REFERAT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK
BAGIAN ILMU PENYAKIT ANAK BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Infeksi saluran kemih (urinary (urinary tract infection=UTI) infection=UTI ) adalah bertumbuh dan berkembang biaknya kuman atau mikroba dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.
ISK adalah adalah keadaa keadaan n adany adanyaa infeks infeksii (pertum (pertumbuh buhan an dan perkem perkemban bangbi gbiaka akan n bakteri) dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. 1 Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau kontaminasi dari uretra, vagina ataupun dari flora di periuretral. alam keadaan normal, urin baru dan segar adalah steril. Bakteriuria bermakna yaitu bila ditemukan jumlah koloni ! 1" #$ml spesies yang sama pada kultur urin dari sampel mid-stream urine. urine. Ini merupakan gold merupakan gold standard untuk diagnostik ISK. ISK adalah adanya bakteri pada urin yang disertai dengan gejala infeksi. %da pula yang mendefinisikan ISK sebagai gejala infeksi yang disertai adanya mikroorganisme patogenik (patogenik & yang menyebabkan penyakit) pada urine, uretra (uretra & saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan dunia luar), kandung kemih, atau ginjal. ISK sering terjadi pada bayi dan anak'anak keil dan merupakan suatu keadaan yang perlu diermati karena # dari penderitanya hanya menunjukkan gejala yang amat samar dengan risiko kerusakan ginjal yang lebih besar dibandingkan anak'anak yang sudah lebih besar. *engenalan a+al, pengobatan yang tepat dan mengetahui faktor dasar yang mempermudah infeksi lebih jauh penting untuk menegah perjalanan penyakit untuk menjadi pyelonefritis atau urosepsis dan menghindari sekuele akhir seperti jaringan parut pada ginjal dan gagal ginjal.(Stanley ellerstein, -. ""/)
ISK dapat terjadi pada # anak perempuan perempuan dan 1' anak laki'laki. laki'laki. Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah menapai 1"'1"" kali lebih besar dibanding bayi dengan berat lahir normal (",1'1). Sebelum usia 1 tahun, ISK lebih banyak terjadi pada anak laki'laki. laki'la ki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar ISK terjadi pada anak perempuan. 0asio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian ISK pada anak perempuan " kali lebih besar dibanding pada anak laki'laki. an pada anak laki'laki yang disunat, risiko ISK menurun hingga menjadi 1$#'1$" dari anak laki'laki yang tidak disunat. Karena tingginya angka kejadian ISK pada anak'anak dengan gejala klinis yang tak terlalu jelas serta tingginya resiko komplikasi yang lebih berat, maka dalam referat kali ini penulis akan membahas tentang ISK.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
PATOFISIOLOGI ampir semua ISK menyebar seara asendens. 2angguan dari flora periuretra normal, yang yang meru merupa pakan kan bagi bagian an dari dari pert pertaha ahana nan n tubu tubuh h mela mela+a +an n kolo koloni nisa sasi si bakt bakteri eri pato patoge gen, n, mempermudah terjadinya ISK. Bakteri dari flora periuretra berada di distal uretra, tetapi urine norm normal al berad beradaa dalam dalam kead keadaan aan steril steril di prok proksim simal al uretr uretra, a, kand kandun ung g kemi kemih, h, dan dan bagi bagian an proksimal lainnya pada saluran kemih. Kuman patogen saluran kening dapat menapai kandung kemih dan berkembang biak bila infeksi terjadi. Bakteri patogen tersebut berada di distal uretra dan mungkin dapat menapai kandung kemih sebab aliran turbulen urine pada saat berkemih yang normal atau karena ketidakmampuan berkemih. Kolonisasi di kandung kemih yang berhasil tak terjadi bila mekanisme pertahanannya tak terganggu karena buang air keil normalnya dapat membersihkan kontaminasi bakteri seara lengkap.
KOLONISASI PERIURETHRA Setelah lahir, area periuretra, termasuk uretra bagian distal, menjadi tempat kolonisasi mikroo mikroorga rganism nismee aerob aerob dan anaero anaerob b yang yang berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii barier barier pertah pertahana anan n terhadap terhadap koloni kolonisasi sasi kuman kuman patoge patogen n saluran saluran kemih. kemih. *ada *ada anak anak yang yang lebih lebih keil, keil, enterobacteria dan enterococcus merupakan enterococcus merupakan flora normal di saluran kemih. Eschericia kemih. Eschericia coli coli merupakan bakteri
gram negatif yang dominan pada anak perempuan, sedangkan E coli dan Proteus sp pada anak laki'laki. %nak balita sering terkena ISK karena kolonisasi periuretra oleh E coli, enterococci, dan Proteus sp. *ada umumnya kuman patogen ini ditemukan pada tahun pertama kehidupan dan jarang didapatkan setelah !# tahun.
