LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB KERACUNAN KERACUNAN MAKANAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUSKESMAS PULAU PULAU BERINGIN DESA AROMANTAI KABUPATEN KABUPATEN OKU SELATAN PADA TANGGAL 4 JANUARI 2016 (Sri Maidalena, SKM, M.Kes, Dr.Dianita Ekawati, SKM, M.Epid, dr.Artineke, M.Kes, Ena Juhaina, SKM, Vera Susanti, SKM, Titin Nizamiyah, Ines Narticopolen, Narticopolen, S.ST, Khusnul Khotimah, Khotimah, SKM) I.
Pendahuluan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular, keracunan keracunan pangan, keracunan bahan bahan berbahaya lainnya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat masyarakat masyarakat karena dapat menyebabkan menyebabkan jatuhnya korban kesakitan kesakitan dan kematian yang besar sehingga perlu diantisipasi diantisipasi dan dicegah penyebarannya dengan dengan tepat dan cepat. Salah satu tantangan sekaligus keunggulan seorang ahli epidemiologi adalah pada kemampuannya melakukan penyelidikan epidemiologi suatu kejadian luar biasa (KLB). Beberapa jenis KLB seperti diare, campak dan malaria mengalami penurunan jumlah sejalan dengan semakin baik sistem pengendalian beberapa penyakit tersebut. Akan Akan tetapi beberapa penyakit penyakit justru mengalami peningkatan peningkatan salah satunya satunya keracunan pangan. Penyakit yang disebabkan oleh pangan masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia adalah penyakit yang disebabkan oleh pangan. Pangan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan toksin yang diproduksi oleh mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika mengandung racun akibat cemaran kimia, bahan berbahaya maupun racun alami yang terkandung dalam pangan, yang sebagian diantaranya menimbulkan KLB keracunan pangan. Kejadian luar biasa (KLB) Keracunan Pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan dengan gejala yang yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis analisis epidemiologi, pangan tersebut terbukti sebagai sumber penularan. penularan. KLB keracunan pangan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di perkotaan, pemukiman dan perindustrian (Depkes RI,2009). Salah satu kriteria kerja KLB harus ditangani kurang dari 24 jam, Untuk itulah dibentuknya Tim Gerak Cepat (TGC) agar setiap kejadian Keracunan Pangan dapat ditangani secara cepat dan tepat. Hasil penyelidikan epidemiolgi KLB diharapkan mampu menjawab 5W+1H (What, When, Where, W ho, Why dan How). Berita dari media massa lokal tertanggal 05 Januari 2016, telah terjadi keracunan makanan di Kabupaten OKU Selatan Selatan dengan dengan penderita penderita sebanyak sebanyak 5 orang orang (4 orang orang meninggal meninggal dunia dunia dan dan 1 orang orang di rawat di di RS. Baturaja). Pada tanggal tanggal 06 Januari 2016 pukul 09.00 WIB Kepala BTKL PP Kelas I Palembang memberikan manda mandatt pada pada seksi seksi Surveil Surveilans ans Epidem Epidemiolo iologi gi untuk untuk melakuk melakukan an konfirm konfirmasi asi ke Kabupat Kabupaten en OKU Selatan Selatan untuk untuk kebenaran berita tersebut. Pada pukul 12.30 WIB seksi Surveilans Epidemiologi melalui instalasi Pengendalian Penyakit Menular (PPM) mengkonfirmasi mengkonfirmasi langsung ke kepala bidang Pengendalian Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) di Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten OKU Selatan, bahwa bahwa apakah benar telah terjadi KLB keracunan keracunan makanan pada tanggal 04 januari januari 2016 pukul pukul 14.00 WIB di Kecamatan Kecamatan Pulau Beringin Desa Aromantai dengan dengan penderita sebanyak 5 orang dan terdapat terdapat 4 orang meninggal dunia, dunia, 1 orang di rawat di di RS. Antonio Antonio Baturaja. Sebelum Sebelum meninggal meninggal dunia dunia penderita penderita makan makan pisang goreng goreng dan minum minum kopi hitam hitam bersama-sam bersama-samaa di sawah, sawah, beberapa beberapa saat kemudian kemudian penderita penderita mengalami mengalami gejala gejala mual, muntah, muntah, kejang, kejang, mulut berlendir,tu berlendir,tubuh buh kebiruan, pucat, pucat, nadi lemah, dan pingsan. pingsan. Kelima penderita telah mendapat mendapat pertolongan pertolongan di Puskesmas Puskesmas Pulau Pulau Beringin, 4 penderita meninggal di Puskesmas Puskesmas Pulau beringin (Doni, Ariana, Juanda, Juanda, dan Rendi) dan 1 orang (Sudian) di rujuk ke RSUD Muaradua kemudian di bawa ke RS Antonio Baturaja. II. II.
