Buku Log Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (P2KB – PERDAMI)
Tim P2KB Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) 2015
Buku Log Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Periode Kegiatan Thn : 2011 - 2015 Identitas Diri Anggota foto
1. Asal Perdami Cabang
: Jawa Timur
2. Nomor Register Anggota (NRA)
: 080030154
3. Anggota Perdami sejak tahun
: 1999
4. Nama Lengkap
: Jamaluddin
5. Gelar Akademik Dokter
Mata Doktor/PhD Profesor
Lain-lain,
sebutkan
6. Tempat lahir, Tgl Lahir
: Bangkalan, 20 Mei 1964
7. Nomor Identitas ( KTP )
: 3526042005640002
Sex: L/ P 8. Alamat Rumah: Jl. Jeruk Raya No. 30 Banyuajuh Kamal Bangkalan Madura kode pos 69162 Telp 0313011209 Fax ___________________ HP 085230508252 Email :
[email protected] 9. Nama dan Alamat Tempat Kerja/ Praktek: 1. RSMM Jl. Gayung Kebonsari Timur no. 49 Surabaya kode pos _______ Telp 031 8283508 Fax 031 8283510 2. Jl.Kedung Cowek Cowek No.44 Surabaya kode pos _______ Telp 031______________ Fax ____________________ 3. Jl.Bhayangkara Moh. Hosen no. 29 Rt.01/Rw.04, Rt.01/Rw.04, Pejagan, Bangkalan kode pos _______ Telp ________________ Fax ____________________ Alamat surat menyurat: Rumah
Tempat
kerja ( tersebut di atas no 1 )
Tanggal berlaku STR20 Juni 2016
1
1. KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIVIDU 1.a Pendidikan Lanjutan S2/S3/Konsultan No 1
Program Studi
Institusi
Gelar
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
1.b Pendidikan Lanjutan non gelar Fellowship / Observership No
1
2
Program Studi
Pelatihan Retina & Bedah Katarak Dengan Phaco ORBIS Flying Eye Hospital Phaco dan Vitrectomy Machine workshop
Institusi
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
RS Mata Undaan
Pebruari juli 2011
50
Surabaya
12-31 Maret 2012
15
3
Total Nilai
65
1.c Penelitian Penelitian (Peneliti Utama/Co-Author) Utama/Co-Author) No
Judul Penelitian
Institusi
Tgl/Bln/Thn
1
Promoting Paralel Outcome of mSiCS to Phaco with Capsulotomy CCC
BKMM (CeHC) Surabaya
2012
20
2
Yag Laser Pada PCO di BKMM Surabaya
BKMM (CeHC) Surabaya
2012
20
Total Nilai
Nilai SKP
40
1.d Membaca jurnal & membuat resume No
Judul Artikel
1
Expanded Criteria for Pneumatic Retinopexy and Potential Cost Savings Preoperative Subpterygeal Injection Vs Intraoperative
2
Nama Jurnal
Tgl/Bln/Thn
AAO 2014 (J.Ophtha.)
2013
American Journal of Ophthalmology
Agustus 2010
Lampiran
Nilai SKP 3
3
2
3
4
5
6
7
Mitomycin C for Pterygium Removal: Comparison of Results and Complications Choroidal Thickness in Nonarteritic Anterior Ischemic Optic Neuropathy Passive Smoking as a Risk Factor of Dry Eye in Children
Occurrence of macular hematoma after ranibizumab treatment for agerelated macular degeneration Comparison of primary open-angle glaucoma and exfoliation glaucoma at diagnosis Determinants of Visual Outcomes in Femtosecond Laser Assisted Cataract Surgery and Phacoemulsification: A Nested Case Control Study
American Journal of Ophthalmology
Desember 2014
3
Journal of Ophthalmology
07/05/2012
3
European Journal Of 11/11/2014 Ophthalmology
3
European 01/09/2014 Journal Of Ophthalmology
3
Middle East Jul-Sep African Journal 2015 Of Ophthalmology
Total Nilai
3
21
Dr. Jamaluddin SpM., Resume Jurnal 01
:
Expanded Criteria for Pneumatic Retinopexy and Potential Cost Savings
:
Retinopeksi pneumatik merupakan prosedur berbasis rawat inap yang digunakan untuk memperbaiki ablasio retina rhegmatogenous.Prosedur ini dipelopori oleh Hilton di akhir 1980-an di mana manfaat untuk ablasio retina dengan 1 istirahat atau istirahat dalam beberapa jam, setiap 1 jam retina yang lain terjadi diatas 8 jam. Menggunakan kriteria inklusi ini, Tornambe prospektif
Judul Jurnal Latar Belakang
3
: Tujuan
: Metodologi
: Hasil
dibandingkan retinopeksi pneumatik dengan scleral buckling dan ditemukan hasil anatomi yang setara. Untuk memberikan pemahaman faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pra operasi setelah retinopeksi pneumatik (PR) untuk pengobatan ablasio retina rhegmatogenous utama. Selain itu, kami berusaha untuk menganalisis biaya ablasio retina rhegmatogenous perbaikan di Amerika Serikat untuk menentukan potensi penghematan biaya dengan retinopeksi pneumatik. Retrospektif, pengamatan berturut-turut kasus seri dan pembayaran oleh pihak ketiga dalam perspektif analisia perbandingan biaya. Peserta: Kami termasuk 141 mata menjalani retinopeksi pneumatik untuk pengobatan ablasi retina primer rhegmatogenous . karakteristik pra operasi, hasil anatomi, dan ketajaman visus terbaik yang tersedia dikumpulkan. Hasil anatomi dan visus yang