PERBANDINGAN GLOMERULUS FI LTRATION RATE (GFR) MENGGUNAKAN METODE COCKROAF-GAULT DAN METODE CLEARANCE CLEARANCE CREATINI CREATINI NE URIN 24 JAM PADA PASIEN GAGAL URIN
GINJAL KRONIK YANG DIRAWAT DI SMF PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
Intan Putri Prayitno Universitas Lampung
Abstrak Penyakit Penyakit ginjal kronik adalah adalah suatu proses patofisiologis patofisiologis dengan etiologi yang beragam, beragam, mengakibatkan mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Glomerulus Filtration Rate (GFR) digunakan secara
luas sebagai indeks fungsi ginjal yang dapat diukur secara tidak langsung dengan perhitungan klirens ginjal. Pada tahun 2006, diperkirakan jumlah penderita gagal ginjal kronik di indonesia sebanyak 150 ribu pasien. Dari jumlah total pasien tersebut 15% berusia 15-34 tahun, 49% berusia 35-55 tahun dan 36 % berusia diatas 56 tahun. Pengukuran klirens kreatinin dapat dilakukan dengan menggunakan urin tampung 24 jam atau dapat juga berdasarkan perhitungan menggunakan formula. National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) merekomendasikan pengukuran LFG pada orang dewasa menggunakan formula Cockroft-Gault. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan GFR menggunakan metode Cockroaf-Gault dan dan metode Clearance Creatinine Creatinine Urin 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di Rumah Sakit Abdul Moeloek . Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik. Jumlah sampel didapat 31 berdasarkan perhitungan rumus sampel analisis bivariat. Dari hasil penelitian didapatkan mean 4,1822584 pada hasil GFR menggunakan metode Cocroaf-Gault Cocroaf-Gault dan mean 2,5670266 pada hasil GFR menggunakan Clearance Creatinine urin 24 jam. Dan setelah melakukan analisa statistik menggunakan uji t berpasangan didapatkan nilai significancy nilai significancy (Sig(2-tailed)) (Sig(2-tailed)) 0,000 (p < 0,05) artinya terdapat perbedaan hasil GFR yang bermakna pada hasil GFR dengan menggunakan metode Cockroaf-Gault dan hasil GFR Clearance Creatinine urin 24 jam.
Kata kunci : Glomerulus Filtration Rate (GFR), Gagal Ginjal, Cockroaf-Gault, Clearance Creatinine
2
COMPARISON A GLOMERULUS FILTRATION RATE ( GFR ) USES THE METHOD COCKROAF-GAULT AND METHODS OF CLEARANCE CREATININE URINE 24 HOURS IN PATIENTS TREATED IN THE KIDNEY FAILURE OF A CHRONICLE SMF A DISEASE IN ABDUL MOELOEK HOSPITAL
Intan Putri Prayitno Lampung University
Abstract
Diseases of the kidneys of a chronicle is a process patofisiologis with ætiology being diversified, resulting in a decline progressive, kidney function and generall y ending with kidney failure. A glomerulus filtration rate (GFR) used widely as an index kidney function that can be measured indirectly by calculation klirens the kidney. In 2006, it is estimated that the number of patients with renal failure of a chronicle in indonesia as many as 150 thousands of patients. Of the total amount of the patient 15 % aged 15-34 years, 49 % a.s 35-55 years and 36 % ' s over 56 years. The measurement of klirens creatinin can be conducted by the use of urine capacity of the 24 hours or may be based on a calculation using a formula. National kidney foundation kidney disease outcome quality initiative (NKF/KDOQI) recommended the measurement of lfg on an adult person uses formulæ cockroft-gault. The aim of this research is to find out comparison gfr uses the method cockroaf-gault and methods of clearance creatinine urine 24 hours in patients kidney failure of a chronicle of being treated at hospital abdul moeloek. This research using design research analytic. The number of samples acquired 31 based on a calculation formula samples bivariat analysis. Of the results obtained mean 4,1822584 on the outcome of gfr uses the method cocroafgault and mean 2,5670266 on the outcome of gfr using clearance creatinine urine 24 hours. And after doing statistical analysis using test t pairs obtained value significancy ( sig ( 2-tailed 0,000 ) ) (p<0,05 ) means that there are differences results gfr meaningfui on the outcome of gfr by using the method cockroaf-gault and results gfr clearance creatinine urine 24 hours.
