LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI DUSUN KOWANG DESA NGARGOTIRTO KECAMATAN SUMBER LAWANG KABUPATEN SRAGEN
Oleh Kelompok 3 :
1. Annisa Dwi Y
2. Cahyaningsih
3. Nurma Oktafiani
4. Reni Puspita Sari
5. Rexi Fitriastuti
6. Tika Suryani
7. Titin Roys M
8. Tri Sanda Sriandikin
9. Yani Yusanti
AKADEMI KEBIDANAN YAPPI
SRAGEN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktek Kebidanan Komunitas di Desa Ngargotirto,Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah dengan judul "Asuhan Kebidanan Komunitas di Desa Ngargotirto Kecamatan Sumber Lawang Kabupaten Sragen"
Telah Disahkan :
Pada Tanggal : Januari 2014
Menyetujui :
Pembimbing Institusi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga mahasiswi AKBID YAPPI Sragen dapat menyelesaikan praktek belajar lapangan (PBL) sampai dengan penyusunan laporan di Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kebidanan komunitas sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan PBL yang telah dilaksanakan.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak selaku Kepala Kecamatan Sumber Lawang
2. Bapak Daryono selaku Kepala Desa Ngargotirto
3. dr. Selaku Kepala Puskesmas Sumber Lawang
4. Selaku bidan pembimbing lahan dan ibu Nur Selaku Kader Desa Ngargotirto
5. Dr. Untung Mardikanto MMR, Direktur AKBID YAPPI Sragen
6. Seluruh Ketua RT dusun Kowang desa Ngargotirto .
7. Tokoh Masyarakat, Kader, warga masyarakat Desa Ngargotirto yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan
8. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat dimanfaatkan bagi pembaca umum dan Mahasiswi Program Studi Kebidanan khususnya.
Ngargotirto, Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Metodologi 2
BAB II TINJAUAN TOERI
A. Teori atau konsep dassar komunitas 4
B. Konsep menejemen kebidanan komunitass 7
BAB III TINJAUAN KASUS 9
BAB IV PEMBAHASAN 25
BAB V PENUTUP 29
A. Kesimpulan 29
B. Saran 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Distribusi Penduduk menurut Kelompok Umum dan Jenis Kelamin
Tabel 3.2 : Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 3.3 : Distribusi Penduduk menurut Mata Pencaharian
Tabel 3.4 : Kematian Dalam Satu Tahun yang lalu
Tabel 3.5 : Paritas Kehamilan
Tabel 3.6 : Usia Kehamilan
Tabel 3.7 : Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan
Tabel 3.8 : Hasil Kadarzi
Tabel 3.9 : Status Kadarzi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dituntut untuk dapat memberi pelayanan KIA/KB dan kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya baik di institusi rumah sakit yang bersifat kuratif/klinis maupun juga dalam upaya-upaya pelayanan KIA/KB yang bersifat promotif, preventif dan mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan ibu dan anak, serta KB sesuai dengan prinsip Primary Health Care (PHC).
Dalam rangka mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dan bermutu dalam melaksanakan tugas seperti yang diharapkan diatas maka perlu kiranya memberikan kesempatan serta pengalaman belajar yang terarah dan terpadu kepada mahasiswa kebidanan tidak hanya dirumah sakit tetapi juga di puskesmas maupun dimasyarakat.
Institusi penyelenggara pendidikan kebidaqnan perlu untuk memberikan pengalaman belajar secara nyata kepada mahasiswanya dalam upaya meningkatkan program KB, KIA serta kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya sehingga mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan tersebut disuatu wilayah kerja.
Sehubungan dengan hal itu, salah satu pengalaman belajar yang perlu disediakan bagi mahasiswa adalah praktek asuhan kebidanan komunitas di pedesaan dengan menggunakan pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa).
Untuk itu, mahasiswa Akademi Kebidanan YAPPI Sragen melakukan survey langsung dimasyarakat dengan menggunakan asuhan kebidanan komunitas serta melakukan pendataan secara langsung untuk mengetahui status kesehatan masyarakat, yang dilakukan di Dusun Kowang yang terdiri dari 5 RT yaitu 05 A, 05 B, 06 A, 06 B dan 06 C di wilayah Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen sejak tanggal 17 Januari 2014 sampai tanggal 24 Januari 2014.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek asuhan kebidanan komunitas diharapkan mahasiswa mampu memandirikan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Dalam melakukan kegiatan praktek asuhan kebidanan komunitas, diharapkan mahasiswa bersama masyarakat mampu :
a. Melaksanakan pengkajian / pengumpulan data asuhan kebidanan komunitas pada tingkat keluarga, kelompok dan massyarakat.
b. Merumuskan masalah / kebutuhan yang berhubungan dengan KIA / KB, kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya bersama dengan masyarakat melalui Musyawarah Massyarakat Rukun Tetangga (MMRT).
c. Merumuskan masalah / kebutuhan yang berhubungan dengan KIA / KB, kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya bersama dengan masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
d. Membuat rencana asuhan kebidanan komunitas.
e. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan komunitas.
