.A. I P,NDAHULUAN
$/$/ $/$/ P,NG P,NG,R ,RTI TIAN AN GALU GALUKO KOMA MA
Glaukoma adalah gangguan mata yang ditandai dengan perubahan pada pusat saraf optik dan oleh hilangnya sensitivitas visual dan jarak pandang #Dipiro, et al ., ., 2015) 2015) Glaukoma Glaukoma terjadi karena karena peningkatan peningkatan tekanan tekanan intra okuler okuler !"#) yang dapat disebabkan oleh bertambahnya produksi a$ueous humor oleh badan silia atupun berkurangnya pengeluaran a$ueous humor di daerah sudut bilik mata atau di %elah pupil. !ekanan intra okuler adalah keseimbangan antara produksi a$ue a$ueou ouss
hum humor, or,
ham hambatan atan terh terhad adap ap
alir aliran an
a$ue a$ueou ouss
dan dan
teka tekana nan n
ven vena
episkl episklera. era.&et &etida idakse kseimb imbang angan an antara antara ketiga ketiga hal tersebu tersebutt dapat dapat menye menyebab babkan kan tekanan tekanan intra okuler. okuler.'ening 'eningkatan katan tekanan intrao%ular terjadi karena sumbatan sumbatan aliran keluar a$ueous akibat adanya adanya oklusi oklusi anyaman anyaman trabekuluar trabekuluar oleh iris perifer. &eadaan ini dapat bermanifetasi sebagai suatu kedaruratan oftamologik atau dapat tetap asimptomatik sampai timbul penurunan penglihatan (sbury, 2010). 2010). Glaukoma terbagi menjadi 2 jenis utama yaitu glaukoma sudut terbuka dan glauk glaukoma oma sudut sudut tertutu tertutup.' p.'ada ada glauko glaukoma ma sudut sudut terbuk terbuka, a, pening peningkat katan an tekana tekanan n intra intrao% o%ul ular ar didu diduga ga sebag sebagai ai peny penyeb ebab ab utam utama. a. akt aktor or lainn lainnya ya dika dikaren renak akan an peningkatan kerentanan dari saraf optik menjadi iskemia, penurunan atau ketidakteraturan aliran darah, eksitotoksisitas, reaksi autoimun dan proses fisiologi abnorm abnormal. al. 'ada 'ada glauko glaukoma ma sudut sudut tertutu tertutup, p, terjadi terjadi ketika ketika iris iris se%ara se%ara mekani mekanik k menghambat jaringan trabekular sehingga menghasilkan peningkatan tekanan intra o%ular *ukandar, et al ., ., 200+). $/&/ $/&/ PATOFIS OFISIO IOLO LOGI GI
Glauko Glaukoma ma diseba disebabka bkan n oleh oleh obstru obstruksi ksi aliran a$ueous a$ueous humor. humor. *ubstansi aliran keluar disudut antara kornea dan iris glaukoma glaukoma sudut tertutup akut) dapat timbul timbul mendad mendadak ak akibat akibat infeksi infeksi atau %idera. %idera. sia sia yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan
.A. I P,NDAHULUAN
$/$/ $/$/ P,NG P,NG,R ,RTI TIAN AN GALU GALUKO KOMA MA
Glaukoma adalah gangguan mata yang ditandai dengan perubahan pada pusat saraf optik dan oleh hilangnya sensitivitas visual dan jarak pandang #Dipiro, et al ., ., 2015) 2015) Glaukoma Glaukoma terjadi karena karena peningkatan peningkatan tekanan tekanan intra okuler okuler !"#) yang dapat disebabkan oleh bertambahnya produksi a$ueous humor oleh badan silia atupun berkurangnya pengeluaran a$ueous humor di daerah sudut bilik mata atau di %elah pupil. !ekanan intra okuler adalah keseimbangan antara produksi a$ue a$ueou ouss
hum humor, or,
ham hambatan atan terh terhad adap ap
alir aliran an
a$ue a$ueou ouss
dan dan
teka tekana nan n
ven vena
episkl episklera. era.&et &etida idakse kseimb imbang angan an antara antara ketiga ketiga hal tersebu tersebutt dapat dapat menye menyebab babkan kan tekanan tekanan intra okuler. okuler.'ening 'eningkatan katan tekanan intrao%ular terjadi karena sumbatan sumbatan aliran keluar a$ueous akibat adanya adanya oklusi oklusi anyaman anyaman trabekuluar trabekuluar oleh iris perifer. &eadaan ini dapat bermanifetasi sebagai suatu kedaruratan oftamologik atau dapat tetap asimptomatik sampai timbul penurunan penglihatan (sbury, 2010). 2010). Glaukoma terbagi menjadi 2 jenis utama yaitu glaukoma sudut terbuka dan glauk glaukoma oma sudut sudut tertutu tertutup.' p.'ada ada glauko glaukoma ma sudut sudut terbuk terbuka, a, pening peningkat katan an tekana tekanan n intra intrao% o%ul ular ar didu diduga ga sebag sebagai ai peny penyeb ebab ab utam utama. a. akt aktor or lainn lainnya ya dika dikaren renak akan an peningkatan kerentanan dari saraf optik menjadi iskemia, penurunan atau ketidakteraturan aliran darah, eksitotoksisitas, reaksi autoimun dan proses fisiologi abnorm abnormal. al. 'ada 'ada glauko glaukoma ma sudut sudut tertutu tertutup, p, terjadi terjadi ketika ketika iris iris se%ara se%ara mekani mekanik k menghambat jaringan trabekular sehingga menghasilkan peningkatan tekanan intra o%ular *ukandar, et al ., ., 200+). $/&/ $/&/ PATOFIS OFISIO IOLO LOGI GI
Glauko Glaukoma ma diseba disebabka bkan n oleh oleh obstru obstruksi ksi aliran a$ueous a$ueous humor. humor. *ubstansi aliran keluar disudut antara kornea dan iris glaukoma glaukoma sudut tertutup akut) dapat timbul timbul mendad mendadak ak akibat akibat infeksi infeksi atau %idera. %idera. sia sia yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan
fibros fibrosis is disudu disudutt tersebu tersebutt atau saluran saluran lain yang yang berper berperan an dalam dalam mengal mengalirk irkan an a$ueous humour, dapat se%ara perlahan meningkatkan intraokulus. Glaukoma biasanya ditandai dengan berkurangnya lapang pandang akibat kerusakan syaraf optikus. &erusakan ini berhubungan dengan derajat !"# yang terlalau tinggi untuk berfungsinya syaraf optikus se%ara normal. *emakin tinggi tekana tekananny nnyaa maka maka semaki semakin n %epat %epat kerusa kerusakan kan syaraf syaraf optiku optikuss itu berlan berlangsu gsung. ng. 'eningkatan !"# terjadi akibat perubahan patologis yang menghambat peredaran normal humour a$ueous. 'ada keadaan dimana terjadi peningkatan !"#, diskus menjadi menjadi lebih %ekung, sehingga mengakibatkan mengakibatkan kerusakan kerusakan syaraf optikus dan kehilangan penglihatan. -atas diskus juga tampak kabur tanpa tepi yang tegas, seperti terlihat pada edema papil pembengkakan diskus optikus) dan peningkatan tekanan intra kranial yang mempengaruhi pusat mualmuntah. 'eningkatan !"# pada ruang kamera posterior dapat mendesak keruang kamera anterior. Dengan adanya desakan yang terusmenerus dapat terjadi kebo%oran pada ruang anterior. -egitu air bo%or kedalam kornea, kornea menjadi buram dan berkabut, yang akan mempengaruhi penglihatan.