Keyword : Glomerulus Filtration Rate (GFR), Chronic Renal Failure, CockroafGault, Clearance Creatinine
3
I.
Pendahuluan
Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk mengeluarkan hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal yang dapat diukur secara tidak langsung dengan perhitungan klirens ginjal. Menurut laporan tahunan dari Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI) pada tahun 2006, diperkirakan jumlah penderita gagal ginjal kronik di indonesia sebanyak 150 ribu pasien. Dari jumlah total pasien tersebut 15% berusia 15-34 tahun, 49% berusia 35-55 tahun dan 36% berusia diatas 56 tahun (Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI, 2008). Penanda yang digunakan untuk mengukur klirens ginjal dapat berasal dari senyawa endogen seperti kreatinin, urea, dan cystatinC, dapat juga yang berasal dari senyawa eksogen seperti inulin, iohexol dan beberapa senyawa radio katif. Di antara beberapa senyawa tersebut yang paling sering digunakan adalah pengukuran klirens kreatinin. Pengukuran klirens kreatinin dapat dilakukan dengan menggunakan urin tampung 24 jam atau dapat juga berdasarkan perhitungan menggunakan formula. National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) merekomendasikan pengukuran LFG pada orang dewasa menggunakan formula Cockroft-Gault dan Modification of Diet in Renal Disease (Sennang et al ., 2005; & NKF KDOQI, 2000). Pengukuran klirens kreatinin dari urin tampung 24 jam kurang praktis dan tidak tepat untuk lansia. Perhitungan klirens kreatinin dari kreatinin serum merupakan
pemeriksaan
yang
murah,
sederhana,
nyaman,
dan
hanya
menggunakan sampel darah tunggal (Anonim, 2002; Tam, 2000). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan suatu permasalahan penelitian yaitu bagaimanakah perbandingan fungsi ginjal yang dinilai dengan Glomerulus Filtration Rate (GFR) menggunakan metode Cockroaf-Gault dan metode Clearance Creatinine Urin 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek ?
4
II.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik. Pengambilan sampel dan data penelitian dilakukan di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung, pemeriksaan sampel juga dilakukan di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung
tepatnya di Laboratorium Patologi Klinik. Keseluruhan
penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012. Data primer dan data skunder yang didapatkan dilakukan kegiatan pengkodean, data entri dan editing. Program komputer yang digunakan untuk pembuatan data base dan penyimpanan dengan Microsoft Excel. Kemudian di uji dengan analisis statistik menggunakan program spss for windows ver 17. Pengolahan data penelitian dilakukan secara deskriptif. Uji statistik yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov test dan uji paired t-test . Hasil signifikan bila p < 0,05.
III.
Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan penelitian diperoleh data hasil penelitian terhadap pasien gagal ginjal kronik yang dirawat inap di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Didapat 32 sampel pasien gagal ginjal kronik yang terdiri dari 18 orang (58,1%) pasien wanita dan 13 orang (41,9%) pasien pria. Tabel Hasil Pemeriksaan Glomeru lu s F il trati on Rate (GF R) Menurut Rumus Cockroaf-Gault Yang Di Kelompokkan Berdasarkan Stage Menurut The Ki dney Outcomes Quali ty I ni tiative (K/DOQI ) Pasien Gagal Ginjal Yang Dirawat Inap Di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Stage GFR Menggunakan Metode Cockroaf-Gault
Stage
Frequency
Percent
5
31
100.0
5
