1 BAB 1 PENDAHULUAN
A sm s m a m eerr up u p ak a k an a n p en e n ya ya ki k i t k ro r o ni n i k y a ng n g s er e r iin n g d ij i j um u m pa pa i p ad a d a a na na k d i n eg e g ar a r am a m aajj u. u.
S eejj ak ak
d ua ua
d e ka k a de de
t er e r ak ak hi h i r, r,
d il i l ap ap or o r ka ka
b ah a h wa wa
p re re va v a l en en si si
a sm sm a
m en e n i ng ng k at at p a da da a n ak ak m au a u p un u n d e wa wa s a. a. N a mu mu n , a k hi hi rr- ak a k h ir ir i ni n i d i A m er e r i ka ka di la po rk an ti da k te rj ad i peni pening ngkat katan an lagi di beber beberapa apa negar negaraa bagi bagian an.. Asma Asma memb member erik ikan an dampak negatif bagi kehidupan pengidapnya, seperti menyebabkan anak sering tidak masuk sekolah dan membatasi kegiatan olahraga serta aktifitas seluruh keluarga. Prevales total asma di dunia diperkirakan ,! " #$" pada dewasa dan 1%" pada anak&. Prevalens tersebut sangat bervariasi. 'erdapat perbedaan prevalens antar ne ga ra da n ba hk an pe rb ed aa n juga juga did didapa apatt anta antarr daer daerah ah di di dala dalam m sua suatu tu neg negar ara. a.1 'erdapat variasi prevalens, angka perawatan dan mortalitas asma, b a i k r e g i o n a l ma u p u n l o ( a l . An g k a k e j a d i a n a s ma d i b e r b a g a i n e g a r a su l i t di ba nd in gk an , tidak tidak jelas jelas apakah apakah perbedaan perbedaan angka angka tersebut tersebut timbu timbull karena karena adanya adanya perbedaan perbedaan (riteria diagnosis atau karena benar-benar terdapat perbedaan . berbagai penelitian ya n g
ad ad a
s aa t
ini
m e n g gu n a k an
d e f in i s i
p e n ya k i t
a s ma
yang
b e r b e d a , s e h i n g g a u n t u k m e m b a n d i n g k a n a n t a r a p e n e l i t i a n s a t u d a n lainnya
perlu
diketahui
kriteria
yang
digunakan
oleh
peneliti
untuk
meng atasi hal terse but, pene litian multi sent er tela h dil dilakas akasan anak akan an di di beb beber erap apaa nega negarra dengan me menggunakan def definisi asm asma yan yang sam sama dan dan k u e s io n e r s ta n d a r. S a l a h s a t u p e n e l i t i a n m u l t i t e s t e r y a n g d i l a k s a n a k a n a d a l a h international study of astma and allerg allergy y in (hildr (hildren en #)SAA* #)SAA*&. &. +engan +engan menggun menggunakan akan kuesion kuesioner er standa standar, r, preval prevalens ens dan berbagai fa(tor resiko dapat dibandingkan.1,! asalah epidemiologi yang lain saat ini adalah morbiditas dan mortalitas asma yang relative tinggi. / memperkirakan terdapat !0%.%%% kematian akibat a s m a. a.