$/(/ ,TIOLOGI
'enyebab tersering adalah tekanan bola mata di atas 21 mm/g normal 1020 mm/g). !ekanan di atas normal ini akibat %airan dalam bola mata yang berada dibilik mata depan tidak lan%ar mengalir keluar. !ekanan !ekanan bola mata tersebut se%ara mekanik akan menekan serabut saraf mata sehingga terjepit. *elain
itu juga akan terjadi proses iskemia jaringan kekurangan nutrisi dan oksigen) karena darah tidak mengalir dengan baik di daerah saraf mata, terjadilah kematian selsel saraf mata. *emua jenis glaukoma harus dikontrol se%ara teratur ke dokter mata selama hidupnya. /al tersebut dikarenakan tajam penglihatan dapat menghilang se%ara perlahan tanpa diketahui penderitanya. #batobatan yang dipakai perlu dikontrol oleh dokter spesialis mata agar disesuaikan dengan kebutuhan pasien. *atu hal yang perlu ditekankan adalah, baha saraf mata yang sudah mati tidak dapat diperbaiki lagi. #batobatan seperti obat tetes mata, obat makan, dan tindakan seperti laser dan bedah hanya untuk men%egah kerusakan lebih lanjut dari saraf mata tersebut. 'enyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini disebabkan oleh 1. aktor keturunan. 2. &omplikasi penyakit lain, seperti Diabetes elitus. 3. -ertambahnya produksi %airan mata oleh badan siliar. 4. -erkurangnya pengeluaran %airan mata di daerah sudut bilik mata atau di %elah pupil glaukoma hambatan pupil). 5. 'emakaian kortikosteroid dalam aktu yang lama. $/0/
KLASIFIKASI
-erdasarkan gangguan aliran humor akuos, glaukoma diklasifikasikan menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. *edangkan berdasarkan adanya keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okuler !"#), glaukoma dibedakan menjadi glaukoma primer dan sekunder. a. Open Angle Glaukoma (OAG) 'enyebab spesifik dari neuropati optik pada 'rimary #pen (ngle Glaukoma '#(G) tidak diketahui. amun diduga peningkatan tekanan intraokular !"#) merupakan penyebab utama timbulnya glaukoma. eskipun !"# tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan kapan pasien akan kehilangan penglihatan, risiko kehilangan penglihatan meningkat dengan meningkatnya !"#. *edangkan faktor lain yang mungkin beperan pada glau%oma adalah peningkatan kerentanan dari saraf optik menjadi iskemia, penurunan atau ketidakteraturan
aliran darah, eksitotoksisitas, reaksi autoimun, dan proses fisiologi abnormal lainnya. 'enelitian terbaru menunjukkan baha kerusakan pada sel ganglion retina ada kaitannya dengan peran glutamate yang berlebihan dan ditemukannya nitrit oksid pada pasien glau%oma. /al ini menjelaskan terjadinya glau%oma pada pasien dengan tekanan intraokular normal. #pen(ngle Glau%oma sekunder
terjadi
karena penyakit sistemik, trauma, operasi, rubeosis, perubahan lensa, penyakit inflamasi okular, dan obatobatan. #batobatan yang dapat memi%u #(G antara lain kortikosteroid mata risiko tinggi), kortikosteroid sistemik, kortikosteroid nasal6inhaler, fenoldopam, antikolinergik mata, suksinilkolin, vasodilator risiko rendah), dan simetidin risiko rendah).
Gambar 2. Open-angle Glaucoma
b. Closed Angle Glaukoma (CAG) 'enyebab utama terjadinya 7(G adalah adanya peningkatan !"# dengan %epat. !"# meningkat sebagai akibat dari sempitnya sudut antara kornea dan iris, bahkan kadangkadang sudut benarbenar menutup dan menghambat aliran %airan mata. #batobatan juga dapat menginduksi peningkatan !"# pada 7(G, di antaranya antikolinergik topikal, simpatomimetik topikal, antikolinergik topikal, antidepresan heterosiklik, fenotia8in potensi rendah, antihistamin, ipratropium, ben8odia8epin risiko rendah), teofilin risiko rendah), vasodilator risiko rendah), simpatomimetik sistemik risiko rendah), stimulant **' risiko rendah), **9", imipramin, venlafa:in, topiramat, tetrasiklin risiko rendah), %arboni% anhydrase
inhibitor risiko rendah), (#" risiko rendah), dan kolinergik topikal risiko rendah).
