PEMILIHAN INDIKATOR AREA KLINIS (IAK), INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY,INDIKATOR AREA MANAJEMEN (IAM) DAN INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN A. INDIKATOR AREA KLINIS Indikator Area Klinis (IAK) Rumah Sakit Thursina meliputi : 1. IAK 1 (Asesmen nyeri terdokumentasi) 2. IAK 2 ( Penyampaian hasil laboratorium kritis kepada dokter pengirim) 3. IAK 3 ( Penyampaian hasil radiologi kritis kepada dokter pengirim) 4. IAK 4 ( Angka infeksi luka operasi) 5. IAK 5 ( Penggunaan antibiotik profilaksis 60 menit sebelum insisi operasi) 6. IAK 6 ( Kejadian nyaris cedera) 7. IAK 7 ( Pasien pasca pembiusan di trasnfer dari recovery room kamar operasi ke ruang rawat inap sesuai denga aldrette score) 8. IAK 8 ( Angka reaksi tranfusi ) 9. IAK 9 ( Tingkat kelengkapan RM resume medis) 10. IAK 10 ( Angka Phlebitis) 11. IAK 11 (Penelitian dengan Ethical Clearance) Indikator International LibraryRumah Sakit Thursina meliputi : 1. Pemberian aspirin pada pasien AMI dalam 24 jam sejak pasien datang ke rumah sakit 2. Pasien dengan stroke iskemik diberikan resep antitrombotik pada saat pulang 3. Dokumentasi pasien jatuh dengan atau tanpa luka di rawat inap 4. Pemberian ASI eksklusif bayi baru lahir selama perawatan di rumah sakit 5. Pemberian antibiotik profilaksis satu jam sebelum prosedur apendiktomi pada kasus apendisitis Indikator Area Manajemen (IAM) Rumah Sakit Thursina meliputi :
1. IAM 1 (Ketersediaan obat dan alat kesehatan di ruangan IGD) 2. IAM 2 ( Ketepatan waktu laporan rumah sakit (RL) 3. IAM 3 ( Kejadian tertusuk jarum suntik) 4. IAM 4 ( Penggunaan peralatan laparoscop di kamar operasi) 5. IAM 5 ( Persentase pasien yang mengisi formulir angket pasien di rawat inap) 6. IAM 6 ( Tingkat kepuasan karyawan) 7. IAM 7 ( Laporan 10 besar penyakit/demografi pasien) 8. IAM 8 ( Cost recovery rate) 9. IAM 9 (Edukasi hand hygine) Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) meliputi : 1. SKP I ( Ketepatan memasang gelang identitas) 2. SKP 2 ( Ketepatan melakukan TBK saaat menerima instruksi verbal melalui telepon) 3. SKP 3 ( Kepatuhan penyimpanan elektrolit konsentrat) 4. SKP 4 ( Surgical Safety Checklist) 5. SKP 5 ( Kepatuhan cuci tangan) 6. SKP 6 ( Angka pasien jatuh di rawat inap)
B. PROFIL INDIKATOR Indikator area klinis 1. Asesmen nyeri Indikator Dimensi mutu Tujuan Rasionalisasi Definisi operasional
Asesmen nyeri terdokumentasi Kenyamanan Tergambarnya pelaksanaan asesmen nyeri di rumah sakit yang didokumentasikan di rekam medis Nyeri merupakan salah satu keluhan terbanyak pasien dan merupakan tanda vital ke lima Asesmen nyeri adalah pengukuran tingkat nyeri yang dirasakan dan didokumentasikan dalam rekam medis
pasien meliputi penyebab, kualitas, lokasi, skala dan waktu nyeri yang dirasakan pasien pengumpulan 1 bulan
Frekuensi data Periode analisis Numerator
Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
3 bulan Jumlah asesmen nyeri yang didokumentasikan di rekam medis (lembar pengkajian awal keperawatan) Jumlah total sampel rekam medis yang diteliti Rekam medis 100 % Kasubag. ranap
2. Penyampaian hasil laboratorium kritis kepada dokter pengirim Indikator
Penyampaian hasil laboratorium kritis kepada dokter pengirim Dimensi mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya pelayanan penyampaian hasil laboratorium kritis kepada dokter pengirim Rasionalisasi Masih adanya hasil laboratorium kritis yang tidak segera dilaporkan kepada dokter pengirim sehingga menunda penegakan diagnosa. Definisi operasional Hasil laboratorium kritis adalah nilai abnormal di bawah atau di atas ambang normal yang berpotensi meningkatkan morbiditas dan mortalitas Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah hasil laboratorium kritis yang disampaikan kepada dokter pengirim Denominator Jumlah total hasil laboratorium kritis Sumber data Dokumen bagian laboratorium Standar 100% Penanggung jawab Kasubag. Laboratorium 3. Penyampaian hasil radiologi kriris kepada dokter pengirim Indikator Dimensi mutu Tujuan Rasionalisasi Definisi operasional