eb er ap a
kematian
w ak tu
y an g
l al u,
p en ya k i t
a sm a
b uk an
p en ye b a b
y a n g ber berart arti. Nam Namun, un, bela belaka kang ngan an ini ini ber berbaga bagaii nega negarra melap elapor orka kan n bahw bahwaa
terjadi peningkatan kematian akibat penyakit asma, termasuk pada anak. 1 Serangan asma bervariasi mulai dari ringan sampai berat dan mengan(am kehidu kehidupan. pan. erbag erbagai ai faktor faktor dapan dapan menjad menjadii pen(et pen(etus us timbul timbulnya nya seranga serangan n asma, asma, antaralai antaralai n
! a da d a la la h
o la la hr h r ag ag a, a,
a ll ll er e r ge ge n, n,
i nf nf ek e k si si ,
p er e r ub ub ah a h an an
s uh uh u
u da d a ra ra
y an an g
m een n da d a da da k
at a u pajanan terhada terhadap p iritan iritan respir respiratori atorik k seperti seperti asap asap rokok rokok dan lain-la lain-lain. in. Selain Selain berbgai f a k t o r t ur u t
m e mp e ng a ru h i
t in g gi
r en d ah n ya
p r ev a le n s
a s ma
di
s u at u
t e m p a t , misa misaln lnya ya usia, usia, jeni jeniss kelam kelamin in,, ras, ras, sosio sosio-e -eko konom nomii dan dan fa(t fa(tor or lingk lingkung ungan an.. 2a(t 2a(tor or-faktor t e r s e b u t d a p a t m e m p e n g a r u h i p r e v a l e n s a s m a , d e r a j a t p e n y a k i t a s m a , t e r j a d i n y a seranga serangan n asma, asma, berat berat ringa ringanny nnyaa serangan serangan dan dan kemati kematian an akibat akibat asma. asma.1,3
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Difinisi
Asma adalah penyakit gangguan inflamasi kronis saluran pernapasan yang dihubungkan dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran udara yang reversibel dan gejala pernapasan.1,! )nflamasi kronik menyebabkan peningkatan respon saluran nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang, mengi, sesak nafas, rasa berat di dada serta batuk terutama malam hari dan atau dini hari. 5ejala ini umumnya berhubungan dengan pengurangan arus udara yang luas tapi bervariasi yang biasanya reversibel baik se(ara spontan maupun dengan pengobatan. 4 2.2 Epidemiologi Asma bronkial merupakan salah satu penyakit alergi dan masih menjadi masalah kesehatan
baik di negara maju maupun di negara berkembang. Prevalensi dan angka rawat inap penyakit asma bronkial di negara maju dari tahun ke tahun (enderung meningkat. Perbedaan prevalensi, angka kesakitan dan kematian asma bronkial berdasarkan letak geografi telah disebutkan dalam berbagai penelitian. Selama sepuluh tahun terakhir banyak penelitian epidemiologi tentang asma bronkial dan penyakit alergi berdasarkan kuisioner telah dilaksanakan di berbagai belahan dunia. Semua penelitian ini walaupun memakai berbagai metode dan kuisioner namun mendapatkan hasil yang konsisten untuk prevalensi asma bronkial sebesar
0-10" pada populasi umum
dengan prevalensi lebih banyak pada wanita dibandingkan laki-laki. +i )ndonesia belum ada data epidemiologi yang pasti namun diperkirakan berkisar 4-3".6 +ua pertiga penderita asma bronkial merupakan asma bronkial alergi #atopi& dan 0%" pasien asma bronkial berat merupakan asma bronkial atopi. Asma bronkial atopi ditandai dengan timbulnya antibodi terhadap satu atau lebih alergen seperti debu, tungau rumah, bulu binatang dan jamur. Atopi ditandai oleh peningkatan produksi )g7 sebagai respon terhadap alergen. Prevalensi asma bronkial non atopi tidak melebihi angka 1%". Asma bronkial merupakan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. +ata pada penelitian saudara kembar mono8igot dan di8igot, didapatkan kemungkinan kejadian asma bronkial diturunkan sebesar $%-%".6 2.3 Paofisiologi
6 Sesuatu yang dapat memi(u serangan asma ini sangat bervariasi antara satu individu dengan individu yang lain. eberapa hal diantaranya adalah alergen, polusi udara, infeksi saluran nafas, ke(apaian, perubahan (ua(a, makanan, obat atau ekspresi emosi yang berlebihan, rinitis, sinusitis bakterial, poliposis, menstruasi, refluks gastroesofageal dan keha milan.1 Alergen akan memi(u terjadinya bronkokonstriksi akibat dari pelepasan IgE dependent dari sel mast saluran pernafasan dari mediator, termasuk diantaranya histamin, prostaglandin, leukotrin, sehingga akan terjadi kontraksi otot polos. 9eterbatasan aliran udara yang bersifat akut ini kemungkinan juga terjadi oleh karena saluran pernafasan pada pasien asma sangat hiper responsif terhadap berma(am-ma(am jenis serangan. Akibatnya keterbatasan aliran udara timbul oleh karena adanya pembengkakan dinding saluran nafas dengan atau tanpa kontraksi otot polos. Peningkatan permeabilitas dan kebo(oran mikrovaskular berperan terhadap penebalan dan pembengkakan pada sisi luar otot polos saluran pernafasan.1,$