Gambar 3. Angle-closure Glaucoma c. Glaukoma Sekunder Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor a$uoeus dari bilik anterior. 'enyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, %edera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata. -eberapa obat misalnya
kortikosteroid)
juga
bisa
menyebabkan
peningkatan
tekanan
intraokuler.
d. Glaukoma Kongenialis Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor a$uoeus. Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.
$/1/ FAKTOR R,SIKO
-eberapa faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya glaukoma, karena glau%oma kronis dapat mengakibatkan kerusakan pada penglihatan tanpa gejala yang jelas, sebaiknya kita berhatihati pada beberapa faktor a. Usia, sia merupakan faktor risiko terbesar dalam perkembangan mun%ulnya glaukoma. *etiap orang dengan usia di atas ;0th sangat beresiko untuk menderita glaukoma, dimana pada usia ini resiko akan meningkat hingga ; kali lipat.
b. Ras, 'ada ras tertentu, seperti pada orangorang berkulit hitam resiko terjadinya glaukomameningkat sangat segnifikan dibandingkan dengan ras yang lain. (lasan perbedaan ini belumdapat dijelaskan. 'ada orangorang asia %enderung untuk menderita glaukoma sudut tertutup, sedangkan pada orang ras
yang
lain
justru
beresiko
untuk
terjadi
glaukoma
meskipun
tekananintraokuler rendah. c. Riwaat Keluarga dengan Glaukoma,
$enggunaan Kortikosteroid %angka $an&ang , 9esiko terjadinya glaukoma meningkat pada penggunaan kortikosterid dalam periode aktu yang lama. 'ada
beberapa
kasus
membuktikan
hubungan
antara
penggunaan
kortikosteroid dengan glaukoma. *ebuah studi yang dilaporkan dalam
insiden hipertensi bola mata dan glaukoma sudut terbuka pada orang deasa yang membutuhkan sekitar 14 sampai 35 puffs
%orti%osteroid inhaler untuk mengontrol asma. "ni merupakan dosis yang sangat tinggi, yang hanya diperlukan dalam kasuskasus asma parah. g. Kelainan $ada !ata, &elainan struktural mata dapat menjadi penyebab terjadinyaglaukoma
sekunder,
sebagai
%ontoh,
pigmentary
glaukoma.
'igmentary glaukoma adalahglaukoma sekunder yang disebabkan oleh pigmen granule yang di lepaskan dari bagian belakang iris, granulegranule ini dapat memblokir trabe%ular meshork.
$/1/ G,JALA DAN TANDA
*ebagian besar kasus glaukoma aal tidak memberikan gejala yang berarti bahkan asimptomatik, kalaupun ada gejala biasanya hanya berupa rasa tidak enak di mata, pegalpegal di mata atau sakit kepala separuh yang ringan. Gejalagejala tersebut tidak menyebabkan penderita memeriksakan ke dokter atau paramedis, sehingga sulit untuk menemukan pasien dengan glaukoma stadium aal. Gejala dan tanda yang lebih spesifik tergantung dari jenis glaukoma, seperti berikut a) Glaukoma primer sudut terbuka, Gejala aal mungkin tanpa gejala, rasa lelah pada mata, rasa pegal pada mata, fluktuasi tajam penglihatan, dan kadang kadang melihat seperti pelangi sekitar lampu. Gejala lanjut penyempitan lapang pandang hingga buta. b) Glaukoma primer sudut tertutup, Gejala akut meliputi rasa sakit berat %ekot %ekot) di mata, dapat sampai sakit kepala dan muntahmuntah, mata merah, berair, dan penglihatan kabur. Gejala kronik meliputi gejala hampir sama dengan yang akut tetapi rasa sakit, merah dan kabur dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi serangan berulang beberapa kali. -iasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan dengan yang akut. c) 'ow tension glaucomaormotension glaucoma, &eadaan ini mempunyai gejala dan tanda seperti glaukoma primer sudut terbuka. !anda yang spesifik terdapat glaukoma dengan tekanan tidak tinggi, mungkin hanya sekitar 20 mm/g atau di baahnya, terdapat kerusakan papil saraf optik dan kelainan lapang pandang yang ber%iri kerusakan karena tekanan tinggi, dan pada pemeriksaan #7! terdapat penipisan serabut saraf.
d) Glaukoma sekunder , Gejala tergantung ke%epatan kenaikan !"#, jika kenaikan !"# terjadi perlahanlahan maka tidak menimbulkan gejala yang nyata.
'emeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus akibat glau%oma a) $engukuran tekanan intraokuler dengan tonometri* !ekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan tonometri. -iasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 2022 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan. &adang glaukoma terjadi pada tekanan yang normal. b) $engukuran lapang pandang , dengan perimetri atau kampimetri c) Keta&aman pengli+atan d) ,es re#raksi e) Respon re#leks pupil* !ampak pupil midilatasi, mengkerut, bahkan kadang irregular. #) $emeriksan slit lamp, 'eninggian tekanan intraokuler sampai ke level yang tinggi menyebabkan edema epitel kornea, yang memberi gejala pada penglihatan. *elain itu juga dapat terlihat kongesti episklera dan pembuluh darah konjungtiva, juga -D dangkal yang kadang memperlihatkan beberapa sel a$uous juga kadang terlihat sinekia posterior. g) $emeriksaan gonioskopi lensa khusus untuk mengamati saluran humor a$ueus.) +) Gonioscop, untuk melihat keadaan sudut bilik mata depan, apakah ada penyempitan6 penutupan. 'emeriksaan rutin menggunakan gonioskopi dapat memprediksikan kemungkinan terjadinya serangan akut. *uatu lensa yang
khusus yang berisi suatu %ermin ditempatkan di depan mata dan lebar sudut dapat terlihat se%ara visual. 'asien dengan sudut yang sempit dapat diperingatkantentang gejala aal penyakit ini, sehingga mereka dapat men%ari peraatan yang segera bila tanda tersebut mun%ul.