Mortalitas dan Morbiditas -ortalitas pada ISK termasuk jarang terjadi pada anak sehat di negara berkembang. -orbiditas berkaitan dengan pyelonefritis akut yang ditandai dengan gejala sistemik, seperti demam, nyeri perut, muntah dan dehidrasi. Bakteremia dan sepsis dapat terjadi. %nak dengan pyelonefritis akut mungkin dapat disertai sistitis. Komplikasi jangka panjang dari pyelonefritis akut adalah hipertensi, gangguan fungsi ginjal, gagal ginjal terminal, dan komplikasi pada kehamilan (ISK pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, berat badan lahir rendah). 2ejala +aktu berkemih umumnya sementara, hilang dalam 3'34 jam setelah diobati.
Pn!bab dan Fa"tor Risi"o •
Escherichia coli adalah penyebab paling umum pada anak'anak, hingga 4". *ada bayi baru lahir ("'4 hari), infeksi diperantarai oleh aliran darah. Sedangkan setelah usia itu, ISK umumnya terjadi dengan naiknya bakteri ke saluran kemih.
•
Staphylococcus saprophyticus
•
Proteus mirabilis. Selain menyebabkan infeksi, bakteri ini mengeluarkan 5at yang dapat memfasilitasi pembentukan batu di saluran kemih.
•
-ikroorganisme lain yang dapat menyebabkan ISK adalah beberapa bakteri yang umumnya menginfeksi saluran erna dan Candida albicans, jamur yang umumnya menginfeksi pasien dengan kateter (kateter & semaam selang) pada saluran kemihnya, kekebalan tubuh yang rendah, diabetes mellitus, atau pasien dalam terapi antibiotik.
Sebagian besar ISK tidak dihubungkan dengan faktor risiko tertentu. 6amun pada ISK berulang, perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko seperti & •
Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih
•
2angguan pengosongan kandung kemih ( incomplete bladder emptying )
•
Konstipasi
•
7perasi saluran kemih
•
Kekebalan tubuh yang rendah
G#ala 2ejala yang dapat timbul pada ISK pada anak sangat tidak spesifik, dan seperti telah diungkapkan sebelumnya, banyak yang hanya disertai demam sebagai gejala. ua kategori klinis dari ISK adalah pyelonefritis akut atau ISK atas dan sistitis akut atau ISK ba+ah. 2ejala bervariasi sesuai usia. %nak baru lahir' bulan & •
sering tak ada gejala di saluran kemih. ISK ditemukan dengan adanya sepsis neonatus, kuning berkepanjangan, gagal tumbuh, tak mau menyusu.
%nak bulan ' tahun & •
Bayi dan anak'anak pada usia ini memiliki gejala demam yang tidak diketahui sebabnya ( !4o8)
•
9sia ini memiliki resiko tinggi luka pada ginjal dibanding usia yang lebih tua, karena tanda yang kurang menyebabkan keterlambatan pengobatan dengan antibiotik. %turan hari dapat membantu untuk menegah hal tersebut terjadi. 8ontohnya jangan hanya menga+asi bayi atau anak'anak dengan febris hari yang tak diketahui sebabnya tanpa pemeriksaan urine untuk evaluasi infeksi.
•
Bayi sering mendapat demam dan gejala lainnya, seperti re+el, tak mau menyusu, nyeri perut, muntah dan diare.
•
%nak dengan usia 1' tahun datang dengan gejala sugestif sistitis akut. 2ejala biasanya menangis saat berkemih atau kening yang berbau busuk tanpa adanya demam (suhu :4o).
%nak usia '/ tahun •
*ada kelompok dengan demam ISK sering memiliki gejala sistemik yaitu tak nafsu makan; re+el dan nyeri pada perut, panggul dan punggung dengan atau tanpa kelainan berkemih.
