MAKALAH
KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP) KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN WIRAUSAHAWAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individual Akhir Semester Gasal Mata Kuliah Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Dosen Pengampu Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.
Oleh : AGUS SAEFUDIN 0102514057
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DESEMBER 2014
KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP) KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN WIRAUSAHAWAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Agus Saefudin / NIM. 0102514057
A. PENDAHULUAN Kepala sekolah adalah pemimpinan yang yang menjalankan perannya dalam memimpin sekolah sebagai lembaga pendidikan, kepala sekolah berperan sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dalam organisasi sekolah mempunyai posisi yang penting bagi kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diartikan sebagai model atau macam-macam kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dalam rangka mempengaruhi, mengarahkan, membimbing bawahan dengan cara memperkuat keyakinan, dukungan, dorongan dan kerja sama dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan lembaga pendidikan. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah sebagaimana dijabarkan oleh Dikmenjur (2003) mempunyai tujuan umum, yaitu: (1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak, (2) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, (3) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (4) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, dan (5) menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. Lebih lanjut tujuan khusus SMK, adalah: (1) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati, dan (3) membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan memperhatikan tujuan SMK sebagaimana uraian di atas maka Kepala Sekolah Menengah Kejuruan dituntut bukan hanya sekedar menjadi pemimpin sekolah yang memiliki kompetensi manajerial dan supervisi semata tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi pada pasar kerja, dunia usaha/industri termasuk mewujudkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja secara mandiri dengan wirausaha. Kepala SMK diharapkan menerapkan kepemimpinan yang mengedepankan kreativitas dan inovasi dalam menggerakkan dan mengarahkan organisasi sekolah menuju pencapaian optimal mutu pendidikan yang handal dan kompetitif bagi kemajuan masyarakat dan bangsa secara gradual dan
1
terus menerus (continous improvement). Secara umum kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai kepemimpinan yang diterapkan dalam bidang pendidikan. Secara lebih khusus bila diterapkan pada organisasi pendidikan seperti sekolah, maka kepemimpinan pendidikan dalam tataran organisasi sekolah akan berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah (school leader/principal), hal ini disebabkan kepala sekolah merupakan orang yang punya otoritas dalam mengelola sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepemimpinan pendidikan perlu terus mengembangkan diri agar dapat berperan efektif dalam membawa organisasi sekolah kearah yang lebih baik dan berkualitas. Menurut Barth (1990) Kepala Sekolah merupakan kunci sekolah yang baik dan berkualitas, faktor potensial penentu iklim sekolah, serta sebagai pendorong bagi pertumbuhan para Guru. Sementara itu berkaitan dengan pemimpin sekolah yang efektif memahami bahwa mereka berada dalam posisi untuk menggerakan orang lain melalui : 1. Mengartikulasikan dan memodelkan nilaI-nilai inti yang mendukung pendidikan yang menantang dan sukses bagi semua (articulating and modeling core values that support a challenging and successful education for all); 2. Memapankan fokus publik secara konsisten atas pembelajaran pada tingkatan sekolah, kelas, masyarakat dan individu (establishing a persistent, public focus on learning at the school, classroom, community, and individual levels); 3. Bekerja dengan yang lain untuk menentukan standar pembelajaran yang tinggi (working with others to set ambitious standards for learning); dan 4. Menunjukkan dan memberi inspirasi tanggungjawab dan akuntabilitas bersama atau peran lulusan di masyarakat (demonstrating and inspiring shared responsibility and accountability for student outcomes). Kemampuan kepala sekolah yang memiliki jiwa kewirausahaan dalam berinovasi sangat menentukan keberhasilan sekolah karena mampu menyikapi kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat akan jasa pendidikan bagi anak-anaknya. Produktivitas sekolah bergantung kepada kualitas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan karena faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan adalah lembaga pendidikanyang berkualitas yang dapat mencetak lulusan yang berkualitas. Kualitas lulusan pendidikan menengah kejuruan akan dilihat terutama pada keterserapan lulusan pada dunia kerja baik sebagai tenaga kerja level teknisi menengah yang bekerja pada dunia usaha/industri maupun yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan berwirausaha. Winarno (2009) menyatakan bahwa pembelajaran pada pendidikan kejuruan akan lebih bermakna jika diajarkan dengan berbasis kewirausahaan karena dapat menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan kepada peserta didik. Pendidikan berbasis
2
