RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA NOMOR : 01/SK/BJK/RSBN/SKP/2017 TENTANG KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN DIREKTUR RUMAH SAKIT MENIMBANG : a. b.
c. MENGINGAT : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Bersalin Nabasa, maka diperlukan Kebijakan Identifikasi Pasien di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Bahwa agar pelayanan penyelenggaraan Kebijakan Identifikasi Pasien Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagai landasan bagi penyelenggaraan Kebijakan Identifikasi Pasien. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran; Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Depkes 2008; Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor: 31/SK/RSBN/VIII/2017 tentang Sasaran Keselamatan Pasien; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : Kesatu : Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
Kelima
:
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Memberlakukan Kebijakan Identifikasi Pasien Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagaimana terlampir dalam keputusan ini Kebijakan Identifikasi Pasien ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit Bersalin Nabasa Kebijakan Identifikasi Pasien merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan ketentuan Kepala Rumah Sakit Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan diatur kemudian dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur RSB Nabasa
Dr.dr. Pinda Hutajulu, Sp.OG., K(Fer)
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
Lampiran Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor : 01/SK/BJK/RSBN/SKP/2017 Tanggal : 31 Oktober 2017 KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA 1. Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien pada setiap pasien yang mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. 2. Pelaksanaan identifikasi pasien menggunakan 3 detail wajib meliputi : nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medik. 3. Pelaksanaan identifikasi menggunakan 2 detail wajib yaitu nama pasien dan tanggal lahir. 4. Pelaksanaan identifikasi bayi baru lahir dilakukan sesuai dengan tempat lahirnya. Misal: Ruang Operasi, VK dan UGD. Pemasangan gelang menggunakan nama ibu, nomor rekam medis ibu, nama bayi dan nomor rekam medis bayi. 5. Pelaksanaan identifikasi untuk bayi baru lahir yang datang dari luar rumah sakit diberikan nama ibu dan nomor rekam medik. 6. Pelaksanaan identifikasi dilakukan sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah dan sebelum pengobatan/prosedur serta saat mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis. 7. Warna Pada gelang Pengenal yang dipersyaratkan adalah : a. Gelang warna merah muda untuk wanita b. Gelang warna biru untuk pria c. Gelang warna merah untuk pasien alergi d. Gelang warna kuning untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi dan sedang e. Gelang warna ungu untuk pasien atau keluarga yang menolak dilakukan Resusitasi (Do Not Recusitation) 8. Pelaksanaan kebijakan dan prosedur identifikasi pasien ini dilaksanakan dengan konsisten oleh semua staf yang terlibat. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur RSB Nabasa
Dr.dr. Pinda Hutajulu, Sp.OG., K(Fer)
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Nomor : 02/SK/BJK/RSBN/SKP/2017 TENTANG KEBIJAKAN KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF DIREKTUR RUMAH SAKIT MENIMBANG : a. b.
c. MENGINGAT : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Bersalin Nabasa, maka diperlukan komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Bahwa agar pelayanan penyelenggaraan komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif di Rumah Sakit Bersalin Nabasadapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasasebagai landasan bagi Penyelenggaraan Komunikasi Pemberian Informasi Dan Edukasi Yang Efektif. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran; Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Depkes 2008; Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor: 31/SK/RSBN/VIII/2017 tentang Sasaran Keselamatan Pasien; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : Kesatu : Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Memberlakukan Kebijakan Komunikasi Pemberian Informasi dan Edukasi Yang Efektif di Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagaimana terlampir dalam keputusan ini Kebijakan Komunikasi Pemberian Informasi dan Edukasi Yang Efektif ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit Bersalin Nabasa Kebijakan Komunikasi Pemberian Informasi dan Edukasi Yang Efektif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan ketentuan Kepala Rumah Sakit
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
Kelima
:
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan diatur kemudian dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur RSB Nabasa
Dr.dr. Pinda Hutajulu, Sp.OG., K(Fer)
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
Lampiran Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor : 02/SK/BJK/RSBN/SKP/2017 Tanggal : 31 Oktober 2017 KEBIJAKAN KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA 1. Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antar para pemberi pelayanan 2. Rumah sakit menetapkan cara ntuk mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan yaitu : Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui pembuatan keputusan tentang pelayanan Pasien dan keluarga diberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelayanan Pasien dan keluarga diberikan hak untuk menolak prosedur diagnostik dan pengobatan 3. Sistem pelaporan kepada dokter/staf kesehatan lainnya seperti : a. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah dengan tehnik Verifikasi (Write Back, Read Back dan Repeat Back) c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut d. Tehnik SBAR : Komunikasi melalui telepon menggunakan metode SBAR (Situatio, Background, Assesment, Recommendation) Situasi : Situasi dan kondisi terkini yang dilihat pada pasien yang terjadi Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini (latar belakang yang berkaitan dengan situasi) Assesment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini (penilaian atas kondisi terkait dengan situasi tersebut) Recommendation: Tindak lanjut yang dianjurkan saat itu. 4. Komunikasi hasil pemeriksaan kritis melalui sistem informasi laboratorium (LIS) yang sudah online di semua unit terkait. 5. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis yang telah selesai dapat dilihat melali data rekam medis laboratorium. 6. Hasil pemeriksaan kritis tidak boleh dilakukan melalui telepon dalam keadaan apapun untuk menghindari kesalahan pelaporan yang mengakibatkan terancamnya keselamatan pasien. 7. Sistem penulisan dan laporan Tehnik SBAR dicatat pada format pelayanan terintegrasi dan didokumentasikan dalam rekam medik pasien. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa
Dr.dr Pd.Hutajulu, Sp.OG, K(Fer)
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Nomor : 3/SK/BJK/RSBN/SKP/2017
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
MENIMBANG : a. b.
c. MENGINGAT : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TENTANG KEBIJAKAN OBAT-OBAT HIGH ALLERT KEPALA RUMAH SAKIT Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Bersalin Nabasa, maka diperlukan Kebijakan Obat-Obat High Allert di Rumah Sakit Bersalin Nabasa Bahwa agar penyelenggaraan obat-obat High Allert di Rumah Sakit Bersalin Nabasa dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagai landasan bagi Penyelenggaraan Kebijakan Obat-Obat High Allert. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor: 31/SK/RSBN/VIII/2017 tentang Sasaran Keselamatan Pasien; MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : Kesatu : Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
Kelima
:
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN OBAT-OBAT HIGH ALLERT DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Memberlakukan Kebijakan Kebijakan Obat-Obat High Allert di Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagaimana terlampir dalam keputusan ini Kebijakan Kebijakan Obat-Obat High Allert ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit Bersalin Nabasa Kebijakan Kebijakan Obat-Obat High Allert merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan ketentuan Kepala Rumah Sakit Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan diatur kemudian dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa
Dr.dr.Pd Hutajulu, Sp.OG, K(Fer)
Lampiran Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor : 3/SK/BJK/RSBN/SKP/2017
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
Tanggal : 31 Oktober 2017 KEBIJAKAN OBAT-OBAT HIGH ALLERT DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA 1. Rumah Sakit Bersalin Nabasa mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai (High Allert); 2. Kebijakan dan atau prosedur memuat proses identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpan obat-obata yang perlu diwaspadai dan diimplementasikan dalam pelayanan; 3. Unit yang diperbolehkan menyimpan elektrlit konsetrat yaitu : Ruang UGD, Ruang OK, 4. Elektrolit konsetrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberika label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi ketat.
Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa
Dr.dr Pd.Hutajulu. Sp.OG, K(Fer)
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Nomor : 4/SK/BJK/RSBN/SKP/2017
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
TENTANG KEBIJAKAN KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI DIREKTUR RUMAH SAKIT MENIMBANG : a. b.
c. MENGINGAT : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Bersalin Nabasa, maka diperlukan Kebijakan tentang Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Pasien Operasi Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Bahwa agar pelayanan penyelenggataan Kebijakan Tentang Kebijakan Tentang Kepastian tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya keijakan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagai landasan bagi penyelenggaraan Kebijakan Kebijakan Tentang Kepastian tepat Lokasi, Tepat Prosedur, tepat Pasien Operasi. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Depkes 2008; Surat Keputusan Direktur Nomor: 31/SK/RSBN/VIII/2017 tentang Sasaran Keselamatan; MEMUTUSKAN
MENETAPKAN Kesatu : Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
Kelima
:
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Memberlakukan kebijakan Tentang Kebijakan Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebgaimana terlampir dalam keputusan ini. Kebijakan tentang Kepastian tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Kebijakan Kepastian tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan Kepala Rumah Sakit. Surat Keputusan ini berlaku sejak tangal ditetapkan, hal-hal yang belum diatur kemudian dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa
Dr.dr.Pd.Hutajulu,Sp.OG, K(Fer) Lampiran Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor : 4/SK/BJK/RSBN/SKP/2017
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
Tanggal : 31 Oktober 2017 KEBIJAKAN KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI Rumah Sakit Bersalin Nabasa mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi. Pelaksanaan identifikasi lokasi operasi dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam proses penandaan dan dilakukan oleh dokter operator. Penandaan lokasi operasi dengan memberikan tanda silang dengan spidol permanent warna hitam dan warna merah pada kulit warna gelap. Jika terjadi cito operasi penandaan dapat dilakukan di ruang penerimaan pasien di kamar operasi dengan melibatkan pasien, kelaurga dan dokter operator. Proses pelaksanaan memverifikasi pasien saat pre operasi, tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia dan tepat serta dilakukan check list oleh petugas kamar operasi Proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien termasuk prosedur medis yang dilaksanakan diluar kamar operasi telah dilaksanakan oleh staf. Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan yaitu : a. Kasus organ tunggal (misalnya : operasi sectio caesar, jantung) b. Bila pasien menolak dan sudah dijelaskan, pasien menolak dan sudah dijelaskan, pasien dan keluarga diminta menandatangani surat penolakan Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa
Dr.dr.Pd.Hutajulu,Sp.OG, K(Fer)
SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA NOMOR : 5/SK/BJK/RSBN/SKP/2016 TENTANG
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
MENIMBANG : a. b.
c. MENGINGAT : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KEBIJAKAN HAND HYGIENE DIREKTUR RUMAH SAKIT Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Bersalin Nabasa, maka diperlukan Kebijakan Tentang Hand Hygiene Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Bahwa agar pelayanan penyelenggataan Kebijakan Tentang Kebijakan Tentang Hand Hygiene Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya keijakan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagai landasan bagi penyelenggaraan Hand Hygiene. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran; Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Depkes 2008; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor: 31/SK/RSBN/VIII/2017 tentang Sasaran Keselamatan Pasien; MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : Kesatu : Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
Kelima
:
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Memberlakukan kebijakan Hand Hygiene Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebgaimana terlampir dalam keputusan ini. Kebijakan Hand Hygiene ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Kebijakan Hand Hygiene merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan Kepala Rumah Sakit. Surat Keputusan ini berlaku sejak tangal ditetapkan, hal-hal yang belum diatur kemudian dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa
Dr.dr.Pd.Hutajulu, Sp.OG, K(Fer)
Lampiran Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor : 5/SK/BJK/RSBN/SKP/2017 Tanggal : 31 Oktober 2017
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
1. 2. 3.
4.
5.
KEBIJAKAN TENTANG HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan dengan menjaga kebersihan tangan Penerapan Prosedur Cuci Tangan dilakukan dengan cara : a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dengan waktu 40-60 detik b. Cuci tangan dengan alkohol Handrub dengan waktu 20-30 detik Semua staf rumah sakit wajib memahami dan melaksanakan standar 5 Momen Cuci Tangan yaitu : a. Sebelum kontak denga pasien b. Setelah kontak dengan pasien c. Sebelum melakukan tindakan aseptik d. Setelah terpapar dengan darah atau cairan tubuh pasien e. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien Sasaran yang harus melaksanakan cuci tangan adalah : a. Pasien b. Keluarga Pasien c. Pengunjung d. Petugas kesehatan e. Karyawan rumah sakit Rumah sakit menyiapkan petunjuk cuci tangan pada setiap tempat yang diperlukan serta menyiapkan sarana pendukungnya seperti (tempat dan cairan cuci tangan, petunjuk cuci tangan, handuk dan atau tissue tebal, bukan tissue gulung yang halus) disetiap ruangan pasien dan tempat lainnya yang diperlukan. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa , Dr.dr.Pd.Hutajulu,Sp.OG, K(Fer)
SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA NOMOR : 6/SK/BJK/RSBN/SKP/2017 TENTANG ASESMEN RESIKO PASIEN JATUH
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
MENIMBANG : a. b.
c. MENGINGAT : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. MENETAPKAN : Kesatu : Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
Kelima
:
DIREKTUR RUMAH SAKIT Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Bersalin Nabasa, maka diperlukan Kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Bahwa agar pelayanan penyelenggataan Kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya keijakan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagai landasan bagi penyelenggaraan Asesmen Resiko Pasien Jatuh. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Depkes 2008; Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor: 31/SK/RSBN/VIII/2017 tentang Sasaran Keselamatan Pasien; MEMUTUSKAN SURAT KEPUTUSAN TENTANG ASESMEN RESIKO PASIEN JATUH DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Memberlakukan kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh Di Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebgaimana terlampir dalam keputusan ini. Kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit Bersalin Nabasa. Kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan Kepala Rumah Sakit. Surat Keputusan ini berlaku sejak tangal ditetapkan, hal-hal yang belum diatur kemudian dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa , Dr.dr.Pd.Hutajulu,Sp.OG, K(Fer)
Lampiran Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bersalin Nabasa Nomor : 6/SK/BJK/RSBN/SKP/2017 Tanggal : 2 November 2017 KEBIJAKAN ASESMEN RESIKO PASIEN JATUH
RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA Jl. Sungai Raya Dalam No.65, Pontianak Telephone : (0561) 582809, Email :
[email protected]
DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA 1. Rumah Sakit Merupakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh dan melakukan evaluasi dalam 24 jam, menggunakan
2.
3. 4.
5. 6.
Skala Humpty Dumpty : 0 hari s/d 14 tahun Skala Morse : 15 tahun s/d 59 tahun Skala Ontario Modified Stratify-Sydney : lebih dari 59 tahun Setiap pasien yang telah di identifikasi resiko pasien jatuh dilakukan pemasangan segitiga risiko jatuh pada tempat tidur pasien, menggunakan segitiga warna hijau untuk resiko rendah, segitiga warna kuning untuk resiko sedang dan segitiga warna merah untuk resiko tinggi. Setiap pasien yang telah di identifikasi resiko pasien jatuh dilakukan pemasangan gelang warna kuning untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi dan pasien dengan resiko sedang. Setiap pasien yang telah di identifikasi resiko pasien jatuh telah diberikan penjelasan atau rencana untuk mencegahnya sesuai kriterianya oleh staf keperawatan yang kompeten. Proses pelaksanaan asesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi dan monitoring secara rutin per shift dan terevaluasi dalam 24 jam. Jika terjadi insiden (KNC/KTD/Sentinel) harus dilaporkan melalui format insiden keselamatan pasien pada Komite Mutu & Keselamatan Pasien dalam waktu maksimal 2x24 jam
Ditetapkan di : Pontianak Pada tanggal : 31 Oktober 2017 Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa , Dr.dr.Pd.Hutajulu,Sp.OG, K(Fer)