LAPORAN INVESTIGASI KLB RABIES DI PUSKESMAS TANGKURA KAB.POSO FEBRUARI 2011*
PENDAHULUAN Penyakit Rabies atau yang lebih dikenal dengan penyakit anjing gila adalah suatu penyakit menular akut dari susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat menyerang sesama hewan berdarah panas, termasuk manusia. Di Indonesia penyakit rabies telah dikenal sejak tahun 1884 pada seekor kuda, sedangkan pada tahun 1889 pada anjing dan kerbau dan pada manusia baru dilaporkan pada tahun 1894. Rabies ditemukan baik pada daerah perkotaan maupun pedesaan dengan sumber penularan utama adalah anjing/ hewan perantara penular lainnya seperti kucing dan monyet yang erat hubungannya dengan manusia.Upaya Pemberantasan Rabies di Indonesia dilaksanakan searah Lintas Program dan Lintas Sector sesuai dengan SKB tiga Menteri yakni Menkes, Mentan dan Mendagri Nomor :279A/Menkes/SK/1978: Nomor: 522/Kpts/UM/8/78: Nomor : 143 tahun 1978 tanggal 15 Agustus 1978. Peran sektor kesehatan adalah bertanggung jawab terhadap sesuatu yang menyangkut manusia dalam masyarakat. Daerah Kabupaten Poso pada khususnya dan Sulawesi Tengah pada umumnya merupakan daerah endemis Rabies, dan setiap tahunnya selalu ada dilaporkan tersangka Rabies.
Berdasarkan Laporan masyarakat desa Sangginora Wilayah kerja Puskesmas Tangkura tanggal 04 Februari 2011 perihal adanya kematian akibat gigitan anjing, maka Tim Investigasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Poso turun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. TUJUAN Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kasus berdasarkan variable epidemiologi Tujuan Khusus
1. Memutuskan mata rantai penularan kasus Rabies di Desa-desa di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkura. 2.Mengetahui faktor resiko terjadinya KLB Rabies di Desa-desa di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkura. METODOLOGI
1. Pengumpulan Data Data diperoleh dari penelusuaran data sekuder yakni buku catatan/register penderita di Puskesmas Tangkura serta keterangan dari petugas puskesmas. 2. Pengolahan dan penyajian data Data yang dikumpulkan diolah secara manual dan dianalisa serta dinterprestasi dan ditampilkan dalam bentuk grafik dan narasi HASIL PENYELIDIKAN Pemastian KLB
Telah terjadi KLB Rabies pada suatu Wilayah tertentu apabila memenuhi salah satu kriteria : 1. Peningkatan jumlah kasus gigitan hewan tersangka rabies menurut periode waktu (mingguan/harian) disuatu kecamatan,desa/kelurahan dibandingkan dengan periode sebelumnya. 2. Terdapat satu kasus klinis Rabies pada Manusi Gambaran umum Lokasi
Kecamatan Poso Pesisir Selatan merupakan salah satu kecamatan yang sering melaporkan tersangka rabies/kasus gigitan anijing disamping kecamatan lainnya seperti Poso Pesisir, Poso kota,Lage,Pamona Timur,Pamona Utara dan Pamona selatan. Kecamatan ini terdiri dari 8 desa,transportasi antar desa tergolong lancar,fasilitas pelayanan kesehatan 1 buah puskesmas.Penduduk di Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada umumnya bermat pencaharian sebagai petani, wiraswasta dan pegawai negeri sipil,sebagian besar penduduk merupakn etnis pamona dan menganut agama kristen. Gambaran Epidemiologi Penyakit
Dari penyelidikan epidemiologi yang dilakukan pada tanggal 4 Februari 2011 di desa Sangginora dan desa Dewua Wilayah Kerja Puskesmas Tangkura Diperoleh data sebagai berikut : 1. KLB Rabies Berdasarkan Waktu
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa awal kejadian Penyakit Rabies (gigitan anjing) pada bulan November 2010, sebanyak 3 kasus, pada bulan Desember 2010 dan bulan Januari 2011
mengalami kenaikan sebanyak 8 kasus (masing-masing 4 kasus perbulannya), namun pada bulan Februari 2011 terjadi penurunan yakni hanya 1 kasus. Pada bulan Januari terdapat 1 penderita Rabies yang meninggal dunia. 2. KLB Rabies Berdasarkan Tempat
Tabel 1.Distribusi KLB Rabies di Wilayah Puskesmas Tangkura Kecamatan Poso Pesisir Selatan Kabupaten Poso Tahun 2011 Berdasarkan Tempat Kejadian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Desa
Jumlah Jumlah Jumlah AR Penduduk Kasus Kematian (%) Dewua 927 1 0 0,11 Sangginora 699 11 1 1,57 Tangkura 2079 0 0 0 Malitu 700 0 1 0 Patiwunga 887 0 0 0 Betalemba 729 0 0 0 Pantagolemba 638 0 0 0 Padalembara 1508 0 0 0 Jumlah 8166 12 1 0,15
CFR (%) 0 9,09 0 10 0 0 0 0 8,3
Sumber : Data Primer Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa kasus terbanyak berada di Desa Sangginora sebanyak 11 Kasus (AR = 1,57 %) dan Kasus Kematian berada di Desa Sangginora sebanyak 1 kasus (CFR = 9,09 %). 3. KLB Rabies Berdasarkan Orang
Tabel 2.Distribusi Penderita Rabies Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Tangkura Kecamatan Poso Pesisir Selatan Kabupaten Poso Tahun 2011 Golongan
Laki-Laki Kasus Mati
Perempuan Kasus Mati
Jumlah Kasus Mati
Umur (Thn) <1 1 -4 5 – 14 15 – 44 45 ke atas Jumlah
0 2 0 1 2 5
Sumber : Data Primer
0 0 0 1 0 1
0 3 2 2 0 7
0 0 0 0 0 0
0 5 2 3 2 12
0 0 0 1 0 1
Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa kasus terbanyak pada golongan umur 1-4 tahun sebanyak 5 kasus sedangkan dilihat dari jenis kelamin, kasus terbanyak pada jenis kelamin Perempuan sebanyak 7 kasus. 4.Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR )
Dari 12 kasus tersebut rabies tersebut semuanya mendaapatkan VAR tahap
pertama.