kewirausahaan akan membentuk kurikulum berbasis kewirausahaan yang sangat sesuai dengan karakter Sekolah Menengah Kejuruan yang lulusannya dipersiapkan memasuki dunia kerja. Pembelajaran berbasis kewirausahaan dalam praktiknya memerukan dukungan dari kepala sekolah, sehingga kepemimpinan kewirausahaan sangat diperlukan dalam menanamkan nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan pada peserta didik yang dapat dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya dengan cara mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dalam proses pembelajaran. Melalui integrasi ini diharapkan peserta didik akan memperoleh kesadaran betapa pentingnya nilai-nilai kewirausahaan. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar menjadikan peserta didik menguasai kompetensi yang ditargetkan tetapi juga mengenal, menyadari dan peduli, serta menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku dalam kehidupannya. Hasil penelitian Suhartatik (2012) menyatakan bahwa kepemimpinan kewirausahaan dapat meningkatkan produktivitas sekolah dilihat dari prestasi belajar peserta didik dan meningkatnya kualitas manajemen sekolah karena dalam lingkungan sekolah diterapkan komunikasi dan kerja sama dalam menjalankan tugas untuk memberikan layanan prima dalam pembelajaran. Kepemimpinan kewirausahaan (enterpreneurial leadership) menjadi salah satu model kepemimpinan yang dapat mengantisipasi perkembangan jaman yang selalu berubah sebagai dampak pembangunan dan gobalisasi. Dengan memperhatikan uraian di atas, makalah ini akan mengkaji kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) kepala sekolah dalam mewujudkan wirausahawan lulusan Sekolah Menengah kejuruan. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas meliputi: 1. Bagaimana konsep kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) ? 2. Bagaimana kepemimpinan kewirausahaan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan ? 3. Bagaimana implementasi kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah dalam mewujudkan wirausahawan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ?
B. KONSEP KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP) Kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) merupakan kepemimpinan yang menerapkan jiwa kewirausahaan dalam menjalankan peran kepemimpinannya. Penerapan prinsip kewirausahaan dalam mempengaruhi anggota organisasi akan memberi dampak pada kinerja mereka sejalan dengan prinsip dan nilai seorang entrepreneur. Kotelnikov (2005) telah memasukkan entrepreneur sebagai salah satu decisional role, dimana manager mencari peluang untuk kemudian berinisiatif terhadap sesuatu untuk melaksanakan perubahan. Hal ini bermakna
3
bahwa salah satu sikap kunci dari entrepreneur adalah inovatif yang diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang manajemen dan kepemimpinan apalagi jika mengingat bahwa dewasa ini tingkat perubahan yang terjadi sangat cepat dalam berbagai bidang kehidupan. Berkaitan dengan penerapan kepemimpinan kewirausahaan, Ingraham dan Taylor (2004) menyatakan bahwa model kepemimpinan kewirausahaan denagn berbagai karakteristiknya telah banyak dipergunakan pada sektor publik yang dimaksudkan untuk meningkatkan keefektifan dan peningkatan kualitas layanan sektor publik. Kepemimpinan kewirausahaan merupakan kepemimpinan yang mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi berbagai perubahan dengan visi masa depamyang jelas serta berupaya mendorong suatu kerja sama dalam melakukan perubahan
melalui
fleksibilitas
menjalankan
perannya
dalam
mengelola
organisasi.
Kepemimpinan kewirausahaan dalam menjalankan tugas dan perannya berusaha menggunakan pengaruhnya untuk menjadikan kegiatan organisasi mempunyai posisi yang berbeda melalui berbagai kebijakan yang dapat merubah organisasi meskipun hal itu akan berbeda dengan yang lain. Kepemimpinan kewirausahaan mempunyai motivasi yang kuat untuk membuat perbedaan dan bekerja dengan penuh keyakinan dan optimisme. Kepemimpinan kewirausahaan selalu mencari peluang dalam menjalankan organisasi ke arah yang makin meningkat sehingga diperlukan keberanian untuk berubah. Kepemimpina kewirausahaan membangun tujuan dan visi yang dapat mendorong bawahan berupaya bekerja ke tingat kinerja yang tinggi serta menentukan strategi yang inovatif dalam mencapai tujuan organisasi. Vipin Gupta, et. Al. (2004) menyatakan bahwa kepemimpinan kewirausahaan memiliki tiga karakter kunci, yaitu: (1) being inclined to take more business related risk; (2) favoring cange and innovation to obtain competitiveadvantage; dan (3) competing aggresively with other firms. Kepemimpinan kewirausahaan menggambarkan kepemimpinan yang mempunyai visi yang dengan visi tersebut mengelola dan mempertahankan kompetensi serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia, di samping itu pemimpin kewirausahaan juga membangun budaya organisasi yang efektif secara inovatif, etis, dan melakukan pengawasan organisasi secara seimbang. Mengambil inisiatif, menunjukkan kreativitas kewirausahaan, keberanian mengambil resiko, serta bertanggung jawab atas kegagalan dan mengambil pelajaran darinya menjadi hal yang menggambarkan kepemimpinn kewirausahaan, dan semua itu melibatkan penguatan kepercayaan dalam berfikir dan bertindak dalam merealisasikan tujuan organisasi bagi kemanfaatan pemangku kepentingan (Kotelnikov, 2005). Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan kewirausahaan (entrepeneurial leadership) adalah kepemimpinan yang proaktif dalam mencari dan
4
memanfaatkan peluang untuk mencapai kesuksesan sehingga akan membawa perubahan dalam organisasi ke arah yang lebih adaptif dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan, dan hal ini juga menunjukan orientasi ke masa depan menjadi dominan.
C. KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Dengan memperhatikan tantangan perubahan serta karakteristik kepemimpinan kewirausahaan, serta peran yang harus dimainkan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, nampak bahwa dunia pendidikan dalam hal ini sekolah memerlukan kepemimpinan yang dapat menghadapi berbagai tantangan perubahan dan kepemimpinan kewirausahaan akan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi organisasi sekolah dalam menyikapi hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Caldwell dan Spinks (1992:79), dalam konteks organisasi sekolah dewasa ini, yang berpandangan bahwa sekolah memerlukan kepemimpinan kewirausahaan yang menekankan pada kreativitas, kepercayaan, dan kontribusi yang terus menerus bagi masyarakat. Dengan kepemimpinan kewirausahaan seorang kepala sekolah akan mampu mengembangkan organisasi ke arah yang lebih inovatif melalui peningkatan kreativitas, kepercayaan dan kerja sama dengan masyarakat. Kepemimpinan kewirausahaan adalah pemimpin yang proaktif dalam mencari dan memanfaatkan peluang untuk mencapai kesuksesan, dan hal ini menunjukan bahwa pemimpin yang demikian akan membawa perubahan dalam organisasi ke arah yang lebih adaptif dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan serta menunjukan orientasi ke masa depan yang lebih baik dari waktu ke waktu. Kondisi yang demikian sejalan dengan pendapat Lavinsky (2005) yang menyatakan bahwa kepemimpinan pendidikan mencakup beberapa kemampuan, yaitu: mempunyai visi masa depan, memahami maksud fihak lain, dan mengambil tindakan yang efektif. Kemampuan-kemampuan tersebut akan menjadikan organisasi sekolah mampu memperkuat integrasi internal serta adaptasi eksternal, sehingga daya hidup organisasi sekolah akan dapat bertahan dan mampu bersaing di era global dewasa ini. Secara umum kepemimpinan wirausaha merupakan kepemimpinan yang dapat mendorong organisasi dinamis, inovatif serta memberdayakan melalui pembelajaran yang terjadi dari mulai tahapan individu, kelompok sampai organisasi, semua itu hanya dapat dilakukan apabila kepala sekolah sebagai faktor kunci (key factor) dari keberhasilan pendidikan di sekolah dapat berperan optimal serta dapat menerapkan prinsip kewirausahaan dalam mengelola organisasi sekolah.