C. Metodologi
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data di awali dengan survey penduduk dengan menggunakan metode Cross Sectional dengan cara :
a. Wawancara
Mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden untuk mengumpulkan data menggunakan kuesioner.
b. Observasi
Menggadakan pengamatan secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang di teliti.
c. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan data dari buku-buku sumber, internet yang dijadikan bahan yang digunakan dalam pemecahan masalah.
d. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, kelompok kami menggunakan metode Hanlon Kualitatif yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah.
e. Analisis Data
Dalam menganalisa data kelompok kami menggunakan pendekatan H. L. Bloem.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori atau Konsep Dasar Komunitas
1. Pengertian kebidanan komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku (Kepmenkes 900/2002).
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan, publik ataupun banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa.
(Meilani dkk, 2009).
Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseoprang tinggal beserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan – hubungan individu dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti kekuarga , konsep sehat , maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan di cerminkan daklam perilaku keluarga maupun di kelompok tertentu.Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka dalam pemeliharaan kesehatan maupun perawatan ketika sakit ( Meilani dkk, 2009).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaaan , tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama (J.L. Gilin & J.P Gilin, 2009)
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga berencana (KB), Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa secara paripurna (Meilani dkk, 2009).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada 4 konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat, lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga di harapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani dkk, 2009).
1. Konsep Pendekatan menurut H.L Blum.
a. Lingkungan hidup
Masalah kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup, baik secara fisik, biologi dan sosial budaya.
Tingkat pendidikan keluarga biasanya pendidikan rendah, tingkat sosial ekonomi yang miskin dan gangguan untuk mencapai status keluarga sehat secara optimal
b. Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan . Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme)terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik secara pasif mengetahui, bersikap, mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya maupun aktif (tindakan) yang di lakukan sehubungan dengan penyakitan sakit tersebut.Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat- tingkat pencegahan penyakit yakni:
1) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (Health Promotion Behavior)
2) Perilkau pencegahan penyakit (Health Prevention Behavior) adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit
3) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (Health Seeking Behavior)yaitu untuk perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan
4) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (Health Rehabilitation Behavior) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit.
Dari uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku adalah merupakan konsepsi yang tidak sederhana, sesuatu yang kompleks , yakni suatu pengorganisasian proses- proses psikologis oleh seseorang yang memberikan predisposisi melakukan responsi menurut terhadap suatu obyek.
c. Pelayanan kesehatan
Dalam rangka meningkatan cakupan pelayanan keshatan kepada masyarakat berbagai upaya di lakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat (Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat atau UKBM). Sampai sekarang pelayanan kesehatan bagi keluargaa tidak dalam bentuk paket untuk setiap menit keluarga , tetapi dsalam pelayanan individu untuk setiap anggota keluarga.
d. Genetika atau Keturunan
Keluarga dibentuk menjadi 2 macam manusia dengan bermacam- macam gen dan sifat yang mempengaruhi anak- anak mereka . Pelayanan genetika dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga di anggap sulit dan mahal untuk di laksanakan dan membutuhkan metode tehnologi yang tinggi dengan ahli khusus (Bapelkes, 2009)
2. Prioritas Masalah
Syarat untuk memutuskan adanya masalah;
a. Adanya kesenjangan
b. Adanya rasa tidak puas
c. Adanya rasa tanggung jawab
Dari berbagai masalah yang di temukan tidak mungkin seluruhnya dapat di tanggulangi, untuk itu perlu adanya prioritas masalah. Metode yang di gunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah Metode Hanloon Kualitatif.
Prinsip Metode Hanloon Kualitatif adalah dengan matching . Kriteria yang di pakai adalah:
1) Urgency ( U ) / mendesak yaitu : apabila masalah tersebut mendesak dalam aspek waktu, masih dapat di tunda atau harus segera di tanggulangi.
2) Seriouness ( S ) / Kegawatan yaitu : besarnya akibat atau kerugian yang di nyatakan dalam besaran kuantitatif berapa rupiah, orang, dll.