Tabel Hasil Pemeriksaan Glomerulus Filtration Rate (GFR) Urin 24 Jam Yang Di Kelompokkan Berdasarkan Stage Menurut Th e Ki dney Outcomes Pasien Gagal Ginjal Yang Dirawat Inap Di SMF Quality In itiative (K/DOQI) Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Stage GFR Clear ance Creatin in e Urin 24 Jam
Stage
Frequency
Percent
4
1
3.2
5
30
96.8
Total
31
100.0
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Std. Error Deviation Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Pair GFR Cockroaf- 4.3044976 1.0828233 .194480 3.9073148 4.7016804 22.133 30 1 Gault -7 5 81 6 8 GFR_24_TRA NS
Setelah
dilakukan
uji
komparatif
T
berpasangan
diperoleh
nilai
significancy (Sig(2-tailed)) 0,000 (p < 0,05) artinya terdapat perbedaan hasil GFR yang bermakna pada hasil GFR dengan menggunakan metode Cockroaf-Gault dan hasil GFR Clearance Creatinine urin 24 jam . Pembahasan
Dari 31 pasien gagal ginjal kronik yang Glomerulus Filtration Rate (GFR) – nya dihitung menggunakan metode Cockroaf-Gault dan metode Clearance
Sig. (2tailed) .000
6
Creatinine urin 24 jam didapatkan 31 pasien pada stage 5 dengan perhitungan GFR menggunakan metode Cockroaf-Gault dan terdapat 30 pasien pada stage 5 dan 1 pasien pada stage 4 dengan perhitungan GFR menggunakan Clearance Creatinine urin 24 jam. Dan didapatkan mean 4,1822584 pada hasil GFR menggunakan metode Cocroaf-Gault dan mean 2,5670266 pada hasil GFR menggunakan Clearance Creatinine urin 24 jam. Setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji T berpasangan didapatkan hasil p= 0,00001 (p < 0,05) sehingga disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil GFR yang dihitung menggunakan metode Cockroaf-Gault dan menggunakan metode Clearance Creatinine urin 24 jam. Padahal didapatkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh E. Rimon dkk pada tahun 2002 sampai 2003 tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara GFR yang dihitung menggunakan Clearance Creatinine urin 24 jam dengan GFR menggunakan rumus Cockroaf-Gault, MDRD dan Jellieff. Penelitiaan yang dilakukan oleh E. Rimon dkk hanya dilakukan pada pasien yang usianya diatas 80 tahun dengan kadar creatinin serum kurang dari 2,5 mg/dl. Dan pada penelitian sebelumnya oleh Somsook dkk pada tahun 2008 sampai 2009 tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara GFR yang dihitung dengan metode Cockroaf-Gault dan metode Ckearance Creatinine urin 24 jam., bahkan Somsook mendapatkan korelasi tingkat sedang antara keduanya. Perbedaan bermakana pada penelitian ini kemungkinan terjadi akibat kesalahan dalam pengumpulan urin 24 jam oleh peneliti, peneliti kurang menjalin kerjasama kepada perawat dan dokter muda yang berjaga diruang rawat inap penyakit dalam, hal ini dapat mengaburkan jumlah urin 24 jam yang tertampung pada urine bag pasien yang memakai kateter, pada pasien yang tidak memakai kateter . Hampir seluruh pasien gagal ginjal kronik yang dirawat inap di SMF penyakit dalam merupakan pasien yang telah melakukan hemodialisa dan mengalami penurunan keadaan umum sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit. Karena hal tersebut, pasien gagal ginjal kronik menghasilkan sedikit urin selama 24 jam. Selain itu, pengukuran kreatinine serum dapat dipengaruhi oleh diet protein, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Baron pada tahun 2001
7
bahwa kadar kreatinin yang tinggi menimbulkan rasa mual, muntah dan selera makan yang menurun (anoreksia). Kondisi ini menyebabkan asupan protein penderita gagal ginjal kronik tidak adekuat, sehingga terjadi malnutrisi protein. Penderita gagal ginjal kronik dengan asupan protein yang tidak cukup tubuh cenderung akan menggunakan simpanan protein dalam otot sehingga akan terjadi katabolisme
protein.
