Kasus Tukak Lambung
Pasien S, usia 25 tahun mengeluh rasa tidak nyaman di bagian perutnya. Rasa tidak nyaman ini terutama muncul saat pagi hari. Pasien S hobi makan pedas, berlemak, dan kecut. Saat ini mengkonsumsi antasida 1x1, ranitidine 150 mg 1x1. Bagaimana pendapat Anda tentang terapi pada pasien ini?
Penyelesaian:
Subjective: Nama : Pasien S Usia : 25 tahun Hobi makan pedas, berlemak, dan kecut Objective: Keluhan : rasa tidak nyaman di bagian perut pada pagi hari RPS : antasida 1x1 dan ranitidine 150 mg 1x1 Assesment: pasien menderita penyakit tukak lambung Plan: 1.
Terapi farmakologi
Antasida 4 kali sehari atau lebih, diminum d iminum sebelum makan dan sebelum tidur. Jika Antasida masih belum efektif, maka diberi ranitidin 150 mg 2 kali sehari pada pagi dan da n malam. 2.
Terapi non farmakologi
Mengurangi stres, merokok, dan penggunaan NSAID Menghindari makanan pedas, berlemak, kecut Menghindari konsumsi alkohol dan kafein Makan sedikit namun dalam frekuensi yang sering Lakukan pola makan yang sehat dan teratur
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
I.
KASUS
Pak Amir (66 tahun) datang ke UGD, dengan keluhan utama rasa sakit perut yang parah. Dia juga menyatakan bahwa seminggu terakhir merasakan nyeri epigastrik episodik yang dialami ketika makan berat dan tidak hilang setelahnya, dan juga setelah minum obat mengingat pasien juga memiliki riwayat penggunaan piroksikam setiap hari. Pasien mendapatkan obat antasida dan ranitidin namun tidak membaik. Diagnosis : positif terinfeksi bakteri Helicobacter bakteri Helicobacter pylori, pylori, ulkus duodenum PENYELESAIAN KASUS
Kasus ini dianalisis dengan menggunakan metode SOAP ( subjektif, subjektif, objektif, assessment dan plan) dan plan),, dengan uraian sebagai berikut:
a. Subje Subjektif ktif Seorang laki-laki berusia 66 tahun.
b. Objektif -
Merasakan nyeri epigastik episodik dialami ketika makan berat dan tidak hilang setelahnya.
-
Pasien memiliki riwayat penggunaan piroksikam setiap hari.
-
Pasien diberikan obat antasida dan ranitidin namun tidak membaik
c. Assess Assessm ment -
Diagnosis menyatakan pasien positif terinfeksi bakteri Helicobacter bakteri Helicobacter pylori dan terjadi ulkus duodenum
d. Plan Penatalaksanaan terapi tukak tukak lambung dapat dilakukan dengan cara kombinasi terapi non farmakologi dan farmakologi. Untuk terapi non farmakologi meliputi : Hindari atau kurangi stress, merokok dan NSAID (termasuk piroksikam). Jika
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Terapi Farmakologi meliputi : Omeprazol, Klaritromisin dan Amoksisilin. PEMBAHASAN
Pada kasus di atas pasien laki-laki yang bernama Amir berusia 66 tahun mengalami ulkus duodenum yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter bakteri Helicobacter pylori (HP) yang ditandai dengan rasa nyeri pada perut. Pasien juga menyatakan bahwa nyeri epigastik episodik yaitu nyeri yang dirasa hilang timbul pada bagian perut. Gejala tersebut dialami ketika pasien makan berat dan rasa sakit tersebut masih ada setelah makan bahkan setelah minum obat. Pasien memiliki riwayat pengguna NSAID yaitu piroksikam setiap hari yang dapat memperparah ulkus. Pengobatan sebelumnya diberikan obat antasida dan ranitidin namun tidak membaik. Maka perlu adanya tujuan, sasaran dan strategi terapi. Tujuan terapi pada kasus di atas yaitu mengobati tukak dan mencegah kekambuahan tukak, dan mengurangi komplikasi. Sasaran terapi yaitu, Helicobacter yaitu, Helicobacter pylori dan ulkus. Strategi yang dilakukan yaitu, eradikasi HP, mengurangi sekresi asam lambung atau menetralkan asam lambung, dan melindungi mukosa lambung. Penatalaksanaan terapi pada kasus di atas dilakukan dengan cara kombinasi terapi non farmakologi dan farmakologi. 1. Terapi Non Farmakologi : -
Hindari atau kurangi stress, merokok dan NSAID (termasuk piroksikam). Jika piroksikam tetap digunakan, maka pilih dosis rendah, konsumsi bersama makanan.
-
Hindari makanan dan minuman (seperti : makanan pedas, kopi, alkohol) karena dapat menyebabkan dispepsia atau memunculkan gejala tukak.
