A. Pendahul Pendahuluan uan
Menurut ajaran islam, cara untuk memahami manusia dan alam semesta dapat dapat dil dilaku akukan kan melal melalui ui dua pintu, pintu, yaitu yaitu ayat ayat kauniy kauniyah ah dan ayat ayat kauliy kauliyah ah.. Menurut Ancok Ancok & Suroso (2008), untuk menggali manusia kita tidak sematamata menggunakan teks Al!ur"an dan Al#adist (ayat kauliyah) namun juga dengan menggunakan, menggunakan, memikirkan, dan mere$leksikan kejadiankejadian yang %er%eda di alam semesta dan terjadi pada diri manusia (ayat kauniyah) dengan menggunakan akal, indera, dan intuisi. Secara umum, sum%er pengetahuan yang paling dapat dipercaya adalah Al !ur"an dan Al#adist. Secara ringkas, dapat dikatakan Al!ur"an dan Al#adist adal adalah ah ruju rujuka kann utam utamaa psiko sikolo logi gi sla slam. m. 'sik 'sikol olog ogii isla islam m mem mem$oku $okusk skan an perhatiannya pada masalahmasalah aspek dalam manusia. alam Al!ur"an dengan tegas dinyatakan %aha kehidupan manusia tergantung pada ujud ruh dalam dalam %adann %adannya ya.. *amun *amun %agaim %agaimana ana ujud ujud dan %entuk %entukny nyaa dil dilara arang ng untuk untuk mempersoalkannya (!S +-8). /agaimana ruh itu %ersatu dengan %adan yang kemudian mem%entuk manusia yang menjadi khali$ah terdapat dalam !.S. Al#ijr ayat 2J K L C 9 : :3 J = N : I (2)1 1F5 95 G@5 H 3456 5 7 9 : ; <=> : ? @ B5 CD E 1F
Qingkah laku manusia adalah aki%at dari interaksi antara ruh dan %adan. Ralaupun Ralaupun manusia mempunyai ruh dan %adan, tetapi ia dipandang se%agai pri%adi yang yang terp terpad adu. u. ala alam m Al!u l!ur"a r"ann sura suratt AlA lA"raa$ raa$ ayat ayat +2, +2, Allah llah SRQ SRQ %er$irman: 1F [ ED J UC ] J W : 3 ND YZ [ <=; :7\ ] J ^ : _[ ` : U O J5C <=; :=? : TU VL 4 J W 5 X 1F5 f < 5[ 1F 1F5 _ O : ] J 5 D J ; U ] J W 5 5 K :LU YZ b ] J : 4 W X [ 5 H 5 =W : J b 7 N : 7L N5 5 F q+2 1 5; J< = J 3 GZ 5@57 < 1 7G ?5; Artinya- “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jia mereka (seraya ber!irman)" #$ukankah aku ini Tuhanmu%# mereka menjaab" #$etul (&ngkau Tuban kami), Kami menjadi saksi#' (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan" #esungguhnya Kami ($ani Adam)
adalah rang-rang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)# (!.S.
AlA"raa$-
+2) Allah telah mengeluarkan dari sul%i Adam dan keturunannya, generasi demi generasi se%elum mereka diturunkan ke dunia, dan Allah mengam%il kesaksian terhadap jia mereka dengan $irman*ya /ukankah Aku ini Quhanmu aa% mereka- /etul (vngkau Quhan kami) kami menjadi saksi. an Allah menyatakan %aha a mengam%il kesaksian terhadap mereka akan kedudukan *ya se%agai Quhan agar mereka pada hari kiamat, tidak menyatakan %aha mereka tidak tahu akan hal itu. ari sini tampak jelas %aha dalam diri manusia terdapat kesiapan alamiah untuk mengenal Allah dan mengesakan*ya. adi, pengakuan terhadap kedudukan Allah se%agai Quhan tertanam kuat dalam $itrahnya dan telah ada dalam relung jia sejak waman awali (Ancok & Suroso, 2008). i dalam surat An*isa" ayat + juga dise%utkan yang artinya *ai sekalian manusia, bertakalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari serang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya+ dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama ya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim' esungguhnya Allah selalu menjaga dan mengaasi kamu'” (!.S.
