BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, di mana eklampsia merupakan peningkatan yang lebih berat dan berbahaya dari pre eklampsia, dengan tambahan gejala-gejala tertentu (Euerle, 2005). Di ndonesia eklampsia, di samping perdarahan dan in!eksi masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang tinggi. "leh karena itu diagnosis dini pre eklampsia, yang merupakan tingkat pendahulu eklampsia serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan dan anak anak.. Perl Perlu u dite diteka kank nkan an bah# bah#a a sind sindro roma ma pre pre ekla eklamp mpsi sia a ring ringan an deng dengan an hipertensi, edema dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh #anita #anita yang bersangkutan bersangkutan,, sehingga sehingga tanpa disadari disadari dalam #aktu #aktu singkat singkat dapat dapat timbul pre eklampsia berat ($agner, 200%). &rekuens &rekuensii eklampsi eklampsia a ber'aria ber'ariasi si antara antara satu negara negara dengan dengan negara negara lain. lain. &rekuensi rendah pada umumnya merupakan petunjuk tentang adanya penga#asan ante antena nata tall yang yang baik baik,, peny penyed edia iaan an temp tempat at tidu tidurr ante antena nata tall yang yang uku ukup, p, dan dan penanganan pre-eklampsia yang sempurna (Pra#irohardjo, 200). Di negara-negara yang sedang berkembang !rekuensi dilaporkan berkisar antara 0,*+ - 0,+, sedang di negara-negara maju angka tersebut lebih keil, yaitu 0,05+ - 0,+ (orris, 200). Deng Dengan an penge pengetah tahuan uan bah# bah#a a biasa biasany nya a eklamp eklampsia sia di dahulu dahuluii oleh oleh pre eklampsia, tampak pentingnya penga#asan antenatal yang teliti dan teratur, sebagai usaha untuk menagah timbulnya penyakit itu (Pra#irohardjo, (Pra#irohardjo, 200). 1.2
Rumusan masalah
1
/pakah tanda klinis klinis pada pasien pasien dalam penegakan penegakan diagnosa diagnosa eklampsia eklampsia
2
/pa !aktor resiko yang menyebabkan menyebabkan terjadinya terjadinya eklampsia pada pada pasien
3
1agaimanakah penatalaksaan eklampsia
1.3
Tujuan
1
engenal tanda-tanda klinis yang dapat mendukung diagnosa eklampsia
2
engetahui !aktor-!aktor resiko yang menyebabkan terjadinya eklampsia pada pasien 1
3
engetahui seara benar penatalaksanaan pasien dengan kasus eklampsia BAB II TINJAUAN PUSTAA
2.1 De!"n"s" Pre eklampsia adalah gangguan multisistem spesi!ik pada kehamilan, dide!inisikan sebagai hipertensi pada ibu hamil setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan dengan adanya proteinuria dan atau edema. Dapat terjadi lebih a#al misalnya pada mola hidatidosa (orris, 200). Eklampsia pada umumnya timbul pada #anita hamil atau dalam ni!as dengan tanda-tanda pre eklampsia. Pada #anita yang menderita eklampsia timbul serangan kejang yang dapat diikuti oleh koma (orris, 200).
2.2 Pat#!"s"#l#g" Eklampsia terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan merupakan komplikasi dari pre eklampsia berat. Progresi dari pre eklampsia berat ke kejang dan koma diduga berhubungan dengan hipertensi ense!alopati, edema 'asogenik akibat iskemia kortikal, edema serebri dan perdarahan (tephani, 2005). Penyebab pre eklampsia dan eklampsia masih tidak jelas. 3enetik, immunologik, endokrin, dan nutrisi diduga memiliki peranan dalam proses yang rumit. 1eberapa penelitian memperkirakan bah#a iskemia plasenta dan uterus dan pelepasan 4at tertentu menyebabkan 'asokonstriksi yang luas. Penyebab langsung akti'itas kejang pada penderita eklampsia masih tidak diketahui. skemia serebri, in!ark, perdarahan edema diketahui terjadi pada penderita dengan eklampsia (tephani, 2005) . 2.$ %rekuens" Di /merika serikat, kejadian eklampsia mendekati 0,05+-0,2+ dari semua kehamilan (orris, 200). Eklampsia sering terjadi pada pasien dengan usia reproduksi yang ekstrim, esiko eklampsia lebih besar terjadi pada #anita usia kurang dari 20 tahun (orris, 200). 2.& %akt#r Res"k# 1erikut dipertimbangkan sebagai !aktor resiko untuk eklampsia6 1.