2. Terapi Farmakologi -
Omeprazol Obat ini merupakan golongan PPI (Penghambat Pompa Proton). Penghambat pompa proton adalah senyawa subtitusi benzimidazol yang secara non reversible menghambat pompa proton sel parietal lambung, yakni K+/H+ ATPase. Obat ini efektif untuk pengobatan jangka pendek (4-8 minggu). Dari ulkus peptikum, ulkus duodenum, dan penyakit refluks gastroesofagus yang berat, dan efektif pula dengan
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Dosis : Dosis lazim untuk penderita tukak usus 12 jari atau tukak lambung ringan adalah 20 mg sehari. Penyembuhan dapat dilakukan setelah 4 minggu untuk penderita tukak usus 12 jari dan 8 minggu untuk penderita tukak lambung ringan. Pada kasus yang berat dosis dapat dinaikkan menjadi 40 mg sekali sehari. Efek Samping: Umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping berikut biasanya ringan dan bersifat sementara serta tidak mempunyai hubungan yang konsisten dengan pengobatan. Mual, sakit kepala, diare, konstipasi, kembung, ruam kulit, urtikaria, pruritus jarang terjadi. Interaksi Obat : Omeprazol dapat memperpanjang eliminasi diazepam, penitoin dengan warfarin. Dianjurkan untuk memantau penderita yang mendapat pengobatan warfarin atau atau fenitoin dan penurunan dosis warfarin atau fenitoin mungkin perlu jika Omeprazol ditambahkan pada pengobatan. Tidak ditemukan interaksi dengan teofilin, propanolol, metoprolol, lidokaina, kuinidina, amoksisilin atau antasida. Absorpsi Omeprazol tidak dipengaruhi oleh alkohol atau makanan. Perhatian : Apabila diduga ada tukak lambung, kemungkinan malignansi harus ditiadakan sebelum pengobatan dengan Omeprazol, karena dapat meringankan gejalagejala dan memperlama diagnosanya. -
Klaritromisin Merupakan
semi-sintetik
makrolida
antibiotik
kimia
yang
terkait
dengan
eritromisin. Hal ini efektif terhadap berbagai organisme bakteri, seperti Helicobacter seperti Helicobacter pylori, Streptococcus pneumoniae, pneumo niae, Mycoplasma pneumoniae, p neumoniae, Staphylococcus aureus, dan mycobacterium avium, avium, dan banyak lainnya. Mekanisme kerja yang terpenting adalah perintangan sintesis protein, sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi. Indikasi : Infeksi saluran pernafasan bagian atas & bawah, H. pylori, dan infeksi kulit & struktur kulit tanpa komplikasi. Kontra indikasi
: Hipersensitivitas.
Perhatian
: Gangguan hati. Wanita hamil dan menyusui.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Dosis : 7,5 mg/kg berat badan tiap 12 jam selama 5 hari.
-
Amoksisilin Amoksisilin termasuk antibiotik spektrum luas dalam kelompok penisilin. Zat aktif dalam amoksisilin (beta-laktam), mencegah sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat enzim DD-transpeptidase bakteri. Akibatnya, bakteri tidak dapat berkembang biak. Indikasi : Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif khususnya Helicobacter khususnya Helicobacter pylori. Dosis dewasa : Eradikasi Helicobacter pylori pylori : 1000 mg dua kali sehari, dikombinasikan dengan satu antibiotik lain dan dengan proton pump inhibitor atau H2 bloker. Kontraindikasi Kontraindikasi :
Amoksisilin
tidak
boleh
digunakan
pada
pasien
yang
hipersensitif/alergi terhadap penisilin. Pasien yang memiliki asma, eksim, gatal-gatal, atau demam mungkin berisiko lebih besar untuk reaksi hipersensitivitas terhadap amoksisilin dan penisilin pada umumnya. Amoksisilin harus digunakan dengan hati-hati bila Anda memiliki:
Gangguan ginjal, karena obat tersebut dibuang melalui mekanisme ginjal.
Penyakit saluran cerna, terutama kolitis, karena efeknya terhadap keseimbangan flora usus.
Leukemia limfatik, karena dapat mengembangkan ruam obat.
Infeksi virus aktif seperti CMV dan infeksi pernafasan viral.
Efek samping : Amoksisilin memiliki beberapa efek samping. Kebanyakan efek samping cukup ringan, namun meningkat menurut dosis dan lama penggunaan. Kebanyakan reaksi yang merugikan disebabkan oleh fakta bahwa amoksisilin tidak hanya membunuh bakteri patogen tetapi juga bakteri baik yang merupakan flora alami usus. Efek samping potensialnya meliputi mual dan muntah, sakit perut,
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Interaksi dengan obat lain : Amoksisilin dapat berinteraksi dengan obat lain, seperti aspirin, indometasin, sulfinpyrazone,
allopurinol,
antibiotik aminoglikosida, fenilbutazon, aminoglikosida, fenilbutazon, oxyphenbutazone kemungkinan mengurangi efektivitas pil ini).
probenesid, dan
pil
KB
(ada