BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Hepatocellular carcinoma (HCC) atau kanker hati merupakan penyakit neoplasma ganas primer hati yang tersering, terdiri dari sel yang menyerupai hepatosit dengan derajat diferensiasi bervariasi. Sebagian besar keganasan ini muncul akibat dari hepatitis kronis maupun sirosis (Alianto, !"#). Hepatocellular carcinoma menjad menjadii masalah masalah kesahat kesahatan an secara secara global global maupun nasional. $arsinoma ini merupakan kanker terbanyak didunia yakni #,% & dari semua jenis kanker dan penyebab kematian ketiga tertinggi akibat kanker. HCC menjadi satu diantara keganasan terbanyak pada pria de'asa diband dibanding ingkan kan 'anita 'anita de'asa de'asa dengan dengan perban perbandin dingan gan % " serta serta terting tertinggi gi kejadiannya di Asia dan Afrika dengan populasi usia !%! tahun (Alianto, !"#). Seca Secara ra umum umum,, semu semuaa tumo tumorr gana ganass dapa dapatt berm bermet etast astas asis is ke otak otak.. *etastasis adalah menyebaran sel kanker dari tumor primer ke organorgan vital atau tempat yang jauh pada tubuh pasien. +roses tersebut merupakan hasil rangkaian perubahan genetic, kejadiankejadian epigenetic dan reaksi tubuh terhadap tumor. *etastasis suatu kanker memerlukan aktifasi gengen efektor metastasis tambahan atau inaktifasi gengen supresor metastasis yang merupakan jalur kaskade yang berbeda dan lebih komplek daripada kaskade tumorigenesis (Cor'in, !!). *etasta *etastasis sis otak otak merupa merupakan kan penyeb penyebab ab pentin penting g dari dari morbid morbiditas itas dan mortalitas bagi pasien kanker. *etastasis otak lebih umum dari tumor otak primer. -nsiden metastase otak telah meningkat dari 'aktu ke 'aktu sebagai kons konsek ekue uens nsii dari dari peni pening ngka kata tan n kelan kelangs gsun unga gan n hidu hidup p kesel keselur uruh uhan an untu untuk k berbagai jenis kanker dan peningkatan deteksi dengan *-. *etastasis otak dapat dapat terjadi terjadi pada pada !%!& !%!& pasien pasien dengan dengan kanker kanker,, yang yang bergej bergejala ala selama selama hidup di /!0#& (Cor'in, !!). 1ari 1ari penjel penjelasan asan diatas diatas,, penyus penyusun un sangat sangat tertari tertarik k untuk untuk membah membahas as tentang hepatoma yang bermetastasis ke otak dan menimbulkan bermacam permasalah. +ada kesempatan kali penyusun akan membahas kasus serta manajemen kepara'atan yang tepat pada klien. 1
1.2. Rumusan Masalah 1ari 1ari pemapa pemaparan ran latar latar belaka belakang, ng, sangat sangat pentin penting g sekali sekali kita kita sebgaa sebgaaii
pera'at untuk mengetahui serta memahami ". $onsep $onsep teori teori dari dari hepatocellular carcinoma 2 . 3aga 3agaim iman anaa perm permas asal alah ahan an pada pada klie klien n yang yang meng mengal alam amii hepatocellular carcinoma dengan carcinoma dengan metastasis ke otak 2 4. 3agaimana 3agaimana asuhan kepara' kepara'atan atan yang yang tepat pada klien klien 2 1.3. Tujuan ".4.".5ujuan 6mum 6ntu ntuk menge engeta tahu huii
serta erta
mem memaham ahamii
bagai agaima man na
asuh asuhan an
kepera'atan yang komprehensif pada klien. ".4..5ujuan $husus 6ntuk mengetahui serta memahami konsep teori dari hepatoma 6ntuk 6ntuk menget mengetahu ahuii serta serta memaha memahami mi petofi petofisio siolog logii hepeto hepetoma ma yang yang bermatastase ke otak serta permaslahan yang ditimbulkan 6ntuk k meng engetah etahui ui sert sertaa memah emaham amii asuh asuhan an keper epera' a'at atan an 6ntu komprehensif pada klien serta manajemen kepera'atan yang tepat pada klien
BAB 2 TINAUAN TE!RITI" 2.1. 2.1. De#$n$ De#$n$s$ s$ Hepatoma atau karsinoma hepatoseluler adalah keganasan primer pada
hati hati yang yang paling paling sering sering ditemu ditemukan kan dan banyak banyak menyeb menyebabk abkan an kemati kematian. an. $arsinoma hepatoseluler biasanya tidak dapat direseksi kerena pertumbuhan dan metastasisnya sangat cepat (Smelt7er 8 3are, !"#). 2.2. 2.2. Et$%l% Et$%l%g$ g$ +enyebab +enyebab dari hepatoma hepatoma adalah sirosis (/!9! &), infeksi kronik virus
hepatitis 3 (H3:) sebanyak 9! &, infeksi virus hepatitis C (HC:) 4!#! &).
2
$ebiasaan merokok juga merupakan faktor resiko, yang disertai kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Substansi lain yang cukup berperan adalah aflatoksin atau karsin karsinoge ogen n dalam dalam prepar preparat at herbal herbal,, dan nitrosa nitrosamin min (;angh (;anghorn ornee et al ., ., !!0< Smelt7er 8 3are, !"#). ". Siro Sirosi siss Hati Hati ;ebih dari 9!& penderita karsinoma hepatoselular menderita sirosis hati hati.. +eni +ening ngka katan tan perg pergan antia tian n sel pada pada nodu nodull regen regener erat atif if siro sirosis sis di hubung hubungkan kan dengan dengan kelain kelainan an sitolog sitologii yang yang dinila dinilaii sebagai sebagai peruba perubahan han displa displasia sia pragan praganas. as. Semua Semua tipe tipe sirosis sirosis dapat dapat menimb menimbulk ulkan an kompli komplikas kasii karsinoma, tetapi hubungan ini paling besar pada hemokromatosis, sirosis terinduksi virus dan sirosis alkoholik (;anghorne, !!0< Husodo,!!). . :irus irus Hepat Hepatiti itiss 3 $arsinogenisitas H3: terhadap hati terjadi melalui proses inflamasi kronik, peningkatan proliferasi hepatosit, integrasi H3: 1=A ke dalam 1=A sel pejamu, dan aktivitas protein spesifik H3: berinteraksi berinteraksi dengan gen gen hati hati.. +ada +ada dasa dasarn rnya ya peru peruba baha han n hepa hepato tosi sitt dari dari kond kondis isii inak inakti tif f (qu (quiesc iescen ent) t) menj menjad adii sel yang yang akti aktiff berep berepli lika kasi si mene menent ntuk ukan an ting tingka katt karsinogenesis hati. Siklus sel dapat diaktifkan secara tidak langsung oleh kompen kompensasi sasi prolife proliferat ratif if meresp merespons ons nekroi nekroinfl nflama amasi si sel hati, hati, atau atau akibat akibat dipicu oleh ekspresi berlebihan beberapa gen yang berubah akibat H3: (Husodo,!!). 4. :irus irus Hepatiti Hepatitiss C (HC:) +revalensi anti HC: pada pasien HCC di Cina dan Afrika Selatan sekitar 4!& sedangkan sedangkan di >ropa >ropa Selatan Selatan dan ?epang 0!9! &. +revalensi +revalensi anti anti HC: HC: jauh jauhleb lebih ih ting tinggi gi pada pada kasu kasuss HCC HCC deng dengan an HbsA HbsAg gne nega gati tif f daripa daripada da HbsAg HbsAgpos positi itif. f. +ada +ada kelomp kelompok ok pasien pasien penyak penyakit it hati hati akibat akibat transfusi darah dengan anti HC: positif, interval saat transfusi hingga terjadinya terjadinya HCC dapat mencapai mencapai tahun. tahun. Hepatokarsin Hepatokarsinogene ogenesis sis akibat akibat infeksi HC: diduga melalui aktivitas nekroinflamasi kronik dan sirosis hati (;anghorne, !!0). %. Aflak Aflakto tosin sin Aflaktosin 3" (A@3") merupakan mitoksin yang di produksi oleh jamurAspergillus. 1ari percobaan binatang diketahui bah'a A@3" bersifat karsi karsino noge gen. n.*e *eta tabo bolit lit
A@3" A@3"
yait yaitu u 3
A@3 A@3
" "4 4ep epok oksid sid
meru merupa paka kan n
karsin karsinoge ogen n utama utama darike darikelom lompok pok aflato aflatoksi ksin n yang yang mampu mampu memben membentuk tuk ikatan dengan 1=A maupun =A(Husodo, !!) . #. Alko Alkoh hol *eskipun alkohol tidak memiliki kemampuan mutagenik, peminum beratalkohol (#!0!gBhari dan berlangsung lama) berisiko untuk menderita menderita HCC melaluisirosis melaluisirosis hati alkoholik. alkoholik. Hanya sedikit bukti adanya adanya efek karsinogenik langsung dari alkohol. Alkoholisme juga meningkatkan risiko terjadinya sirosis hati dan HCC pada pengidap infeksi H3: atau HC: (;anghorne, !!0< Husodo, !!) . 2.3. Man$#est Man$#estas$ as$ &l$n$s &l$n$s
*enuru *enurutt ;angho ;anghorne rne et al (!!0), (!!0), persentase persentase menifestasi klinis dari hepatoma, yakni =yeri abdomen (" &), hepatomegali (9 &), asites (%4&), Anoreksia atau penuranan berat badan (4#0"&), Splenomegali (0%&), peningkatan suhu (""#%&), Hepatic arterial bruits (/#&), ?aundice (% 4#&), $elemahan dan gejala nonspesifik (#&) *anifestasi *anifestasi dini penyakit penyakit keganasan keganasan hepatoma hepatoma mencakup mencakup tandatanda tandatanda dan gejala gangg gangguan uan nutrisi nutrisi yaitu yaitu penuru penurunan nan berat berat badan badan yang yang baru baru saja terjadi, terjadi, kehilangan kehilangan kekuatan anoreksia dan anemia. anemia. =yeri abdomen dapat ditemukan, disertai dengan pembesaran hati yang cepat serta permukaan yang teraba irreguler pada palpasi. ejala ikterus hanya terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan nodul maligna dalam hilus hati. Asites timbul setelah nodul tersebut menyumbat vena porta atau bila jaringan tumor tertananamm dalam rongga peritoneal (Smelt7er 8 3are, !"#). 2.'. Pat%#$s$% Pat%#$s$%l%g$ l%g$ *ekani *ekanisme sme perkem perkemban bangan gan karsino karsinoma ma hepato hepatosel selule ulerr berbed berbedabe abeda da
sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. -nfeksi H3: dapat menyebabkan karsin karsinoma oma hepato hepatoselu seluler ler tanpa tanpa melalu melaluii sirosis, sirosis, meskip meskipun un sebagi sebagian an besar besar pasien dengan karsinoma hepatoseluler yang terkait H3: memiliki penyakit sirosis. Sebaliknya, karsinoma hepatoseluler yang terkait HC: hampir selalu terjadi fibrosis lanjut atau sirosis (Husodo, !!). Hepato Hepatokar karsin sinoge ogenes nesis is pada pada pasien pasien dengan dengan sirosis sirosis dia'al dia'alii dengan dengan perkembangan nodul diplastik (1=). =odul yang berhubungan dengan sirosis
4
hati secara histologist dibagi menjadi / kategori berdasarkan klasifikasi oleh $elompok Studi $anker Hati di ?epang nodul regenerasi yang besar, hyperplasia adenomatosa (AH), AH atipikal, karsinoma hepatoseluler tahap a'al, karsinoma hepatoseluler yang berdiferensiasi baik, dan karsinoma hepatoseluler yang berdiferensiasi sedang atau buruk (yang disebut juga karsinoma
hepatoseluler
klasik).
