KOMUNIKASI KOMUNIKA SI KEPERAWA KEPERAWATAN DENGAN DENGA N PASIEN PASIEN BERKEBUTUHAN KHUSUS”. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komuni Komunikas kasii adalah adalah elemen elemen dasar dasar dari dari interak interaksi si manusi manusiaa yang yang memung memungkin kinkan kan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang yang melibat melibatkan kan tingka tingkah h laku laku dan hubung hubungan an serta serta memung memungkin kinkan kan indivi individu du berasos berasosiasi iasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara s ecara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interp interpreta retasi si pasien pasien terhad terhadap ap pesan, pesan, perawat perawat harus harus tidak tidak terburu terburu-bu -buru ru dan mengur mengurang angii kebi kebisin singan gan dan dan distr distrak aksi si.. Kalim Kalimat at yang yang jelas jelas dan dan muda mudah h dimen dimenge gerti rti dipa dipaka kaii untu untuk k menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu. Komunikasi Komunikasi adalah proses interpersona interpersonall yang melibatkan melibatkan perubahan perubahan verbal verbal dan non verbal dari inormasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi di mana individu menyampaikan hubungan ! "otter-"erry, "otter-"erry, #$% &. Komunikasi pada lansia dan pasien gangguan jiwa membutuhkan perhatian khusus. "erawat harus waspada terhadap perubahan isik, psikologi, emosi, dan sosial yang mempengaruhi pola komunikasi. "erubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris dapat mengak mengakiba ibatka tkan n kerusa kerusakan kan pada pada penden pendengara garan. n. "eruba "erubahan han pada pada telinga telinga bagian bagian dalam dalam dan
telinga mengalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran teradap suara. 'erdasarkan hal(hal tersebut kami menulis makalah ini yang berjudul “KOMUNIKASI KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BERKEBUTUHAN KHUSUS”.
1. R!"!#an Ma#ala$
%. 'agaimana cara berkomunikasi pada pasien lansia dan pada pasien dengan gangguan jiwa )
1.% T!&!an
%. *engetahui cara berkomunikasi pada pasien lansia dan pada pasien dengan gangguan jiwa.
1.' Man(aat
%. +igunakan sebagai buku bacaan di perpustakaan agar bisa bermanaat bagi para pembaca . . "erawat lebih memahami tentang pengaplikasian praktik keperawatan di masyarakat #. ebagai ilmu pengetahuan tentang praktik keperawatan. . /ebih tahu, tentang isi dari paraktik keperawatan
BAB TIN)AUAN TEORI
.1 Pengert*an K+"!n*ka#*.
Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. !0idjaja, %123 4 %#& Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain. !"otter 5 "erry, $$6 4 #$%&. Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik. . Pengert*an Lan#*a. /ansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan ungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. 7da beberapa pendapat mengenai 8usia kemunduran9 yaitu ada yang menetapkan 3$ tahun, 36 tahun dan :$ tahun. 'adan kesehatan dunia !0H;& menetapkan 36 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. /ansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. /ansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. /ansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. emakin banyak penyakit pada lansia semakin banyak jenis obat yang diperlukan. 'anyaknya jenis obat akan menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat. +isamping itu dapat meningkatkan resiko eek samping obat atau interaksi obat. .% K+"!n*ka#* Dengan Lan#*a.
+alam komunikasi dengan lansia harus diperhatikan aktor isik, psikologi, !lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang
1.
%& & #&
tepat. Ketra",*lan k+"!n*ka#*. L*#ten*ng-Penengaran /ang 0a*k /a*t! *endengarkan dengan perhatian telinga kita. *emahami dengan sepenuh hati, keikhlasan dengan hati yang jernih. *emikirkan secara menyeluruh dengan pikiran jernih kita.
. Tek$n*k k+"!n*ka#* engan lan#*a. %& Tek$n*k k+"!n*ka#* engan
,engg!naan
0a$a#a
/ang
0a*k.
Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan pada topik pembicaraan dan kebutuhan lansia, berbicara dengan lansia yang dimensia dengan pelan.
bapak>ibu
yang
bagus
ini)
?unakan kata-kata yang sederhana dan konkrit selain itu gunakan kalimat yang simple dan pendek, satu pesan untuk satu kalimat. 2 Tekn*k n+n3er0al k+"!n*ka#*. !%& "erilaku 4 ramah tamah, sopan dan menghormati, cegah supaya tidak acuh tak
acuh, perbedaan. !& Kontak mata !#& @Apresi wajah 4 !& "ostur dan tubuh
4 jaga tetap kontak mata. mereleAsikan peraaan yang sebenarnya. 4 mengangguk, gerakan tubuh yang tepat, meletakan kursi dengan
tepat. !6& entuhan
4 memegang tangan, menjabat tangan.
%2 Tekn*k !nt!k "en*ngkatkan k+"!n*ka#* engan lan#*a. !%& *emulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat tangan.
!& 'ila hanya menyentuh tangannya hanya untuk mengucapakan pesan-pesan verbal dan merupak metode primer yang non verbal. !#& Belaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan intervensi keperawatan yang akan
!& !6& !3& !:&
diberikan. *ulai pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam. ?unakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengar yang eekti. ecara periodic mengklariikasi pesan. *empertahankan kontak mata dan mendengar yang baik dan mendorong untuk berokus
pada inormasi. !2& Bangan berespon yang menonjolkan rasa simpati. !1& 'ertanya tentang keadaan mental merupakan pertanyaan yang mengancam dan akan mengakiri interview. !%$& *inta ijin bila ingin bertanya secara ormal. %. %& & #& & 6&
L*ngk!ngan 4a4an5ara. "osisi duduk berhadapan. Baga privasi. "enerangan yang cukup dan cegah latar belakang yang silam. Kurangi keramaian dan berisik. Komunikasi dengan lansia kita mencoba untuk mengerti dan menjaga kita mengekspresikan
diri kita sendiri eek dari kmunikasi adalah pengaruh timbal balik seperti cermin. .' Kenala an Ha"0atan B*la Berk+"!n*ka#* engan Lan#*a. %. ?angguan neurology serring menyebabkan gangguan bicara dan berkomunikasi dapat juga
karena pengobatan medis, mulut yang kering dan lain-lain. . "enurunan daya pikir sering menyebabkan gangguan dalam mendengarkan, mengingat dan respon pada pertanyaan seseorang. #. "erawat sering memanggil dengan 8nenek9, 8sayang9, dan lain-lain. Hal tersebut membuat
. 6. 3. :. 2.
tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama panggilannya. +ianjurkan menegur dan mendengarkan dengan penuh perhatian. "erbedaan budaya hambatan komunikasi, dan sulit menjalin hubungan saling percaya. ?angguan sensoris dalam pendengarannya. ?angguan penglihatan sehingga sulit menginterprestasikan pesan-pesan non-verbal. 8;verload9 dari sensoris, terlalu banyak inormasi dalam satu waktu atau banyak orang
berkomunikasi dalam yang sama sehingga kogniti berkurang. 1. ?angguan isik yang menyebabkan sulit berokus dalam pembicaraan misalnya ocus pada rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh, udara yang tidak enak, dan lain-lain.
%$. Hambatan pada pribadi, penurunan sensoris, ketidaknyamanan isik, eek pengobatan dan kondisi patologi, gangguan ungsi psikososial, karena depresi atau dimensia, gangguan kontak dengan realita. %%. Hambatan dalam suasana>lingkungan tempat wawancara, ribut>berisik, terlalu banyak inormasi dalam waktu yang sama, terlalu banyak orang yang ikut bicara, peerbedaan budaya, perbedaan, bahasa, prejudice, dan strereotipes. .6 Ketra",*lan K+"!n*ka#* Tera!,et*k Paa Lan#*a. 1. Ketera",*lan k+"!n*ka#* tera,e!t*k7 a,at "el*,!t* %& "erawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan
lama wawancara. & 'erikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal. #& ?unakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya. & ?unakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berikir abstrak. 6& "erawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien. 3& "erawat harus cermat dalam mengidentiikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada. :& "erawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian. 2& "erawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi. 1&
Pr*n#*, Ger+nt+l+g*# !nt!k k+"!n*ka#*. *enjaga agar tingkat kebisingan minimum. *enjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol. *enjamin alat bantu dengar yang berungsi dengan baik. Cakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
6&
Bangan berbicara dengan keras>berteriak, bicara langsung dengan telinga yang dapat
3& :& 2& 1&
mendengar dengan lebih baik. 'erdiri di depan klien. "ertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana. 'eri kesempatan bagi klien untuk berikir. *endorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua, kegiatan
rohani. %$& 'erbicara pada tingkat pemahaman klien. %%& elalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian. .8 Pr*n#*,9Pr*n#*, Et*k Pela/anan Ke#e$atan Paa Lan#*a. Be0era,a ,r*n#*, et*ka /ang $ar!# *&alankan ala" ,ela/anan ,aa er*ta !#*a lan&!t /a*t! %. E",at* Istilah empati menyangkut pengertian 4 8simpati atas dasar pengertian yang mendalam9.
+alam istilah ini diharapkan upaya pelayanan geriatric harus memandang seorang lansia yang sakit dengan pengertian, kasih sayang dan memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita tersebut.
dibidang geriatric hal tersebut berdasar pada keadaan, apakah penderita dapat membuat putusan secara mendiri dan bebas. '. Kea*lan "rinsip pelayanan geriatric harus memberikan perlakuan yang sama bagi semua penderita. Kewajiban untuk memperlakukan seorang penderita secara wajar dan tidak mengadakan perbedaan atas dasar karakteristik yang tidak relevan. .; Pengert*an Gangg!an )*4a ?angguan yang mengenai satu atau lebih ungsi jiwa. ?angguan jiwa adalah
gangguan otak yang ditandai oleh terganguunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi !penangkapan panca indera&. ?angguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita !dan keluarganya& !tuart 5 undeen, %112&. ?angguan jiwa adalah suatu ketidak beresan kesehatan dengan maniestasi-maniestasi psikologis atau perilaku terkait dengan penderitaan yang nyata dan kinerja yang buruk, yang disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, isis, atau kimiawi. ?angguan jiwa mewakili suatu keadaan tidak
beres yang berhakikatkan
penyimpangan dari suatu konsep normati. etiap jenis ketidakberesan kesehatan itu memiliki tanda-tanda dan gejala-gejala yang khas. etiap gangguan jiwa dinamai dengan istilah yang tercantum dalam ""+?B-ID !"edoman "enggolongan dan +iagnosis ?angguan Biwa di Indonesia edisi ID& atau +*-ID
atau peristiwa kehidupan yang menyebabkan kecemasan !anAietas&, dengan gejala-gejala obsesi, obia, kompulsi. %. Gangg!an &*4a (!ng#*+nal
Ketidakberesan kesehatan disebabkan oleh suatu penyebab spesiik yang membuahkan perubahan struktural di otak, biasanya terkait dengan kinerja kogniti, delirium, atau demensia, misalnya pada penyakit "ick. Istilah ini tidak digunakan dalam +*-ID-
ada beberapa hal yang membedakan berkomunikasi antra orang yang gangguan jiwa dengan gangguan akibat penyakit isik. "erbedaannya adalah 4 %. "enderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri, penderita gangguan penyakit isik masih memiliki konsep diri yang wajar . "enderita gangguan jiwa cenderung asik dengan dirinya sendiri sedangkan penderita penyakit isik membutuhkan support dari orang lain. #. "enderita gangguan jiwa cenderung sehat secara isik, penderita penyakit isik bisa saja jiwanya sehat tetapi juga ikut terganggu. ebenarnya ada banyak perbedaan, tetapi intinya bukan pada mengungkap perbedaan antara penyakit jiwa dan pemnyakit isik tetapi pada metode komunikasinya. Komunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah dasar pengetahuan tentang ilmu komunikasi yang benar, ide yang mereka lontarkan terkadang
melompat, okus terhadap topik bisa saja rendah, kemampuan menciptakan dan mengolah kata-kata bisa saja kacau balau. Aa 0e0era,a tr*k ket*ka $ar!# 0erk+"!n*ka#* engan ,ener*ta gangg!an &*4a
%.
"ada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas komunikasi, baik meninta klien berkomunikasi dengan klien lain maupun dengan perawat, pasien halusinasi terkadang
menikmati dunianya dan harus sering harus dialihkan dengan aktivitas isik. . "ada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan reinorcement. #. "ada pasien menarik diri sering libatkan dalam aktivitas atau kegiatan yang bersama-sama, ajari dan contohkan cara berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri penjelasan manaat berhubungan denngan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dll. . "asien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku kekerasan maka harus direduksi atau ditenangkan dengan obat-obatan sebelum kita support dengan terapi-terapi lain, jika pasien masih mudah mengamuk maka perawat dan pasien lain bisa menjadi korban. .= Pr*n#*,9Pr*n#*, Et*k Pela/anan Ke#e$atan Paa Pa#*en Gangg!an )*4a 1. Pengka&*an Ke,era4atan "engkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. +ata yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. "engelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa aktor predisposisi, aktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien !tuart dan undeen, %116&. =ara pengkajian lain berokus pada 6 !lima& dimensi yaitu isik, emosional, intelektual, social dan spiritual. I#* ,engka&*an "el*,!t* %& Identitas klien. & Keluhan utama>alasan masuk. #& Faktor predisposisi. & 7spek isiologis>biologis. 6& 7spek psikososial. 3& tatus mental.
:& Kebutuhan persiapan pulang. 2& *ekanisme koping. 1& *asalah psikososial dan lingkungan. %$& "engetahuan. %%& 7spek medis "roses pengumpulan data dalam pengkajian dengan menerapkan etika dan prinsip etika keperawatan harus benar-benar dipahami. >12 Ot+n+"*.
"rinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Ketika kita sebagai perawat melakukan pengkajian kepada klien, jangan terlalu memaksa jawaban yang diinginkan. Karena klien berhak menolak dengan hak otonominya. Namun, perawat harus mencari cara agar klien dapat menjawab segala pertanyaan yang dibutuhkan, bisa dengan mengalihkan pembicaraan klien tetapi tetap pada topik tersebut.
>2 Bene(*#*en#*.
data yang dibutuhkan untuk kesembuhan klien. 'eneisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Klien dengan masalah gangguan halusinasi sensoris, terkadang bisa mengamuk dan atau berhalusinasi yang aneh-aneh ketika ditanya sesuatu. Klien menolak ketika diajak wawancara mengenai kehidupannya, sedangkan perawat membutuhkan datanya sesegera mungkin. *aka, perawat mencari tahu kenapa. 7gar proses anamnesa ini berjalan demi kebaikannya.
>%2 N+n"ale(*#*en.
aat melakukan pengkajian, perawat meminimalisir cedera atau bahkan jangan menimbulkan cedera. Namun, ketika klien memiliki tingkat cemas tinggi hingga ia
mengamuk, maka perawat harus melakukan tindakan yang tidak menimbulkan cedera, disuntik obat penenang misalnya.
>'2 Kera$a#*aan >5+n(*ent*al*t/2.
aat pengkajian, perawat berjanji pada klien bahwa data rahasianya tidak akan diberitahukan pada orang lain.
>62 Ak!nta0*l*ta# >a55+!nta0*l*t/2.
"erawat bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya pada klien, agar terjadi hubungan saling percaya antara klien dan perawat. ehingga memudahkan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
. Inter3en#* :ang Da,at D*lak!kan 12 Men5*,takan l*ngk!ngan tera,e!t*k.
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan, ketakutan akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan dilakukan secara individual dan diusahakan agar terjadi kontak mata. Kalau perlu disentuh atau dipegang pendekatan harus dilakukan secara teratur tetapi tidak secara terus menerus. +irumah harus disediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realita, misalnya jam dinding, kalender, gambar atau hiasan dinding, majalah dan mainan. "enderita diajarkan untuk mengenali rangsangan halusinasi, membuktikan apakah rangsangan itu nyata atau tidak, misalnya dengan menanyakan pada orang lain dan cara mengurangi timbulnya halusinasi, antara lain dengan selalu menyibukan diri dan mengurangi waktu untuk berkhayal.
2 Mengal* ,er"a#ala$an ,a#*en an "e"0ant! "engata#* "a#ala$ /ang aa.
etelah pasien lebih kooperati dan komunikati mengatasi masalah yang ada. "ermasalahan penderita yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada.
%2 Me"0er* akt*(*ta#.
"enderita diajak beraktiitas>mengaktikan diri untuk melakukan gerakan isik misalnya olahraga, bermain atau melakukan kegiatan lain. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan penderita ke kehidupan nyata dan memilih kegiatan yang sesuai.
'2 Mel*0atkan kel!arga la*n ala" ,r+#e# ,era4atan.
62 Melak#anakan ,r+gra" tera,* +kter.
eringkali penderita menolak obat yang diberikan sehubungan dengan halusinasi yang diterimanya. "endekatan sebaliknya persuasive. Keluarga harus mengerti agar obat yang diberikan benar-benar ditelan atau masuk.
BAB % PENUTUP
%.1 Ke#*",!lan
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertaankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingka laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi denan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yan maknanya dipacu dan ditransmisikan. Komunikasi pada lansia tidaklah begitu sulit dibutuhkan teknik-teknik tersendiri untuk melakukan komunikasi pada lansia banyak hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya 4
%.
.
#. Kendala dan hambatan dalam komunikasi.
. *ood dan privasi.
6. 7spek-aspek yang harus diperhatikan.
%. Saran
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam pemahamannya. /ansia merupakan kelompok yang sensitive dalam perasaannya oleh sebab itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.