KASUS SALAH CABUT GIGI DARI SEGI HUKUM
Kasus salah cabut gigi pernah terjadi di Indonesia oleh dokter gigi kita. Contoh kasusnya dapat kita ketahui dalam berita koran Tempo- Rabu, 08 Desember 200. !"ipik Riana #ulya, $2, melaporkan dokter dan Rumah %akit Keluarga Ibu dan &nak ke Kepolisian Resor #etro 'angerang 'angerang Kabupaten. Dia mengaku menjadi korban malpraktek cabut gigi. &kibat salah cabut tersebut, ibu rumah tangga yang tinggal di Kampung %ukabakti, Kelurahan Curug, Kecamatan Kecamata n Curug, Kabupaten 'angerang, ini mengalami pembengkakan gusi, in(eksi dan demam. "ipik menuduh Citra, dokter gigi di rumah sakit yang berlokasi di )alan Raya Curug itu melakukan kelalaian. !&da pelanggaran kode etik dan unsur pidana atau malpraktek yang dilakukan sang dokter,* kata kuasa hukum "ipik, #aju %imamorang, kepada +arta+an, Rabu 8-2. "ipik mengatakan, kesalahan dilakukan sang dokter dengan mencabut gigi paling belakang di rahang ba+ah kirinya. kirinya. !"adahal gigi yang semestinya dicabut yang berlubang dan letaknya nomor nomor tiga dari belakang,* katanya. /ingga saat ini "ipik mengaku masih kesulitan mengunyah makanan karena gusinya bernanah dan harus dilakukan operasi pembedahan untuk mencabut patahan gigi yang tertinggal di gusinya. "adahal cabut gigi dilakukan pada 1ktober lalu. "ipik adalah pega+ai training di bagian jaga ra+at inap rumah sakit tersebut dan langsung dipecat karena meminta pertanggungja+aban dari rumah sakit itu. !%aya dianggap mencemarkan nama baik rumah sakit karena menceritakan masalah ini kepada orang lain,* ucap "ipik. %ecara terpisah, pihak R% Keluarga Ibu dan &nak Curug membantah telah melakukan malpraktek. !%elama ini kami telah memberikan pelayanan terbaik dan sesuai %1" standard operational procedure,* ujar juru bicara rumah sakit itu, 'inton &l(atah.* "ada dasarnya, pelayanan di bidang Kedokteran igi melibatkan hubungan hukum antara pasien dan dokter gigi. %ehingga, tanggung ja+ab hukum dokter gigi terdiri dari hukum perdata, hukum pidana, 3ndang4undang, serta kode etik kedokteran gigi. Kasus salah cabut gigi ini telah melanggar hukum perdata. K3/ perdata merupakan hukum perjanjian. /ukum perjanjian menyangkut hak dan ke+ajiban. Dalam hal kasus salah cabut ini, telah dilanggar pasal 33 no. 25 tahun 200$ mengenai ke+ajiban dokter gigi, dimana salah satu ke+ajiban dokter gigi adalah memberi pelayanan kepada pasien dengan
baik. Dalam kasus salah cabut gigi ini, dokter gigi tidak memberikan pelayanan kepada pasien dengan baik, karena telah mencabut gigi pasien yang sebenarnya tidak dicabut. Dokter gigi telah lalai dalam memberikan pelayanan untuk pasien. &kibat dari salah cabut itu pun memberikan e(ek pembengkakan gusi, in(eksi, demam serta pasien masih kesulitan mengunyah makanan karena gusinya bernanah. %ehingga kasus ini juga dikenai pasal 677 yang mengatur tentang kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati4hati. erdasarkan, ketentuan pidana pasal 95 33"K 2005 apabila tidak memenuhi ke+ajiban sebagai dokter atau dokter gigi % maka akan dikenai sanksi penjara tahun atau denda Rp. 0 juta. %elain itu, dalam kasus salah cabut gigi ini, pasien mengatakan gigi yang semestinya dicabut yang berlubang dan letaknya nomor tiga dari belakang, tetapi sang dokter gigi melakukan kesalahan dengan mencabut gigi paling belakang di rahang ba+ah kiri pasien. sehingga, dapat ditarik kesimpulan bah+a tindakan medis tersebut tidak mendapat persetujuan dari pasien. 'indakan tersebut telah melanggar "asal $ 33 RI no. 25 tahun 200$ tentang setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi harus mendapat persetujuan tindakan kedokteran- kedokteran gigi. 'indakan medis yang tidak mendapat persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi tergolong tindakan penganiayaan, sehingga juga melanggar K3/"idana pasal 6. %elain itu, kasus ini juga telah melanggar 33 :o. 25 'ahun 200$ tentang praktek kedokteran mengenai hak pasien yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis serta pasal ayat kode etik kedokteran gigi yang berbunyi dalam memberikan pelayanan, dokter gigi di Indonesia +ajib bertindak e(isien, e(ekti(, dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
http;--metro.tempo.co-read-ne+s-200-2-08-086259$7-salah4cabut4gigi4dokter4dilaporkan4 malpraktek
buku >>