GLAUKOMA PERDAMI Apa itu glaukoma? Glaukoma adalah penyakit saraf mata yang berhubungan dengan peningkatan tekanan bola mata. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia. Kehilangan penglihatan yang diakibatkan oleh glaukoma dapat dicegah melalui deteksi dini dan terapi oleh dokter . Glaukoma penyebab kebutaan kebutaan nomor 2 yang tidak dapat dipulihkan. Bila dideteksi dini kebutaan dapat dicegah
Apa itu tekanan bola mata? Tekanan bola mata diukur dalam millimeter air raksa (mmHg). Tekanan bola mata setiap orang berbeda-beda, namun normalnya berkisar dari 10 sampai dengan 21 mmHg. Ketika tekanan bola mata Anda lebih tinggi dari 21 mmHg, Anda memiliki risiko menderita glaukoma.
Bagaimana gejalanya? Terdapat dua tipe glaukoma yang perlu dikenali, yaitu glaukoma akut dan glaukoma kronik.
Glaukoma Akut Glaukoma akut biasanya terjadi secara mendadak, dengan gejala nyeri mata yang berat atau sakit kepala, mata buram, melihat pelangi di sekitar lampu, mual dan muntah. Serangan ini harus segera ditangani agar tidak menyebabkan kebutaan.Pada glaukoma jenis ini terjadi hambatan penyaluran keluar cairan dalam bola mata yang menyebabkan peningkatan tekanan intra okular mendadak dan dramatis.
Glaukoma kronik Perjalanan penyakitnya lambat sehingga perlu pemeriksaan periodik untuk deteksi dan penanganan dini. Penderita glaukoma tipe ini biasanya sering tersandung saat berjalan karena telah terjadi penyempitan lapang pandang akibat glaukoma, sedangkan penglihatan sentralnya tidak terganggu. Hal ini menyebabkan penderita sering kali datang ke dokter dalam stadium lanjut.
Siapa yang berisiko? Bila Anda memiliki salah satu faktor risiko di bawah ini, pemeriksaan teratur oleh dokter mata merupakan cara terbaik untuk mendeteksi glaukoma. - Tekanan bola mata tinggi - Usia lebih dari 40 tahun - Rabun dekat yang ekstrim - Tekanan darah tinggi - Kencing manis/ diabetes melitus - Cedera mata sebelumnya - Glaukoma pada keluarga
Bagaimana mencegah kebutaan akibat glaukoma? Pemeriksaan mata yang teratur diikuti terapi dini dan tepat dapat membantu mencegah kebutaan akibat glaukoma.
Apabila saya menderita glaukoma, bagaimana bagaimana terapinya? Glaukoma biasanya dikontrol dengan obat tetes mata yang digunakan beberapa kali sehari, kadang-kadang juga dikombinasi dengan obat minum. Obat-obatan ini bekerja dengan cara menurunkan tekanan di dalam bola mata dan harus dipakai secara teratur agar efektif. Tindakan laser juga efektif dalam mengobati baik glaukoma sudut terbuka maupun sudut tertutup. Akhirnya terapi pembedahan untuk membuat saluran baru agar cairan dalam bola mata dapat keluar mungkin dibutuhkan.
Kebutaan akibat glaukoma biasanya diawali dari pinggir sehingga sering baru disadari oleh pasien saat lanjut
Alat diagnostik mutakhir untuk deteksi dini glaukoma: Tekanan bola mata dengan non contact tonometry, tonometer aplanasi dan tonopen. Perimeter komputer Humphrey Pengukuran ketebalan lapisan saraf mata dengan Optical Coherence Tomography (OCT) dan Heidelberg Retinal Tomography (HRT) Pengukuran kedalaman bilik depan bola mata dengan anterior OCT
Definisi Adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan dalam bola mata (Tekanan Intra Okular = TIO) yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang. Penyakit ini disebabkan:
Bertambahnya produksi humor akueus (cairan mata) oleh badan siliar Berkurangnya pengeluaran humor akueus (cairan mata) di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Aliran Humor Akueus (cairan mata) Terdapat 2 rute dalam pengeluaran humor akueus 1.
Melalui jaringan trabekular
Sekitar 90% humor akueus dikeluarkan melalui jalur ini. Dari sini akueus akan disalurkan ke kanal schlemm kemudian berakir di vena episklera. 2.
Melalui jaringan uveoskleral
Mempertanggung jawaban 10% dari pengeluaran akueus . Klasifikasi Terdapat beberapa pembagian glaukoma antara lain :
1. 2.
glaukoma sudut terbuka (glaukoma kronis) glaukoma sudut tertutup (glaukoma akut)
Pemeriksaan penunjang untuk menilai glaukoma secara klinis 1. 2.
3.
4.
Tonometri. Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular. Tekanan bola mata normal berkisar antara 10-21 mmHg. Gonioskopi. Sudut bilik mata depan merupakan tempat penyaluran keluar humor akueus. Dengan gonioskopi kita berusaha menilai keadaan sudut tersebut, apakah terbuka, sempit atau tertutup ataukah terdapat abnormalitas pada sudut tersebut. Penilaian diskus optikus. Dengan menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungandiskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena hal itu menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan. Pemeriksaan lapang pandang. Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis dan menindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan berkurang karena peningkatan TIO akan merusakan papil saraf optikus.
