(3) Urin terkontaminasi dengan leukosit vagina (4) Nefritis intersisial kronik (nefropati analgetik) (5) Nefrolitiasis (6) tumor uroepitelial c) Silinder Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal, antara lain: (1) Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau vaskulitis ginjal. (2) Silinder leukosit bersama dengan hanya piuria, diagnostik untuk pielonefritis (3) Silinder epitel, dapat ditemukan pada nekrosis tubuler akut atau pada gromerulonefritis akut (4) Silinder lemak, merupakan penanda untuk sindroma nefrotik bila ditemukan bersamaan dengan proteinuria nefrotik. d) Kristal Kristal dalam urin tidak diagnostik untuk penyakit ginjal. e) Bakteri Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan infeksi saluran kemih, lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi. 2) Bakteriologis a) Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. b) Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna, yaitu: Tabel 3. Kriteria untuk diagnosis bakteriuria bermakna
Pengambilan spesimen Aspirasi supra pubik
Kateter Urine bag atau urin porsi tengah
b.
7. a.
Jumlah koloni bakteri per ml urin > 100 cfu/ml dari 1 atau lebih organisme patogen > 20.000 cfu/ml dari 1 organisme patogen > 100.000 cfu/ml
Dalam penelitian Zorc et al. menyatakan bahwa ISK pada anak-anak anak-anak sudah dapat ditegakkan ditegakkan bila ditemukan bakteri lebih besar dari 10.000 cfu per ml urin yang diambil melalui kateter. Namun, Hoberman et al. menyatakan bahwa ditemukannya jumlah koloni bakteri antara 10.000 hingga 49.000 cfu per ml urin masih diragukan, karena kemungkinan terjadi kontaminasi dari luar , sehingga masih diperlukan biakan ulang, terutama bila anak belum diobati atau tidak menunjukkan menunjukkan adanya gejala ISK. Radiologis dan Pemeriksaan Penunjang Lainnya Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen, pielografi intravena, demikian pula dengan pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CT Scan Scan.. PENATALAKSANAAN Keperawatan
1) Mengobservasi TTV pasien tiap 6 jam. 2) Menganjurkan untuk sering minum dan BAK ses uai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra. 3) Mengkaji skala nyeri pasien dengan metode PQRST. 4) Mengajarkan teknik manajemen nyeri distraksi (menonton TV, mengobrol) dan relaksasi (nafas dalam). 5) Memberikan HE. 6) Mengukur dan catat pengeluaran urine setiap kali berkemih. b.
Medis Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina. Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) pada usia lanjut dapat d ibedakan atas:
1) Terapi antibodika dosis tunggal 2) Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari 3) Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu 4) Terapi dosis rendah untuk supresi Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi.penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (tpm,smz, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan,tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri ini. pyridium, suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak nyamanan akibat infeksi. Dan dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feces. 8. a.
1) 2) a) b) 3)
4) a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) 5) a) b)
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS Pengkajian
Pengkajian focus yang biasa dilakukan untuk mengkaji keluhan pasien dengan ISK antara lain: Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan sistem tubuh. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko: Adakah riwayat infeksi sebelumnya? Adakah obstruksi pada saluran kemih? Adanya faktor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial. a) Bagaimana dengan pemasangan kateter? b) Imobilisasi dalam waktu yang lama. c) Apakah terjadi inkontinensia urine? Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi faktor predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah) Adakah disuria? Adakah urgensi? Adakah darah sewaktu berkemih? Adakah hesitancy? Adakah bau urine yang menyengat? Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine? Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas. Pengkajian psikologi pasien: Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan? Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap penyakitnya? Analisa Data
Data Subyektif Pasein mengatakan nyeri saat berkemih
Data Obyektif Pasien terlihat meringis saat buang air kecil
Pasien mengatakan nyeri saat perkusi panggul
Pemeriksaan PQRST:
Pasien mengatakan kencingnya tersendat-sendat
Urin pasien berwarna keruh, terdapat darah, purulent.