3) Growth ( G ) / Perkembangan yaitu : kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan . Semakin berkembang masalah semakin di prioritaskan (Bapelkes, 2009).
3. Pemecahan masalah
Tujuan pemecahan masalah adalah menghilangkan atau mengurangi faktor- faktor penyebab masalah. Kegiatan yang di lakukan berupa:
1) Penetapan tujuan dan sasaran
2) Mencari alternatif pemecahan masalah. (Bapelkes, 2009).
2. Konsep Manajemen Kebidanan Komunitas
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus di lakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu (Depkes RI).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan- penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney's, 1997).
2. Langkah – langkah manajemen asuhan kebidanan
a. Langkah I : Pengumpulan data dasar.
b. Langkah II : Interpretasi data dasar.
c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa masalah potensial dan mengantisipasi masalah potensial.
d. Langkah IV : Antisipasi akan kebutuhan tindakan segera.
e. Langkah V : Intervensi (Merencanakan asuhan yang menyeluruh).
f. Langkah VI : Implementasi (merencanakan perencanaan).
g. Langkah VII : Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian / Pengumpulan Data
1. Data demografi
Dilakukan survey kesehatan masyarakat di 1 dusun yaitu Kowang yang terdiri dari beberapa RT yaitu RT 05 A, 05 B, 06 A, 06 B,dan 06 C yang merupakan dusun di kelurahan Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
2. Kependudukan
1. Jumlah Kepala Keluarga : 229 KK
2. Jumlah Penduduk : 842 jiwa
a. Laki-laki : 408 jiwa
b. Perempuan : 434 jiwa
3. Distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
No
KELOMPOK UMUR
L
P
JUMLAH
%
1.
0 – 11 Bulan
7
3
10
1,19%
2.
1 – 4 tahun
23
28
51
6,05%
3.
5 – 6 tahun
12
7
19
2,26%
4.
7 – 14 tahun
53
60
113
13,42%
5.
15 – 49 tahun
215
231
446
52,97%
6.
50 – 60 tahun
56
54
110
13,06%
7.
60 tahun ke atas
42
51
93
11,05%
JUMLAH
408
434
842
100%
4. Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan
No
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH
%
1.
Tidak pernah sekolah
53
6,29%
2.
Belum sekolah (<7 tahun atau belum masuk SD)
65
7,72%
3.
Tidak tamat SD (tdk memiliki ijasah SD)
28
3,33%
4.
Belum tamat SD (masih sekolah)
118
14,01%
5.
Tamat SD/sederajat
332
39,43%
6.
Tamat SLTP/sederajat
163
19,36%
7.
Tamat SLTA/sederajat
75
8,91%
8.
Tamat perguruan tinggi/Akademi
8
0,95%
JUMLAH
842
100%
5. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian
No
MATA PENCAHARIAN
JUMLAH
%
1.
Petani
257
30,52%
2.
Nelayan
-
-
3.
Peternak
1
0,12%
4.
Pengusaha industri
4
0,48%
5.
Pekerja buruh kasar
4
0.48%
6.
Pengrajin
-
-
7.
PNS (ABRI/Sipil)
3
0,35%
8.
Karyawan swasta
231
27,43%
9.
Pensiunan
-
-
10.
Lain-lain, sebutkan…………………..
342
40,62%
JUMLAH
842
100%
II. STATUS KESEHATAN
A. Kesakitan
1. Jumlah orang sakit (1 bulan) : 18 jiwa ( 2,14% )
2. Proporsi penyakit
a. Bayi : -
b. Anak balita
1. ISPA : 5 jiwa ( 27,78% )
2. Typoid : 1 jiwa ( 5,56 % )
3. Diare : 1 jiwa ( 5,56 % )
c. Ibu (sesuai siklus reproduksi ) yang tidak berhubungan dg kesehatan reproduksi dimasukkan dlm penyakit umum : -
d. Lansia
1. Hipertensi : 2 jiwa ( 11,11 %)
e. Umum
1. Typoid : 1 jiwa ( 5,56 %)
2. Demam : 1 jiwa ( 5,56 %)
3. Asma : 1 jiwa ( 5,56 %)
4. Diare : 2 jiwa ( 11,11%)
5. Hipertensi : 1 jiwa ( 5,56 %)
6. Varisela : 2 jiwa ( 11,11 %)
7. Maag : 1 jiwa ( 5,56 %)
B. Sarana / Tempat berobat
1. Tidak berobat : 1 jiwa
2. Keluarga / kader : - jiwa
3. Dukun / since : - jiwa
4. Praktik medis / paramedic : 5 jiwa
5. Pustu / puskesmas / RS : 12 jiwa
C. Kematian (dalam satu tahun yang lalu)
No
KEMATIAN
JUMLAH
Tempat tinggal/dusun
1.