$lasifikasi
lain
nodul
karsinoma
hepatoseluler dibagi menjadi kategori, yaitu nodul displastik (1=s), dan karsinoma hepatoseluler (Husodo, !!). 1=s adalah nodul diplastik dari hepatosit yang memiliki diameter minimal " mm dengan dysplasia namun kriteria histologisnya tanpa tanda tanda keganasan. 1ibagi menjadi subtipe, yaitu ;o'grade 1ysplastic =odules (;1=) yang merupakan sebuah nodul dengan atipia ringan, dan Highgrade 1isplastic =odule (H1=) yang merupakan sebuah nodul dengan atipia sedang namun tidak cukup untuk mendiagnosis adanya suatu keganasan. 5ransforming gro'th factorD (5@D) dan-nsulinlike gro'th factor (-@) adalah salah satu mediator yang mempercepat proliferasi hepatosit selama fase ini (Husodo, !!). 1i sisi lain, karsinoma hepatoseluler didefinisikan sebagai neoplasma ganas terdiri dari selsel dengan diferensiasi hepatoseluler. Selama periode lanjutan selama tahun, sekitar sepertiga dari H1= akan berubah menjadi karsinoma hepatoseluler, dan pada # tahun risiko karsinoma hepatoseluler meningkat menjadi 9" &. 6ntuk membedakan antara H1= dan karsinoma hepatoseluler merupakan hal yang sulit, karena ahli patolog yang berbeda mungkin mengklasifikasikan lesi yang sama dengan klasifikasi yang berbeda. -dentifikasi invasi stroma adalah kunci untuk mengidentifikasi transisi ini. $arsinoma hepatoseluler tahap a'al (yaitu cm atau lebih kecil) biasanya bernodul dan berdiferensiasi baik (Cor'in, !!) $etika penyakit ini berkembang, terjadi invasi vaskular mikroskopis, kemudian terjadi invasi intrahepatik dan akhirnya menyebar secara sistemik, biasanya pada tahap ini tumor telah mencapai diameter sekitar 4 cm. +ada perkembangan lebih lanjut, tumor dapat meluas ke pembuluh darah hati yang lebih besar, paling sering adalah sistem portal, tetapi juga vena hepatika. Setelah ini terjadi, pengobatan kuratif tidak memungkinkan ($umar, !"4).
5
Selain itu, H3E juga dapat berpengaruh melalui efeknya dalam homeostatis CaF dan aktivasi Ca dependen kinase dalam =@k3 ($umar, !!0). @aktor transkripsi untuk mengontrol respon imun yang juga berhubungan dengan H:C polipeptida. +rotein H3: lain yang berpengaruh adalah protein pembungkus (; dan *) yang secara tidak langsung dapat memediasi terjadinya HCC melalui protein pembungkus karena stres seluler ($umar, !"4). 2.(. Pemer$ksaan )enunjang ". 6ji ;aboratorium a. +emeriksaan Alfa@etoprotein +emeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan
Alfafetoprotein (A@+) yaitu protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal. entang normal A@+ serum adalah !! ngBml, kadar A@+ meningkat pada /!0! & pada penderita kanker hati (1esen, !""). b. @ungsi Hati dan Sistem AntigenAntibody Hepatitis 3 ?ika ditemukan kelainan fungsi hati, petanda hepatitis 3 atau Hepatitis C positif artinya terdapat dasar penyakit untuk hepatoma, itu dapat mebantu dalam diagnosis (1esen, !""). . 6ji 1iagnostik 6ltrasonografi (6S) +erkembangan yang cepat dari grayscale
ultrasonografi
menjadikan gambaran parenkim hati lebih jelas. $euntungan hal ini menyebabkan kualitas struktur ekojaringan hati lebih udah dipelajari sehingga identifikasi lesilesi lebih jelas, baik merupakan lesi lokal maupun
kelainan
parenkim
diufs.
+ada
hepatomaBkarsinoma
hepatoseluler sering diketemukan adanya hepar yang membesar, permukaan yang bergelombang dan lesilesi fokal intrahepatik dengan struktur eko yang beneda dengan parenkim hati normal (Smelt7er 8
3are, !"#). C5Scan Ct dapat membantu dalam memperjelas diagnosis, menunjukkan lokasi tepat, jumlah dan ukuran tumor dalam hati, hubungan dengan pembuluh darah penting, dalam penentuan modalitas terapi sangatlah penting. 5erhadap lesi mikro dalam hati yang sulit ditentukan C5 rutin dapat dilakukan C5 dipadukan dengan angiografi (C5A) atau kedalam
6
arteri hepatika disuntikan lipiodal, sesudah "4 minggu dilakukan lagi pemeriksaan C5, pada 'aktu C5lipidol dalam menemukan hepatoma
sekecil !,# cm (1esen, !""). *+emeriksaan *- dipilih sebagai alternatif bila gambaran C5 Scan meragukan atau penderita memiliki risiko bahaya radiasi sinar G dan
7at
kontras
sehingga
pemriksaan
C5
angiografi
tidak
memungkinkan (Smelt7er 8 3are, !"#).
Angiografi Hepatika *etode ini penting dalam diagnosis hepatoma, namun karena metode ini tergolong invasif, penampilan untuk hati kiri dan hepatoma
tipe avaskular kurang baik, sulit menetukan sifat lesi (1esen, !""). 3iopsi 6ntuk pemastian diagnosis karsinoma hati, diperlukan biopsi dan pemeriksaan histopatologi. 3iopasi dilakukan terhadap massa yang terlihat pada ultrasonografi, Ctscan atau melalui angiografi. 3iopsi aspirasi jarum halus dapat dilakukan secara buta (blind). Ada kalanya dibutuhkan tindakan laparoskopi atau laparatomi untuk melakukan biopsi (Smelt7er 8 3are, !"#).
2.*. Penatalaksanaan
". *edis a. *etode Hepaktomi Hepaktomi merupakan cara terapi dengan hasil terbaik de'asa ini. Hepaktomi terdiri atas hepaktomi beraturan dan hepaktomi tak beraturan. Hepaktomi beraturan adalah sebelum insisi hati dilakukan diseksi, memutus aliran darah ke lobus hati (segmen, sub segmen) terkait, kemudian menurut lingkup lobus hati (segmen, sub segmen) tersebut dilakukan reseksi jaringan hati. Hepatektomi tak beraturan tidak perlu mengikuti secara ketat distribusi anatomis pembuluh dalam hati, tapi hanya perlu berjarak 4cm dari tepi tumor, mereseksi jaringan hati dan percabangan pembuluh darah dan saluran empedu yang menuju lesi, lingkup reseksi hanya mencakup tumor dan jaringan hati sekitarnya. $omplikasi utama pasca hepatektomi adalah agal fungsi hati< timbul beberapa hari hingga beberapa minggu pasca 7
operasi, sering kali berkaitan dengan penyakit hatiaktif kronis, sirosis sedang atau lebih, volume hepatektomi terlalu besar, perdarahan selama operasi berlebih, 'aktu obstruksi porta hati terlalu lama dan obat obatan perioperatif (termasuk obat anastetik) bersifat hepatotoksik (1esen, !""). b. 5ansplantasi Hati 3agi pasien HCC dan sirosis hati, transplantasi hati memberikan kemungkinan untuk menyingkirkan tumor dan menggantikan parenkim hati yang mengalami disfungsi. 1ilaporkan survival analisis 4 tahun mencapai 9!& bahkan dengan perbaikan seleksi pasien dan terapi perioperatif dengan obat antiviral seperti lamivudin, ribavirin dan interferon dapat dicapai survival analisis # tahun &. $ematian pasca transplantasi
tersering
disebabkan
oleh
rekurensi
tumor
bahkannmungkin diperkuat oleh obat anti rejeksi yang harus diberikan. 5umor yang berdiameter kurang dari 4cm lebih jarang kambuh dibandingkan dengan tumor yang diameternya lebih dari #cm (Husodo, !!) . c. Ablasi 5umor +erkutan -njeksi etanol perkutan (+>-) merupakan teknik terpilih untuk tumor kecil karena efikasinya tinggi, efek sampingnya rendah serta relatif murah. 1asar kerjanya adalah menimbulkan dehidrasi, nekrosis, oklusi vaskular dan fibrosis. 6ntuk tumor (diameter #cm). +> bermanfaat untuk pasien dengan tumor kecil namun resektabilitasnya terbatas karena adanya sirosis hati non child A. Radiofrequency ablation (@A) menunjukkan angka keberhasilan yang lebih tinggi daripada +>- dan efikasinya tertinggi untuk tumor yang lebih besar dari 4cm,namun tetap tidak berpengaruh terhadap harapan hidup pasien. Selain itu, una mencegah terjadinya rekurensi tumor, pemberian asam poliprenoik (polyprenoic acid) selama " bulan dilaporkan dapat menurunkan angka rekurensi pada bulan ke49 secara bermakna dibandingkan dengan kelompok placebo(kelompok plasebo %&, kelompok terapi +>- atau reseksi kuratif &) (Husodo,!!< 1esen, !"").
