RESPONSI
LAPORAN KASUS SMF ANAK BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
OLEH TAUFIK ABIDIN, Sked H1A003048
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK DI SMF ANAK RSU MATARAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM NOPEMBER 2009
1
LAPORAN KASUS ANAK
I. Identitas Pasien
Nama
: Bayi Ar
Jenis Kelamin : laki-laki Umur
: 2 hari
B BL
: 1390 gram
A–S
: 5-7
Tanggal Tanggal Lahir : 10 Nopember 2009 2009 pukul 14.20 WITA WITA
II. Keluhan Utama :
Lahir tanpa tangis
III. Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi lahir di ruang bersalin RSU mataram dengan keluhan lahir tanpa menangis dan belum cukup bulan. Bayi masuk NICU dengan tangis merintih, napas tidak adekuat, tampak retraksi dinding dada ringan, tidak terlihat biru pada bibir & ekstremitas. Setelah di suction, banyak cairan ketuban yang keluar. Bayi dilahirkan normal dengan indikasi ketuban pecah dini. Sebelum 12 jam setelah ketuban pecah, timbul kontraksi adekuat hingga timbulnya persalinan.
IV. Riwayat Kehamilan Ibu :
Ibu os mengaku mengaku ini adalah adalah kehamilan kehamilannya nya yang pertam pertama. a. Ibu os biasa biasa ANC di puskesmas yang diperiksa oleh bidan. HPHT diakui oleh ibu os pada tanggal 07 april 2009. sebelum melahirkan, os mengalami riwayat keluar air yang banyak, jernih, dan tidak bau, disertai dengan perut yang mules. Selama hamil, ibu os tidak pernah sakit atau pun minum obat-obatan.
V. Riwayat Persalinan :
Bayi Bayi lahir lahir sponta spontan n letak letak belaka belakang ng kepala kepala dengan dengan indika indikasi si ketuba ketuban n pecah pecah dini, dini, BBL 1390 gram. Apgar skor 5 – 7. tangis (-), sianosis (-).
2
VI. Pemeriksaan Fisik •
Keadaan Umum
: lemah
•
Kesadaran
: waspada
•
Ballard score
: 22 (32-33 minggu)
•
Score Down
: <4 tidak ada gawat napas
•
SpO2
: 100% (tanpa O2)
1. Tanda – Tanda Vital : •
Suhu
: 36,0 oC
•
DJJ
: 128 x/menit
•
Respirasi
: 50 x/menit
•
Tekanan Darah : Tidak dievaluasi
2. Menilai Pertumbuhan : •
Berat Badan
: 2160 gram
•
Panjang Badan
: 38 cm
•
Lingkar Kepala
: 2 7 cm
3. Penampakan Umum : •
Aktivitas
: menurun
•
Warna arna Kuli ulit
: kem kemer erah ahan an
•
Cacat Bawaan Yang Tampak : (-)
4. Kepala
Bent Bentuk uk kepa kepala la
: sime simetr tris is,, lonjo lonjong ng,, lecet lecet (-) (-),, ubun ubun – ubun ubun besa besarr terp terpis isah ah,, terab terabaa datar, datar, sutura sutura normal normal,, cranio craniosyn synost ostosi osiss (-), (-), moldin molding g (-), (-), caput caput sucendaneum (-), dan cephal hematom (-)
5. Leher
Rooting refleks (+), hematome pada m. SCM (-), pembesaran kel. Tiroid (-), leher pendek (-). 6. Muka o
Mata : katarak kongenital (-), SCB (-), conjunctivitis (-).
o
Hidung : atresia choana (-/-), napas cuping hidung (+/+), rhinore (-/-)
o
Mulut : palatoschizis (-), frenulum pendek (-), makroglossia (-).
3
Telinga :low set ears (-/-)
o
7. Thoraks
Inspek Inspeksi si
: dindi dinding ng dada dada sime simetr tris, is, retrak retraksi si dind dinding ing dada (+) subcos subcostal tal..
Pal Palpasi pasi
: gera geraka kan n didi diding ng dada dada sim simetr etris
Perkusi usi
: son sono or di dikedua dua la lapang paru
Auskultasi Auskultasi : vesikuler vesikuler +/+, rh rh -/-, -/-, wh -/-/Penilaian pernapasan : napas teratur (+), tachypnea (-), stridor (-), tarikan dinding dada (+/+) subcostal, sianosis (+). 8. Jantung
S1S2 tunggal regular, mur – mur (-), gallop (-). 9. Abdomen
Inspeksi
: distensi (-), organomegali (-), kelainan congenital (-)
Auskultasi : bising bising usus Normal Palpasi
: massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba.
Perkusi
: timpani (+) diseluruh lapang abdomen
10. umbilicus
Tamp Tampak ak basa basah h dan mula mulaii mong monger erin ing, g, warn warnaa kuni kuning ng kehi kehija jaua uan n (-), (-), edem edemaa (-), (-), kemerahan (-) pada pangkal umbilicus. 11. Genitalia
Normal. Hipospadia (-), epispadia (-), hidrokel (-), rugae testis (+) halus. 12. Anus dan rektum
Anus (+), mekoninum (+) 24 jam pertama. 13. Ekstremitas
Normal. Syndactyli (-), polidactyli (-), talipes equinovarus (-/-) 14. Tulang belakang, pinggul p inggul dan system syaraf dalam batas normal
VIII. Pemeriksaan Penunjang Darah Lengkap 10 Nopember 2009:
Hemoglobin
: 16,6 gr%
Leukosit
: 23.900/mm3
Trombosit
: 217.000/mm3
4
Hematokrit
: 53,1 %
GDS
: 162 mg%
IX. Diagnosis Kerja
BBLR dengan kehamilan preterm + prematuritas p rematuritas murni
X. Rencana Terapi •
IVFD D10%
8 tts/menit (mikro)
•
Ampicillin inj
2 x 75 mg
•
Gentamicin inj
1 x 20 mg
•
Transfusi PRC
22 cc @ hari s/d Hb > 10
•
Puasa 24 jam.
FOLLOW UP Hari/ tgl I 11/11/2009
•
•
•
S Minu Minum m (+), +), per sonde. Aktifi Aktifitas tas (+) kurang. Respon (+).
• • •
•
• •
II 12/11/2009
III 13/11/2009
Minum (+) per sonde >>. Aktifitas tas (+) • Aktifi sedikit. • Menangis (+) kuat. • Respon (+). •
O A BBLR + RR: 52 x/m prematur N: 120 x/m SpO2: 99% (dgn murni. O2) Retraksi (+) subcostal. Sianosis (-) BB: 1400 g
RR: 50 x/m BBLR + N: 130 x/m prematur SpO2: 100% murni Retraksi (+) subcostal minimal. BB: 1330 g
Minum RR: 52 x/m. N: 140 x/m. (+) >> Aktifita Retraksi • minimal. s (+). Respon BB: 1350 g. • (+). Menang • •
BBLR + premature (+) murni
P O2 1 l/m. • D1 0 % 5 • ttsµ/m Ampicilin • 2x50mg. Gentamycine • 1x8 mg. ASI per sonde •
Off O2 D10% 4 • ttsµ/m. Ampicilin • 2x50mg Gentamycine • 1x8mg ASI per sonde • D1 0 % 4 • ttsµ/m. Ampicilin • 2x50mg Gentamycine • 1x80mg. ASI per • •
5
is (+).
sonde.
DISKUSI
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
Klasifikasi
BBLR dapat digolongkan sebagai berikut : a. Prematuritas murni Adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit dan komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang. b. Dismaturitas Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. Hal ini disebabkan oleh terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta, kurang baikn baiknya ya keadaan keadaan umum umum ibu atau atau gizi gizi ibu, ibu, atau atau hambat hambatan an pertum pertumbuha buhan n dari dari bayinya sendiri.
Epidemiologi
6
Prev Preval alen ensi si bayi bayi bera beratt lahi lahirr rend rendah ah (BBL (BBLR) R) dipe diperk rkir irak akan an 15% dari dari selu seluru ruh h kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang berkembang atau sosio-ekon sosio-ekonomi omi rendah. rendah. Secara Secara statisti statistik k menunjukkan menunjukkan 90% kejadian kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berki berkisar sar antara antara 9%-30% 9%-30%,, hasil hasil studi studi di 7 daerah daerah multic multicent enter er dipero diperoleh leh angka angka BBLR BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%.
Etiologi
Penyebab Penyebab terbanyak terjadinya terjadinya BBLR adalah kelahiran kelahiran prematur. prematur. Faktor ibu yang lain lain adalah adalah umur, umur, parit paritas, as, dan lain-l lain-lain ain.. Faktor Faktor plasen plasenta ta sepert sepertii penyaki penyakitt vaskul vaskuler, er, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (1) Faktor ibu a. Penyakit : Seperti malaria, malaria, anaemia, sipilis, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain lain-lain b. Komplikasi pada kehamilan : Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm. c. Usia Ibu dan paritas : Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia <> d. Faktor kebiasaan ibu : Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika. (2) Faktor Janin Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom. (3) Faktor Lingkungan Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosioekonomi dan paparan zat-zat racun.
7
Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain : o
Hipotermia
o
Hipoglikemia
o
Gangguan cairan dan elektrolit
o
Hiperbilirubinemia
o
Sindroma gawat nafas
o
Paten duktus arteriosus
o
Infeksi
o
Perdarahan intraventrikuler
o
o
Apnea of Prematurity Anemia Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain : o
Gangguan perkembangan
o
Gangguan pertumbuhan
o
Gangguan penglihatan (Retinopati)
o
Gangguan pendengaran
o
Penyakit paru kronis
o
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
o
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu kurang lebih dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 1). Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR : o
Umur ibu
8
o
Riwayat hari pertama haid terakir
o
Riwayat persalinan sebelumnya
o
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
o
Kenaikan berat badan selama hamil
o
Aktivitas
o
Penyakit yang diderita selama hamil
o
Obat-obatan yang diminum selama hamil
2). Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain : o
Berat badan <>
o
Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Tulang rawan telinga belum terbentuk.
Masih terdapat lanugo.
Refleks masih lemah.
Alat kelamin luar; perempuan: labium mayus belum menutup labium minus; laki-laki: belum terjadi penurunan testis & kulit testis rata.
o
Tand Tandaa bayi bayi cukup cukup bula bulan n atau atau lebi lebih h bula bulan n (bil (bilaa bayi bayi keci kecill untu untuk k masa masa
kehamilan).
Tidak dijumpai tanda prematuritas.
Kulit keriput.
Kuku lebih panjang
3). Pemeriksaan penunjang o
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
o
Pemeriksaan skor ballard
o
Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi b ayi kurang bulan
o
Darah Darah rutin, rutin, glukos glukosaa darah, darah, kalau kalau perlu perlu dan tersed tersedia ia fasili fasilitas tas diperi diperiksa ksa kadar kadar
elektrolit dan analisa gas darah. o
Foto Foto dada ataupun ataupun babygram diperl diperluka ukan n pada bayi baru baru lahir lahir dengan dengan umur umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas. 9
o
USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan kurang lebih
Penatalaksanaan/ terapi 1 Medikamentosa
Pemberian vitamin K 1 : o
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
o
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)
2 Diatetik
Bayi Bayi prem premat atur ur atau atau BBLR BBLR memp mempun unya yaii masa masala lah h meny menyus usui ui kare karena na refl refleks eks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegan memegang g kepala kepala dan menaha menahan n bawah bawah dagu, dagu, bayi bayi dapat dapat dilati dilatih h untuk untuk menghi menghisap sap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama : o
Apabila Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara cara apapu apapun, n, perh perhat atik ikan an cara cara pember pemberia ian n ASI ASI dan nila nilaii kema kemamp mpua uan n bayi bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
o
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut : a. Berat lahir 1750 – 2500 gram Bayi Sehat o
Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih
mudah mudah merasa merasa letih letih dan malas malas minum, minum, anjurk anjurkan an bayi bayi menyus menyusu u lebih lebih sering sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu. o
Pantau Pantau pemberian pemberian minum dan kenaikan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Bayi Sakit
10
o
Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan
minum seperti pada bayi sehat. o
Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi
stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tandatanda siap untuk menyusu.
Apabil Apabilaa masala masalah h sakit sakitnya nya mengha menghalan langi gi proses proses menyus menyusui ui (conto (contoh; h;
gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung : −
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
−
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali).
Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak tampak lapar lapar berika berikan n tambah tambahan an ASI ASI setiap setiap kali kali minum. minum. Biarka Biarkan n bayi bayi meny menyus usu u apabi apabila la kead keadaan aan bayi bayi sudah sudah stab stabil il dan dan bayi bayi menun menunju jukka kkan n keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram Bayi Sehat o
Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak
dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dala dalam m paru paru (bat (batuk uk atau atau ters tersed edak ak), ), beri berika kan n minu minum m deng dengan an pipa pipa lamb lambung ung.. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu) o
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum. o
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok,
coba untuk menyusui langsung. Bayi Sakit
11
o
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
o
Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah
cairan IV secara perlahan. o
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum. o
Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi
bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak o
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
c. Berat lahir 1250-1499 gram Bayi Sehat o
Beri ASI peras melalui pipa lambung
o
Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendap mendapatk atkan an minum minum 160 ml/kgBB ml/kgBB per hari hari tetapi tetapi masih masih tampak tampak lapar, lapar, beri beri tambahan ASI setiap kali minum o
Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok,
coba untuk menyusui langsung. Bayi Sakit o
Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
o
Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah
cairan intravena secara perlahan. o
Beri Beri minu minum m 8 kali kali dala dalam m 24 jam jam (set (setia iap p 3 jam) jam).. Apab Apabil ilaa bayi bayi tela telah h
mendap mendapatk atkan an minum minum 160 ml/kgBB ml/kgBB per hari hari tetapi tetapi masih masih tampak tampak lapar, lapar, beri beri tambahan ASI setiap kali minum o
Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok,
coba untuk menyusui langsung. d. Berat lahir < 1250 gram (tidak tergantung kondisi)
12
o
Berikan cairan intravena hanya selama 48 4 8 jam pertama
o
Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan.
o
Beri Berika kan n minum minum 12 kali kali dala dalam m 24 jam jam (set (setia iap p 2 jam) jam).. Apabi Apabila la bayi bayi tela telah h mendap mendapatk atkan an minum minum 160 ml/kgBB ml/kgBB per hari hari tetapi tetapi masih masih tampak tampak lapar, lapar, beri beri tambahan ASI setiap kali minum
o
Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal (3): o
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi,
seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk. o
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
o
Ukur suhu tubuh dengan berkala
o
Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
o
Jaga dan pantau patensi jalan nafas
o
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
o
Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang,
gangguan nafas, hiperbilirubinemia) o
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
o
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu
berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
Pemantauan (Monitoring)
1). Pemantauan saat dirawat
13
a. Terapi o
Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
o
Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b. Tumbuh kembang o
Pantau berat badan bayi secara periodik
o
Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
o
Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari : -
Ting Tingkat katka kan n juml jumlah ah ASI denga denga 20 ml/k ml/kg/ g/ha hari ri sampa sampaii terc tercapa apaii juml jumlah ah
180 ml/kg/hari -
Ting Tingkat katka kan n juml jumlah ah ASI sesua sesuaii deng dengan an pening peningka kata tan n bera beratt badan badan bayi bayi
agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari -
Apabi pabila la kena kenaik ikan an bera beratt bada badan n tidak dak adek adekua uat, t, tingka ngkattkan kan juml umlah
pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari -
Ukur Ukur berat berat badan badan setia setiap p hari, hari, panjang panjang badan badan dan dan lingkar lingkar kepal kepalaa setiap setiap
minggu.
2). Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/ mencegah/ mengurangi mengurangi kemungkinan kemungkinan untuk terjadinya terjadinya komplikasi komplikasi setelah pulang sebagai berikut : o
Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
o
Hitung umur koreksi.
o
Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
o
Tes perkembangan, Denver development de velopment screening test (DDST).
o
Awasi adanya kelainan bawaan.
Prognosis BBLR
14
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis akan akan lebih lebih buruk buruk bila bila BB makin makin rendah, rendah, angka kemati kematian an sering sering diseba disebabkan bkan karena kompli komplikas kasii neonata neonatall sepert sepertii asfiks asfiksia, ia, aspira aspirasi, si, pneumo pneumonia nia,, perdar perdarahan ahan intrak intrakran ranial ial,, hipoglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah.
Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan : o
Mening Meningkat katkan kan pemeri pemeriksa ksaan an kehamil kehamilan an secara secara berkal berkalaa minima minimall 4 kali kali selama selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
o
Penyul Penyuluhan uhan kesehat kesehatan an tentan tentang g pertum pertumbuha buhan n dan perkem perkemban bangan gan janin janin dalam dalam rahi rahim, m, tand tandaa tanda tanda baha bahaya ya sela selama ma keha kehami mila lan n dan dan peraw perawat atan an diri diri sela selama ma kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
o
Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
o
Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
Tanda kecukupan pemberian ASI: o
BAK minimal 6 kali/ 24 jam.
o
Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI.
o
BB naik pd 7 hari pertama sbyk 20 gram/ hari.
o
Cek saat menyusui, apabila satu payudara dihisap
ASI akan menetes
dari payudara yg lain. Indikasi bayi BBLR pulang: o
Suhu bayi stabil.
15
o
Toleransi minum oral baik terutama ASI.
o
Ibu sanggup merawat BBLR di rumah.
Cara menghangatkan bayi Cara Kontak kulit •
KMC
Pemancar panas
Inkubator Ruangan hangat
Petunjuk penggunaan Untuk semua bayi Untu Untuk k mengh menghan anga gatk tkan an bayi bayi dalam dalam wakt waktu u sing singkat kat atau atau • o menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4 C) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan. Untu Untuk k mens mensta tabi bilk lkan an bayi bayi dgn dgn bera beratt bada badan n <2.5 <2.500 00 g, • terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan <1.800 g. Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat) • Tidak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang tidak • dapat merawat bayinya. Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1.500 g atau lebih. • Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, • atau menghangatkan kembali bayi hipotermi. Penghangatan be berkelanjutan ba bayi de dengan be berat <1 <1.500 g yang ti tidak dapat dilakukan KMC. Untu Untuk k mera merawa watt bayi bayi denga dengan n bera beratt <2.50 <2.500 0 g yang yang tidak tidak • memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan. Tidak untuk bayi sakit berat. •
Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (ml/Kg) Berat (g) >1500 <1500
1 60 80
Umur (hari) 3 100 120
2 80 100
4 120 140
5+ 150 150
Jumlah ASI untuk bayi sehat berat 1250-1499 Pemberian Jumlah ASI tiap 3 jam (ml/kali)
1 10
2 15
Umur (hari) 3 4 5 18 22 26
6 28
7 30
Kebutuhan cairan elektrolit bayi (ml/kg) Berat badan (g) <1000 1000 - <1500 1500 – 2500 >2500 Hari I 120 cc D5% 100 cc D7,5% 80 cc D10% 80 cc D10% Hari II 140 cc D5% 120 cc D7,5% 100 cc D10% 90 cc D10% Hari III 170 cc D5% 130 cc D7,5% 110 cc D10% 100 cc D10% Hari >IV 200 cc 140-150 cc 130-150 cc 120-150 cc Pembuatan cairan D7,5% = 93 cc (D5%) + 7 cc (D40%) = 100 cc D7,5%.
16
DAFTAR PUSTAKA
Azis, Abdul Latief. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Kesehatan Anak, edisi III. RSU Dokter Sutomo. Surabaya Kosim, Kosim, Sholeh Sholeh.. 2008. 2008. Buku Ajar Ajar Neonat Neonatolo ologi, gi, edisi edisi pertam pertama. a. Ikatan Ikatan Dokter Dokter Anak Indonesia. Jakarta Suraatmaja, Sudrajat, dr,SpA(K). Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. RSUP Sanglah, Denpasar. Poesponegoro, Hardiono, dr. Sp.A(K). 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
17