An*isa"-+). ari satu jia, na%i Adam AS, Allah menciptakan puluhan miliar jia yang %er%eda%eda satu sama lain dan %er%eda pula dengan jia yang menjadi asalnya. #al semacam ini telah menjadi jelas %agi ilmuan genetika saat ini. xleh karena itu, adanya kemiripan dua orang, sematamata dari aspek genetisnya saja, kemungkinannya hanya terjadi dalam angka satu persepuluh pangkat empat puluh. ari sini pula kita dapat memahami secara mendalam makna $irman Allah %erikut ini } ND ; 4 > @ <= N ? Z [ _` ` 7F N ~•D : 7 |5; N< q{ ] 53` q8 N 7F T : |NU VX =€ [ 5 @ Lz5
lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang, Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu'”
Ada dua alasan mendasar mengapa kita perlu menghadirkan psikologi islam. Alasan yang paling utama adalah karena islam mempunyai pandangan pandangan sendiri tentang manusia. 'sikologi islam itu merupakan konsep manusia menurut Al!ur"an. Al!uran se%agai sum%er utama agama islam. Al !ur"an adalah kita% petunjuk, didalamnya %anyak terdapat rahasia mengenai manusia. Allah se%agai pencipta manusia, tentu tahu secara nyata dan pasti tentang siapa manusia. Melalui Al!uran, Allah mem%eritahukan rahasiarahasia tentang manusia. xleh karena itu 'sikologi slam disusun dengan memakai Al !ur"an se%agai acuan utamanya. Sementara Al!ur"an sendiri diturunkan %ukan sematamata untuk ke%aikan umat islam, tetapi untuk ke%aikan umat manusia seluruhnya. engan demikian dapat dikatakan %aha, 'sikologi slam di%angun dengan arahan untuk kesejahteraan umat manusia. B. Isi 1. Ruh
'engertian uh dalam Al!uran, kata Aluh digunakan se%anyak 22 kali. 'enggunaan kata ini diungkapkan dalam %er%agai %entuk, seperti ruh, ruha, ruhan, ruhihi, dan ruhii (misalnya dalam Al!uran An*isa ayat- ++, Al#ijr ayat- 22, Alsra ayat- 8, Maryam ayat- +, AsySyura ayat- 2, Shad ayat- 2. syarat yang menyangkut unsur immaterial manusia antara lain %erkaitan dengan ke%eradaan alruh ini. 'roses penciptaan manusia, seperti dinyatakan dalam Al!uran, dilakukan melalui dua tahap, yaitu penyempurnaan $isik dan peniupan atau penghem%usan ruh ilahi ke dalam dirinya. 'ada tahap penciptaan yang %ersi$at $isik, proses penciptaan terse%ut dilakukan dengan melalui dua model, yaitu penciptaan yang %erasal dari tanah dan penciptaan yang dilakukan melalui $ase$ase tertentu di dalam rahim seorang perempuan. Model yang pertama diperlakukan kepada *a%i Adam AS, sedangkan model yang kedua %erlaku untuk umat manusia secara keseluruhan. 'roses penciptaan terse%ut dapat dilihat dalam kutipan ayat+) !S. Al#ijr ayat- 22. Artinya- ‚an kami telah menciptakan jin se%elum (Adam) dari api yang sangat panas. an (ingatlah), ketika Quhanmu %er$irman kepada para
malaikat- ‚Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang %erasal) dari lumpur hitam yang di%eri %entukƒ maka apa%ila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)„u, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan %ersujud. Ayat Al!uran yang terdapat dalam surat Al#ijr diatas, secara tegas mem%edakan asal kejadian manusia (Adam dan juga keturunannya) dan asal kejadian jin. 'er%edaan itu %ukan saja pada unsur tanah dan api, tetapi yang le%ih penting adalah %aha pada unsur kejadian manusia ada ruh ciptaan Allah st. …nsur ruh ini tidak ditemukan pada i%lis maupun jin. …nsur ruh itulah yang mengantar manusia le%ih mampu mengenal Allah st, %eriman, %er%udi luhur serta %erperasaan halus. 2) !S. AlMu†minun ayat-+2+‡. Artinya- ‚an sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (%erasal) dari tanah. „emudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). „emudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang %elulang, lalu tulang %elulang itu kami %ungkus dengan daging. „emudian kami jadikan dia makhluk yang (%er%entuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, 'encipta yang paling %aik. Seperti dijelaskan dalam Al!ur"an surat AlMu"minum di atas, %aha proses reproduksi manusia dise%utkan secara %ertahap dari $ase ke $ase. 'roses pem%entukan (tasiyah) manusia yang terjadi di dalam rahim seorang perempuan, terjadi melalui suatu proses trans$ormasi dari $ase ke $ase. 'roses terse%ut diaali dari $ase sulalah min thin (saripati dari tanah), kemudian nuth$ah (pertemuan sperma dan oˆum), kemudian †ala‰ah (%erdempetnya wyghote ke dinding rahim), kemudian mudghah dan †idwamm (segumpal daging dan tulang) dan akhirnya sampailah pada titik kesempurnaanya, yaitu susunan $isiknya yang harmonis. ilihat dari proses ini, pem%entukan manusia terse%ut murni %ersi$at ‚materi‚. i sinilah peran ‚perantara‚ yang telah dimainkan oleh para pasangan suamiisteri dalam proses penciptaan manusia. Setelah meleati $ase$ase terse%ut, di saat em%rio janin sudah siap, maka
