KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 20.12 | Publish by ummu zulfa
A. Pengertian Perkembangan Peserta Didik Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1 ayat 4).
UU no 20/2003 tentang SISDIKNAS SISDIKNAS. psl 13 - Jalur Jalur Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal informal yang dapat saling saling melengkapi melengkapi dan memperkaya. psl. 14 - Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. psl. 15 – Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Berdasarkan pengertian peserta didik dapat dikemukakan bahwa : 1. Peserta Didik adalah individu yang memiliki potensi fisik yang psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi-potensi khas yang dimilikinya ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan sehingga mampu mencapai taraf perkembangan yang optimal 2. Peserta Didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya, peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang ditujukan diri sendiri, maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya 3. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Sebagai inidvidu yang sedang berkembang maka proses pemberian bantuan dan bimbingan perlu mengacu pada tingkat perkembangnnya 4. Peserta Didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan dan berkembang ke arah
kedewasaan dan terdapat kecenderungan kebergantungan pada pihak lain.
untuk
melepaskan
diri
dari
B. Tujuan Mempelajari Perkembangan Peserta Didik 1. 2. 3. 4.
Agar mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik Dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik Untuk membantu memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku secara tepat
C. Manfaat mempelajari Perkembangan Peserta Didik 1. Bagi Pendidik a. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, dan moral b. Memberi gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik. 2. Bagi Peserta Didik a. Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik sebagai indvidu maupun makhluk sosial dalam menjalani tahapan perkembangan dari prenatal hingga lanjut usia b. Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya. D. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta Didik 1. Faktor Internal a. Kondisi Fisik Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya. b. Kondisi Psikis Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan ketidakmampuan intelektual dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami retardasi mental. 2. Faktor Eksternal a. Lingkungan Fisik Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya dan
kedewasaan dan terdapat kecenderungan kebergantungan pada pihak lain.
untuk
melepaskan
diri
dari
B. Tujuan Mempelajari Perkembangan Peserta Didik 1. 2. 3. 4.
Agar mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik Dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik Untuk membantu memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku secara tepat
C. Manfaat mempelajari Perkembangan Peserta Didik 1. Bagi Pendidik a. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, dan moral b. Memberi gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik. 2. Bagi Peserta Didik a. Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik sebagai indvidu maupun makhluk sosial dalam menjalani tahapan perkembangan dari prenatal hingga lanjut usia b. Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya. D. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta Didik 1. Faktor Internal a. Kondisi Fisik Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya. b. Kondisi Psikis Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan ketidakmampuan intelektual dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami retardasi mental. 2. Faktor Eksternal a. Lingkungan Fisik Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya dan
kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses kehidupannya. b. Lingkungan Non Fisik Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik seperti stimulasi motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua.
KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK A. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang berlangsung yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi yaitu saling bergantungan satu sama lainnya. Proses ini terjadi semenjak masa konsepsi atau saat bertemunya dua dua sel telur dengan dengan sperma pada suatu organisme yang tumbuh dan selalu berkembang. Kedua sel tersebut akhirnya membelah diri dan berdiferensiasi untuk menghasilkan tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak dan bagian-bagian tubuh lainnya. Setelah kurang lebih Sembilan bulan dalam kandungan ibu, organisme yang baru tumbuh akhirnya menjadi bayi yang sempurna yang siap lahir ke dunia dengan perangkat keterampilan hidup minimal, seperti bernapas, bergerak, menangis, menyusu, dan lain-lain. Setelah lahir dan berintekrasi dengan lingkungan sekitarnya, ia selalu mengalami berbagai perubahan, baik psikis dalam bentuk perilaku dan keterampilan ataupun perubahan dalam bentuk fisik. Kedua proses tersebut saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun kedua proses perubahan itu dapat dibedakan untuk memperjelas pengertian atau penggunaannya. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan sama-sama mengarah pada suatu perubahan. Dalam merumuskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan para ahli berbeda pendapat, ada ahli yang menyatakan bahwa antara pertumbuhan dan perkembangan, keduanya keduanya seakan-akan sama artinya dan ada ahli lain menyatakan bahwa perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam aspek psikis , sedangkan pertumbuhan digunakan untuk perubahan-perubahan dalam aspek fisik atau jasmaniah. Bjorklund Bjorklund (dalam Wahab, 1998/1999) mengemukakan bahwa perkembangan menyangkut perubahan :
Pertama, perubahan dalam arti perkembangan terutama berakar pada unsure biologis. Misalnya seorang anak yang berlatih menari menjadi terampil menari, anak yang belajar menulis dan membaca menjadi terampil menulis dan membaca, anak yang belajar berhitung menjadi terampil berhitung atau anak yang belajar menyanyi menjadi terampil dalam bernyanyi, dan lain-lain.
Kedua, perkembangan mencakup perubahan baik struktur maupun fungsi. Perubahan dalam struktur biasanya menunjuk kepada perubahan fisik baik dalam hal ukuran ataupun dalam hal bentuknya (seperti perubahan lengan, kaki, otot, jaringan saraf, ataupun bagian-nagian tubuh lainnya),
sedangkan perubahan fungsi lebih mengacu kepada perubahan aktivitas yang secara intern yang terdapat dalam unsur fisik (seperti kelenturan otot, keterampilan bergerak, kemampuan berpikir, reaksi emosional, dan perubahan-perubahan sejenis lainnya.)
