BAB I
PENDAHULUAN
Skenario II
Apa yang Harus Dokter Lakukan dalam Menatalaksana Pasien yang Khawatir Mengalami Kelumpuhan Akibat Penyakitnya
Seorang laki-laki berusia 57 tahun bekeja sebagai supir bus diantar oleh menantunya yang tinggal serumah ke klinik praktek dokter dengan keluhan nyeri punggung bawah yang sudah dirasakan sejak 5 bulan yang lalu. Keluhan ini muncul setelah pasien membantu penumpangnya menurunkan koper. Rasa sakit bertambah saat pasien melakukan banyak aktifitas dan berkurang saat istirahat. Sekarang pasien sering merasa lemah, pusing, dan insomnia. Pasien sudah berobat ke beberapa dokter. Saat minum obat, keluhan berkurang dan setelah obat habis keluhan muncul lagi sehingga pasien merasa khawatir bila nantinya penyakitnya bertambah berat dan pasien merasa khawatir bila nantinya penyakitnya bertambah berat dan pasien akan mengalami kelumpuhan. Kekhawatiran kan penyakitnya ini membuat pasien menjadi mudah tersinggung dan sering marah-marah kepada istri dan anak-anaknya. Riwayat penyakit dahulu post OP appendicitis, riwayat keluarga diketahui bapak pasien menderita stroke, dan ibu DM. Pasien alergi terhadap Amoxcillin. Pasien memiliki kebiasaan minum alkohol dan merokok 1-2 bungkus per hari.
Setelah melakukan anamnesa secara patient centered, dokter melakukan pemeriksaan fisik dengan hasil sebagai berikut: pria usia setengah baya, tampak tegang dan cemas sehingga tampak lebih tua dari usianya. Berat badan 85 kg tinggi badan 165 cm. Tekanan darah=170/100 mmHg. Hasil pemeriksaan daerah lumbal: postur tubuh normal, kekakuan pada daerah sekitar procesus spinosus L4-5, pergerakan terbatas saat melakukan fleksi lateral dan fleksi anterior, pemeriksaan neurologis normal. Hasil foto rontgen lumbal dan CT scan menunjukkan adanya spondiosis ringan dan degenerasi vertebra L4-5 yang belum menekan saraf.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan, dokter membuat diagnosis holistik. Dalam rekam medisnya, dokter menyusun problem list pasien, kemudian memberikan penatalaksanaan secara komprehensif terhadap pasien serta menanyakan apakah masih ada yang ingin ditanyakan. Pasien bertanya mengenai efektifitas pengobatan akupunktur untuk penyakitnya. Dokter berjanji akan mendiskusikan masalah tersebut pada pertemuan berikutnya. Dokter kemudian mencari bukti ilmiah terbaik melalui Pubmed dan Cohrane.
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Seven Jumps
Langkah 1 : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam scenario. Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah sebagai berikut :
Patient centered : Definisi Patient-centered care adalah mengelola pasien dengan merujuk dan menghargai individu pasien meliputi preferensi, keperluan, nilai-nilai, dan memastikan bahwa semua pengambilan keputusan klinik telah mempertimbangkan dari semua nilai-nilai yang diingini pasien (Committee on Quality of Health Care in America, 2001).
Diagnosis holistik : dokter tidak hanya melihat pasien secara fisik tetapi dari berbagai aspek (sosial, ekonomi, komunitas dan lain-lain)
Problem list : daftar masalah yang mengacu pada medis, biologis, simptom, lab dan lain-lain. Merupakan salah satu bagian dari rekam medis
Akupunktur : terapi dari cina menggunakan tusuk jarum, hanya memaksimalkan sesuatu yang sudah ada pada tubuh.
Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan dengan patient centered ?
Bagaimana cara membuat diagnostik holistik pada pasien ini?
Apa saja yang termasuk dalam problem list pasien dalam kasus ini?
Bagaimana tatalaksana secara komprehensif ?
Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?
Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?
Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?
Bagaimana cara mencari bukti ilmiah yang baik dan benar?
Bagaimana hubungan dokter-pasien pada sistem kedokteran keluarga?
Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
Apa saja isi rekam medis itu?
Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?
Langkah III : Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah 2)
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan dengan patient centered ?