ditiupkan ruh ilahi ke dalam dirinya. „emudian dijadikanlah ia oleh Allah makhluk yang %er%eda dari yang lain, yaitu dengan jalan menghem%uskan ruh ilahi kepadanya. Memperhatikan proses penciptaan dan kejadian manusia di atas, secara su%stansial menunjukkan adanya dimensi $isik atau jasmani di satu pihak dan dimensi ruhani atau spiritual di pihak lain. …nsur $isik, darah dan daging, dipandang oleh para ulama tasau$ se%agai unsur yang telah menye%a%kan dorongan manusia melakukan aktiˆitas untuk mempertahankan hidup jasmani dan keturunannya, seperti makan, minum dan hu%ungan seksual. Sedangkan unsur ruh telah menye%a%kan manusia %erhu%ungan dengan penciptanya. „arena seperti diketahui %aha unsur ruh terse%ut %erasal dan %ersum%er langsung dari Allah SRQ atau dalam istilah al !uran min ruhi. Melalui unsur ruh yang ada dalam dirinya, mengantarkan manusia untuk menundukkan ke%utuhanke%utuhan jasmaninya sesuai dengan tuntunan ilahi. Alruh Alilahi adalah daya tarik yang mengangkat manusia ke tingkat kesempurnaan, ahsani ta‰im. Apa%ila manusia melepaskan dari daya tarik terse%ut, ia akan jatuh meluncur ke tempat se%elum daya tarik tadi %erperan dan ketika itu terjadilah kejatuhan manusia. Manusia mencapai tingkat yang setinggi tingginya (ahsan ta‰im) apa%ila terjadi perpaduan yang seim%ang antara ke%utuhan jasmani dan ruhani, antara ke%utuhan $isik dan jia. Qetapi, apa%ila manusia hanya memperhatikan dan melayani ke%utuhan ke%utuhan jasmaninya saja, maka ia akan kem%ali atau dikem%alikan kepada proses aal kejadiannya, se%elum ruh ilahi menyentuh $isiknya, yaitu kem%ali ke as$ala sa$ilin. Š) !S. An*isa ayat- ++ Artinya- ‚Rahai ahli kita%, janganlah kamu melampaui %atas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang %enar. Sesungguhnya Al Masih, sa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat*ya yang disampaikan*ya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari*ya. Maka %erimanlah kamu kepada Allah dan rasulrasul*ya dan janganlah kamu mengatakan- ‚(Quhan itu) tiga‚, %erhentilah (dari ucapan itu). (tu) le%ih
%aik %agimu. Sesungguhnya Allah Quhan yang Maha vsa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di %umi adalah kepunyaan*ya. ‹ukuplah Allah menjadi 'emelihara‚. ‡) !S. Shad ayat- +‡ Artinya- ‚(ngatlah) ketika Quhanmu %er$irman kepada malaikat‚Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah‚. Maka apa%ila telah „usempurnakan kejadiannya dan „utiupkan kepadanya ruh (ciptaan)„u, maka hendaklah kamu tersungkur dengan %ersujud kepadanya‚. Œalu seluruh malaikatmalaikat itu %ersujud semuanya, kecuali %lis, dia menyom%ongkan diri dan adalah dia termasuk orang orang yang ka$ir. Se%agian orang mengatakan %aha hakekat manusia terdiri dari jasad (materi) dan ruh. Manusia dikatakan mulia%aik %ila ruh mendominasi jasadnya, se%aliknya manusia dikatakan hinajahat %ila jasad mendominasi ruhnya. engan demikian, %ila ingin menjadi manusia yang mulia%aik, maka perlu meningkatkan ruhnya. Œalu, apa pengertian ruh dalam pernyataan ini Apakah ruh dalam arti nyaa „arena ruh dalam arti nyaa dapat diindera melalui mani$estasi mani$estasinya, yaituƒ tum%uh, %ergerak dan %ereproduksi. uh dalam pengertian nyaa merupakan tenaga penggerak yang juga dikategorikan materi. „etika semua mani$estasi terse%ut tidak ada, maka dikatakan manusia itu mati dan tidak terdapat ruh (nyaa). uh memiliki %e%erapa arti (musytarak). Ada ruh yang artinya nyaa (!.S. Alsra- 8), ruh yang artinya i%ril (!.S. AsySyu"ara- +Š+‡) dan ruh yang artinya syariah Al !ur"an (!.S. AsySyura- 2). +) !.S. Alsra" ayat- 8 an mereka %ertanya kepadamu tentang ruh. „atakanlah- nyaa (uh) itu termasuk urusan Quhanku, dan tidaklah kamu di%eri pengetahuan melainkan sedikit. A%dullah (dalam, saktiyono 20+2) menyatakan %aha maksud dari „utiupkan kepadanya ruh„u (!.S. Shad- +2), maksudnya adalah ruh ciptaan„u, %ukan ruh %agian dari„u. „arenanya Allah %er$irman„atakanlahƒ ruh itu termasuk urusan Quhanku (!.S. Alsra"- 8),
maksudnya telah diciptakan dengan perintah Allah. uh itu adalah urusan ketuhanan yang menakju%kan, yang melemahkan ke%anyakan akal dan paham dari pada mengetahui hakikatnya. Menurut AlŽhawali ruh adalah daya yang mendatangkan kehidupan, dise%ut juga dengan daya ke%inatangan atau ruh %inatang. uh, laksana cahaya, ia telah mendatangkan daya kehidupan terhadap seluruh organ atau anggota tu%uh. Sementara itu, %n !ayyim %erpendapat, %aha ruh adalah daya yang %er%entuk cahaya yang %ergerak dari dunia maknai menuju %adan yang %ersi$at materi. uh lah yang telah mem%erikan kehidupan pada jasmani sehingga dapat dira%a dan dirasakan. /eralasan dengan makna kata ruh yang %erlainan sesuai konteksnya, Qha%atha%a†i %erkesimpulan %aha ruh yang ditanyakan dalam Al!uran surat alsra ayat 8 di atas, adalah %erkaitan dengan hakekat ruh itu sendiri. aa%an atas pertanyaan itu itu adalah %aha ruh itu urusan Quhan dan ilmu yang dimiliki manusia %erkaitan dengan hakekat ruh tidak memadai. uh memiliki ilayah dalam ujud ini, mempunyai kekhususan dan ciriciri serta dampak di alam raya ini yang sungguh indah dan mengagumkan, tetapi ada tirai yang menghalangi manusia untuk mengetahuinya. uh Allah ini, seperti dinyatakan dalam ayatayat di atas, masuk ke dalam diri manusia melalui suatu proses yang di dalam Al!uran digunakan istilah alna$akh. Secara %ahasa na$akh %erarti tiupan atau hem%usan, jadi Allah meniupkan atau menghem%uskan ruh*ya kepada manusia. 