Ketiga, perubahan dalam arti perkembangan bersifat terpola, teratur dan terorganisasi dan dapat diprediksi. Ini berarti yang yang secara normal perkembangan individu mengikuti pola-pola tertentu yang sudah diketahui dan dapat diramalkan. Misalnya : seseorang anak baru bisa duduk setelah bisa menelungkup, akan merangkak setelah duduk, akan berjalan setelah merangkak.
Keempat, perubahan dalam perkembangan bersifat unik bagi setiap individu, dalam arti terjadinya variasi individual dalam perkembangan anak setiap saat, yang melibatkan berbagai unsure yang saling berpengaruh satu sama lain.
Kelima, perubahan dalam arti perkembangan dapat berlangsung sepanjang hayat, dimulai semenjak masa konsepsi sampai meningal dunia, yang tidak terbatas sampai mas aremaja seseoran g. Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan itu dapat didefenisikan sebagai perubahan organisme ( individu) baik dalam perubahan fisik maupun perubahan dalam psikis yang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu perubahan dari suatu yang sangat sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang semuanya berlangsung secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat dari individu. Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek jasmaniah, seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya struktur tulang, proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain. Dengan arti kata perubahan dalam pertumbuhan bersifat kwantitatif yang mengacu pada perubahan fisik yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan dari fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal bagi orang yang sehat dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam pertumbuhan setiap bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya, pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, dan menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
B. Konsep Anak Sebagai Totalitas
Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang utuh, yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam diri anak. Wahab (1998/1999) memandang konsep anak sebagai suatu totalitas sekurang-kurangnya mengandung 3 pengertian, yakni: a)
Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak,
b) Dalam kehidupan dan perkembangan anak yang saling terjalin satu sama lain, c) Anak berbeda dari orang dewasa, bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa adanya keterjalinan yang kuat antara satu aspek dengan aspek lainya, maka sebagai pendidik harus dapat memahami dengan baik. Misalnya anak yang mengalami gangguan fisik akan mengakibatkan gangguan psikis. Misalnya anak yang sakit fisik ( sakit gigi, sakit kepala dapat menimbulkan kurang konsentrasi, cemas dan marah. Sebaliknya gangguan psikis akan mengakibatkan gangguan fisik (psikosomatik, seperti magh, bronchitis). Demikian juga apabila anak merasa terganggu salah satu anggotanya, misalnya anak yang cacat dapat menyebabkan malu, rendah diri. Anak yang dimarahi oleh orang tuanya dapat menghilankan selera makan, guru yang mempermalukan anak dihadapan teman-temannya, mukanya akan menjadi m erah dan lain-lain. Oleh sebab itu, baik guru ataupun orang tua hendaklah bijaksana dalam menghadapi anak, janganlah memukul anak jika dia tidak mau belajar, bekerja dan sebagainya. Tetapi perlakukanlah anak dengan cara yang wajar agar dia berkembang dengan baik, karena terganggunya salah satu aspek pada organisme, perkembangannya juga akan terganggu, karena adanya keterkaitan dan keterpaduan yang kuat dalam proses kehidupan anak.
C. Prinsip- prinsip Perkembangan Anak sebagai individu mengalami perkembangan yang tak pernah henti-hentinya. Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, akan membantu pendidik untuk memberi perlakuan yang benar kepada anak – anak. Perkembangan anak pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh aspek yang ada dalam diri anak, seperti aspek fisik, aspek sosisal, aspek emosi, kognitif ( berfikir ) maupun aspek spiritual. Di dalam perkembangan tersebut terdapat berbagai aturan-aturan tertentu yang disebut dengan prinsip-prinsip perkembangan. Berbagai prinsip – prinsip perkembangan tersebut tersebut, yaitu sebagai berikut: a.