7ulliparity
2.
i#ayat keluarga preeklampsia, preeklampsia dan eklampsia sebelumnya 2
3.
8egagalan kehamilan sebelumnya, termasuk keterbelakangan pertumbuhan intrauterin, abruptio plasenta, atau !etal death
4.
3estasi multi!etal, mola hidatidosa, !etal hydrops, primigra'ida
5.
8ehamilan remaja
6.
Primigra'ida
7.
9sia : *5 tahun
8.
tatus sosioekonomi rendah
9.
"besitas
10. ;ipertensi 8ronis 11. Penyakit renal 12.
*. De!isiensi protein = dan de!isiensi protein %. De!isiensi antithrombin 5. Penyakit 'askuler dan jaringan ikat . Diabetes gestational . >E (oss, 200)
2.' (ejala )an Tan)a Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya pre eklampsia dan
terjadinya
gejala-gejala
nyeri
kepala
di
daerah
!rontal,
gangguan
penglihatan,mual, nyeri epigastrium dan hiperre!leksia. 1ila keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejang, yang sangat berbahaya terutama pada persalinan. 8on'ulsi eklampsia dibagi dalam % tingkat, yakni 6 1.
2.
8emudian timbul tingkat kejang tonik yang berlangsung kurang lebih *0 detik. Dalam tingkat ini seluruh otot menjadi kaku, #ajahnya keliatan kaku, tangan menggenggam, dan kaki membengkok ke dalam. Perna!asan berhenti, muka mulai menjadi sianotik, lidah dapat tergigit.
3.
tadium ini kemudian disusul oleh tingkat kejang klonik yang berlangsung antara -2 menit. pasmus tonik menghilang. emua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang epat. ulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. 1ola mata menonjol. Dari mulut keluar ludah yang 3
berbusa, muka menunjukkan kongesti dan sianosis. Penderita menjadi tidak sadar.8ejangan klonik ini dapat demikian hebatnya, sehingga penderita dapat terjatuh dari tempat tidurnya. /khirnya kejangan terhenti dan penderita menarik na!as seara mendengkur. 4.
ekarang ia memasuki tingkat koma. >amanya ketidaksadaran tidak selalu sama. eara perlahan-lahan penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bah#a sebelum itu timbul serangan baru dan yang berulang, sehingga ia tetap dalam keadaan koma. elama serangan tekanan darah meninggi, nadi epat, dan suhu meningkat sampai %00 elius. ebagai akibat serangan dapat terjadi komplikasikomplikasi seperti lidah tergigit, perlukaan dan !raktur, gangguan perna!asan, solusio plasenta dan perdarahan otak. (Pra#irohardjo, 200)
2.* D"agn#s"s Diagnosis eklampsia umumnya tidak sulit. Dengan adanya tanda dan gejala pre eklampsia yang disusul oleh serangan kejang seperti telah diuraikan, maka diagnosis eklampsia sudah tidak diragukan. $alaupun demikian, eklampsia harus dibedakan dari epilepsi atau kejang akibat proses intra kranial yag lain, atau koma akibat sebab lain seperti diabetes, perdarahan otak, meningitis, ense!alitis dan lainlain (tephani, 2005).
2.+ #m,l"kas" 8omplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin. 9saha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia dan eklampsia. 8omplikasi yang tersebut di ba#ah ini biasanya terjadi pada pre eklampsia berat dan eklampsia. 1.
olusio plasenta. 8omplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada pre eklampsia.
2.
;ipo!ibrinogenemia.
3.
;emolisis. 1elum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. 7ekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan terjadinya ikterus.
4.
Perdarahan otak. 8omplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia. 4
5.
8elaianan mata. 8ehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina, hal ini merupakan tanda ga#at akan terjadinya apopleksia serebri.
6.
Edema paru-paru.
7.
7ekrosis hati. 7ekrosis periportal hati pada pre eklampsia-eklampsia merupakan akibat 'asospasme arteriol umum. 8elainan ini diduga khas untuk eklampsia, tetapi ternyata juga ditemukan pada penyakit lain. 8erusakan selsel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan !aal hati, terutama penentuan en4im-en4imnya.