•
*asien dengan sistitis akut memiliki gejala berkemih dengan sedikit atau tanpa peningkatan suhu. isfungsi berkemih termasuk urgensi, frekuensi, hesistensi, disuria dan inkontinensia urine.
6yeri suprapubis atau perut dapat ditemukan dan adanya bau busuk pada urine.
•
%nak usia lebih tua dan adolesen •
Sering mengenai saluran bagian ba+ah, tetapi pyelonefritis akut masih mungkin. 2ejalanya mirip pada anak usia '/ tahun.
•
%nak perempuan dengan pyelonefritis akut, dapat ada refluks vesikoureter persisten (<90), biasanya memiliki sistitis akut dengan ISK bila mereka bertambah tua.
*enyebab& *roliferasi kuman dalam saluran kemih menyebabkan ISK. Infeksi hampir selalu asenden dan disebabkan kehadiran bakteri di distal uretra. E coli umumnya menyebabkan infeksi a+al, tapi basil gram negatif lain dan enterococci dapat juga menyebabkan infeksi. Staphylococcal saprophyticus sering menjadi penyebab infeksi pada perempuan adolesen
-asuknya bakteri ke kandung kemih merupakan hasil dari aliran turbulen pada saat berkemih normal, gangguan berkemih, atau kateterisasi. =aktor'faktor yang mempermudah terjadinya ISK sebagai berikut & •
*asien yang mendapat antibiotik spektrum luas (th. %mo>iillin, ephale>in), yang dapat menggangu flora usus dan saluran kemih, dan meningkatkan resiko karena gangguan pada pertahanan alami terhadap kolonisasi oleh bakteri patogen
•
Inkubasi bakteri yang diperlama dalam kandung kemih akibat pengosongan kandung kemih yang tak sempurna atau jarang berkemih dapat melemahkan pertahanan kandung kemih terhadap infeksi bakteri. 2ejala dari gangguan berkemih seperti urgensi, frekuensi, hesistensi, dribbling, atau inkontinensia dapat terjadi tanpa adanya infeksi atau iritasi lokal karena kontraksi detrusor yang tak terhalangi. Ketika inkontinensia diegah oleh obstruksi uretra, urine yang mengandung bakteri dari distal uretra akan kembali ke kandung kemih. al tersebut yang umum menyebabkan ISK pada anak'anak.
•
Khitan pada neonatus menurunkan resiko ISK kurang lebih ?" pada bayi laki' laki dalam tahun pertama kehidupan. 0esiko ISK pada anak yang di khitan pada tahun pertama kehidupan adalah 1 dalam 1""", sedangkan yang tidak di khitan 1 dalam 1"" anak.
P$ri"saan Laboratori%$ iagnosis didasarkan kultur kuantitatif dari spesimen urine yang telah dikumpulkan. 9rine midstream bisa didapatkan pada anak yang telah dapat mengontrol kening. Bayi atau anak di ba+ah tahun dengan demam tanpa sumber tampak sakit berat, antibiotik diberikan dan ontoh urin diambil untuk kultur dengan ara aspirasi suprapubik atau kateter. %spirasi suprapubik adalah pengambilan urin langsung dari kandung kemih dengan jarum yang lebih dipilih untuk anak laki yang belum di khitan. Kemungkinan kontaminasi pada urin yang diperoleh dengan kedua ara tersebut sangat keil sehingga kedua ara tersebut merupakan ara yang paling diandalkan.
6amun bila bayi atau anak di ba+ah tahun dengan demam tersebut tidak tampak sakit berat, aspirasi suprapubik atau kateterisasi kadang dianggap berlebihan. *ada kondisi ini, pengambilan ontoh urin dapat dilakukan dengan ara yang tidak invasif, misalnya & •
*ada anak yang sudah ukup besar, dapat dilakukan pengambilan urin mid' stream.
•
*ada bayi atau batita, dapat dilakukan pengambilan urin dengan urin mid'stream atau kantung penampung urin yang dilekatkan pada perineum.