Perkembangan adalah proses yang tak berakhir Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh pengalaman sepanjang hayatnya, baik dalam aspek fisik maupun dalam aspek psikis dan sosialnya. Perkembangan ini terjadi
dalam proses yang tidak berakhir ditandai dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah proses yang berkesinambungan, mulai dari kelahiran berlanjut ke masa dewasa sampai usia tua. Misalnya, saat usia dini yang ketika baru lahir nampak seperti makhluk yang tidak berdaya yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur, makan, atau m enangis; ketika sudah sekolah, anakanakpun mengalami kemajuan dari pengendalian diri yang sederhana sampai ke suatu kemampuan untuk memulai suatu kegiatan serta melakukannya. Selama di sekolah dasar, anak-anak belajar kemampuan untuk dihargai masyarakat; dan masa remaja masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada suatu pekerjaan dan banyak yang menikah yang merupakan masa yang paling produktif; dan masa Tua terjadi penurunan kekuatan fisik membatasi kegiatan orang yang lebih tua, penyakit yang melemahkan dapat membuat orang mer asa tak berdaya. b. Setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya mempunyai perkembangan yang sama, karena anak bersifat individual yang bebeda antara yang satu dengan yang lain. Perolehan perkembangan bervariasi untuk setiap anak, termasuk untuk keber fungsian semua aspek perkembangan dalam diri anak. Karena setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang cepat, lambat, sedang dan lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh factor bawaan dan pengaruh belajar yang dimiliki anak. Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu pertumbuhan bersifat individual, sebagaimana halnya untuk kepribadian, temperamen, gaya belajar, latar belakang dan pengalaman keluarga. Semua anak memiliki kelebihan, kebutuhan-kebutuhan, dan minat-minat masing-masing. Sejumlah anak mungkin memiliki kebutuhan belajar dan perkembangan yang khusus. Pemahaman tentang keragaman yang luas bahkan pada anak-anak usia yang sama, hendaknya mengantarkan kepada kesadaran bahwa usia anak hanyalah sebuah gambaran kasar untuk kemasakan perkembangan anak. Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi juga dihargai, menuntut kita sebagai orang dewasa ketika berinteraksi dengan anak-anak memperlakukan mereka secara tepat dengan keunikannya masing-masing. Pengakuan ini menuntut kita untuk tidak menganggap anak hanya sebagai anggota kelompok usia, kemudian mengharapkan mereka untuk menampilkan tugas-tugas perkembangan kelompok usia tersebut tanpa mempertimbangkan keragaman kemampuan adaptasi setiap individu anak.
Memiliki pengharapan tinggi terhadap anak adalah penting, tetapi memiliki
harapan-harapan yang kaku menurut norma kelompok tidak mencerminkan kenyataan yang terjadi bahwa adanya perbedaan yang nyata dalam perkembangan dan belajar individual anak dalam tahuntahun awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi dampak yang sangat merusak terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan perkembangan dan belajar yang khusus. c.
Semua aspek perkembangan saling berkatan Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual saling berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lain. Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek lainnya. Anak yang secara fisik berkembang sehat, akan cendrung menunjukkan
konsepsi diri yang positif, dan konsepsi diri yang positif akan berpengaruh positif terhadap perkembangan belajarnya dan sebaliknya. Disebabkan oleh aspek-aspek perkembangan anak tersebut berhubungan satu sama lain, maka pendidik harus menyadari betul hal ini dan menggunakan kesadaran ini untuk mengorganisasikan pengalaman-pengalam belajar anak, membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua dimensi perkembangan dirinya. Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya hubungan antar semua bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan kurikulum untuk berbagai kelompok usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah dasar perencanaan kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual yang dapat diaplikasikan pada mata pelajaran yang dipelajari.
d. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan Prinsip ini berarti:
Bergerak dari kepala ke kaki dari dalam keluar
Bergerak dari struktur ke fungsi
Bergerak dari yang umum ke khusus
Bergerak dari yang konkret ke abstrak
Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman
Bergerak dari heteronom ke otonom
Bergerak spiral kearah tujuan Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di mana kemampuankemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan lanjut anak terbangun atas kemampuan-kemampuan,
keterampilan-keterampilan,
dan
pengetahuan-pengetahuan
anak
sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan dan perubahan anak usia 9 tahun pertama rentang kehidupan relatif stabil dan dapat diprediksikan tahapannya Perubahan-perubahan yang dapat diramalkan ini terjadi pada semua bagian perkembangan seperti perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan bahasa, dan perkembangan kognitif. Pengetahuan mengenai perkembangan yang khas untuk setiap rentang usia anak membantu para orangtua atau pendidik untuk mempersiapkan lingkungan belajar dan merencanakan tujuan-tujuan kurikulum yang reaslistik dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat menurut perkembangan anak.
D. Faktor kematangan dan Pengalaman dalam perkembngan anak Pembawaan dan lingkungan adalah faktor-faktor yang penting dalam perkembangan individu. Interaksi antara faktor tersebut dipengaruhi arah dan laju perkembangan. Konsep lain yang berkaitan dengan perkembangan adalah kematangan. Kematangan (maturation) ialah kondisi siap/kesiapan suatu fungsi kehidupan baik fisik maupun psikis untuk berkembang atau melakukan suatu kegiatan. Bagaimanapun kayanya pembauran dan baiknya lingkungan/fasilitas yang tersedia, namun bila belum mencapai kematangan, maka fungsi dari kehidupan belum dapat berkembang. Kematangan akan menimbulkan suatu perubahan dalam kehidupan seseorang. Kematangan (maturation) merupakan urutan pertumbuhan yang dialami individu secara teratur dan bertahap yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (wahab, 1999). Berdasarkan batasan ini kematangan dipandang sebagai suatu pembauran yang merupakan warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir. Proses belajar yang dilaksanakan sebelum tercapainya kematangan akan menimbulkan aspek psikologis negatif pada anak. Di antara efek psikologis negatif yang mungkin timbul adalah perasaan kecewa yang menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Menimbulkan perasaan gagal, tidak mampu, dan lain-lain. Dalam hal ini k aum naaturasionistis mengakui bahwa kondisi lingkungan yang ekstrien dapat menyebabkan gangguan terhadap proses perkembangan anak secara optimal ,tetapi mereka juga menyakini bahwa kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan perkembangan individu telah terpola secara genetik. Sebaliknya karena kaum enviromentalistis menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Disini unsur genetic sekedar mewariskan potensi dasar, bagaimana ia tumbuh dan berkembang sangat bergantung kepada makanan, gizi, perawatan medis, latihan, pendidikan yang diterima dari lingkungan. Artinya lingkungan dipandang sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Disamping adanya dua aliran diatas, ada aliran yang mempercayai bahwa didalam perkembangan anak dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor pembawaan dan factor lingkungan , aliran ini disebut dengan konfergensi berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan memegang peranan penting dalam kehidupan anak. Mereka beranggapan bahwa kemiripan-kemiripan yang terdapat pada anak dengan orangtua, tidaklah berakar pada dasar atau keturunan, melainkan juga berakar pada lingkungan dengan jalan meniru, terutama dalam kemiripan sikap dan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Eileen dan Lynn R. Marotz. 2010. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks Darnis, Arief dan Khairanis. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik . Padang: DIP Universitas Negeri Padang. Sunarto dan Agung Hartono. 1994. Perkembangan Peserta Didik . Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
Makalah Perkembangan Peserta Didik REP | 25 October 2010 | 12:21
Dibaca: 30991
Komentar: 0
0
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 1. Memahami hakikat perkembangan anak didik 2. Memahami konsep dan implikasi perkembangan biologis dan perseptual anak Disusun Oleh : Nama : Dhini Ferry Hidayah NIM : K7110517
Kelas : 1A UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN TAHUN 2010
Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya Penulis mengucapkan terima kasih kepada : Dr.