dianalisis berdasarkan adanya faktor pra operasi yang dipilih. Itu kohort primer dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan karakteristik pra operasi: (1) retinopeksi pneumatik tradisional dan (2) retinopeksi pneumatik nontradisional. Analisis perbandingan biaya yang dilakukan antara retinopeksi pneumatik, scleral buckling , dan vitrektomi. Hasil Utama Ukuran: hasil anatomi dan visuas yang didapat pada 6 bulan. Secara keseluruhan keberhasilan anatomi adalah 78,7% dan ketajaman visual meningkat secara signifikan (logaritma dari sudut minimum resolusi [logMAR] 0.48e0.25; P <0,005). Sebuah tingkat keberhasilan anatomi akhir 97,6% dicapai. Hasil anatomi yang serupa antara tradisional vs non-tradisional (84,1% vs 74,4%; P 1/4 0,16), phakic dibandingkan pseudofakia (79,1% vs 78,0%; P 1/4 0,88), dan makula-on dibandingkan makula-off (77,9% vs 81,1%; P 1/4 0.68) kelompok. Kegagalan anatomi diperkirakan oleh adanya istirahat retina lebih rendah (P <0,005) atau terlihat tarikan vitreus pada istirahat retina (P 1/4 0,04). Hasil visus yang sama antara masing-masing tradisional dibandingkan nontradisional (logMAR 0,21 vs 0,27; P> 0,05) dan phakic dibandingkan kelompok pseudofakia (logMAR 0,23 vs 0,28; P> 0,05). Hasil visus lebih baik di ablasio makula-on dibandingkan dengan mereka yang makula adalah terpisah (logMAR 0,18 vs 0,42; P <0,005). Penghematan biaya perawatan kesehatan tahunan di Amerika Serikat mulai dari $ 6 $ 30 juta secara teoritis mungkin dengan meningkatkan utilisasi 4
retinopeksi pneumatik. Kesimpulan
:
Rangkuman dan Hasil Pembelajaran
:
Retinopeksi pengobatan
pneumatik adalah modal utama yang efektif untuk ablasio retina rhegmatogenous. Hasil anatomi dan visus yang mirip untuk dimasukkan pra operasi tradisional dan nontradisional kriteria, serta fakik dan mata pseudofakia. Istirahat rendah dan traksi vitreous terlihat pada air mata diprediksi kegagalan. Peningkatan pemanfaatan retinopeksi pneumatik akan mencapai penghematan biaya yang signifikan dengan tetap menjaga hasil. Bahwa terapi dengan retinopeksi pneumatik pada ablasio rhegmatogenus adalah cara yang sangat efektif dan cukup murah dari segi pembiayaan.
5
Dr. Jamaluddin SpM., Resume Jurnal 02
Judul Jurnal Latar Belakang
Tujuan
Metodologi
Hasil
: Preoperative Subpterygeal Injection Vs Intraoperative Mitomycin C for Pterygium Removal: : Banyak teknik bedah yang berbeda telah dicoba untuk penghapusan pterygium dengan tingkat keberhasilan variabel. Teknik Paling nyaman adalah eksisi sederhana pterygium. Namun, teknik Bare sclera eksisi pterygium tanpa terapi adjuvan (kemoterapi dan radiasi) telah kambuh tingkat 29,7% menjadi 88,9% Dalam berbeda penelitian, terapi adjuvan dengan konsentrasi yang berbeda (0,01% sampai 0,4%) dari mitomycin C (MMC) telah dikaitkan dengan penurunan 2,7% menjadi 42,9% rata2 kekambuhan : Untuk mengevaluasi dan membandingkan kekambuhan tarif dan komplikasi antara 2 metode terapi untuk pterygium primer: injeksi subconjunctival dari mitomycin C (MMC) 1 bulan sebelum eksisi Bare scleral dan flap rotasi konjungtiva dengan intraoperatif. : Setting : percobaan klinis Kelembagaan dalam tersier, rumah sakit mata khusus STUDI POPULASI DAN INTERVENSI: Kami termasuk 82 mata didiagnosis dengan pterygium primer dan secara acak dialokasikan ke dalam 2 kelompok. Grup A terdiri dari 36 mata diobati dengan injeksi subconjunctival dari 0,02% MMC 1 bulan kedepan dengan eksisi Bare sklera, dan kelompok B terdiri 46 mata yang tutup rotasi konjungtiva dengan intraoperatif 0,02% MMC selama 2 menit. Tindak lanjut periode setidaknya 12 bulan (kisaran, 12 sampai 18 bulan). Hasil utama dinilai:Kekambuhan dan tingkat komplikasi. : Selama 1 tahun follow-up, 2 kasus kekambuhan klinis pada bulan ketiga dan keenam tindak lanjut terjadi pada kelompok B (tingkat kekambuhan, 4,3%). Dalam kelompok A, tidak ada kekambuhan yang signifikan secara klinis, tapi 2 kasus dari hypovascularity dan pemutihan sclera di lokasi pterygium eksisi diamati. Tidak ada yang lain komplikasi serius.Tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok tidak bisa untuk 6 tingkat kekambuhan, berarti usia, jenis kelamin, atau daerah pterigium
Kesimpulan
: injeksi Subconjunctival dari MMC 0,02% (0,1 ml 0,02% larutan) 1 bulan sebelum eksisi sklera adalah-prosedur bedah yang cepat, mudah, dan aman dure dan setidaknya sama efektifnya dengan flap konjungtiva dengan MMC intraoperatif selama 2 menit. Rangkuman dan : Pemakaian MMC pada operasi pterigium Bare sklera Hasil dapat menurunkan angka kekambuhan. Setara dengan Pembelajaran perbedaan yang tidak signifikan dengan operasi pterigium dengan graft atau flap konjungtiva. Dr. Jamaluddin SpM., Resume Jurnal 03