Masalah Nyeri
Gangguan eliminasi urinarius
Pasien mengatakan sering ingin buang air kecil, tapi urinnya tidak keluar
Hasil pemeriksaan lab adanya bakteri pathogen
Pasien me Pasien mengatakan badannya panas
Suhu tubuh pasien meningkat 38-39 0C
Pasien mengatakan susuah tidur di malam hari
Mata pasien terlihat lelah dan merah
Pasien mengatakan hanya bisa tidur 2 sampai 3 jam / hari
Terdapat lingkar hitam pada mata
Hipertermia Insomnia
Pasien mengatakan sering terbangun di malam hari Pasien mengatakan tidak bisa tidur siang Pasien mengatakan tidak paham tentang penyakitnya penyakitnya Pasien mengatakan tidak tahu tentang pengobatan penyakitnya b.
Pasien terlihat bingung ketika ditanya tentang penyakitnya
Defisiensi pengetahuan
Diagnosa
Kemungkinan diagnosa yang muncul menurut NANDA 2009 -2011. 1) 2) 3) 4) 5)
c.
Nyeri berhubungan dengan agen agen cedera biologis, fisik, zat kimia, dan psikologis. Gangguan eliminasi urinarius berhubungan dengan obstruksi anatomik, infeksi saluran kemih, penyebab multiple, gangguan sensorik-motorik. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik, nyeri. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi, salah interpretasi informasi, tidak familier dengan sumber informasi.
Intervensi
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik, zatkimia, dan psikologis. ditandai dengan : DS:
Rencana Tujuan dan Rencana Tindakan Kriteria Hasil Tujuan : Mandiri Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan tindakan nyaman, keperawatan ...x 24 jam diharapkan seperti pijatan punggung, masalah nyeri dapat teratasi dengan lingkungan istirahat kriteria hasil : 2. Bantu atau dorong Tidak nyeri waktu berkemih . penggunaan nafas berfokus
Tidak nyeri pada perkusi panggul
3. Berikan perawatan perineal
Rasional Mandiri 1. meningkatkan relaksa menurunkan tegangan o
2. membantu mengarah kembali perhatian dan u relaksasi otot
Pasein mengatakan nyeri saat berkemih
4. Jika dipasang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 kali per hari
Pasien mengatakan nyeri saat perkusi panggul
3. untuk mencegah kontaminasi uretra 4. Kateter memberikan j bakteri untuk memasuki kandung kemih dan nai kesaluran perkemihan. 5. membantu mengeval tempat obstruksi dan penyebab nyeri
5. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri. 6. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan 6. untuk mengidentifika dan haluaran setiap 8 jam dan indikasi kemajuan atau pantau hasil urinalisis ulang penyimpangan dari hasi diharapkan Kolaborasi 1. Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gadingKolaborasi urine kuning, jingga gelap, 1. Temuan- temuan ini berkabut atau keruh. Plak memeberi tanda kerusa berkemih berubah, sering jaringan lanjut dan perl berkemih dengan jumlah pemeriksaan luas sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit 2. Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
DO: Pasien terlihat meringis saat buang air kecil Pemeriksaan PQRST: P: Q: R: S: T:
2. analgesic memblok li nyeri sehingga mengura nyeri Gangguan eliminasi urinarius berhubungan dengan obstruksi anatomik, infeksi saluran kemih, penyebab multiple, gangguan sensorik-motorik. ditandai dengan : DS : Pasien mengatakan kencingnya tersendatsendat Pasien mengatakan sering ingin buang air
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 jam diharapkan masalah gangguan eliminasi urinarius dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Polaeliminasi membaik 2. tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria)
Mandiri 1. Dorong meningkatkan pemasukan cairan 2. Kaji keluhan kandung kemih penuh
3. Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran 4. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urin
Mandiri 1. peningkatan hidrasi membilas bakteri. 2. retensi urin dapat terj menyebabkan distensi jaringan (kandung kemih/ginjal) 3. akumulasi sisa uremi ketidak seimbangan ele dapat menjadi toksik pa susunan saraf pusat 4. memberikan informas tentang fungsi ginjal da adanya komplikasi 5. untuk mencegah stati
kecil, tapi urinnya tidak keluar
5. Kecuali dikontraindikasikan: ubah posisi pasien setiap dua Kolaborasi : jam 1. aamurin menghalangi tumbuhnya kuman. Kolaborasi : 1. Lakukan tindakan untuk Peningkatan masukan s memelihara asam urin: buah dapt berpengaruh tingkatkan masukan sari buah pengobatan infeksi salu berry dan berikan obat-obat kemih Awasi pemeriksa untuk meningkatkan aamurin. laboratorium; elektrolit, kreatinin
DO : Urin pasien berwarna keruh, terdapat darah, purulent. Hasil pemeriksaan lab adanya bakteri pathogen
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. ditandai dengan DS : Pasien mengatakan badannya panas
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ... x 24 jam diharapkan masalahhipertermia pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Suhutubuhdalambatas normal (360C – 37 370C)
DO : Suhu tubuh pasien meningkat 38-39 0C
Mandiri 1. Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan.