Glaukoma Akut Merupakan glaukoma yang terjadi secara tiba-tiba dengan sumbatan aliran humor akueus yang lebih komplit. Nama lainnya adalah glaukoma sudut tertutup primer.
Epidemiologi Terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Perbandingan wanita dan pria pada penyakit ini adalah 4:1. sering terjadi pada kedua mata. Gejala Gejala-gejala yang ada antara lain :
Keluhan : penglihatan kabur mendadak o nyeri hebat o mual o muntah o melihat halo (pelangi disekitar objek) o Pemeriksaan Fisik : Visus sangat menurun o TIO meninggi o Mata merah o Kornea suram o Bilik mata depan dangkal o Rincian iris tidak tampak o Pupil sedikit memlebar, tidak bereaksi terhadap sinar o Diskus optikus terlihat merah dan bengkak o
Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO terutama dengan menggunakan o bat sistemik (obat yang mempengaruhi seluruh tubuh) A. obat sistemik
o
o
o
Inhibitor karbonik anhidrase. Pertama diberikan secara intravena (acetazolamide 500mg) kemudian diberikan dalam bentuk obat minum lepas lambat 250mg 2x sehari Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum adalah glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah manitol. Obat ini diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi. Untuk gejala tambahan dapat diberikan anti nyeri dan anti muntah.
B. obat tetes mata lokal Penyekat beta. Macam obat yang tersedia adalah timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol. Digunakan 2x sehari, berguna untuk menurunkan TIO. Steroid (prednison). Digunakan 4x sehari, berguna sebagai dekongestan mata. Diberikan o sekitar 30-40 menit setelah terapi sistemik. Miotikum. Pilokarpin 2% pertama digunakan sebanyak 2x dengan jarak 15 menit kemudian o diberikan 4x sehari. Pilokarpin 1% bisa digunakan sebagai pencegahan pada mata yan g lainnya 4x sehari sampai sebelum iridektomi pencegahan dilakukan. Terapi Bedah Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan o karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%. Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal o dengan iridektomi. o
Glaukoma Kronis Merupakan glaukoma yang terjadi perlahan-lahan dengan ciri-ciri : o o o o o o
Kerusakan seraf optikus glaukomatosa Kerusakan lapangan pandang glaukomatosa TIO beberapa kali berulang lebih tinggi dari 21 mmHg Usia dewasa Sudut bilik mata depan terbuka dan terkesan normal Tidak adanya penyebab sekunder lainnya
Umumnya terjadi pada kedua mata akan tetapi tidak terdapat kesamaan pada perburukannya. Nama lainnya adalah glaukoma sudut terbuka primer.
Epidemiologi Glaukoma kronis merupakan glaukoma yang tersering, mengenai sekitar 1 dari 200 seluruh populasi yang berusia lebih dari 40 tahun dan jumlahnya semakin meningkat sesuai dengan usia. Pria dan wanita mempunyai angka kejadian yang sama dan lebih sering mengenai kulit hitam dibandingkan kulit putih. Faktor keturunan juga berperan terjadinya keadaan ini karena TIO, cara pengeluaran akueus dan ukuran diskus optikus dipengaruhi oleh genetik. Secara umum risiko terjadinya glaukoma pada saudara kandung sekitar 10% sedangkan pada keturunan sebanyak 4%. Gejala klinis Dari keluhan pasien umumnya penglihatannya yang makin menurun. Bahkan jika berlangsung cukup lama pasien akan mengeluhkan kehilangan penglihatan pada salah satu mata sedangkan mata yang lainnya menurun penglihatannya. Hal ini sesuai dengan teori dimana glaukoma kronik dimana umumnya kedua mata akan terkena meski perburukan keduanya tidak sama. Selain itu karena TIO yang meningkat pasien juga akan mengeluhkan adanya nyeri pada mata, sakit kepala dan perasaan seperti melihat halo (pelangi di sekitar objek) karena pembengkakkan pada kornea.
Gejala 1. 2. 3. 4. 5.
Penurunan lapang pandang Peningkatan TIO. Terdapat perbedaan 5 mmHg antara kedua mata perlu dicurigai adanya peningkatan yang abnormal. Sudut bilik mata depan terbuka Perubahan pada diskus optikus. Tampak kerusakan nervus optikus glaukomatosa atau t erdapat ketidaksamaan pada cekungan pada pemeriksaan rutin. Tidak terdapat sebab lain yang dapat menyebabkan glaukoma kronik
Penatalaksanaan
Terapi obat-obatan
Terapi ini tidak diberikan pada kasus yang sudah lanjut. Terapi awal yang diberikan adalah penyekat beta (timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol) atau simpatomimetik (adrenalin dan depriverin). Untuk mencegah efek samping obat diberikan dengan dosis terendah dan frekuensi pemberiannya tidak boleh terlalu sering. Miotikum (pilocarpine dan carbachol) meski merupakan antiglaukoma yang baik tidak boleh digunakan karena efek sampingnya. Jika pengobatan belum efektif maka dapat dilakukan peningkatan konsentrasi o bat, mengganti jenis obat atau menambah dengan obat lain.
Terapi bedah Trabekuloplasti jika TIO tetap tidak bisa terkontrol dengan pengobatan medikamentosa yang o maksimal. Trabekulotomi (bedah drainase) jika trabekuloplasti gagal, atau kontraindikasi dengan o trabekuloplasti atau diperlukan TIO yang lebih rendah lagi.