Judul Jurnal Latar Belakang
: :
Tujuan
: :
Metodologi
: Hasil
Kesimpulan
:
Rangkuman dan Hasil Pembelajaran
:
Choroidal Thickness in Nonarteritic Anterior Ischemic Optic Neuropathy Belum ada studi yang membahas ketebalan koroid pada pasien nonarteritik anterior iskemik neuropati Optik (AION). AION Nonarteritik adalah penyakit caput saraf optik dan disebabkan oleh insufisiensi vaskular pada bed kapiler dari diskus optik Bed kapiler ini diberi makan oleh arteri koroid posterior besar dan lingkaran arteri peripapiler dari Zinn-Haller sekitarnya caput saraf optik di sekitar dekat pembuluh darah koroid. Karena pembuluh darah koroid dan pembuluh darah dari caput saraf optik berhubungan erat satu sama lain, kami melakukan penelitian ini untuk mengukur ketebalan koroid di kutub posterior pada pasien dengan AION nonarteritik. Untuk mengukur ketebalan koroid pada AION nonarteritik. Desain kasus retrospektif studi kontrol di Klinik Mata University Medical Pusat di Mannheim, Jerman, kami mempelajari kelompok yang terdiri dari pasien dengan AION nonarteritik dan Kelompok kon trol yang terdiri dari individu-individu dengan yang normal fundus. Ketebalan koroid diukur oleh pencitraan ditingkatkan mendalam spektral domain optik tomografi koherensi. Ukuran hasil utama adalah ketebalan koroid. Kelompok studi terdiri dari 20 pasien: 11 pasien dengan AION nonarteritik akut dan tidak terpengaruh mata kontralateral dan 9 pasien dengan AION nonarteritik unilateral akut dan AION sebelumnya nonarteritik di mata kontralateral. Kelompok kontrol terdiri dari 58 pasien (58 mata). Dalam analisis multivariat, ketebalan koroid lebih tipis pada subfoveal berkaitan dengan diagnosis AION nonarteritik (P [0,001; regresi Koefisien B, L55.1), setelah disesuaikan dengan usia (P <0,001) dan kesalahan bias (P [0.20). Demikian pula, unaffected mata kontralateral mata dengan AION nonarteritik akut dibandingkan dengan kontrol mata menunjukkan subfoveal yang tipis (P [0,037) setelah disesuaikan usia (P [0,001) dan kesalahan bias (P [0,06). Secara terbalik, AION nonarteritik dikaitkan dengan ketebalan koroid subfoveal yang tipis (P [0,007) sesuai usia, diameter diskus optik, jenis kelamin, dan refractive error. Mata dengan AION nonarteritik dan mata kontralateral terpengaruh secara signifikan menunjukkan koroid makula tipis dibanding kelompok kontrol after. Penelitian selanjutnya dapat memeriksa patologis area yang ditemukan secara fisiologis. Pada mata dengan AION nonarteritik didapatkan ketebalan koroid yang menipis di bagian makula. 7
Dr. Jamaluddin SpM., Resume Jurnal 04
Passive Smoking as a Risk Factor of Dry Eye in Children Mata kering merupakan penyakit permukaan dan cairan bola mata yang multifaktorial, mengakibatkan gejala tidak nyaman, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan lapisan air mata dengan resiko terjadinya kerusakan permukaan bola mata. Dibarengi dengan peningkatan osmolaritas dari lapisan air mata dan inflamasi permukaan bola mata. Paparan kronis dari asap rokok berbahaya bagi jaringan bola mata melalui mekanisme iskemik atau oksidasi. Merokok juga meningkatkan resiko terjadinya sindroma mata kering dan eksaserbasi kondisi tersebut. Meneliti hubungan antara perokok pasif dan mata kering pada anak. Studi Klinik Cross-sectional
Judul Jurnal Latar Belakang
: :
Tujuan
:
Metodologi Hasil
: :
Kesimpulan
:
Perokok pasif merupakan faktor risiko yang signifikan terjadinya mata kering pada anak-anak sebanding dengan yang ditunjukkan orang dewasa perokok aktif. Anak laki-laki lebih rentan terhadap efek ini.
Rangkuman dan Hasil Pembelajaran
:
Mengetahui bahwa perokok pasif merupakan faktor risiko signifikan terjadinya mata kering pada anak-anak bahkan sebanding dengan yang ditunjukkan pada dewasa yang aktif merokok. Anak laki-laki lebih rentan terhadap efek ini.
Mata kering ditemukan pada 80/112 anak. Perokok pasif didokumentasikan dalam 76/112 anak. Jumlah rokok untuk yang anak itu terkena per hari dan durasi paparan perokok pasif secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak dengan mata kering dibandingkan dengan mereka yang tidak. Cotinine kemih, dan rasio cotinine / kreatinin (CCR) secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak dengan mata kering dibandingkan dengan mereka yang tidak mata kering. Analisis multi regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu yang paling penting dari mata kering yang CCR dan jumlah rokok / hari.