Umum
0
2.
Bayi
1
Kowang RT 05 A Ngargotirto
3.
Balita
0
4.
Ibu bersalin
0
III. PELAYANAN KESEHATAN
A. KIA
1. Kehamilan
a. Jumlah Ibu Hamil : 5 jiwa
b. Paritas kehamilan
No
Paritas
Jumlah
%
1.
Primigravida (hamil 1)
1
20%
2.
Multigravida (hamil II – IV )
4
80%
3.
Grande Multigravida (hamil > IV)
-
-
c. Usia kehamilan
No
Usia kehamilan
Jumlah
%
1.
1 – 3 bulan
-
-
2.
4 – 6 bulan
1
20%
3.
7 – 8 bulan
4
80%
4.
9 bulan
-
-
d. Ibu hamil dengan KRR : 5 jiwa (jumlah skor 2)
Ibu hamil dengan KRT : - jiwa (jumlah skor 6 – 10 )
Ibu hamil dengan KRST : - jiwa (jumlah skor 12 )
e. Frekuensi pemeriksaan kehamilan
No
Frekuensi periksa hamil
Jumlah
1.
1 kali
-
2.
2 kali
-
3.
3 kali
-
4.
4 kali
5
Belum pernah periksa : jiwa
f. Imunisasi TT (kehamilan)
1) TT 1 : 5 jiwa
2) TT 2 : 5 jiwa
g. Pemberian tablet Fe (berdasarkan usia kehamilan)
1) 30 tabelt : 4 jiwa
2) 60 tablet : - jiwa
3) 90 tablet : 1 jiwa
h. PMT bumil, ya : - jiwa, tidak : 5 jiwa
i. Pengetahuan breastcare antenatal
1) Baik : - jiwa
2) Cukup : 2 jiwa
3) Kurang : 3 jiwa
j. Buku KIA / KMS Bumil, ya : 5 jiwa, tidak : - jiwa
k. Ibu hamil ikut tabulin : - jiwa
Ibu hamil tidak ikut tabulin : 5 jiwa
2. Persalinan (umur bayi maksimal 11 ulan 29 hari)
a. Jumlah bayi yang lahir hidup : 5 jiwa (83,33 %)
b. Jumlah kelahiran dengan BBLR : 1 jiwa (16,67 %)
c. Pertolongan persalinan
1) Tenaga kesehatan : 5 jiwa (100 %)
2) Dukun bayi terlatih : - jiwa ( - %)
3) Dukun bayi tidak terlatih : - jiwa ( - %)
d. Tempat persalinan
1) Di pelayanan kesehatan : 5 jiwa
2) Dirumah : - jiwa
e. Ibu hamil dengan keguguran : - jiwa
Ibu hamil tidak dengan keguguran : 5 jiwa
f. Bayi diperiksa : 6 jiwa
Bayi tidak diperiksa : - jiwa
3. Ibu nifas
a. Ada masalah laktasi : - jiwa
Tidak ada masalah laktasi : 1 jiwa
b. Pengetahuan ibu tentang laktasi
1) Baik : - jiwa
2) Kurang : 1 jiwa
c. Pemeriksaan ibu nifas
1) Ya : 1 jiwa
2) Tidak : - jiwa
d. Pemeriksaan ibu nifas di
1) Dokter : - jiwa
2) Bidan : 1 jiwa
3) Yankes : - jiwa
4) Puskesmas / RS : - jiwa
e. Vitamin A
1) Ya : 1 jiwa
2) Tidak : - jiwa
4. Ibu meneteki
a. 0 – 6 bulan : 8 jiwa
b. > 6 – 12 bulan : 4 jiwa
c. > 1 – 2 tahun : 6 jiwa
d. > 2 tahun : - jiwa
5. Bayi dan Balita
a. Neonatal (0 – 28 hari)
1) Riwayat kelahiran
a) Lahir spontan : - jiwa
b) Dengan bantuan alat : 1 jiwa
c) Operasi / SC : - jiwa
2) Makanan pokok
a) ASI : 2 jiwa
b) PASI : - jiwa
b. Bayi
1) Kunjungan ke posyandu
a) Rutin : 9 jiwa
b) Tidak rutin : - jiwa
2) Pemeriksaan tumbang
a) Ya : 9 jiwa
b) Tidak : - jiwa
3) Mempunyai KMS
a) Ya : 9 jiwa
b) Tidak : - jiwa
4) Imunisasi bayi sesuai umur (umur maksimal 11 bulan 29 hari) imunisasi yang sudah didapat ditulis semua
a) BCG : 3 jiwa
b) Hep – B 1 : 3 jiwa
c) DPT I + Hep – B 2 : 3 jiwa
DPT II + Hep – B 3 : 2 jiwa
DPT III + Hep – B 4 : 1 jiwa
d) Polio I : 2 jiwa
Polio II : 2 jiwa
Polio I II : 2 jiwa
Polio I V : 1 jiwa
e) Campak : - jiwa
c. Balita (0 – 5 tahun kurang 1 hari )
1) Jumlah balita : 53 balita
2) Gizi balita
a) Baik : 53 balita ( 100 %)
b) Kurang : - balita ( - %)
c) Buruk : - balita ( - %)
3) Penyakit penyerta kelainan gizi : -
4) Balita diberi ASI (umur maksimal 2 tahun )
a) Ya : 39 balita ( 73,58 %)
b) Tidak : 14 balita ( 26,42 %)