H. Y. Padmono selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan ilmu dan bimbingan sebelum pembuatan makalah ini Rekan-rekan
mahasiswa seperjuangan yang tidak b isa penulis sebutkan satu persatu yang sudah sangat membantu dalam terselesaikannya makalah ini Semua
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung juga membantu dalam pembuatan makalah ini Harapan penulis semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat membuat bakat dan kreativitas kita sebagai calon guru sekolah dasar dalam bidang tulis menulis semakin bertambah Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu penulis harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih baik dimasa yang akan dating. Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta Didik yang mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi PGSD Universitas Sebelas Maret untuk dapat menyumbangkan karyanya minimal 1 artikel ataupun makalah disetiap akhir penutupan Kompetensi Dasar. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan? 2. Apa maksud dari anak adalah totalitas? 3. Apa maksud perkembangan sebagai proses holistic? 4. Apakah yang dimaksud kematangan dan pengalaman? 5. Apakah yang dimaksud kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan?
6. Bagaimana perkembangan biologis dan perseptual anak? 7. Apakah pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak? C. Tujuan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan 2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anak adalah totalitas 3. Mengetahui maksud perkembangan sebagai proses holistic 4. Mengetahui arti kematangan dan pengalaman 5. Mengetahui arti kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan 6. Mengetahui perkembangan biologis dan perseptual anak 7. Mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak
PEMBAHASAN A. Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training).. Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain. B. Anak Sebagai Suatu Totalitas Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu : 1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh yang terpisah satu sama lain. 2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya. 3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan. Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial. Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu : 1. Proses Biologis Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya. 2. Proses Kognitif Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak. 3. Proses Psikososial Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya. D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan diberikan berbeda
E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa perkembangan merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara b ertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini terjadi penambahan maupun pengurangan keterampilan yang akan dikombinasikan dengan keterampilan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku yang semakin kompleks. Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini perkembangan individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya. F. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak 1. Perkembangan Fisik a. Tinggi dan Berat Badan Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar „lemak bayi‟. Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot ini. b. Proporsi dan Bentuk Tubuh Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan. Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah : 1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar 2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar 3) Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot
2. Perkembangan Perseptual Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. a. Persepsi Visual Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya, ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni : 1) Persepsi Konstanitas Ukuran Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak, tetapi yang belum mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya “ Emang dari dulu gambarnya gitu bu !”. 2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan ini akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain. 3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari keseluruhannya. 4) Persepsi Kedalaman Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik 5) Persepsi Tilikan Ruang Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan mengukur dimensi 6) Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan berputar. b. Persepsi Pendengaran Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya. 1) Persepsi Lokasi Pendengaran Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut 2) Persepsi Perbedaan 3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang datang dari luar kelas. G. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a. Faktor Hereditas Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini terjadi totalitas karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian anak mulai terbentuk karena didikan orang tua. b. Faktor Lingkungan Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan. Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku. Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.
KONSEP DAN PRINSIP PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik yang berjudul “konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan belajar peserata didik”. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Mataram, September 2012
Penulis
i
1.1.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 Latar Belakang .......………………………………………………………….. 1
1.2.
Rumusan Masalah …......……………………………………………………. 2
1.3.
Tujuan Makalah ………….....………………………………………………. 2 BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................... . 3 2.1. Konsep-Konsep Dasar Perkembangan Belajar Peserta Didik .......................... 3 2.2. Prinsip-Prinsip Perkembangan Belajar Peserta Didik ....................................... 7 BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 9 3.2. Saran ..................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ............................................ ........................................................... 10
BAB I ii
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungann ya.
Oleh sebab itu, peserta didik harus mendapat pendidikan yang layak agar mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya dilingkungan sekitarnya. Setiap waktu pola pikir seseorang pasti mengalami peningkatan, seiring dengan berkembangnya otak seseorang. Terutama pada Anak Usia Dini, mengalami peningkatan yang pesat pada fase tertetu. Proses belajar sangat penting untuk menunjang kecerdasan anak di masa yang akan datang. Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik baik dalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan pernah berjalan dengan lancar. Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar mengajar.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya pendidik dalam menumbuhkembangkan kualitas peserta didik? 2. Apa saja yang harus diperhatikan dalam proses perkembangan belajar peserta didik? 3. Apa yang harus diperhatikan dalam belajar peserta didik? 4. Bagaimana cara mengenal karakteristik dari masing-masing peserta didik?
1.3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain: 1. Mengetahui pengertian perkembangan serta cara menigkatkan kualitas peserta didik 2. Mengetahui pengertian belajar dan hal yang harus diperhatikan dalam proses perkembangan belajar peserta didik 3. Mengetahui pengertian peserta didik dan karakteristik dari tiap peserta didik
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. KONSEP – KONSEP DASAR PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
Pengertian Perkembangan
Apa itu Perkembangan? Tentu saja kita sangat sering mendengar kata Perkembangan sekaligus maknanya, setiap kita pasti berpikiran berbeda tentang pengertian dan arti dari perkembangan tersebut. Sebelum itu kita perhatikan terlebih dahulu pengertian perkembangan menurut para ahli. Menurut Kasiram (1983 : 23), “Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, mengandung arti bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.” Menurut Santrok Yussen (1992), Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang bersifat timbul adanya perubahan dalam diri individu. 3
Menurut Elizhabet B. Hurlock (Istiwidayanti dan Soejarwo, 1991) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat progresif (maju), baik secara ku antitatif maupun kualitatif. Perubahan kuantitatif merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan tinggi, berat dan proporsi badan seseorang. Sedangkan Perubahan kualitatif meliputi peubahan aspek psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi, sikap, dll. Selain perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami pengurangan seperti gejala lupa dan pikun. Jadi perkembangan bersifat dinamis/berjalan dan tidak pernah statis. Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah proses perubahan individu yang bersifat dinamis kearah kesempurnaan secara terus – menerus sejak lahir hingga akhir hayat. Dalam menumbuhkembangkan kualitas peserta didik, yang perlu dilakukan oleh tenaga pendidik adalah mengenali peserta didik dengan sebaik-baiknya. Mengenali disini diartikan seperti mengenal psikolog anak, bagaimana pribadi si anak, dan bagaimana cara menghadapi watak atau karakteristik anak yang berbeda-beda. Dengan mengenali karakter si anak, maka pendidik akan lebih mudah dalam menyampaikan materi ajar pada si anak. Sehingga anak akan lebih mudah menerima apa yang disampaikan oleh Gurunya.
Pengertian Belajar Semua orang pasti
mengetahui
pengertian Belajar,
dari bahkan
kita sendiri sebagai Mahasiswa sedang melakukan proses dari belajar tersebut. Namun sebelumnya, kita perhatikan dulu pengertian belajar menurut beberapa pendapat ahli. Menurut Walker (dalam Riyanto, 2002), belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor – faktor samar – samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar. 4
Menurut Cronbach (dalam Riyanto, 2002), belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut cronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dangan mengalami sesuatu yaitu menggunakan panca indera. Dengan kata lain, belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arahan. Menurut ahli psikolog Hintzman Douglas L. (dalam The Psychology of Learning and Memory, 1987). Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan pikiran suatu individu yang disebabkan oleh pe ngalaman. Hal-hal yang haus diperhatikan dalam belajar p eserta didik antara lain: 1. Keseriusan 2. Penguasaan materi 3. Santai (tidak tegang ketika belajar)
Pengertian Peserta Didik Menurut Sinolungan (1997). Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan
prosedur
pendidikan
sepanjang
hayat,
sedangkan peserta didik dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar disekolah. Departemen
Pendidikan
nasional
(2003)
menegaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik pada usia SD/MI adalah semua anak yang memiliki rentang usia 7-12/13 tahun. 5
Kesimpulannya, peserta didik yaitu semua komponen mayarakat yang belajar dan mengembangkan diri melalui prosedur – prosedur, baik prosedur formal maupun nonformal. Sedangkan tenaga pendidik adalah semua orang yang mengamalkan ilmu dan pengalamannya dengan cara memberikan bekal dan pengajaran sebagai pengabdian terhadap masyarakat. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Antara lain seperti, ada peserta didik yang cepat menerima materi, dan ada yang harus diulangi sehingga ia mengerti suatu materi. Ada yang sifatnya cepat menghafal, dan ada yag sulit menghafal. Oleh karena beragamnya karakteristik setiap peserta didik, yang harus diperhatikan oleh pendidik adalah harus pandai-pandai mengenal karakteristik setiap peserta didik. Misalnya dengan cara memberikan suatu permasalahan, dan bagaimana peserta didik menyelesaikan dengan solusinya sendiri.
6
2.2 PRINSIP – PRINSIP PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK Perkembangan Melibatkan Perubahan Perkembangan berarti mengalami perubahan. Peserta didik mengalami perubahan, baik itu perubahan yang tampak maupun secara tidak tampak, yang tampak seperti pertambahan postur tubuh, tinggi, ukuran otak, dan sebagainya. Sedangkan perubahan secara tidak tampak seperti perubahan pola pikir peserta didik, sifat, dan karakter. Perubahan dan perkembangan terjadi atas dorongan dari diri individu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan untuk merealisasikan diri.
Perkembangan Berlangsung Seumur Hidup Perkembangan berlangsung sejak dalam rahim hingga meninggal dunia. Perkembangan dalam rahim seperti bayi yang mulai bisa mendengar pada sekitar 4-6 bulan kehamilan, begitu seterusnya dari tahun ke tahun hingga dewasa. Peserta didik selalu mengalamai perkembangan yang berbeda – beda setiap fasenya.
Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar Tidak berkembang seorang peserta didik jika tidak terlihat hasil belajarnya selama hidup. Tetapi itu sangat tidak mungkin, karena dalam perjalanan hidup peserta didik pasti selalu terlihat hasil belajarnya. Bukan hanya dengan nilai di sekolah, namun juga dengan nilai prilaku sehari – hari. Setiap Individu Memiliki Kecepatan dan Kualitas
Perkembangan yang Berbeda Manusia
adalah
makhluk
unik,
setiap
orang
memiliki perbedaan yang khusus dari masing – masing Individu. Dengan perbedaan itu, sudah pasti berbeda pula kecepatan dan kualitas perkembangan belajar seorang peserta didik. 7
Ada yang kecepatan perkembangan belajarnya biasa saja atau normal, ada yang melebihi biasa atau sering disebut dengan Jenius, dan ada perkembangannya yang terhambat, biasa bagi pengidap penyakit Autis yang susah mengalami perkembangan. Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu
Karakteristik sebuah perkembangan berlangsung secara berkesinambungan atau dengan kata lain perkembangan sebelumnya mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Seperti perkembangan ingatan, penalaran, emosi, dan lainnya. Semua ada tahpnya, tidak bisa peserta didik langsung memiliki ingatan, penalaran, dan kontrol emosi seperti orang dewasa.
Perkembanagan Berlangsung dari Kemampuan Bersifat Umum Menuju ke Bersifat Khusus Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju yang lebih khusus. Seperti halnya pada awal perkembangan peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, maka peserta didik akan mendapatkan tanggapan secara umum. Baru setelah itu akan mendapatkan tanggapan secara khusus dan semakin terperinci.
Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan Seperti halnya pada point ke empat, Manusia atau Individu memiliki perbedaan masing – masing yang khas. perbedaan perkembangan individu disebabkan oleh jenis kelamin, keturunan, pengaruh gizi, pengaruh teman sebaya, pengaruh lingkungan, dan seba gainya.
Setiap Perkembangan Memiliki Resiko 8
Resiko perkembangan terjadi karena adanya ketidakseimbangan perkembangan peserta didik seperti ketidakseimbangan mental yang mungkin terjadi karena peralihan fase peserta didik yang sedang berkembang. Resiko itu bisa berasal dari individu itu sendiri baik secara fisik maupun psikis, dan ada pula resiko itu berasal dari pengaruh lingkungan.
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa: 1.
Perkembangan adalah proses perubahan individu yang bersifat dinamis kearah kesempurnaan secara terus – menerus sejak lahir hingga akhir hayat.
2.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan pikiran suatu individu yang disebabkan oleh pengalaman.
3. Peserta didik adalah semua komponen mayarakat yang belajar dan mengembangkan diri melalui prosedur – prosedur, baik prosedur formal maupun nonformal. 4. Prinsip – prinsip Perkembangan Peserta didik antara lain:
Perkembangan Melibatkan Perubahan
Perkembangan Berlangsung Seumur Hidup
Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar
Setiap Individu Memiliki Kecepatan dan Kualitas Perkembangan yang Berbeda
Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu
Perkembanagan Berlangsung dari Kemampuan Bersifat Umum Menuju ke Bersifat Khusus
Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan
Setiap Perkembangan Memiliki Resiko 3.2. Saran
Dengan adanya konsep-konsep dan prinsip-prinsip prekembangan peserta didik, pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik serta memeberi wawasan yang lebih dalam mengenal karakteristik peserta didk dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA 9 Wahyuni, Nani. 25 Oktober 2010. Definisi
Perkembangan, diakses pada tanggal 19 september 2012. http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/definisi-perkembangan/ Riyanto, M.Pd, Prof. Dr. H. Yatim.2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya: Kencana Predana Media Group
Kecil, Lentera. 7 Mei 2012. Definisi Belajar Menurut Para Beberapa Psikolog , diakses pada tanggal 19 september 2012. http://lenterakecil.com/definisi-belajar-menurut-beberapa-psikolog/ Kurnia, Ingridwati. Konsep Dasar Perkembangan Belajar Peserta Didik , diakses pada tanggal 18 September 2012. Berbentuk Pdf ________. 10 Prinsip Perkembangan Anak, diakses pada tanggal 18 September 2012. http://ppg pgsd.blogspot.com/2012/01/10-prinsip-perkembangan-anak.html Sumber Gambar http://3.bp.blogspot.com/_sPziptCcSsQ/SFlaKG7BuI/AAAAAAAAABA/kvHmpqSMjow/s1600/anak+SD.jpg http://fc04.deviantart.net/fs71/i/2010/103/a/b/semangat_belajar_yang_tinggi_by_geephotograph6 6.jpg http://cicinyulianti.files.wordpress.com/2010/02/learning1_1.jpg https://lh6.googleusercontent.com/HcT6HpuiMlg/TXJUnmSlEtI/AAAAAAAAARA/dWu74tLHReg/murid-SD.jpg http://1.bp.blogspot.com/sLeag8z1AR4/TZ_l_62fZ6I/AAAAAAAAAHQ/uLuB_NW9OtA/s1600/study_hard.jpg http://warok.web.id/files/2010/07/teman-internasional.gif http://stat.kompasiana.com/files/2010/09/kelebihan-karakter-manusia.jpg http://4.bp.blogspot.com/ATvsBc_OCFo/T7ZIrIs6GMI/AAAAAAAAAcY/IcDIfU9sQCo/s1600/Resiko.jpg
Konsep Dasar Perkembangan Psikologi Peserta Didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk memperjelas penggunaannya (Sunarto, 1999). Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009). Fase perkembangan individu tidak terle pas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis. Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan fungsifungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis merupakan pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa. Aspek – aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
B. Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengetahui : a.
Hakikat perkembangan ( perkembangan, pertumbuhan, kematangan dan perubahan ).
b. Fase – fase perkembangan.
c.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan.
d. Karakteristik PPPD anak usia SD
C. Tujuan Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan masalah adalah : a.
Untuk mengetahui hakikat perkembangan ( perkembangan, pertumbuhan, kematangan dan perubahan ).
b. Untuk mengetahui Fase – fase perkembangan. c.
Untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan.
d. Untuk mengetahui Karakteristik PPPD anak usia SD.
BAB II PEMBAHASAN A. Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek -aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal
dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami o leh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) sert a latihan (training). Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh per kembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
a. Anak Sebagai Suatu Totalitas Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu : 1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ -organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh yang terpisah satu sama lain. 2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksireaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya. 3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan. Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
b. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial. Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya
dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu : 1. Proses Biologis Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak mencangkup perubahan fisik karena kec elakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya. 2. Proses Kognitif Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak. 3. Proses Psikososial Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya.
c.
Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa terte ntu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya. Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman m enjadi berbeda ketika pola asuh yan diberikan berbeda
d. Perubahan Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan, dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota badan, semakin bertambah umur semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu per andingan akan menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun. Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental Perbandingan antara yang tidak nil, yang khayal dengan hal- hal yang rasional. semakin.lama semakin besar. Artinya anak-
anak masih banyak mengkhayal dan sedikit terdapat realita pada mereka, tetapi sem akin lama akan semakin berubah ke sebaliknya, yakni banyak realita dan sedikit berkhayal. Dalam perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dan bermain sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga, dan kemudian bermain dengan anakanak lain pada lingkungan yang lebih luas.
e.
Kontinuitas Dan Diskontinuitas Kontinuitas adalah perkembangan yang sifatnya kumulatif atau bertahap yang terjadi pada anak(simpulan berbagai sumber). Contohnya ketika anak belajar bahasa pertama dari orang tuanya mungkin pertama hanya bisa beberapa kata namun lama kelamaan akan menguasai banyak kosa kata. ^o^
Diskontinuitas adalah perubahan perilaku pada anak juga,namun waktunya relative singkat karene terjadi secara tiba-tiba.(Buku perpustakaan)
Diskontinuitas adalah perkembangan proses yang tidak berkesinambungan.(internet) Kesimpulan : perubahan perilaku pada anak yang waktunya relative singkat karene terjadi secara tiba-tiba dan perkembangan proses itu tidak berkesinambungan.
B. Fase – Fase Perkembangan Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan. Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dew asa dan masa akhir dewasa. Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pada setiap
periode tahap tahap perkembangan manusia: 1. Periode prakelahiran ( prenatal period ) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan. 2. Masa bayi (infacy ) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. 3. Masa awal anak anak ( early childhood ) yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, m engidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu
berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak. 4. Masa pertengahan dan akhir anak anak ( middle and late childhood ) ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat. 5. Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 t ahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. 6. Masa awal dewasa ( early adulthood ) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak. 7. Masa pertengahan dewasa ( middle adulthood ) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir. 8. Masa akhir dewasa ( late adulthood ) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Faktor genetik a.
Faktor keturunan — masa konsepsi
b. Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan c.
Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
d. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
Faktor eksternal / lingkungan a.
Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
b. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya
D. Karakteristik PPD Anak Usia SD Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang ber ada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara be rgantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mer eka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
E. Tanggapan Tulisan ( Refleksi ) Sebagai buah suatu proses panjang, dunia pendidikan baik formal maupun non formal setidaknya harus dapat membuahkan hasil yang be rupa sebuah generasi yang memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Rasa menghargai keberadaan diri sendiri , Dalam bahasa agama "menghargai keberadaan dirinya sendiri" merupakan gerbang utama menuju rasa syukur dan terima kasih kepada sang Pe ncipta. Rasa syukur ini akan mengandung konsekuensi logis bahwa tangan, kaki, telinga, mata, hidung, lidah, rasa, jiwa hati dan pikiran adalah komponen hidup yang tdak selayaknya disia-siakan. Jika seandainya tangan tidak disiasiakan dan dilatih secara sungguh-sungguh dan teratur akan menjadi tangan yang terampil bahkan sangat mungkin menjadi tangan yang ahli. Keahlian tangan dari hasil latihan inilah yang merupakan manifestasi dari ajaran agama yang berbunyi "Barang siapa pandai menyukuri nikmatKu, maka akan Aku tambah nikmat itu dan barang siapa mengingkari nikmatKu maka niscaya adabKu teramat pedih". Adapun motivasi yang kuat akan mendorong untuk berbuat sesuatu, sedangkan percaya diri akan menumbuhkan suatu keyakinan bahwa kebedaraannya memang benar. Jika seseorang tidak
mampu menghargai keberadaan dirinya sendiri mustahil dia dapat menghargai keberadaan sesuatu yang diluar dirinya sendiri.
b. Rasa Percaya diri, dengan modal ini seseorang akan mampu mengeksresikan keinginan dan kemampuan yang telah dimiliki.
c.
Komunikasi, Bahasa yang selama ini merupakan alat berkomunikasi sering kali mengalami pengerdilan makna. Hal ini terjadi karena pemiliknya tidak mampu memanfaatkan sebagai alat negoisasi, diplomasi dan pengambilan keputusan, bahkan memahami bahasa pem ikiran orang lait masih kesulitan.
d. Kemampuan berpikir kritis (berpikir lateral dan problem solving) , Dalam suatu proses berpikir yang terpenting adalah berpikir alternatif. Pada jaman dahulu banyak orang mengalami frustasi karena terpuruk pada suatu hal yang seakan semua jalan telah ditem puh dan tetap buntu. Pada jaman yang begitu sulit ini tentunya akan lebih terpuruk lagi jika landasan berfikir yang fleksibel (alternatif) tidak dapat dikuasai. Terus terang yang merupakan salah satu sebab munculnya krisi di negeri kita adalah karena sangat sedikitnya orang yang mampu fleksibel. Tentunya tidak dapat dielakkan lagi bahwa inipun produk dunia pendidikan.
e.
Jiwa kebersamaan, Akhir-akhir ini sangat sering muncul istilah KKN, ini merupakan penyakit sosial yang muncul dari pemahaman sempit terhadap rasa kebersamaan.
f.
Rasa dan jiwa bertanggung jawab , Tanggung jawab merupakan suatu nilai dasar yang harus dimiliki setiap mahluk yang bernama manusia, tetapi coba mari kita perhatikan apakah dunia pendidikan kita pernah mengusahakan suatu cara untuk mendidik agar bisa bertanggung jawab?
g. Kepekaan dan komitmen sosial , Jika memang kita konsisten sebagai mahluk dengan derajat tertinggi tentunya tidak rela jika dalam kenyataan hidup dapat dikalahkan oleh komitmen sosial kaum lebah, rayap, dan semut. Tetapi manusia memang penuh potensi untuk menjadi positif maupun negatif, dengan demikian masih sangatlah diperlukan suatu proses pendidikan yang dapat mengasah kepekaan sosial.
h. Pemahaman terhadap sistem politik dan budaya . i.
Mampu berpikir ke depan (visi) .
j.
Mampu berkreasi dan berimaginasi , dan
k. Kemampuan melakukan refleksi dan evaluasi . Dengan ini, pendidikan mempunyai out put yang berkualitas. Dan menghindari kesenjangan dari tiap lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, begitu juga bagi pendidikan anak – anak normal terhadap anak – anak penyandang cacat dan anak jalanan. Anak-anak normal juga t idak mendapat pendidikan pluralitas yang memadai. Bagaimana mereka bisa berempati dan bersimpati kepada penyandang cacat, jika mereka tidak pernah bergaul dengan kelompok ini karena hanya bergaul dengan sejenisnya di sekolah.
BAB III PENUTUP Kesimpulan
1. Kesimpulan dari berbagai sumber yang saya dapat bahwa pertumbuhan adalah perubahan dari keadaan tubuh atau fisik sebagai hasil dari pematangan fisik dari anak sehat yang diwujudkan dengan kegiatan aktif secara berkesinambungan. 2. Sedangkan yang dimaksud perkembangan menurut B i j o u dan Baer adalah perubahan progesif yang menunjukan cara anak bertingkah laku dengan lingkungan.Sedangkan menurut Libert,Paulus,Stauss perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai suatu fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Kesimpulannya adalah : Perubahan dari psikis yang menunjukkan cara anak bertingkah laku kepada lingkungan sekitar sebagai suatu fungsi kematangan fisik. 3. Memang di dunia ini tak ada yang sempurna, tapi jalannya pertumbuhan dan perkembangan selalu mendekati kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia http://file.upi.edu/Direktori/A%20-%20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR%20BIASA/195103261979032%20%20PUDJI%20ASRI/PERKEMB.%20PESERTA%20DIDIK.pdf http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/memahami-hakikat-perkembangan-anak-didik/