A. IDENTI IDENTIT TAS PASIE PASIEN N Nama penderita
: An. An. Ge
RM
: 15****
Jenis kelamin
: laki-laki
Tanggal lahir
: 28 oktoer 2!!8
"m#r
: $ tah#n
Agama
: %risten
k#
: 'atak
%iriman dari
: (oli %linik
Tanggaldira)at
: 12 Mei 2!1
Nama a+ah
: Tn. ,N
"m#r
: $ tah#n
(ekeraan
: (ela#t
Alamat
: R#ko presna (.&ag#l#ng no 1
Nama i#
: N+. ,+
"m#r
: tah#n
(ekeraan
: /iras)asta
Alamat
: R#ko presna (.&ag#l#ng no 1
B. ANAM ANAMNE NESI SISS 1. Alloanamnesis dierikan oleh 2. %el#han "tama . Ri)a+ Ri)a+at at (en+ (en+aki akitt sekara sekarang ng
: 0# pasien : ,emam
(as (asien ien datang ang dia dianta ntar oran rangt#an+ #an+aa ke (oli %linik R&", m#ng atima at imah h dengan den gan kel#han kel #han dema demam m se seak ak 3 hari hari &MR& &MR&.. ,emam ,emam dira dirasa saka kan n panas pana s naik naik dan t#r#n t#r#n
tanp tanpaa oat oat44 pana panass t#r# t#r#n n pada pada pagi hari hari kem#d kem#dian ian
meningkat ter#tama pada sore dan malam hari4 demam tidak menggigil4 tidak ditem#kan n+eri sendi dan tidak di#mpai keang. (asien mengel#h m#al4 m#al4 tapi tapi tidak tidak m#ntah4 m#ntah4 disertai disertai sakit sakit kepala4 kepala4 m#dah lelah dan nas# maka makan n erk erk#r #ran ang. g. 6ran 6rang g t#a t#a meng mengata ataka kan n pasie pasien n meng mengal alam amii
pile pilek k
dan at#k selama hari &MR&4 a)aln+a didah#l#i pilek lal# diik#ti at#k 1
erdahak dengan lendir p#tih4 pasien mengel#h sakit pada tenggorokan dan n+eri menelan4 pasien #ga mengel#h n+eri per#t. %el#han tidak disertai geala perdarahan seperti intik kemerahan4 perdarahan g#si dan mimisan4 pasien #ga tidak mengel#h sesak. 6rang t#a mengatakan pasien el#m 'A'4 #ang air ke7il masih dalam atas normal4 tidak ditem#kan n+eri 'A%. ,ari orang t#a diketah#i pasien arang makan dir#mah dan leih s#ka memakan makannan +ang di#al dil#ar. 3. (en+akit dah#l# 0# (asien mengak# Anakn+a el#m pernah mengalami kel#han seperti ini seel#m n+a. 0# mengatakan pasien memp#n+a ri)a+at asma. 5. (en+akit %el#arga Tidak ada anggota kel#arga +ang mengalami hal ser #pa. . Ri)a+at%elahiran Ri)a+at%ehamilan%elahiran:
Kehamilan
Moriditas kehamilan
Tidak ada
Kelahiran
(era)atan antenatal Tempat persalinan
(eriksa keidan 1 kali#lan R#mah 'idan
(enolong persalinan
'idan
9ara persalinan
&pontan
Masagestasi
#lan
%eadaan a+i
'erat a+i lahir !! gram ;angs#ng menangis
%#lit kemerahan %esimp#lan Ri)a+at %ehamilan %elahiran: 'aik $. Ri)a+at T#m#h %emang: (ert#m#han gigi
: l#pa
Gangg#an perkemangan mental
: tidakada
(sikomotor
: kel#arga l#pa
Tengk#rap
: #lan
'eralan
: 11 #lan
,#d#k
: #lan
'i7ara
:145 tah#n
2
'erdiri
: 1! #lan
Mema7adan men#lis
: 3 tah#n
%esimp#lan: Ri)a+at pert#m#han dan perkemangan aik
8. Ri)a+atMakanan :
Umur
ASI/
Buah /
Buburs Nasi
(bulan)
Biskuit usu
!-2
PASI !
2-3
!
3-
!
-8
!
!
8-1!
!
!