8.
indroma ;E>>P, yaitu hemolisis, ele'ated li'er en4im dan lo# platelet.
9.
8elaianan ginjal. 8elainan ini berupa endotheliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endothel tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. 8elainan lain yang dapat timbul adalah anuria sampai gagal ginjal.
10.
DIC (Disseminated intravascular coagulation)
11.
Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra uterin. (Pra#irohardjo, 200)
2.- Pr#gn#s"s Eklampsia di ndonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi. Dari berbagai pengumuman, diketahui kematian ibu berkisar antara ?,@+ - 25,5+ sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi, yakni %2,2+ - %@,?+. ebaliknya, kematian ibu dan bayi di negara maju lebih keil.
engusahakan agar semua #anita hamil memeriksakan diri sejak hamil muda.
2.
enari
pada
tiap
pemeriksaan
tanda-tanda
pre
eklampsia
dan 5
mengobatinya segera apabila ditemukan. 3.
engakhiri kehamilan minimal pada kehamilan * minggu ke atas apabila setelah dira#at tanda-tanda pre eklampsia tidak juga dapat dihilangkan.
2.10 Penatalaksanaan Prinsip pengobatan A 1.
enghentikan dan menegah kejang
2.
emperbaiki keadaan umum ibuBjanin seoptimal mungkin
3.
enegah komplikasi
4.
I.
"bat-obatan anti kejang g"% Dosis a#al 6 % g 20 + i' pelan (* menit atau lebih), disusul dengan 0
I.
g %0+ im terbagi pada bokong kanan dan bokong kiri. Dosis ulangan 6 tiap % jam diberikan % g %0+ im diteruskan sampai 2%
II.
jam paska persalinan atau 2% jam bebas kejang. /pabila ada kejang lagi, diberikan 2 g g" % 20+ i' pelan.
III.
Pemberian i' ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul kejang lagi, maka diberikan penthotal 5 mgBkgbbBi' pelan. I.
1ila ada tanda-tanda keraunan g"%, diberikan antidotum glukonas kalikus 0+, 0 ml i' pelan (selama * menit atau lebih).
Dia4epam •
Dosis a#al 6 20 mg i' pelan (selama % menit atau lebih), disusul dengan %0 mg dalam 500 ml D5+ in!us dengan keepatan *0 tetesBmenit.
•
Pengobatan diberikan sampai dengan 2 jam paska persalinan atau 2 jam bebas kejang.
•
/pabila ada kejang ulangan, diberikan 0 mg i'. Pemberian ulangan ini hanya sekali saja, bila masih terjadi kejang diberikan penthotal 5 mgBkgbbBi' pelan.
/pabila sudah diberikan pengobatan dia4epam di luar, maka 6 •
8alau pemberian belum le#at * jam (i'Bim), maka dosis dia4epam yang telah diberikan diperhitungkan, dan pengobatan dengan dia4epam dalam dosis penuh.
•
8alau pemberian sudah * jam atau lebih, maka diberikan pengobatan dengan g"% atau dia4epam dalam dosis penuh.
•
1ila dia4epam tidak tersedia, maka pengobatan dengan g" % 0 mg im, bila timbul kejang lagi maka diberikan g" % 2 g i'. 6
Pera#atan kalau kejang •
8amar isolasi yang ukup tenang
•
Pasang sudep lidah ke dalam mulut
•
8epala direndahkan dan oro!aring dihisap
•
"ksigenasi yang ukup
•
&iksasi badan di tempat tidur harus ukup longgar agar tidak terjadi !raktur.
Pera#atan kalau koma •
onitoring kesadaran dan dalamnya koma dan tentukan skor tanda 'ital
•
Perlu diperhatikan penegahan dekubitus dan makanan penderita.
•
Pada koma yang lama bila nutrisi parenteral tidak mungkin maka berikan dalam bentuk per 73<.