2. Berikan kompres.
3. Anjurkan kepada pasien untuk memakai baju yang tipis dan menyerap keringat untuk klien 4. Anjurkan kepada klien untuk minum lebih banyak. Kolaborasi 1. Kolaborasi dalam pemberin antipiretik
Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik, nyeri ditandai dengan DS: Pasien mengatakan susuah tidur di malam hari
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ... x 24 jam diharapkan masalah insomnia pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Istirahat dan tidur adekuat 2. Tidak terbangun pada malam hari
Mandiri 1. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
2. Libatkan keluarga untuk menemani pasien mengobrol atau pun pada saat tidur
Mandiri 2. pengetahuan yang me memungkinkan klien da keluarga kooperatif terh tindakan keperawatan. 2. penurunan panas dap dilakukan dengan cara konduksi melalui komp 3. penurunan suhu dapa dilkukan dengan teknik evaporasi
4. hidrasi cairan yang c dapat menurunkan suhu
Kolaborasi etik mengandung regime yang bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotal
Mandiri 1. mengajarkan pasien menarik napas dalam da mengalihkan perhatian membuat pasien lebih ri dan tidak memikirkan r nyerinya
2. agar pasien tidak mer sendirian sehingga tidak
Pasien mengatakan hanya bisa tidur 2 sampai 3 jam / hari Pasien mengatakan sering terbangun di malam hari
3. Atur tata ruangan agar terlalu memikirkan senyaman mungkin dan terjaga penyakitnya kebersihannya 3.agar pasien merasa ny untuk beristirahat dan ti
Pasien mengatakan tidak bisa tidur siang
DO : Mata pasien terlihat lelah dan merah Terdapat lingkar hitam pada mata
Kurangnya pengetahuan Tujuan : Setelah dilakukan asuhan tentang kondisi, keperawatan ... x 24 jam prognosis, dan diharapkan masalahkurang kebutuhan pengobatan pengetahuan pasien dapat teratasi berhubungan dengan dengan kriteria hasil : kurangnya sumber 1. Menyatakan dan mengerti informasi tentang kondisi, pemeriksaan ditandai dengan diagnostic, rencana pengobatan, DS: dan tindakan perawatan diri preventif. Pasien mengatakan tidak paham tentang penyakitnya Pasien mengatakan tidak tahu tentang pengobatan penyakitnya DO : Pasien terlihat bingung ketika ditanya tentang penyakitnya
Mandiri 1. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datanng
Mandiri 1. memberikan pengeta dasar dimana pasien dap membuat pilihan beradasarkan informasi. 2. pengetahuan apa yan diharapkan dapat meng ansietas dan, membantu mengembankan kepatuh klien terhadap rencan terapetik.
2. Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah 3. instruksi verbal dapat pemeriksaan dengan mudah dilupaka 3. Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis 4. Pasien sering untuk perawatan sesudah menghentikan obat mer pemeriksaan jika tanda-tanda penyak 4. Instruksikan pasien untuk mereda. Cairan menolo menggunakan obat yang membilas ginjal. Asam diberikan sebanyak kurang piruvat dari sari buah be lebih delapan gelas per hari membantu mempertaha khususnya sari buah berry keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri 5. Untuk mendeteksi isy indikatif kemungkinan
5. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.
a.
ketidak patuhan dan membantu mengemban penerimaan rencana terapeutik
Pelaksanaan Implementasi merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan. (Aziz, 2006).
b.
Evaluasi
1) Nyeri teratasi 2) Tidak mengalami gangguan eliminsi urin, urin lancar tanpa tersendat 3) Suhu tubuh dalam rentang normal (36 0C – 37 370C) 4) Istirahat dan tidur adekuat 5) Klien mendapat pengetahuan baru dan mengerti tentang penyakit serta pengobatannya
9.
WOC
(Terlampir)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2008. Buku 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. 10 . Jakarta : EGC Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. 2. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 2. 2. Jakarta: EGC Wilkinson, Judith M. 2011. Buku 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC . Jakarta: EGC