Penyampaian hasil radiologi kritis kepada dokter pengirim Keselamatan pasien Tergambarnya pelayanan penyampaian hasil radiologi kritis kepada dokter pengirim Masih adanya hasil radiologi kritis yang tidak segera dilaporkan kepada dokter pengirim sehingga menunda penegakan diagnosa. Hasil radiologi kritis adalah nilai abnormal di bawah atau di atas ambang normal yang berpotensi meningkatkan morbiditas dan mortalitas
Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah hasil radiologi kritis yang disampaikan kepada dokter pengirim Denominator Jumlah total hasil radiologi kritis Sumber data Dokumen bagian radiologi Standar 100% Penanggung jawab Kasubag. Radiologi 4. Angka Infeksi lukaoperasi Indikator Dimensi mutu Tujuan
Angka infeksi luka operasi Keselamatan Menggambarkan proses pelayanan dari sebelum pembedahan, saat pembedahan dan setelah pembedahan Rasionalisasi Semakin rendah angka infeksi semakin baik pelayanan yang diberikan Definisi operasional Infeksi luka operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit dan ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (rubor), pengerasan (dolor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3x24 jam Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 1 bulan Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi luka operasi dalam satu bulan Denominator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi bersih dalam satu bulan Sumber data Laporan PPI Standar ≤ 1,5 % Penanggung jawab PPI 5. Penggunaan antibiotik profilaksis 60 menit sebelum insisi operasi Indikator Dimensi mutu Tujuan Rasionalisasi Definisi operasional
Penggunaan antibiotik profilaksis 60 menit sebelum insisi operasi Efisiensi dan keselamatan Tergambarnya pelayanan operasi bedah dalam hal pemberian antibiotik profilaksis 60 menit sebelum prosedur insisi operasi Pemberian antibiotik profilaksis dilakukan di ruang perawatan dan seringkali melebihi 60 menit sebelum operasi Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang digunakan untuk pencegahan infeksi yang diberikan 60 menit sebelum insisi operasi. Insisi operasi adalah irisan yang dilakukan pada waktu prosedur operasi
Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah operasi yang diberikan antibiotik profilaksis ≤ 60 menit sebelum insisi dimulai Denominator Jumlah seluruh operasi Sumber data Rekam medis Standar 100 % Penanggung jawab Kasubag. Kamar Operasi 6. Kejadian Nyaris Cedera Indikator Dimensi mutu Tujuan Rasionalisasi Definisi operasional
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) Keselamatan Tergambarnya kejadian nyaris cedera di rumah sakit Kejadian KNC masih sering terjadi di rumah sakit KNC adalah semua insiden yang tidak menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dapat terjadi karena keberuntungan, karena pencegahan atau peringatan. Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari kejadian tidak diharapkan , KNC,KTC dan KPC pengumpulan 1 bulan
Frekuensi data Periode analisis Numerator Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
3 bulan Jumlah KNC yang dilaporkan selama satu bulan Jumlah seluruh KNC di rumah sakit Laporan Panitia PMKP 100 % Panitia PMKP
7. Pasien pasca pembiusan di tranfer dari recovery room ke ruang rawat inap sesuai dengan aldrette score Indikator Dimensi mutu Tujuan Rasionalisasi Definisi operasional
Pasien pasca pembiusan di transfer dari recovery room kamar operasi ke ruang rawat inap sesuai dengan aldrette score Keselamatan Tergambarnya pelaksanaan prosedur pemindahan pasien pasca pembiusan di RR ke ruang rawat inap berdasarkan aldrette score Dokumentasi aldrette score di ruang pemulihan kamar operasi belum dilakukan dengan baik Aldrette score adalah skor pemantauan pasca anestesi yang digunakan untuk menentukan kriteria pengeluaran pasien dari ruang pemulihan di kamar operasi
Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 tahun Numerator Jumlah pemindahan pasien dari ruang pulih kamar operasi ke ruang rawat inap dengan aldrette score 10 Denominator Jumlah seluruh pemindahan pasien dari ruang pulih kamar operasi ke ruang rawat inap Sumber data Rekam medis Standar 100% Penanggung jawab Kasubag. OK, SPI 8. Angka reaksi tranfusi Indikator Dimensi mutu Tujuan
Angka reaksi tranfusi Keselamatan Tergambarnya manajemen risiko pada pelayanan tranfusi darah Rasionalisasi Meminimalkan risiko kejadian reaksi tranfusi Definisi operasional Reaksi tranfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat tranfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat tranfusi, hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai atau gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian tranfusi darah Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah kejadian reaksi tranfusi dalam satu bulan Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendapat tranfusi dalam satu bulan Sumber data Register tranfusi rawat inap, Rekam medis Standar ≤ 0,01% Penanggung jawab Kasubag. Ranap 9. Tingkat kelengkapan RM Resume medis Indikator Dimensi mutu Tujuan
Tingkat kelengkapan RM Resume Medis Kesinambungan pelayanan dan keselamatan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medis Rasionalisasi Pengisian lembar resume medis pasien belum dilakukan dengan tertib oleh dokter Definisi operasional Resume medis yang lengkap adalah resume medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien, diagnosa masuk dan diagnosa akhir, tindakan selama di rumah sakit, terapi selama di rumah sakit, kondisi saat pulang, nama dan tanda tangan dokter Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan
Numerator Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
Jumlah resume medis yang diisi lengkap yang disurvey dalam 1 bulan Jumlah resume medis yang disurvey dalam 1 bulan Rekam medis 100% Kasubbag. Rekam Medis
10. Angka phlebitis Indikator Dimensi mutu Tujuan
Angka phlebitis Keselamatan Tergambarnya pelayanan pemasangan dan perawatan infus Rasionalisasi Masih tingginya angka phlebitis di rumah sakit Definisi operasional Phlebitis adalah infeksi jarum infus yang ditandai dengan oleh rasa panas (kalor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor) dan nyeri (dolor) dalam waktu lebih dari 3x24 jam Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah pasien yang mengalami phlebitis Denominator Jumlah total tindakan pemasangan infus Sumber data Laporan PPI, sensus harian rawat inap, rekam medis Standar ≤ 5 % (Panduan Survailan Univ.Padjajaran) Penanggung jawab PPI Indikator international library 1. Pemberian aspirin pada pasien AMI dalam 24 jam sejak pasien datang ke rumah sakit Indikator
Pemberian aspirin pada pasien ami dalam 24 jam sejak pasien datang ke rumah sakit Dimensi mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya penanganan kasus Acute Myocard Infark (AMI) sesuai standar ACLS 2013 Rasionalisasi Diagnosa AMI beberapa kali terlambat ditegakkan dan pemberian aspirin terkadang tidak diberikan pada kasus AMI yang seharusnya diberikan Penangan AMI sesuai standar ACLS 2013 (termasuk pemberian aspirin) dapat menurunkan derajad kerusakan jantung dan mengurang angka kematian Definisi operasional AMI adalah serangan jantung yang ditandai dengan gejala dan tanda klinis serta perubahan elektrokardiografi yang khas Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah pasien AMI yang mendapatkan terapi aspirin
Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
kurang dari 24 jam sejak kedatangan Jumlah total pasien AMI yang tidak memiliki kontraindikasi pemberian aspirin Rekam medis 100% Kelompok Staf Medis (KSM)
2. Pasien dengan stroke iskemik diberikan resep antitrombotik pada saat pulang Indikator