5) Umur balita disapih
a) > 2 tahun : 19 balita
b) < 2 tahun : 20 balita
6) Balita sudah mendapat vitamin A : 53 balita
B. Keluarga Berencana (KB).
1) PUS (15 – 49 tahun) : 178 pasang
2) PUS ber-KB (Akseptor) : 131 pasang ( 58,72%)
Kontrasepsi yang digunakan
a) MOW/MOP : 17 pasang (12,5 %)
b) IUD/Spiral : 8 pasang ( 6,25 %)
c) Susuk : 8 pasang ( 6,25 %)
d) Suntikan : 87 pasang ( 68,75%)
e) P i l : 10 pasang ( 8,59 %)
f) Kondom : - pasang ( - %)
g) Lain – lain : 1 pasang ( 0,78 %)
3) Lama penggunaan.
a) < 1 tahun : 15 pasang
b) 1 – 3 tahun : 33 pasang
c) 4 – 5 tahun : 13 pasang
d) > 5 tahun : 72 pasang
4) Tempat pelayanan KB.
a) Di Posyandu : - pasang
b) Di Pelayanan kesehatan : 32 pasang
c) Di Dokter praktek : 4 pasang
d) Di Bidan praktek : 95 pasang
C. Industri Rumah Tangga
1) Jenis usaha yang dimiiki
a) Makanan : 5
b) Kerajinan : 2
2) Jumlah diperiksa
a) Diperiksa : -
b) Tidak diperiksa : 7
D. P2M
1) Jumlah anggota keluarga mengalami demam : 1 jiwa
2) Jumlah diperiksa darah ke laboratorium
a) Ya : - jiwa
b) Tidak : - jiwa
E. PERKESMAS
1) Jumlah penderita sakit dirawat dirumah : 1 jiwa (5,56 %)
a) Dirawat oleh keluarga : 13 jiwa (72,22%)
b) Dirawat oleh petugas kesehatan : 4 jiwa (22,22%)
2) Frekuensi (rata-rata kunjungan petugas) : 2 kali/penderita
F. LABORATORIUM
1) Jumlah anggota keluarga periksa ke laboratorium : jiwa
2) Jenis pemeriksaan
a) Darah : - jiwa ( 0 %)
b) Urine : - jiwa ( 0 %)
IV. PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
A. Perilaku mandi
1) Frekuensi
a) 1x : - KK ( - %)
b) 2x : 173 KK ( 75,55 %)
c) 3x : 56 KK ( 24,45 %)
2) Tempat mandi
a) KM sendiri : 223 KK ( 97,38 %)
b) Pancuran : 5 KK ( 2,18 %)
c) Pemandian umum : 1 KK ( 0,44 %)
d) Kolam : - KK ( - %)
e) Sungai : - KK ( - %)
3) Penggunaan sabun
a) Ya : 229 KK ( 100 %)
b) Tidak : - KK ( - %)
4) Frekuensi gosok gigi sehari
a) 1x: - KK ( - %)
b) 2x: 173 KK ( 75,55 %)
c) 3x: 56 KK ( 24,45 %)
d) Jumlah sikat gigi:
1) Sesuai jumlah anggota keluarga : 191 KK (83,40 %)
2) Tidak sesuai jumlah anggota keluarga : 38 KK (16,59 %)
B. Perilaku buang air besar ( BAB)
1) Angsatrine (kakus) : 115 KK ( 50,22 %)
2) Jumbleng (cemplung) : 95 KK ( 41,48 %)
3) Kolam ikan : - KK ( - %)
4) Sembarang tempat : 9 KK ( 3,93 %)
C. Kebiasaan mengambil air minum
1) Mata air/ PMA : 4 KK ( 1,75 %)
2) Sumur umum/ keluarga : 150 KK ( 65,50 %)
3) Perpipaan/ Pam : 75 KK ( 32,75 %)
4) Air untuk minum
a) Dimasak : 229 KK
b) Tidak dimasak : - KK
D. Kebiasaan mengganti pakaian
1) Tiap hari : 229 KK ( 100 %)
2) Tiap dua hari sekali : - KK ( 0 %)
3) Tiap tiga hari sekali : - KK ( 0 %)
4) > Tiga hari sekali : - KK ( 0 %)
E. Kebiasan membersihkan rumah (menyapu lantai/halaman)
1) Satu kali sehari : 42 KK ( 18,34 %)
2) Dua kali sehari : 193 KK ( 84,28 %)
3) Tiga kali sehari : 14 KK ( 6,11 %)
4) Tidak teratur : 3 KK ( 1,31 %)
F. Pantangan makan dan minum
1) Ada pantangan ibu hamil atau ibu melahirkan : - jiwa
2) Ada pantangan bagi bayi / ibu melahirkan : - jiwa