III.
Tujua ujuan n Penye Penyeli lidi dika kan n A. Tujuan Umum Dilaksanaka Dilaksanakannya nnya penyelidik penyelidikan an epidemiologi epidemiologi KLB Keracunan Keracunan Pangan di Desa Aromantai Aromantai Kecamatan Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan pada tanggal 4 Januari 2016. B. Tujuan Khusus sus 1. Konfirmasi Konfirmasi KLB Keracunan Keracunan Pangan Pangan 2. Mendeskrip Mendeskripsikan sikan KLB keracunan keracunan pangan pangan berdasarka berdasarkan n variabel variabel epidemiologi epidemiologi 3. Mengident Mengidentifikas ifikasii penyebab kejadian kejadian keracunan keracunan pangan pangan METODOLOGI a. Melakukan Melakukan wawancara wawancara dengan dengan petugas petugas penye penyelidika lidikan n epidem epidemiolog iologii KLB KLB Keracun Keracunan an Pangan Pangan b. Mengambil, Mengambil, melihat melihat dan mereview mereview hasil penyelidika penyelidikan n epidmiologi epidmiologi keracunan keracunan makanan.
IV. Hasil Hasil Invest Investiga igasi si dan dan Pemb Pembaha ahasan san Kabupa Kabupaten ten OKU OKU Selatan Selatan pada pada tahun tahun 2014 memilik memilikii pendud penduduk uk 451,84 451,845 5 jiwa jiwa terseba tersebarr di 19 kecamat kecamatan an yaitu: (Mekakau Ilir, Banding Agung, Agung, Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, Tengah, Warkuk Ranau Selatan, Buay Pemaca, Simpang, Buana Pemaca, Muaradua, Buay Rawan, Buay Sandang Aji, Tiga Dihaji, Buay Runjung,
1
Runjung Agung, Kisam Tinggi, Muaradua Kisam, Kisam Ilir, Pulau Beringin, Sindang Danau, dan Pulau Are). Perekonomian Kabupaten Kabupaten OKU Selatan didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. perikanan. KLB keracunan makanan di Kabupaten OKU Selatan dari tahun 2013 s/d 2016 telah terjadi sebanyak lima kali, sebagian besar disebabkan karena kesalahan kesalahan dalam proses pengolahan sehingga terkontaminasi terkontaminasi bakteri (kuman). Dari hasil investigasi di lapangan diketahui penyebab utama penderita penderita adalah keracunan keracunan makanan, sebelum sebelum meninggal meninggal dunia penderita penderita makan pisang pisang goreng goreng dan minum kopi kopi hitam bersama-sa bersama-sama ma di sawah, beberapa beberapa saat kemudian kemudian penderita penderita mengalami mengalami gejala mual, muntah, muntah, kejang, mulut mulut berlendir,tubuh berlendir,tubuh kebiruan kebiruan,, pucat, nadi lemah, dan pingsan. Kelima penderita telah mendapat pertolongan di Puskesmas Pulau Beringin, 4 penderita meninggal di Puskesmas Pulau beringin (Doni, Ariana, Juanda, dan Rendi) dan 1 orang (Sudian) di rujuk ke RSUD Muaradua kemudian di bawa ke RS Antonio Baturaja. Pada tanggal tanggal 10 Januari Januari 2016 2016 penderita penderita (Tn. Sudian) Sudian) telah pulang pulang ke rumahny rumahnyaa di desa desa Aromanta Aromantaii Kabupaten OKU Selatan, Selatan, dengan keadaan fisik belum stabil, nafsu makan makan mulai membaik, penderita belum mampu berkomunikasi berkomunikasi dengan baik baik dikarenakan belum belum membaiknya daya daya ingat pasca kejadian. kejadian. Pada saat investigasi di pondok tempat terjadinya keracunan makanan, di dapati sisa air minum di dalam ceret yang kemudian diambil sampelnya, pisang dan mangga mulai membusuk, ikan mati dan ada juga yang hidup di air kolam belakang pondok penderita kemudian diambil sampelnya. a.