*engambilan ontoh urin dengan ara ini memiliki risiko kontaminasi yang rendah jika sebelum pengambilan urin perineum dibersihkan dengan teliti, kantung penampung urin segera dilepaskan setelah urin diperoleh, dan sediaan tersebut epat diproses. *ada anak perempuan, perineum harus dibersihkan dari depan ke belakang dengan semaam kassa yang dibasahi air hangat tanpa antiseptik. @ika tidak dapat langsung diproses, sediaan harus disimpan dalam suhu 3"o8. Sediaan yang telah disimpan hingga 34 jam masih dapat digunakan untuk kultur, namun tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan mikroskopik karena sel'sel yang ada sudah rusak. Aang dilakukan pada ontoh urin itu adalah & •
Kultur & Kultur yang negatif akan menyingkirkan diagnosis ISK. Sedangkan pada kultur yang positif, proses pengambilan ontoh urin harus diperhatikan. @ika kultur positif berasal dari aspirasi suprapubik atau kateterisasi, maka hasil tersebut dianggap benar. 6amun jika kultur positif diperoleh dari kantung penampung urin, perlu dilakukan konfirmasi dengan kateterisasi atau aspirasi suprapubik.
•
9rinalisis & Komponen urinalisis yang paling penting dalam ISK adalah esterase leukosit, nitrit, dan pemeriksaan leukosit dan bakteri mikroskopik. 6amun tidak ada komponen urinalisis yang dapat menggantikan pentingnya kultur sehingga kultur tetap merupakan keharusan untuk mendiagnosis ISK.
Kultur urine dilakukan dengan +adah yang steril yang melekat di daerah perineal, yang tak menunjukkan pertumbuhan atau sangat sedikit (:1"""" styleCC!8olony'forming
unitD8=9E$ml), menjadi bukti yang kuat tak adanya ISK. Sayangnya ara ini sering false positif jadi kurang sesuai untuk diagnosis. 9rinalisis tak dapat menggantikan kultur urine untuk menunjukkan adanya ISK, tapi dapat membantu dalam identifikasi anak yang membutuhkan terapi antibakteri sambil menunggu hasil kultur urine. -enurut %%*, jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada kultur untuk dapat dikategorikan positif adalah sebagai berikut &
Kritria dia&nosis ISK
Pn&a$bilan %rin
%spirasi suprapubik
J%$la' "oloni
K$%n&"inan in("si )*+
2ram'negatif & berapa pun
!??
2ram'positif & ! beberapa ribu
Kateterisasi
!1"#
?# Kemungkinan besar infeksi
1"3'1"# -eragukan, ulangi 1"'1"3
Kemungkinan tidak infeksi
:1"!
-id'stream $ kantung
%nak laki'laki
!1"3
Kemungkinan besar infeksi
%nak perempuan
sediaan
C ?#
v&shapesCF>""""Fi1"#C +idthC?C heightC1C!1"#
sediaan
C ?"
v&shapesCF>""""Fi1"/C +idthC?C heightC1C!1"#
1
sediaan
C 4"
v&shapesCF>""""Fi1"GC +idthC?C heightC1C!1"#
# H 1"3
1"3
1"#
# H 1"3
-eragukan, ulangi
gejala & meragukan, ulangi
' gejala & kemungkinan tidak infeksi
:1"3!
Kemungkinan tidak infeksi
*enghitungan sel darah putih dan metabolisme basal dengan dugaan diagnosis pyelonefritis akut.
Kultur darah pada bayi demam dan untuk anak yang lebih tua yang sakit, toksis, atau memiliki demam tinggi. Jable 1. 9rinalysis for a presumptive diagnosis of 9JI
-ethod
Bright field or phase ontrast mirosopy of entrifuged urinary sediment
2ram stain of unentrifuged urinary sediment
6itrite and leukoyte esterase
=indings
Bateria
Bateria
*ositive& likely
*ositive&
6itrite
9JI
9JI
probable
*ositive&
Leukoyte esterase
6onspeifi
9rine mikroskopik negatif untuk bakteri tak menyingkirkan ISK, tidak juga dengan dipstik negatif untuk nitrit dan leukosit esterase. Jable . Kultur urine untuk diagnosis ISK
-ethod
Muantitative urinary ulture indiating a 9JI among symptomati hildren
9JI is indiated by gro+th of bateria !"""' Suprapubi aspiration
"""
8=9$mL
oagulase'negative
staphylooi.
8atheteri5ed
girl
or
midstream lean'void in a irumised boy
=ebrile infants and hildren +ith 9JI usually have !#",""" 8=9$mL of a single urinary pathogen; ho+ever, 9JI may be present +ith 1","""'#",""" 8=9$mL of a single organism.
-idstream lean'void 9JI is indiated +hen !1"",""" 8=9$mL of a in
a
girl
or single urinary pathogen is present in a
unirumised boy
symptomati patient. *yuria usually is present.