G. Keluarga Sadar Gizi ( Kadarzi )
1) Hasil Kadarsi
NO
INDIKATOR KADARZI
YA (KK)
%
TIDAK (KK)
%
1
Keluarga makan aneka ragam makanan
210
91,70
%
19
8,30
%
2
Keluarga (bumil/balita) memantau kesehatan dan pertumbuhan dengan cara menimbang berat badan
60
26,20
%
169
73,80
%
3
Keluarga gunakan garam beryodium dalam makanan sehari-hari
201
87,77
%
28
12,23
%
4
Ibu memberi ASI sampai bayi berumur 6 bulan
95
41,48
%
134
58,52
%
5
Keluarga biasa sarapan pagi
229
100
%
-
0
%
2) Status Kadarzi
NO
STATUS
JML (KK)
%
1
Sadar gizi (Untuk jawaban Ya)
146
63,76
%
2
Belum sadar gizi (Untuk jawaban Tidak)
83
36,24
%
JUMLAH
229
100
%
V. LINGKUNGAN
A. Kesehatan Lingkungan / lingkungan fisik (perumahan)
1) Pembuangan kotoran / jamban keluarga:
a) Ada memenuhi syarat : 119 KK ( 51,97 %)
b) Ada tidak memenuhi syarat : 104 KK ( 45,41 %)
c) Tidak ada : 6 KK ( 2,62 %)
2) Penyediaan air bersih :
a) Ada memenuhi syarat : 154 KK ( 67,25 %)
b) Ada tidak memenuhi syarat : 68 KK ( 29,69 %)
c) Tidak ada : 7 KK ( 3,06 %)
3) Pembuangan sampah :
a) Ada memenuhi syarat : 97 KK ( 42,36 %)
b) Ada tidak memenuhi syarat : 128 KK ( 55,90 %)
c) Tidak ada : 4 KK ( 1,74 %)
4) Pembuangan air limbah :
a) Ada memenuhi syarat : 74 KK ( 32,31 %)
b) Ada tidak memenuhi syarat : 121 KK ( 52,84 %)
c) Tidak ada : 34 KK ( 14,85 %)
5) Jendela rumah / ventilasi:
a) Ada memenuhi syarat : 104 KK ( 45,41 %)
b) Ada tidak memenuhi syarat : 108 KK ( 47,16 %)
c) Tidak ada : 17 KK ( 7,43 %)
6) Cerobong asap dapur :
a) Ada memenuhi syarat : 83 KK ( 36,24 %)
b) Ada tidak memenuhi syarat : 99 KK ( 43,23 %)
c) Tidak ada : 47 KK ( 20,53 %)
7) Ruang tidur :
a) Ada memenuhi syarat : 88 KK ( 38,43 %)
b) Ada tidak memenuhi syarat : 141 KK ( 61,57 %)
c) Tidak ada : - KK ( 0 %)
8) Bebas jentik
a) Ya : 132 KK ( 57,64 %)
b) Tidak : 97 KK ( 42,36 %)
9) Bebas tikus
a) Ya : 27 KK ( 11,79 %)
b) Tidak : 202 KK ( 88,21 %)
10) Bebas lalat
a) Ya : 19 KK ( 8,30 %)
d) Tidak : 210 KK ( 91,70 %)
11) Pekarangan bersih
a) Ya : 128 KK ( 55,90 %)
b) Tidak : 101 KK ( 44,10 %)
12) Pekarangan dimanfaatkan
a) Ya : 136 KK ( 59,39 %)
b) Tidak : 93 KK ( 40,61 %)
13) Kandang ternak tertpisah dari rumah dan bersih (untuk yang mempunyai kandang ternak)
a) Ya : 118 KK ( 51,53 %)
b) Tidak : 111 KK ( 48,47 %)
14) Kelayakan rumah
NO
Variabel
Jumlah
%
1
Layak sehat
92
40,17
%
2
Tidak Layak Sehat
137
59,83
%
JUMLAH
229
100
%
B. Social Ekonomi :
Rata-rata pengeluaran (belanja) keluarga perbulan Rp 488.160,-
C. Sosial Budaya :
Organisasi sosial / kemasyarakatan yang ada:
Karang taruna
Arisan
Pengajian
Yasinan
VI. Kebutuhan kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat
a. Penyuluhan tentang PHBS ( Rumah sehat, Jamban, sampah)
b. Penyuluhan tentang KB
c. Penyuluhan tentang kanker payudara
A. Rumusan Diagnosa/ identifikasi masalah
Dari hasil survey kesehatan masyarakat (kebidanan komunitas) ternyata diperoleh penyakit yang berhubungan dengan status kesehatan ibu.