!am"a# 1 bronkiolus normal dan bronkiolus pada asma bronkial$
Penyempitan saluran pernafasan yang bersifat progresif yang disebabkan oleh inflamasi saluran pernafasan dan atau peningkatan tonos otot polos bronkioler merupakan gejala serangan asma akut dan berperan terhadap peningkatan resistensi aliran, hiper inflasi pulmoner, dan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. 1 Pada penderita asma bronkial karena saluran napasnya sangat peka #hipersensitif& terhadap adanya partikel udara, sebelum sempat partikel tersebut dikeluarkan dari tubuh, maka jalan napas #bronkus& memberi reaksi yang sangat berlebihan #hiperreaktif&, maka terjadilah keadaan dimana$
0 •
/tot
polos
yang
menghubungkan
(in(in
tulang
rawan
akan
berkontraksi:memendek:mengkerut •
Produksi kelenjar lendir yang berlebihan
•
ila ada infeksi akan terjadi reaksi sembab:pembengkakan dalam saluran napas asil akhir dari semua itu adalah penyempitan rongga saluran napas. Akibatnya menjadi
sesak napas, batuk keras bila paru mulai berusaha untuk membersihkan diri, keluar dahak yang kental bersama batuk, terdengar suara napas yang berbunyi yang timbul apabila udara dipaksakan melalui saluran napas yang sempit. Suara napas tersebut dapat sampai terdengar keras terutama saat mengeluarkan napas.1,$
!am"a# 2 Patofisiologi Asma
/bstruksi aliran udara merupakan gangguan fisiologis terpenting pada asma akut. 5angguan ini akan menghambat aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi dan dapat dinilai
$ dengan tes fungsi paru yang sederhana seperti Peak Expiratory Flow Rate #P72;& dan 27<1 # Forced Expiration Volume&. 9etika terjadi obstruksi aliran udara saat ekspirasi yang relatif (ukup berat akan menyebabkan pertukaran aliran udara yang ke(il untuk men(egah kembalinya tekanan alveolar terhadap tekanan atmosfer maka akan terjadi hiper inflasi dinamik. esarnya hiper inflasi dapat dinilai dengan derajat penurunan kapasitas (adangan fungsional dan volume (adangan. 2enomena ini dapat pula terlihat pada foto toraks yang memperlihatkan gambaran volume paru yang membesar dan diafragma yang mendatar.1 iperinflasi
dinamik
terutama berhubungan dengan peningkatan aktivitas otot
pernafasan, mungkin sangat berpengaruh terhadap tampilan kardiovaskular. iper inflasi paru akan meningkatkan after load pada ventrikel kanan oleh karena peningkatan efek kompresi langsung terhadap pembuluh darah paru.1 /bstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan mukus, edema, dan inflamasi dinding bronkus. /bstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena se(ara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut. al ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa diekspirasi. Selanjutnya terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total. 9eadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lan(ar. =ntuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot-otot bantu napas.3 Penyempitan saluran napas dapat terjadi baik pada saluran napas yang besar, sedang, maupun ke(il. 5ejala mengi menandakan ada penyempitan di saluran napas besar, sedangkan pada saluran napas yang ke(il gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.3
2.$ Klasifi%asi
Se(ara etiologis, asma bron(hial terbagi dalam 4 tipe 3 1. Asma bron(hial tipe non atopi (intrinsic) Asma intrinsik adalah asma yang tidak responsif terhadap pemi(u yang berasal dari allergen. Asma ini disebabkan oleh stres, infeksi saluran nafas dan kodisi lingkungan yang buruk seperti kelembaban, suhu, polusi udara, 8at-8at iritan kimia atau obat-obatan serta aktivitas olahraga yang berlebihan. Pada golongan ini keluhan ini tidak ada hubungannya dengan paparan #e>posure& terhadap allergen dengan sifat-sifat?