If the patient is asymptomati, baterial gro+th %ny method in a girl or boy
is usually !1"",""" 8=9$mL of the same organism on different days. If no pyuria is present,
this
Nuantity
probably
indiates
oloni5ation rather than 9JI.
*asien yang sering berkemih kebanyakan terdapat proliferasi bakteri pada kandung kemih dengan kehadiran jumlah koloni yang sedikit.
P$ri"saan Pn,itraan ilakukan bila telah dikonfirmasi dengan kultur urine kuantitaif. 9S2 •
*emeriksaan 9S2 dari saluran kemih pada bayi, anak keil atau adolesen dengan diagnosis pertama pyelonefritis akut.
•
9S2 mungkin terabaikan untuk anak perempuan ! tahun dengan episode sistitis akut pertama maupun kedua, bila respon terapi epat dan memuaskan.
•
engan akut sistitis, 9S2 saluran kemih pada bayi perempuan dan laki'laki pada semua umur dengan ISK pertama kali.
Voiding cystourethrogram (<892) •
Lakukan <892 pada pasien anak dengan pyelonefritis akut yang belum pernah penitraan saluran kemih sebelumnya.
•
Beberapa klinisi melakukan <892 pada pasien yang berusia !3'# tahun dengan pielonefritis akut yang memiliki pola berkemih yang normal ketika tak terinfeksi.
•
<892 tidak diperlukan untuk menilai anak dengan sistitis akut yang telah berespon epat terhadap terapi, keuali 9S2 saluran kemih tak normal.
•
<892 dapat dilakukan bila urine bersih dari bakteri dan pyuria dan berkemih telah kembali seperti sebelumnya.
•
Beberapa klinisi merekomendasikan menunggu 3'/ minggu untuk dilakukan <892. Bila anak dalam terapi antibakteri pada masa ini, rekomendasi ini diterima.
Pnan&anan *yelonefritis akut & •
anak dengan pyeloneritis akut umumnya memerlukan airan oral atau parenteral dan antipiretik, sesegera terapi antibakteri. %supan yang sesuai adalah 1'1,#O kebutuhan rumatan biasa. *ada penyakit yang lebih ringan dapat diberikan airan parenteral, pemberian antibakteri dan dapat dira+at di rumah. *ada keadaan yang lebih berat seringnya perlu pera+atan lebih.
*era+atan khusus pada anak dengan pyelonefritis akut yang terkomplikasi.
•
*enyediaan airan parenteral yang sesuai, umumnya 1'1,#> dari rumatan biasanya.
•
*engobatan dengan ephalosporin generasi ketiga, eftria>one, atau efota>ime. Jambahkan ampiillin bila terdapat kokus gram positif dalam sedimen urine atau bila tak ditemukan kuman. 2entamiin sebagai pilihan lain pada bayi ukup bulan yang !G hari, anak yang lebih de+asa dan adolesen yang alergi ephalosporin. -onitor fungsi ginjal dan kadar aminoglikosida darah bila pengobatan ini berlanjut lebih dari 34'G jam.
•
Kultur urine dan tes sensitivitas dapat dilakukan pada 34 jam. Bila kuman pathogen sensitif terhadap antibiotik yang digunakan, lanjutkan terapi dengan rute parenteral hingga ada perbaikan klinis dan afebril setelah 3'/ jam. %ntibiotik oral yang efektif mela+an organisme yang menginfeksi kemudian digantikan dengan antiobiotik parenteral. Lanjutan terapi antibiotik oral kira' kira untuk 1" hari setelah terapi parenteral berakhir. Lalu dilanjutkan dengan terapi antibiotik untuk menegah reinfeksi, diteruskan minimal hingga dilakukan <892. o
Jable . %ntibioti agents for oral treatment of 9JI
Antiba,trial A&nt
Dail! Dos and Intr-al
Sulfiso>a5ole
1"'1#" mg$kg, divided N3'/h
Jrimethoprim$sulfametho>a5ol e
/'1 mg$kg J-*, "'/" mg$kg S-O, divided N1h
%mo>iillin
"'3" mg$kg, divided N4h
8ephale>in
"'#" mg$kg, divided N/h
8efi>ime
4 mg$kg, divided N1'3h
8efpodo>ime
1" mg$kg, divided N1h
Loraarbef
1#'" mg$kg, divided N1h
6itrofurantoinP
#'G mg$kg, divided N/h
o
*ada beberapa komunitas, sebagian besar strain e. 8oli resisten terhadap amo>iillin P
6itrofurantoin mungkin dapat digunakan untuk mengobati ISK
ba+ah, tapi karena rendahnya daya penetrasi ke jaringan, nitrofurantoin tak sesuai untuk infeksi ginjal. o
Jable 3. 7bat antibiotik untuk menegah reinfeksi.
