !am
?erat H B ml kg ?? !am
?ila ter!adi perdarahan selama operasi, dimana perdarahan kurang dari 1$% ?G maka cukup digantikan dengan cairan kristaloid
32
sebanyak 3 kali
B. "emulihan
"asca anestesi dilakukan pemulihan dan pera;atan paska operasi dan anestesi yang biasanya dilakukan di ruang pulih sadar atau recovery room yaitu ruangan untuk obser
$romage coring ystem Kriteria kor erakan penuh dari tungkai $ Tak mampu ekstensi tungkai 1 Tak mampu fleksi lutut ( Tak mampu fleksi pergelangan kaki 3 ?romage skor M ( boleh pindah ke ruang pera;atan
*7organ8 ($$9+
A. TEKIK AETEI PIAL PAA E!TI( !AEA#IA 33
nestesi spinal *intratekal, intradural, subdural, subarknoid+ ialah pemberian obat anestetik lokal kedalam ruang subaraknoid. nestesia spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid di regio lumbal antara
beberapa
ligamen,
sampai
akhirnya
menembus
duramater
subarachnoid. Setelah stilet dicabut, cairan serebro spinal akan menetes keluar. Selan!utnya disuntikkan larutan obat analgetik lokal kedalam ruang subarachnoid tersebut. eberhasilan anestesi diu!i dengan tes sensorik "in prick test, menggunakan !arum halus atau kapas. aerah pungsi ditutup dengan kasa dan plester, kemudian posisi pasien diatur pada posisi operasi. (. "embagian tingkat anestesi spinal: a. Sadle back anestesi, yang kena pengaruhnya adalah daerah lumbal ba;ah dan segmen sakrum. b. Spinal rendah, daerah yang mengalami anestesi adalah daerah umbilikus Th L di sini termasuk daerah thoraks ba;ah, lumbal dan sakral. c. Spinal tengah, mulai dari perbatasan kosta *Th G0+ di sini termasuk thoraks ba;ah, lumbal dan sakral.
34
d. Spinal tinggi, mulai garis se!a!ar papilla mammae, disini termasuk daerah thoraks segmen Th4Th1(, lumbal dan sakral. e. Spinal tertinggi, akan memblok pusat motor dan
35
kira sekitar dua segmen spinal sefalad dari tingkat anestesi sensoris. ntuk alasan yang sama, tingkat anestesi motorik ratarata dua segmen diba;ah anestesi sensorik. B. omplikasi anestesi spinal pada sectio caesaria a. 'ipotensi b. ?rakikardi c. Sakit kepala spinal *pasca pungsi+ d. 7enggigil e. 7ualmuntah f.
Total spinal
g. SeKuelae neurologic h. "enurunan tekanan intrakranial i.
7eningitis
!.
etensi urin *7organ, ($$98 losten, ($$9 8 /atief, ($$(+
36
&A& III LAP(#A KA
I. AA1EI A. Identitas Penderita =ama mur lamat
"eker!aan Tanggal masuk Tanggal pemeriksaan =o 7
: =y. SE : 39 tahun : =grangkah TE &$( uli, =ogosari, ?oyolali : 0bu rumah tangga : $5$3($19 : $5$3($19 : $1331BII
&. ata asar 1. eluhan tama Tensi tinggi (. i;ayat "enyakit Sekarang
Seorang 3"($, 39 tahun, umur kehamilan 39 minggu datang sendiri dengan keluhan tensi tinggi sudah se!ak N 1 minggu ini dan hasil kotrol di bidan proteinuri )(. "asien merasa hamil B bulan lebih, gerakan !anin masih dirasakan, kencengkenceng teratur belum
37
dirasakan, air ka;ah belum dirasakan keluar, lendir darah *+. "asien merasakan kepala bagian depan nyeri, mengeluhkan mual, dan pandangan kabur. "asien tidak memiliki ri;ayat darah tinggi sebelumnya. 3. i;ayat "enyakit ahulu i;ayat penyakit serupa : disangkal i;ayat tekanan darah tinggi : disangkal i;ayat diabetes melitus : disangkal i;ayat sakit !antung : disangkal i;ayat alergi : disangkal i;ayat asma : disangkal i;ayat abortus : disangkal i;ayat operasi : disangkal 4. i;ayat "enyakit eluarga i;ayat penyakit serupa : disangkal i;ayat tekanan darah tinggi : disangkal i;ayat sakit gula : disangkal i;ayat sakit !antung : disangkal i;ayat alergi : disangkal i;ayat asma : disangkal 5. i;ayat ebiasaan 7erokok 7inuman beralkohol etergantungan obat
: disangkal : disangkal : disangkal
9. i;ayat asupan gi>i "asien biasa makan 3I sehari dengan nasi, sayur dan lauk pauk serta buahbuahan. esan: asupan gi>i cukup.