Data Data Umum Umum KLB KLB Kera Keracu cuna nan n Pan Panga gan n Jumlah populasi berisiko = 5 orang Jumlah penderita = 5 orang - 4 orang orang meningg meninggal al dunia dunia dan 1 orang orang di rawat di RS Anton Antonio io Baturaja, Baturaja, pada pada saat saat dilakukan dilakukan investigasi tgl 12 Januari 2016 penderita sudah pulang kerumah dengan kondisi masih lemah dan belum bisa berkomunikasi dengan baik. Tim investigasi berkomunikasi melalui melalui keluarga penderita yang mengetahui kronologis kronologis kejadian tersebut. tersebut.
b.
Sampel Sampel yan yang g diamb diambil il dan dan diperi diperiksa ksa di labor laborato atoriu rium m Sampel pisang mentah = 1 sampel Sampel Kopi hitam bubuk = 1 sampel Sampel minuman kopi hi hitam seduh = 1 sampel Sampel air masak untuk menyeduh kopi = 1 sampel Sampel muntahan penderita = 1 sampel Bahan untuk memasak: gandum, garam, gula = 1 sampel Sampel ikan yang ma mati dikolam = 1 sampel Sa yur terong = 1 sampel Air kolam = 1 sampel Pada saat dilakukan dilakukan investigasi semua semua sampel telah di kirim ke Dinkes propinsi Sumsel Sumsel dan diperiksa di BPOM dan BBLK Palembang.
c.
Gambaran Ka Kasus Saat dilakukan investigasi didapatkan data sebagai berikut: 1. Pada hari senin tanggal tanggal 4 Januari Januari 2016, 2016, Tn Sudian Sudian (37 th) bersama bersama keempa keempatt keluarg keluarganya, anya, yaitu: yaitu: Ny. Aryama (57 th) ibu mertua, Tn. Rendi (14 th), Tn Juanda (14 th), dan Tn. Doni (16 th) pergi ke sawah pada pukul 12.00 WIB. Sesampai di sawah Ny. Aryama memasak lauk pauk, nasi, pisang goreng dan menyeduh kopi kopi hitam. Sementara menunggu nasi masak, kelimanya hanya hanya makan pisang goreng dan minum kopi hitam bersama-sama kemudian melanjutkan aktivitas membajak sawah. 2. Pada pukul pukul 14.00 14.00 WIB, Tn Sudian Sudian melihat melihat Doni yang yang jatuh pingsan pingsan ketika ketika membajak membajak sawah sawah yang sebelumnya muntah-muntah. Tn. Sudian meminta pertolongan pada tetangga sawah yaitu Tn. Sutandarni (42 th) untuk segera membawa Doni ke Puskesmas Pulau Beringin. Tn . Sudian kembali ke pondok dan melihat Ny. Aryama, Tn. Juanda dan Tn. Rendi juga pingsan di pondok. Kemudian Tn. Sudian meminta pertolongan warga untuk membawa korban korban lainnya ke Puskesmas Pulau Beringin, setibanya di Puskesmas Puskesmas Tn. Sudian menyusul menyusul pingsan. pingsan. 3. Pukul Pukul 14.30 WIB kelima kelima korban korban mendapat mendapat pertolo pertolongan ngan di Puskesm Puskesmas as Pulau Beringin Beringin,, kondisi kondisi kelima penderita nyaris sama yaitu: mual, muntah, kejang, mulut berbuih, tubuh kebiruan, pucat, dan nadi lemah. Penderita segera segera diberikan susu steril, dipasang infuse RL, dan oksigen. 4. Pukul Pukul 15.00 WIB, WIB, Tn. Doni Doni meninggal meninggal dunia, dunia, menyusul menyusul Ny. Ny. Aryama pukul pukul 15.15 15.15 WIB, Tn Juanda Juanda dan Tn. Tn. Rendi Rendi pukul pukul 15.35 15.35 WIB. WIB. Sedangkan Sedangkan Tn. Sudian Sudian dirujuk dirujuk ke ke RSUD Muaradua Muaradua kemudian di rujuk ke RS. Antonio Baturaja.
2
5.
