IMPENDING EKLAMPSIA
Oleh : -
Abdul Rahim Rosli
050100147
-
Lim Ru Xian
060100226
-
Nuru Nurull Ahya Ahya Nasih Nasihah ah
0601002 060100288 88
-
Zulfadli Yunus
060100288
-
Lim See Theng
060100365
Pembimbing : Dr. Hotma Partogi Pasaribu , SpOG
PENDAHULUAN -
Surve urveii Dem Demogra ografi fi dan Kese esehata hatan n Indo Indone nessia (200 (20022-20 2003 03)) angk angka a kema kemati tian an ibu ibu adal adalah ah 307 per 100.00 100.000 0 kela kelahir hiran an hidup hidup
Sebab utama kematian ibu di Indonesia di samping perdarahan adalah pre-eklampsia atau atau ekla eklamp mpsi sia a dan dan peny enyebab ebab kema ematia tian perina perinatal tal yang tinggi tinggi.. - 5 ± 15% dari seluruh kehamilan di seluruh dunia -
PENDAHULUAN -
Surve urveii Dem Demogra ografi fi dan Kese esehata hatan n Indo Indone nessia (200 (20022-20 2003 03)) angk angka a kema kemati tian an ibu ibu adal adalah ah 307 per 100.00 100.000 0 kela kelahir hiran an hidup hidup
Sebab utama kematian ibu di Indonesia di samping perdarahan adalah pre-eklampsia atau atau ekla eklamp mpsi sia a dan dan peny enyebab ebab kema ematia tian perina perinatal tal yang tinggi tinggi.. - 5 ± 15% dari seluruh kehamilan di seluruh dunia -
DEFINISI Hipertensi
Pre-eklamsia
proteinuria
Edema dalam kehamilan Terjadi setelah kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan
PE RINGAN
TD
sistolik 140 mmHg dan TD diastolik 90 mmHg Proteinuria Edema
PE BERAT
1. TD sistolik160 mmHg diastolik 110 mmHg. 2. Proteinuria +3 / +4 3. Oligouria atau produksi urin 500 ml / 24 jam yang disertai kenaikan kadar kreatinin plasma. 4. Nyeri kepala frontal atau gangguan penglihatan / visus. 5. Nyeri epigastrium. 6. Edema paru atau sianosis. 7. (IUFGR). 8. HELLP syndrome
IMPENDING EKLAMPSIA
Impending eklampsia atau disebut juga
Imminent Eklampsia yaitu keadaan Preeklampsia Berat disertai gejala-gejala : nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah -muntah, nyeri epigastrium, kenaikan progresif tekanan darah (sistolik > 200 mmHg).
ETIOLOGI yang abnormal Fenomena Imunologik Faktor Diet Abnormalitas koagulasi Adaptasi kardiovaskular yang abnormal Faktor Genetik Faktor Angiogenesis kerusakan endotel vaskular Metabolisme prostaglandin yang abnormal
Trofoblast
PREDISPOSISI
Primigravida atau nullipara, terutama pada umur reproduksi ekstrem, yaitu remaja dan umur 35 tahun ke atas. Multigravida dengan kondisi klinis : Kehamilan ganda. Penyakit vaskuler termasuk hipertensi essensial kronik dan diabetes mellitus. Penyakit-penyakit ginjal. Hidrops fetalis dan bayi besar. Hiperplasentosis: Molahidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, bayi besar, diabetes mellitus. Faktor Genetik : cosanguinity. Riwayat keluarga pernah preeklampsia atau eklampsia. Obesitas dan hidramnion.
DIAGNOSIS
PENANGANAN TUJUAN
Melindungi ibu dari efek meningkatnya tekanan darah dan mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia Mengatasi atau menurunkan resiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat dan kematian janin intrauterine) Untuk melahirkan janin dengan cara yang paling aman bila diketahui resiko janin atau ibu akan lebih berat bila kehamilan dilanjutkan.