8
Dr. Jamaluddin SpM., Resume Jurnal 05
Judul Jurnal
:
Latar Belakang
: AMD Eksudatif masih menjadi penyebab kebutaan
Tujuan
Metodologi Hasil
Kesimpulan Rangkuman dan Hasil Pembelajaran
Occurrence of macular hematoma after ranibizumab treatment for age-related macular degeneration
yang tinggi di Negara Barat oleh karena CNV : Melaporkan kejadian dan penilaian karakteristik hematom makula setelah pemberian ranibizumab (anti VEGF) intravitreus untuk CNV subfovea pada penderita AMD eksudatif : Studi Klinik Retrospective :
Dari 6000 mata, 24 (0,4%) yang dikembangkan hematoma makula selama masa tindak lanjut. Ada 8 orang (33,3%) dan 16 perempuan (66,7%). Usia rata-rata pada saat presentasi awal adalah 76,7 ± 3,8 tahun (rentang 61-81 tahun). Rerata waktu untuk terjadinya hematoma makula setelah injeksi terakhir adalah 4,8 bulan. Dengan Spektral-domain OCT menunjukkan adanya epitel pigmen retina (RPE) air mata di 19 mata (79,1%). Traksi Vitreomamakula (VMT) hanya terjadi dalam 4 mata (17%). Akhir VA setelah hematoma makula diserap adalah <20/50 di 17 kasus (70,9%) dan ≥20 / 50 di 7 kasus (29,1%)
:
Dapat terjadi hematom makula pada injeksi intravitreus ranibizumab (anti VEGF) disertai pembentukan neovaskularisasi (occult ) : Pemberian anti VEGF intravitreus dapat menyebabkan terjadinya hematom makula disamping fungsinya untuk mengatasi CNV
9
Dr. Jamaluddin SpM., Resume Jurnal 06
Judul Jurnal
:
Latar Belakang
:
Tujuan
Metodologi Hasil
Kesimpulan
Rangkuman dan Hasil Pembelajaran
Comparison of primary open-angle glaucoma and exfoliation glaucoma at diagnosis
Glaukoma kronis yang paling sering terjadi adalah POAG dan glaukoma eksfoliasi : Membandingkan penemuan klinis pada mata dengan POAG dan glaukoma eksfoliasi pada pemeriksaan diagnosis ditegakkan dimana kriteria diagnosis glaukoma yang identik sebagai acuan : Studi Retrospective :
Mengenai jenis kelamin, 2 kelompok yang sebanding: 66% wanita dengan POAG dan 68% dengan EG. Para pasien EG lebih tua (rata-rata ± SD 74 ± 8,6 tahun) vs POAG (68 ± 11,4 tahun). Mata EG memiliki BCVA sedikit lebih rendah. Mata POAG memiliki tekanan intraokular rata (IOP) 24 ± 5,4 mm Hg. Sebanyak 12% di kelompok ini memiliki IOP tertinggi kurang dari 18 mm Hg (tekanan rendah glaukoma [LTG]) tapi tidak ada dari EG. Semua mata EG memiliki rata-rata 28,3 ± 9,3 IOP mm Hg. Di antara pasien EG, 26% memiliki penyakit unilateral, dengan rata-rata 33,7 ± IOP dari 8,7 mm Hg, sedangkan mata berlawanan memiliki rata-rata 19 ± 3 mm Hg. Tidak ada banyak perbedaan dalam rasio C / D dari POAG dan EG mata dan profil VF adalah serupa
Pada penegakan diagnosis, penderita dengan glaukoma eksfoliativa berusia lebih tua dibandingkan penderita POAG dan mempunyai rata – rata TIO yang lebih tinggi. Pada penderita POAG dapat ditemukan LTG, tidak pada glaukoma eksfoliativa : Glaukoma kronis yang disebabkan oleh karena POAG dan glaukoma eksfoliativa dapat ditegakkan pada pemeriksaan menggunakan kriteria diagnostik glaukoma yang identik. :
10
Dr. Jamaluddin SpM., Resume Jurnal 07
Judul Jurnal
:
Latar Belakang
:
Tujuan
Metodologi Hasil
Kesimpulan Rangkuman dan Hasil Pembelajaran
Determinants of Visual Outcomes in Femtosecond Laser Assisted Cataract Surgery and Phacoemulsification: A Nested Case Control Study Femtosecond Laser Assisted Cataract Surgery telah
dikenalkan pada beberapa waktu belakangan ini tepatnya pada tahun 2012. : Untuk menyampaikan hasil tajam penglihatan 6 minggu setelah dilakukan Femtosecond Laser dan operasi Assisted Cataract Surgery fakoemulsifikasi secara konvensional : Tinjauan dari studi rekam medis : Populasi penelitian terdiri dari 154 mata. Kedua FLACS dan kelompok CL memiliki 77 mata. Ketajaman visual pada 6-8 minggu sangat baik di 44 (60%) mata kelompok FLACS dan 36 (40%) mata CE. Visual hasil berikut FLACS dan operasi konvensional tidak berbeda (Odds ratio [OR] [interval kepercayaan 95% [CI]: 0,8-2,9] 1.5). Dokter bedah operasi tidak secara signifikan mempengaruhi hasil visual berikut FLACS (OR = 1,6) dan CE (OR = 0,4). Asosiasi kelas dari kekeruhan lensa dengan hasil visual tidak dipengaruhi oleh jenis operasi (χ (2) = 0,5, P = 0,2). Durasi operasi di CE dan FLACS kelompok tidak berbeda nyata (-3,2 min [95% CI: -13; 6.6]). Hasil tajam penglihatan diantara kedua tindakan operasi pada enam sampai delapan minggu setelah operasi tidak didapatkan perbedaan. : FLACS dapat menjadi alternatif tindakan operasi katarak dengan hasil operasi yang tidak berbeda dengan operasi fakoemulsifikasi konvensional :
11
1.e Portofolio / Tinjauan Kasus Topik: To intoduce a new approach for recurrent pterygium surgery Tanggal presentasi: (bila dipresentasikan) Penyelia/Reviewer:
29-31 Agustus 2013 (tanda tangan) Jenis kegiatan: Poster Contes
Laporan kasus Masalah Manajemen Review Kasus Tinjauan Pustaka Deskripsi kasus: KU baik Riwayat penyakit : Tu mbuh daging dan sudah dilakukan pengangkatan Riwayat keluarga : Riwayat pengobatan/tindakan : dilakukan operasi pengangkatan daging yang tumbuh Riwayat pekerjaan : ibu rumah tangga Pemeriksaan fisik/lab : pemeriksaan histo patologi Diagnosis : Recurrent Pterygium Masalah utama Pterigium pada mata kiri. Telah dilakukan operasi pengangkatan. Lk 3 bulan kemudian tumbuh kembali. Tampak klinis tumbuh pterigium ulang seperti sangat lengket. Prediksi bila dlakukan pengangkatan Bare sclera seperti biasanya akan menemui kesulitan, karena tampak padat dan bentuknya seperti tampak lenget sekali. Untuk mengatasi kesulitan ini maka dilakukan prosedur seperti biasa yakni pengangkatan pterirgium Bare skleraq, modifiaksi oleh Donald Tan MD, mengambil pterigium dari basis dipotong dulu dari sisi sclera. Kemudian seperti biasa diterskan ke arahaapek. Pada cara baru ini kita lakukan secara bertahap yaitu memberikan perlakuan injeksi lidocain 2% dan cortisone asetat pada massa pterigium. Harapannya bahwa dengan dimasukkan materi berupa obat yang sebenanrnya kita biasa memberikan pada pterigium tersebut dengan maksud untuk anestesi dan anti inflamasi. Pada kasus ini pemberian obat tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek mekanik berupa pterigium yang membengkak dan melunak. Kemudian baru dilakukan operasi pengangkatan. Dengan pendekatan ini ternyata dirasakan saat melakukan operasi pengangkatan pterigium menjadi relative lebih mudah
Daftar Pustaka:
1. Hers PS. Op t a m c Surg ca 1988Pterygium Excision p. 2. 3. 4. 5.
Proce ures, 1st e t on Boston
Kanski JJ., Clinical Ophthalmology; A Systematic Approach, 3rd edition London 1994 p. 96-7 Leonard PK Ang: Current Consepts and techniques in pterygium treatment, CurrOpin Ophthalmol 2007 18:308-13 Boban D.: Analysis of Pathohistological characteristic of pterygium, BJBM Sciences 2010;10(4): 307-13 Howard LV; AUTOGRAFITING Modern Pterygium Surgery is save and aesthetic surgery, CORNEA 2011
Rangkuman dan hasil pembelajaran:
1. Recurrent pteryg um a a a pter g um yang su a ng et tetap muncul lagi setelah beberapa bulan 2. Pa a umumnya Recurrent pter g um a pa at an eng et. 3. Dengan pen e atan aru n operas pengang atan pter g um relatif lebih mudah
12
Pertemuan Ilmiah ( KONAS, PIT, Kelompok Seminat Perdami, Lokakarya) dalam 5 th terakhir 1.f Kongres Nasional Perdami No
Kongres Nasional
Tempat
Peran
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
Peserta/ moderator
1
KONAS Perdami ke 13
Palembang
Peserta
2
29-31 Agustus 2013
Total Nilai
12
12
1.g Pertemuan Ilmiah Tahunan Perdami No
PIT
Tempat
Peran
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
Peserta/moderator
1
Manado
Peserta
Surabaya
Peserta
PIT Perdami ke 38
Palembang
Peserta
3
PIT Perdami ke 39
Yogjakarta
Peserta
4
PIT Perdami ke 40
Bandung
Peserta
2
PIT Perdami ke 36 PIT Perdami ke 37
29Sept-2 okt 2011 5-7 Juli 2012
29-31 agustus 2013 30 Okt- 1 Nopember 2014 13-15 Agustus 2015
Total Nilai
15 12
12 10
49
1.h Pertemuan Ilmiah Kelompok Seminat Perdami, Rumah Sakit, PerdamiCabang, Institusi Pendidikan No
Pertemuan Ilmiah
Tempat
Peran
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
peserta/moderator
1
2 3
The Scientific Meeting Recons., Oculoplasty & Oncology, PO& Strabismus, Catarct & NO. INASCRS Meeting
Bandung
Peserta
7-9 Januari 2011
8
Jakarta
Peserta
8
PI Perdami Jati: New Breakthrough in
Surabaya
Peserta
29-30 Januari 2011 14 Mei 2011
3
13
4
Glaucoma Management BIOR
Bali
Pesrta
20-22 Mei 2011 25 Juni 2011
16
Bandung
peserta
Jakarta
Peserta
3-4 Maret 2012 20 Oktober 2012 18 Nopember 2012
14
Malang
Peserta
Surabaya
Peserta
Jakarta
13
Mini Symposia and Live Surgery Phaco Tibute Lecture VII Recent Update in Cornea and Oncology The 2nd Biennial Scientific Meeting INASCRS Annual Scientific Meeting -simposium The 4th National Glaucoma Meeting ODSY Basic Ophthalmology in Daily Praktice BIOR
Peserta
30-31 Maret 2013
9
Bandung
Peserta
8
Palembang
Peserta
Batu-Malang
Peserta
12-14 April 2013 1September 2013 26 Oktober 2013
Bali
Peserta
18
EJOWS
Surabaya
Peserta
Surabaya
Peserta
16
Advanced Technology Phaco Machine Update MOI Symposium
21-23 Pebruari 2014 13-14 Juni 2014 5 September 2014
14 15
Malang
Peserta
6 Sept. 2014
3
17
MOI I Workshop
Malang
Peserta
6 Sept. 2014
3
18
The 3rd Biennial Scientific Meeting INASCRS EJOWS ke 2
Jakarta
Peserta
10-11 Januari 2015
12
Surabaya
Peserta
17-18 April 2015
10
5
6 7 8 9 10 11 12
19
Interesting Vitreoretinal Cases Discussion and Debate JECIM
Total Nilai
5
5 4
8 4
4 2
144
1.i Skill Transfer Course ( Didactic / Wet Lab ) No
Course
Tempat
Peran
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
7-9 Januari 2011
10
peserta/moderator
1
The Didactic Course RECONSTRUCTION, OCULOPLASTY & ONCOLOGY
Bandung
Peserta
14
2 3
Cataract and Refractive Surgery Course Preparation & Implantastion Technique Phakic & Aphakic IOL
Bandung Jakarta
Peserta Peserta
7-9 Maret 2014 21 Nopember 2015
Total Nilai
4 2
16
1.j Pertemuan Ilmiah Organisasi selain Perdami No
Pertemuan Ilmiah
Tempat
Peran
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
peserta/moderator
1
Workshop Injeksi Sendi Lutut Seminar Peran Apoteker Dalam SJSN
Pekanbaru
Peserta
Bangil Pasuruan
Peserta
3
Seminar Pengembangan Teknologi mendukung Pendidikan dan Penelitian Kedokteran
Surabaya
Peserta
4
Pelatihan Basic Life Support
BKMMRSPHC Surabaya
Peserta
2
14 Juni 2013 21 september 2013 20-21 Oktober 2013
6
23-24 Nopember 2013
4
Total Nilai
5 8
19
1.k Pertemuan Ilmiah di Luar Negeri No
Pertemuan Ilmiah
Tempat
Peran
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
5-8Agustus 2015
25
peserta/moderator
1
The 28th APACRS Annual Meeting
Kuala Lumpur
Peserta
Total Nilai
25
1.l Penilaian Evaluasi ( Scientific Quiz, Pre & Post Test) No
Pertemuan Ilmiah
Tempat
Tgl/Bln/Thn
Jenis Evaluasi
Nilai SKP
1
Total Nilai
15
Rangkuman Penilaian Kegiatan Pembelajaran Individu No 1.a. 1.b. 1.c. 1.d. 1.e.