1!-12
!
!
1 th-th
!
Tim
Nasi
Lauk
saur
Biasa
!
3th-th
!
!
!
$th-1!th
!
!
!
. Ri)a+at0m#nisasi:
"aksin
Dasar (umur)
Ulan#an (umur)
$. PEME%IKSAAN &ISIK 1. %eadaan "m#m %esan sakit
: sakit sedang
%esadaran
: 7ompos mentis
2 tah#n
2. Tanda-tanda =ital Nadi
: 83 > menit
h# t##h
:
(ernapasan
: 22 > menit
'*+ $
. &tat#s Antropometri "m#r
: $ tah#n
'erat adan
: 23 kg
Tinggi adan : 1! 7m 'erat adan
: 23 kg
Tinggi 'adan : 1! 7m 0MT
: ''?T'@2 23?1.@ 2 1342 : ?-1 &, sampai dengan 1 &,@ : &tat#s giBi normal
3.
&tat#s generalis
3.1 %epala %epala
: &imetris
Mata
: %on#ngtiCa anemis DD4 s7lera ikterik --4 p#pil #lat isokor dengan diameter 2 mm4 releks 7aha+a DD4
T
: (ernaasan 9#ping
M#l#t
:Muk,sa
kerin# (-) th,i t,n#e en#an 0arna liah
uirh k,t,r ke1,klatan en#an u2un# an tei hieremis 3arin# hieremis (-) Tidak ada pemesaran pada ked#a tonsil.
3.2 ;eher
: %ak# k#d#k ?-@ (emesaran %elenar ?-@
3. ,ada 3..1 ,inding dada par#- par#
3
0nspeksi
: 'ent#k dan pergerakan simetris kanan kiri4 retraksi?-@
(alpasi
: stem emit#s de>tra sama dengan sinistra
(erk#si
: &onor pada ked#a lapang par#
A#sk#ltasi :ara Naas -- Cesik#lar4 ron7hi --4 )heeBing -3.3. Jant#ng 0nspeksi
: 07t#s 7ordis tidak terlihat
(alpasi
: 07t#s 7ordis tak teraa
(erk#si
: 'atas ant#ng dalam atasan normal Atas
: &09 000 linea parasternalis sinistra
%anan a)ah : &09 = linea sternalis de>tra %iri a)ah
:&09 = linea mid7laCi7#laris sinistra
A#sk#ltasi : '#n+i ant#ng 0 dan 00 normal4 reg#ler4 m#rm#r ?-@ 3.5 Adomen 0nspeksi
: Tampak datar
A#sk#ltasi
: 'ising #s#s ?D@ Normal
(erk#si
: Timpani4 Asisites ?-@
(alpasi
:Tidak teraa pemesaran pada hepar dan limpa4
Neri tekan (-) re#i,n ei#astrium an umbili1us 3.. kstremitas
: Akral hangat4 tidak ada edema4 9RT
D. PemeriksaanPenun2an#
5
(emeriksaan
NilaiR##kan 114! E 14! gd;
;ekosit
5!!!#;
3.5!! E 1.5!! #l
25 F
3 E 3! F
Tromosit
23 ri#
15! E 35! ri##l
ritrosit
3.5#ta
48-548 #ta#l
M9=
554$ ;
8!4! E $4! ;
M9<
1$.5 pg
245 E 45 pg
M9<9
1. gdl
145 E 54! gdl
! ! 38
!-1 !-3 Nilai3-$ R##kan 2 1$-38 : Negati
@
(-)78 $
: 'ordeline 3-! 3 : (ositi lemah -1! : (ositi k#at
0m#noserologi tanggal 12 mei 2!1
E. DIA4N5SIS ,iagnosis 'anding •
,emam Tioid D 0&(A e7 akteriDanemia - ,emam tioid D 0&(A e7 akteriDanemia - ,emam tioid D 0&(A e7 Cir#sDanemia - ,emam tioid D 0&(A e7 #ngalDanemia
•
MalariaD 0&(A - Malaria D 0&(A e7 a7teriDanemia - Malaria D 0&(A e7 Cir#sDanemia - Malaria D 0&(A e7 #ngalDanemia
,iagnosis kera: Demam
Ti3,i-ISPA-anemia
&. PENATALAKSAAN A6AL
1. 0=, R; 15!!77 hari 2. 0neksi
: 9etria>one1>1 gr4 ranitidin 2>25mg
. peroral
: lasal >14 p#+er >14 progesi7 >1
3. ,iit
: M;T%T(
4. &5LL56 UP &5LL56 UP PASIEN DI BAN4SAL 1.