'engertian %ahasa seperti ini, tidak tepat serta tidak sesuai, se%a% tidak mungkin %agi Allah melakukan akti$itas tiupan ataupun hem%usan. Menurut AlŽawali, alna$akh di sini tidak dapat diartikan secara har$iah, se%a% itu mustahil %agi Allah. Alna$akh di sini dapat dilihat dari dua sisi. ilihat dari sisi Allah, alna$akh adalah kemurahan Allah (Aljud Alilahi) yang mem%erikan ujud kepada sesuatu yang menerimanya. Aljud ini mengalir dengan sendirinya (ayyad i An *a$sihi) atas segala hakekat yang diadakan*ya. engan demikian,
penciptaan ini %ersi$at emanasi, yakni ruh mengalir dari at Allah melalui aljud alilahi kepada manusia tanpa suatu peru%ahan pada diri Allah. 2) !.S. AsySyu"ara, ayat- +Š+‡ ia di%aa turun oleh Aruh Al Amin (i%ril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orangorang yang mem%eri peringatan. Š) !.S. AsySyura, ayat- 2 an demikianlah „ami ahyukan kepadamu ahyu (Al !ur"an) dengan perintah „ami. Se%elumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al „ita% (Al !ur"an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi „ami menjadikan Al !ur"an itu cahaya, yang „ami tunjuki dengan dia siapa yang „ami kehendaki di antara ham%aham%a „ami. an sesungguhnya kamu %enar%enar mem%eri petunjuk kepada jalan yang lurus. uh yang mem%uat manusia menjadi mulia%aik dan mempunyai si$at si$at yang luhur dan mengikuti ke%enaran. uh merupakan unsur yang di dalamnya terkandung kesiapan manusia untuk merealisasikan halhal yang paling luhur dan si$atsi$at yang paling suci. uhlah yang mem%uat manusia siap untuk mem%um%ung tinggi melampaui peringkat hean. engan penciptaan seperti itu, manusia di%edakan dari seluruh makhluk ciptaan Allah. Manusia, dalam %e%erapa hal, sama dengan hean, misalnya keadaan $isik dan emosinya untuk mempertahankan diri. uh yang ada dalam dirinya menjadikan manusia cenderung mencari Allah dan rindu akan keutamaan yang akan mengantarkannya mencapai kesempurnaan manusiai. xleh karena itulah manusia layak untuk menjadi khali$atullah di %umi ini. 'endek kata, %aha yang mem%edakan manusia dari hean adalah percikan ruh dari Allah atas dirinya engan demikian, ruh (idrak shillah %illah) %ukan %agian dari %entukanhakekat manusia. „arena kesadaran hu%ungan dengan Allah datangnya %ukan dari watunsur manusia itu sendiri, melainkan dari proses %erpikir atau pem%elajaran. Seorang ateis yang mengingkari ke%eradaan
Allah, tidak akan menyadari hu%ungannya dengan Allah, meskipun demikian tetap saja ia dise%ut manusia. #akekat manusia adalah materi. „arena manusia merupakan %enda yang dapat diindera, %egitu pula dengan ruhnya (nyaa tenaga penggerak) yang dapat diindera melalui mani$estasi mani$estasinya, yaitu- tum%uh, %ergerak dan %ereproduksi. engan pemikiran yang mendalam dan cemerlang terhadap alam, hidup dan manusia akan nampak %aha ketiganya %erupa materi, yang dimaksud dengan materi di sini adalah sesuatu yang dapat dijangkau dan diindera, %aik materi itu dide$inisikan se%agai sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa, atau di de$inisikan se%agai tenaga yang dapat menggerakkan, %aik tampak maupun tidak. 'erilaku manusia dilihat dari sisi watnya, tanpa dilihat lagi $aktor$aktor dan pertim%anganpertim%angan lain adalah materi %elaka, An*a%hani (Satiyono, 20+2). A%durrahman (Satiyono, 20+2) juga menyatakan %aha manusia %er%entuk %enda yang %isa dira%a dan diindera secara langsung. emikian halnya dengan gerakan tu%uh manusia juga dapat diindera dan dira%a, maka manusia sejatinya merupakan materi. Menurut AlŽhawali, terapat dua pengertian ruh. 'ertama, ruh %erarti tu%uh halus ( jisim lathi! ). Sum%ernya itu lu%ang hati yang %ertu%uh. Œalu %erter%ar dengan perantaraan uraturat yang memanjang, kesegala %ahagian tu%uh yang lain. uh itu mengalirnya dalam tu%uh, mem%anjirnya cahaya hidup, perasaan, penglihatan, pendengaran dan penciuman dari padanya kepada anggotaanggota tu%uh. uh menurut AlŽhawali menunjukkan kelem%utan ilahi (lathi$ah ilahiyah) dan %erada dalam hati %adaniah manusia. uh dimasukkan ke dalam tu%uh melalui †saringan yang halus. 'engaruhnya terhadap tu%uh adalah seperti lilin di dalam kamar. Qanpa meningalkan tempatnya, cahayanya memancarkan sinar kehidupan %agi seluruh tu%uh. „arena ruh merupakan lathi$ah maka ia merupakan suatu unsur ilahi. Se%agai sesuatu yang halus, ruh merupakan kelengkapan pengetahuan yang tertinggi dari manusia. Se%agai konsekueni %aha ruh %erasal dari Allah, maka ia memiliki si$atsi$at yang di%aa dari asalnya terse%ut. 'ada saat yang sama ke%utuhan manusia terhadap agama juga merupakan suatu hal yang logis karena %erasal dari sum%er yang sama, yaitu Allah. tulah se%a%nya mengapa dalam agama keyakinan terhadap Allah