a. Serangan timbul setelah dewasa b. Pada keluarga tidak ada yang menderita asma (. Penyakit infeksi sering menimbulkan serangan d. Ada hubungan dengan pekerjaan atau beban fisik e. ;angsangan:stimuli psikis mempunyai peran untuk menimbulkan serangan reaksi asma f. Perubahan-perubahan (ua(a atau lingkungan yang non-spesifik merupakan keadaan yang peka bagi penderita. !. Asma bron(hial tipe atopi #ekstrinsic& Asma ekstrinsik adalah bentuk asma paling umum yang disebabkan karena reaksi alergi penderita terhadap allergen dan tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap orang yang sehat. Pada golongan ini, keluhan ada hubungannya dengan paparan #e>posure& terhadap allergen lingkungan yang spesifik. 9epekaan ini biasanya dapat ditimbulkan dengan uji kulit atau uji provokasi bron(hial. Pada tipe mempunyai sifat-sifat? a. 'imbul sejak kanak-kanak b. 9eluarga ada yang menderita asma (. Adanya eksim saat bayi d. Sering menderita rhinitis e. +i )nggris jelas penyebabnya ouse +ust ite, di =SA tepung sari bunga rumput. 4. Asma bron(hial tipe (ampuran #mixed & Pada golongan ini, keluhan diperberat baik oleh faktor-faktor intrinsi( maupun ekstrinsik. erdasarkan derajatnya, asma dapat dibagi menjadi?6 1. )ntermite a. 5ejala klinis @ 1 kali:minggu b. 5ejala malam @ ! kali:bulan (. 'anpa gejala di luar serangan d. Serangan berlangsung singkat e.
3 e.
pun(ak ekspirasi #AP7& 3%" nilai terbaik f.
Nafas berbunyi
•
Sesak nafas
•
atuk 'anda-tanda fisik ? $,B,1%
•
*emas:gelisah:panik:berkeringat
•
'ekanan darah meningkat
• •
Nadi meningkat Pulsus paradoksus ? penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 1% mmg pada waktu inspirasi
•
2rekuensi pernafasan meningkat
•
Sianosis
•
/tot-otot bantu pernafasan hipertrofi Paru ?
B •
+idapatkan ekspirium yang memanjang
•
hee8ing
2.' Diagnosis
+iagnosis dari asma umunya tidak sulit, diagnosis asma didasari oleh gejala yang episodik, gejala berupa batuk, sesak nafas, mengi, rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan dengan (ua(a. Anamnesis yang baik (ukup untuk menegakkan diagnosis, ditambah dengan pemeriksaan jasmani dan pengukuran faal paru terutama reversibiliti kelainan faal paru, akan lebih meningkatkan nilai diagnostik.11 a. Anamnesis •
;iwayat perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap asma, riwayat keluarga dan riwayat adanya alergi.1!
". Peme#i%san fisi% •
Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi saluran nafas. 'ekanan darah biasanya meningkat, frekuensi pernafasan dan denyut nadi juga meningkat, ekspirasi memanjang disertai ronki kering, mengi #wheezing & dapat dijumpai pada pasien asma.1!
(. Peme#i%saan la"o#ao#i)m
+arah #terutama eosinofil, )g 7&, sputum #eosinofil, spiral Cursshman, kristal Charcot eyden&.1! d. Peme#i%saan pen)n*ang
1. Spirometri Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur faal ventilasi paru. ;eversibilitas penyempitan saluran nafas yang merupakan (iri kahs asma dapat dinilai dengan peningkatan volume ekspirasi paksa detik pertama #<7P1& dan atau kapasiti vital paksa #2<*& sebanyak !%"atau lebih sesudah pemberian bronkodilator.14 !. =ji provokasi bronkus =ji provokasi bronkus membantu menegakkan diagnosis asma. Pada penderita dengan gejala asma dan faal paru normal sebaiknya dilakukan uji provokasi bronkus. Pemeriksaan uji provokais bronkus merupakan (ara untuk membuktikan se(ara objektif hiperreaktivitas saluran nafas pada orang yang diduga asma. =ji provokasi bronkus terdiri dari tiga jenis yaitu =ji
1% provokasi dengan beban kerja #exercise&, hiperventilasi udara dan alergen non-spesifik seperti metakolin dan histamin.1%, 11 4. 2oto toraks Pemeriksaan foto toraks dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain yang memberikan gejala
serupa
seperti
gagal
jantung
kiri,
obstruksi
saluran
nafas,
pneumothoraks,
pneumomediastinum. Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak memperlihatkan adanya kelainan. 14, 16
2.+ Diagnosis Banding •
ronkitis kronis ronkitis kronik ditandai dengan batuk kronik yang mengeluarkan sputum 4 bulan dalam setahun untuk sediknya ! tahun. 5ejala utama batuk yang disetai sputum dan perokok berat. 5ejala dimulai dengan batuk pagi, lama kelamaan disertai mengi dan menurunkan kemampuan jasmani.
•
7mfisema paru Sesak nafas merupakan gejala utama emfisema, sedangkan batuk dan mengi jarang menyertainya.