Demam (-) '* ,$batuk (-)
muk,sa bibir kerin# (-) liah k,t,r 3arin# hieremis (-) mual (-) muntah(9) erut neri tekan (-) i ei#astrium an umbili1al BAB men1ret (9) 'A% lan7ar .
(enatalaksanaan : •
0=, R; 15!!77 hari
•
0neksi
: 9etria>one1>1 gr4 ranitidin 2>25mg
•
peroral
: lasal >14 progesi7 >1
,iit
: M;T%T(
•
•
2.
batuk (-) muk,sa bibir kerin# (-) liah k,t,r (-) mual (9) m#ntah?-@ erut neri tekan (-) i ei#astrium an umbili1al BAB men1ret (9)'A% lan7ar .
$
(enatalaksanaan : •
0=, ,5 H N& 5!! 77hari
•
0neksi
: 9etria>one1>1 gr4 Ranitidin 2>25mg
•
peroral
: : lasal >14 progesi7 >1
,iit
: M;T%T(
•
.
berkuran# m#kosa iir lema4 m#al ?-@ m#ntah?-@
per#t n+eri tekan ?D@ epigastri#mm4 'A' men7ret ?-@4 'A% lan7ar.
(enatalaksanaan : •
0=, ,5 H N& 5!! 77hari
•
0neksi
: 9etria>one1>1 gr4 ranitidin 2>25mg
•
peroral
: lasal >14 progesi7 >1
,iit
: M;T%T(
•
3.
(enatalaksanaan : •
0=, ,5 H N& 5!! tpm
•
0neksi
: 9etria>one1>1 gr4 ranitidin 2>25mg
•
peroral
: lasal >14 progesi7 >1
,iit
: M;T%T(
•
Pasien A11 Pulan# 8
Terapi p#lang : 9ei>ime 2 > 1 7th
:. DIA4N5SIS AK:I% ,emam TioidD0&(ADAnemia
I. %ESUME ,ari anamnesis diketah#i ah)a (asien datang ke (oli %linik R&", m#ng atimah dengan kel#han demam seak 3 hari. ,emam dirasakan panas naik t#r#n ter#tama pada sore dan malam hari4 demam tidak menggigil4 tidak ditem#kan n+eri sendi dan tidak di#mpai keang. (asien mengel#h m#al4 tapi tidak m#ntah4 disertai sakit kepala dan nas# makan erk#rang. 6rang t#a mengatakan pasien mengalami pilek dan at#k selama hari &MR& disertai sakit pada tenggorokan dan n+eri menelan4 pasien #ga mengel#h n+eri per#t. Tenggorokan pasien tampak merah4 dengan lidah tampak kotor. %el#han tidak disertai geala perdarahan seperti petekie4 perdarahan m#kosa dan epistaksis. 6rang t#a mengatakan pasien el#m pernah 'A' selama dira)at dir#mah sakit4 #ang air ke7il masih dalam atas normal4 tidak ditem#kan n+eri 'A%. ,ari orang t#a diketah#i pasien arang makan dir#mah dan leih s#ka memakan makannan +ang di#al dil#ar. menit4 rek#ensi naas 22>menit dan s#h# 841I9. &erta ditem#kan m#kosa iir kering4 lidah kotor4 aring hiperemis4 7on#ngtiCa anemis dan n+eri tekan pada per#t diregio epigastri7 dan #mili7al. @ D.
1
(asien didiagnosis dengan ,emam Tioid karena ses#ai dengan kep#stakaan +ang men+atakan ah)a adan+a pasien dengan demam tinggi dan demamn+a naik t#r#n4 ter#tama pada sore dan malam hari4 disertai
m#al dan nas# makan erk#rang. 'iasan+a pada pemmeriksaan sering di#mpai lidah kotor4 n+eri menelan n+eri per#t dan tenggorokan hiperemis.