$/2/ TUJUAN T,RAPI
!erapi saat ini tetap ditargetkan untuk mengurangi !"#, baik se%ara medis atau pembedahan. 'enelitian telah menunjukkan baha penurunan !"#, bahkan pada pasien dengan normal !"# glaukoma tegangan normal), men%egah progresi kerusakan saraf optik dan kehilangan lapang pandangan. a. emulai perhatian medis segera untuk mengurangi !"# dalam kasuskasus a%ute angle %losure glau%oma. b. enghindari terapi medis yang dapat memperburuk pasien glau%oma. %. embentuk target !"# untuk men%egah kerusakan mata aal atau memburuknya. d. engurangi !"# menggunakan obat topikal dengan beberapa efek sistemik. e. Gunakan terapi kombinasi hanya setelah monoterapi terbukti tidak efektif. f. emberikan edukasi pasien untuk meningkatkan teknik penggunaan obat untuk mengurangi efek samping sistemik dan untuk meningkatkan kepatuhan. g. emantau efektivitas dan melakukan koreksi bedah jika terapi medis tidak ditoleransi atau target !"# tidak ter%apai.
$/3/ STRAT,GI T,RAPI
'enatalaksanaan glaukoma dapat ditangani dengan pemberian obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau operasi yang bertujuan menurunkan6menstabilkan tekanan bola mata dan men%egah kerusakan penglihatan lebih lanjut. *emakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pen%egahan kerusakan penglihatan. eskipun belum ada %ara untuk memperbaiki kerusakan penglihatan yang terjadi akibat glaukoma, pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.!erapi yang sebaiknya dipilih pertama adalah terapi dengan obat tetes mata. #bat ini bekerja dengan mengurangi pembentukan %airan di dalam mata atau meningkatkan pengeluaran %airan mata.
P,NATALAKSANAAN T,RAPI $/ Tea+i Fa*a45l56i Al65i"*a Tea+i Open Angle Glaucoma
a/ Pen657a"an Hi+e"ensi O8ula ? 'engobatan pasien dengan !"# lebih besar dari 25 mm /g, vertikal %angkir
disk rasio lebih besar dari 0,5, atau ketebalan kornea sentral kurang dari 555 @m. aktor risiko seperti riayat keluarga glaukoma, ras hitam, miopia berat, dan pasien dengan hanya satu mata juga harus dipertimbangkan ketika ?
memutuskan pengobatan individu. 'asien dengan faktor risiko signifikan biasanya ditoleransi dengan agen topikal seperti agen Ablo%king, B2agonis brimonidine), anhydrase inhibitor karbonat topikal
7("), atau prostaglandin analog,
tergantung pada
karakteristik individu pasien. #ptimalnya, terapi dimulai di satu mata untuk menilai efektivitas dan toleransi. 'enggunaan agen lini kedua atau ketiga misalnya, pilo%arpine atau dipivefrin) ketika agen lini pertama gagal untuk mengurangi !"# tergantung pada penilaian manfaatrisiko setiap pasien.
-iaya, ketidaknyamanan, dan sering efek samping dari terapi kombinasi, ?
antikolinesterasi inhibitor, oral 7("s) !ujuan terapi adalah untuk menurunkan !"# ke tingkat yang berhubungan dengan penurunan risiko kerusakan saraf optik, biasanya setidaknya 20>, jika
?
tidak 25> 30> menurun dari !"# aal. !erapi obat harus dimonitor dengan pengukuran !"#, pemeriksaan disk optik, penilaian dari bidang visual, dan evaluasi pasien untuk efek obat yang merugikan dan kepatuhan pada terapi. 'asien yang tidak responsif atau tidak toleran obat harus dialihkan ke agen alternatif daripada diberi tambahan obat.
7/ O+en An6le Glau85*a 9 'engobatan *emua pasien dengan peningkatan !"#, perubahan optik disk 9
dan 6 atau %a%at bidang visual tidak disebabkan oleh faktorfaktor lainnya. *aat ini, terapi obat tetap pengobatan yang paling umum6aal. !erapi obat dimulai se%ara bertahap Gambar (lgorithm), dimulai dengan konsentrasi
?
yang lebih rendahtunggal agen topikal toleransi baik. !ujuan terapi adalah untuk men%egah kehilangan visual. !arget aal 30 > pengurangan !"#. 'engurangan yang lebih besar pada pasien dengan !"# sangat tinggi.
&/ Pende4a"an Fa*a45"ea+i ? #bat yang paling sering digunakan untuk mengobati glaukoma adalah
nonselektif Ablo%ker, analog prostaglandin latanoprost, travoprost, dan bimatoprost), brimonidine B2agonis), dan kombinasi tetap timolol dan ?
dor8olamide. *ebelum tahun
1++;,
Abloker
yang
digunakan
tidak
memberikan
kontraindikasi, memberikan kombinasi kemanjuran klinis dan tolerabilitas. (gen baru, khususnya analog prostaglandin, brimonidine, dan 7ais topikal, juga dianggap %o%ok terapi lini pertama atau alternatif terapi aal pada pasien dengan kontraindikasi atau keprihatinan dengan Abloker Gambar logarithm). 'ilo%arpine dan dipivefrin digunakan sebagai terapi lini ketiga karena ?
meningkat frekuensi efek samping6menurunkan efikasi. !erapi optimal dimulai dengan agen tunggal pada satu mata ke%uali pada pasien dengan !"# sangat tinggi atau hilangnya lapang penglihatan) untuk
mengevaluasi khasiat obat dan toleransi. 'emantauan terapi harus se%ara individual respon aal terhadap terapi ini biasanya dilakukan 4 sampai ; minggu setelah pengobatan dimulai. *etelah level !"# ter%apai, !"# dipantau setiap 3 sampai 4 bulan. -idang visual dan perubahan disk biasanya dipantau setiap tahun atau sebelumnya jika glaukoma tidak stabil atau ada ke%urigaan penyakit memburuk. 'asien harus selalu dipertanyakan tentang kepatuhan dan toleransi terapi. -ila menggunakan lebih dari satu obat, tetes tiap agen setidaknya 5 sampai 10 menit untuk memberikan kontak mata yang optimal untuk setiap agen.