•
5agal Cantung kiri +ulu gagal jantung kiri dikenal dengan asma kardial dan timbul pada malam hari disebut paroxysmal noctrunal dispnea! Pasien tiba-tiba terbangun pad malam hari karena sesak, tetapi sesak menghilang atau berkurang bila duduk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kardiomegali dan edema paru.
•
7mboli paru al-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung. +isamping gejala sesak nafas, pasien batuk dengan disertai darah #haemoptoe&.
2., Penaala%sanaan
'ujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 'ujuan penatalaksanaan asma? 1%
11 a. enghilangkan dan mengendalikan gejala asma b. en(egah eksaserbasi akut (. eningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin d. engupayakan aktivitas normal e. enghindari efek samping obat f. en(egah terjadinya keterbatasan aliran udara #air"low limitation& g. en(egah kematian karena asma Penatalaksanan asma bronkial terdiri dari pengobatan non medikamentosa dan pengobatan medikamentosa ? 1. Pengobatan non medikamentosa B,1% Pengobatan non medikamentosa terdiri dari ? -
Penyuluhan
-
enghindari faktor pen(etus
-
Pengendalian emosi
-
Pemakaian oksigen
!. Pengobatan medikamentosa 1,B,1% Pada prinsipnya pengobatan asma dibagi menjadi dua golongan yaitu antiinflamasi merupakan pengobatan rutin yang bertujuan mengontrol penyakit serta men(egah serangan dikenal dengan pengontrol, dan bronkodilator yang merupakan pengobatan saat serangan untuk men(egah eksaserbasi:serangan dikenal dengan pelega. 1. Antiinflamasi #pengontrol& -
9ortikosteroid 9ortikosteroid adalah agen anti inflamasi yang paling potensial dan merupakan anti
inflamasi yang se(ara konsisten efektif sampai saat ini. 7feknya se(ara umum adalah untuk mengurangi inflamasi akut maupun kronik, menurunkan gejala asma, memperbaiki aliran udara, mengurangi hiperresponsivitas saluran napas, men(egah eksaserbasi asma, dan mengurangi remodelling saluran napas. 9ortikosteroid terdiri dari kortikosteroid inhalasi dan sistemik. -
9romolin ekanisme yang pasti kromolin belum sepenuhnya dipahami, tetapi diketahui merupakan
antiinflamasi non steroid, menghambat penglepasan mediator dari sel mast. -
etilsantin
1! 'eofilin adalah bronkodilator yang juga mempunyai efek ekstrapulmoner seperti antiinflamasi. -
Agonis beta-! kerja lama 'ermasuk di dalam agonis beta-! kerja lama inhalasi adalah salmeterol dan formoterol
yang mempunyai waktu kerja lama #1! jam&. Pada pemberian jangka lama mempunyai efek anti inflamasi walau pun ke(il. -
Deukotriene modifiers /bat ini merupakan antiasma yang relatif baru dan pemberiannya melalui oral. Selain
bersifat bronkodilator juga mempunyai efek anti inflamasi.
Ta"el 1. /bat-obat antiinflamasi pada asma bronkial 1%
14
16
!. ronkodilator #pelega& -
Agonis beta ! kerja singkat 'ermasuk golongan ini adalah salbutamol, terbutalin, fenoterol, dan prokaterol yang telah
beredar di )ndonesia. Pemberian dapat se(ara inhalasi atau oral, pemberian se(ara inhalasi mempunyai onset yang lebih (epat dan efek samping yang minimal. -
etil>antin 'ermasuk dalam bronkodilator walau efek bronkodilatasinya lebih lemah dibanding
agonis beta !.
-
Antikolinergik Pemberian se(ara inhalasi. ekanisme kerjanya memblok efek penglepasan asetilkolin
dari saraf kolinergik pada jalan nafas. enimbulkan bronkodilatasi dengan menurunkan tonus vagal intrinsik, selain itu juga menghambat reflek bronkokonstriksi yang disebabkan iritan.
10 Ta"el 2. obat-obat bronkodilator pada Asma bronkial1%
2.- Kompli%asi B,10
erbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah ?