,ari hasil pemeriksaan pen#nang dilak#kan tes t#e>
diperoleh hasil D artin+a positi k#at4 hal ini men#n#kan ah)a pasien telah terineksi akteri salmonela th+posa. 'akteri ini mer#pakan pen+ea teradin+a demam th+poid. (asien di diagnosa dengan demam tioid disertai 0neksi sal#ran pernaasan ak#t ?0&(A@ karena pasien mengalami at#k dan pilek leih dari hari4 sakit tenggorokan dan aring tampak hiperemis. (asien ditatalaksana di r#angan dengan 0=, R; 15!!77 hari4 0neksi 9etria>one 1>1 gr4 ranitidin 2>25mg4 peroral lasal >1 7th4 progesi7 >1 7th dan ,iit : M;T%T(
;. DISKUSI Pene#akkan ia#n,sis ,ari anamnesis diketah#i ah)a kel#han #tama pasien adalah demam seak 3 hari. &MR&4 demam dirasakan panas naik t#r#n ter#tama pada sore dan malam hari4 demam tidak menggigil4 tidak ditem#kan n+eri sendi dan tidak di#mpai keang. (asien #ga mengel#h m#al4 tapi tidak m#ntah4 disertai sakit kepala4 nas# makan erk#rang4 sakit pada tenggorokan
dan n+eri
menelan4 serta n+eri per#t. 6rang t#a mengatakan pasien el#m 'A' dari dira)at dir#mah sakit. %el#han tidak disertai geala perdarahan seperti petekie4 perdarahan m#kosa dan epistaksis #ang air ke7il masih dalam atas normal4 tidak ditem#kan n+eri 'A%. ,ari orang t#a diketah#i pasien arang makan dir#mah dan leih s#ka memakan makannan +ang di#al dil#ar. ,ari pemeriksaan isik didapatkan m#kosa iir +ang kering4 lidah kotor4 tenggorokan hiperemis4 7on#ngtiCa anemis4 n+eri per#t pada epigastri#m #mili7al. ,ari laoratori#m didapatkan < 8 gdl4 le#kosit 5!!!";4 hematokrit 25F4 tromoist ?23ri##l@4 eritosit 345 #ta4 M9= 554$ ;4 M9= 554$ ;4 M9< 1$45 pg4 M9<9 14 gdl. 'asoil !4 eosinoil !4 netroil segment 384 limosit 354 monosit $ dan pada pemeriksaan 0m#noserologidi dapatkan Anti &almonela 0gM ?T#e>@ D. 1!
#ga s#dah men#n#kan terineksi demam tioid dengan hasil +ait# positi k#at. 'erdasarkan maniestasi dan pemeriksaan isik demam tioid memp#n+ai geala +ang sama dengan demam parat+ph+4 +ang memedakan +ait# demam
t+oid diseakan salmonella typhi iasan+a disertai geala
konstipasi4 sedangkan demam parat+oid diseakan salmonella paratyphy disertai geala diare. "nt#k memastikan
akterin+a seaikn+a dilak#kan
pemeriksaan k#lt#r4 pemeriksaan k#lt#r dapat diperoleh dari darah4 s#ms#m t#lang4 tina4
#r i n4 da n 7a ir an d#o de n# m. &almonella t+phi dapat
diisolasi dari darah ata# s#ms#m t#lang pada2
mi ng g#
pe r ta ma
d e ma m . ( ad a !F p en de r it a d e ma m t i o id 4 k #l t# r d ar a h p o s i t i
p a d a mi ng g# pe rtama dema m da n pa da saa t pe n+a kit
ka m#h . &ensitiitas k#lt#r darah men#r#n pada penderita +ang mendapat pengoatan antiiotik.%#lt#r s # m s # m t # l a n g l e i h s e n s i t i C e i l a diandingkan )ala#p#n
dengan
setelah
d i pe n ga r #h i
) a kt #
k#lt#r
darah
pemerian
dan
tetap
antiioti7
p e ng a m i l an .