A&nt
Sin&l Dail! Dos
6itrofurantoin
1' mg$kg
Jrimethoprim$sulfametho>a5ole
1' mg$kg J-*, #'1" mg$kg S-O
Jrimethoprim
1' mg$kg
•
@angan gunakan nitrofurantoin dan sulfa pada bayi :!
*enanganan anak dengan sistitis akut •
%nak dengan sistitis akut biasanya tidak memerlukan pera+atan medis khusus, selain terapi antibiotik yang sesuai dan menilai kembali frekuensi urine dan masalah inkontinensia. *ada keadaan tertentu, analgesik diperlukan untuk disuria atau spasme kandung kemih yang berat.
•
Bila respon klinis tak bagus setelah ' hari, penggantian terapi mungkin diperlukan. an bila memuaskan, terapi tak perlu diganti, +alaupun data laboratorium menunjukkan bah+a bakteri tak sesuai dengan antibiotik yang digunakan.
•
iikuti selama #'G hari untuk mengikuti gejala klinis dan mengevaluasi ulang urinenya. Seara umum, terapi antibiotik selama #'G hari ukup untuk anak dengan sistitis akut. osis tunggal dapat digunakan pada perempuan remaja dengan sistitis akut. Jerapi dosis tungal biasanya dapat menggunakan amo>iillin (gr) atau trimethroprim$sulfametho>a5ole ("mg$1/""mg, tablet kekuatan ganda).
•
Berendam di air hangat selama "'" menit, '3 > per hari, sering meringankan gejala. an penggunaan analgesik sistemik dengan asetaminofen atau analgesik
di
kandung
kemih
dengan
phena5opyridine
hydrohloride
(*yridium) dapat sangat membantu, dan tak boleh digunakan lebih dari 34 jam beause resiko methemoglobinemi, anemia hemolitik, dan efek samping lain. •
*asien dengan ketidaknyamanan berkemih berat dapat diperingan dengan pemberian belladona dan opium suppositoria rektal yang sesuai. Jak boleh digunakan lebih dari 3 kali sehari dan tak lebih dari hari.
*ada anak bulan Q tahun dengan keurigaan ISK dan tampak sakit berat, antibiotik dapat diberikan seara parenteral. *era+atan di rumah sakit diindikasikan jika ada gejala sepsis atau bakteremia. Sebagian pihak mengindikasikan pera+atan di rumah sakit dan pemberian antibiotik parenteral pada anak di ba+ah / bulan.
Sedangkan pada anak yang tidak tampak sakit berat, antibiotik yang diberikan umumnya per oral (diminum). Beberapa antibiotik yang dapat digunakan adalah & •
%mo>iillin "'3" mg$kg$hari dalam dosis. Sekitar #" bakteri penyebab ISK resisten terhadap amo>iillin. 6amun obat ini masih dapat diberikan pada ISK dengan bakteri yang sensitif terhadapnya.
•
8o'trimo>a5ole atau trimethoprim /'1 mg trimethoprim$kg$hari dalam dosis. Sebagian besar ISK akan menunjukkan perbaikan dengan otrimo>a5ole. *enelitian menunjukkan angka kesembuhan yang lebih besar pada pengobatan dengan otrimo>a5ole dibandingkan amo>iillin.
•
8ephalosporin seperti efi>ime atau ephale>in. 8ephale>in kira'kira sama efektif dengan otrimo>a5ole, namun lebih mahal dan memiliki spetrum luas sehingga dapat mengganggu bakteri normal usus atau menyebabkan berkembangnya jamur (8andida sp.) pada anak perempuan.
•
8o'amo>ilav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap otrimo>a5ole. arganya juga lebih mahal dari otrimo>a5ole atau ephale>in.
•
7bat'obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada anak'anak yang dikha+atirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK. Selain itu nitrofurantoin juga lebih mahal dari otrimo>a5ole dan memiliki efek samping seperti mual dan muntah.