II.
emperbaiki keadaan umum ibu
•
n!us D5+
•
Pasang =CP untuk 6 •
Pemantauan keseimbangan airan (pertimbangan pemberian low molekul Dextran)
•
Pemberian kalori (D0+)
•
8oreksi keseimbangan asam basa (pada asidosis maka diberikan 7a1iBeylon 50 me i')
•
8oreksi keseimbangan elektrolit (didasarkan atas hasil pemeriksaan lain)
III.
enegah 8omplikasi •
"bat-obatan hipertensi, diberikan pada penderita dengan
•
Diuretika, hanya diberikan atas indikasi edema dan kelainan !ungsi ginjal (apabila !aktor pre renal sudah diatasi)
•
8ardiotonika, diberikan atas indikasi A ada tanda-tanda payah jantung, edema paru, nadi 20 Bmenit, sianosis, diberikan digitalis epat dengan edilanid
•
/ntibiotika spektrum luas. 7
•
•
/ntipiretika dan atau kompres alkohol 8ortikosteroid
IV.
atau lebih keadaan berikut ini 6 •
etelah kejang terakhir
•
etelah pemberian antikejang terakhir
•
etelah pemberian antihipertensi terakhir
•
Penderita mulai sadar
•
9ntuk koma, yang ditentukan skor tanda 'ital •
•
kor
2
3
TD sistole
>200
140-200
100-140
TD diastole
<100 >110
90-110
50-90
Nadi (x/menit !"#" $e%tal (o& e$na)asan
<50 > 120 > 40 > 40
100-120 38'5-40 *$$e+/a,n/atol
80-100 < 38'5 29-40
(x/menit &!
< 16 3-4
5-7
>8
4
16-40
utarinda, 200@)
8
BAB III LAPRAN ASUS
1.1. IDENTITAS
7ama
6
7y. /7
9mur
6
2? tahun
Genis 8elamin
6
Perempuan
Pekerjaan
6
#asta
/gama
6
slam
/lamat
6
Pasuruan.
asuk
6
/gustus 20% pukul 2.5* $1
1.2.
ANA3NESIS eluhan utama 8ejang R"4a5at Pen5ak"t Sekarang 8urang lebih sehari yang lalu sebelum masuk pasien yang tengah hamil merasa pusing tapi tetap dirumah. 8emudian sehari kemudian pada jam ?.00 pasien mengeluh pusing dan mual namun pasien tetap di rumah. Pada jam 2.00 pasien tiba-tiba kejang kurang lebih selama 2 menit. etelah kejang pasien sadar kembali dan diba#a ke 93D 9D 1/73>. Pasien memiliki ri#ayat pusing H , mual H , untah H , pandangan kabur - , nyeri ulu hati -. i#ayat tekanan darah tinggi sebelum dan selama hamil disangkal. i#ayat kedua kaki bengkak sejak * bulan terakhir.
R"4a5at Persal"nan Lalu 6 . /term B 2@00 gr B pt.1 B p"3 B P B % th B ;idup 2. ;amil ini .
R"4a5at AN6 6 . p"3 %, terakhir kontrol 5 7o'ember 20% .
R"4a5at Pen5ak"t Dahulu Pasien tidak ada ri#ayat penyakit kening manis, asma, maupin ginjal. ebelum dan selama hamil pasien tidak ada menderita tekanan darah tinggi. i#ayat kejang sebelumnya tidak ada.
R"4a5at Pen5ak"t eluarga
R"4a5at Ha") enarhe pada usia 2 tahun, siklus haid teratur setiap bulan (kurang lebih *0 hari), lamanya hari. ;P;< %* 20%. R"4a5at Perka4"nan Pasien menikah kali, lama perka#inan 5 tahun.
1.3.
PE3ERISAAN %ISI
STATUS PRESENT 1.
8eadaan 9mum
6
>emah
2.
3=
6
%%
3.
6
?B0@ mm;g
7adi
6
0@ kaliBmenit
espirasi
6
20 kaliBmenit
uhu
6
*,5 o=
kor eher
6
Edema palpebra (-B-), konjungti'a anemis (-) sklera ikterik (-B-) .