5. Pemeriksaan Specimen Laboratorium Anjing
Dilakukan pengiriman sampel kepala anjing ke laboratorium kesehatan hewan. D.
Hambatan/ Masalah
Berdasarkan hasil penyelidikan di lokasi kejadian di Desa Dewua dan Desa Sangginora bahwa kondisi perumahan yang cukup padat mempengaruhi faktor keterpaparan. Lama atau singkatnya masa tunas dari penyakit Rabies sangat dipengaruhi oleh :
Parah tidaknya luka gigitan Letak luka gigitan dengan SSP (Otak) Banyaknya syaraf pada luka gigitan Jumlah virus yang masuk melalui luka gigitan Jumlah luka gigitan Penanganan adekuat terutama pertolongan pertama.
1. Kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam pencegahan dan pemberantasan Rabies masih rendah terutama untuk melakukan vaksinasi anjing peliharaan serta melakukan karantina terhadap anjing yang dicurigai tersangka rabies. 2. Adanya kebiasaan masyarakat bila menemukan anjing yang suspek Rabies langsung dibunuh (dalam bahasa setempat ”ditoki”) untuk dikonsumsi, bukan sebaliknya dikarantinakan atau diperiksa di Laboratorium kesehatan hewan. 3. Belum intensifnya kegiatan program pemberantasan Rabies karena keterbatasan dana terutama pembiayaan dan SDM terlatih. 4. Belum mantapnya kerja sama lintas sector dalam penanganan Rabies. E.
Upaya-upaya Yang di Lakukan
Upaya yang telah dilakukan dalam penanganan dan penanggulangan oleh Tim Investigasi di lapangan antara lain : 1. Koordinasi dengan pihak terkait terutama Dinas Peternakan untuk melakukan upaya penanggulangan. 2. Penyelidikan ke lapangan. 3. Permintaan bantuan VAR 4. Penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab. Poso dan Dinas Peternakan Kab. Poso. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Rabies di Desa Dewua dan Sangginora di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkura Kecamatan Poso Pesisir Selatan sebanyak 12 Kasus (AR = 0,15%) dan 1 Kematian (CFR = 8,3%). Kejadian dimulai dari bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011. Kelompok umur dengan angka kejadian tertinggi adalah 1-4 tahun sebanyak 5 kasus dan penderita paling banyak pada jenis kelamin perempuan sebanyak 7 kasus. Saran
1. Sistem Kewaspadaan Dini terhadap penyakit Rabies perlu ditingkatkan sehingga pada saat terjadi Peningkatan Kasus atau KLB Rabies cepat t erdeteksi sedini mungkin. 2. Respon lintas sector ditingkatkan dalam penanganan dan pencegahan peningkatan kasus maupun KLB penyakit Rabies. 3. Sosialisasi secara berkala oleh petugas Puskesmas tentang definisi, penyebab dan bahaya penyakit Rabies. 4. Vaksinasi secara berkala oleh Dinas Peternakan pada hewan peliharaan.*** https://buletinsulteng.wordpress.com/2011/11/02/laporan-investigasi-klb-rabies-di-puskesmastangkura-kab-poso-februari-2011/ buletinsulteng
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:WgiQWT2t0XYJ:https://ml.scribd.com/do c/116869014/Laporan-Hasil-Penyelidikan-Epidemiologi-Kejadian-Luar-Biasa-Demam-BerdarahDengue+&cd=11&hl=id&ct=clnk&gl=id
Maviet , Etty .2015. Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue