MUHASABAH DAN MUROQOBAH JALAN MENUJU TAKWA
َُهل ي ِد اَ َ ْف ض ُ نومُه َ ّل ض ُم َ َ ف نم ِاالع َِأ ت َائسِا و َأ رُوُش ن ِم با ذ ُ ُو ُ غُو ُهُو ُح ِ ِحلّ إ ُلهُرس وُُ ع ًمُح ّ َُأ ش َوأ ّ إ ه لَإ ْ َأُ ش َأ .ن ل لَى ٍإا ب ُ نوم بِه اصح َوأ ه ى آلع و ح ُم ىع ّ وسّ ص ُل َل َُ ُم ُ َأ ّو إ ُنُ َ و هِقَا ُ ق ُ مآ ن َ ل ا أ ا بهَ ءل ا ي ل قو ء او ًثَك اجا رُ ّم با وج زو ا م َ خ و ة ِ و ْ نم ََق خ ي لُ بر ق ا ا ل ا أ ا ًا ر َ ع َاك ّ إ ا ا ر ْ و ُما بَأ ،ًا عظ ًزَ ف فَاز ََقُف ه َل ُرس و ط ُ نوم بُ ذ َ ل غ و ال ع َأ َ ل ُ ً س َ ل و ق ُ آم ن ل ا أ ا … ع بّ كٌو ع ب َح ُم ّ كو ،ا َاح ُم رُ م ْ ش و ،ّ وس َهع ّىص ُحُم ل خ و ،ِ اك ح ل ص َّأ َف .ِ .ارل ف ََل ّ كو ،ََل Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Kami wasiatkan kepada diri kai sendiri dan jamaah sekalian, marilah kita bertakwa kepada Allah Ta’ala. barangsiapa bertakwa kepada Allah Ta’ala, ia akan terjaga dari siksa dan murkaNya. Allah memerintahkan manusia seluruhnya untuk bertakwa dengan firman-Nya,
ًايْ ثِكَ ًلجَ رِ مَ ُنِْ ّ بَوَ هَ جَ وْ زَ نَ ْ ِ قََ خَ وَ ةٍدَ حِ واَ سٍ فْ َ ْ ِ ْ ُ َ َْخَ ِّ اُ ُ بّ رَ اْ ُتّاُ َاا َ َّأَ ﴾ ١ ﴿ ً ْ ِرَ ْ ُ ْ َعَ َ كَ َ اّ إِ َحَ رْ َ واَ ِ بَِ َُْءَ ََِاَ ااُ تّواَ ًءَ ِوَ
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama nama-Ny -Nya a kamu kamu sali saling ng me memi mint nta a satu satu sama sama lain lain,, dan (peli (pelihar haral alah ah)) hubun hubunga gan n sila silatu turra rrahi him. m. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS.an-Nisa’: 1) Allah memerintahkan kaum mukminin untuk bertakwa dengan firman-Nya,
﴾ ١٠٢ ﴿َ ْ مُ ِ ْ َُُْْوأَ لّ إِ ّ ُتْ مُ تََولَ ِ تَُِقتّ حَ َاا ُ تّااُْ َ آ َ ْ َ ّا َ َّأَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali ‘Imran: 102) Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk bertakwa dengan firman-Nya,
ْا ِط ِ لتَواتقا اا َأ ﴾ ١ ﴿ ًم ِ حَ ًم ِ عَ َ كَ ََّ اَّ إَِِ ِ َمُ ْواَ َ ِِ َ ُ َ ََّ ِ َّ ُّ َِّ َُّ َ
“Hai Nabi, bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik.Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (QS. al-Ahzab: 1) Takwa merupakan wasiat Allah kepada hamba-hamba-Nya yang pertama hingga yang terakhir. Takwa merupakan faktor yang menjadikan manusia dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang bertakwa, maka Allah akan mengaruniainya al-Furqan. Sehingga ia akan mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Barang siapa yang bertakwa, Allah akan memberikan baginya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Orang yang bertakwa akan mendapatkan tempat yang aman di akhirat. Sungguh ia berada di tempat yang mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala Hakikat takwa, ialah kita mencari perisai yang bisa melindungi diri dari adzab Allah. yaitu dengan cara menjal menjalanka ankan n setiap setiap perint perintah ah Allah Allah dan menjau menjauhi hi setiap setiap laranga larangan-N n-Nya. ya. Apabil Apabilaa mempu mempu berbuat berbuat demikian, maka kita akan menjadi orang yang bertakwa kepada Allah. untuk itu, semestinya kita berhati-hati dalam bertindak, bersikap cermat dan berilmu tentang halal dan haram. Umar bin khathtab pernah bertanya kepada Abu Musa tentang hakikat takwa. Abu Musa menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang akan engkau lakukan apabila engkau sedang berjalan di tempat
yang penuh duri?, maka umar menjawab, “Aku akan melihat kakiku, sehingga aku bisa mengetahui, apakah aku pijakkan di atas duri, ataukah di tempat yang aman.”. inilah hakikat takwa, dengan selalu melihat setiap perbuatan kita, apakah termasuk perbuatan yang diridhai Allah, ataukah sebaliknya? Apabila termasuk perbuatan yang dibenci Allah, maka wajib bagi kita untuk meninggalkannya. Jangan sampai Allah Allah melihat kita berada dalam keadaan yang tidak Dia sukai. Oleh karena itu, marilah kita selalu berusaha agar berada dalam keadaan yang diridhai-Nya. Allah senang senang apabila apabila kita kita termas termasuk uk orangorang-ora orang ng yang yang menjaga menjaga shalat shalat,, taat taat kepada kepada aturan aturan-Ny -Nya, a, berbak berbakti ti kepada kedua orang tua, dan tekun menuntut ilmu. Marilah kita selalu berusaha untuk meninggalkan perbuatan perbuatan yang dibenci Allah Allah Ta’ala. jangan mendatangi mendatangi kemaksiatan kemaksiatan,, tinggalkan tinggalkan perbuatan perbuatan zina, mencuri, dusta, ghibah, dan namimah. Dan yang paling besar dari itu semua, yaitu meninggalkan perbuatan syirik; suatu perbuatan dan pelaku kemaksiatan yang paling dibenci oleh Allah Ta’ala. karena Allah Allah tidak ridha disekutukan. disekutukan. Allah Allah hanya ridha, apabila apabila hamba-hamba-N hamba-hamba-Nya ya beriman beriman dan bertauhid kepada-Nya. Maka, marilah kita menjadi hamba-Nya yang beriman dan bertauhid kepada Nya. Allah sangat senang apabila kita menjadi orang-orang yang melaksanakan sunnah-sunnah Nabi-Nya. Oleh karena itu, marilah kita jauhkan diri dari perbuatan bid’ah, tinggalkan setiap larangan Allah. adapun ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya akan menjadi penyebab kebahagiaan kita di dunia dan akhirat. Allah berfirman,
ْ ْ ْ .ٍ ِ جفِ َ ر َ َ َّ ُفاَّ إِوَ ٍ َِ فَِرَاَ بَ اَّ إِ
“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, kenikmatan, dan sesungguhnya sesungguhnya orang-orang yang durhaka durhaka benar-benar benar-benar berada dalam neraka.” (QS. Al-Infithor: 14) Al-Abrar (orang yang banyak berbuat kebaikan), ia akan selalu dalam kenikmatan yang diberikan Allah di dunia maupun di akhirat. akhirat. Adapun kaum fajir (orang yang banyak banyak berbuat berbuat kejahatan), kejahatan), maka mereka akan selalu berada dalam kesengsaraan di dunia dan akhirat. Ibnul-Qoyyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa menyangka bahwa Allah akan menyamakan antara orangorang-ora orang ng yang yang berbua berbuatt taat taat dengan dengan orangorang-ora orang ng yang yang maksia maksiat, t, maka maka sesung sesungguhn guhnya ya ia telah telah ber berpe pera rasa sangk ngkaa buru buruk k terh terhada adap p Alla Allah h subh subhan anahu ahu wata’ wata’al ala. a. Alla Allah h berfi berfirm rman an,, “Patut Patutkah kah Kami Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertaqwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat. (QS. Shad: 28) Apakah Allah akan menyamakan kedudukan orang yang taat dengan ahlul maksiat? Tentu tidak! Barangsiapa beriman dan bertakwa, maka ia akan mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan. Adapun orang-orang yang suka bermaksiat, maka ia akan mendapatkan kesusahan dan kesempitan. Allah berfirman yang artinya, “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia:"Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya dahulunya seorang yang melihat" melihat" Allah berfirman,"De berfirman,"Demikian mikianlah, lah, telah datang kepadam kepadamu u ayat-ay ayat-ayat at Kami, Kami, maka maka kamu kamu melupak melupakann annya, ya, dan begitu begitu(pul (pula) a) pada pada hari inipun kamu kamu dilupakan". (QS. 20: 124-126). Barangsiapa berpaling dari peringatan Allah dan kataatan kepada Allah ta’ala, berpaling dari ilmu yang bermanfaat, maka ia seperti orang yang buta. Dan ia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta. Waiyyadzu billah. Adapun orang yang beriman kepada Allah, maka keadaannya keadaannya sebagaimana sebagaimana disebutkan disebutkan dalam firman Nya, yang artinya, “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97). Orang-orang yang akan dekat dengan Allah Ta’ala. mereka akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhira akhirat. t. Sebagi Sebagian an salaf salaf berkat berkata, a, “Sesun “Sesungguh gguhnya nya ad ataman ataman penuh penuh kebahag kebahagiaa iaan n di dunia dunia ini. ini.
Barangsiapa tidak memasukinya, maka ia tidak akan dapat memasuki surga yang ada di akhirat.” Taman yang dimaksud ialah kebahagiaan yang diperoleh dengan ketaatan dan kedekatan dengan Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga keadaan; Barangsiapa memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) (yaitu) apabila ia mencintai mencintai Allah dan Rasul-Nya Rasul-Nya melebihi cintanya kepada siapapunselain keduanya. Apabila ia mencintai manusia tidak lain hanya karena Allah, apabila ia merasa merasa benci benci untuk untuk kembali kembali kepada kepada kekafir kekafiran an setela setelah h Allah Allah menyel menyelamat amatkann kannya ya sebagai sebagaimana mana bencinya untuk dicampakkan ke dalam api.” Demikianlah wasiat yang dapat kami sampaikan untuk diri kami pribadi dan untuk saudara-saudara seka sekali lian; an; takwa takwa kepad kepadaa Alla Allah h dan bera berama mall shal shalih ih.. Denga Dengan n kedua keduany nya, a, kita kita akan akan menda mendapa patka tkan n kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kita memohon kepada Allah, semoga menjadikan kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa, dan menutup akhir hayat kita dengan husnul khatimah.
لُ ر غ ل ُ ُ هُإ ُو غَاسِف ت اُ لو نُ ل ِالو َول ل ُ غأَس لَ َأ KHUTBAH YANG KEDUA
َىع و ح ُم َى ع ع ص ُ َل سُ لوِ اءُ خا ًح ُم َّ ُأ أَش و لِح ال لو ّ إ إلهَ ْ َأُ ش َأ و لال ِر ِ ح لّ إ ِبإ َى ع ع ْ ركاب ا َك ح ُم آ َى ع وع ح ُم َى ع ع ِار بو . م إ ،ِبإ آ َى ع وع ِإب َى عع ص ا َ ك ح ُم آ ,ب ,ابأَم ,. م إ ،ِبإ َى آع و Allah Ta’ala Ta’ala telah menyeru kita semua dengan firman-Nya,
ْ ْ ْ ْ ٌ ٌ ْ ﴾ ١٨ ﴿َ ُمَ تَمَ بِي ِخَ ََّ اَّ إََِّ اا ُ تَّواَ دٍ غَ ِ َ دَّ ََّ فسَُظ َوَ ََّ اا ُ تَّااُ َ آ َ َِّا ََُّأَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18) Allah Ta’ala menunjukkan kepada kita dua perkara agung. Barangsiapa melaksanakan dua perkara ini, maka ia termasuk orang yang bertakwa. Pertama, yaitu muhasabah. Yakni, Yakni, hendaklah setiap jiwa melihat melihat apa yang telah ia persiapkan untuk hari hari esok. esok. Muhasab Muhasabah ah sangat sangat membant membantu u seseor seseorang ang untuk untuk bertak bertakwa wa kepada kepada Alloh. Alloh. Barangs Barangsiap iapaa melakukan muhasabah, maka ia akan mengetahui ketaatan maupun kemaksiatan yang telah ia kerjakan. Sehingga, apabila ia melakukan ketaatan, hendaklah diteruskan. Dan apabila melakukan kemaksiatan, maka ia wajib untuk berhenti dan meninggalkannya. Muhasabah juga sangat membantu seseorang istiqomah di jalan Allah Ta’ala. sehingga para salaf berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab oleh Allah ta’ala.” Barangsiapa yang dihisab oleh Allah Allah ta’ala, ta’ala, sunggu sungguh h ia akan akan mendapa mendapatka tkan n siksa. siksa. Sebagai Sebagaimana mana sabda sabda Nabi sholl shollall allohu ohu ‘alaih ‘alaihii wasa wasall llam am kepa kepada da ‘Ais ‘Aisya yah h rodhi rodhiya yall llah ahu u ‘anha ‘anha,, “Bar “Baran angs gsia iapa pa yang yang dihi dihisa sab b oleh oleh Alla Allah, h, maka maka sesungguhnya Allah akan mengadzabnya”. Oleh karena tiu, hendaklah kita selau mengoreksi diri. Apabila kita terjerumus ke dalam kesalahan. Segera Segeralah lah bertaub bertaubat at kepadakepada-Nya Nya.. Allah Allah sangat sangat senang senang meneri menerima ma taubat taubat hambahamba-Nya Nya.. Allah Allah selalu selalu membuka tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat manusia yang telah berbuat kesalahan di waktu siang. Begitu pula Allah selalu membuka tangan-Nya di waktu siang untuk menerima taubat seseorang yang telah berbuat kesalahan di waktu malam. Demiki Demikianl anlah, ah, muhasa muhasabah bah merupak merupakan an perkara perkara sangat sangat pentin penting. g. Oleh Oleh karena karena itu, itu, para para salaf salaf selalu selalu bermuhasabah terhadap diri mereka sebagaimana orang yang terjun dalam perdagangan. Apakah ia mendapatkan keuntungan, atau justru mengalami kerugian. Begitu pula kita, wahai hamba-hamba Allah. marilah koreksi diri masing-masing, bekal apa yang telah kita persiapkan untuk menghadap Allah Ta’ala?
Suatu ketika, Sulaiman ibnu ‘Abdil Malik pernah bertanya kepada Abu hazim, “Mengapa kita merasa benci terhadap kematian dan cinta terhadap dunia?” Maka pertanyaan ini dijawab, “Wahai Amirul Mukminin, hal ini karena kita telah merusak akhirat kita dan memperbagus dunia kita. Tentulah seseorang tidak akan senang untuk pindah dari rumah yang bagus ke rumah yang telah rusak”. Sungguh benar! Banyak di kalangan kita yang sibuk dengan dunia dan lalai berbuat taat kepada Allah. sehingga ia pun mengetahui, tidak ada bagian sedikit pun untuk kehidupan akhirat. Dengan demikian, ia benci dan takut terhadap kematian yang pasti akan mengantarkannya ke akhirat. Adapun orang-orang orang-orang yang cinta, taat dan selalu selalu mengerjakan mengerjakan perintah-pe perintah-perinta rintah h Allah, maka dia tidak takut terhadap kematian. Sehingga tidak mengherankan, tatkala diseur untuk berperang, para salaf yang mengatakan, “Esok hari akan datang kematian yang kita cintai…,” hal ini karena mereka selalu beramal shalih. Dengan amal shalih itu, mereka tidak takut terhadap kematian dan hisab. Maka, jelaslah bagi kita, muhasabah merupakan perkara penting yang sangat membantu seseorang untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala. Perkara penting kedua, yang Allah tunjukkan kepada kita, yaitu muroqobah. Yakni sifat seseorang yang merasa selalu dilihat dan diawasi oleh Allah Ta’ala. sebagaimana firman Allah di akhir ayat… Innallaha khabiirum bima ta’malun. ta’malun. Tatkala seseorang merasa enggan berbuat taat, maka iapun sadar bahwa Allah melihatnya. Sehingga ia pun akan kembali untuk segera berbuat taat kepada Allah. tatkala seseorang berhasrat melakukan kemaksiatan, maka ia sadar bahwa Allah melihatnya. Sehingga ia pun akan berhenti dari keinginannya itu dan segera kembali kepada jalan-Nya. Demikianlah, muroqobah merupakan hal penting yang sangat membantu seseorang untuk takwa kepada Allah Ta’ala. oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berwasiat kepada Mu’adz bin jabal dengan sabdanya, “Bertakwalah kepada Allah dimana saja engkau berada…” Marilah kita bertakwa kepada Allah setiap waktu dan di setiap tempat. Ketahuilah, bahwasannya Allah selalu mengawasi setiap gerakan kita. Barangsiapa telah memiliki sifat ini, sungguh sangat membantu dirinya dalam bertakwa kepada Allah Ta’ala. kita memohon kepada Allah Ta’ala, supaya menjadikan kita orang-orang yang bertakwa kepada-Nya saat di keramaian maupun tatkala sendiri. send iri. Wallahu Wallahu a’lam.
َى آع و ح ُم َى ع ِ بارو . م إ ،ِبإ َى آع و ِبَى إ ع ا صَك ح ُم َى آع و ح ُم َىع ص ُ َل . م إ ،ِبإ آ َىع و ِبَى إع ْ ك بار اَك ُحم .ِ .ت ع لُ ُ م َ س إ ،ِتمْ و ُ ِم ء اْ ِ اتمؤ ُلو ن مُؤ لو ،ِاتُ لو ن ُ ْ لل ُ َل اع ُ ع و ه َا بَل َا اا مْ ح ًَ ا وبا رَ نم ن ِّل ىَع ُ ه ْ اَك ًص إ اَع ْ ح َ ا وبر ْاَطأَخ و َأ اِْ إا إْ ِ خَُؤ ابر .ن َِاف ل َ ق ل َى ع اُ فَا َا م َا أر َا ول و .ا .ال ر ر و و .ِارل َع او ة خ ْ فو ا ل ِا فا ءبر Dikutip dari Majalah as-Sunnah, Solo. Edisi 01/XII/1429H/2008M.