Pada tanggal tanggal 10 Januari Januari 2016, 2016, Tn. Sudian Sudian telah telah kembali kembali kerumah kerumahnya nya di desa Aroman Aromantai, tai, akan akan tetapi kondisi penderita masih lemah dan belum bisa diajak untuk berkomunikasi. Sehubungan dengan penderita yang terkena keracunan makanan sedang beraktifitas di sawah dan dengan dengan gejala yang ditimbulkan ditimbulkan,, maka dugaan dugaan etiologi etiologi keracunan keracunan makanan makanan kemungkinan kemungkinan diakibatkan diakibatkan oleh pestisida. Adapun jenis pestisida dan gejala yang ditimbulkannya yang mendekati gejala yang diderita oleh penderita adalah sebagai berikut: a). Organoklorin, dengan gejala mual, muntah, gelisah, pusing, lemah, rasa geli atau menusuk pada pada kulit, kejang otot, hilang koordinasi, tidak sadar. b). Organofosfat dan Karbamat, dengan gejala lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera makan, mual, kejang perut, diare, penglihatan kabur, keluar air mata, keringat, air liur berlebih, tremor, pupil mengecil, denyut jsntung lambat, kejang otot (kedutan), tidak sanggup berjalan, rasa tidak nyaman dan sesak, buang air besar dan kecil tidak terkontrol, inkontinensi, tidak sadar dan kejang-kejang. Berdasarkan wawancara dengan warga yang menolong dan dan petugas petugas kesehatan dilapangan serta pemeriksa pemeriksaan an fisik pada penderita, penderita, maka maka disusun disusun tabel sebagai sebagai berikut berikut : Tabel 2:
Distribusi Distribusi Gejala Gejala KLB Keracun Keracunan an Pangan Pangan di Desa Aromantai Aromantai Kec. Kec. Pulau Pulau Bering Beringin in Kab. Kab. OKU OKU Selatan Selatan No
Gejala dan Tanda
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Kasus
%
5 5 5 5 5 5 5
100 % 100% 100 % 100 % 100% 100 % 100%
Mual Muntah Pusing Mulut Berbuih Tubuh Kebiruan Pingsan Kejang
Pada tabel tabel dapat dipelajari dipelajari etiologi/gejal etiologi/gejalaa yang paling paling mungkin mungkin dari kedua jenis pestisida pestisida sebagai sebagai diagnosis banding dan etiologi yang paling tidak mungkin dapat disingkirkan sebagai etiologi KLB. Pada tabel tersebut semua gejala masih dapat dapat memungkinkan sehingga sehingga etiologi/gejala keracunan pestisida pestisida organoklorin, dan organofosfat masih belum mendapatkan evidance evidance based (hasil uji laboratorium) dari kejadian tersebut. Pestisida organoklorin merupakan insektisida chlorinated hydrocarbon secara kimiawi tergolong insektisida yang relatif stabil dan kurang reaktif, ditandai dengan dampak residunya yang lama terurai di lingkungan. Kelompok organoklorin merupakan racun terhadap susunan syaraf baik pada serangga maupun mamalia. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Keracunan kronis bersifat karsiogenik (kanker). Sedangkan insektisida organofosfat merupakan ester asam fosfat atau asam tiofosfat. Pestisida ini merupakan racun pembasmi serangga yang paling toksik secara akut terhadap binatang bertulang belakang seperti ikan, burung, cicak dan mamalia. Pestisida ini mempunyai efek, memblokade penyaluran impuls syaraf dengan cara mengikat enzim asitelkolin-esterase. Keracunan kronis pestisida golongan organofosfat berpotensi karsiogenik. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (dermal), pernafasan (inhalasi) atau mulut (oral). Pestisida akan segera diabsorpsi jika kontak melalui kulit atau mata. Absorpsi ini akan terus berlangsung selama pestisida masih ada pada kulit. Kecepatan absorpsi berbeda pada tiap bagian tubuh. Perpindahan residu pestisida dari suatu bagian tubuh ke bagian lain sangat mudah. Jika hal ini terjadi maka akan menambah potensi keracunan. Residu dapat pindah dari tangan ke dahi yang berkeringat atau daerah genital. Pada daerah ini kecepatan absorpsi sangat sangat tinggi sehingga dapat lebih berbahaya dari pada tertelan. Paparan Paparan melalui oral dapat berakibat serius, luka berat atau bahkan kematian jika tertelan. d.