Lama pemberian antibiotik pada ISK umumnya adalah G hari pada infeksi akut. Ralaupun ada pihak yang menganjurkan 1"'13 hari, namun pemberian dalam +aktu sepanjang itu memberikan kemungkinan lebih besar untuk terjadinya resistensi, gangguan bakteri normal di usus dan vagina, dan menyebabkan andidiasis. *emberian antibiotik dalam jangka +aktu pendek (:#! Sedangkan pengobatan parenteral umumnya dilakukan dengan ephalosporin seperti eftria>one G# mg$kg setiap 3 jam. Sebagian pihak memilih gentamiin G.# mg$kg per 3 jam dan ben5ylpeniillin #" mg$kg per / jam untuk anak di atas 1 bulan
Selain antibiotik, pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala ontohnya adalah penurun demam jika diperlukan. 7bat'obatan lain yang pada orang de+asa digunakan untuk ISK, umumnya tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak'anak. @ika tidak ada perbaikan dalam hari setelah pengobatan, ontoh urin harus kembali diambil dan diperiksa ulang. Kultur ulang setelah hari pengobatan umumnya tidak diperlukan jika diperoleh perbaikan dan bakteri yang dikultur sebelumnya sensitif terhadap antibiotik yang diberikan. @ika sensitivitas bakteri terhadap antibiotik yang diberikan atau tidak dilakukan tes sensitivitas$resistensi sebelumnya, maka kultur ulang dilakukan setelah hari pengobatan.
Pra.atan Lan#%tan *era+atan lebih lanjut pada pasien yang dira+at & *ielonefritis akut •
•
Berikan antibiotik untuk menegah infeksi, minimal hingga dilakukan <892. Ralaupun beberapa klinisi tak melanjutkan terapi antibakteri 1' hari setelah <892, bila <90 didapatkan, dan lebih lama bila refluks hadir.
*era+atan lebih lanjut pada pasien yang tak dira+at & *ielonefritis akut yang tak ada komplikasi •
Ralaupun anak dengan ISK disertai demam mungkin dapat dikualifikasikan sebagai pasien yang tak dira+at, tetapi masih memiliki resiko kerusakan ginjal. *enggunaan terapi oral ephalosporin generasi ketiga efektif sebagai terapi tradisional pada pasien yang dira+at seara parenteral.
•
Bila pasien tak alergi terhadap ephalosporin, terapi a+al dengan eftria>one dosis tunggal. (G#mg$kg I<$I- tiap 1'3jam)
•
Bila pasien alergi ephalosporin, dapat digunakan gentamiin (,#mg$kg I<$Idosis tunggal)
•
Jerapi a+al dengan antibakteri oral dengan dosis terapeutik tiap 1'14 jam.
P$ri"saan Lan#%tan Setelah pemberian antibiotik selesai dan urin sudah steril, dilakukan pemeriksaan lanjutan pada anak dengan ISK. *emeriksaan lanjutan yang dilakukan adalah & •
9ltrasonografi ginjal, ureter, dan kandung kemih & *emeriksaan ini dilakukan pada semua anak dengan ISK sesegera mungkin.
•
-S% ) imeraptosuini aid nulear san+ san & *emeriksaan ini terutama untuk melihat fungsi saluran kemih. -S% san masih diperdebatkan batasan usianya. 6amun biasanya dilakukan pada anak di ba+ah # tahun dengan hasil ultrasonografi yang tidak normal. 9mumnya dilakukan bulan setelah episode ISK untuk memberi +aktu perbaikan pada saluran kemih. Selama menunggu dilakukannya pemeriksaan ini, beberapa pihak menganjurkan pemberian antibiotik dosis rendah.
•
8ystogram & Ini adalah pemeriksaan kandung kemih yang juga masih diperdebatkan batasan usianya. 6amun umumnya dilakukan pada anak di ba+ah 1 tahun atau anak dengan hasil ultrasonografi atau -S% yang tidak normal.
*emeriksaan'pemeriksaan tersebut dilakukan lebih a+al jika tidak ada perbaikan setelah hari pemberian antibiotik.
Pn,&a'an/ •
indari penggunaan antibiotik spektrum luas (th. %mo>iillin, ephale>in), yang dapat melemahkan pertahanan alami mela+an kolonisasi.