No
Masalah
Jumlah
%
1.
ISPA
5
27,78 %
2.
Diare
3
16,67 %
3.
Hipertensi
3
16,67 %
4.
Typoid
2
11,11 %
5.
Demam
1
5,56 %
6.
Asma
1
5,56 %
7.
Varicela
2
11,11 %
8.
Maag
1
5,56 %
J u m l a h
18
100 %
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini kelompok kami akan membandingkan teori yang di dapat dengan kenyataan yang terjadi pada saat melaksanakan praktek belajar di 5 RT yaitu : 05 A, 05 B, 06 A, 06 B, dan 06 C dusun Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Proses asuhan kebidanan komunitas terdiri dari:
I. Pengkajian
Pada tahap pengkajian data ini di peroleh melalui observassi dan wawancara yang di lakukan dari rumah ke rumah. Kajian pengkajian meliputi : pendataan,Tabulasi, analisis, dan perumusan masalah.
Pelaksanaan kegiatan pendataan dan tabulasi di lakukuan pada tanggal 17 Januari sampai 24 Januari 2014.
Pada saat kelompok kami melakukan pengkajian terutama pada saat pendataan sebagian besar masyarakat desa Ngargotirto dan tokoh massyarakat ikut membantu mahasiswa dalam pengkajian pada tanggal 17 Januari sampai tanggal 24 Januari 2014 di desa Ngargotirto dan setelah di lakukan di temukan masalah antara lain: rendahnya tingkat kesadaran tentang PHBS( rumah sehat, jamban dan sampah), kurangnya pengetahuan tentang kanker payudara dan kurangnya pengetahuan tentang KB.
II. Perencanaan
Tahap perencanaan terdiri dari perumusan tujuan dan penyusunan rencana tindakan yang telah di rencanakan sesuai dengan konsep perencanaan. Penyelenggaraan MMRT yang di laksanakan pada tanggal 24 Januari 2014 yang melibatkan seluruh unsur masyarakat yaitu Seluruh ketua RT, Kader, Tokoh masyarakat,dosen akbid Yappi . Dalam MMRT ini di bahas dan di tetapkan masalah, waktu, tempat, dan penanggung jawab. Prioritas masalah: rendahnya tingkat kesadaran tentang PHBS ( rumah sehat, jamban dan sampah), kurangnya pengetahuan tentang kanker payudara dan kurangnya pengetahuan tentang KB.
Dari prioritas rumusan masalah yang di dapat maka di lakukan tindak lanjut dengan penyuluhan, pemeriksaan payudara dan pendemontrasian cara gosok gigi yang benar.
III. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan MMRT yang dilaksanakan di desa Ngargostirto pada tanggal 24 Januari 2014. Dalam pelakssanaan ini mahasiswa bekerjasama sama dengan masyarakat sekitar. Pada proses ini kegiatan di laksanakan berdasarkan masalah – masalah yang muncul pada saat di laksanakan MMRT yang di sesuaikan dengan ssumber daya dan kemampuan masyarakat serta menekankan pada aspek preventif dan promotif. Pada saat pelaksanaan setiap desa melakukan implementasi sesuai dengan masalah yang di temukan di desa, dan juga yang ada di masing- masing desa.