1$ 1. Status asmatikus !. Atelektasis 4. ipoksemia 6. Pneumothoraks 0. 7mfisema
2.1 P#ognosis
ortalitas akibat asma sedikit nilainya. 5ambaran yang paling akhir menunjukkan kurang dari 0%%% kematian setiap tahun dari populasi beresiko yang berjumlah kira-kira 1% juta. Sebelum dipakai kortikosteroid, se(ara umum angka kematian penderita asma wanita dua kali lipat penderita asma pria. Cuga suatu kenyataan bahwa angka kematian pada serangan asma dengan usia lebih tua lebih banyak, kalau serangan asma diketahui dan di mulai sejak kanakkanak dan mendapat pengawasan yang (ukup kira-kira setelah !% tahun, hanya 1" yang tidak sembuh dan di dalam pengawasan tersebut kalau sering mengalami serangan commond cold !B" akan mengalami serangan ulangan.6 Pada
penderita
yang
mengalami
serangan
intermiten
#kumat-kumatan&
angka
kematiannya !", sedangkan angka kematian pada penderita yang dengan serangan terus menerus angka kematiannya B". 6
BAB III LAP/0AN KASUS
1
3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama
? Ny. AN
=mur
? !1 tahun
Cenis kelamin
? Perempuan
Pekerjaan
? ahasiswa
Status
? elum menikah
Alamat
? edewi
Cam:'anggal masuk
? Pukul %B.%% )'A:13 Canuari !%1$
3.2 ANANESIS A)oanamnesis4 Kel)5an Uama
Sesak napas. 0i6a7a Pen7a%i Se%a#ang
-
Sejak kurang lebih 1 minggu sebelum dirawat di puskesmas pasien mengeluhkan sesak nafas, semakin hari semakin sesak, sesak dirasakan memberat tadi pagi saat bangun tidur pukul %$.%% )'A disertai bunyi EngikE. Sesak nafas tersebut hilang timbul, pasien mengeluhkan sesak tiap hari dan terasa lebih berat pada dini hari sehingga mengganggu aktivitas dan tidur . Sesak napas timbul saat (ua(a dingin atau dini hari serta saat pasien banyak melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak, dahak (ampur buih, berwarna putih,
berdarah #-&. Pasien lebih
nyaman dengan posisi duduk. -
Pasien terakhir kali mengeluhkan sesak tiga bulan yang lalu
-
Pasien pernah berobat jalan 1 minggu yang lalu di ;umah Sakit 5enteng dan didiagnosis asma. Pasien diberi obat salbutamol, de>amethasone, dan obat batuk ada perbaikan setelah minum obat tersebut. Cika pasien tidak minum obat atau lupa dalam sehari, pasien mulai merasakan sesak. 9emarin pasien sempat pulang ke rumah namun lupa membawa obat tersebut. Dalu sesaknya kambuh, lalu oleh keluarga pasien dibawanya berobat ke pusksmas.
-
Pasien juga mengeluh pusing sejak kemarin, mual #-&, muntah #F& kemarin 1 >, pilek #-&, makan dan minum tidak enak dari kemarin, bab dan bak lan(ar, men(ret #-&.
13 0i6a7a Pen7a%i Da5)l)
-
;iwayat alergi terhadap (ua(a dingin dan hujan yang disertai aktivitas yang berlebihan.
-
;iwayat asma sejak SA.
-
ipertensi #-&, +iabetes melitus #-&.
0i6a7a Pen7a%i Kel)a#ga
-
Nenek menderita asma
0i6a7a Pe%e#*aan8 Sosial E%onomi dan Ke"iasaan
-
Pasien bekerja sebagai mahasiswa di anyuwangi, tidak merokok, dan tidak minum alkohol.
3.3 PEE0IKSAAN 9ISIK Status Present:
- 9esadaran
? 9omposmentis
- 9eadaan umum
? tampak sakit sedang
- 'ekanan +arah
? 11%:% mmg
- Nadi
? 3%>:menit
- Napas
? 41>:menit
- Suhu
? 4$,0 *
Status General:
Kepala
-
ata ? konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, diameter 4 mm, reflek (ahaya F:F.
-
Deher ? pembesaran kelenjar getah bening #-& C
To#a%s
- Paru?
- Cantung ?
)nspeksi
? bentuk thora> normal, gerakan dada kanan G kiri
Palpasi
? fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi
? sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
?ekspirasi memanjang, whee8ing #F:F&, ronkhi
)nspeksi
? iktus kordis tidak terlihat
#F:F&
1B Palpasi
? iktus kordis teraba luas ! jari lateral D*S H ;)* <
Perkusi
? atas jantung kanan ? Dinea parasternalis dekstra atas jantung kiri ? ! jari lateral D*S H ;)* < sinistra
Auskultasi
? Suara jantung normal, bising #-&
A"domen
)nspeksi
? perut datar, venektasi #-&
Palpasi
? Supel, nyeri tekan epigastrium #-&, hepatosplenomegali #-&
Perkusi
? timpani
Auskultasi
? bising usus #F& normal
E%s#emias
Akral hangat, edema tungkai #-&, (lubbing finger #-&
3.$ PEE0IKSAAN PENUNJAN!