A. i;ayat Sosial konomi "asien adalah seorang ;anita usia 39 tahun, beker!a sebagai ibu rumah tangga. "asien berobat dengan fasilitas ?"CS esehatan. II. PE1E#IKAA 'IIK A. Primar< ur8e< 38
ir;ay
: bebas, buka mulut D 3 !ari, mallampati 0, gerak leher bebas,
T7 D 3 !ari ?reathing : ThoraI bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kananHkiri, retraksi *+, otot bantu nafas *+, sonorsonor, suara dasar
akral dingin *+. : 2S 4G579, pupil isokor dengan diameter 3mm3mm,
Iposure
reflek cahaya )). : suhu 39,B$2
&. e%ondar< ur8e< Status gi>i :
?erat badan
: 9$ kg
Tinggi badan
: 19$ cm
?70
: (3,43 *kehamilan 39 minggu+
ulit
: sa;o matang, turgor menurun *+, lembab *)+,
epala 7ata Telinga
ikterik*+ : bentuk mesocephal, rambut ;arna hitam : kon!ungti
'idung 7ulut /eher bdomen
*+ : nafas cuping hidung *+, sekret *+ : sianosis *+, mukosa basah *)+, papil lidah atrofi *+ stomatitis *+ : trakhea di tengah, simetris, massa pembesaran limfonodi *+ : dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, distensi gra
39
meman!ang, puka, preskep, '0S*+ CC*)+ 13$Imenit reguler, T@ (5 cm kstremitas
: akral dingin -
oedem -
-
- III. PE1E#IKAA PE5AG "emeriksaan laboratorium tanggal 5 7aret ($19
-
+ +
PE1E#IKAA
HAIL
ATA
#5KA
'b
9.6
gdl
1(.$ 15.9
'ct
26
%
33 F 45
/
1$.&
ibuul
4.5 11.$
T
1B4
ibuul
15$ F 45$
3.:+
Cutaul
4.1$ F 5.1$
"T
13.1
etik
1$.$ F 15.$
"TT
(A.4
etik
($.$ F 4$.$
0=
1.9
S
BB
mgdl
9$14$
S6T
73
ul
-31
S"T
(4
ul
-34
lbumin
3.0
gdl
3.5 F 5.(
/'
6+,
ul
14$3$$
'bsg
=on reacti
=on reacti
"rotein kualitatif
Positi =>-?
=egatif
=atrium arah
139
mmol/
139145
alium arah
3.B
mmol/
3.3 F 5.1
40
lorida arah
IV.
11$
mmol/
&B F 1$9
IAG(I AETEI Eanita 39 tahun, 3"($ hamil aterm dengan impending eklampsia,
partial '//" sydrome hamil preterm 39 minggu belum dalam persalinan dengan anemia pro S2T" plan egional nestesi Sub rachnoid ?lock *S?+ dengan status fisik S 00
;.