Tedjasutisna (2004) menyatakan bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan wirausaha ditunjukkan oleh tabel 1 berikut. Ciri-ciri tersebut, baik ciri generik maupun spesifik pada dasarnya melihat kepemimpinan dan pemimpin entrepreneur/wirausaha
5
pada apa yang dikerjakannya atau pada performance (actual performance), sehingga arahnya lebih menekankan pada best practices dari kerakter kinerja pemimpin wirausaha dan dalam konteknya dengan dunia pendidikan. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan harus memiliki kompetensi kewirausahaan yang unggul sehubungan dengan karakteristik pendidikan kejuruan. Tabel 1. Ciri-ciri Kepala Sekolah dengan Kepemimpinan Kewirausahaan Ciri Generik Berinisiatif untuk melakukan sesuatu bagi kepentingan organisasi Inovatif kreatif dalam menjalankan tugas Visioner dengan orientasi yang kuat ke masa depan Berfikir strategis Mempunyai motivasi berprestasi yang kuat Mandiri dan optimis Berani mengambil resiko dalam melakukan sesuatu Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, tidak menyalahkan orang lain Mampu berubah dan mengelola perubahan/manajemen perubahan Berani melakukan sesuatu meskipun berbeda dari yang lain dan dari kebiasaan Menjadi model dalam menjalankan tugas secara baik Belajar dan membelajarkan bawahan secara terus menerus untuk meningkatkan kompetensi/kemampuan organisasi Mencari dan memanfaatkan peluang secara efektif Mendorong kreativitas pegawai/bawahan Komunikatif dan memberdayakan pegawai/bawahan
Ciri Spesifik Memperkuat dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat serta Memberdayakan komite sekolah Mentransformasikan aspirasi siswa, guru, tenaga kependidikan serta komite sekolah ke dalam visi sekolah, serta mensosialisasikannya kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan Memfasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan untuk meningkatkan kompetensi melalui diskusi, pelatihan dan sekolah lanjut Menjadi mitra Guru dalam mengembangkan mutu proses pembelajaran Aktif mencari informasi tentang perkembangan ilmu khususnya ilmu di bidang kependidikan serta menerapkan kebijakan dari superstruktur pendidikan secara kreatif Memperkuat dan mentransformasikan proses pembelajaran dengan menggunakan pengetahuan yang terus berkembang Berfokus pada memperbaiki proses pendidikan/pembelajaran ketimbang menunggu hasil pendidikan/pembelajaran
Demikian juga halnya dengan peran kepemimpinan kepala sekolah sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan, dimana dalam bidang kepemimpinan, kinerja kepala sekolah dirinci sebagai berikut 1. Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu; 2. Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai; 3. Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah; 4. Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu; 5. Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah; 6
6. Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah; 7. Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan masyarakat; 8. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik; 9. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik; 10. Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum; 11. Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah; 12. Meningkatkan mutu pendidikan; 13. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya; 14. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah; 15. Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan; 16. Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif; 17. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat; 18. Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab. Dari 18 (delapan belas) aspek kepemimpinan kepala sekolah seperti dikemukakan di atas nampak bahwa hampir semuanya menunjukan apa yang harus dikerjakan oleh kepala sekolah dalam memerankan sebagai pemimpin sekolah. Dengan demikian bagaimana kepala sekolah mengerjakan atau melaksanakan peran sebagai pemimpin sekolah akan ditentukan oleh kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing kepala sekolah, sehingga variasi kinerja kepala sekolah akan tetap terlihat dalam aktualisasi pelaksanaan peran dan tugas yang dilaksanakan kepala sekolah, bukan karena apa yang dikerjakannya tapi oleh bagaimana dikerjakannya.
7
D. KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN MEWUJUDKAN WIRAUSAHAWAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam pembangunan sistem perekonomian yang bertumpu pada kekuatan rakyat, yang tetap tumbuh dalam situasi krisis sekalipun. Untuk mencapai hasil tersebut, sistem perekonomian nasional perlu ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis yang kreatif, inovatif dan mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Dalam konteks ini, kegiatan pembelajaran di SMK sejatinya memiliki potensi yang besar didesain sebagai wahana untuk mengembangkan calon pelaku wirausaha yang kreatif, inovatif, serta mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Berdasarkan karakteristik khas Sekolah Menengah Kejuruan yang menekankan pembelajaran pada penguasaan kompetensi lulusan untuk memasuki dunia kerja, baik sebagai teknisi menengah maupun wirausaha. Dengan memperhatikan bahwa tantangan perkembangan jaman dan globalisasi yang sangat kompetitif dan keterbatasan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia untuk menampung angkatan kerja fresh graduate lulusan pendidikan maka kewirausahaan menjadi hal yang penting untuk dikembangkan. Dewasa ini