Pasien dengan stroke iskemik diberikan terapi antitrombotik pada saat pulang Dimensi mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya pasien stroke iskemik yang diberikan resep antitrombotik pada saat pulang Rasionalisasi 1. Pemberian antitrombotik pada pasien stroke iskemik belum menjadi hal yang rutin. 2. Pemberian antitrombotik dapat mencegah stroke ulang dan perburukan Definisi operasional Stroke iskemik adalah salah satu jenis stroke yang diakibatkan oleh sumbatan pembuluh darah Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah pasien stroke iskemik yang diberikan resep antitrombotik saat pulang Denominator Jumlah seluruh pasien stroke iskemik yang pulang Sumber data Rekam medis Standar 100% Penanggung jawab KSM 3. Dokumentasi pasien jatuh dengan atau tanpa luka di rawat inap Indikator
Dokumentasi pasien jatuh dengan atau tanpa luka di rawat inap Dimensi mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya dokumentasi pasien jatuh di rawat inap Rasionalisasi Dokumentasi kejadian pasien jatuh di rawat inap belum dilaksanakan secara maksimal Definisi operasional Dokumentasi pasien jatuh adalah kegiatan melakukan pencatatan kejadian jatuh, akibat yang timbul dan tindak lanjutnya dalam rekam medis Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah pasien jatuh yang didokumentasikan dalam RM Denominator Jumlah pasien jatuh di rawat inap Sumber data RM Standar 100% Penanggung jawab Panitia PMKP
4. Pemberian ASI eksklusif bayi baru lahir selama perawatan di rumah sakit Indikator Dimensi mutu Tujuan
Pemberian asi eksklusif bayi baru lahir di rumah sakit Keselamatan dan kontinyuitas pelayanan Tergambarnya pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir di rumah sakit Rasionalisasi ASI eksklusif belum menjadi pemahaman masyarakat luas. Banyak yang memberikan makanan tambahan pada bayi di bawah enam bulan. Pemberian ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan akan meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga akan jarang sakit Definisi operasional ASI eksklusif adalah pemberian diet hanya air susu ibu kepada bayi usia 0-6 bulan dalam hal ini selama bayi mendapat perawatan di rumah sakit Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif selama perawatan Denominator Jumlah seluruh bayi baru lahir Sumber data Register VK dan KIA Standar 100% Penanggung jawab Kasubag. VK dan KIA 5. Pemberian antibiotik profilaksis satu jam sebelum insisi operasi Indikator
Pemberian antibiotik profilaksis satu jam sebelum insisi operasi Dimensi mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya pelayanan bedah dalam hal pemberian antibiotik profilaksis satu jam sebelum prosedur insisi operasi Rasionalisasi Pemberian antibiotik profilaksis dilakukan di ruang perawatan dan seringkali melebihi 60 menit sebelum operasi Definisi operasional Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang digunakan untuk pencegahan infeksi yang diberikan 60 menit sebelum operasi Insisi adalah irisn yang dilakukan pada wakatu prosedur operasi Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah operasi yang diberikan antibiotik profilaksis 60 menit sebelum irisan dimulai Denominator Jumlah seluruh operasi Sumber data Rekam medis Standar 100% Penanggung jawab Kasubag. Kamar Operasi
Indikator area manajemen 1. Ketersediaan obat dan alat kesehatan di ruang IGD Judul Dimensi Mutu Tujuan