P5il O7a"
a. 'arasimpatomimetik, &olinergik agonis ekanisme kerja karbakol bekerja se%ara langsung sebagai obat parasimpatomimetik yang menyebabkan terjadinya konstriksi pupil, menstimulasi otot siliari, dan meningkatkan aliran a$ueous humor sehingga menurunkan tekanan pada intraokular. Data farmakokinetik &arbakol dan pilokarpin iotik &arbakol "ntra okular • !opikal • 'ilokarpin !opikal •
#nset
'un%ak
Durasi
Detik 1020 menit
25 menit
12 jam 4C jam
1030 menit
4C jam
1. &arbakol &arbakol adalah derivaturetan dari kolin yang penguraiannya oleh en8im tidak se%epat (%h, sehingga kerjanya lebih lama. &hasiat muskarinik dan nikotiniknya sama kuatnya, efek samping lebih ringan
dan jarang terjadi pada dosis biasa. Digunakan sebagai miotikum pada glaukoma dan pada atonia organ dalam. "ndikasi
enurunkan tekanan intraokuler
fek samping
-radikardia,
hipersalivasi,
bronko
spasme, berkeringat dan kolik usus setelah penyerapan sistemik *ediaan beredar
"soti% Eitrapres 'ratapa irmala)
2. 'ilokarpin erupakan suatu alkaloid yang terdapat pada daun tanaman (merika, $ilocarpus
&aborandi.
&hasiatnya
terutama
berkhasiat
muskarinik, efek nikotiniknya ringan sekali. **' permulaan distimulasi kemudian ditekan aktivitasnya. 'enggunaan utamanya adalah sebagai miotikum pada glaukoma. fek miotisnya dalam tetes mata dimulai sesudah 1030 menit dan bertahan 4C jam). !oleransi dapat terjadi setelah digunakan untuk aktu yang lama yang dapat ditanggulangi dengan jalan menggunakan kolinergik lain untuk beberapa aktu, misalnya karbakol atau neostigmin. "ndikasi
engendalikan tekanan intraokuler
fek samping
-radikardia,
hipersalivasi,
bronkospasme,
berkeringat dan kolik usus setelah penyerapan sistemik *ediaan yang beredar
pikarpin, 7endo), 7endokarpin 7endo), Fime: #pti%ar &onimek), ' 7arpine Darya aria).
Dosis agonis kolinergik kerja langsung (gonis kolinergik kerja langsung &arbakol
-entuk sediaan Earutan 0,=5H 1,5H 2,25H 3>
Dosis 23 : 1 tetes perhari
'ilokarpin
Earutan 0,25H 0,5H 1H 2H 4H CH 10
1 tetes 23 :
b. *enyaa penghambat Aadrenergik ekanisme kerja antihipertensif okular belum diketahui se%ara pasti tapi diduga menurunkan produksi %airan mata. Data farmakokinetika Abloker untuk penanganan glaukoma #bat
*elektifitas pada
-etaksolol Eevobunolol etilpranolol !imolol
reseptor A I1 I 1 dan A2 I1 dan A2 I1 dan A2
1. Eevobunolol hidroklorida "ndikasi
#nset
fek
Durasi
menit)
maksimum
jam)
J 30 menit J ;0 menit J 30 menit J 30 menit
2 2; K2 12 menit
12 J 24 24 J 24
engurangi tekanan intraokuler glaukoma
&ontra "ndikasi
simpleks kronik -radikardia, blokade jantung, atau gagal
'eringatan fek samping
jantung 'enting untuk menghindari asma ata kering sementara
dan
blefarokonjungtivitis alergis -atagan Ei$uifilm Darya aria)
*ediaan beredar 2. -etaksolol hidroklorida "ndikasi fek samping
engurangi tekanan intraokuler glaukoma
simpleks kronik ata kering sementara dan blefarokonjungtivitis alergis
*ediaan beredar 3. etil pranolol "ndikasi
-etoptima (l%on%ouvereur v-elgium
engurangi
tekanan
intraokuler
glaukoma
simpleks kronik, tetapi dalam glaukoma sudut lebar kronis dibatasi pada pasien yang alergi terhadap
8at
pengaet
atau
mereka
yang
memakai lensa kontak dimana ben8alkonium &ontra "ndikasi
klorida harus dihindari) -radikardia, blokade jantung, atau gagal jantung
'eringatan fek samping
!idak dianjurkan pada asma ata kering sementara dan blefarokonjungtivitis alergi, uveitis anterior granulomatosa hentikan
*ediaan beredar 4. !imolol aleat "ndikasi
pengobatan) -eta #pthiole 7ombiphar) engurangi
tekanan
intraokuler
glaukoma
&ontra "ndikasi
simpleks kronik -radikardia, blokade jantung, atau gagal
'eringatan fek samping
jantung 'enting untuk menghindari asma ata kering sementara
*ediaan beredar
blefarokonjungtivitis alergis !imolol maleat Generik), Fime:#pti%om
dan
&onimek), !im#pthal *anbe arma), !imolol maleat 7endo)
ama obat -eta:olol
-entuk sediaan Earutan 0.5 >
Dosis *atu tetes 2:sehari
Eevobunolol
suspense 0.25 > Earutan 0.25 > dan
*atu tetes 2:sehari
etilpranolol !imolol
0.5 > Earutan 0.3 > Earutan 0.25 > dan
*atu tetes 2:sehari *atu tetes 12:sehari
0.5 > %. 'enghambat &arbonil (nhidrase ekanisme kerja penghambatan pada karbonik anhidrase menurunkan ke%epatan pembentukan a$uaeus humor sehingga menurunkan
tekanan
intraokuler. Data farmakokinetika 'enghambat &arbonil (nhidrase 'enghambat &arbonil
'otensi fek penurunan !"#
(nhidrase
penghambatan relatif
#nset
'un%ak
Durasi
jam)
fek