Kegiatan
Nilai
Pendidikan Lanjutan S2/S3/Konsultan Pendidikan Lanjutan non gelar Fellowship / Observership Penelitian (Peneliti Utama/Co-Author) Membaca Jurnal & Membuat Resume Tinjauan Kasus Total Nilai A 1.f. Kongres Nasional Perdami 1.g. Pertemuan Ilmiah Tahunan Perdami 1.h. Pertemuan Ilmiah Kelompok Seminat Perdami, Rumah Sakit, PerdamiCabang, Institusi Pendidikan 1.i. Skill Transfer Course ( Didactic / Wet Lab ) 1.j. Pertemuan Ilmiah Organisasi selain Perdami 1.k. Pertemuan Ilmiah di Luar Negeri 1.l. Penilaian Evaluasi ( Scientific Quiz, Pre & Post Test) Total Nilai B
65 40 21 3 129 12 49 144 16 19 25 262
2. KEGIATAN PROFESIONAL 2.a. Kinerja Diagnostik / Pemeriksaan Pasien No
Tahun
1 2 3 4 5
2011 2012 2013 2014 2015
Tempat Praktek
BKMM BKMM BKMM RSMM RSMM Total Nilai
Jumlah Pemeriksaan 9669 11207 11532 7418 9270
Total Pemeriksaan 9669 11207 11532 7418 9270 49096
Nilai SKP
30 30 30 30 30 150
2.b. Kinerja Operasi Mengatasi Kebutaan No
Tahun
1 2 3 4 5
2011 2012 2013 2014 2015
No
Tahun
Tempat Praktek
BKMM+Dinas Luar BKMM+Dinas Luar BKMM+Dinas Luar RSMM+Dinas Luar RSMM+Dinas Luar Total Nilai 2.c. Kinerja Operasi Lainnya 1 2 3 4 5
2011 2012 2013 2014 2015
Tempat Praktek
BKMM+DL BKMM+DL BKMM+DL RSMM+DL RSMM+DL Total Nilai
Jumlah Operasi
Total Operasi
Nilai SKP
767+558 1003+441 913+209 828+364 751 +187
1325 1444 1122 1192 938 6021
30 30 30 30 30 150
Jumlah Operasi
Total Operasi
Nilai SKP
90+18 106+1 148+17 102+17 104+4
108 107 165 119 108 607
10 10 10 10 10 50 16
Rangkuman Penilaian Kegiatan Profesional No 2.a. 2.b. 2.c.
Kegiatan
Nilai 150 150 50 350
Kinerja Diagnostik Kinerja Operasi Mengatasi Kebutaan Kinerja Operasi Lainnya Total Nilai
3. KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN PROFESI 3. a Skreening Masal / Survey Masyarakat No Acara Penyelenggara
1 2 3 4
Baksos Hr Jadi provinsi Jatim ke 66 Pemeriksaan Mata dlm rangka Hr USILA Nas Jatim Pemeriksaan Mata dlm rangka PGPK di Bangkalan Baksos Hr Jadi provinsi Jatim ke 67
Dinkes Pemprov RS Unair BKMM-Fatayat NU Bangkalan Dinkes Pemprov
Tgl/Bln/Th
8 Okt 2011 23 Juni 2012 1 Okt 2012 6 Okt 2012
Nilai
5 5 5 5
5 Total Nilai
20
3. b Penyuluhan Kesehatan Mata No
1 2 3 4
Acara
Penyelenggara
Pertemuan koordinasi dengan RSMM Puskesmas se kab. Sidoarjo Pertemuan koordinasi dengan RSMM Puskesmas se kab. Gresik Pertemuan koordinasi dengan RSMM Puskesmas sekodya Surabaya Pertemuan Koordinasi dengan RSMM Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama se Kota Surabaya Total Nilai
Tgl/Bln/Th
29 September 2015 01 oktober 2015 06 oktober 2015 15 Desember 2015
Nilai
5 5 5 5
20
17
3. c Melakukan Operasi Bakti Sosial No Acara 1 PGPK 2011
Sampang
8 Peb
2
Ngawi
17
15
3
Jember
17 Maret
15
4
Sampang
5-6 April
15
5
Jember
28-29
15
6
Ngawi
18 Mei
15
7
Mojokerto
7 Juni
15
8
Jember
16
15
9
Lamongan
28
15
10
Ngawi
14 Juli
15
11
Bondowoso
21
15
12
Jember
15 sept
15
13
Ngawi
13 Okt
15
14
Lamongan
20
15
15
Jember
3 Nop
15
Pasuruan
29 Peb
15
17
Jember
15 Maret
15
18
Mojokerto
29
15
19
Ngawi
5 April
15
20
Tulungagung
10
15
21
Jember
24 Mei
15
16
PGPK 2012
Penyelenggara
Tgl/Bln/Th
Nilai 15
18
22
Lamongan
12 Juni
15
23
Situbondo
21
15
24
Ngawi
28
15
25
Ngawi
6 sept
15
26
Sampang
20
15
27
Ngawi
22 Nop
15
Ngawi
21 Peb
15
29
Sampang
1 mei
15
30
Ngawi
23
15
31
Sampang
26Juni
15
32
Probolinggo
4 Juli
15
33
Mojokerto
24 Okt
15
34
Ngawi
7 Nop
15
35
Sumenep-RS Al Irsyad 15-17 Nop Surabaya 2013 Situbondo 21
15
Ngawi
13 Peb
15
38
Pasuruan
19
15
39
Sampang
16 April
15
40
Ngawi
12 Juni
15
41
Mojokerto
19
15
42
Sampang
25
15
43
Ngawi
25 sept
15
28
PGPK 2013
36 37
PGPK 2014
15
19
44
Mojokerto
23 Okt
15
45
Probolinggo
20 Nop
15
46
Situbondo
27
15
47
Ngawi
4 Des
15
Sampang
5 Peb
15
49
Ngawi
5 Maret
15
50
Situbondo
27
15
51
Ngawi
17 Sept
15
52
Situbondo
12 Nop
15
48
PGPK 2015
Total
765
3. d Fasilitasi / Mengkoordinir Bakti Sosial Operasi Katarak No 1 2
Acara
Penyelenggara
Jumlah Peserta
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
Total Nilai 3. e Donatur Operasi Katarak No 1 2
Acara Promo al ikhlas
Penyelenggara Jumlah Peserta Privat/KMS 10 Jl.Kedung Cowek 44 Surabaya Total Nilai
3. f Keringanan bagi pasien tidak mampu No
Tahun
1
2013
2
2015
Tempat Praktek Jl.Bhayangkara Moh.Hosen No.29 Bangkalan –px rawat jalan Jl.Bhayangkara Moh.Hosen No.29 Bangkalan- px rawat jalan
Jumlah Pasien
Nilai SKP
739
5
1019
5
20
3
2012
KMS Jl. Kedung cowek 44 (pasien Operasi katarak)
6
5
4
2013
KMS Jl. Kedung cowek 44 (pasien Operasi katarak)
1
5
5
2014
KMS Jl. Kedung cowek 44 (pasien Operasi katarak)