Pemecahan
protein
darah
yang
berlebihan
akan
menyebabkan peningkatan kadar ureum dan kadar kreatinin dalam darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pusparini pada tahun 2007, penggunaan rumus Cockcroft-Gault untuk menghitung klirens kreatinin pada penderita dengan fungsi ginjal yang rendah yaitu kurang dari 20 mL/menit dan antara 20 – 40 mL/menit hasilnya mendekati nilai klirens kreatinin dengan pengukuran, sedangkan pada penderita dengan fungsi ginjal > 40 mL/menit penggunaan rumus Cockcroft dan Gault menunjukkan hasil klirens yang lebih rendah dibandingkan klirens kreatinin hasil pengukuran menggunakan Inulin. Hal ini menunjukkan klirens kreatinin dengan rumus Cockcroft-Gault lebih mendekati hasil klirens kreatinin pada kondisi fungsi ginjal yang sudah sangat rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti. Didapat seluruh pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di smf penyakit dalam berada pada stage 5 (GFR <15 ml/min/1,73 m2). Dan sesuai juga dengan hasil penelitian Sennang et al .(2005) menunjukan adanya perbedaan rerata nilai klirens kreatinin pada dewasa sehat yang diukur dengan menggunakan formula Cockroft-Gault dan Urin 24 Jam (Sennang et al , 2005; Tam, 2000). Namun hasil penelitian ini secara klinis tidak terdapat perbedaan yang bermakna karena baik hasil perhitungan GFR menggunakan metode CockroafGault maupun metode Clearance Creatinine urin 24 jam tedapat pada stage 5 (GFR <15 ml/min/1,73 m2) hanya terdapat 1 hasil pada stage 4 (GFR 15-29 ml/min/1,73
m2)
dengan
perhitungan
menggunakan
metode
Clearance
Creatinine urin 24 jam dengan GFR sebesar 18,69 ml/menit. Selain itu pada penentuan jumlah sampel dicantumkan xi-x2 sebesar 0,7 sedangkan ditemukan pada penelitian sebesar 0,7943 sehingga dapat disimpulkan juga bahwa secara klinis tidak terdapat perbedaan yang bermakna.
8
Sesuai saran yang diberikan oleh National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) pada tahun 2000 yaitu, pengukuran klirens kreatinin dapat dilakukan dengan menggunakan urin tampung 24 jam atau dapat juga berdasarkan perhitungan menggunakan formula CockroftGault dan Modification of Diet in Renal Disease.
IV.
Simpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan yang bermakna antara Laju Filtrasi Glomerulus yang dihitung menggunakan rumus Cockroaf-Gault dengan Laju Filtrasi Glomerulus menggunakan urine 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. 2. Hasil rata-rata Laju Filtrasi Glomerulus yang dihitung menggunakan rumus
Cockroaf-Gault
lebih
tinggi
dibandingkan
Laju
Filtrasi
Glomerulus menggunakan urine 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Saran
Untuk pihak Universitas Lampung : 1. Dapat dilakukan penelitian dengan pengambilan sampel serum dan urine 24 jam secara bersamaan agar dapat menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat pada pasien gagal ginjal kronik. 2. Dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan sampel pasien gagal ginjal kronik yang dirawat jalan di poli penyakit dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung yang belum melakukan cuci darah atau hemodialisa.
9
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar penentuan jumlah sampel lebih diperhatikan dan jumlah sampel yang lebih banyak agar lebih memperkuat penelitian ini tentang Laju Filtrasi Glomerulus yang dihitung menggunakan rumus Cockroaf-Gault dengan Laju Filtrasi Glomerulus menggunakan urine 24 jam pada pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. 4. Diperlukan edukasi yang lebih mendalam kepada pasien dan keluarga sebelum melakukan pengambilan sampel urin pada pasien gagal ginjal kronik yang dirawat di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek agar peneliti mendapatkan sampel urine yang lebih akurat. 5. Diperlukan kerjasama yang baik antara peneliti dan staf ruangan rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Abdul Moeloek agar sampel yang diambil dapat lebih akurat. 6. Diperlukan wadah penampung urin yang lebih baik khususnya pada pasien wanita, agar urin yang tertampung volumenya sesuai dengan yang sebenarnya dan lebih akurat.