ALUR TERAPI PREEKLAMPSIA BERAT
ANTI KONVULSAN, ANTI HIPERTENSI , PASANG INFUS , KESEIMBANGAN CAIRAN , PENGAWASAN , OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS, DJJ, EDEMA PARU, LABORATORIUM, UJI PEMBEKUAN DARAH
G AWAT
USIA KEHAMILAN < 37 MINGGU
EKSPEKTATIF
USIA KEHAMILAN > 37 MINGGU
PARTUS PERVAGINAM
BEDAH CAESAR
JANIN
KOMPLIKASI Komplikasi Maternal:
Gagal Ginjal akibat akut tubuler nekrosis
Komplikasi janin:
extreme prematurity
intrauterine growth retardation (IUGR)
Akut
kortikal nekrosis
Gagal Jantung
abruptio placentae
Oedema Paru
perinatal asfiksia
Trombositopenia, DIC
Cerebrovasculer accident
STATUS PASIEN
Ny S, 37 tahun, G3P2A0, datang ke IGD RSHAM pada
tanggal 21 Desember 2010 jam 15.30 wib dengan : KU : Riwayat tekanan darah tinggi Telaah : Hal ini dialami OS sejak tanggal 21/12/2010 jam 09.00 wib, saat os memeriksakan diri ke bidan. Riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya (-), riwayat tekanan darah tinggi pada hamil sebelumnya (-). Keluhan nyeri ulu hati (+), nyeri kepala (+), pandangan kabur (+), dan mual-muntah (+). Riw. kejang (-). Mules-mules mau
melahirkan (-), keluar lendir darah (-), riwayat keluar air dari kemaluan (-). RPO/RPT : -/ HPHT : 25-02-2010 TTP : 05-12-2011 ANC : Bidan 2x
Riwayat KB
: (-)
Riwayat persalinan : 1. Laki-laki, aterm, PSP, Bidan, klinik, 3600 gr, 10 thn, sehat 2. Perempuan, post date, PSP, Bidan, rumah bersalin, 4000 gr, 7 thn, sehat 3. Hamil ini. Status Presens : Sensorium: CM TD
: 180/110 mmHg
HR RR
: 84 x/i : 24 x/i : 360C
T
Anemia Ikterus Cyanosis Dyspnoe
: (-) : (-) : (-) : (-)
Oedem pretibial
: (+)
Status Obstetrikus Abdomen : Membesar asimetris : 42 cm (2 jari bpx) TFU : Kiri Tegang : Kepala Terbawah Gerak :, (+) DJJ : 154 x/i His : (-) EBW : 4400 ± 4600 gr VT (setelah pemberian loading dose MgSO4 20%) : Cx tertutup Pelvic Score : 0
Hasil Laboratorium : Hb Ht L Tr
: 12,0 gr/dl : 36,4 % : 10.700 /mm3 : 284.000 /mm3
pT : 13,2´ (C : 13,0´) aPTT: 30,0´ (C : 30,0´) TT : 12,9´ (C : 13,0´) KGD ad random : 89 mg/dl Proteinuria : + 3 (pemanasan)
Ureum Creatinin SGOT SGPT
: 12 mg/dl : 0,5 mg/dl : 30 U/L : 20 U/L
Natrium Kalium Chlorida
: 134 mEq/dl : 3,6 mEq/dl : 106 mEq/dl
Dx /
: Impending Eklampsi + MG + KDR ( Post Date ) + PK + AH +
Th
- O2 2-3 L/i - Kateter menetap - MgSO4 20 % 4 gr 20 cc : bolus IV Loading Dose - IVFD RL + MgSO4 40 % 12 gr 30 cc : 14 gtt/i - Nifedipine 10 mg jika TD > 170/110 mmHg
/
Inpartu
R / : Terminasi kehamilan dengan seksio sesarea setelah stabilisasi 4 jam Follow tgl 21-12-2010 jam 19.30 wib KU : Tekanan darah tinggi T
: Nyeri kepala (+), pandangan kabur (+), nyeri ulu hati (+)
Status Present :
Status Obstetrikus
Sensorium
: CM
TD
:
HR
: 82 x/i
RR
: 24 x/i
T
: 36 C
160/100 mmHg
- Gerak
: (+)
- DJJ
: (+) 144x/i
- His
: (-)
Dx : Impending Eklamsia + MG + KDR ( Post Date ) + PK + AH + Inpartu
Th
/ - O2 2-3 L/i - Kateter menetap - IVFD RL + MgSO4 40% 12 gr 30 cc 14 gtt/i - Nifedipin 10 mg jika TD > 170/110 mmHg
Dilakukan SC Cito setelah stabilisasi 4 jam
Laporan SC a/i Impending Eklampsia Lahir bayi , BB: 4250 gr, PB: 50 cm, AS 8/9, anus (+)
LAPORAN SECTIO CAESARIA a/i Impending Eklampsia + Sterilisasi Pomeroy