'idak dilakukan
3.& 0ESUE
Ny. AN, !1 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama sesak napas sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu sebelum dirawat di puskesmas. +ari anamnesis didapatkan, sejak SA pasien sering mengeluhkan sesak napas dan telah didiagnosis menderita penyakit asma. Sesak nafas tersebut hilang timbul, sesak nafas mun(ul tiap hari dan terasa lebih berat pada dini hari. Sesak napas mun(ul saat (ua(a dingin dan hujan serta saat pasien banyak melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak, berwarna putih, darah #-&. Pasien berobat ke dokter dan diberi obat salbutamol, de>amethasone, dan obat batuk. +engan minum obat tersebut, sesak nafasnya berkurang. 'erakhir pasien mengalami sesak 4 bulan yang lalu. Cika pasien tidak minum obat sesak nya kambuh. 1 minggu yang lalu pasien sempat berobat di ;umah Sakit 5enteng dan didiagnosis asma. Pasien diberi obat ventolin, de>amethasone, dan obat batuk ada perbaikan setelah minum obat tersebut. 9emarin pasien sempat pulang ke rumah namun lupa membawa obat tersebut. Dalu sesaknya kambuh, lalu oleh keluarga pasien dibawanya berobat ke pusksmas. Pasien juga mengeluh pusing dan kemarin sempat muntah 1>. Nenek pasien menderita asma.
!% +ari pemeriksaan fisik didapatkan ekspirasi memanjang, suara nafas tambahan yaitu whee8ing, ronkhi.
3.' DIA!N/SA
Asma ronkial sedang pada asma persisten sedang.
3.+ PENATALAKSANAAN
Non 2armakologi ? indari faktor pen(etus 2armakologi ? -
/! 4 D:menit
-
Nebuli8er ventolin
-
Salbutamol 4>1
-
Ambro>ol 4>1
-
+e>amethasone 4>1
3., 9/LL/: UP Senin 8 1, Jan)a#i 21' ; p% -.3 :ia
S
? sesak napas sedikit berkurang, batuk masih ada, berdahak, warna putih, dan tenggorokan terasa gatal.
/
? '+ 11%:% mmhg, N 31>:menit, ;; 4!>:menit, ' 4$.0 °* hee8ing #F:F& ;onkhi #F:F&
A
? Asma bronkial persisten sedang
P
? /! 4 D:menit -
Nebuli8er ventolin
-
Salbutamol 4>1
-
Ambro>ol 4>1
-
+e>amethasone 4>1
!1 Senin 8 1, Jan)a#i 21' ; p% 1. :ia
S
? sesak napas dan batuk berdahak sudah berkurang.
/
? '+ 11%:% mmhg, N 30 >:menit, ;; !3 >:menit, ' 4$,! °*
A
? Asma bronkial persisten sedang
P
? 'erapi lanjut
Senin 8 1, Jan)a#i 21' p% 11.
S
? sesak napas dan batuk berdahak sudah berkurang.
/
? '+ 11%:% mmhg, N 30 >:menit, ;; !% >:menit, ' 4$,6 °* hee8ing #I:I&, ronkhi #I:I&
A
? Asma bronkial persisten sedang
P
? 'erapi lanjut Pasien boleh pulang
BAB I< PEBAHASAN
!!