Daftar Pustaka
E. Rimon, N. Kagansky, L. Cojojaru, J. Gindin, a. Schattner. Can creatinine clearance be accurately predicted by formulae in octogenarian in patients. Geriatric Department and Department Internal Medicine A. Kapla Fenty. “Laju Filtrasi Glomerulus Pada Lansia Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Dengan Formula Cockroft-Gault, Cockroft-Gault Standardisasi, Dan Modification Of Diet In Renal Disease”. 2011. Jurnal Penelitian No. 30. Hlm. 217-226. Fenty & Mulyono H. “Peningkatan Kadar Kreatinin Serum Sebagai Indikator Disfungsi Renal pada Hipertensi”. 2008. Jurnal Penelitian No. 23. Hlm. 57-63.n. Qj Med 2004;97:281-287. National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) Guidelines. 2000. Estimation of GFR.www.kdoqi.org. Pranawa. Pengendalian Tekanan Darah dan Perlindungan Organ Target : Hasil Uji Klinis. Dalam : Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Penyakit Dalam III. 2003. Banjarmasin Prodjosudjadi W, Lydia A. Penatalaksanaan Anemia Pada Gagal Ginjal Kronik. Dalam : Simposium Current Diagnosis and Treatment. 2001. Hotel Borobudur, Jakarta Rahardjo. Penyakit Gagal Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi III. Jakarta; BPFKUI 1996; 581-608
10
Rani, Azis A, Soegondo Sidartawan. Standar Pelayanan Medik. Edisi Khusus. 2005. PB PAPDI, Jakarta; 152-155 Raine, Anthony E. G, Ute Schwarz dan Eberhard Ritz. Hypertension and Cardiac Problems dalam Oxford Textbook of Clinical Nephrology (3-Volume Set) 2nd edition(e-book version). Editor : Alex M. Davison et al. Oxford University Press, Inggris. 1998; p 110 Rajavel, Sudha M.D, Rosanna Yuk-Kuen Kao, MD,PhD.Neprology and Urology : Chronic Renal Failure. Available athttp://www.v.org/adult/provider/familymedicine.com. Last updated Maret 21, 2004 Roesma, J. Peranan Gizi Pada Penanggulangan Konservatif Gagal Ginjal Kronis. 1992. Perhimpunan Nefrologi Indonesia, Jakarta Suardjono, Aida Lydia. Gagal Ginjal Kronik. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3. 1999. FKUI, Jakarta; 427-437 Supandiman, Iman. Anemia Pada Gagal Ginjal Kronik. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 1998. Balai Penerbit FKUI, Jakarta Sidabutar, RP Suharjan. Gagal Ginjal Kronis. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 1998. Balai Penerbit FKUI, Jakarta Sidabutar, RP. Hipertensi Esensial. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 1998. Balai Penerbit FKUI, Jakarta Sloan, Elizabeth. Diet in Renal Failure. Available athttp://
[email protected] (online). Last updated Maret 19, 2003 Skorecki, Karl, Jacob Green dan Barry M. Brenner. Chronic Renal Failure dalam Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th Edition(e-book version). Editor : Dennis L. Kasper et al. McGraw-Hill, USA. 2004; p 1703 Sennang, N., Sulina, Badji, A., Hardjoeno. . “Laju Filtrasi Glomerulus pada Orang Dewasa Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Menggunakan Persamaan Cockroft-Gault dan Modification of Diet in Renal Disease”. 2005. J.Med.Nus vol 24, No. 2. Hlm. 80-84. Tam, T.C. Obtaining Creatinine Clearance in a Group of Out- Patient Elderly People. 2000. J.H.K.Geriatric Soc. 10. Pp.13-15. Tidman M., Sjostrom P., & Jones, I. A Comparison of GFREstimating Formulae Based Upon s-Cystatin C and screatinine and a Combination of two. 2008. Nephrol Dial Transplant 23. Pp. 154-160. Vemelli, Mauro M.D. Chronic Renal Failure. Available athttp://www.eMedicine.com (online). Last updated November 5, 2004 Watnick, Suzanne dan Gail Morrison. Kidney dalam Current Medical Diagnosis & Treatment, 45th Edition(e-book version). Editor : Tierney, Lawrence. McGraw-Hill, USA. 2006; p 907-14 Widmann, F.K. Tinjauan Klinik Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorim. 1995. Penerjemah Siti Boedina Kresno dkk. Edisi 9. cetakan III. EGC. Jakarta. Wilson, M Lorraine. Gagal Ginjal Kronik. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 1995. EGC, Jakarta; 1813-1881