•
%tasi konstipasi bila pasien terdapat disfungsi berkemih yang terkait dengan pelebaran kronik rektum dengan feses.
•
Bila disfungsi berkemih menjadi faktor penetus, perintahkan pasien untuk kening seara teratur.
•
*ertimbangkan khitan pada neonatus laki'laki.
Ko$0li"asi/ •
0eaksi alergi merupakan resiko terapi antibiotik.
•
%nak dengan pielonefritis akut dapat berkembang menjadi inflamasi lobus ginjal atau abses ginjal.
•
Inflamasi parenkim ginjal dapat menga+ali pembentukan jaringan parut.
•
Komplikasi jangka panjang dari pielonefritis akut adala h hipertensi, fungsi ginjal terganggu, S0 dan komplikasi terhadap kehamilan (th. ISK, hipertensi pada kehamilan, BBL0).
Pro&nosis/ Kerusakan ginjal pada komplikasi jangka panjang sebagai konsekuensi dari ISK kadang'kadang ditemukan di a+al abad ke'", ketika pielonefritis akut menjadi sebab sering hipertensi dan S0 pada perempuan muda. ipertensi, fungsi ginjal terganggu, S0 sekarang sering didapatkan pada bayi dengan kerusakan ginjal intrauterine. %nak dengan resiko komplikasi ini biasanya ditemukan dengan 9S2 saluran kemih yang menunjukkan hidronefrosis. *enelitian pada neonatus menyebutkan bah+a kerusakan ginjal terkait dengan obstruksi di saluran keluar kandung kemih atau hidronefrosis non obstruktif karena <90 yang berat. %nak ini mungkin mendapat tambahan kerusakan ginjal sebagai hasil dari infeksi, tetapi ISK bukan faktor utama penyebab komplikasi renal.
BAB III KESIMPULAN •
ISK merupakan suatu infeksi pada saluran kemih yang ditandai dengan adanya bakteri patogen, yang sering terjadi pada anak dan memberi gejala yang samar dengan resiko kerusakan ginjal dan komplikasi lain yang berat.
•
*emeriksaan penunjang yang dapat digunakan antara lain 9S2 dan <892.
•
*emberian antibiotika yang tepat pada ISK sangat penting untuk mengeradikasi kuman dan menegah timbulnya komplikasi yang lebih berat, selain pemberian terapi simptomatik terhadap gejala lain yang timbul.
*enegahan ISK dapat dilakukan dengan menjaga higiene saluran kemih, kening teratur, serta sirkumsisi pada anak laki'laki.
DAFTAR PUSTAKA ' %ntelo,.<.*. 9rinary trat infetion. Jhe =ederal 9niversity of 0io de @aneiro. http&$$+++.medstudents.om.br$pedia$pedia1"$pedia1".htm '
8hildrenTs 6ational -edial 8enter, Rashington, http&$$pediatris.about.om$s$ommoninfetions$l$blFuti.htm
.8.
""/.
' gland, ann 2.""/. *ediatris, 9rinary trat infetion and *yelonephritis. epartment of 7perational and mergeny -ediine, Ralter 0eed %rmy -edial 8enter. http&$$+++.emediine.om$-02$topiG/?.htm ' ellerstein, stanley. ""/. 9rinary trat infetion. 8hildrenTs -ery ospital of Kansas 8ity. http&$$+++.emediine.om$*$topi//.htm
'
0oss, ,@ U Kay, 0obert.1???. http&$$+++.aafp.org$afp$??"1#ap$13G.html
8leveland
8lini
=oundation.
' http&$$pediatris.aappubliations.org$gi$ontent$full$1"$$e1/ ' http&$$+++.aafp.org$afp$?4"3"1ap$ahmed.html ' http&$$+++.aafp.org$afp$??"1#ap$13G.html ' http&$$ +++.urologyhealth.org$pediatri$inde>.fmVat"GUtopi13/U>13Uy1/ ' http&$$+++.uihealthare.om$topis$medialdepartments$pediatris$listening$uti.html '
http&$$1/.?.#1.1"3$searhV Nahe&l5NulFW1KM@&+++.york.a.uk$inst$rd$eh4/.pdfurinarytratinfetionped iatrisUhlenUtlnkUd1#
' http&$$+++.irp.org$library$disease$9JI$ ' http&$$+++.sehatgroup.+eb.id$artikel$1/?.aspV=6-1/?