menempati prioritas yang utama %ahkan se%agai porosnya. Qetapi karena tarikantarikan $isik yang sangat kuat dan luar %iasa dalam diri manusia, kesadaran ilahiyah yang ada dalam dirinya menjadi tertim%un ke dasar yang paling dalam. tulah gam%aran yang dilukiskan dalam surat AtQin ayat- dengan pernyataan ‚kemudian kami kem%alikan dia ke tempat yang serendah rendahnya‚, yaitu pada keadaan ketika ruh %elum dihem%uskan ke dalam dirinya. „edua, ruh %erarti yang halus dari manusia, yang mengetahui dan yang merasa. Menurut %nu #awm, jia dan ruh merupakan dua nama yang sinonim untuk sesuatu yang sama, se%a% makna keduanya sama. %nu #awm %erkata jia dan ruh itu sama. Makna $irman Allah SRQ (!S, Alsra"- 8), adalah karena jasad merupakan mahkluk yang diciptakan dari de%u, kemudian dari nut!ah
(mani), kemudian dari /ala0ah, k emudian dari onggokan daging,
kemudian dari tulang, kemudian dari tu%uh. Qetapi ruh tidak demikian keadaannya, Allah hanya %er$irman hanya mem%eri perintah kepada eksistensi, adilah‘ Maka, ia telah menjadi. %nu #awm menegaskan %aha jia, ruh dan nasmah adalah katakata sinonim. „adangkadang pengertian ruh juga digunakan untuk pengertian yang lain. Misalnya, i%ril a.s adalah ruh Al-amin dan Al‰ur"an adalah ruh yang %erasal dari sisi Allah SRQ. Menurut %nu Qaimiyah, kata Ar-ruh digunakan juga untuk pengertian
jia. ia %erkata- uh yang mengatur %adan yang ditinggalkan setelah kematian adalah ruh yang dihem%uskan kedalamnya (%adan)ƒ dan dialah jia yang meninggalkan %adan melalui proses kematian. *a%i Muhammad sa. 'ernah %ersa%da setelah %ermimpi tentang salat, Sesungguhnya Allah menggenggam ruh kita sekehendak*ya dan mengem%alikannya sekehendak *ya pula. Œalu /ilal r.a %ertanya, Rahai rasulullah, apakah yang mengam%il jiaku sama dengan yang mengam%i jiamu. Allah SRQ juga %er$irman- Allah memegang jia (orang) ketika matinya dan memegang jia (orang) yang %elum mati diaktu tidurnyaƒ maka ia tahan jia (orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan ia lepaskan jia yang lain sampai aktu yang ditentukan (!S. Awumar- ‡2). i dalam Ash-hahihain dise%utkan %aha *a%i Muhammad SAR pernah %erdoa ketika hendak tidur, engan namaMu Quhanku engkau telah meletakkan sisiku, dan kepadaMu aku mengangkatnya. ika engkau
mengangkat jiaku, maka ampuniah dan sayangilah jiaku tetapi jika engkau mengirimnya, maka peiharalah se%agaimana engkau memelihara ham%a ham%aMu yang salih. alam hadis lain dengan sangat sahih juga dise%utkan, Sesungguhnya jika ruh manusia digenggam, maka malaikat %erkata, ’keluarlah ahai jia yang %aik yaang pernah %erada dijasad yang %aik, keluarlah dengan penuh keridhaan dan dirdhai‘" ada juga yang %erkata ’keluarlah ahai jia %uruk yang pernah %erada dijasad yang %uruk, keluarlah dengan keadaan murka dan dimurkai". uh yang dica%ut pada saat kematian dan pada saat tidur dise%ut ruh dan jiaƒ %egitu pula yang diangkat ke langit dise%ut ruh dan jia. a dise%ut jia lantaran si$atnya yang mengatur %adan, dan dise%ut ruh lantaran si$at lem%utnya. „ata ruh sendiri meniscayakan makna kelem%utan, iu se%a%nya angin juga dise%ut dengan ruh. %nu Qaimiyah menye%utkan %aha kata ruh dan jia mengandung %er%agai makna, yaitu+) uh adalah udara yang keluar masuk %adan. 2) uh adalah asap yang keluar dari dalam hati dan mengalir di darah. Š) ia adalah sesuatu itu sendiri, se%agaimana $irman Allah SRQ (!S. Al An"am-‡) Artinya- Quhanmu teah menetapkan atas diri*ya kasih sayang. ‡) ia adalah darah yang %erada di dalam tu%uh hean, se%agaimana ucapan para ahli $i‰ih, #ean yang memiliki darang yang mengalir dan hean yang memiliki darah yang tidak mengalir. ) ia adalah si$atsi$at jia yang tercela atau jia yang mengikui keinginannya. Qentang tempat jia atau ruh yang %erdiam di dalam tu%uh, maka %nu taimiyah %erpendapat, tidak ada tempat khusus ruh di dalam jasad, tetapi ruh mengalir di dalam jasad se%agaimana kehidupan mengalir mengalir didalam seluruh jasad. Se%a%, kehidupan mem%utuhkan adanya ruh. ika ruh ada didalam jasad, maka di dalamnya ada kehiduan (nyaa), tetapih jika ruh %erpisah dengan jasad, maka ia %erpisah dengan nyaa.