15
5
Total Nilai
25
3. g Pengurus Perdami (PP Perdami, Cabang, Seminat, KOI, DKEK, BPK) No 1
Organisasi
Jabatan
Periode
Nilai SKP
2 Total Nilai 3. h Pengurus Organisasi Lain (Perhimpunan Paraoftalmologi, IDI, MKKI dll) No Organisasi 1 Yayasan..
Jabatan Pembina..
Periode
Nilai SKP
Jabatan
Periode
Nilai SKP
Jabatan
Periode
Nilai SKP
2 Total Nilai 3. i Tim Penilai Makalah PIT No 1
PIT
Total Nilai 3. j Tim Penilai Akreditasi No 1
Nama Tim
Total Nilai
21
Rangkuman Kegiatan Pengabdian Masyarakat Dan Pengembangan Profesi No 3.a. 3.b. 3.c. 3.d 3.e 3.f 3.g 3.h 3.i 3.j
Kegiatan
Skreening Masal / Survey Masyarakat Penyuluhan Kesehatan Mata Melakukan Operasi Bakti Sosial Fasilitasi / Mengkoordinir Bakti Sosial Operasi Katarak Donatur Operasi Katarak Keringanan bagi pasien tidak mampu Pengurus Perdami (PP Perdami, Cabang, Seminat, KOI, DKEK, BPK) Pengurus Organisasi Lain (Perhimpunan Paraoftalmologi, IDI, MKKI dll) Tim Penilai Makalah PIT Tim Penilai Akreditasi Total Nilai
Nilai 20 20 765
25
830
4. KINERJA PUBLIKASI ILMIAH 4. a Publikasi di Majalah / Koran / Brosur / SOP No 1
Judul Artikel Capek dan Lelah Membaca
2
Oase:..
Nama Media Publikasi alHaromain media dzikir dan piker ISSN2302-1055
Vol./ Thn 95/ Juni 2014
Total Nilai
Nilai 10
10
4. b Dokumentasi Perpustakaan Lokal No
Judul Artikel
Nama Perpustakaan
Thn
Nilai
Vol./ Thn
Nilai
1 2 Total Nilai 4. c Publikasi di Majalah Ilmiah Lokal No 1
Judul Artikel
Nama Media Publikasi
2 Total Nilai
22
4. d Publikasi di Majalah Ilmiah Nasional No 1
Judul Artikel
Nama Media Publikasi
Vol./ Thn
Nilai
Vol./ Thn
Nilai
2 Total Nilai
4. e Publikasi di Majalah Ilmiah Nasional Terakreditasi No 1
Judul Artikel
Nama Media Publikasi
Total Nilai
4. f Publikasi di Majalah Ilmiah Internasional No 1
Judul Artikel
Nama Media Publikasi
Vol./ Thn
Nilai
Thn
Nilai
2 Total Nilai
4. g Monograf / Video Pendidikan No 1
Judul Monograf/Video
Institusi
2 Total Nilai
4.h Buku Teks No 1
Judul Buku
Tim Penulis
No ISBN / Thn
Nilai
2 Total Nilai
23
Rangkuman Penilaian Kinerja Publikasi Ilmiah No 4.a 4.b. 4.c. 4.d 4.e. 4.f. 4.g. 4.h.
Media Publikasi
Nilai 10
Publikasi di Majalah / Koran / Brosur / SOP Dokumentasi Perpustakaan Lokal Publikasi di Majalah Ilmiah Lokal Publikasi di Majalah Ilmiah Nasional Publikasi di Majalah Ilmiah Nasional Terakreditasi Publikasi di Majalah Ilmiah Internasional Monograf / Video Pendidikan Buku Teks
10
Total Nilai
5. KINERJA PENGEMBANGAN KEILMUAN 5. a Nara Sumber Media Cetak / Elektronik No
Acara
Tgl/Bln/Th
Media
Nilai
1
Siaran Radio
2014 (2x)
Radio Sam FM
20
2
Health Beauty
Jawa Pos Radar Madura
10
14 Desember 2015 Total Nilai
30
5.b Panelis / Pembicara Pada Pertemuan Popular (seminar umum) No
Acara
Tgl/Bln/Th
1
KISTEEL
2
Dinkes kota Pasuruan : Pemantapan Deteksi Dini Kelainan Visus
30 Nopember 2012 3 Juni 2013
Total Nilai
Peran
Nilai
(pembicara/panelis) Pembicara
2
Narasumber
2 4
24
5. c Pembicara Tamu pada Pertemuan Ilmiah Dalam Negri (KONAS, PIT, Kel. Seminat, Perdami Cabang, Rumah Sakit & Institusi Pendidikan) No 1
Acara PIT Perdami ke 37
Tempat Surabaya
Tgl/Bln/Th 5-7 Juli 2012
Nilai 12
2 Total Nilai
12
5.d Pembicara Tamu pada Pertemuan Ilmiah Internasional No 1
Acara
Tempat
Tgl/Bln/Th
Nilai
Tgl/Bln/Th Nop-Des 2015
Nilai 5
2 Total Nilai
5.e Instruktur Pada Kegiatan (Didactic course & Wet Lab No 1
Acara Pembimbing Wet Lab Phaco
Tempat RSMM
2 Total Nilai
5
5.f Co-author karya ilmiah yg dipresentasikan No 1
2
3
Judul Karya Ilmiah Injeksi Anti VEGF pada CRVO
The ocular surface profile after TMG examination using carbomer 0.22%-hypromellose 0.3% lubricant. Irigasi Aspirasi pada manual SICSStep by Step
Tim Penulis
Waktu & Tempat Presentasi
Nilai
dr. Rita Tjandra, dr.Jamaluddin, dr. Sudjarno
29Sept-2 okt 2011,
10
Jamaluddin MD., Donny Wishnu MD., Sudjarno MD.