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan bethadine dan alkohol 70 % pada dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi Dibawah anestesi spinal dilakukan insisi pfanensteil mulai dari kutis, sub kutis s epanjang 10 cm Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya, fascia digunting keatas dan kebawah/kekiri dan kekanan, otot dikuatkan secara tumpul Peritoneum dijepit dengan klem, diangkat, lalu digunting keatas dan kebawah, dipasang hack blast Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, identifikasi SBR dan ligamentum rotundum Lalu plika vesicouterina digunting secara konkaf kekiri dan kekanan dan disisihkan ke bawah kearah blast secukupnya Selanjutnya dinding uterus di insisi secara konkaf sampai menembus subendometrium. Kemudian endometrium ditembus secara tumpul dan diperlebar sesuai arah s ayatan Dengan meluksir kepala maka lahir bayi , BB: 4250 gr, PB: 50 cm, AS 8/9, anus (+) Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat dan penekanan pada fundus. Kesan : lengkap
Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oval klem Kavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban dengan kasa steril terbuka sampai tidak ada selaput atau bagian plasenta yang tertinggal. Kesan : bersih Dilakukan penjahitan hemostatis figure of eight pada kedua ujung robekan uterus dengan benang chromic cat-gut no.2 dinding uterus dijahit lapis demi lapis jelujur terkunci overhecting. Evaluasi : tidak ada perdarahan. Repitonealisasi dengan plain catgut no. 1.0 Klem peritoneum dipasang lalu kavum abdomen dibersihkan dan bekuan darah dan cairan ketuban, kesan : bersih. Evaluasi tuba dan ovarium kanan ± kiri, kesan : normal. Tuba dijepit kiri dan kanan kemudian dijahit kemudian dipotong. Evaluasi perdarahan : t.a.a Lalu peritoneum dijahit dengan plain cat-gut no. 00 . Kemudian dilakukan jahitan aproksimal otot dinding abdomen dengan plain cat-gut no. 00 secara simple/continous Kedua ujung fascia dijepit dengan kocher, lalu dijahit secara jelujur dengan vicryl no. 2/0 Sub kutis dijahit secara simple suture dengan plain cat-gut no. 00 Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vicryl no. 2/0 Luka operasi ditutup dengan kasa steril + betadine solution Liang vagina dibersihkan dari sisa-sisa darah dengan kapas sublimat hingga bersih KU ibu post operasi : mulai sadar
FOLLOW UP (22 Desember 2010 Jam 08.00)
KU : nyeri luka post op, mata kabur (-), nyeri ulu hati (-), pusing (-) SP : Sens : CM anemis : (-) ikterus : (-) TD : 163/87 mmHg HR : 86 x/I sianosis : (-) RR : 22 x/I dispnoe : (-) : 36,1 °C oedem : (+) pretibial T
SO : Abdomen TFU Kontraksi Peristaltik p/v Lochia UOP ASI Protein urin
: soepel : 1 jari bawah pusat : (+) : (+) : (-) : (+) rubra : 100 cc/jam. : (-) : (-)
Dx
: Post SC a/i Impending Eklampsia + Post Sterilisasi Pomeroy + NH1
Th/
: - IVFD RL + MgSO4 40% 12 gr 14 gtt/i sampai jam 21.00 WIB - IVFD RL + oksitosin 10-5 IU 20 gtt/i - Inj. Ampicillin 1 gr / 8 jam - Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam - Inj. Metronidazole drips 500 mg / 8 jam - Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam/iv - Nifedipin 10 mg 3x1 R/ Cek darah lengkap, Panel HELLP Syndrome
Hasil Laboratorium 22 Desember 2010 Hb Ht L Tr
: 10,5 gr/dl : 32,0 % : 13.700 /mm3 : 361.000 /mm3
pT : 13,1´ (C : 13,0´) aPTT : 30,2´ (C : 30,0´) : 12,8´ (C : 13,0´) TT Na / K / Cl
Ureum : 12,5 mg/dl (N : 10-50 mg/dl) Creatinin : 0,6 mg/dl (N : 0,7-1,4 mg/dl) Uric Acid : 3,2 ( N : 2,4 ± 6 )
KGD ad random : 90 mg/dl ( N : < 200 mg/dl)
: 132 / 3,5 / 105 mEq/L
Bilirubin total : 0,48 mg/dl (N : < 1 mg/dl) Bilirubin direct : 0,21 mg/dl (N : < 0,25 mg/dl) SGOT : 29,4 U/L (N : < 31 U/L) SGPT : 21,4 U/L (N : < 32 U/L) Alkalin Fosfatase : 93 U/L ( N : 35 ± 104 U/L ) LDH : 282 U/L
FOLLOW UP (23 Desember 2010) KU: Mata kabur (-), nyeri ulu hati (-), pusing (-) SP : Sens : CM TD : 178/95 mmHg
HR : 93 x/i RR : 24 x/i : 36,5 C T SO : Abdomen : soepel : 1 jari bawah pusat TFU Kontraksi : (+) Peristaltik : (+) p/v : (-) Lochia : (+) rubra Urine : (+) 100 cc / jam ASI : (-) °
Dx : Post SC a/i Impending Eklampsia + Post Sterilisasi Pomeroy + NH2 Th/