Te ta p i
dan di
positi tidak R & ",
e m # n g a t im a h t i da k a d a p e me r i ks a a n k # lt # r d a ra h s #m s# m
t #l an g
el ak an g
# nt #k
m en en t# ka n
en is
a k t e r i + a n g m e n g i n e k s i . (ada kas#s ini pasien mengalami konstipasi4 m#al4 n+eri tekan adomen4 dan lidah kotor. %onstipasi pada demam tioid dapat teradi karena4 di dalam plak pe+eri makroag hiperakti menim#lkan reaksi h+perplasia aringan ?&. T+phi intra makroag mengind#ksi reaksi hipersensitiitas tipe lamat4 h+perplasia aringan dan nekrosis organ@. Akiat h+perplasia aringan
11
di #s#s men+eakan pen+empitan l#men #s#s +ang menggangg# pergerakan makanan. (asien demam tioid #ga sering mengel#hkan m#al. M#al adalah pengenalan se7ara sadar terhadap eksitasi a)ah sadar pada daerah med#lla +ang se7ara erat erh##ngan dengan ata# mer#pakan agian dari p#sat m#ntah4 dan m#al dapat diseakan imp#ls iritasi dari trakt#s gastrointestinal. 0mp#ls +ang erasal dari otak a)ah +ang erh##ngan dengan motion si7kness4 ata# imp#lsdari korteks sereri #nt#k men7et#skan m#ntah. (ada kas#s ini4 imp#ls iritati inilah +ang erperan dalam rasa m#al. 'akteri +ang erkemang iak didalamtrakt#s gastrointestinal ?didalam lamina propria ata# plak pe+eri@ akhirn+a akanmengakiatkan #s#s iritasi dan mengirimkan imp#ls ke p#sat m#al dan m#ntah diotak #nt#k men7et#skan rasa m#al seperti ingin m#ntah. Adan+a ineksi akteri ini men+eakan peningkatan seksresi asam lam#ng +ang ketika dalam posisi tid#r asam lam#ng terse#tdapat naik hingga ke pangkal lidah.
#ga dapat
mengakiatkan demam.
Jika teradi
dapatmengakiatkan #l7er dan nekrosis di dinding #s#s.
12
ter#s
mener#s
(ada kas#s ini didapatkan < rendah4 rendahn+a kadar h selal# diik#ti dengan pen#r#nan kadar ht4 +ang iasan+a menggamarkan anemia. 'erdasarkan hasil pemeriksaan laoratori#m pen#r#nan < dan
k#rang giBi4 gangg#an
asorsi e ?ter#tama dalam lam#ng@4 ke#t#han esi +ang meningkat akan esi. 2. Anemia pada pen+akit kronis Anemia ini iasan+a ersiat sek#nder4 dalam arti ada pen+akit primer +ang mendasarin+a. (eredaan anemia ini dengan anemia deisiensi esi tampak pada eritin +ang tinggi dan T0'9 +ang rendah . Anemia siderolastik teradi karena adan+a gangg#an pada rantai protoporirin. Men+eakan esi +ang ada di s#ms#m t#lang meningkat sehingga esi mas#k ke dalam eritrosit +ang ar# terent#k dan men#mp#k pada mitokondria perin#kle#s. 3. Thalasemia Teradi karena gangg#an pada rantai gloin. Thalasemia dapat teradi karena sintesis h +ang anormal dan #ga karena erk#rangn+a ke7epatan sintesis rantai ala ata# eta +ang normal. 'erdasarkan etiologi diatas pen+ea anemi pada kas#s ini mengarah ke anemia deisiensi esi4 karena demam tioid selal# mengineksi sistem pen7ernaan hal ini men+eakan gangg#an asorpsi e akiatn+a kadar e dalam darah men#r#n4 sehingga teradi gangg#an dalam pengikatan esi #nt#k mement#k < akan terent#kn+a eritrosit dengan sitoplasma +ang ke7il ?mikrositer@ dan k#rang mengand#ng < di dalamn+a ?hipokrom@. (asien didiagnosa 0&(A karena pasien mengalami at#k dan pilek leih dari hari4 at#k eradahak tapi tidak p#r#len4 tenggorokan sakit4 aring tampak hiperemis4 dan tidak ditem#kan eks#dat4 hal ini ses#ai dengna kep#stakaan ah)a aring hiperemis4 tidak disertai eks#dat4 tidak tim#l petekie4 %G' dalam atas normal disertai at#k dan pilek iasan+a diseakan oleh Cir#s .
Penatalaksanaan 1
1.