Asma
bronkial
'7/;) di(irikan sebagai
suatu
9AS=S penyakit Pada pasien ini keluhan sesak napas
kesulitan bernapas, batuk, dada sesak dan adanya yang dipi(u oleh adanya perubahan whee8ing episodik. 5ejala asma dapat terjadi se(ara (ua(a. Sesak napas dirasakan setiap spontan ataupun diperberat dengan pemi(u yang berbeda hari serta dirasakan pula saat malam. antar pasien. 2rekuensi asma mungkin memburuk di Sesak mengganggu aktivitas dan tidur malam hari oleh karena tonus bronkomotor dan pasien. Pasien merasa paling nyaman reaktifitas bronkus men(apai titik terendah antara jam 4- dalam posisi duduk 6 pagi, meningkatkan gejala bronkokontriksi. Pemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari Pada pemeriksaan fisik didapatkan derajat obstruksi saluran nafas. 'ekanan darah biasanya adanya
ekspirasi
memanjang
dan
meningkat, frekuensi pernafasan dan denyut nadi juga whe8ing pada kedua lapangan paru. meningkat, ekspirasi memanjang disertai ronki kering, mengi #wheezing & dapat dijumpai pada pasien asma kriteria klasifikasi derajat asma persisten sedang, yakni erdasarkan gambaran klinis yang gejala setiap hari, gejala malam ! kali:minggu, sering didapat dari pasein ini sesuai dengan dapat menggangu aktivitas dan tidur, volume ekspirasi kriteria
klasifikasi
derajat
asma
paksa detik pertama #<7P1& $%"-3%" nilai prediksi persisten sedang atau arus pun(ak ekspirasi #AP7& $%"-3%" nilai terbaik, variabilitas AP7 4%" 'erapi
pengobatan
asma
meliputi
beberapa
hal Penatalaksanaan
pada
pasien
ini
diantaranya yaitu menjaga saturasi oksigen arteri tetap diberikan /! 4 D:menit, bronkodilator adekuat dengan oksigenasi, membebaskan obstruksi inhalasi kerja (epat #b!-agonis dan jalan napas dengan pemberian bronkodilator inhalasi antikolinergik& kerja
(epat
#b!-agonis
dan
antikolinergik&
ventolin
nebuli8er,
dan salbutamol 4> 6 mg, ekspektoran
mengurangi inflamasi saluran napas serta men(egah ambro>ol 4> 4% mg dan anti inflamasi kekambuhan dengan pemberian kortikosteroid sistemik de>amethasone 4>%,0 mg. yang lebih awal. DA9TA0 PUSTAKA
!4 1. ;iyanto S, isyam . uku Ajar )lmu penyakit +alam. Cakarta ? +epartemen )lmu Penyakit +alam 2akultas 9edokteran =niversitas )ndonesia, !%%. B31 !. +avey P. At a glan(e medi(ine. Cakarta ? 7rlangga. 13-13% 4. Surjanto 7. +erajat Asma dan 9ontrol Asma. Curnal ;espirologi )ndonesia !%%3J!3. 33-B0. 6. arleen 2S, Kunus 2. Asma pada =sia Danjut. Curnal ;espirologi )ndonesia !%%3J!3. 1$0-4. 0. Anggia +. Profil Penderita Asma ronkial yang +irawat )nap di agian Paru ;S=+ Arifin A(hmad Pekanbaru Periode Canuari-+esember !%%0. Pekanbaru? 29 =N;), !%%$. $. Asma bronkial. !%%3. http?::www.medi(astore.(om Ldiakses 1B 2ebruari !%1$M. . idjaja A. Patogenesis Asma. akalah )lmiah ;espirologi !%%4. Surakarta? 2akultas 9edokteran =niversitas Sebelas aret, !%%4.!. 3. ard CP'. ard C, Dea(h ;, iener *. at a glan(e Sistem ;espirasi. Cakarta? 7rlangga. 06-0 B. Amin , Alsagaff , Saleh '. Pengantar )lmu Penyakit Paru. Surabaya? Airlangga =niversity Press. 1B3B. 1-11. 1%.
anurung P, Kunus 2, iyono , Cusuf A, urti . ubungan Antara 7osinofil
Sputum dengan iperreaktivitas ronkus pada Asma Persisten Sedang. Curnal ;espirologi )ndonesia !%%$J1.60 11.
angunnegoro dkk. Asma Pedoman +iagnosis dan Penatalaksanaan di )ndonesia.
Cakarta? alai Penerbit 29=), !%%6.4-B. 1!.
ansjoer A, 'riyanti 9, Savitri ;, wardani ), Setiowulan . 9apita Selekta
kedokteran. 7disi ))). Cakarta? edia Aes(ulapius 29=), !%%1. 6-3!. 14.
Sundaru . Asma ronkial. +alam )lmu Penyakit +alam. 7disi ))). Cakarta? alai
Penerbit 29=). !%%1.!1-!. 16.
+anususanto . )lmu Penyakit Paru. Cakarta? ipokrates, !%%%. 1B$-!!6.