8
2.+. Pen,egahan
". +encegahan +rimordial +encegahan yang
dilakukan
untuk
mengindari
kemunculan
keterpaparan dari gaya hidup yang berkontribusi meningkatkan risiko penyakit, dilakukan dengan a. *engkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin, beta karoten, mineral, dan tinggi serat yang dapat menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat b. $urangi makanan yang mengandung lemak tinggi. c. $urangi makanan yang dibakar, diasinkan, diasap, dia'etkan dengan nitrit. d. +engontrolan berat badan, diet seimbang dan olahraga. e. Hindari stres. f. *enjaga lingkungan yang sehat dan bersih sehingga terhindar dari penyakit menular (A7i7, !!9). . +encegahan +rimer a. +encegahan primer adalah langka yang harus dilakukan untuk menghindari insidens penyakit dengan mengendalikan penyakit dan faktor risiko. b. *emperhatikan menu makanan terutama mengkonsumsi protein he'ani cukup. c. Hindari mengkonsumsi minuman alcohol d. *encegah penularan virus hepatitis, imunisasi bayi secara rutin menjadi strategi utama untuk pencegahan infeksi :3H dan dapat memutuskan rantai penularan (A7i7, !!9). 4. +encegahan Sekunder +encegahan sekunder adalah pengobatan penderita dan mengurangi akibatakibat yang serius dari penyakit melalui diagnosa dini dan pemberian pengobatan.Hepatoma sering ditemukan pada stadium lanjut maka perlu dilakukan pengamata berlaku pada kelompok penderita yang kemungkinan besar akan menderita hepatoma dengan pemeriksaan 6S dan A@+ (Cor'in, !!). 2.-. Pr%gn%s$s +ada umumnya prognosis karsinoma hati adalah jelek. 5anpa
pengobatan, kematian ratarata terjadi sesudah /0 bulan setelah timbul
9
keluhan pertama. 1engan pengobatan, hidup penderita dapat diperpanjang sekitar """ bulan. 3ila karsinoma hati dapat dideteksi secara dini, usaha usaha pengobatan seperti pembedahan dapat segera dilakukan misalnya dengan cara subsegmenektomi, maka masa hidup penderita dapat menjadi lebih panjang lagi. Sebaliknya, penderita karsinoma hati fase lanjut mempunyai masa hidup yang lebih singkat. $ematian umumnya disebabkan oleh karena koma hepatik, hematemesis dan melena, syok yang sebelumnya didahului dengan rasa sakit hebat karena pecahnya karsinoma hati. Ileh karena itu langkahlangkah terhadap pencegahan karsinoma hati haruslah dilakukan. +encegahan yang paling utama adalah menghindarkan infeksi terhadap H3: dan HC: serta menghindari konsumsi alkohol untuk mencegah terjadinya sirosis (Campbell, !"%).
BAB 3 TINAUAN &A"U" Seorang pria berusia #! tahun didiagnosis Hepatoma stadium lanjut dengan
dugaan metastase sistem saraf pusat, saat ini telah masuk fase paliatif. 5indakan operasi pernah dilakukan " tahun yang lalu. Saat ini ia hanya mendapatkan kemoterapi jenis doEorubicin (Adriamycin) dan medikasi secara simptomatis. Secara umum kondisi klien menurun ditandai dengan disorientasi, agitasi, sulit tidur, kekakuan otot tangan, katakata yang tidak jelas maknanya hingga perubahan afek emosi. $ualitas hidup pasien terlihat semakin menurun, diduga prognosis memburuk. Hal ini semakin meningkatkan respons stres keluarga yang 10
mendampingi. +asien pernah memiliki ri'ayat kejang diduga adanya metastase otak. 3.1. He)at%ma engan Metastas$s !tak *etastasis hepatoma sering terjadi. *ikrokarsinoma hati stadium dini
juga mungkin bermetastasis, umumnya menyebar didalam hati terlebih dahulu, kemudian menyebar keluar hati. Sel hepatoma memasuki sinusoid darah lebih dahulu, lalu menginvasi percabangan vena portal atau percabangan vena hepatik, setelah vena porta terkena dapat timbul penyebaran intrahepatik. 3ila vena hepatik pernah terkena, dapat masuk ke sirkulasi sistemik bermetastasis ke seluruh tubuh. *atastasis karsinoma kolangioseluler
lebih
banyak
melalui
saluran
limfatik,
seringkali
bermetastasis ke kelenjar limfe porta hati dan kelenjar limfe supraklavikular (1esen, !""). 1ua puluh lima persen pasien yang memiliki tumor atau kanker akan mengalami metastasi ke otak. Sekitar ",0!! di United State mengalami tumor metastasis ke otak. ?alur utama metastasis kanker adalah melalui pembuluh darah. 5idak terdapat system limfatik pada otak, sehingga tidak mungkin terjadi metastasis ke otak melalui jalur ini. Sejalan dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, selsel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya yang dikenal sebagai invasif. 1i samping itu, sel kanker dapat menyebar (metastasis) ke bagian organ tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh kanker baru di tempat lain dan hasilnya adalah suatu kondisi serius yang sangat sulit untuk diobat (=ational Cancer -nstitute, !!). 1esiminasi selsel maligna melalui aliran darah
(hematogen secara
langsung berhubungan dengan vaskularitas tumor, hanya sedikit sel maligna yang mampu bertahan dalam turbulensi alamiah sirkulasi arteri, insufisiensi oksigenasi atau pengerusakan oleh sistem imun tubuh. Selsel maligna dapat bertahan pada lingkungan yang ganas mampu melekat pada endotelium dan fibrin, trombosit dan faktorfaktor pembekuan untuk melindungi selsel maligna dari surveilens sistem imun (Smelt7er 8 3are, !"#).
11
Selsel kanker yang berkembang di dalam otak dapat menekan, mengiritasi, dan atau menghancurkan jaringan otak normal. Akibatnya, tumor metastase otak dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kejang, gangguan masalah verbal, kelemahan, pengambil keputusan yang buruk, rasa sakit atau mati rasa, gangguan masalah gerak, kelumpuhan, mual, atau muntah. *etastase otak juga dapat menyebabkan perasaan kelelahan. Selain itu, metastase otak dapat menyebabkan masalah dengan gangguan memori, membaca, dan berbicara. =amun, tidak semua orang bisa timbul gejala tersebut. 3ahkan, sekitar sepertiga dari orang dengan tumor otak metastase tidak memiliki gejala sama sekali.
+erkembangan metastase otak dapat
menyebabkan sakit kepala, mual dan muntah, defisit neurologis dan penurunan kognitif, delirium dan akhirnya berujung pada kematian (=ational Cancer -nstitute, !!). ejala dari tumor metastasis intrakranial sama dengan tumor primer intrakranial dan tergantung dari lokasi tumor tersebut. Sakit kepala dan kejang adalah gejala yang paling sering timbul. Sakit kepala terjadi akibat edema dari kebocoran pembulu darah dan penekanan dari tumor itu sendiri. $ejang adalah suatu episode singkat yang abnormal dari aktivitas listrik di otak . angguan kognitif dapat berupa gangguan memori (memori jangka pendek) atau kepribadian dan perubahan perilaku. angguan dalam motorik dapat berupa kelemahan pada salah satu sisi tubuh, atau ketidakseimbangan pada saat berjalan, hal ini dapat terjadi akibat tumor terdapat pada bagian otak yang mengatur fungsi tersebut. timbul gejala dan tanda neurologis spesifik. *enurut urutan perkembangan desakan setempat terhadap otak, khususnya kekhasan gejala dan tanda fisik a'al dapat dibuat diagnosis lokalisasi tumor. a. ;obus frontal +ada /!& penderita mengalami perubangan psikis. 1idapatkan #!& penderita mengalami epilepsy. Separuh dari padanya secara klinik tidak dapat ditunjukkan adanya gejala fokal. Sebagian serangan diikuti oleh deviasi kepala dan mata kearah kontralateral tumor. ejala pyramidal didapatkan pada 0!& kausu, berupa hanya paresis fasialis saja, sampai hemiplegic yang komplit. +ada 4!& kasus didapatlkan gangguan miksi. Ataksia didapatkan pada %!& kasus , dengan tendensi untuk jatuhg ke 12
belakang terutama ketika disuruh jalan mundur. 5remor didapatkan pada "#& kasus. 3ias homolateral, kontralateral, maupun bilateral. angguan penghidu didapatkan pada "#& kasus. 5erdapat pada tumor bagian basal. 3iasanya terjadi hipertonus, kadangkadang rigiditas. 3is aberkombinasi dengan refleE genggam bilateral dan katalepsi. Afasia motorik didapatkan pada !& kasus dengan tumor lobus frontalis kiri b. ;obus temporal angguan psikis didapatkann /!& dari kasus, berupa apati, bradipsikisme kadangkadang moria. >pilepsy terjadi pada %!& kasus. angguan piramidalis terdapat pada %!& kasus. 5erutama didapatkan pasre =. fasialis tiper supranuklear atau pseudoperifer. Afasia sensorik terdapat pada tumor lobus termporalis kiri, kadangkadang disertai dengan logorea. Hemanopsia didapatkan pada 0"& kasus. 3iasanya tipe homonym. $adang J kadang bias didapatkan hemianopsia traktus atau hemianopsia kuadran. c. ;obus parietalis 5umor ini terletak di daerah motorik (girus sentralis anterior), girus sentralis posterior dan daerah dibelakangnya. >pilepsy biasa terjadi dan didominasi oleh epilepsy ?ackson. Hemiparesis terdapat pada semua kasus. Hemipersis yang disertai dengan astreognosia biasanya hipotoni. $adang kadang terjadi monoparesis dengan atrofi otototot. angguan sensibilitas juga bisa terjadi pada tumor ini. d. ;obus oksipita 1isini terutama didapatkan hemianopsia homonym, 'alaupun kadanng J kadang didapatkan hemiakromatopsia, dan hemianopsia kuadran. 5umor pada lobus kiri bisa memberikan gejala aleksia, gangguan ingatan optic dan gangguan orientasi ruang. $adangkadang didapatkan hemiparesis, hemihipestesi disamping hemianopsia (=ational Cancer -nstitute, !!). 3.2. D$s%r$entas$ ". 1efinisi 1isorientasi
merupakan
gangguan
kemampuan
seseorang
mengaitkan keadaan sekitar dengan pengalaman lampau. angguan
13
orientasi merupakan gangguan memori jangka pendek yanitu kemapuan memantau perubahan lingkungan sekitar (;umbantobing, !"!). . +atofisiologi Amonia merupakan molekul toksik terhadap sel. Amonia diproduksi oleh berbagai organ, secara fisiologis amonia akan dimetabolisme menjadi urea dan glutamin di hati. Amonia akan masuk kedalam hati melalui vena porta dan proses detoksifikasi. *etabolisme oleh hati dilakukan di dua tempat, yaitu sel hati periportal yang memetabolisme amonia menjadi urea melalui siklus $rebsHenseleit dan sel hati yang terletak dekat vena sentral dimana urea akan digabungkan kembali menjadi glutamin. +ada keadaan sirosis, penurunan massa hepatosit fungsional dapat menyebabkan menurunnya detoksifikasi amonia oleh hati ditambah adanya shunting porto sistemik yang memba'a darah yang mengandung amonia masuk ke aliran sistemik tanpa melalui hati. +eningkatan kadar amonia dalam darah menaikkan risiko toksisitas amonia. *eningkatnya permebialitas sa'ar darah otak untuk amonia pada pasien sirosis menyebabkan toksisitas amonia terhadap astrosit otak yang berfungsi melakukan metabolisme amonia melalui kerja en7im sintetase glutamin. 1isfungsi neurologis yang ditimbulkan terjadi akibat edema serebri, dimana glutamin merupakan molekul osmotik sehingga menyebabkan pembengkakan astrosit. Amonia secara langsung juga merangsang stres oksidatif dan nitrosatif pada astrosit melalui peningkatan kalsium intraselular yang menyebabkan disfungsi mitokondria dan kegagalan produksi energi selular melalui pembukaan poripori transisi mitokondria. Amonia juga menginduksi oksidasi =A dan aktivasi protein kinase untuk mitogenesis yang bertanggung ja'ab pada peningkatan aktivitas sitokin dan repson inflamasi sehingga mengganggu aktivitas pensignalan intraselular (Kakim, !""). Amonia yang menumpuk sebagai akibat kerusakan selsel hepar gagal untuk mendetoksifikasi dan mengubah amonia menjadi urea. +eningkatan konsentrasi amonia dalam darah menyebabkan disfungsi dan kerusakan otak, gangguan neurologis, yang akhirnya mengganggu koordinasi otot, orientasi menurun, ingatan menurun, disorientasi hingga koma (3aradero, !!9).
14
1isorientasi disebabkan oleh adanya metastase hepatoma ke sistem saraf pusat khususnya otak telah terganggu. 1imana seperti yang telah diketahui fungsi otak khususnya bagian hemisfer kanan dan hemisfer kiri adalah sebagai pusat kognitif, berfikir, memori, bahasa, berbicara dan sebagainya (Cor'in, !!). 3.3. Ag$tas$
". 1efinisi Agitasi adalah suatu bentuk gangguan yang menunjukan aktivitas motorik
berlebihan
dan
tak
bertujuan
atau
kelelahan,
biasanya
dihubungkan dengan keadaan tegang dan ansietas. +ada beberapa literatur dikatakan bah'a agitasi adalah gangguan psikomotor yang yang memiliki karakterisasi peningkatan aktivitasi motor dan psikologi pada pasien. Adanya gerakan berjalan bolakbalik dalam satu ruang tanpa alasan, melepas baju dan memakainya lagi dalam kondisi terbalik, dan tindakan motorik dan tak berlasan lainnya. +ada keadaan yang parah, gerakan yang ditimbulkan bisa membahayakan orang lain, seperti merobekrobek , menggigit kuku jari. Agitasi psikomotor ini merupakan tipikal symptom yang dapat dijumpao pada kelainan obsesi dan terkadang dijumpai pada gangguan bipolar, meskipun kalianan ini merupakan akibat dari kelebihan stimulus diterima. 6sia pertengahan dan usia tua merupakan usia yang penuh dengan resiko terjadinya kelainan ini. ejala ini bisa saja timbul sendiri atau disertai oleh kelianan mental lainnya seperti ansietas berat dan delirium. $ebanyakan agitasi merupakan tanda dari disfungsi otak atau insufisiensi pada kasus ga'at darurat, biasanya pada orang de'asa dan disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya bisa karena suatu penyakit (gangguan metabolik, sepsisassocated enselopathy, pengobatan) dan faktor eksternal (keributan, ketidaknyamanan, rasa sakit). Agitasi merupakan masalah yang ga'at dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup besar (dihubungkan dengan penyebab gangguan metabolik) adanya gejala penyerta yang biasanya menyertai gejala ini seperti delirium memperburuk prognosis pasien. Agitasi bisa disebabkan oleh berbagai penyebab diantaranya akibat efek samping penggunaan obat antipskotik.
15
*enurut Asisiasi +siaktri Anerika di dalam 1S*-:5. Agitasi didefinisikan sebagai aktivitas motorik yang berlebihlebihan terkait perasaan ketegangan dari dalam diri. angguan perilaku yang kompleks yang dikarakateristik dengan agitasi terdapat pada sejumlah gangguan psiaktri seperti ski7ofrenia, gangguan bipolar, dimensia (termasuk penyakit Al7heimer) dan penyalahgunaan 7at (obat danB atau alkohol) (Sadock, !!0). +erilaku @isik =onAgresif
+erilaku :erbal =onAgresif
$egelisahan umum *anenerism berulang *encoba mencapai tempat
yang berbeda *enangani sesuatu
secara
tidak sesuai *enyembunyikan barang 3erpakaian tidak sesuai atau
tidak berpakaian Per$laku /$s$k Agres$#
=egativsm 5idak menyukai apapun *eminta perhatian 3erkatakata seperti seseorang yang berkuasa *engeluh -nterupsi yang relavan
Per$laku 0eral Agres$#
*emukul dan *endorong *erebut barang *enendang dan mengginggit
*enjerit *engutuk *embuat suara aneh
. +atofisiologi *ekanisme yang mendasari agitasi sebagai sindrom terpisah dan spesifik. angguan pada neurotranmiter tertentu terlibat dalam patofisiologi agitasi a. 1epresi dan Agitasi +atofisiologi pada depresi dan agitasi melibatkan dua mekanisme yaitu terjadi aktivitas berlebihan pada aksis hipotalamusputuariadrenal (H+A aEis) dan peningkatan respon terhadap serotonin. +eningkatan terhadap aktivitas transmisi serotonin dapat menjadi pencetus ansietas dan
agitasi
pada
individu
yang
rentan.
$elainan
regulasi
neurotransmiter lain yang dapat menyebabkan agitasi pada depresi yaitu penurunan fungsi dari asam
(A3A) dan peningkatan aktivitas
noradrenergik. +ada keadaan ini, diperlukan obat yang dapat meningkatkan
fungsi
A3Aergik 16
dan
menurunkan
transmisi
nonadrenergik berfungsi sebagai agnosis A3Aergik (contoh asam yalproate< ben7odia7eoine) b. 1ismensia dan Agitasi 5erdapat tiga sistem yang berhubungan dengan agitasi pada dimensia, yaitu penurunan A3Aergik, peningkatan sensitivitas terhadap norepinefrin dan penurunan fungsi serotonin. Asam yalproate, agonis A3Aegik dilaporkan efektif berfungsi sebagai antiagitasi pada pasien dimensia dengan agitasi. Antagonis dopanime digunakan pada pasien
dengan
peningkatan
sensitifitas
terhadap
norepinefrin.
Antagonis dopanime diindikasi sebagai antipsikotik dengan dampak minimal >+S (ekstrapiramidal sindrom) c. +sikosis dan Agitasi Agiotasi sering tejadi pada episode akut psikosis dan terkait dengan gejala positif. ?alur dopaminergik merupakan jalur utama pada patofisiologi dari gejala positif dan diikuti oleh gangguan fungsi pada serotonergik, A3Aergik dan glutamartegik. +ada psikotik akut menggambarkan sindrom gangguan mesokortikal yang disebabkan oleh
aktivitas
dopaminergik
yang
berlebihan
dan
gangguan
glutmatergik pada neurotransmisi dopaminergik yang berlebihan dan gangguan glutaminergik pada neurotransmisi dopaminergic dan penurunan
inhibisi
A3Aergik.
Hal
tersebut
mengakibatkan
penurunan aktivitas pada cortical perfontal dan menimbulkan gejala negatif. +ositif dan kognitif gangguan fungsi pada jalur serotonergic juga dapat mrnjadi patofisiologi psikosis (Sadock, !!0). 3.'. angguan P%la T$ur ". 1efinisi 5idur bisa diartikan sebagai bagian dari periode alamiah kesadaran
yang terjadi ketika tubuh direstorasi (diperbaiki) yang dicirikan oleh rendahnya kesadaran dan keadaan metabolisme tubuh yang minimal. Secara otomatis, otak kita memprogram untuk tidur begitu gelap datang dan terbangun ketika terang tiba. +un kita bisa tidur kapan saja, baik karena mengantuk ataupun dipengaruhi obatobatan (;umbantobing, !"!).
17
Insomnia merupakan masalah subjektif mengenai tidur yang tidak cukup atau tidak memulihkan kesegaran 'alaupun terdapat kesempatan tidur yang cukup, terjadi hampir semua orang de'asa. -nsomnia ini dapat diatasi secara sementara dengan pemberian Lobat tidurM, terutama golongan ben7odia7epin, tetapi penggunaan jangka panjang obatobat ini tidaklah bijaksana karena menurunkan ketagihan (;umbantobing, !"!). . @isiologis 5idur ?umlah tidur yang dibutuhkan pada usia ! bulan "!,#"9 jam perhari. Sifat tidur pada usia ini yaitu pola tidur yang tidak teratur (hingga usia /9 minggu) yang berhubungan dengan rasa lapar, periode tidur yang multipel pada siang dan malam hari, tidurnya bersifat aktif seperti tersenyum, menghisap, pergerakan badan. $ebutuhan tidur untuk anak usia " bulan . ?umlah tidur yang dibutuhkan sekitar "%"# jam sehari. Sifat tidur yaitu jumlah tidur malam bertambah, pola tidur mulai terlihat, tidur siang yang a'alnya berjumlah 4% kali berubah menjadi " kali di akhir tahun pertama ?umlah tidur yang dibutuhkan pada usia "4 tahun adalah ""% jam (tidur siang antara ",#4,# jam). Sifat tidur yaitu tidur di pagi hari semakin berkurang pada usia sekitar "9 bulan. +erlu dilanjutkan rutinitas 'aktu tidur, tetapkan 'aktu, dorong anak untuk berani tidur sendiri, diperhatikan transisi dari tidur di tempat tidur bayi ke tempat tidur biasa. ?umlah tidur yang dibutuhkan pada usia 4# tahun sekitar """4 jam dalam sehari. 5idur siang biasanya tidak ditemukan lagi pada akhir tahun kelima, pada saat ini mungkin dapat timbul ketakutan di malam hari.?umlah tidur yang dibutuhkan pada usia #" sekitar "!"" jam dalam sehari. Semakin meningkatnya kegiatan anak dapat mengakibatkan berkurangnya tidur. +engaruh televisi, komputer dan keadaan medis dapat mengganggu tidur. Kaspadai adanya masalah tidur yang persisten dan keadaan mengantuk di siang hari. 4. +atofisiologi -nsomnia familial fatal merupakan penyakit prion progresif, yang diturunkan dan terjadi secara sporadis. ejalanya berupa insomnia yang semakin menghebat, gangguan fungsi autonom dan motorik demensia, dan kematian. +enderita penyakit ini mengalami kerusakan saraf yang hebat 18
dan gliosis di nuklei talamus ventral mediodorsal dan oliva di medula oblongata. 3.(. &ekakuan !t%t Tangan
". 1efinisi $ontraktur adalah kelainan atau pemendekan permanen dari otot atau sendi yang terjadi saat jaringan lunak di ba'ah kulit berkurang kelenturannya dan tidak dapat meregang. $ondisi ini juga dapat mengenai tendon dan ligamen, dan dapat terjadi di seluruh bagian
tubuh. $ontraktur akan terjadi saat otot atau sendi terlalu tegang dalam 'aktu yang lama, sehingga otot dan sendi menjadi lebih pendek dan tidak dapat berfungsi dengan normal. $ontraktur seringkali menyebabkan nyeri dan terbatasnya pergerakan bagian tubuh tersebut, sehingga
pasien akan mencari pengobatan yang berupa terapi fisik . . +atofisiologi Saat jaringan ikat dan otot dipertahankan dalam posisi memendek dalam jangka 'aktu yang lama, serabutserabut otot dan jaringan ikat akan menyesuaikan memendek dan menyebabkan kontraktur sendi. Itot memendek dalam #0 hari akan mengakibatkan pemendekan perut otot yang menyebabkan kontraksi jaringan kolagen dan pengurangan jaringan sarkomer otot. 3ila posisi ini berlanjut sampai 4 minggu atau lebih, jaringan ikat sekitar sendi dan otot akan menebal dan menyebabkan kontraktur Apabila otot terasa kaku yang secara berkepanjangan dibagian tubuh, dapat terjadi pada kondisi penyakit pada sistem saraf pusat. Serta menyebabkan pemendekan otot yang disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan otak. +ada pasien yang mengalami fase paliatif maka akan sangat sulit untuk menggerakan bagian tubuh yang sakit dalam 'aktu yang lama sehingga membuat kontraktur terjadi maka akan susah untuk dapat disembuhkan. 4. *anifestasi kaku otot pada metaphase otak a. =yeri b. +eradangan c. 5erdapat jaringan ikat dan atropi d. *engalami gangguan mobilasi
19
e. $esulitan melakukan aktivitas seharihari.
3.*. &ata&ata 4ang T$ak elas Maknan4a 4.#.".1efinisi 1isartria merupakan gangguan pada artikulasi pengucapan kata.
+ada keadaan ini, kemampuan berbahasa seperti gramatika (tata bahasa), komprehensi dan pemilihan kata tidak terganggu. 1isartria disebebakan olah gangguan pada kontrol neuromuskular pada proses
artikulasi (;umbanatobing, !"!). Afasia adalah gangguan bahasa yang meliputi semua modaritas yaitu berbicara, menyimak,menulis dan membaca. +ada kasus gangguan
peredaran darah otak, sekitar #& menderita afasia (*arkam, !") 4.#..$lasifikasi Dar$ seg$ kl$n$k5 jen$s a#as$a 4ang muah $kenal$6 5ipe Afasia
ambaran $linik ;okasi lesi 3icara minimal, tidak Area
lobal
lancar,
gangguan dominan
mamahami
bahasa dan
tulisan dan lisan
5anda yang menyertai hemisfer Hemiplegia, yang luas kontralateral,
meliputi
frontalis, serta
3icara tidak lancar
3roca
gangguan
temporalis.
-nfark
secara
khas
terjadi
pada daerah arteri
karotis interna
atau
serebri media ;esi kortikal
dan Hemiparesis
subkortikal pada regio prefrontalis
kontralateral,
dan gangguan
frontalis.
-nfark minimal
secara
terjadi ada,
khas
pada daerah distribusi lapangan cabang suparior arteri tidak serebri media 20
sensorik,
parietalis hemianopia
distribusi
Afasia
lobus
gangguan
sesnorik atau
tidak
gangguan perlihatan, terdapat,
kemampuan menulis yang berat. perisylvii angguan
Afasia
3icara lancar, bicara Struktur
Kernicke
lisan dan tulisan sama posterior pada lobus lobus sekali
tidak
dapat parietalis
dipahami
-nfark tidak terdapat jadi
daerah
pada
distribusi
inferior arteri serberi media +enggolongan ini dilakukan dengan perinci ciriciri bicara spontan pasien. Afasia dapat ditentukan jenisnya dari analisis kemampuan linguistiknya (bicara spontan,menyimak,mengulaang dan menyebut). Afasia yang berat dn sedang dapat ditetapkan secara klinik non formal, sedangkan afasia yang ringan atau menggunakan perlu ditetapkan secara nrmal dengan tes afasia. +enetapan jenis afasia (broca, 'ernicke,dsb) diperlukan untuk menentukan letak lesi di otak (diagnostik), dan program rehabilitasnya (bina 'icara N speech terapy) (*arkam, !"). 3.+. Peruahan A#ek Em%s$
+ada situasi yang sesuai, rasa cemas adalah suatu emosi normal, tetapi rasa cemas yang berlebihan dan rasa cemas yang tidak pada tempatnya dapat merugikan. asa cemas berkaitan dengan peningkatan bilateral aliran darah di bagian tertentu ujung anterior dari tiaptiap lobus temporalis. asa cemas hilang oleh ben7odia7epin, yang berikatan dengan reseptor A3AO dan meningkatkan hantaran C- dari saluran ion ini. 3en7odai7epin juga menyebabkan kantuk dan efek lain< namun, kini secara farmakologis efek anticemas dapat dipisahkan dari efek lain. 1atadata yang ada menunjukkan bah'a reseptor A3AO, D₂ memerantarai rasa cemas. *anusia mempertahankan
keseimbangan antara kemarahan dan
la'annya, yaitu suatu status emosi yang karena sulit menamakannya dengan tepat, disebut ketenangan (placidity). -ritasiiritasi yang kuat membuat 21
parietalis,
dan gangguan
temporal. tipikal
sensorik
motorik
individu normal Lkehilangan kendaliM, tetapi iritasi yang lemah akan diabaikan. 3inatang dengan lesi otak tertentu dapat mengalami gangguan keseimbangan tersebut. 3eberapa lesi membuat suatu rangsang ringan menghasilkan respons marah yang hebat< sedang lesi lain justru membuat rangsang yang besar dan traumatis tidak mampu membangkitkan kemarahan binatang.
espons
pengangkatan
marah terhadap
neokorteks
dan
rangsang
setelah
lemah
perusakan
tampak
setelah
nukleusnukleus
ventromedial hipotalamus serta nukleusnukleus septum pada binatang yang korteks serebrinya utuh (Sadock, !!0).
BAB ' A"UHAN &EPERA7ATAN
Seorang pria berusia #! tahun didiagnosis Hepatoma stadium lanjut dengan dugaan metastase sistem saraf pusat, saat ini telah masuk fase paliatif. 5indakan operasi pernah dilakukan " tahun yang lalu. Saat ini ia hanya mendapatkan kemoterapi jenis doEorubicin (Adriamycin) dan medikasi secara simptomatis. Secara umum kondisi klien menurun ditandai dengan disorientasi, agitasi, sulit tidur, kekakuan otot tangan, katakata yang tidak jelas maknanya hingga perubahan afek emosi. $ualitas hidup pasien terlihat semakin menurun, diduga 22
prognosis memburuk. Hal ini semakin meningkatkan respons stres keluarga yang mendampingi. +asien pernah memiliki ri'ayat kejang diduga adanya metastase otak. '.1. Pengkaj$an 1. Anamnesa a. 1ata 1emografi =ama 5n. G 6sia #! 5ahun ?enis $elamin ;akilaki 1E. *edis Hepatoma stadium lanjut b. i'ayat $esehatan i'ayat $esehatan $lien saat ini didiagnosis hepatoma stadium
lanjut dengan dugaan metastase ke sistem saraf pusat yang telah
memasuki fase paliatif. i'ayat 5erdahulu 5idak dijelaskan dalam kasus i'ayat +engobatan 5indakan operasi pernah dilakukan " tahun yang lalu. Saat ini klien mendapatkan kemoterapi jenis doEorubicin
(Adriamycin) dan medikasi secara simptomatis (sesuai gejala). i'ayat penyakit keluarga 5idak dijelaskan dalam kasus
'.2. Anal$sa Data N% 1
Data Hepatoma
Anal$sa Hepatoma
bermetastasis ke otak sulit tidur, sulit berkomunikasi, kaku otot tangan Agitasi, $ejang +enurunan 2
kesedaran 1isorientasi Agitasi Sulit 5idur +rognosis
3ermetastase ke otak Ada massa di otak
serta perfusi serebral
otak
*enekan, mengiritasi serta menghancurkan jar. Itak +eningkatan
bermetastasis ke sistem saraf pusat
pasien menurun
mengiritasi
Masalah &e)era8atan isiko ketidakefektifan
menghancurkan jar.
Hepatoma
penyakit buruk $ualitas hidup
espon
Et$%l%g$ *enekan,
terjadi peningkatan produksi amonia
stres 23
produksi amonia
Ansietas
jaringan
keluarga
yang
mendampingi 3
meningkat Agitasi
Hepatoma
+rognosis
bermetastasis ke
penyakit buruk $ualitas hidup pasien menurun espon keluarga
prognosis
$etidakmampuan
memburuk
$oping $eluarga
Ansietas
angguan +ola 5idur
sistem saraf pusat prognosis memburuk
stres yang
mendampingi meningkat '
Sulit tidur +rognosis
Hepatoma
penyakit buruk $ualitas hidup pasien menurun
bermetastasis ke sistem saraf pusat perubahan dalam status kesehatan
(
$ekakuan otot
tangan
ansietas Hepatoma
+enurunan kendali Hambatan
bermetastasis ke sistem saraf pusat
dan
penurunan
*obilitas
@isik
kekuatan otot
pemendekan otot +enurunan kendali dan penurunan *
kekuatan otot Hepatoma
1isorientasi Afasia $seulitan menyusun
3ermetastatis ke kata
kata (disartri)
sistem saraf pusat +erubahan sistem saraf pusat
24
$erusakan
Hambatan
hemisfer kanan dan verbal kiri
komunikasi
$erusakan hemisfer kanan dan kiri
'.3. D$agn%sa &e)era8atan ". isiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
penekanan, iritasi serta penghancuran jaringan otak . Ansietas berhubungan dengan peningkatan produksi amonia 4. $etidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan
prognosis
penyakit yang memburuk %. angguan pola tidur berhubungan dengan ansietas #. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot< penurunan kekuatan otot /. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan sistem saraf pusat. '.'. Inter9ens$ &e)era8atan
=o "
D$agn%sa &e)era8atan isiko ketidakefektifan Tujuan
N!: 6
perfusi jaringan serebral dilakukan berhubungan penekanan, penghancuran otak
dengan iritasi
setelah ". *onitor intervensi
kepera'atandalam 'aktu
serta 4
jaringan
NI:
E
%
jam
menunjukkan
klien
tingkat
kesadaran klien serta memantau +5-$
CS
dan
(Almeida,
perbaikan
*iriam de Abreu et al
jaringan
(!"#) dalam jurnalnya
dengan
LClinical -ndicators to
indikator Circulation status prefusion 5issue
*onitor +atients Kith
dalam
perfusi
serebral,
serebral, dengan $riteria hasil *endemonstrasikan
isk
for
-neffective
Cerebral
5issue
+erfusionM. . *onitor
status
status sirkulasi dengan 5ekanan sistole dan
oksigenasi
normal 5idak
leher
dan
pemberian oksigen diastole dalam rentang 4. 3atasi gerak kepala, ada
ortostikhipertensi 5idak ada tanda +5-$ 25
dan
punggung
(manuver valsava) %. *onitor adanya trombloplebitis.
Ibat
( "# mmHg ) 5ingkat kesadaran membaik
dan
CS
composmentis
obatan (kalium klorida, vancomycin, amphotrecin
3,
cephalosporins, dia7epam, dan
mida7olam
banyak
obat
kemoterapi) (ukiyah,
Ansietas dengan
berhubungan Tujuan peningkatan
produksi amonia
!"!). Setelah ". +ahami perspektif klien
6
dilakukan
intervensi
kepera'atan
dalam
'aktu E % jam klien tidak
cemas,
dengan
terhadap situasi stres. . 5emani klien untuk memberikan keamanan dan menangani takut. 4. -dentifikasi tingkat
indikator kecemasan. AnEiety selfcontrol %. 1orong klien untuk AnEiety level mengungkapkan Coping, 1engan &r$ter$a Has$l6 perasaan, ketakutan, $lien mampu persepsi. mengidentifikasi dan #. 3erikan obat Alpra7olam mengungkapkan (>S *engantuk, gejala cemas. kelemahan otot, ataksia, *engidentifikasi dan amnesia, depresi, mengungkapkan bingung, halusinasi, teknik untuk pandangan kabur) mengontrol cemas. /. 3erikan obat 3uspiron :ital sign dalam batas (>S +using, *ual, Sakit normal kepala, asa gugup +ostur tubuh, ekspresi
'ajah, baghasa tubuh
berlebihan, Sensasi
dan tingkat aktifitas
berkunangkunang,
menunjukan
Semangat berlebihan,
berkurangnya
insomnia) 0. @atmadona, ika. !"#.
kecemasan.
L+ijat 5erapeutik sebagai >vidence
26
3ased +ractice +ada +asien $anker untuk *engurangi 1istressM 5ermuat dalam ?urnal =ers ?urnal $epera'atan Vol. 11 4
$etidakmampuan keluarga
koping
prognosis
penyakit yang memburuk
No. 1) Setelah ". *emfasilitasi
Tujuan6
dilakukan
tindakan
pertisipasi
kepera'atan selama " E % jam koping keluarga meningkat,
dengan
dalam pera'atan fisik dan emosi klien . *enyediakan informasi, advokasi dan
indikator
@amily
coping
5herapeutic
regimen
managemenet, dengan &r$ter$a has$l 6
$eluarga mengalami
dukungan diperlukan
disasble
keluarga
yang keluarga
dan klien 4. *emfasilitasi partisipasi
kelaurga
dalam pera'atan emosi tidak
dan fisik pasien penurunan %. Sentana, APan
1'i.
koping kelaurga Hubungan pasien
!"/. L Analisis @aktor
dengan
keluarga
*empengaruhi 5ingkat
pemberi
kesehatan
adekuat $esejahteraan
pemberi
asuhan
kesehatan keluarga $oping keluarga
meningkta =ormalisasi
emosi
27
Qang
$ecemasan
$eluarga
+asien Qang 1ira'at 1i uang
-ntensif
Care
S61 +rovinsi =53 5ahun !"#M. 5ermuat dalam ?urnal $esehatan
keluarga
yang memuaskan +erforma yang
pemberi
@aktor
baik
asuahan
+rima :ol. "! =o. .
langsung %
angguan berhubungan ansietas
pola
dan
langsung tidur Tujuan6 dengan
tidak Setelah "lee) Enhan,ement
dilakukan
tindakan ". ?elaskan
kepera'atan selama " E % jam gangguan pola tidur
pasien
teratasi
AnEiety eduction
Sleep
eEtent
and
yang nyaman %. $olaborasi pemberian obat
&r$ter$a has$l6
mempertahankan
(membaca) 4. Ciptakan lingkungan
pattern, dengan
tidur yang adekuat . @asilitasi untuk
aktivitas sebelum tidur
dengan indikator
pentingnya
1ia7epam
(>S
?umlah jam tidur dalam
*engantuk,
batas normal
kelelahan >rupsi pada
+ola
kulit, edema, mual dan
tidur,kualitas
ataksia.
dalam batas normal
konstipasi,
jaundice
+erasaan fresh sesudah
dan neutropenia, sakit
tidurBistirahat
kepala,
*ampu
hipotensi.
amnesia, gangguan
hal
visual dan retensi urin,
hal yang meningkatkan
incontinence. #. @oer'anto, et al. !"/.
mengidentifikasi
tidur
L+engaruh
Aroma
5erapi *a'ar 5erhadap $ualitas tidur ;ansia 1i +anti Sosial 5resna Kerdha
6nit
3udi
;uhur $asongan 3antul QogyakartaM. dalam urnal
5ermuat !edia
Ilmu "esehatan Vol.# #
Hambatan mobilitas fisik Tujuan6
28
No.1 Setelah ". *onitoring vital sign
berhubungan
dengan
ansietas< kendali
otot<
intervensi
sebelum dans sesudah
penurunan kepera'atan " E % jam
latihan dan lihat respon
penurunan
kekuatan otot
dilakukan
mobilitas
fisik
meningkat,
klien dengan
terapi
indikator
pasien saat latihan . $onsultasikan dengan
?oint
movement
fisik
rencana
tentang ambulansi
sesuai kebutuhan 4. $aji kemampuan
active
*obility level
Self care A1;s
pasien dalam mobilisasi (*ur'aningsih.
&r$ter$a has$l 6
Analisis +raktik $linik
$lien meningkat dalam
aktivitas fisik *engerti tujuan
dari
peningkatan mobilitas *emverbalisasikan
perasaan
dalam
meningkatkan kekuatan dan
!"%.
kemampuan
$epera'atan $es*as pada +asien $anker di uang edung
penggunaan alat bantu utnuk mobilisasi
A
3edah S6+=
Cipto *angkusumoM. %. ;atih pasien dalam pemenuhan kebutuhan A1;
berpindah *emperagaan
a'at
secara
mandiri
sesuai kebutuhan #. 1ampingi dan bantu pasien saat mobilisasi /. 3erikan alat bantu jika pasien memerlukan 0. Ajarkan pasien bagaimana posisi
/
Hambatan verbal
komunikasi
berhubungan dilakukan
intervensi
simpel setiap bertemu
dalam
jika di perlukan. . $onsultasikan dengan
dengan perubahan sistem kepera'atan
E
%
jam,
dan subkortikal pada regio
komunikasi
prefrontalis dan frontalis
membaik
secara
bertahap,
dengan
29
berikan
bantuan jika diperlukan Setelah ". 3eri satu kalimat
Tujuan6
saraf pusat ;esi kortikal 'aktu
dan
merubah
klien
dokter kebutuhan terapi bicara. 4. 1orong klien untuk
indikator AnEiety self control Coping self control, @ear dengan &r$ter$a Has$l6 $omunikasi
penerimaan, interpretasi
dan
ekspresi pesan lisan,
dan
verbal
meningkat. $omunikasi ekspresif (kesulitan berbicara) ekspresi pesan ferbal dan atau non verbal
yang bermakna. *ampu mengontrol respon ketidak
perlahan dan untuk mengulangi permintaan. %. 1engarkan dengan
tulisan,
berkomunikasi secara
terhadap
penuh perhatian. #. 3erdiri didepan pasien ketika berbicara. /. Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk memberi stimulus komunikasi. 0. Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi (bahasa isyarat). 9. 3erikan pujian positif
jika diperlukan. mampuan . Amila et al. !"4.
berbicara. *ampu
L+engaruh Augmentative and
memanajemen kemampuan yang dimiliki.
fisik
Alternative Communication terhadap $omunikasi dan 1epresi +asien Afasia *otorikM Vol. 1 No. $.
'.(. Manajemen &e)era8atan 1. Peruahan Per#us$ ar$ngan "ereral Almeida, *iriam de Abreu et al (!"#) dalam jurnalnya LClinical
-ndicators to *onitor +atients Kith isk for -neffective Cerebral 5issue +erfusionM mengatakan sangat penting memantau resiko perubahan perfusi jaringan serebral pada klien dengan kasus kanker metastase otak kerena 30
dapat menunjukkan gejala yang sangat serius jika tidak ditangani hingga kasus terparah dapat menyebabkan kematian. +erubahan +erfusi ?aringan Serebral didefinisikan sebagai sebagai ketidakcukupan aliran darah melalui pembuluh darah otak untuk mempertahankan fungsi otak.
+emeriksaan neurologis pasien sangat
penting dalam pera'atan pasien yang kritis. +enilaian dilakukan oleh pera'at didasarkan
pada tiga aspek mendasar penilaian tingkat
kesadaran, pemeriksaan penunjang dan klasifikasi respon motorik. @rekuensi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis penampilan pada otak. Salah satu instrumen yang paling umum digunakan dalam penilaian ini adalah %las&o' oma Scale (CS) -ndikator angguan refleks saraf menerima C:- lebih besar. 1alam hal ini, kita dapat menyesuaikan CS dalam pengoperasian indikator ini selain tingkat +enurunan kesadaran, menelusuri parameter pada perkembangan pasien. -ndikator lain yang dianggap penting terkait dengan tekanan darah. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko untuk Cerebrovascular Accident stroke (C:A). +erlu dicatat bah'a sistolik (S3+) dan diastolik 5ekanan 1arah (13+) merupakan indikator penting untuk pengambilan keputusan pengobatan dengan aktivator plasminogen jaringan (t+A) intravena, dan sebagai kriteria untuk pengecualian dari terapi trombolitik berkelanjutan S3+ "9# mmHg atau berkelanjutan 13+ ""! mmHg. ;ebih lanjut manajemen tekanan darah dan penilaian tingkat kesadaran terkait langsung dengan indikator risiko perfusi serebral tidak efektif. Hal ini diketahui bah'a C++ didefinisikan sebagai tekanan arteri ratarata (tekanan darah sistolik F E tekanan darah diastolik B 4) dikurangi nilai tekanan intrakranial (-C+). 1ari itu, C++ nilai lebih rendah dari /! mmHg. 1alam hal ini, tindakan terapeutik harus a'al untuk mengatasi ketidakefektifan
perfusi
jaringan
otak.
+eningkatan
-C+
dapat
menghasilkan perubahan pupil. 1i antara indikator tambahan didapati tandatanda neurologis atau gejala seperti Agitasi, angguan $ognisi, Sinkop, elisah, $ecemasan 6neEplained, kelesuan, mual dan muntah, :ariabilitas dari indikator ini dengan C:- antara !,0 dan !,#!, bisa memudahkan pemeriksaan klinis sesuai dengan keadaan hasilnya, tetapi
31
juga selama pemeriksaan a'al pasien dengan dugaan cedera otak akut, yang didasarkan pada skor a'al indikator, sehingga pemantauan hasil asuhan kepera'atan. -ndikator tambahan Sakit kepala, 1emam dan temuan angiografi serebral secara langsung berhubungan dengan prognosis keparahan pasien neurologis kritis, misalnya, Sakit kepala yang hadir di %4,& pasien dengan beberapa jenis rasa sakit. 2. Ans$etas (@atmadona, ika. !"#. L+ijat 5erapeutik sebagai >vidence 3ased +ractice +ada +asien $anker untuk *engurangi 1istressM 5ermuat dalam ?urnal =ers ?urnal $epera'atan Vol. 11 No. 1) 1alam jurnalnya menyatakan bah'a terapi *asase (+ijat) 5erapeutik dapat mengurangi disstres pada pasien kanker. 5erapi masase (pijat) terapeutik adalah terapi komplementer dengan sentuhan yang memberikan rasa nyaman dengan memberikan tekanan dan melakukan pergerakan tubuh serta melakukan manipulasi lembut jaringan tubuh untuk memba'a perbaikan umum dalam kesehatan dan memiliki makna bagi kesejahteraan dan kesembuhan pasien. 3. &et$akmam)uan &%)$ng &eluarga
(Sentana, APan
1'i.
!"/. L
*empengaruhi 5ingkat $ecemasan
Analisis @aktor@aktor Qang
$eluarga +asien Qang 1ira'at 1i
uang -ntensif Care S61 +rovinsi =53 5ahun !"#M. 5ermuat dalam ?urnal $esehatan +rima Vol. 1 No. *) *enyatakan bah'a faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada ketidakefektifan koping keluarga daintaranya ". @aktor 6mur *enurut ;ong, ("/) dalam =ursalam, (!!"), yaitu semakin tua umur seorang semakin konstruktif dalam menggunakan koping terhadap masalah. . @aktor ?enis $elamin +ada umumnya seorang lakilaki de'asa mempunyai mental yang kuat terhadap sesuatu hal yang dianggap mengancam bagi dirinya dibandingkan perempuan (Sunaryo, !!%). +erempuan cemas akan
32
ketidakmampuannya dibandingkan dengan lakilaki, lakilaki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif. 4. @aktor +engalaman +engalaman
masa
lalu
yang
positif
maupun
negatif
dapat
mempengaruhi perkembangan keterampilan menggunakan koping. $eberhasilan
seseorang
dapat
membantu
individu
untuk
mengembangkan kekuatan koping, sebaliknya kegagalan atau reaksi emosional
menyebabkan
seseorang
menggunakan
koping
yang
maladatif terhadap stressor tertentu (oby, !!). %.
@aktor +engetahuan
*enurut Stuart 8;araia, (!!/) mengatakan dengan pengetahuan yang dimiliki, seseorang akan dapat menurunkan perasaan cemas yang dialami dalam mempersepsikan suatu hal. #. @aktor 5ipe $epribadian *enurut @riedman (") orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami gangguan kecemasan daripada orang dengan kepribadian 3. Irang yang mempunyai kepribadian tipe A sangat kompetitif dan berorientasi pada pencapaian, merasa 'aktu selalu mendesak, sulit untuk bersantai dan menjadi tidak sabar dan marah jika berhadapan dengan keterlambatan atau dengan orang yang dipandang tidak kompeten. Kalaupun tampak dari luar tipe A sebagai orang yang percaya diri, namun mereka cenderung mempunyai perasaan keraguan diri yang terusmenerus dan itu memaksa mereka untuk mencapai lebih banyak dan lebih banyak lagi dalam 'aktu yang lebih cepat. '. angguan P%la T$ur ;@oer'anto, et al. !"/. L+engaruh Aroma 5erapi *a'ar 5erhadap
$ualitas tidur ;ansia 1i +anti Sosial 5resna Kerdha 6nit 3udi ;uhur $asongan 3antul QogyakartaM. 5ermuat dalam urnal !edia Ilmu "esehatan Vol.# No.1) 1alam jurnalnya menyatakan bah'a penggunaan aroma terapi ma'ar efektif dalam mengurangi gangguan kualitas tidur. Aromaterapi merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi. Aromaterapi merupakan proses penyembuhan kuno yang menggunakan sari tumbuhan
33
aromaterapi murni yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan ji'a. (. Hamatan M%$l$sas$ /$s$k
*ur'aningsih (!"%) dalam jurnalnya LAnalisis +raktik $linik $epera'atan $es*as pada +asien $anker di uang a'at 3edah edung A S6+= Cipto *angkusumoM, menyatakan bah'a pemilihan I* dengan klien kanker bermetastase otak sangat penting dilakukan. *obilitas atau mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan
aktifitas
dalam
rangka
mempertahankan
kesehatannya. *obilisasi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, gaya hidup, proses penyakit, kebudayaan, tingkat energy dan usia (Hidayat, !"). Hambatan mobilitas fisik adalah keadaan ketika individu mengalami keterbatasan atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik, tetapi bukan imobilisasi (Carpenito, !!). 1alam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu rentang gerak pasif, rentang gerak aktif , dan rentang gerak fungsional. *anajemen dalam rentang gerak aktif yaitu untuk Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan ototototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kaki. ;atihan I* pasif, yaitu latihan I* yang dilakukan pasien dengan bantuan dari orang lain, pera'at, ataupun alat bantu setiap kali melakukan gerakan. -ndikasi pasien semi koma atau tidak sadar, pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan paralisis ekstremitas total dengan menggunakan kekuatan otot #!& @aktorfaktor yang dapat menurunkan I*, yaitu penyakit penyakit sistemik, sendi, nerologis, ataupun otot, akibat pengaruh cedera atau pembedahan, inaktivitas atau imobilitas. Aktivitas I* diberikan untuk memepertahakan
mobilitas
persendian
dn
jaringan
lunak
untuk
meminimalkan kehilangannya kelentukan jaringan dan pembentukan kontraktur. ;atihan I* dapat memepertahankan mobilitas sendi dan jaringan
ikat,
meminimlasir
efek
34
dari
pembentukan
kontraktur,
mempertahakan pergerakan synovial untuk nutrisi tulang ra'an serta difusi persendian, menurunkan pergerakkan synovial untuk nutrisi tulang ra'an serta difusi persendian, menurunkan atau mencegah rasa nyeri, membantu proses penyembuhan pasca cedera atau operasi, membantu memepertahankan kesadaran akan gerak dari pasien. *. angguan &%mun$kas$
(Amila et al. !"4. L+engaruh Augmentative and Alternative Communication terhadap $omunikasi dan 1epresi +asien Afasia *otorikM Vol. 1 No. $). 1alam jurnalnya menyatakan bah'a Augmentative and Alternative Communication dapat digunakan dalam membantu pasien afasia
untuk
berkomunikasi
dengan
pera'at
keluarga
untuk
mengekspresikan kebutuhannya, sehingga AAC dapat menjadi pengganti komunikasi verbal seseorang. AAC yang menggunakan lo' technolo&y (tanpa menggunakan elektronik), seperti papan komunikasi yang berisi gambarB simbol dan tulisan berisi gambar, kertas, kartu gambar, dan simbol yang dapat ditunjuk oleh pasien. Sedangkan AAC yang menggunakan elektronik adalah hi&h technolo&y, seperti komputerB elektronik dengan kemampuan multimedia.
'.*. Im)lementas$ 1. Peruahan Per#us$ ar$ngan "ereral 3erdasarkan kasus klien mengalami perubahan pada perfusi jaringan
serebralnya sehingga pemeriksaan dan pemantauan pada klien harus tepat dilakukan. 5iga aspek mendasar dalam pemantauan perfusi jaringan perifer diantaranya +enilaian tingkat kesadaran, pemeriksaan penunjang dan klasifikasi respon motorik. 2. Ans$etas 3erdasarkan kasus klien mengalami stres sehingga dapat diberikan manajemen kepera'atan dengan terapi pijat terapeutik. Setelah diberikan intervensi sesi pijat terapeutik mampu menurunkan cemas pasien, itu dibuktikan dengan penurunan skor >SAS cemas, sehingga mampu merilekskan pasien. ;angkahlangkah
35
;akukan
massage selama #"! menit ;akukan massage dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan tekanan halus. 5eknik massage dengan gerakan selangseling (tekanan pendek, cepat, dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan memberikan tekanan ringan. 5eknik massage dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari dan gerakan memutar. 5eknik eflurasi dengan kedua tangan. 5eknik petrisasi dengan menekan punggung secara hori7ontal. 5eknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari. 3. angguan P%la T$ur
Aromaterapi ma'ar ini merupakan terapi nonfarmakologi yang dapat meningkatkan kualitas tidur dan termasuk dalam rela+ation therapy. 5eknik rela+ation therapy ini melatih otot dan pikiran menjadi rileks dengan cara yang cukup sederhana, selain aromaterapi juga dapat dilakukan dengan meditasi, relaksasi otot, dan mengurangi cahaya penerangan. *ekanisme kerja aromaterapi ma'ar dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Ke'angian dapat memengaruhi kondisi psikis, daya ingat, dan emosi seseorang. ,ssensial oil rose merupakan jenis aromaterapi yang dapat digunakan untuk membantu meringankan depresi, ketegangan syaraf, sakit kepala, dan insomnia. '. Hamatan M%$l$tas /$s$k
;angkah I* pasif, yaitu a. +emberian posisi terlentang dan posisi setengah duduk b. +emberian posisi miring kiri c. +emberian posisi miring kekan d. erakan menekuk dan meluruskan sendi bahu e. erakan menekuk dan meluruskan siku f. erakan memutar pergelanagn tangan g. erekan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan h. erakan memutar ibu jari i. erakan menekuk dan meluruskan jarijari tangan j. erakan menekuk dan meluruskan pangkal paha k. erakan menekuk dan meluruskan lutut l. erakan memutar pergelangan kaki
36
(. Hamatan k%mun$kas$ 9eral
+enggunaan
AAC
dapat
membantu
pasien
afasia
untuk
berkomunikasi dengan pera'at dan keluarga untuk mengekspresikan kebutuhannya, sehingga AAC dapat menjadi pengganti komunikasi verbal seseorang. AAC banyak memberikan keuntungan, seperti meningkatkan kemampuan bahasa dan berkomunikasi, serta meningkatkan kemandirian dan perkembangan hubungan sosial dan membantu pera'at berkomunikasi pada pasien yang mengalami keterbatasan komunikasi verbal. Hasil yang dicapai pada pemberian AAC adalah kualitas hidup. $eadaan ini dapat terjadi karena pasien yang menggunakan AAC pada umumnya memiliki kepuasan dalam hubungan dengan keluarga, teman, dan aktivitas hidup yang menyenangkan. +asien diajarkan setiap simbolB gambar yang ada pada buku komunikasi. 3antu pasien untuk menunjukkan setiap bagianB label, misalnya bila pasien nyeriB tidak nyaman. ?ika pasien tidak mampu mengidentifikasi simbolsimbol gambar tersebut, ganti simbol gambar menjadi yang lebih familiar, jelaskan hubungan antara simbol dengan artinya dalam bentuk kalimat dan instruksikan pasien untuk mengulangnya dalam bentuk simbol lain. +emberian AAC pada hari pertama sampai hari kesepuluh dapat meningkatkan
neuroplastisitas,
reorganisasi
peta
-orti-al ,
dan
meningkatkan fungsi motorik pada hari selanjutnya sehingga pada tiga sampai enam bulan selanjutnya pemulihan 'icara bahasa menjadi optimal '.+. E9aluas$ 1. Peruahan Per#us$ ar$ngan sereral
Setelah dilakukan pemantauan pada tandatanda perubahan perfusi jaringan perifer klien, diharapkan pera'at dapat mengenal dan mengetahui ciriciri serta tandatanda klien yang mengalami perubahan pada perfusi jaringan serebral sehingga dapat memberikan manajemen kepera'atan
37
yang tepat dan cepat, karena hal tersebut mempengaruhi kesadaran klien dan sangat mengancam nya'a klien. 2. Ans$etas
Setelah dilakukan sesi pijat terapeutik, diharapkan bah'a sesi pijat terapeutik mampu menurunkan cemas pasien, dilihat dari penurunan skor >SAS cemas, mampu merilekskan pasien kanker. 3. angguan P%la T$ur
1engan pemberian aroma terapi ma'ar pada klien dengan gangguan pola tidur diharapkan hasilnya efektif dalam menangani kualitas tidur sehingga dapat dijadikan masukan untuk intervensi dalam asuhan kepera'atan komplementer yaitu diberikan selama # menit dalam # hari berturutturut. '. Hamatan M%$l$tas /$s$k
Setelah dilakukan imobilsasi diharapkan klien Status kesehatan klien tidak menurun, baik tingkat kesedaran, mempertahankan fungsi tubuh dan memperlancar peredaran darah. *embantu pernafasan menjadi lebih baik dan *empertahankan tonus otot. *engembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. *emberi kesempatan pera'at dan pasien untuk berinteraksi atau berkomunikasi. (. angguan &%mun$kas$ 0eral
Setelah dilakukan pemberian terapi AAC, diharapkan klien dengan gangguan komunikasi verbal dapat berpengaruh secara bermakna terhadap kemampuan fungsional komunikasi sehingga meningkatkan interaksi antara pasien dengan keluarga, petugas kesehatan dan membantu perkembangan hubungan sosial sehingga akan memengaruhi kualitas hidup pasien afasia.
DA/TAR PU"TA&A 38
Adriani, Shinta =atalia 8 *onty +. Satiadarma. !"". >fektivitas Art 5herapy dalam *engurangi $ecemasan pada emaja +asien ;eukemia. Indonesian ournal of ancer :ol. #, =o. ". Alianto, icky. !"#. ambaran Histopatologi $arsinoma Hepatoseluler. "/ **0 vol. % no. /. 1ata diperoleh dari httpBB'''.kalbemed.comB+ortalsB pada tanggal "9 *aret !"0. Almeida, *iriam de Abreu et al . !"#. Clinical -ndicators to *onitor +atients Kith isk for -neffective Cerebral 5issue +erfusion. Nursin& Research and :olume
,ducation.
44
=o.
".
1ata
diperoleh
dari
httpsBBaprendeenlinea.udea.edu.coBrevistasBindeE.phpB pada tanggal 0 April !"0. Amila et al. !"4. +engaruh Augmentative and Alternative Communication terhadap $omunikasi dan 1epresi +asien Afasia *otorik. Vol. 1 No. $. A7i7, *. @arid. !!9. 2cuan Nasional 3n-olo&i %ino-olo&i. ?akarta 3ina +ustaka Sar'ono +ra'i'ardjo 3aradero, *ery.
!!9. "lien %an&&uan Hati4 Seri 2suhan "epera'atan.
?akarta >C. Campbell, * et al . !"%. >ssential of +hsyical *edicine and ehabiltion. +hileadelphia. Cor'in, >li7abeth ?. !!. 5u-u Sa-u 6atofisiolo&i. >disi $etiga. ?akarta >C. 1esen, Kan et al . !"". 5u-u 27ar 3n-olo&i "linis. >disi . ?akarta 3alai +enerbit @$6-. @atmadona, ika. !"#. +ijat 5erapeutik Sebagai >vidence 3ased +ractice +ada +asien $anker 6ntuk *engurangi 1istress. Ners urnal "epera'atan, :olume "", =o ".
39