Anitiiotik •
9etriakson
(ada pasien ini di terapi 9etria>one1 >1 gr karena pasien didiagnosa dengan demam tioid +ang mana demam tioid diseakan oleh salmonella tipy +ang mer#kapan akteri gram negati. &es#ai dengan teori 9etria>one adalah golongan sealosporin generasi ke +ang mer#pakan akterisidial dan ekera dengan menghamat sintesis m#kopeptida pada dinding sel akteri. ,an aktiitas akti terhadap gram ?-@. ,ierikan #nt#k men7egah pen+earan k#man di mas+arakat sehingga akan meng#rangi keadian demam tioid dan men7egah )aah.3 •
9ei>ime
9ei>ime mer#pakan oat golongan 7ephalosporin generasi ketiga dengan aktiCitas l#as #nt#k mela)an akteri gram-negati. Mekanisme kera 7ei>ime adalah
dengan
erikatan
peni7illin4 menahan
sintesis
dengan dinding
1
ata# sel
leih
akteri
protein dan
pengikat
menghamat
pert#m#han akteri3. 2.Terapi m#kolitik (ada pasien dierikan ;asal karena dari anamnesis pasien mengalami at#k erdahak. lasal mer#pakan golongan m#kolitik +ang eekti #nt#k penghan7#r dahak sehingga melegakan sal#ran pernaasan. &aat anak dir#mah sakit dosis +ang dierikan adalah >1 7th. 5 .
Terapi para7etamol ,ari anamnesis didapatkan pasien dengan kel#han demam. Maka pasien diterapi dengan pemerian progesi7 +ang mengand#ng para7etamol dan er#ngsi seagai antipiretik. Kang mana men#r#t teori 7ara kera para7etamol dengan menghamat peningkatan sintesis
prostaglandin di
otak sehingga teradin+a pen#r#nan s#h# t##h. ,ierikan dengan dosis > 2 7th. 3. Ranitidine
13
Ranitidin mer#pakan golongan oat antihistamin reseptor 2 ?A<2@. Mekanisme kera ranitidin adalah menghamat reseptor histamin 2 se7ara selekti dan reCersiel sehingga dapat menghamat sekresi 7airan lam#ng. Ranitidin meng#rangi Col#me dan kadar ion hidrogen dai sel parietal akan men#r#n sealan dengan pen#r#nan Col#me 7airan lam#ng $. 5. 0n#s ringer laktat Ringer ;aktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasin+a +ang sangat ser#pa dengan +ang dikand#ng 7airan ekstrasel#ler. Natri#m mer#pakan kation #tama dari plasma darah dan menent#kan tekanan osmotik. %lorida mer#pakan anion #tama di plasma darah. %ali#m mer#pakan kation terpenting di intrasel#ler dan er#ngsi #nt#k kond#ksi sara dan otot. lektrolit-elektrolit ini di#t#hkan #nt#k menggantikan kehilangan 7airan pada dehidrasi dan s+ok hipoColemik termas#k s+ok perdarahan. Jika #nt#k mengatasi kondisi kek#rangan Col#me darah4 lar#tan natri#m klorida !4F - 14!F menadi kehilangan maka se7ara terape#tik seaikn+a dig#nakan lar#tan ringer4 lar#tan ini mengand#ng %9l dan 9a9l2 disamping Na9l8. . ,5 H N& ,ekstrosa dengan m#dah dimetaolisme4 dapat meningkatkan kadar gl#kosa darah dan menamah kalori. ,ekstrosa dapat men#r#nkan ata# meng#rangi protein t##h dan kehilangan nitrogen4 meningkatkan pement#kan glikogen dan meng#rangi ata# men7egah ketosis ika dierikan dosis +ang 7#k#p. ,ekstrosa dimetaolisme menadi 962 dan air4 maka lar#tan dekstrosa dan air dapat mengganti 7airan t##h +ang hilang.