Ketersediaan obat dan alat kesehatan di ruang IGD Keselamatan pasien di rumah sakit Tergambarnya ketersediaan obat dan alat kesehatan life saving di ruang IGD ketika dibutuhkan Rasionalisasi Beberapa kali terjadi kegawatan di IGD namun tidak ditemukan obat dan alat kesehatan yang diperlukan di IGD sehingga mengganggu pelayanan dan tidak dilakukan pertolongan standar. Definisi Operasional Ketersediaan obat dan alat kesehatan di ruang IGD meliputi ketersediaan obat-obatan dan peralatan life saving yang siap digunakan di IGD Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan C (Circulation), A (Airway), B (Breathing), D (Drugs) (ACLS 2013) Frekwensi Pengumpuan 1 bulan Data Periode Analisa 3 bulan Numerator Jumlah seluruh tindakan life saving di IGD dikurangi jumlah tindakan life saving di IGD yang tertunda atau tidak terpenuhi pelayanannya karena obat dan alat life saving yang tidak tersedia di IGD Denominator Jumlah seluruh tindakan life saving di IGD Sumber Data (Inklusi Data laporan pelayanan IGD, Rekam medis, Audit SPI &eksklusi) Standar 100% PJ Pengumpul Data Kepala Instalasi IGD dan SPI 2. Ketepatan waktu laporan rumah sakit (RL) Indikator Dimensi mutu Tujuan Rasionalisasi
Ketepatan waktu laporan rumah sakit (RL) Tertib administrasi Tertib administrasi rumah sakit Laporan RL tepat waktu diperlukan oleh Dinas Kesehatan dan Kementrian Kesehatan untuk menetapkan pola penyebaran penyakit dan pelayanan kesehatan di masyarakat Definisi operasional Ketepatan waktu dalam melaporkan rekapitulasi laporan (RL) rumah sakit sesuai dengan batas waktunya (bulanan, tahunan atau up to date) Frekuensi pengumpulan Bulanan, tahunan atau up to date sesuai ketentuan data masing-masing RL Periode analisis 1. RL bulanan dan up to date dianalisis setiap 3 bulan sekali 2. RL tahunan dianalisis setiap tahun sekali Numerator Laporan RL tepat waktu Denominator Laporan RL total Sumber data Register ekspedisi pengiriman RL
Standar Penanggung jawab
100 % Kasubag. Rekam Medis dan Pendaftaran
3. Kejadian tertusuk jarum suntik Indikator Dimensi mutu Tujuan
Kejadian tertusuk jarum suntik Keselamatan kerja Menggambarkan kejadian kecelakaan kerja karena tertusuk jarum Rasionalisasi Laporan kejadian tertusuk jarum akan mengaktifkan prosedur insiden keselamatan kerja untuk meminimalkan efek buruk yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja tersebut serta meningkatkan kewaspadaan petugas Definisi operasional Jumlah kejadian tertusuk jarum pada petugas di rumah sakit Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah kejadian tertusuk jarum yang dilaporkan Denominator Jumlah kejadian tertusuk jarum yang disurvay Sumber data Dokumen PPI dan IKP Standar 100 % Penanggung jawab PPI, PMKP 4. Persentase pasien yang mengisi angket pasien ranap Indikator
Persentase pasien yang mengisi formulir angket pasien di rawat inap Dimensi mutu Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan rumah sakit Tujuan Menggambarkan tingkat kemauan pasien dan keluarga pasien di rawat inap dalam memberikan penilaian terhadap pelayanan di rumah sakit yang pada akhirnya akan mewakili harapan dan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan yang diberikan Rasionalisasi Data tingkat keterisian formulir angket rawat inap bulan Januari 38%, Februari 24%, Maret 23%, April 44%.Jumlah angket yang diisi oleh pasien atau keluarga pasien di rawat inap masih dibawah standar sehingga kurang mewakili harapan dan kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan yang diberikan di rumah sakit Definisi operasional Jumlah pasien dan atau keluarga pasien yang mengisi formulir angket pasien di rawat inap terhadap jumlah total pasien rawat inap Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis Tiap 3 bulan Numerator Jumlah pasien rawat inap yang mengisi kuisioner rawat inap
Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
Jumlah total pasien rawat inap yang disurvay Laporan PKRS 100 % SPI
5. Tingkat kepuasan karyawan Indikator Dimensi mutu Tujuan
Tingkat kepuasan karyawan Efisiensi, kenyamanan Menggambarkan tingkat kepuasan karyawan terhadap rumah sakit Rasionalisasi Tingkat kepuasan karyawan akan memberi dampak bagi kinerja karyawan di rumah sakit Definisi operasional Kepuasan karyawan adalah pernyataan puas oleh karyawan terhadap rumah sakit Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah karyawan yang puas Denominator Jumlah total karyawan yang disurvei Sumber data Laporan SPI Standar ≥ 90 % Penanggung jawab SPI 6. Laporan 10 besar penyakit (demografi pasien) Indikator Dimensi mutu Tujuan