6 ns 6 1entuk simetris, gerak na!as simetris Pal 6 &remitus raba simetris 10
Per 6 sonorBsonor /us 6 uara na!as 'esikuler, rhonki (-B-) #hee4ing (-B-). =or
6 iktus kordis tidak terlihat P 6
. /bdomen - <&9 6 2? m - >etak bujur 9 - DGG 6 % Bi - <1G 6 2*5 gr - ;is (-) neg @. 3enitalia Eksterna - 3E 6 &lu (-) &luor (-) - Dipstik 6 H* ?. Ekstremitas /tas
6 Edema (-B-), parese (-B-), akral dingin (-B-)
1a#ah 6 edema (HBH), parese (-B-), akral dingin (-B-)
Pemer"ksaan Dalam Setelah Pem7er"aan S38 Pembukaan 0- m Presentasi kepala E!! 25 + ;odge 8etuban H Denominator sulit di e'aluasi 9PD dalam batas normal
1.4. PE3ERISAAN
PENUNJAN(
Darah Rut"n ;b
6 %, gBd>
>eukosit
6 2,* 0*Bu>
Eritrosis
6 5,0* 0 jutaBu>
;ematokrit
6 %,20 +
6 2.000 0*Bu>
11
"m"a Darah 3D
6 5 mgBd>
3"<
6 *%5 9B>
3P<
6 25? 9B>
9reum
6 2?,0 mgBd>
8reatinin
6 0,0 mgBd>
/sam 9rat
6 5, mgBd>
7atrium
6 *2 mmolB>
8alium
6 %,0* mmolB>
=hlorida
6 0 mmolB>
>D;
6 5@? 9B>
Ur"nal"sa 8ekeruhan 6 agak keruh $arna
6 kuning
1G
6 :I,0*0
p;
6 ,0
Protein
6 *H
3lukosa
6 negati!
9robilinogen 6 H 1ilirubin
6 negati!
Darah amar 6 *H
US( - 6 %,5 (**#2d) - E&$ 6 2* gr - /&> 6 ?,2 - Pla. mplantasi di orpus pors maturasi gr
NST - 7< 6 patologis - 1aselinerate 6 0 bpm - Cariability 6 F5bpm 12
- /e (-) Dee (-) DIA(NSIS
1.5.
32P00/b000 gr. *-*@ mg >P yndrome H &etal ompromised H "besitas PENATALASANAAN
1.6.
PD6 >ab D> , &; , 3"<, 3P<, >D; tiap 2 jam P< 6 - esusitasi intrauterin - "2 0 ltB , 71 - tidur miring kiri njeksi !ull dose 6 20 + % gr i' , bolus pelan %0+ 0 gr , bokong kanan-bokong kiri Dilanjutkan maintenane 6 sm %0+ 5 grB jam jika kontraindikasi (-) 9sul terminasi dengan = ito H 9D pasa plaenta C&D 6 D5 li!e line Persiapan operasi 6 •
njeksi /mpiilin gr i' (skin test )
•
nj ranitidine amp i'
•
nj metolopramid amp i'
•
7i!edipin * 0 mg
•
etildopa * 500 mg
•
Deamethasone resue 0 mg-0 mg J 5 mg J 5 mg J Gad#al
•
Pasang D=
•
Da!tar "8, sedia darah
•
8onsultasi anestesi
•
8E
•
urat Persetujuan (n!ormed =onsent)
Planning onitoring 6 "bser'asi Cital ign, 8eluhan, ;is, DGG, Produksi urine, re!le patella, balane airanB jam, tanda-tanda impending eklampsia
13
BAB I9 PE3BAHASAN
Dalam menentukan diagnosa dan penatalaksanaan kasus obstetri yang harus dilakukan terhadap pasien adalah anamnesa, pemeriksaan !isik dan pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini seorang #anita dengan usia 2@ tahun didiagnosis dengan 32P00 /b000 ;amil aterm inpartu kala !ase akti! dengan eklampsia janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala. Dasar diagnosis eklampsia pada pasien ini adalah sesuai de!inisi dimana eklampsia adalah kelainan akut pada #anita hamil, dalam persalinan atau ni!as yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma. ebelumnya #anita tadi menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia (kejang bukan akibat kelainan neurologik). Pada pasien ini usia kehamilan lebih dari 20 minggu, dengan tanda-tanda pre eklampsia yakni hipertensi dengan tekanan darah saat tiba di ?B0@ mm;g, adanya proteinuria *H serta edema pada kedua tungkai. Pasien juga mengalami kejang. Prinsip pengobatan pada penderita eklampsia adalah sebagai berikut6 1.
enghentikan dan menegah kejang
2.
emperbaiki keadaan umum ibuBjanin seoptimal mungkin
3.
enegah komplikasi
4.