jam)
jam) (seta8olamida !ablet &apsul lepas lamat "njeksi ")
1 11,5 2 2 menit
14 3; 15 menit
C12 1C24 45
(seta8olamid "ndikasi
'engobatan prabedah 7losed (ngle Glau%oma
'eringatan
/indari pada kerusakan ginjal yang berat, kehamilan tidak dianjurkan untuk penggunaan lama tetapi tetap akan diberikan diperlukan pemeriksaan
hitung
ekstravasasi
pada
jenis
darahH
hindari
tempat
injeksi
resiko
nekrosis) fek samping
'arastesia, hipokalemia, berkurangnya nafsu makan, rasa mengantuk dan depresi terutama pada pasien usia lanjut, bintikbintik merah pada kulit dan kelainan darah jarang terjadi, dan dapat terjadi batu ginjal
*ediaan beredar
(%eta8olamid generik), diamo: 'hapros)
d. (gonis 'rostaglandin ekanisme kerja obat agonis prostaglandin menurunkan tekanan intraokuler dengan meningkatkan aliran a$uaeous humor, meskipun mekanisme pasti belum diketahui. La"an5+5s
erupakan suatu prodrug prostaglandin2 'G2). #bat ini menembus kornea dan menurunkan !"# melalui peningkatan aliran a$uaeous uveousklera. Eatanopros sangat efektif dan telah mengurangi jumlah pasien yang membutuhkan pembedahan. Eatanopros memiliki efek samping sistemik minimal dan telah digunakan se%ara luas. "ndikasi
!ekanan
intraokuler
pada
glaukoma
sudut lebar dan hipertensi okular pada
pasien yang tidak menunjukan respon terhadap obat lain. 'eringatan
*ebelum memulai pengobatan, pasien harus
diberitahu
perubahan
arna
kemungkinan mataH
monitor
perubahan arna mataH asma yang berat atau
mudah
kumatH
tidak
boleh
digunakan dalam aktu lima menit setelah
penggunaan
sediaan
yang
mengandung thiomersal, kehamilan dan masa menyusui. fek samping
'igmentasi %oklat yang menetap
atau
yang reversibel terutama pada mereka yang arna irisnya ber%ampur hentikan pengobatan bila mungkin)H iritasi okulerH hiperaeremia konjungtivaH erosi epitelial pun%tata transient) Dosis
1 tetes 2: sehari larutan 0,005>
*ediaan yang beredar
Falatan ! pjohn "ndonesia)
#bat topi%al pengobatan #pen(ngle Glau%oma #bat
-rand name
Dose form
strength >)
usual dose
mekanisme aksi
;
9edu%e a$uaeous produ%tion of %illiary body
Generi%
Earutan
betopti%*
*uspensi
Generi%
Earutan
0.5
-eta:olol
7arteolol
Eevibunolol
-etagan
etilpranolol
#ptipranolo l
!imolol
!imopti%, -etimol, "stalol !imopti% F
Earutan
Earutan
0.25
1 0,25H 0,5 0,3
Earutan
0,25H 0,5
Earutan gel
0,25H 0,5
1 tetes b.i.d 1 tetes b.i.d 1 tetes b.i.d 1 tetes b.i.d 1 tetes b.i.d 1 tetes $.d atau b.i.d 1 tetes $.d
N5ns+esii8 adene6i8 a65nis"s
Dipivefrin
'ropine
Earutan
0,1
1 tetes b.i.d
"n%rase a$uaeous humor outflo
=&
(pra%lonidine
"opidine
-rimonidin
alphagan '
Earutan
Earutan
0,5H1
0,15H0, 1
1 tetes b.i.d atau t.i.d 1 tetes b.i.d atau t.i.d
9edu%e a$uaeous humor produ%tionH brimonidine juga meningkatka n uveous%leral outflo
>h5lline6i8" a65nis"s die8" a8"in6
7arba%ol
'ilokarpin
%arbopti%, "sopto, 7arba%hol
"sopto 7arpine, 'ilo%ar, 'ilopine /*
Earutan
Earutan Gel
1,5H3
0,25H 0,5H 1,2H 4H ;H CH 10
1 tetes b.i.d atau t.i.d 1 tetes b.i.d atau t.i.d setiap 4 jam sekali
"n%rease a$uaeous humor outflo through trabe%ular meshork
>h5lines"eas e inhi7i"5s
%hothiophate
'hospholine "odide
Earutan
0,125
1: sehari atau b.i.d
>a75ni8 anhidase inhi7i"5s
-rin8olamide
(8opt
Dor8olamide
!rusopt
suspensi Earutan
b.i.d atau t.i.d b.i.d atau t.i.d
9edu%e a$uaeous humor produ%tion by the %iliary body
0,005
1 drop $.h.s
"n%rease a$uaeous uveous%leral outflo and to a lesser e:tent trabe%ular outflo
0,03
1 drop $.h.s
1
2
Anal56 +5s"a6landin
Eatanoprost
-imatoprost
Falatan
Eumigan
Earutan
Earutan
Earutan !ravoprost
!ravatan
1 drop $.h.s
0,004
K5*7inasi
!imolol brimonidine
7ombigan
!imolol dor8olamide
7osopt
Earuta n Earuta n
!imolol 0,5> brimonide 0,2 > !imolol 0,5> dor8olamid e 2>
1 drop b.i.d 1 drop b.i.d
(/ Tea+i N5n Fa*a45l56i a/ P5sedu Lase dan .edah &etika terapi obat gagal, tidak ditoleransi, atau terlalu rumit, prosedur bedah
seperti trabe%uloplasty laser argon atau selektif) atau bedah trabe%ule%tomy prosedur penyaringan) dapat dilakukan untuk meningkatkan arus keluar. !rabe%uloplasty laser biasanya merupakan langkah menengah antara terapi obat dan trabe%ule%tomy. 'rosedur dengan tingkat komplikasi tinggi perusakan tubuh %iliary %y%lodestru%tion)) ini , mungkin diperlukan bila metode lain gagal. etode bedah untuk mengurangi !"# ini melibatkan pen%iptaan sebuah saluran dimana
a$ueous
sub%onjun%tival,
humor dapat mengalir dari ruang dimana
diserap
kembali
oleh
anterior
pembuluh
ke ruang
darah.