Patient and Family Centered Care setelah sekian lama dilupakan, kini menjadi concern serius dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dahulu, dokter adalah captain of the ship yang menjadi center dalam segala hal yang terkait dengan pengambilan keputusan dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan kepada pasien. Perubahan paradigma ini tidak lain bertujuan untuk mendapatkan outcomes pelayanan kesehatan yang lebih baik, pegalokasian semberdaya yang tepat, dan mencapai kepuasaan pasien dan keluarga yang lebih besar. Hal ini dimungkinakan karena Patient and Family Centered Care adalah pendekatan yang melibatkan pasien, keluarga pasien dan staf dalam pembuatan kebijakan, program kesehatan, fasilitas yang didapatkan, dan program perawatan dari hari ke hari. Hal penting dari Patient and Family CenteredCare adalah sebagai berikut :
Dignity dan Respect:
Dalam aspek ini, tenaga kesehatan mendengarkan dan menghormati pilihan pasein. Pengetahuan, nilai-nilai yang dianut, dan background budaya pasien ikut berperan penting selama perawatan pasien dan menentukan outcome pelayanan kesehatan kepada pasien.
Information Sharing:
Dalam hal ini, mengkomunikasikan dan menginformasikan secara lengkap mengenai kondisi pasien dan hal- hal yang berkaitan dengan pasien, maupun program perawatan dan intervensi yang akan diberikan kepada pasien. Memberikan Informasi secara lengkap dapat membantu dalam perawatan pasien dan pembutan keputusan.
Participant :
Pasien dan keluarga dilibatkan dan di-support untuk ikut serta dalam perawatan dan pembuatan keputusan.
Collaborative:
Tenaga kesehatan mengajak pasien dan keluarga pasien dalam membuat kebijaksanaan, perencanaan dan pengembangan program, implementasi dan evaluasi program yang akan didapatkan oleh pasien.
Bagaimana cara membuat diagnostik holistik pada pasien ini?
Tata cara diagnosis yang memperhatikan berbagai aspek yang dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien. Mencakup:
Aspek Personal
Harapan pasien
Alasan kedatangan pasien
Kecemasan
Persepsi pasien terhadap penyakit dan kesembuhannya
Aspek Klinik
Diagnostic medic (anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis dan diagnosis banding)
STATUS FUNGSIONAL SESEORANG
1 = No difficulty at all
2 = Started to have difficulties
3 = Several difficulties
4 = Lots of difficulties
5 = No activity at all
Apa saja yang termasuk dalam problem list pasien dalam kasus ini?
Problem list memberikan gambaran mengenai:
keadan pasien saat ini
problem kesehatan masa lampu
faktor resiko potensial yang mungkin muncul pada pasien
Ada 2 macam problem list, yaitu :
active problem lis
Masalah yang sedang dihadapi pasien
Masalah yang masih membutuhkan pemeriksaan dan penaganan lebih lanjut
Masalah yang masih membutuhkan pengobatan dan tindakan khusus
Masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan pasien saat ini
inactive problem lis
Masalah yg masih tetap ada pada pasien tetapi tidak memerlukan tindakan mis: penderita polio yang sampai sekarang kecacatan nya masih ada.
Masalah masa lalu yang mungkin menjadi penyebab atau berhubungan dengan masalah yang sekarang ada, mis: anak sering kejang dan setelah ditelusuri ternyata anak lahir dgn asfiksia berat.
Masalah yang telah lampau tetapi ada kemungkinan kambuh lagi misal: TB paru
Sedangkan cara membuat Daftar Masalah adalah sebagai berikut :
Setiap masalah yang yang perlu di jadikanmasalah harus dimasukkan ke dalam daftar masalah.
Setiap masalahdi beri nomor secara berurutan menurut tanggal ditemukannya masalah.
Setiap masalah ditulis secara jelas dan objektif sesuai fakta yang ada baik anamnesis, pemeriksaan jasmani, maupun pemeriksaan penunjang.
Bila timbul masalah baru, masalah tersebut harus ditambahkan dalam daftar masalah.
Tidak boleh menggunakan istilah yang tidak lazim digunakan.
Bila terdapat 2 masalah atau lebih yang saling berhubungan tetapi penanganannya berbeda masalah ditulis sendiri-sendiri, kecuali bila penanganannya sama ditulis sindroma (1 masalah).
Sekali satu nomor dipakai untuk sebuah masalah -> nomor tidak boleh digunakan untuk masalah lain walaupun masalah teratas.
Daftar masalah diletakkan di bagian terdepan dari berkas rekam medik agar masalahnya dapat diketahui secara cepat.
Dokter harus membuat prioritas penyelesaian masalah.
Bagaimana tatalaksana secara komprehensif ?
Tatalaksana secara komprehensif disini yang dimaksud adalah tatalaksana secara menyeluruh dimulai dari preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif dengan standar sebagai berikut :
Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Deteksi dini
Kuratif medis
Rehabilitasi medis dan sosial
Memerhatikan kemampuan sosial keluarga
Sesuai etik medikolegal
Faktor-faktor yang menghambat penatalaksanaan komprehensif :
Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran
Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang melahirkan berbagai spesialisasi dan subspesialisasi menimbulkan dampak, kecuali mendatangkan manfaat banyak, terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran. Sesuai dengan keahlian yang dimiliki, tiap spesialis dan atau subspesialis hanya menyelenggarakan satu jenis pelayanan kedokteran saja. Akibatnya, pelayanan kedokteran menyeluruh akan sulit diwujudkan.
Mahalnya biaya pelayanan kedokteran
Akibat dari makin mahalnya biaya pelayanan kedokteran tersebut menyebabkan hanya anggota masyarakat yang mampu yang dapat menggunakan berbagai pelayanan kesehtaan, sedangkan masyarakat yang berasal dari golongan kurang mampu, tidak dapat memanfaatkan pelayanan kedokteran yang diperlukan.
Peraturan perundang-undangan
Beberapa peraturan perundang-undangan yang ada di masyarakat meskipun maksudnya tidak demikian, namun dalam kenyataannya dapat menjadi faktor penghambat terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh. Contoh paling sederhana adalah larangan menyediakan obat dan atau melakukan tindakan tubektomi di tempat praktik dokter swasta perseorangan.
Sikap dan kemampuan dokter sebagai penyelenggara pelayanan
Beberapa dokter, karen memiliki sikap tertentu, enggan melakukan tindakan kedokteran apapun, meskipun tindakan kedokteran tersebut sebenarnya berada dalam wewenang serta mampu dilakukan. Dokter dengan sikap yang sepeti ini lebih suka merujuk pasiennta ke berbagai sarana pelayanan kesehatan lain, serta sering tidak peduli akan tindak lanjutnya.
Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan
Beberapa pasien sering berpindah-pindah tempat dalam memperoleh pelayaan kedokteran yang diperlukannya.
Bagaimana cara mencari bukti ilmiah yang baik dan benar?
Dengan cara menerapkan prinsip Evidence Based Medicine pada saat mencari jurnal maupun sumber bacaan terkait denga masalah pasien dalam kasus ini contohnya adalah akupuntur. Selain itu pada saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dkan atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
Bagaimana hubungan dokter-pasien pada sistem kedokteran keluarga?
Dengan prinsip:
Autonomi (menghormati hak pasien, informed consent)
Beneficience (untuk kebaikan)
Non maleficience (tidak memperburuk)
Justice (fairness dan keadilan)
Mewujudkan hubungan yang baik melalui:
Dokter harus memahami diri sendiri
Supaya dapat menyesuaikan pelbagai sikap dan perilaku dokter sehingga sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien
Meningkatkan komunikasi antar personal
Lebih sensitive
Lebih dapat menerima
Bersifat sabar
Dokter perlu memahami pasien
Kepribadian pasien
Maksud kunjungan pasien
Kebutuhan kesehatan pasien
Sikap dan perilaku pasien
Tidak hanya melihat keluhan harus holistik
Melakukan komunikasi antar personal yang baik
Membina komunikasi secara berkesinambungan tetapi jangan sampai ketergantungan
Manfaat:
Dapat mengenal pasien selengkapnya sehigga dengan demikian penatalaksanaan masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya
Dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kedokteran secara terus-menerus dan berkesinambungan
Dapat mempermudah penatalaksanaan masalah kesehan yang dihadapi oleh pasien
Dapat diatur pemakaian berbagai sumber kesehatan yang dimiliki dan atau yang dibutuhkan oleh keluarga secara lebih efektif dan efisien
Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya silang snegketa dan ataupun kesalahpahaman antara dokter dengan pasien
Masalah dalam hubungan dokter – pasien :
Ketergantungan yang berlebihan
Pasien seolah-oalh kehilangan kepercayaan diri dan menyerahkan segalanya kepada keputusan dokter
Kunjungan yang berlebihan
Pasien hampir setiap hari berkunjung ke tempat praktik. Terwujudnya keadaan yang seperti ini juga tidak diinginkan. Bukan saja akan merepotkan dokter, tetapi juga diri pasien sendiri.
Untuk menghindarinya, kecuali tetap berpegang pada dasar utama terwujudnya hubungan dokter-pasien, yakni hubungan profesional, dapat menjelaskan kepada pasiennya tentang maksud serta tujuan hubungan dokter-pasien, tentang hak dan kewajiban dokter serta tentang hak dan kewajiban pasien
Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah 3
Standar pelayananStandar pelayanan
Standar pelayanan
Standar pelayanan
Hubungan komunikasi dokter-pasienHubungan komunikasi dokter-pasien
Hubungan komunikasi dokter-pasien
Hubungan komunikasi dokter-pasien
Dokter keluargaDokter keluarga
Dokter keluarga
Dokter keluarga
PasienPasien
Pasien
Pasien
Anamnesis patient centeredAnamnesis patient centered
Anamnesis patient centered
Anamnesis patient centered
PersonalPersonal
Personal
Personal
klinisklinisProblem listProblem list
klinis
klinis
Problem list
Problem list
Risiko interna dan eksternaRisiko interna dan eksterna
Risiko interna dan eksterna
Risiko interna dan eksterna
Diagnostik holistik Diagnostik holistik
Diagnostik holistik
Diagnostik holistik
Derajat hidupDerajat hidup
Derajat hidup
Derajat hidup
Pelayanan komprehensifPelayanan komprehensif
Pelayanan komprehensif
Pelayanan komprehensif
promotifpromotif
promotif
promotif
Bukti ilmiahBukti ilmiahpreventifpreventif
Bukti ilmiah
Bukti ilmiah
preventif
preventif
kuratifkuratif
kuratif
kuratif
rehabilitatifrehabilitatif
rehabilitatif
rehabilitatif
Langkah V : merumuskan tujuan pembelajaran
Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?
Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?
Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?
Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
Apa saja isi rekam medis itu?
Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?
Langkah VI : mengumpulkan informasi baru (proses diskusi pertemua kedua)
Langkah VII : Melaporkan, membahas dan menata kembali informasi baru yang diperoleh
Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?
Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip-prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan/ mewujudkan:
pelayanan yang holistik dan komprehensif
pelayanan yang kontinu
pelayanan yang mengutamakan pencegahan
pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian dari keluarganya
pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan tempat tinggalnya.
Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pelayanan yang sadar biaya dan mutu.
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:
Kompetensi Dasar
Keterampilan Komunikasi Efektif
Keterampilan Klinis Dasar
Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu klinis, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinasi dan bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi.
Mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hayat
Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik
Ilmu dan Kompetensi Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
Bedah
Penyakit Dalam
Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Kesehatan Anak
THT
Mata
Kulit dan Kelamin
Psikiatri
Saraf
Kedokteran Komunitas
Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
Keterampilan melakukan "health screening"
Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
Membaca hasil EKG
Membaca hasil USG
BTLS, BCLS, dan BPLS
Keterampilan Pendukung
Riset
Mengajar kedokteran keluarga
Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
Memahami dan menjembatani pengobatan alternative
Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis
Manajemen klinik dokter keluarga
Standar pelayanan dokter keluarga
Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik
Standar Pelayanan Paripurna
Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuaan tempat praktik.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.
Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
Kuratif medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medis, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi
Rehabilitasi medis dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun social.
Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan kondisi social pasien dan keluarganya.
Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem yang sesuai dengan medikolegal dan etik kedokteran
Standar Pelayanan Medis
a) Anamnesis
b) pemeriksaan fisik dan penunjang
c) penegakan diagnosis dan diagnosis banding
d) prognosis
e) konseling
f) konsultasi
g) rujukan
h) tindak lanjut
i) tindakan
j) pengobatan rasional
k) pembiaan keluarga
Standar Pelayanan Menyeluruh
a) pasien adalah manusia seutuhnya
b) pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
c) pelayanan menggunakan segala sumber sekitarnya
Standar Pelayanan Terpadu
a) koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antar-dokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit.
b) mitra dokter pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.
c) mitra lintas sektoral medik
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal disekitarnya.
d) mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Pelayanan dokter keluarga memedulikan dan memerhatikan kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.
Standar Pelayanan Berkesinambungan
a) pelayanan proaktif
b) rekam medik berkesinambungan
Informasi dalam riwayat kesehatan pesien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan.
c) pelayanan efektif pasien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya.
d) pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan, pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.
Standar Perilaku dalam Praktik
Standar Perilaku terhadap Pasien
a) informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.
b) masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.
c) informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.
d) komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya
e) menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.
Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik
a) hubungan profesional dalam klinik
b) bekerja dalam tim
c) pemimpin klinik
Standar Perilaku dengan Sejawat
a) hubungan profesional dalam profesi
b) hubungan baik sesama dokter
c) perkumpulan profesi
Standar Pengembangan Ilmu dan Keterampilan Praktik
a) mengikuti kegiatan ilmiah
b) program jaga muti
c) partisipasi dalam kegiatan pendidikan
d) penelitian dalam praktik
e) penulisan ilmiah
Standar Partisipasi dalam Kegiatan Masyarakat di Bidang Kesehatan
a) menjadi anggota perkumpulan sosial
b) partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
c) partisipasi dalam penanggulangan bencana sekitarnya.
Standar Pengelolaan Praktik
Standar Sumber Daya Manusia
a) dokter keluarga
b) perawat
c) bidan
d) administrator klinik
Standar Manajemen Keuangan
a) pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktik dokter keluarga tercatat secara saksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi
b) jenis sistem pembagian praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaan fee for service.
Standar Manajemen Klinik
a) pembagian kerja
b) program pelatihan
c) program kesehatan dan keselamatan kerja
d) pembahasan administrasi klinik
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Fasilitas Praktik
a) fasilitas untuk praktik
b) kerahasiaan dan privasi
c) bangunan dan interior
d) alat komunikasi
e) papan nama
Standar Peralataan Klinik
a) peralatan medis
b) peralatan penunjang medis
c) peralatan non medis
Standar Proses-proses Penunjang Praktik
a) pengelolaan rekam medik
b) pengelolaan rantai dingin
Perbedaan
Dokter keluarga
Dokter Umum
Definisi
Dokter yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam bidang kedokteran keluarga yang diperoleh dari pendidikan khusus dalam bidang tersebut, sehingga kemudian memiliki kompetensi dan kewenangan untuk bekerja dalam profesi dokter keluarga
Dokter praktik umum, adalah setiap dokter yang melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan medis yang dilakukan sendiri atau bersama dalam bentuk organisasi serta menjalankan kegiatan pelayanan tingkat primer sesuai dengan peraturan setempat.
Sistem kerja
Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Bersifat kuratif
Pembiayaan
Pembiayaan di awal dari pemerintah
Mandiri dari perorangan
Sasaran
Keluarga sebagai satu unit
Masyarakat Umum, perorangan
Tempat Praktik
Melayani pasien ditempat praktek (klinik dokter keluarga), di rumah dan di rumah sakit.
Tempat Praktik Pribadi
Pelayanan
pelayanan kedokteran yang paripurna (komprehensif)
Kuratif
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
c) pengelolaan pencegahan infeksi
d) pengelolaan limbah
e) pengelolaan air bersih
f) pengelolaan obat
Dokter umum dan dokter keluarga merupakan dokter pelayanan primer.
Bagaimana sistem pembiayaan dokter keluarga?
fee for service, datang berobat bayar tunai )
health insurance, datang beribat yang membayar pihak asuransi (pihak ketiga).
Pembayaran praupaya (untuk mengatasi masalah dengan administrasi pada asuransi) meliputi :
Sistem Kapitasi JPKM
Sistem paket
Sistem diagnose kelompok terkait (DRG sistem)
Sistem anggaran
Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?
Pemerataan upaya kesehatan
Penekanan pada upaya preventif
Menggunakan teknologi tepat guna
Melibatkan peran serta masyarakat
Melibatkan kerjasama LS
Pelayanan primer vs dokter keluarga
Prinsip dasar
PDK*
PDU** di puskesmas
Praktik dokter pribadi
Layanan kontak pertama
Ya
Ya
Ya
Layanan sinambung dan jangka panjang
Ya
Episodik
Tidak
Layanan bersifat personal
Ya
Tidak
Ya
Layanan komprehensif
Ya, >>promotif dan preventif
Ya, kuratif
Tidak
Mengutamakan pencegahan
Ya
Terbatas
Tidak
Koordinasi
Ya
Tidak
Tidak
Kolaborasi
Ya
Tidak
Tidak
Berorientasi pada keluarga
Ya
Tidak
Tidak
Berorientasi pada komunitas
Ya
Ya
Tidak
Pembiayaan
Kapitasi
Jamkesmas dan askeskin
Fee for service
Wilayah kerja
Pertimbangan kondisi geografis sekitar 2500 KK
Wilayah kecamatan kurang lebih 30.000 KK
Tanpa batasan
Dokter Keluarga & Puskesmas sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 131/MENKES/SK/II/2004, jika Sistem Jaminan Sosial Nasional telah dikembangkan, pelayanan UKP tidak lagi dilaksanakan oleh Puskesmas pada strata pertama, tetapi lebih dititikberatkan pada masyarakat dan swasta dengan penerapan praktik dokter keluarga. Kecuali di daerah terpencil, Puskesmas masih dapat menjadi strata pertama dalam pelayanan kesehatan perorangan. Berikut beberapa perbedaan pelayanan dokter keluarga dan Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan strata pertama.
Dulu
Sekarang
Puskesmas
Sangat terpencil
Tidak terpencil
Puskesmas
Puskesmas
PDKM
UKP+UKM
UKP+UKM
UKM
UKP
Wilayah kerja
Wilayah administratif
Wilayah administratif
Wilayah administratif
Wilayah pelayanan
Sasaran
Komunitas
Komunitas
Komunitas
Individu/keluarga
Upaya kesehatan
Promkes
+
+
+
+ individu/kel
Kesling
+
+
+
-
KIA dan KB
+
+
+
+ individu/kel
Gizi masyarakat
+
+
+
+ individu/kel
P3 menular
+
+
+
+ individu/kel
Pengobatan
+
+
-
+
Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?
Akupuntur sendiri merupakan salah satu pilihan terapi alternatif pada kasus ini. Selain itu, akupuntur sudah terbukti Evidence Based Medicine sehingga dokter dapat menyarankan pada pasien mengenai terapi akupuntur ini. Namun tetap keputusan ada pada pasien mengenai tanggapan akupuntur.
Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
Sikap dokter yang penting dan positif
Pendengaran yang aktif
Sikap-sikap :
Perhatian
Empati
Menghargai
Minat
Merasa prihatin
Yakin
Kompeten
Tanggung jawab
Percaya
Kepekaan
Cepat mengerti
Ketekunan
Strategi-strategi berkomunikasi :
Memodifikasi bahasa
Menghindari bahasa golongan tertentu
Memberikan penjelasan yang jelas
Berikan instruksi perawatan yang jelas
Evaluasi pemahaman pasien
Ringkas dan ulangi
Hindarkan ketidakpastian
Hindarkan penentraman hati yang tidak pantas
Susunlah perjanjian konsultasi
Pastikan pasien tersebut puas
Capailah persetujuan yang diberitahu langsung
Tindak lanjut
Apa saja isi rekam medis itu?
Isi rekam medis pada pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya terdiri dari :
Identitas pasien
Tanggal dan waktu
Hasil anamnesis mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat pasien
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
Diagnosis
Rencana penatalaksanaan
Pengobatan dan atau tindakan
Pelayanan lain yang telah diberikan
Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
Persetujuan tindakan bila diperlukan
Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?
Perilaku manusia (human behavior) merupakan reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya dan pada berbagai spesies hewan umumnya memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan kehidupan. Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Menurut teori Green et al. (1999), kesehatan individu dan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku (non¬perilaku). Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor meliputi: perilaku seseorang berhubungan faktor predisposisi, faktor pemungkinan dan faktor penguat. Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan perilaku serta hal-hal yang berhubungan perilaku, adalah:
Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi, berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok untuk bertindak. Sedangkan secara umum faktor predisposisi ialah sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap kasus, faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor demografis seperti status sosial-ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga penting sebagai faktor predisposisi.
Faktor pemungkin (enabling factor). Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia klinik atau sumber daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak ketersediaan transportasi, waktu dan sebagainya.
Faktor penguat (reinforcing factor). Faktor penguat adalah faktor yang menentukan tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, faktor menguat bisa berasal dari perawat, bidan dan dokter, pasien dan keluarga
Sedangkan beberapa teori tentang perilaku lainnya, antara lain dikemukan oleh :
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010).
Perilaku merupakan fungsi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat, keperibadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kekuatannya lebih besar dari karakteristik individu (Azwar, 2010).
Sementara pengertian perubahan perilaku menurut Emilia (2008), ditentukan oleh konsep risiko, penentu respon individu untuk mengubah perilaku adalah tingkat beratnya risiko atau penyakit secara umum, bila seseorang mengetahui ada risiko terhadap kesehatan maka secara sadar orang tersebut akan menghindari risiko.
Menurut Judge dan Bono ( 2001), teori perubahan perilaku self efficacy yang menekankan adanya contoh dalam diri seseorang sehingga perilaku seseorang dicontoh oleh masyarakat sekitar hingga menjadikan sebuah budaya masyarakat. Teori perubahan perilaku ini biasa digunakan dalam perubahan perilaku masyarakat khususnya kesehatan dengan memanfaatkan tokoh masyarakat sekitar yang dianggap mempunyai peran penting dan mempunyai suritauladan khususnya dibidang kesehatan. Pendekatan perubahan perilaku masyarakat didasarkan pada tokoh masyarakat sekitar yang mempunyai pengaruh lebih dalam perilaku hidup sehat.
BAB III
SIMPULAN
Dokter keluarga bertanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan kesehatan komprehensif dan holistik kepada pasien. Dalam menangani masalah pada kasus di skenario ini, dokter keluarga harus memperhatikan semua aspek, tidak hanya fisik saja namun mencakup biopsikosoisal pasien, serta keluarga dan lingkungannya. Jadi tidak hanya dilihat dari keluhan pasien tentang nyeri punggung bawah saja, namun dilihat juga mengenai pekerjaan, kebiasaan pasien, psikologi pasien, keluarga, dan lingkungan.
Untuk mencapai penatalaksanaan kesehatan komprehensif, upaya yang dilakukan yaitu mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pada pasien ini, usaha promotif yang dilakukan yaitu edukasi ke pasien tentang kebiasaan yang buruk yaitu merokok dan minum alkohol yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Ditambah dengan riwayat keluarga stroke dan DM. Agar diharapkan pasien dapat merubah perilakunya. Usaha preventifnya dengan menjelaskan tentang bahaya mengangkat beban terlalu berat karena dapat memicu dan memperburuk nyeri yang diderita pasien. Usaha kuratifnya meliputi penanganan nyeri punggung bawah yang terus menerus. Dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, kemudian terapi. Usaha rehabilitatifnya bisa melalui akupunktur dan dilakukan follow up agar perkembangan dan efektifitas terapi pada pasien dapat terpantau
BAB IV
SARAN
Diharapkan mahasiswa lebih memahami tentang tugas, wewenang, prinsip tentang pelayanan kesehatan primer khusunya dokter keluarga.
Diharapkan setelah memahami tentang kedokteran keluarga melalui diskusi tutorial, dapat diaplikasikan dikemudian hari.
Dalam diskusi, diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam menyampaikan pendapat sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Committee on Quality of Health Care in America: Institute of Medicine. Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st Century. Washington, DC, The National Academies Press, 2001
Prasetyawati Arsita Eka (2010) Kedokteran Keluarga. Jakarta : PT RINEKA CIPTA
Gordis, L. 2000. Epidemiology. Philadelpia,PA: WB Saunders Co.
LAPORAN TUTORIAL BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS
SKENARIO 1I
KELOMPOK A 1
MULTAZAM HANIF (G0012141)
ARTRINDA A K S P (G0012029)
ASTRID ASTARI AULIA (G0012033)
AZMI FARAH FAIRUZYA (G0012039)
CHRISANTY AZZAHRA Y (G0012047)
HANUGROHO (G0012089)
IGA KUSTIN M (G0012093)
IVO ARYENA (G0012099)
MARTINA DWI ARIANDINI (G0012127)
PUTRI NUR KUMALASARI (G0012167)
RISNU ARDIAN W (G0012189)
WIDORETNO PRABANDARI (G0012229)
Tutor :
Siti Ma'arufah, M.Sc, Apt
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2015