29Sept-2 okt 2011,
G. Yuningwati, Dina H., Dianawati K., Jamaluddin Total Nilai
PIT 36th Manado 10
PIT 36th Manado
13-15 Agustus 2015, PIT 40th Bandung
10
30
25
5.g Pembimbing / Pengajar Program Pendidikan No 1
Program Bimbingan Operasi mSICS PPDS
Institusi Unair
Periode 2012-2014
Nilai 5
2 Total Nilai
5
5.h Materi Pengajaran No 1
Judul Materi
Institusi
Tgl/Bln/Thn
Nilai SKP
2
Total Nilai
Rangkuman Penilaian Kinerja Pengembangan Keilmuan No 5.a 5.b. 5.c. 5.d 5.e. 5.f. 5.g. 5.h.
Kegiatan
Nara Sumber Media Cetak / Elektronik Panelis / Pembicara Pada Pertemuan Popular (seminar umum) Pembicara Tamu pada Pertemuan Ilmiah Dalam Negri Pembicara Tamu pada Pertemuan Ilmiah Internasional Instruktur Pada Kegiatan (Didactic course & Wet Lab) Co-author karya ilmiah yg dipresentasikan Pembimbing / Pengajar Program Pendidikan Materi Pengajaran Total Nilai
Nilai 30 4 12 5 30 5 86
26
6. ETIKA PROFESI
KETERANGAN KELAIKAN ETIKA No. : .........../KTRE PERDAMI/......../.......... Setelah memperhatikan rekomendasi dari beberapa sejawat, pernyataan diri yang bersangkutan/pernyataan DKEK, serta Rapat Komisi Tetap Rekomendasi Etika, kami berkesimpulan bahwa Sejawat : Nama
: Jamaluddin
NRA
: 080030154
Tempat & Tanggal Lahir
: Bangkalan, 20 Mei 1964
Pada saat ini sejawat tersebut secara etis laik / tidak laik untuk menjalankan praktek sebagai dokter. Demikian keterangan kelaikan ini kami buat secermat mungkin, dan akan ditinjau ulang bila diperlukan. Keterangan ini berlaku sampai dengan tanggal : ............................................................... .......................................................,...................... Komite Tetap Rekomendasi Etika / DKEK Cabang Ketua,
....................................................... NRA. : ...........................................
27
7. KONDISI KESEHATAN
KETERANGAN SEHAT Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NRA Tempat & Tanggal Lahir
: Jamaluddin : 080030154 : Bangkalan, 20 Mei 1964
Menyatakan :
Belum pernah /
pernah *) menderita penyakit fisik maupun
psikis/dirawat dalam 1 tahun terakhir yang dapat mempengaruhi profesi kerja. Bila ada sebutkan :.................................................................................. Demikian formulir ini diisi dengan sejujur-jujurnya, apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian saya bersedia untuk dimintai pertanggungjawabannya. **)
Surabaya, 17 Desember 2015 Catatan : *) Coret yang tidak perlu **) Lampirkan dengan Surat Keterangan Sehat dari Dokter dengan SIP yang masih berlaku.
Materai Rp 6000,-
( Jamaluddin ) NRA : 080030154
28
RESUME EVALUASI N a m a Anggota NRA Jenis Kelamin Tempat dan tanggal Lahir Cabang
No
: : : : :
Jamaluddin 080030154 Laki-laki Bangkalan, 20 Mei 1964 Jawa Timur
Jenis Kegiatan
1a Kegiatan Pembelajaran Individu Kegiatan Ilmiah Profesi 1b i. Kehadiran ii. Penilaian Evaluasi 2 Kegiatan Profesional Kegiatan pengabdian masyarakat dan 3 Pengembangan Profesi 4 Kegiatan Publikasi Ilmiah 5 Kegiatan Pengembangan keilmuan 6 Etika Profesi 7 Kondisi Kesehatan Total Nilai
Nilai Minimum
Nilai yang Dicapai
45
129
100 0 100 5
262 350 830
0
10
0 Laik Sehat 250
86
1667
Demikian dokumentasi ini diisi dengan sejujur-jujurnya, apabila terdapat ketidaksesuaian saya bersedia untuk dilakukan investigasi & evaluasi ulang.
Surabaya, 17 Desember 2015 Catatan : Materai Rp 6000,-
( Jamaluddin ) NRA : 080030154
29
REKOMENDASI TIM P2KB CABANG Sertifikat Kompetensi Dokter Spesialis Mata : Diberikan
tanpa syarat
Diberikan
dengan syarat
Ditolak
/ tidak diberikan
Yang bertanda tangan dibawah ini memberikan / tidak memberikan*) rekomendasi kepada anggota tersebut untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dari PERDAMI.
______________________ , ___________
Tim P2KB Cabang ______________
--------------------------------NRA : *) coret yang tidak perlu
----------------------------NRA :
------------------------NRA :
30