P(TEIAL P#(&LE1 klampsia "erdarahan =yeri "ost 6p tonia uteri
;I. PELAKAAA (PE#AI 6perasi dilaksanankan pada tanggal 9 7aret ($19 di 6 0 A. Primar< sur8e< ir;ay : bebas, buka mulut D 3 !ari, mallampati 0 ?reathing : ThoraI bentuk normochest, simetris, pengembangan
dada kanan H kiri, retraksi *+, otot bantu nafas *+, sonorsonor, suara dasar
, frekuensi nafas ($Imenit. : !antung ictus cordis tak tampak, tak kuat angkat teraba di S02 G /72S, bunyi !antung 000 intensitas normal, reguler, bising *+, tekanan darah 15$&$ mm'g, nadi &9Imenit irama teratur, isi cukup, 2T
isability Iposure
-( detik, akral dingin *+. : 2S 4G579, pupis isokor dengan diameter 3mm3mm, reflek cahaya *))+. : suhu 39, A$2
&. e%ondar< sur8e< ulit : turgor menurun *+, lembab *)+, ikterik*+ 7ata : kon!ungti
Telinga 'idung 7ulut
: sekret *+ nyeri : nafas cuping hidung *+, sekret *+ : sianosis *+, mukosa basah *)+, papil lidah atrofi *+ stomatitis *+ : trakhea di tengah, massapembesaran limfonodi *+ :dinding perut lebih tinggi dari dinding dada,distensi,
/eher bdomen
bising usus*)+ normal, timpani, supel/ hepar dan lien tidak
teraba,
teraba
!anin
tunggal,
intrauterin,
meman!ang, puki, preskep, '0S*+, CC *)+. : motorik dan sensori dalam batas normal akral dingin oedem
kstremitas
-
-
-
-
nestesi dimulai pukul 1(.15, berlangsung 9$ menit, sampai - -
-
+ +
pukul 13.15. Tindakan bedah dilakukan mulai pukul 1(.($13.1$ E0?. ilakukan regional anestesi sub arachnoid block dengan bupi
Tabel 1. 2atatan hemodinamik selama operasi Tekanan
Heart
p(2
darah
#ate
=@?
1(.15
15$&$
&5
1$$
Sebelum anestesi dimulai
1(.(5
145&$
&3
1$$
7ulai anestesi
Waktu
Keterangan
42
1(.3$
13(B$
BB
1$$
Setelah dilakukan anestesi S?
1(.45
14$B$
&3
1$$
1$ menit setelah bayi lahir
13.$$
14$B5
&$
1$$
(5 menit setelah bayi lahir
13.15
14$BA
&$
1$$
5 menit setelah operasi selesai
i ruang pemulihan, sesuai skala bromage, setelah operasi selesai dilakukan, skor H ( *pasien tidak mampu fleksi lutut+ 15 menit setelah operasi, skor H 1 *pasien tidak mampu ekstensi tungkai+ 3$ menit setelah operasi, skor H $ *gerakan penuh dari tungkai+ 45 menit setelah operasi, kesadaran compos mentis, tekanan darah 14$B$ mm'g, nadi &$ Imenit, frekuensi napas ($ Imenit, Sp$( 1$$% dengan nasal kanul 4 lpm.
1. (. 3. 4. 5. 9.
"erhitungan cairan pada kasus ini adalah *?? H 9$ kg+ ?G pasien ini H &$ cckg I 9$ kg H 54$$cc ?/ pasien ini H *15%($%+ I 54$$ cc B1$ cc 1$B$ cc efisit cairan karena puasa 9 !am H 9 I ( I 9$ kg H A($ cc 7aintenance H ( I 9$ kg H 1($ cc!am Stress operasi H 9 I 9$ H 39$ cc!am ebutuhan cairan !am 0 H 39$ ) 39$ )1($ H 45$ cc!am ebutuhan cairan !am 00 H 1($ ) 39$ )1($ H 33$ cc!am ebutuhan cairan !am 000 H 1($ ) 39$ )1($ H 33$ cc!am ebutuhan cairan !am 0G H 1($ cc!am
Setelah operasi, pasien dira;at di '2 6bsgyn untuk mendapat pera;atan lebih lan!ut. eadaan umum pasien baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 14$B$ mm'g, nadi &$Imenit, frekuensi napas ($Imenit. nalgetik post op diberikan @entanyl $,5 mcgkgbb!am 3$ mcg!am. @entanyl ($$ mcg dalam ($ cc syringe pump 3 cc!am. ?agian 6bsgin memberikan magnesium sulfat ($% 1 gr!am selama (4 !am.