Laporan 10 besar penyakit (demografi pasien) Peningkatan mutu Menggambarkan pola penyebaran penyakit di rumah sakit dan masyarakat Rasionalisasi Demografi pasien dapat digunakan oleh tim manajemen untuk menyiapkan kompetensi SDM, sarana prasarana, perbekalan farmasi dan rencana pengembangan pelayanan rumah sakit Definisi operasional Sepuluh besar penyakit terbanyak yang dilayani di rumah sakit dari rawat inap dan rawat jalan Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Laporan sepuluh besar penyakit yang dilaporkan Denominator Laporan sepuluh besar penyakit yang seharusnya Sumber data Register rajal dan register ranap, dokumen rekam medis Standar 100% Penanggung jawab Kasubag. Rawat jalan dan Kasubag. Rawat Inap 7. Cost Recovery Rate Indikator Dimensi mutu
Cost Recovery Rate Efektifitas dan efisiensi
Tujuan Rasionalisasi
Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan rumah sakit Cost recovery rate yang memenuhi standar menunjukkan kinerja dan tingkat keamanan dan kesehatan keuangan rumah sakit yang dapat digunakan untuk perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Definisi operasional Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu tertentu Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan Denominator Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan Sumber data Laporan operasional bulanan Standar ≥ 60% Penanggung jawab Bagian keuangan 8. Edukasi hand hygiene Indikator Dimensi mutu Tujuan
Edukasi hand hygiene Keselamatan Menggambarkan kegiatan rumah sakit dalam memasyarakatkan hand hygiene Rasionalisasi Hand Hygiene merupakan salah satu cara efektif untuk meminimalkan risiko infeksi di rumah sakit pada khususnya dan masyarakat pada umumnya Definisi operasional Edukasi hand hygiene adalah kegiatan pemberian pendidikan tentang cuci tangan kepada karyawan, pasien, keluarga pasien dan pengunjung pasien serta masyarakat luas Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah kegiatan edukasi hand hygiene yang dilakukan Denominator Jumlah kegiatan edukasi hand hygiene yang seharusnya dilakukan Sumber data Laporan PPI Standar 100 % Penanggung jawab PPI
Indikator sasaran keselamatan pasien (SKP) 1. Ketepatan memasang gelang identitas (SKP 1) Indikator Dimensi mutu Tujuan
Ketepatan memasang gelang identitas Keselamatan pasien Tergambarnya ketepatan pemasangan gelang identitas pasien di rumah sakit
Rasionalisasi
Belum pernah dilakukan pemasangan gelang pasien Pemasangan gelang akan memudahkan dalam proses identifikasi dan akan meningkatkan keselamatan pasien Definisi operasional Ketepatan pemasangan gelang meliputi : 1. Tepat lokasi 2. Tepat isi identitas 3. Tepat warna Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah pasien yang dipasangi gelang dengan tepat Denominator Jumlah total pasien memakai gelang yang disurvey Sumber data Dokumen Panitia PMKP Standar 100% Penanggung jawab Panitia PMKP 2. Ketepatan melakukan TBK saat menerima instruksi verbal melalui telepon (SKP 2) Indikator
Ketepatan melakukan TBK saat menerima instruksi verbal melalui telepon Dimensi mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya ketepatan dalam melakukan TBK saat menerima instruksi verbal melalui telepon Rasionalisasi Pelaksanaan TBK belum dilakukan secara maksimal. Implementasi TBK dengan baik akan meningkatkan kualitas komunikasi sekaligus mengurangi sebanyak mungkin kemungkinan kejadian mis-komunikasi sehingga dapat mencegah terjadinya insiden terhadap pasien. Definisi operasional Ketepatan melakukan TBK saat menerima instruksi verbal meliputi : 1. Tulis saat menerima instruksi (T) 2. Baca instruksi setelah pemberi instruksi selesai (B) 3. Mengeja instruksi obat golongan LASA (B) 4. Konfirmasi untuk menyatakan kebenaran instruksi (K) 5. Konfirmasi ulang pada saat bertemu dengan pemberi instruksi (K) Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah instruksi per telepon yang dilakukan TBK dengan tepat Denominator Jumlah seluruh instruksi per telpon yang disurvey Sumber data Dokumen Panitia PMKP Standar 100% Penanggung jawab Panitia PMKP