dan C&D D5 li!e line. 8emudian pasien diberikan obat anti kejang g" % dengan dosis a#al % gram 20+ i' pelan, disusul dengan 0 gram %0+ im terbagi pada bokong kanan dan bokong kiri. Dosis ulangan diberikan 5 gram %0+ im tiap jam sampai 2% jam paska persalinan atau 2% jam bebas kejang. Pasien lalu diberi injeksi untuk menegah komplikasi yaitu antibiotika ampiillin dia#ali dengan skin test, dilanjutkan dengan ranitidine dan metolopramid. >P syndrome, maka diberikan Deamethasone resue. Pasien kemudian diusulkan untuk dilakukan terminasi dengan = ito H 9D pasa plasenta dengan syarat stabilisasi 6 %-@ jam setelah salah satu atau lebih keadaan berikut ini 6 14
•
etelah kejang terakhir
•
etelah pemberian antikejang terakhir
•
etelah pemberian antihipertensi terakhir
•
Penderita mulai sadar
•
9ntuk koma, yang ditentukan skor tanda 'ital -
-
Pada pasien ini,
15
BAB 9 PENUTUP
'.1 es"m,ulan Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, di mana eklampsia merupakan peningkatan yang lebih berat dan berbahaya dari pre eklampsia, dengan tambahan gejala-gejala tertentu. Eklampsia pada umumnya timbul pada #anita hamil atau dalam ni!as dengan tandatanda pre eklampsia. Pada #anita yang menderita eklampsia timbul serangan kejang yang dapat diikuti oleh koma. Penyebab pre eklampsia dan eklampsia masih tidak jelas. 3enetik, immunologik, endokrin, dan nutrisi diduga memiliki peranan dalam proses yang rumit.Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya pre eklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah !rontal, gangguan penglihatan,mual, nyeri epigastrium dan hiperre!leksia. 1ila keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejang, yang sangat berbahaya terutama pada persalinan. Prinsip pengobatan pada eklampsia adalahA 1.
enghentikan dan menegah kejang
2.
emperbaiki keadaan umum ibuBjanin seoptimal mungkin
3.
enegah komplikasi
4.
'.2 Saran ebaiknya petugas medis di daerah lebih berhati-hati dan menambah #a#asan keilmuannya mengenai penyakit eklampsia, sehingga kasus eklampsia dapat diegah sedari dini dan tidak terjadi kega#atdaruratan bahkan kematian. 8ontrol /7= seara berkala dan penanganan yang tepat pada kasus eklampsia diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu dan janin.
16
DA%TAR PUSTAA
/merian =ollege o! "bstetriians and 3yneologist. Chronic Hypertension in Pregnancy. /="3. Pratie 1ulletin no.2?. $ashington, D=6 /merian =ollege o! "bstetriians and 3yneologist, 200.
Euerle,
1,
$arden,
.
Pre
Eklampsia
(
o!
Pregnany).
2005.
http6BB###.emediine.om
3abbe. "bstetris6 7ormal and Problem Pregnanies. n6 Hypertension. 5th ed. =hurhill >i'ingstone, /n mprint o! Else'ierA 200.
;o!meyr 3G, 1el!ort . Proteinuria as a preditor o! omplations o! pre-elampsia. BC ed . 200?A6
Gung, Da#n =. Pregnany, Pre Eklamsia. 200. httpABB###. Emediine.om
attar, &, ibai 1. Elampsia. C. isk &ators !or maternal morbidity. !m " #$stet %ynecol. ??0A*60%?-55.
orris, =. Pregnany, Eklampsia. 200. httpABB###. Emediine.om
Pra#irohardjo, . Pre Eklampsia dan Eklampsia. Dalam 6 lmu 8ebidanan. Kayasan 1ina pustaka Pra#irohardjo, Gakarta. 200.
human,
<.
Pregnany
6
Pre
Eklampsia
and
Eklampsia.
2005.
httpABB###.3oogle.om.
ibai 1. Diagnosis, pre'ention, and management o! elampsia. #$stet %ynecol. &eb 2005A05(2)6%02-0
tephani, . Eklampsia. 2005. httpABB###. Emediine.om
$agner, >.8. Diagnosis L anagement o! Pre Eklampsia. /merian /ademy o! &amily
Physiians
Gournal.
Col
0Bno
2)
200%.
http
6BB###.nhlbi.nib.go'BhealthyBpro!BheartBhbp preg.pd!. 17