M. Pr,#n,sis Ad Citam
: ,#ia Ad onam
Ad #n7tinam
: ,#ia Ad onam
Ad sanationa
: ,#ia Ad 'onam
15
DA&TA% PUSTAKA 1. ,oko /idodo. 2!!3. 0lm# (en+akit ,alam. Jakarta : ,epkes R0 2. /<6.2!!8. (ela+anan %esehata Anak di R#mah &akit. Jakarta:0ndonesia . Mansoer4 Ari4 2!!5. %apita &elekta %edokteran. disi . Jilid 1. Jakarta : Media Aes7#lapi#s %"0 3. 'ehrman R. 2!1!. Nelson sensi (ediatri edisi 3. Jakarta: (enerit '#k#%edokteran %"0 5. (#r)anto4
1. At#ran pemerian kloramenikol erdasarkan #mmlah le#kosit %loramenikol dapat menekan prod#ksi s#m s#m t#lang sehingga kloramenikol memerl#kan perhatian kh#s#s pada demam tioid dengan le#kopenia ?tidak dian#rkankan pada le#kosit 2!!!#l@ 2. (emeriksaan gold standar demam tioid (emeriksaan k#lt#r ,iagnosis pasti dengan &almonella t+phii dapat diisolasi dari darah4 s#ms#m t#lang4 tina4 #rin4 dan 7airan d#oden#m dengan 7ara diiakkan
1
dalam media ? k#lt#r@. (engetah#an mengenai patogenesis pen+akit sangat penting #nt#k menent#kan )akt# pengamilan spesimen +ang optimal. %#lt#r darah (ada !F penderita demam tioid4 k#lt#r darah positi •
pada mingg# pertama demam dan pada saat pen+akit kam#h. &etelah mingg# pertama4 rek#ensi &almonella t+phi +ang dapat diisolasi dari darah men#r#n. &ensitiitas k#lt#r darah men#r#n pada penderita +ang •
mendapat pengoatan antiiotik. %#lt#r s#ms#m t#lang leih sensiti ila diandingkan dengan k#lt#r darah dan tetap positi )ala#p#n setelah pemerian antiiotik dan
•
tidak dipengar#hi )akt# pengamilan. &almonella t+phi leih m#dah diisolasi dari tina antara mingg# ke- sampai mingg# ke-5. (ada mingg# pertama han+a 5!F &almonella t+phi dapat diisolasi dari tina. rek#ensi k#lt#r tina positi meningkat sampai mingg# ke-3 ata# mingg# ke-5. %#lt#r tina positi setelah #lan ke-3 men#n#kkan karier &almonella t+phi. (ada penderita karier &almonella t+phi dapat di#mpai 1!11 organisme per gram
•
tina. &almonella t+phi dapat diisolasi dari #rin setelah mingg# ke-2 demam. (ada 25F penderita4 k#lt#r #rin positi pada mingg# ke 2-. %#lt#r mer#pakan pemeriksaan ak# emas4 akan tetapi sensitiitasn+a rendah4 +ait# erkisar antara 3!-!F.
.
%lasiikasi spesies dan s#spesies &almonella &pesies &almonella enteri7a spesies -&. enteri7 s#sp. enteri7 ?0@ -&. enteri7 s#sp. salamae ?00@ -&. enteri7 s#sp. ariBonae ?000a@ -&. enteri7 s#sp. diariBonae ?000@ -&. enteri7 s#sp. indi7a ?=0@ &almonella ongori ?=@ mer Antigen +ang paling #m#m dig#nakan #nt#k &almonella adalah antigen 6 dan <. Antigen 64 erasal dari ahasa Jerman ?6hne@4 mer#pakan s#s#nan 1$
sen+a)a lipopolisakarida ?;(&@. ;(& memp#n+ai tiga region. Region 0 mer#pakan antigen 6-spesiik ata# antigen dinding sel. Antigen ini terdiri dari #nit-#nit oligosakarida +ang terdiri dari tiga sampai empat monosakarida. (olimer ini iasan+a ereda antara sat# isolat dengan isolat lainn+a4 it#lah sean+a antigen ini dapat dig#nakan #nt#k menent#kan s#gr#p se7ara serologis. Region 00 mer#pakan agian +ang melekat pada antigen 64 mer#pakan 7ore pol+sa77haride +ang konstan pada gen#s tertent#. Region 000 adalah lipid A +ang melekat pada region 00 dengan ikatan dari 2-keto--deoksioktonat ?%,6@. ;ipid A ini memiliki #nit dasar +ang mer#pakan disakarida +ang menempel pada lima ata# enam asam lemak. 'isa dikatakan lipid A melekatkan ;(& ke lapisan m#rein-lipoprotein dinding sel.
18