Pemeriksaan penunjang
Tes fungsi hati : abnormal (4-10 x dari normal)
AST SGOT ALT SGPT : awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minngu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup (gangguan Enzim hati) atau amengakibatkan perdarahan.
Leukopenia : trombositopenia mungkin ada ( Splenomegali)
Diferensial Darah : Leukositosis, Monositosis, Limfosit atipikal, dan sel plasma.
Alkali fosfatase : meningkat (kecuali jika ada kolestasis berat)
Feses : Warna seperti tananh liat, Steatoria ( Penurunan Fungsi hati)
Albumin serum : Menurun
Gula darah : Hipergikemia/Hipoglikemia (gangguan fungsi hati)
Anti - Hav Igm : Positif pada tipe A
HbsAg : dapat positive (tipe B) atau negative (tipe A)
Masa Protombin : Mungkin memanjang (disfungsi hati)
Birlirubin serum : Diatas 2,5 mg/ 1000ml (bila di atas 200mg/dl prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
Tes ekskresi BSP :kadar darah meningkat
Biopsi Hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis
Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
Urinalisa : peningkatan kadar bilirubin, proteinuria atau hematuria dapat terjadi.
Pemeriksaan Diagnostik SIrosis Hepatis
Penunjang Penunjang
Radiologi : Pemeriksaan radiologi yang sering dimanfaatkan ialah,: pemeriksaan fototoraks, splenoportografi, Percutaneus Transhepatic Porthography (PTP)
Ultrasonografi (USG) : Ultrasonografi (USG) banyak dimanfaatkan untuk mendeteksi kelaianan di hati, termasuk sirosi hati. Gambaran USG tergantung pada tingkat berat ringannya penyakit. Pada tingkat permulaan sirosis akan tampak hati membesar, permulaan irregular, tepi hati tumpul, . Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar USG, yaitu tampak penebalan permukaan hati yang irregular. Sebagian hati tampak membesar dan sebagian lagi dalam batas nomal.
Peritoneoskopi (laparoskopi): Secara laparoskopi akan tampak jelas kelainan hati. Pada sirosis hati akan jelas kelihatan permukaan yang berbenjol-benjol berbentuk nodul yang besar atau kecil dan terdapatnya gambaran fibrosis hati, tepi biasanya tumpul. Seringkali didapatkan pembesaran limpa.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Hb rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom monositer atau hipokrom mikrositer.
Anemia terjadi akibat hipersplenisme dengan leucopenia dan trombositopenia.
Kolestrol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik.
Kenaikan kadar enzim transaminase SGOT dan SGPT merupakan petunjuk tentang berat dan luasnya kerusakan parenkim hati. Hal ini terjadi karena akibat kebocoran dari sel yang mengalami kerusakan.
Peninggian kadar gamma GT sama dengan transaminase ini lebih sensitive tetapi kurang spesifik.
Pemeriksaan Tinja
Terdapat kenaikan kadar sterkobilinogen. Pada penderita dengan ikterus, ekskresi pigmen empedu rendah. Sterkobilinogen yang tidak terserap oleh darah, di dalam usus akan diubah menjadi sterkobilin yaitu suatu pigmen yang menyebabkan tinja berwarna cokelat atau kehitaman.
Pemeriksaan Darah
Biasanya dijumpai normostik normokronik anemia yang ringan, kadang –kadang dalam bentuk makrositer yang disebabkan kekurangan asam folik dan vitamin B12 atau karena splenomegali. Bilamana penderita pernah mengalami perdarahan gastrointestinal maka baru akan terjadi hipokromik anemi. Juga dijumpai likopeni bersamaan dengan adanya trombositopeni.
Tes Faal Hati
Pada sirosis globulin menaik, sedangkan albumin menurun. Pada orang normal tiap hari akan diproduksi 10-16 gr albumin, pada orang dengan sirosis hanya dapat disintesa antara 3,5-5,9 gr per hari. Kadar normal albumin dalam darah 3,5-5,0 g/dL. Jumlah albumin dan globulin yang masing-masing diukur melalui proses yang disebut elektroforesis protein serum. Perbandingan normal albumin : globulin adalah 2:1 atau lebih. Selain itu, kadar asam empedu juga termasuk salah satu tes faal hati yang peka untuk mendeteksi kelainan hati secara dini
Albumin
Kadar albumin yang menurun merupakan gambaran kemampuan sel hati yang kurang dalam memproduksi protein-protein plasma.
Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan penanda kurangnya daya tahan hati dalam menghadapi stress seperti tindakan operasi.
Pemeriksaan CHE (Cholinesterase)
Penting dalam menilai sel hati
Kadar CHE akan turun sedangkan pada perbaikan terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal.
Nilai CHE yang bertahan di bawah normal, mempunyai prognosis yang jelek.
Pemeriksaan kadar elektrolit
penting dalam penggunaan diuretic dan pembatasan garam dalam diet
dalam hal ensefalopati, kadar Na > 145 mEq/l, mempunyai nilai diagnostic suatu kanker hati primer.
Pemeriksaan fisik
Hati
Perkiraan besar hati, biasa hati membesar pada awal sirosis, bila hati mengcil artinya, prognosis kurang baik.
Besar hati normal selebar telapak tangannya sendiri (7-10cm).
Pada sirosis hati, konsistensi hati biasanya kenyal, pinggir hati biasanya tumpul, dan ada sakit pada perabaan hati.
Limpa
Pembesaran limpa di ukur dengan dua cara :
Schuffner : hati membesar ke medial dan ke bawah menuju umbilicus (SI-IV) dan dari umbilicus ke SIAS kanan (SV-VIII)
Hacket : bila limpa membesar kea rah bawah saja (HI-V)
Perut dan ektraabdomen
Pada perut diperhatikan vena kolateral dan asites.
Manifestasi di luar perut : perhatikan adanya spider nevi pada bagian tubuh atas, bahu, leher, dada, pinggang, caput medussae, dan tubuh bagian bawah.
Perlu diperhatikan adanya eritema Palmaris, ginekomastia, dan atrofi testis pada pria.
Dapat juga dijumpai hemorrhoid.
(Konthen, 2008; Juall, 2003).