: IVFD RL 20 gtt/i Inj. Ampicillin 1 gr / 8 jam Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam Inj. Metronidazole drips 500 mg/ 8 jam Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam/iv Nifedipin 10 mg 3x1
FOLLOW UP (24 Desember 2010)
KU SP TD HR RR
: Nyeri luka post op (-) : Sens : CM : 144/100 mmHg : 123 x/i : 18 x/i : 37,5 oC T SO : Abdomen : soepel : 1 jari bawah pusat, kontraksi (+) TFU P/V : (-) Peristaltik : (+) ASI : (-) Urin : (+) 50 cc / jam BAB : (-) Protein urin : (-)
Dx Th/
: post SC a/I impending eclampsia + Post Sterilisasi Pomeroy + NH3
: - IVFD RL 20 gtt/i - Inj. Ampicillin 1 gr / 8 jam - Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam - Metronidazole drips 500 mg/8 jam - Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam - Nifedipine 3x10 mg
FOLLOW UP (25 Desember 2010)
KU SP TD HR RR
:: Sens : CM : 160/100 mmHg : 86 x/i : 20 x/i : 36,7 oC T SO : Abdomen : soepel, peristaltik (+) N : 1 jari bawah pusat TFU Kontraksi : baik P/V : (-) Lochia : rubra ASI : (+) BAK : (+) N Protein urin : (-)
Dx : Post SC a/i Impending Eklampsia + Post Sterilisasi Pomeroy + NH4 Th/
: Amoxicilin tab 3 x 500 mg Metronidazole tab 3 x 500 mg As. Mefenamat tab 3x500 mg Neurodex tab 2x1 Nifedipine 3x10 mg R/
- Aff kateter - Cek darah rutin - Panel HELLP syndrome
Hasil Laboratorium 25 Desember 2010
Hb Ht L Tr
: 10,4 gr/dl : 31,0 % : 10.000 /mm3 : 341.000 /mm3
pT : 12,9´ (C : 13,0´) aPTT : 29,8´ (C : 30,0´) TT : 13,2´ (C : 13,0´)
Ureum Creatinin Uric Acid
KGD ad random : 95 mg/dl ( N : < 200 mg/dl)
Na / K / Cl
: 134 / 3,7 / 108 mEq/L
Bilirubin total Bilirubin direct SGOT SGPT Alkalin Fosfatase LDH
: 0,56 mg/dl (N : < 1 mg/dl) : 0,18 mg/dl (N : < 0,25 mg/dl) : 28,2 U/L (N : < 31 U/L) : 26,0 U/L (N : < 32 U/L) : 98 U/L ( N : 35 ± 104 U/L ) : 250 U/L
Os PBJ
: 14,0 mg/dl (N : 10-50 mg/dl) : 0,8 mg/dl (N : 0,7-1,4 mg/dl) : 3,5 ( N : 2,4 ± 6 )
Kontrol PIH Kontrol Poli Penyakit Dalam
ANALISA KASUS
Telah
dilaporkan, Ny S, 37 tahun, G 3P2 A0, datang ke IGD RSHAM pada tanggal 21 Desember 2010 jam 15.30 wib dengan keluhan utama riwayat darah tinggi yang dialami sejak tanggal 21 Desember 2010 jam 09.00 wib saat sedang memeriksakan diri ke bidan, disertai dengan keluhan nyeri ulu hati, nyeri kepala frontal, dan pandangan kabur. Mules-mules mau melahirkan tidak dikeluhkan pasien, riwayat keluar air dan lendir darah tidak dijumpai. Selama hamil ini pasien menjalani pemeriksaan kehamilan ke bidan 2x.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran baik, TD 180/110 mmHg. Edema pretibial dijumpai . Pada pemeriksaaan obstetrikus TFU 2 jari bpx (42 cm), bagian terbawah janin kepala, gerak janin (+), His tidak ditemui, DJJ 154 x/mnt. Pada pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher, setelah pemberian loading dose MgSO4 20%) didapatkan Cx tertutup, pelvix score 0. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12,0 gr/dl, Ht 36,4 %, Leukosit 10.700 /uL, Trombosit 284.000 /uL, KGD adrandom 89 mg/dl, ureum 12 mg/dl, creatinin 0,5 mg/dl, SGO T 30 U/L, SGPT 20 U/L, proteinuria +3.
Dari data yang diperoleh maka pasien kami diagnosa dengan Impending Eklampsia + MG + KDR (Post Date) + PK + AH Pasien kami persiapkan untuk menjalani operasi Seksio Caesarea. Setelah stabilisasi 4 jam dilakukan operasi Seksio Caesarea + Sterilisasi Pomeroy Lahir bayi laki-laki, berat badan 4250 gr, PB 50 cm, AS 8/9, anus (+). Os pulang pada tanggal 25 Desember 2010 dengan keadaan umum baik, hasil laboratorium dalam batas normal, dan direncanakan kontrol ke Poli Ibu Hamil dan Poli Penyakit Dalam.
PERMASALAHAN KASUS Apakah diagnosa sudah tepat? Apakah penanganan pada pasien ini sudah sesuai? Apakah terapi yang diberikan sudah adekuat?