Kurv Kurva a ep epidem idemio iolo log gi Berdasarkan data yang diperoleh dibuat kurva epidemi sebagai berikut : Gambar 1 : Kurva Epidemi KLB Keracunan Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kab. OKU Selatan 6 4 Kasus 2
Kematian
0 14.00
14.30
15.00
15.30
15.35
16.00
3
Berdasarkan Berdasarkan kurva kurva epidemiologi epidemiologi diperoleh diperoleh gambaran periode periode KLB pada tanggal tanggal 4 Januari 2016 mulai jam 14.00 dan berakhir pada jam 15.35 WIB. e. Gam Gambara baran n epid epidem emio iolo logi gi menur enurut ut umur umur Tabel 1. Distribusi KLB Keracunan Makanan Menurut Umur di Desa Aromantai Bulan Januari Tahun 2016 No. Gol. Um Umur (th) Populasi Kasus Meninggal CFR Rentan 1. 2 2 2 40% ≤14 2. >14 3 3 2 40% Total 5 5 4 80%
Dari Dari 5 orang orang yang yang mengko mengkonsu nsumsi msi makana makanan n seb sebany anyak ak 5 orang orang menga mengalam lamii keracu keracunan nan panga pangan n terdir terdirii dari golongan umur <14 th sebanyak 2 orang meninggal dunia CFR (40%) dan golongan umur >14 th sebanyak 3 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 2 orang CFR (40%). V.
Peme emerik riksaa saan Labo Labora rato tori rium um Semua sampel yang diambil untuk konfirmasi ke Laboratorium di BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) Kesehatan) dan BPOM BPOM Prov Sumse Sumsel. l. Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan OKU Selatan tanggal 25 Januari 2016, dari hasil pemeriksaan laboratorium dari BPOM dan BBLK Palembang diketahui sampel untuk minuman kopi hasil hasil nya negatif sedangkan untuk sampel muntahan, gandum, ikan yang mati di kolam, dan sayur terong yang belum dimakan hasilnya positif mengandung pestisida organoklorin golongan endosulfan. VI. VI.
Kesi Kesimp mpul ulan an Etio Etiolo logi gi KLB KLB Penyebab Keracunan Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kecamatan Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Kabupaten OKU Selatan adalah: 1. Perilaku penderita/korban yang kurang kurang mentaati prosedur penggunaan dan penyimpanan penyimpanan pestisida. 2. Karena Karena mengko mengkonsu nsumsi msi makana makanan n pada saat saat diladang diladang yang yang diduga diduga terkont terkontami aminas nasii pestis pestisida ida kelompo kelompok k insektisida organoklorin. 3. Kemungkinan penderita/korban penderita/korban pada saat membajak sawah menggunakan menggunakan pestisida, pestisida, kelima penderita penderita yang telah terpapar pestisida pada saat istirahat makan pisang goreng dan minum kopi tidak mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir sehingga sisa pestisida masih melekat pada kulit dan tertelan bersama makanan yang di makan. VII. VII. 1. 2.
3.
Saran Saran dan dan Tindak Tindak lanj lanjut ut yang yang telah telah dila dilakuk kukan an Setiap Setiap kajadi kajadian an Kera Keracun cunan an pang pangan an diha diharap rapkan kan masyara masyarakat kat melapo melaporr cepat cepat ke ke Pusk Puskesma esmass dan dan Dinas Dinas Kesehatan terdekat sehingga sehingga dapat ditanggulangi secara cepat. cepat. Masya Masyarak rakat at dihara diharapka pkan n beroba berobatt ke Puskes Puskesmas mas terde terdekat kat dan dan apabi apabila la perlu perlu bero berobat bat ke ke Rumah Rumah Sakit Sakit terdek terdekat at guna mendapatkan pelayanan medis yang lengkap, sehingga kasus kematian pada KLB Keracunan pangan tidak dapat terjadi. Petugas Petugas Puskesmas Puskesmas diharapka diharapkan n agar ikut melakukan melakukan pengawasa pengawasan n dan dan penyuluhan penyuluhan Kesehatan Kesehatan terhadap terhadap Masyarakat sekitar tentang PHBS, penyimpanan dan pengunaan pestisida yang baik dan benar.
4
Foto Kegiatan Investigasi KLB Keracunan Makanan di Kabupaten OKU Selatan
5
Kondisi Ladang dan Pondok Penderita
6