6. Kepatuhan penyimpanan elektrolit konsentrat (SKP 3)
Indikator Dimensi mutu Tujuan
Ketepatan penyimpanan elektrolit konsentrat Keselamatan pasien Tergambarnya ketepatan dalam melakukan penyimpanan elektrolit konsentrat di rumah sakit Rasionalisasi Peningkatan kontrol persediaan obat high alert dan keselamatan pasien di rumah sakit Definisi operasional Kepatuhan penyimpanan elektrolit konsentrat meliputi: 1. Pemberian label high alert pada kemasan ditempat yang ditentukan 2. Elektrolit konsentrat KCl tidak boleh disimpan di ruang rawat inap 3. Elektrolit konsentrat KCl boleh disimpan di farmasi, di bagian IGD dan OK dengan jumlah yang dibatasi Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah bagian yang patuh melakukan penyimpanan elektroit konsentrat dengan tepat Denominator Jumlah seluruh bagian yang menyimpan elektrolit konsentrat Sumber data Dokumen Panitia PMKP Standar 100% Penanggung jawab Panitia PMKP 4. Surgical safety checklist (SKP 4) Indikator Dimensi mutu Tujuan
Surgical Safety Cheklist Keselamatan pasien Tergambarnya kepatuhan dan kelengkapan pengisian lembar surgical safety checklist di kamar operasi Rasionalisasi Implementasi dokumen surgical safety checklist belum dilaksanakan secara maksimal Definisi operasional Surgical safety checklist atau ceklis keselamatan bedah merupakan lembar ceklis yang digunakan oleh tim operasi dalam melakukan prosedur bedah di kamar operasi untuk meningkatkan keselamatan pasien bedah, meliputi : 1. Ketepatan pengisian lembar ceklis keselamatan bedah 2. Kelengkapan pengisian lembar ceklis keselamatan bedah Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah ceklis keselamatan bedah yang diisi dengan
Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
tepat dan lengkap Jumlah ceklis keselamatan bedah yang disurvey Dokumen Panitia PMKP 100% Panitia PMKP
3. Kepatuhan cuci tangan (SKP 5) Indikator Dimensi mutu Tujuan
Kepatuhan cuci tangan Keselamatan pasien Tergambarnya kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan pada saat yang ditentukan sesuai standar Rasionalisasi Kepatuhan dalam cuci tangan merupakan salah satu cara efektif untuk menurunkan risiko infeksi di rumah sakit Definisi operasional Kepatuhan melakukan cuci tangan adalah kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan pada saat : 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sebelum melakukan prosedur aseptis 3. Setelah kontak dengan pasien 4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien Ketepatan cuci tangan meliputi : 1. Tepat 6 langkah membersihkan enam area cuci tangan 2. Tepat waktu dalam melakukan cuci tangan Frekuensi pengumpulan 1 bulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jumlah petugas yang patuh dan tepat melakukan cuci tangan sesuai dengan standar yang ditetapkan Denominator Jumlah petugas yang disurvay dalam kepatuhan dan ketepatan melakukan cuci tangan Sumber data Dokumen Panitia PMKP Standar 100% Penanggung jawab Panitia PMKP 4. Angka pasien jatuh di rawat inap (SKP 6) Indikator Dimensi mutu Tujuan Rasionalisasi Definisi operasional
Angka pasien jatuh di rawat inap Keselamatan pasien Tergambarnya kejadian pasien jatuh di rawat inap Dokumentasi kejadian pasien jatuh di rawat inap belum dilaksanakan secara maksimal Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian yang
mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka pengumpulan 1 bulan
Frekuensi data Periode analisis Numerator Denominator Sumber data Standar Penanggung jawab
3 bulan Jumlah pasien jatuh di rawat inap Jumlah total pasien rawat inap Dokumen Panitia PMKP 100% Panitia PMKP