masyarakat memandang bahwa nilai lebih suatu Sekolah Menengah Kejuruan bukan hanya pada prestasi akademik dan non akademik yang diperoleh oleh peserta didik maupun sekolah tetapi lebih pada kemampuan sekolah menghasilkan wirausahawan muda yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan lebih luas bagi orang lain. SMK mempunyai peran yang strategis dalam menghasilkan wirausahawan muda karena kompetensi lulusan yang memungkinkan untuk itu. Pembelajaran pada SMK bukan hanya menekankan penguasaan kompetensi dalam ranah kognitif semata tetapi juga pada keterampilan baik hard skill maupun soft skill serta attitude yang mendukung lulusan untuk tidak tergantung pada lapangan kerja yang tersedia tetapi dapat membuka usaha secara mandiri. Upaya internalisasi nilai-nilai dam jiwa kewirausahaan pada siswa SMk sehingga pada akhirnya lulusan diharapan memiliki minat yang kuat untuk menjadi wirausahawan membutuhkan dukungan dari kepala sekolah yang memiliki kompetensi kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah yang di dalamnya memuat berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah dalam menjalankan perannya sebagai manajer dan pemimpin pendidikan pada suatu satuan pendidikan. Adapun kompetensikompetensi tersebut mencakup kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Berkaitan dengan kepemimpinan kewirausahaan kepala Sekolah Menengah Kejuruan maka harus dikuasai kompetensi kewirausahaan, meliputi: (1) Menciptakan inovasi yang berguna 8
bagi pengembangan sekolah/madrasah; (2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; (3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah; (4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; dan (5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. Dengan memperhatikan kompetensi-kompetensi kepala sekolah, maka terdapat dua unsur yang penting untuk dicermati, yaitu unsur yang melekat dalam karakteristik individu dalam konteks kehidupan sosial yang menuntut internalisasi dan sosialisasi, serta unsur yang berkaitan dengan kemampuan yang menuntut pada pendidikan dan latihan. Kepemimpinan kewirausahaan kepala SMK berdasarkan kelima kompetensi kepala sekolah mempunyai peran penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengacu pada layanan prima yang memenuhi standar nasional pendidikan bahkan melebihinya akan menghasilkan lulusan (output) yang berkualitas. Lulusan yang berkualitas pada SMK dilihat dari keterserapan dalam dunia kerja baik bekerja sebagai teknisi tingkat menengah maupun bekerja secara mandiri dengan wirausaha.
Gambar 1. Kepemimpinan Kewirausahaan Kepala SMK dalam Meningkatkan Mutu Lulusan
9
Model Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagaimana terlihat dalam gambar 1 di atas menjadikan Kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneural leadership) sebagai transformer dari dari berbagai kompetensi Kepala Sekolah, baik yang bersifat individu (kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial), yang bersifat pendidikan dan Latihan (kompetensi manajerial dan kompetensi supervisi), maupun yang bersifat gabungan dari Individu dan sosial serta pendidikan dan latihan (kompetensi kewirausahaan). Kepemimpinan kewirausahaan akan menjadikan berbagai kompetensi dalam diri kepala sekolah terpadu dalam suatu konteks kinerja kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Keterpaduan menjadikan keseimbangan antara peran pemimpin dan manajer bertemu serta berpadu dalam dimensi individu dan dimensi organisasi (sekolah), sehingga perkembangan individu baik karena kuatnya sifat individu melalui internalisasi serta sosial melalui sosialisasi dengan lingkungan historis masing-masing maupun karena proses pendidikan dan pelatihan akan menjadikan kepala sekolah berpotensi berkembang dan mengembangkan organisasi sekolah ke arah memelihara kinerja organisasi yang stabil sekaligus melakukan berbagai inovasi yang diperlukan sesuai dengan tuntutan konsumen primer sekolah (siswa dan guru) maupun tuntutan konsumen sekunder (pemerintah dan masyarakat). Kepala Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kompetensi kewirausahaan yang unggul dan mampu mengimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah dan layanan pendidikan kejuruan bermuatan nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan akan menghasilkan nilai lebih pada lulusannya. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang unggul adalah yang mampu terserap dalam dunia kerja sebagai teknisi menengah maupun berwirausaha. SMK jika dipimpin kepala sekolah dengan pendekatan kepemimpinan kewirausahaan maka lulusannya akan memiliki nilai lebih, yaitu mampu menciptakan lapangan pekerjaan minimal bagi dirinya sendiri bahkan pada tataran yang lebih luas dapat membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain. Dengan demikian nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan dapat ditanamkan sejak awal menempuh pendidikan kejuruan. Dengan demikian progra-program sekolah dan leyanan dalam kegiatan pembelajaran pada SMK dilakukan dengan berbasis kewirausahaan.. E. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN a. Kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) adalah kepemimpinan yang proaktif dalam mencari dan memanfaatkan peluang untuk mencapai kesuksesan sehingga akan membawa perubahan dalam organisasi ke arah yang lebih adaptif dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan, dan hal ini juga menunjukan orientasi ke masa depan menjadi dominan.
10
b. Ciri generik maupun spesifik Kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) kepala sekolah pada dasarnya melihat kepemimpinan pada apa yang dikerjakannya (actual performance) sehingga arahnya lebih menekankan pada best practices dari kerakter kinerja kepemimpinan kewirausahaan dalam dunia pendidikan. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan harus memiliki kompetensi kewirausahaan yang unggul untuk mencapai tujuan pendidikan menengah kejuruan. c. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kompetensi kewirausahaan yang unggul dan mampu mengimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah dan layanan pendidikan kejuruan bermuatan nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan akan menghasilkan nilai lebih pada lulusannya. Lulusan SMK yang unggul akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya dan orang lain dengan wirausaha. 2. SARAN a. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan hendaknya mengimplementasikan kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) dalam kegiatan nyata persekolahan dan layanan pendidikan sehingga sejak awal siswa sudah ditanamkan nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki nilai lebih, yaitu tidak hanya memiliki kompetensi kejuruan yang dapat diterima di dunia kerja tetapi lebih utama mampu menciptakan lapangan kerja sendiri
dengan berwirausaha sehingga dapat
membuka lowongan kerja bagi orang lain. b. Guru selaku agent of change yang berada pada garda paling depan karena bersentuhan secara langsung dengan siswa diharapkan dapat memberikan layanan prima dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan ilmu yang bermanfaat serta menanamkan nilai-nilai dan jiwa kewirausahaan pada siswa. Guru mempunyai peran yang strategis dalam membangun lulusan berkualitas yang akan menjadi generasi penerus bangsa sehingga diharapkan guru dapat memberikan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan amanah mencerdaskan kehidupan bangsa demi kemajuan peradaban dan kualitas sumber daya manusia yang akan melanjutkan pembangunan bangsa dan negara. c. Perlu dilakukan kajian dan penelitian yang lebih mendalam dengan pendekatan research and development agar dapat dihasilkan
model kepemimpinan kewirausahaan
(entrepreneurial leadership) yang efektif yang dapat diterapkan pada Sekolah Menengah Kejuruan sehingga pendidikan menengah kejuruan dapat menghasilkan wirausahawanwirausahawan muda yang dapat meningkatkan kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Barth, Roland S. 1990. Improving School from Within. San Francisco: Jossey-Bass. Bush, Tony. and Coleman, marianne. 2006. Leadership and Strategic Management in Education. London: IRCISoD. Cadwell, Brian J. Dan Spink, Jim M. 1992. Leading th Self managing School. Wasgington DC: The falmer Press. Gupta, Vipin., MacMillan, Ian C., dan Surie, Gita. 2004. Entrepreneurial Leadership: Developing and measuring a Croos Cultural Construct. Journal of Bussiness Venturing. Elsevier Inc., 19 (241260). www.leadershipreview.org. diunduh 21 Desember 2014. Ingraham, Patricia W. dan Taylor, Heather Getha. 2004. Leadership in the Public Sector: Model and Assumptions for Leadership Deveopment. Katzenbach, John R. 2000. Peak Performance, a Lighning the Hearts and Minds of Your Employees. Boston: Harvard Business School Press. Keith, Sherry. dan Girling, Robert H. 1991. Education, management, and participation. Boston: Allyn and Bacom. Kelley, Tom. 2005. The Learning Person, The Ten Faces of Innovation. www.thetenfaces.com. diunduh 21 Desember 2014. Kotelnikov, Vadim. 2005. Entrepreneurial Leadership, New managerial Task in the Era of Rampant Change. www.1000ventures.com. diunduh 21 Desember 2014. Kuratko, Donald F. 2007. Entrrepreneurial Leadership in the 21st Century: Guest Editor’s Perspective. Journal of leadership and Organizational Studies. www.ezinearticle.com. diunduh 21 Desember 2014. Lavinsky, Dave. Entrepreneurial Leadership. www.ezinearticle.com. diunduh 21 Desember 2014. Lynn G, Beck. dan Murphy, Joseph. 2000. The Four Imperatives of Successful Scool. California: Corwin Press Inc. Suhartatik. 2012. Implementasi kepemimpinan dan Kewirausahaan Kepala SMK Yadika bangil dalam Meningkatka Produktivitas Sekolah. Tugas Akhir. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Tarbiyah.UIN Malang.
Tedjasutisna, Ating. 2004. Memahami Kewirausahaan SMK. Bandung: CV. Armico Winarno, Agung. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada SMK di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14, Nomor 2, Juli 2009.
12