(gen
antiproliferatif 5 L fluorourasil dan mitomy%in 7 digunakan pada pasien yang menjalani
operasi
glaukomapenyaringan
untuk
meningkatkan
tingkat
keberhasilan dengan mengurangi proliferasi fibroblast dan konsekuen jaringan parut.
7/ >l5sed an6le 6lau85*a #>AG) !ujuan terapi aal untuk 7(G akut dengan !"# tinggi, %epat mereduksi !"# •
untuk mempertahankan penglihatan dan untuk menghindari bedah atau laser •
iride%tomy pada hipertensi. "ride%tomy laser atau bedah) adalah pengobatan pasti 7(G, menghasilkan sebuah lubang di iris yang memungkinkan aliran a$ueous humor bergerak
langsung dari ruang posterior ke ruang anterior, membuka blok di meshork trabe%ular. #bat terapi serangan akut biasanya melibatkan pemberian pilo%arpine, agen hyperosmoti%, dan sekretorik inhibitor a Ablo%ker, B2 agonis, prostaglandin 2B analog, atau 7(" topikal atau sistemik). Dengan miosis yang dihasilkan oleh pilo%arpine. ioti%s dapat memperburuk 7(G oleh peningkatan blok pupil dan menghasilkan gerakan anterior lensa karena •
induksi obat. 'ada !"# lebih besar dari ;0 mm /g, iris mungkin iskemik dan tidak responsif terhadap mioti%s. *elama aktu ini, dorongan untuk menggunakan jumlah berlebihan dari pilo%arpine harus dilaan. Dosis pilo%arpine umum digunakan adalah larutan 1> atau 2> setiap 5 menit untuk dua atau tiga dosis dan kemudian setiap 4 sampai ; jam. amun, banyak praktisi menunda penggunaan pilo%arpine sampai !"# dikurangi dengan agen lainnya,
dan
kemudian
single
drop
pilo%arpine
1>
sampai
2>
untuk menghasilkan miosis. Dalam kasus lain, tidak terpengaruh kontralateral mata harus diperlakukan dengan mioti% setiap ; jam untuk men%egah pengembangan angle %losure. *ebuah agen osmotik umum diberikan karena obat ini menghasilkan penurunan !"# yang paling %epat. Gliserin #ral 1 sampai 2 g 6 kg dapat digunakan jika agen oral ditoleransi, jika tidak, intravena manitol 1 sampai 2 g6kg harus digunakan. (gen osmotik menurunkan !"# dengan menarik air dari mata untuk gradien osmotik antara •
darah dan mata. &ortikosteroid topikal sering digunakan untuk mengurangi peradangan o%ular dan mengurangi pengembangan sinekia pada mata 7(G, setelah !"# dikendalikan, dapat diberikan pilo%arpine setiap ; jam sampai iride%tomy dilakukan.
.A. II STUDI KASUS GLAUKOMA
&/$/ Keluhan u"a*a :
Mata kiri saya seperti berkabut dan buram dan saya merasa sakit kepalaN
&/&/ Riwa!a" 45ndisi dahulu :
( lakilaki umur 34 tahun dengan riayat Mopen angle glau%omaN berobat ke optamologist dengan keluhan pandangan berkabut dan buram pada mata kiri. Dia mengalami sensitivitas yang tinggi terhadap %ahaya dan mengalami sakit kepala. Dia juga mengeluh mengalami periode distorsi pada mata kiri sejak 3 bulan yang lalu, sering kondisi ini berhubungan dengan buramnya pandangan di daerah sentral visual. ( pernah mengalami ke%elakaan mobil dan mengalami patah tulang belakang sekitar + tahun yang lalu.
&/(/ Riwa!a" +en!a4i" dahulu :
(sma semenjak masa ke%il yang bisa terkontrol pada masa pubertas. Depresi akibat open angle glau%oma yang kronik dan perburukan pandangan sesudah menempuh pendidikan sarjana. 'ernah menjalani tonsile%tomi ketika ke%il dahulu.
&/0/ Riwa!a" 4elua6a :
(yah, ibu dan kakak perempuannya mempunyai gangguan glaukoma. (yahnya menderita hipertensi.
&/1/ Riwa!a" s5sial :
( adalah lulusan 'hD di bidang farmasi klinik dari universitas terkemuka di "nggris. !idak ada riayat merokok. 'ernah mempunyai kebiasaan minum minuman keras 4 gelas per hari selama tiga tahun pada saat menempuh program 'hD dahulu.
&/%/ Pe*ei4saan la7? adi5l56i:
!idak ada gangguan jantung, paru, dan problem kardiovaskuler, serta tidak mempunyai gangguan stroke atau anemia.
&/2/ Pe*ei4saan isi4 :
ital sign !D O 1206C2, &e%epatan adi O =0, 99 O 1C
&/3/ Pe*ei4saan *a"a :
(ktivitas visual #D L hand motion pada jarak 3 %m dengan koreksi spektakles #* L 20630. !ekanan intraokuler #D L 14 mm /g , #* L 20 mm /g 'emeriksaan vitreous bersih Disks 76D ratio O 1.0 #*
76D ratio O 0.++ dengan sedikit lingkaran normal
76D ratio O P 0.33).