Berikut beberapa prioritas permasalahan yang ada di desa Ngargosari beserta pemecahan masalahnya yang dilakukan oleh mahasisswa AKBID YAPPI Sragen .
a) Rendahnya tingkat kesadaran tentang PHBS(Perilaku Hidup bersih dan Sehat)
Setelah melakukan pengkajian dari data masyarakat terdapat :
1. Masih banyak rumah yang meletakkan kandang ternak serumah dengan rumah utama.
2. Masih banyaknya rumah yang belum bebas lalat dan tikus.
3. Masih banyaknya rumah yang memiliki jamban belum memenuhi syarat.
4. Masih banyak warga yang belum memiliki tempat pembuangan sampah yang memennuhi syarat.
5. Masih banyak rumah yang jendela / ventilasi belum memenuhi syarat.
Kelompok kami mengetahui kondisi yang terjadi di masyarakat terhadap seperti kurangnya kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat terutama dalam pembuangan sampah, pembuangan kotoran / jamban keluarga, jendela / ventilasi rumah kurang memadahi dan belum bebas lalat dan tikus. Hal ini juga menyebabkan kesehatan masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat kurang ini tentu menjadi pembahasan yang terkait satu sama lain.
Untuk ini kelompok kami memberikan pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yaitu dalam pola hidup bersih dan sehat, sebagai evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu telah dilakukan penyuluhan dan pendemonstrasian cara gosok gigi yang benar pada anak usia pra sekolah dan dalam pembungan sampah, sebagai evaluasi sebagai dari kegiatan yang telah di lakukan yaitu telah disediakan tempat sampah umum untuk warga masyarakat sekitar.
Untuk menindaklanjuti kasus penyakit demam berdarah maka kelompok kami memberikan penyuluhan mengenai perilaku menjaga kebersihan terutama dalam menguras bak mandi harus dilakukan secara teratur,selain itu juga di berikan penyuluhan tentang Perilaku mencegah penyakit demam berdarah yaitu dengan menerapkan prinsip 3M yaitu menguras bak mandi,menutup air bersih,dan menimbun sampah. .
b) Kurangnya pengetahuan tentang kanker payudara.
Kelompok kami menemukan banyaknya warga yang kurang mengetahui tentang kanker payudara dan cara deteksi dini mengenai penyakit tersebut.
Untuk menindak lanjuti hal tersebut maka kelompok kami melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada wanita usia subur tentang pengertian dan cara deteksi dini mengenai kanker payudara sebagai evaluasi telah dilakukan pemeriksaan payudara dengan cara SADARI.
c) Kurangnya pengetahuan tentang keluarga berencana
Dari hasil survey yang sudah dilakukan kelompok kami, kami menemukan banyak pasangan usia subur yang pengetahuannya tentang keluarga berencana masih kurang. Sehingga kelompok kami mengadakan penyuluhan tentang keluarga berencana pada pasangan usia subur.
Sebagai evaluasi dari kegiatan tersebut dilakukan tanya jawab tentang materi penyuluhan keluarga berencana, dan sebagian dari masyarakat sudah mengerti tentang keluarga berencana dan masih di rundingkan dengan suaminya.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang telah dilakukan pada Asuhan Kebidanan Komunitas di Desa Ngargotirto dapat disimpulkan:
1. Dari hasil pengkajian yang kami lakukan didapatkan sikap masyarakat sangat kooperatif saat dilakukan wawncara, begitu juga dengan lingkungan serta tingkat pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai PHBS, garam beryodium, dan ketersediaan air bersih.
2. Dari hasil observasi yang mahasiswa lakukan ada masalah yang berhubungan dengan KIA/KB, kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya bersama dengan masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Desa.
3. Mahasiswa merencanakan Asuhan Kebidanan Komunitas dengan diberikan penyuluhan yang berhubungan dengan masalah yang ada dimasyarakat.
4. Tindakan segera yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah memberikan penyuluhan tentang masalah kesehatan dan mengantisipasi yang mungkin terjadi di masyarakat.
B. SARAN
1. Puskesmas dan Bidan Desa Ngargotirto
Agar terus meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan merata pada masyarakat dengan melakukan kunjungan kepada masyarakat atau dengan menggunakan puskesmas keliling.
2. Kepala Desa Ngargotirto
Agar dapat mengarahkan warganya untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Kader Posyandu Desa Ngargotirto
Kader posyandu (promotor) agar dapat menerapkan pengetahuan atau ilmu yang telah didapatkan sehingga mampu menjadi contoh dimasyarakat dalam rangka pembangunan kesehatan.
4. Masyarakat Desa Ngargotirto
Masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mengembangkan kesehatan lingkungannya dan lebih meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan.