RENCANA PERANGKAT PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMKN 7 Bone
Mata Pelajaran
: Seni Budaya
Kelas/ Semester
: X/ Ganjil
Alokasi Waktu
: 9 X 45 Menit ( 3 Pertemuan )
A. KompetensiInti KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian/kerja Seni Budaya pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. KI 4
:
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian/kerja Seni Budaya. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. KompetensiDasar KD. 3.6.Menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara KD. 4.6.Melaksanakan apresiasi apresiasi seni budaya Nusantara
C. IndikatorPencapaianKompetensi
KD. 3.6 3.6.1. Menentukan apresiasi seni budaya Nusantara meliputi karya seni tari dan karya seni musik.
3.6.2.
Menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara meliputi karya seni rupa dan karya seni musik.
KD. 4.6 4.6.1. Menunjukkan keunikan apresiasi karya seni seni rupa rupa 4.6.2. Menunjukkan keunikan apresiasi karya seni musik 4.6.2. Merumuskan pentingnya pentingnya melakukan sikap sikap apresiasi seni budaya Nusantara yang meliputi karya seni rupa dan karya seni musik berdasarkan data yang telah di peroleh.
D. TujuanPembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
Menentukan apresiasi seni budaya Nusantara meliputi karya seni rupa dan karya seni musik. dengan baik Menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara meliputi karya seni rupa dan karya seni musik dengan baik.
Menunjukkan keunikan apresiasi karya seni rupadengan percaya diri.
Menunjukkan keunikan apresiasi karya seni musik dengan percaya diri.
Merumuskan pentingnya melakukan sikap apresiasi seni budaya Nusantara yang meliputi karya seni rupa dan karya seni musik berdasarkan data yang telah di peroleh dengan percaya diri .
E. MateriPembelajaran Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Apresiasi adalah sikap kepekaan dalam mengenal dalam menghargai, mengagumi, dan menilai sebuah karya seni. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan pembiasaan yang sifatnya pasif sampai pada tahap menilai, mulai dari mengamati gambar atau reproduksi karya seni rupa di buku hingga menghadiri pameran karya seni rupa. Apresiasi aktif aktif yaitu apresiasi pasif yang disertai pembuatan karya. Karya seni rupa terapan yang terdapat di Nusantara sangat beragam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi, dan teknik pembuatannya. Karya Seni rupa terapan Nusantara tersebut dengan segenap keunikan gagasannya patut mendapatkan apresiasi, baik secara aktif maupun pasif. Gagasan (ide kreatif) tersebut merupakan awal proses penciptaan karya seni, termasuk karya seni rupa terapan Nusantara yang diciptakan berdasarkan nilai guna tanpa mengesampingkan nilai seni. Jika diperhatikan secara seksama dapat disimpulkan bahwa Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah itu berbeda-beda dimana masing-masing daerah m emiliki keunikan atau kekhasan tersendiri, baik dalam teknik maupun ketersediaan bahan yang ada di sekitarnya. Dalam mengapresiasikan karya seni harus mengetahui hal-hal berikut.
A. Keunikan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara 1.
Keragaman teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara
Ada beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikan dengan bahan. Alat dan cara yang digunakan antara lain cor atau tuang, mengukir, membatik, menganyam, menenun, dan membentuk. 1. Teknik cor (cetak tuang) Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan. Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam: • Teknik Tuang Berulang (bivalve)
Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan dua keeping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua danva lve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya. • Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)
Teknik a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu dapat dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan. Disamping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko, dan tempat lilin. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang terdapat di Juwana dan Mojokerto. 2. Teknik Ukir Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang di ukir. Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran t ersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain: Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda. 3. Teknik membatik Kerajinan batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan tetapi kemunculannya belum diketahui secara pasti. Batik merupakan karya seni rupa yang umumnya berupa gambar pada kain. Proses pembuatannya adalah dengan cara menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan pewarnaan dan tahapng lo rod yaitu penghilangan malam. Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini dikenal beberapa teknik membatik antara lain sebagai berikut: Batik celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam sebagaia bahan penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk menghalangi masuknya warna ke dalam serat kain. Membatik dengan proses ini disebut batik jumputan. Batik tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam dengan menggunakan canting pada motif yang telah digambar pada kain Batik cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel yang umumnya terbuat dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif sehingga kain tidak perlu digambar terlebih dahulu. Batik lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman bebas menggunakan alat untuk mendapatkan efek-efek tertentu. Batik modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh aturan teknik yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan warna, oleh karena itu pada hasil akhirnya tidak ada motif, bentuk, komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap produknya. Batik printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses pembuatan batik ini tidak menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini banyak dipakai untuk kain seragam sekolah. 4. Teknik Anyam Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi dan lain-lain dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk membuat benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan lain-lain. 5. Teknik Tenun
Teknik menenun pada dasarnya hamper sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsi dan pakan. 6. Teknik membentuk Penegertian teknik membentuk di sini yaitu membuat karya seni rupa dengan media tanah liat yang lazim disebut gerabah, tembikar atau keramik. Keramik merupakan karya dari tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang baru dan jauh berbeda dari bahan mentahnya. Teknik yang umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik diantaranya: a. Teknik coil (lilit pilin) b. Teknik tatap batu/pijat jari c. Teknik slab (lempengan) Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik. d. Teknik Putar Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk- bentuk yang sama seperti gentong, guci dll. e. Teknik Cetak Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan.
1. Keragaman Corak Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Bentuk Corak karya senirupa terapan Nusantara di setiap daerah umumnya masih bersifat tradisional, terikat pakem, monoton, dan diwariskan secara turun-temurun. Namun ada juga pola hias yang mengalami pengembangan, tetapi masih dapat dikenali ciri-ciri corak tradisionalnya. Corak karya senirupa terapan Nusantara biasanya mengambil objek flora, fauna, atau alam sekitar daerah setempat. Corak karya senirupa terapan tersebut umumnya bersifat dekoratif (menggunakan ornamen atau ragam hias), lembut, kontras, klasik, dan penuh simbolik. Bentuk Corak Seni rupa Terapan Nusantara di setiap daerah sangat beragam. Corak karya senirupa terapan di daerah Jawa misalnya umumnya bercorak tumbuhan, hewan, dan ada pula yang bercorak bidang geometrik atau bidang organik. Di Toraja, Papua, dan Sumatra Utara sering dijumpai bentuk dan corak yang berpola geometrik. Bentuk corak manusia dan hewan banyak digunakan pada ragam hias masyarakat Dayak di Kalimantan, Batak, dan Papua. Bentuk atau corak dibedakan atas bentuk figuratif (sesuai dengan aslinya) dan bentuk nonfiguratif (tidak nyata). Bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan menjadi bentuk abstrak, bentuk geometris, bentuk stilasi, bentuk deformasi, dan bentuk visual reali stis.
a. Bentuk Abstrak Bentuk abstrak yaitu bentuk yang bukan hasil tiruan atau pengolahan dari bentuk alam (nature) atau bentuk yang tidak sesuai dengan aslinya (tidak nyata). seperti motif tumpal, baji, kawung, meander, pilin, swastika, dan lain-lain. Bentuk abstrak terbagi atas tiga, yaitu sebagai berikut.
Bentuk abstrak murni, contohnya kursi, meja, sepatu, dan rumah. Bentuk abstrak simbolis, contohnya, huruf, tanda baca, rambu-rambu lalu lintas, dan lambang-lambang. Bentuk abstrak filosofis, contohnya huruf Cina.
b. Bentuk Geometris Bentuk geometris yaitu bentuk yang memiliki keteraturan, baik ukuran maupun bentuknya. Contoh bentuk geometris adalah segitiga sama sisi, segiempat, segilima, segi enam, dan lingkaran.
c. Bentuk Stilasi Bentuk stilasi yaitu bentuk dengan berbagai penggayaan/digayakan. Misalnya, motif hias geometris, flora, fauna, dan manusia.
d. Bentuk Deformasi Bentuk deformasi yaitu bentuk yang telah mengalami penyederhanaan. Beberapa contoh Bentuk Corak Deformasi karya senirupa terapan yang bisa anda ambil sebagai
bahan referensi, silahkan klik gambar corak senirupa terapan dibawah untuk melihat yang lebih besar.
B. Apresiasi Terhadap Keunikan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
1. Keunikan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Keunikan teknik yang digunakan dalam pencpitaan seni rupa terapan di berbagai wilayah di Indonesian berkaitan erat dengan bahan yang digunakan . Seperti kita ketahui , setiap daerah memiliki potensi sumber daya alam yang berbeda beda , meliputi kayu , rotan , pandan , tanah liat , kulit binatang dan lainnya . Karena sifat dari bahan bahan tersebut berbeda , maka teknik yang digunakan pun berbeda . Antara lain : a.
Teknik Butsir
Teknik yang membentuk karya dengan cara menambah au mengurangi objek . Bahan bau yang digunakan adalah bahan lunak , mislnya tanah liat . b.
Teknik cetak atau cor
Dengan cara membuat membuat cetakan terlebih dahulu , kemudian menggunakan cetakan tersebut untuk memebentuk objek . Bahan bakunya adalah semen , logam , dan fiberglass . c.
Teknik Pletser
Merupakan teknik menempeli objek sehingga menjadi karya seni yang i ndah . Bahan baku untuk menempel adalah campuran semen dan pasir . d.
Teknik Sambung
Merupakan teknik membentuk karya dengan cara merakit bahan yang berupa logam atau bahan lain . e.
Teknik Pahat
Merupakan teknik membentuk karya dengan ca mengurangi bagian objek yang berupa kayu atau kulit . f.
Teknik Plastis
Yaitu pembuatan dengan cara menempelkan bahan sedikit demi sedikit sehingga menjadi bentuk yang diinginkan .Bahannya adalah tanah liat , semen , gips , bubur kertas , dll g.
Teknik Membatik
Proses pembuatannya adalah dengan cara menerakan malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu dengan cara bertahap . h.
Teknik Anyam
Bahan baku yang digunakan berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya seperti bambu , palem , rotan dan mendong i.
Teknik tenun
Dengan m enggunakan alat tenun , Penghasil tenun ikat yang terkenal antara lain Bali , Lombok , Sumba dan Flores .
Apresiasi seni musik
Apresiasi berasal dari bahasa Inggris, appreciation yang berarti penghargaan yang positif. Sedangkan pengertian apresiasi adalah kegiatan mengenali, m enilai, dan menghargai bobot seni atau nilai seni. Biasanya apresiasi berupa hal yang positif tetapi juga bisa yang negatif. Sasaran utama dalam kegiatan apresiasi adalah nilai suatu karya seni. Secara umum kritik berarti mengamati, membandingkan, dan mempertimbangkan. Tetapi dalam memberikan apresiasi, tidak boleh mendasarkan pada suatu ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian apresiasi harus dengan setulus hati dan menurut penilaian aspek umum. Pengertian apresiasi secara umum adalah suatu penghargaan atau penilaian terhadap suatu karya tertentu. Biasanya apresiasi berupa hal yang positif tetapi juga bisa yang negatif. Apresiasi dibagi menjadi tiga, yakni kritik, pujian, dan saran. Sementara itu, orang yang ahli dalam bidang apresiasi secara umum adalah seorang kolektor atau pencinta suatu seni pada umumnya. Tetapi dalam memberikan apresiasi, tidak boleh mendasarkan pada suatu ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian apresiasi harus dengan setulus hati dan menurut penilaian a spek umum. Apresiasi musik adalah mengajarkan orang-orang apa maksud mendengarkan musik dan mengapresiasi berbagai jenis musik. Biasanya, kelas apresiasi musik mencakup pelajaran sejarah untuk menjelaskan mengapa orang-orang dari zaman tertentu menyukai musik yang mereka buat. "Apresiasi", dalam hal ini berarti memahami nilai dan keistimewaan setiap gaya musik. Setiap manusia diciptakan atau di anugerahi tuhan yang namanya rasa keindahan atau "sense of beauty". Penilaian seni bermacam-macam bergantung dari individu yang menilai suatu karya seni tersebut, ada yang menilai bahwa karya seni tersebut bernilai positif adapula beraggapan negatif. Tujuan pokok dari mengapresiasi seni adalah menjadikan masyarakat agar tahu apa, bagaimana, dan apa maksud dan tujuan dari karya seni itu. Dengan kata lain masyarakat dapat menanggapi, menghayati serta menilai suatu karya seni.
Pengertian Apreasi menurut Ahli dan sumber. Istilah apresiasi berasal dari trimologi Ingris, yakni appreciate yang berarti menghargai (John M. Echols dan Hassan Shadily, 1989 : 35). Jadi apresiasi musik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memahami musik dengan jalan menghargainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap hasil penciptaan karya seni merupakan suatu bukti nyata fisikal (physical evidence), terbentuk dari suatu proses pemikiran serta usaha seniman dalam berolah seni. Dalam apresiasi
mau tidak mau berkaitan dengan pengkajian seni itu sendiri sebagai suatu substansi fenomena fisik yang primair (primary document). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah apresiasi mempunyai arti : kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya dan penilaian/penghargaan terhadap sesuatu (Anton Moelino, 1989 : 41). Dengan berlandaskan pada keterangan tersebut dapatlah kiranya ditarik suatu benang merah antara istilah apresiasi dan apresiasi musik. Karena dalam apresiasi diperlukan adanya kesadaran terhadap nilai-nilai seni, sudah sewajarnya bila didalam apresiasi musik juga diperlukan adanya kesetaraan nilai-nilai seni dalam disiplin seni musik. Penginderaan tentang kesadaran nilai-nilai seni musik dapat dengan menggunakan pendekatan musikologi untuk mengetahui bobot kesadaran yang dimilikinya. Adapun tujuan akhir karya seni yaitu :
Untuk mengembangkan nilai estetika karya seni Untuk mengembangkan kreasi Untuk penyempurnaan
Jenis musik berdasarkan jenis materinya dikelompokkan menjadi tiga, ya itu
musik tradisional, musik klasik, musik modern.
Untuk mengapresiasi suatu karya seni rupa, perlu di perhatikan unsur-unsur sebagai berikut meliputi tema, gaya ,tekhnik dan komposisi. Mengapresiasi seni tidaklah dengan menilai suatu karya seni saja, mengapresiasi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja ketika kita ingin membeli sebuah sepatu, dan terdapat banyak pilihan-pilihan sepatu yang tersedia, kemudian kita memilih salah satu sepatu dari berbagai ragam yang tersedia, di mana sepatu tersebut yang cocok atau sesuai dengan pribadi kita, dan orang-orang di sekitar kita merasa nyaman dengan hal itu dan menilai bahwa kita terlihat lebih gagah, tampan atau cantik. Itupun juga termasuk sebagai tindakan apresiasi.
Kegiatan atau sikap Apresiasi. Dalam mengapresiasi suatu karya seni, adapaun sikap atau kegiatan yang digolongkan sebagai berikut :
Apresiasi empatik, yaitu sikap apresiasi yang menilai suatu karya seni sebatas tangkapan indrawi. Apresiasi estetis, yaitu apresiasi menilai karya seni dengan melibatkan pengamatan dan penghayatan yang mendalam. Apresiasi kritik, yaitu apresiasi karya seni dengan mengklasifikasi, mendeskripsi, menjelaskan, menganalisis, menafsirkan dan mengevaluasi serta menyimpulkan hasil pengamatannya. Sikap apresiasi ini dapat dilakukan secara langsung dengan mengamati suatu benda.
Sikap apresiasi ini terbentuk atas kesadaran akan kontribusi para seniman bagi bangsa dan negara atau bagi nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya. Dalam berapresiasi dalam seni, dapat mengembangkan rasa empati kepada profesi seniman dan budayawan. Pengenalan akan tokohtokoh seni budaya kepada masyarakat sekitar termasuk hal yang dapat menumbuhkan perasaan
simpati, dan jika dilakukan secara berulang-ulang akan meningkat menjadi perasaan yang lebih dalam yaitu rasa empati. Apakah perbedaan Simpati dan Empati itu? Perasaan simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap orang lain atau pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, diderita orang tersebut. Sedangkan empati adalah melakukan sesuatu kepada orang lain, dengan menggunakan cara berpikir orang lain tersebut, yang menurut orang lain itu menyenangkan, yang menurut orang lain benar. Itulah perbedaan antara simpati dan empati. Kegiatan berapresiasi meliputi:
Persepsi, yaitu memberikan gambaran-gambaran tentang bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, contohnya memperkenalkan tarian-tarian, musik, dan lain-lain. Pengetahuan, yaitu pada tahap ini, kita mempresentasekan pengetahuanpengetahuan yang telah di miliki baik sejarah ataupun yang lainnya. Pengertian, pada tingkat ini, harapan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik. Analisis, pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan seni yang telah di pelajari. Penilaian, yaitu memberikan sebuah saran ataupun kritkan terhadap suatu karya seni.
Dengan adanya bermacam-macam jenis musik, maka pengalaman musikal yang diterima umat manusiapun beraneka ragam pula. Tingkat pengalaman musikal seseorang inilah yang akan menentukan seberapa jauh tingkat apresiasi seseorang terhadap musik. Hal lain yang menentukan tingkat apresiasi musik seseorang juga ditentukan dengan usaha secara sadar dalam latihan mendengarkan musik secara penuh pengertian. Sebab yang perlu diingat adalah bahwa kegiatan apresiasi musik bernilai tinggi tidaklah mudah untuk mengapainya. Pemunculan sebuah komposisi sebagai suatu substansi fisik yang kasat mata dengan spesifikasi tersendiri, memberikan keluasan pengkajian yang disesuaikan dengan disiplin penikmat yang ada, dan disejajarkan dengan kaidah dari jenis karya seni. Selanjutnya kesetaraan penikmat seni dengan bunyi yang dikaji, dapat memberikan peluang adanya suatu premis terhadap keterkaitan antara komposisi seni musik dengan penikmatnya. Kondisi seperti ini dapat ditelaah lebih dalam lagi dengan berbagai segi dan cara pandang tertentu yang di antaranya adalah : estetik, artistik, form, irama dan lain sebagainya.
F. Pendekatan, Model danMetode
Pendekatan
: Saintifik
Model Pembelajaran
: Discovery Based Learning
Metode
: Diskusi, demonstrasi
G. KegiatanPembelajaran Pertemuan 1
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Melaksanakan literasi membaca sebelum kegiatan pembelajaran di mulai Guru memberikan Salam Berdoa Guru melaksanakan presensi Menanyakan kabar peserta didik (kenyamanan dan kesiapan peserta didik dalam belajar) Guru membimbing peserta didik melaksanakan GLS ( Literasi membaca ) Apersepsi- menanyakan ke peserta didik : Apakah sudah pernah mendengar sikap apresiasi ! Menyampaikan tujuan pembelajaran
20 menit
Kegiatan Inti Mengamati : Peserta didik menyimak/ mendengarkan secara bersama- sama tentanggambaran umum apresiasi seni budaya Nusantara.
Menanya : Menanyakan hal- hal yang kurang jelas yang ditemukan saat melakukan proses pengamatan dan studi pustaka.
Mencoba : Peserta didik dibagi dalam 4- 5 kelompok. Setiap kelompok ditugaskan untuk mencari informasi/data tentangm cara menentukan apresiasi seni budaya Nusantarameliputi karya seni rupa dan karya seni musik. Setiap kelompok ditugaskan untuk mencari informasi /data tentangcara menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara meliputi karya seni rupa dan karya seni musik.
100 menit
Mengasosiasi : Masing- masing kelompok membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil informasi yang telah diperolehnya. Mengomunikasikan : Masing-masing kelompok menunjukkan hasil informasi yang telah diperolehnya secara bergantian Guru menilai peserta didik dalam kerja kelompok.
Penutup : Memberikan kesempatan peserta didik untuk menyimpulkan tentang cara menentukan apresiasi seni budaya Nusantarameliputi karya seni rupa dan
15 menit
Rincian Kegiatan
Waktu
karya seni musik. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menyimpulkan tentang perbedaan unsur seni budaya Nusantara meliputi seni rupa dan seni musik. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menyimpulkan tentangcara menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara meliputi karya seni rupa dan karya seni musik. Guru memberikan penguatan dari beberapa hasil kesimpulan yang telah disampaikan oleh peserta didik Guru memberikan evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran Peserta didik diberi informasi mengenai materi yang akan dibahas pertemuan berikutnya. Guru memberi salam.
Pertemuan 2 dan 3 Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Melaksanakan literasi membaca sebelum kegiatan Pembelajaran di mulai Melakukan penilaian berdasarkan literasi yang telah ditugaskan Guru memberikan Salam Berdoa Guru melaksanakan presensi Menanyakan kabar peserta didik (kenyamanan dan kesiapan peserta didik dalam belajar) Guru membimbing peserta didik melaksanakan GLS ( Literasi membaca ) Tanya jawab dengan mengenai materi sebelumnya Menyampaikan tujuan pembelajaran
20 menit
Kegiatan Inti Mengamati : Peserta didik menyimak kembali secara gambaran umum tentang jenis, apresiasi seni budaya Nusantara. Menanya : Menanyakan hal- hal yang kurang jelas yang ditemukan saat melakukan proses pengamatan dan studi pustaka.
Mencoba : Peserta didik dibagi dalam 4- 5 kelompok. Setiap kelompok ditugaskan untuk mencari tentangkeunikan apresiasi karya seni rupa.
informasi/
data
Setiap kelompok ditugaskan untuk mencari informasi/ data tentang keunikan apresiasi karya seni musik.
100 menit
Rincian Kegiatan
Waktu
Setiap kelompok ditugaskan untuk mencari informasi/ data tentang pentingnya melakukan sikap apresiasi seni budaya Nusantara yang meliputi karya seni rupa dan karya seni musik berdasarkan data yang telah di peroleh.
Mengasosiasi : Masing- masing kelompok membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil informasi yang telah diperolehnya. Mengomunikasikan : Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian. Guru menilai peserta didik dalam kerja kelompok dan presentasi serta membimbing diskusi mereka.
Penutup : Memberikan kesempatan peserta didik untuk menyimpulkan tentang keunikan apresiasi karya seni rupa dan karya seni musik. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menyimpulkan tentangpentingnya melakukan sikap apresiasi seni budaya Nusantara yang meliputi karya seni rupa dan karya seni musik berdasarkan data yang telah di peroleh. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menyimpulkan tentan sebab manusia menciptakan keindahan. Guru memberikan penguatan dari beberapa hasil kesimpulan yang telah disampaikan oleh peserta didik. Guru memberikan evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran Peserta didik diberi informasi mengenai materi yang akan dibahas pertemuan berikutnya. Guru memberi salam.
15 menit
H. PenilaianPembelajaran, Remedial danPengayaan
a.
Teknik dan Bentuk Penilaian Tes Sikap (Afektif)
penilaian afektif (Affective Behaviors) Tes sikap (Afektif) dapat dilakukan selama siswa melakukan pembelajaran Seni Budaya di sekolah.
Aspek Sikap Yang Dinilai No
Nama Siswa
Kerjas
Kejuju
ama
ran
Tangg ung
Seman
Santun
gat
Sport
NA
Σ
ivitas
Jawab 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3
1. 2. 3. 4.
5. Dst
JUMLAH SKOR MAKSIMAL (NILAI SIKAP) : 18
Jumlah skor yang diperoleh Penilaian Afektif = ----------------------------------------- X 100 Jumlah skor maksimal
b.
Tes Pengetahuan (Kognitif) Butir Pertanyaan Skor No
Bobot
Butir Pertanyaan Maksimal
1.
Jelaskanpengertian sikap apresiasi !
3
10
2.
Tuliskan 5 karya- karya seni rupa yang dapat diapresiasi !
3
20
3.
Jelaskan keunikan karya seni rupa !
3
20
4.
Jelaskan keunikan karya seni musik !
3
20
5.
Jelaskanpentingnya melakukan sikap apresiasi seni budaya
3
30
Nusantara yang meliputi karya seni rupa dan karya seni musik
format penilaian pembelajaran Seni Budaya
Butir-butir Pertanyaan No.
Nama Siswa
Soal No.1
10
20
30
Soal No.2
10
20
30
Soal No.3
10
20
Soal No.4
30
10
20
Σ
Soal No.5
30
10
20
NA
30
1. 2. 3. dst
JUMLAH SKOR MAKSIMAL (NILAI KOGNITIF) : 150
Jumlah skor yang diperoleh Penilaian Kognitif = ----------------------------------------- X 100% Jumlah skor maksimal
c. Tes Keterampilan (Psikomotor) penilaian proses (Penilaian keterampilan) Ketepatan No
Nama Siswa
nada 1 2 3 4
1. 2. 3.
Ekpresi/
Interpretasi
Nilai
penampilan Σ
1 2 3 4
Σ
1 2 3 4
Jml Σ
Pros es
Ket Nilai Akhir
.
4. dsb
JUMLAH SKOR MAKSIMAL (NILAI PROSES) : 12
Jumlah skor yang diperoleh Penilaian Proses = ----------------------------------------- X 100 Jumlah skor maksimal
Rekapitulasi Penilaian Aspek Penilaian No.
Nama Siswa
Jumlah Psikomotor
Afektif
Kognitif
Nilai Akhir
Kriteria
1. 2. 3.
NIlai Rata-rata Jumlah skor yang diperoleh Nilai Akhir (NA) = ----------------------------------------- X 100 Tiga Aspek Penilaian
FORMAT PENILAIAN PRESENTASI No
Aspek yang dinilai
Penilaian 1
1
Komunikasi
2
Sistematika penyampaian
3
Wawasan
4
Keberanian
2
3
5
Antusias
6
Penampilan
Rubrik : Aspek yang dinilai
Penilaian 1
Komunikasi
Tidak ada komunikasi
2
3
Komunikasi sedang
Komunikasi Lancar dan baik
Sistematika
Penyampain tidak
Sistematika
Sistematika
penyampaian
sistematis
penyampaian sedang
penyampaian baik
Wawasan
Wawasan kurang
Wawasan sedang
Wawasan luas
Keberanian
Tidak ada keberanian
Keberanian sedang
Keberanian baik
Antusias
Tidak antusias
Antusias sedang
Antusias dalam kegiatan
Penampilan
Penampilan kurang
Penampilan sedang
Penampilan baik
FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO
No
KI/KD/PI
1
Persiapan
2
Perencanaan/ Sketsa
3
Pembuatan Karya
Waktu
Kriteria
Ket.
PROGRAM REMEDIAL (PERBAIKAN) DAN PENGAYAAN
Mata Pelajaran Kelas Tanggal Waktu
: Seni Budaya :X : :
2017
PERBAIKAN
NO.
NAMA SISWA
SOAL YANG DIKERJAKAN
MATERI SOAL
HASIL
KET.
1 2 3 Dst.
I. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media
: Laptop, speaker dan projektor
Alat
: Alat musik melodis, harmonis dan ritmis,
Sumber Belajar
: Buku Paket Seni Budaya Kelas X, Buku-buku lain yang relevan,
Informasi melalui internet, Hasil penyajian karya m usik melalui media cetak dan internet, serta sumber lain yang relevan
Watampone, 17 Juli 2017
Mengetahui, Kepala Sekolah,
Drs. A. Abd. Kadir NIP.19580314 198603 1 011
Guru Mata Pelajaran Seni Budaya,
F a j a r, S,Pd. NIP. 19820411 200901 1 012