2. Nafsu
'sikoanalisa dipandang %anyak mendasarkan konsepnya pada dimensi Al*a$su yang merupakan salah satu dimensi dalam aspek na$siah. „emudian /aharuddin menyimpulkan %aha psikoanalisa memandang perilaku manusia
%anyak dipengaruhi oleh masa lalu, ketidak sadaran, dan dorongandorongan %iologis (na$suna$su), yang selalu menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi. adi psikoanalisa memandang manusia adalah %uruk, liar, kejam, non etis, egois, sarat na$su, dan %ertuhan kepada kenikmatan jasmani (/aharuddin, 200). alam pandangan Sigmund reud kepri%adian manusia terdiri dari tiga system, yaitu id, ego, dan super ego, id adalah %agian yang paling primitiˆe dan orisinil dalam kepri%adian manusia. a merupakan gudang penyimpan ke%utuhanke%utuhan manusia mendasar, seperti makan, minum, istirahat atau rangsangan agresiˆitas dan seksualitas (/aharuddin, 200). vgo, atau "diri" merupakan dimensi kesadaran rasional yang merupakan jem%atan manusia %erhu%ungan dengan dunia luar. vgo ini %erkem%ang sejalan dengan proses perkem%angan pikiran (kogniti$) manusia. Sementara itu super ego merupakan dimensi moralitas yang menjadi pemandu perilaku manusia. alam kehidupan seharihari ego senantiasa menghadapi pertentangan antara dorongan dasar dari id dan nilainilai moral dari super ego (Su%andi, 20+). „ajian psikologi slam mengenai struktur kepri%adian dasar manusia %anyak %erkaitan dengan konsep na$su, akal dan hati. stilahistilah terse%ut %isa dipadankan dengan id, ego, dan super ego dalam konsep psikoanalisis. *a$su adalah id, akal adalah ego dan hati adalah super ego (Su%andi, 20+). *a$su adalah aspek ke%inatangan dalam diri manusia. 'ara su$i menggam%arkan haa na$su se%agai %inatang %uas, seperti anjing pencuri, ru%ah yang licik, kuda liar, %ahkan ular atau naga. orongan aspek ke%inatangan dalam diri manusia ini %ersi$at primiti$. ia seringkali menyusup dalam setiap perilaku manusia, meski manusia terse%ut sering tidak disadari (Su%andi, 20+). Sigmund reud %erpendapat %aha dorongan dasar yang paling dominan dalam diri manusia adalah dorongan seksual dan dorongan agresi$. ua dorongan inilah yang melatar %elakangi seluruh perilaku manusia. Meskipun tidak dalam %entuk yang asli, dorongan seksualitas dapat %eru%ah %entuk (su%limasi) menjadi keinginan untuk memiliki, keinginan untuk menguasai (Su%andi, 20+). Meskipun tidak sesuai semuanya, konsep akal dalam su$isme %isa disejajarkan dengan konsep ego dalam psikoanalisis. Seperti akal, ego
%er$ungsi untuk mengendalikan dorongan id yang tidak sesuai dengan realitas. Misalnya, id mem%utuhkan dorongan seksual, maka ego tidak mengijinkannya karena kondisi realitas tidak memungkinan. „alau id mendesak terus, maka ego akan terus %erusaha mengekangnya karena ego mendapatkan pesan dari super ego %aha hal itu tidak %oleh. isinilah kemudian sering terjadi pertentangan antara id dan ego (Su%andi, 20+). „etika na$su menguasai akal atau id mendominasi ego, maka orang terse%ut tidak dapat %erpikir dan %ertindak secara rasional. ia akan mengem%angkan %er%agai %entuk mekanisme pertahanan diri yang kurang sehat untuk mem%ela diri sendiri. Mekanisme ini tim%ul ketika ego merasa terancam. Qujuannya tidak lain adalah supaya ego merasa aman (Su%andi, 20+).
3. Akal
Secara vtimologi, akal memiliki arti Al-1msak (menahan), Al-2ibath (ikatan ), Al-*ajr (menahan), Al-ahy (melarang), dan Man3u (mencegah). /erdasarkan makna %ahasa ini maka yang dise%ut orang %erakal ( Al-A0il ) adalah orang yang mampu menahn dan mengikat haa na$sunya. ika haa na$sunya terikat maka jia rasionalitasnya mampu %ereksistensi. Akal merupakan organ tu%uh yang terletak di kepala lawimnya dise%ut dengan otak (Alimagh) yang memiliki cahaya nurani yang dipersiapkan dan mampu memperoleh pengetahuan (AlMa"ri$ah) dan kognisi (Al Mudrikat). Akal juga diartikan se%agai energi yang mampu memperoleh, menyimpan dan mengeluarkan pengetahuan. Akal mampu menghantarkan manusia pada su%stansi humanistik (at nsaniyah) atau potensi $ithrah yang memiliki dayadaya pem%eda antara halhal yang %aik dan %uruk, yang %ergunakan dan mem%ahayakan. engan demikian akal merupakan daya %erpikir manusia untuk memperoleh pengetahuan yang %ersi$at rasional dan dapat menentukan eksistensi manusia. Akal secara psikologi memiliki $ungsi kognisi (daya cipta). „ognisi adalah suatu konsep umum yang mencakup semua %entuk pengalaman kognisi, mencakup semua %entuk pengalaman kognisi, mencakup mengamati, melihat, memperhatikan, mem%erikan pendapat, mengasumsikan dan lain