43
&A& I; PE1&AHAA "rinsip tatalaksana dari impending eklampsia adalah penanganan aktif yaitu terminasi kehamilan seaterm mungkin, kecuali apabila ditemukan penyulit dapat dilakukan terminasi tanpa memandang usia kehamilan. emudian pada pasien dilakukan terminasi kehamilan dengan sectio caesaria emergensi atas indikasi maternal. 0ndikasi maternal adalah untuk mencegah timbulnya komplikasi eklampsia. sia kehamilan pada kasus ini adalah kehamilan preterm. "ada tindakantindakan bedah sesar umumnya dipilih anestesi regional sub arachnoid blockspinal karena mempunyai banyak keuntungan seperti kesederhanaan teknik, onset yang cepat, resiko keracunan sistemik yang kecil, blok anestesi yang baik, pencegahan perubahan fisiologi dan penanggulangannya sudah diketahui dengan baik, analgesia dapat diandalkan, sterilitas di!amin, pengaruh terhadap bayi sangat minimal, dapat mengurangi kemungkinan ter!adinya aspirasi, dan ibu dapat kontak langsung dengan bayinya segera setelah melahirkan. Tetapi anestesi spinal !uga bukan tanpa risiko, risiko yang dapat ter!adi seperti mual dan muntah bisa ter!adi pada anestesi spinal. ?radikardi, disritmia atau bahkan cardiac arrest merupakan komplikasi yang bisa ter!adi. da beberapa permasalahan dari segi medik, antara lain: 44
1. mergensi, karena !ika tidak segera dilakukan tindakan akan dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan baik ibu dan !aninnya (. 7enyangkut ( nya;a, yaitu nya;a ibu dan anak. 3. iaphragma terdorong keatas, sehingga rentan timbul sesak nafas. 4. Supine hipotensi, oleh karena !anin menekan
"reloading adalah pemberian cairan ($ menit sebelum dilakukan anestesia spinal, sedangkan coloading adalah pemberian cairan selama 1$ menit saat dilakukan anestesia
spinal.
"emberian
cairan
kristaloid
sebagai
preloading
tidak
memperlihatkan manfaat untuk mencegah hipotensi. 2oloading kristaloid dapat men!adi pilihan untuk mencegah efek samping hipotensi pada anestesia spinal namun tidak menurunkan angka ke!adian hipotensi. 'al ini ditun!ukkan pada penelitian 7o!ika dkk. yang membandingkan pemberian / sebagai preloading dan coloading pada operasi nonobstetrik. oloid memiliki keunggulan dibanding kristaloid karena bertahan lebih lama intra
disertai
pemberian
antasida,
antagonis
reseptor
'( atau 46
metoclopramide. "emberian obat anti mual dan muntah sangat diperlukan dalam operasi sectio caesaria emergensi dimana merupakan usaha untuk mencegah adanya aspirasi dari asam lambung. =amun, pada pasien ini tidak diberikan premedikasi. 0nduksi menggunakan ?upi
congenital dengan " score AB&. Total perdarahan durante operasi sebanyak ($$ cc dan masuk transfusi &acked Red Cell *"2+ 1 kolf setelah operasi berlangsung. Setelah operasi selesai, pasien diba;a ke '2 6bsgyn. "asien berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi untuk mencegah spinal headache, dikarenakan efek obat anestesi masih ada. 6bser
&A& ; KEI1PLA
Seorang ;anita 3"($ 39 tahun dengan impending eklampsia, partial '//" syndrome, hamil preterm, presentasi kepala, belum dalam persalinan pro S2T" ) 76E dengan status fisik S 00 "lan S?. ilakukan tindakan sectio caesaria pada tanggal 9 7aret ($19 di kamar operasi 0 atas indikasi impending eklampsia pada preeklampsia berat. Teknik anestesi dengan spinal anestesi *subarachnoid blok+ merupakan teknik anestesi sederhana dan cukup efektif. nestesi dengan menggunakan ?upi
oksigen 3 litermenit. ntuk mengatasi nyeri digunakan @entanyl sebanyak (5 mcg. "era;atan post operatif dilakukan di '2 6bsgyn bangsal 7a;ar 1 dan dilakukan penga;asan pada tandatanda
A'TA# PTAKA
nanth , ?dolah O, Gikas ", Sukhatme *($$4+. ngiogenic 0mbalance in the "atophysiology of "reeclampsia : =e;er 0nsight. Semin =ephrol. (4: 54B 559. lse
49
2unningham, @,/e
ebidanan
disi 000, Oayasan
?ina "ustaka Sar;ono
"ra;irohard!o, Cakarta: 5&5939. 7organ, . ($$9. 2ritical care. 0n: 2linical nesthesiology. 3rd ed. /ange 7edical ?ooks7c ra;'ill. S: &51&&4. =ational 0nstitute for 'ealth and 2linical Icellence. ($11. 7ultiple "regnancy. *iakses pada September, ($11+. =orma 2S *($$9+. 0mmunology and genetic of preeclampsia.2linical and e
50