se%againya. iskursus tentang akal le%ih %anyak di%icarakan oleh para $ilsu$. ilsu$ yang terpopuler adalah %nu Sina. Menurut %nu Sina, manusia memiliki tiga jia, yaitu jia tum%uhtum%uhan (Al*a$s Al*a%atiyah), jia %inatang (Al*a$s #ayaaniyah), dan jia %erpikir (Al*a$s Al *ati‰hah). ia %erpikir (akal) pada puncaknya mampu menerima limpahan pengetahuan dari Allah SRQ melalui akal $a"al. (*asution, +). Akal di dalam Al!ur"an dise%utkan se%anyak ‡ kali. umlah ini tidak termasuk sinonimnya, seperti AlŒu%% dan se%againya. Akal dalam Al !ur"an tidak seperti kal%u. Akal hanya diungkap dalam %entuk kata kerja ($i"il) dan satu pun tidak dise%utkan dalam %entuk kata %enda (isim). #al ini menunjukkan %aha akal %ukanlah suatu su%stansi (jauhar) yang %ereksistensi, melainkan aktiˆitas su%stansi tertentu. ika akal dipahami se%agai suatu aktiˆitas maka su%stansi apakah yang melakukan aktiˆitas „omponen na$sani yang mampu %erakal adalah kal%u. Seperti yang tertuang di dalam Al!ur"an surah l #ajj- ‡{. — : =Z :?5> J3 ™ =^ : @ š — =Z :\ : ] JW :; T : 7“ J 3 T L NP 5@ 7W [ 5 T [ J”< Y > J – 7W 5 D J”< @5 J 1 J^5; C E ;< @5 5; N< ™ 5 C4 :“ Maka Apakah mereka tidak %erjalan di muka %umi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar karena Sesungguhnya %ukanlah mata itu yang %uta, tetapi yang %uta, ialah hati yang di dalam dada. /erdasarkan ayat ini, para mu$assir se%agaimana yang diulas oleh al Žhawali dan Rah%ah Alukhailiy %er%eda pendapat. Se%agian ada yang %erpendapat %aha kal%ulah yang %erakal, sedangkan se%agian yang lain menye%utnya otak (alimagh) yang %erakal. Alukhailiy menjelaskan %aha pendapat yang ˆalid adalah pendapat kedua, yakni otak yang %erakal %ukan kal%u. Adapun maksud dari !S. Al#ajj ayat ‡{ terse%ut adalah %aha dalam tardisi ke%ahasaan, seseorang sering menggunakan kal%u untuk menye%utkan akal, sehingga dalam Al!ur"an menggunakan kal%u untuk %erakal. 'endapat ini senada dengan pendapat plato. /agi 'lato, jia rasional itu %ertempat di kepala (otak) manusia, sehingga yang %erpikir adalah akal dan %ukan kal%u. (*asution, +). Akal %ukanlah kal%u. a merupakan su%stansi na$sani tersendiri yang %erkedudukan di otak dan %er$ungsi untuk %erpikir. a %ukan kal%u, hanya
saja memiliki kesamaan dengan kal%u dalam memperoleh daya kognisi, tetapi cara dan hasilnya %er%eda. Akal mampu mencari pengetahuan rasional tetapi tidak mampu mencapai pengetahuan suprarasional. Akal mampu menangkap halhal yang a%strak tetapi %elum mampu merasakan hakikatnya. Serta akal mampu mrenghantarkan eksistensi manusia pada pada tingkat kesadaran tetapi tidak mampu menghantarkan pada tingkat suprakesadaran. an akal mampu mencapai ke%enaran tetapi %elum mampu melakukan semacam i%adah, se%a% se%agian i%adah ada yang %ersi$at suprarasional.
4. Qalbu
Secara %ahasa, ‰al%u %ermakna hati, isi, lu%uk hati, jantung, inti (lu%%), akal (’a‰l), kekuatan, semangat, ke%eranian, %agian dalam (%thin), pusat, tengah, %agian tengah (asath), dan yang murni (khlish, mahdh). Al!uran dan hadits sendiri menggunakan kata ‰al% dalam makna yang %eraneka ragam dan tidak keluar dari cakupan makna %ahasa terse%ut. 'ertama, makna ‰al%u %erkaitan dengan $isik. ngatlah %aha di dalam tu%uh itu ada segumpal mudghah, %ila mudghah itu %aik, maka %aiklah seluruh tu%uh itu, dan %ila mudghah itu rusak, maka rusaklah seluruh tu%uh. Mudghah itu adalah ‰al%u (#. /ukhari dan Muslim). „edua, makna ‰al%u %erkaitan dengan proses %erpikir.
Artinya- an Allah telah mengunci mati ‰al%u mereka, maka mereka tidak mengetahui (aki%at perilaku mereka) (!.S. AtQau%ah- Š)
Artinya- Maka apakah mereka tidak %erjalan di muka %umi, lalu mereka mempunyai ‰al%u yang dengan itu mereka dapat memahami (!.S. Al #ajj‡{).
„etiga, makna ‰al%u %erkaitan dengan perasaan.
Artinya- Sesungguhnya orangorang yang %eriman itu adalah mereka yang apa%ila dise%ut nama Allah gemetarlah ‰al%u mereka, dan apa%ila
di%acakan ayatayat*ya %ertam%ahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Quhanlah mereka %ertaakkal (!.S. AlAn$l- 2).
Artinya- Akan „ami masukkan ke dalam ‰al%u orangorang ka$ir rasa takut, dise%a%kan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Qempat kem%ali mereka ialah nerakaƒ dan itulah se%uruk%uruk tempat tinggal orangorang yang walim (!.S. Ali "mrn- ++). Artinya- (žaitu) orangorang yang %eriman dan ‰al%u mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. ngatlah, hanya dengan mengingati Allah lah ‰al%u menjadi tenteram (!.S. Ara"d- 28). „eempat, makna ‰al%u %erkaitan dengan iman, syak, dan ta‰a. man se%agai pem%enaran yang tegas tanpa sedikit pun keraguan didapatkan melalui ‰al%u (dalam kaitannya dengan perasaan) dan Syarat dari keyakinan yang tegas tanpa keraguan (tashdŸ‰ jwim) adalah kesesuaiannya dengan akal. Apa%ila keyakinan yang pasti dalam ‰al%u dan kesesuaian akal dengan
keyakinan terse%ut ada, maka ter%entuklah iman itu. /erkaitan dengan masalah ini, Allah S.R.Q %er$irmanArtinya- /arangsiapa yang ka$ir kepada Allah sesudah dia %eriman (dia
mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa ka$ir padahal ‰al%unya tetap tenang dalam %eriman (dia tidak %erdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk keka$iran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan %aginya awa% yang %esar (!.S. An*ahl- +0{). /ila dicermati, maknamakna ‰al%u terse%ut %erkaitan dengan psiko$isiologis. Singkatnya, ‰al%u itu adalah segumpal mudghah yang menjadi tempat pikiran dan perasaan. engan meminjam istilah waman sekarang, ‰al%u %isa di i%aratkan se%agai mtherbard dalam personal computer, yang menjadi tempat %agi prosesor dan komponenkomponen lainnya untuk menjalankan aplikasi atau program. *amun, tentu saja mtherbard ciptaan Allah ini tidak selalu tetap %entuknya ($ied) seperti %uatan manusia, melainkan mtherbard ini secara psikologis maupun $isiologis %isa %eru%ahu%ah (dinamis). Se%agaimana ungkapan do†a asulullah %erikut ini - Rahai wat yang mem%olak%alikkan ‰al%u, teguhkanlah ‰al%uku diatas ketaatan kepadaMu (#. Muslim). /erdasarkan de$inisi ‰al%u yang telah dipaparkan, maka ditetapkan proposisiproposisi se%agai %erikut+ /ila ‰al%u ini %erjalan dengan %aik, maka proses %erpikir dan merasa akan %aik, sehingga muncul perilaku yang %aik dan menghasilkan respon $isiologis yang menyehatkan %agi tu%uh. 2 /ila ‰al%u ini rusak, maka proses %erpikir dan merasa akan cenderung menyimpang, sehingga muncul perilaku yang cenderung menyimpang dan menghasilkan respon $isiologis yang menyakitkan %agi tu%uh. Š /ila ‰al%u ini dikunci mati, maka proses %erpikir dan merasa akan tetap seperti se%elum dikunci dan menjadi tidak %isa menerima masukan apapun dari luar, sehingga hidayah (petunjuk in$ormasi) dari Allah tidak %isa
masuk, aki%atnya tidak terjadi peru%ahan perilaku (misal, tetap %erperilaku ka$ir) ‡ !al%u ini menjadi ragu, yang %isa diaki%atkan oleh pertentangan (kon$lik) antar komponen dalam ‰al%u itu sendiri, yaitu pertentangan antara pikiran dengan !al%u ini menjadi panas dalam arti psikologis dan $isiologis, yang %isa diaki%atkan oleh meningkatnya proses %erpikir dan merasa yang menyimpang dan terjadi secara terus menerus, sehingga memunculkan responrespon $isiologis seperti - kepala terasa panas, jantung %erde%ar kencang, tekanan darah tinggi, dada terasa sesak, dan ritme perna$asan tidak %eraturan. { !al%u ini menjadi tenteram dalam arti psikologis dan $isiologis, yang %isa diaki%atkan oleh menurunnya proses %erpikir dan merasa yang menyimpang, dan meningkatnya proses %erpikir dan merasa yang le%ih adapti$, sehingga memunculkan responrespon $isiologis seperti - kepala terasa dingin, jantung %erde%ar normal, tekanan darah normal, dada terasa lega, dan ritme perna$asan %eraturan. !al%u ini menjadi keras seperti %atu dalam arti psikologis dan $isiologis, yang %isa diaki%atkan proses %erpikir dan merasa yang telah di -!i4ed oleh indiˆidunya, sehingga hidayah (petunjuk in$ormasi) dari Allah (yang %ertentangan dengan proses %erpikir dan merasa yang telah di !i4ed tadi) dia%aikan, aki%atnya sirkuit pathays menjadi !i4ed dalam aktu yang relati$ lama dan sulit %erkem%ang. 8 !al%u ini di%eri la%el ta‰a, manakala proses %erpikir dan merasa senantiasa sesuai dengan syariah Al !ur"an, sehingga seluruh perilakunya mengikuti perintahperintah Allah dan menjauhi larangan larangan Allah. !al%u ini dikatakan telah diinstall ditanamkan keimanan, manakala proses %erpikir dan merasa telah terintegrasi dan melekat secara sempurna (embedded ), mengimani Allah dan apaapa yang di%aa oleh asul *ya, sehingga tidak menim%ulkan pertentangan antara pikiran dan perasaan, aki%atnya menampilkan perilaku yang mantap yakin ('uroko, S. /, 20+2).
Daftar Pustaka
Ancok, amaluddin., & Suroso, uad *ashori. (2008). 'sikologi slam, Solusi slam Atas 'ro%lem 'sikologi, ‹et ¡. žogyakarta- 'ustaka 'elajar. /aharuddin. (200). Aktualisasi siklgi 1slam. 'ustaka 'elajar. žogyakarta *asution, #. (+). 5ilsa!at dan Mistisisme dalam 1slam' akarta- /ulan /intang. 'uroko, S. /. (20+2). siklgi 1slami Teri dan enelitian, &disi Kedua . /andung- Saktiyono Rord'ress. Saktiyono. /., & 'uroko. (20+2). 'sikologi slami- Qeori dan 'engertian (vdisi kedua). Saktiyono Rord'ress- /andung. Su%andi, M. A. (20+). Knsep siklgi 1slam Dalam astra u!i' etrieˆed Maret {, 20+{, $rom nstitut Agama slam Œati$ah Mu%arokiyah. e%site.iailm.ac.idinde.php+sampledataarticlesjoomla2‡ joomla.html