&/@/ Pe*ei4saan la75a"5i4 :
a 13C m$6E & 3.3 m$6E 7l ++ m$6E 7#2 25 m$6E - 10 mg6dE *7r 0.+ mg6dE Gula darah puasa 12; mg6dE
&/$'/
Dia6n5sis :
iopia tinggi dengan kronik juvenil open angle glaukoma yang progresif !idak ada tanda edema makuler !idak ada katarak Depresi akibat open angle glaukoma yang kronik.
ANALISA KASUS
FORM DATA .AS, PASI,N UNTUK ANALISIS P,NGGUNAAN O.AT
$/ ID,NTITAS PASI,N
ama
!n. (
o 9ek edik
!empt6tgl lahir
Dokter yg meraat
(lamat
9as
'ekerjaan
*osial
&/ Riwa!a" *asu4 RS (/ Riwa!a" +en!a4i" "edahulu (sma semenjak masa ke%il yang bisa terkontrol pada masa pubertas. • Depresi akibat open angle glau%oma yang kronik dan perburukan pandangan •
•
sesudah menempuh pendidikan sarjana. 'ernah menjalani tonsile%tomi ketika ke%il dahulu.
0/ Riwa!a" S5sial
&egiatan 'ola makan6diet egetarian
Qa 6 tidak
erokok
Qa 6 tidak ................batang6hari
eminum (lkohol
Qa 6 tidak
eminum #bat herbal 1/ Riwa!a" Ale6i :
Qa6 tidak
%/ Keluhan ? Tanda U*u*
!anggal
*ubyektif
#byektif
ata kiri
-
(ktivitas visual #D L hand motion
berkabut
pada jarak 3 %m dengan koreksi
dan buram,
spektakles #* 20630
*akit
-
!ekanan intraokuler #D L 14 mm /g
kepala
, #* L 20 mm /g 'emeriksaan vitreou bersih Disks
76D ratio O 1.0 #*
76D ratio O 0.++ dengan sedikit lingkaran normal 76D ratio O P 0.33)
2/ Hasil TT-
!! !D mm/g) adi 99 a
&ondisi pasien 1206C2 mm/g C0 kali6menit 1C kali6menit 13C m$6E
/arga normal P1206PC0 C0100 kali6menit ≤ 20 kali6menit 135 L 145 m$6E
&
3.3 m$6E
3.5 L 5.0 m$6E
7l
++ m$6E
+C L 10+ m$6E
7#2
25 m$6E
24 L 31 me$6E
-
10 mg6dE
C L 25 mg6dE)
*7r
0.+ mg6dE
0.5 L 1.5 mg6dE
Glukosa puasa
12; mg6dE
120 L 140 mg6dE
3/ RIBACAT P,NCAKIT DAN P,NGO.ATAN
(( 'Q(&"! #pen angel glaukoma (sma
!(GG(E6!(/
(( #-(!
Analisis SOAP P57le* Medi4 #pen angel glaukoma
Su7!e4"i
O7!e4"i
Tea+i
ata kiri
(ktivitas visual
berkabut dan
#D L hand motion pada
buram.
jarak 3 %m dengan koreksi
*akit kepala
spektakles #* 20630
Analisis
DRP
"ndikasi tanpa terapi
!ekanan intraokuler #D L 14 mm/g , #* L 20
mm/g
Disks 76D ratio O 1.0 #* 76D ratio O 0.++ dengan sedikit lingkaran normal 76D ratio O P 0.33)
O.AT CANG AKAN DIGUNAKAN
o.
ama obat
"ndikasi
Dosis
9ute pemberian
"nteraksi
*#
!ekanan intraokuler
'igmentasi
pada
%oklat,
glaukoma sudut lebar
1 tetes 1:
iritasi okular,
#ut%ome terapi
O.AT CANG AKAN DIGUNAKAN
o.
ama obat
"ndikasi
Dosis
9ute pemberian
"nteraksi
*#
#ut%ome terapi
!ekanan intraokuler
'igmentasi
pada
%oklat,
glaukoma sudut lebar dan Eatanoprost Falatan)
hipertensi okular pada pasien yang tidak
iritasi
1 tetes
okular,
1: sehari larutan 0,005
Guttae opthalmi%
>
hiperaemia
enurunkan
konjungtiva,
atau
erosi
mengurangi
epitelial
!"#
pun%tata
menunjukan
transient),
respon
dema, dan
terhadap obat
erosi kornea
lain >ae Plan
ntuk glaukoma diberikan Eatanoprost * 1 dd 1 gtt o%% sin omni hora
M5ni"5in6 dan 5ll5w u+
onitoring 76D dan !"# 24 minggu setelah terapi.
1. !entang penggunaan obat
a) #bat diteteskan 1: sehari pada mata sebelah kiri, malam hari sebelum tidur. /al ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya efek samping obat berupa rasa terbakar pada mata. b) 'asien diberitahukan penggunaan se%ara topikal. -agian baah mata di tarik ke baah dengan menggunakan telunjuk untuk membuat kantung. !eteskan 1 tetes obat di kantung mata, kemudian pejamkan mata 13 menit. 2. akananmakanan yang harus dihindari engurangi asupan natrium, makananmakanan yang mengandung pengaet. 3. 'emeriksaan mata se%ara berkala 4. engikuti program konseling se%ara teratur untuk mengatasi depresi akibat penyakit open angle glau%oma yang diderita 5. engurangi faktor resiko yang dapat memperparah karena stress ;. engistirahatkan mata ketika mata sudah merasa lelah saat beraktivitas =. elakukan eye massage se%ara teratur untuk melan%arakan peredaran darah di mata sehingga dapat mengurangi tekanan intraokuler C. 'asien dijelaskan baha obat dapat menyebabkan pigmentasi pada iris mata 'asien disarankan untuk olahraga se%ara teratur 4: seminggu seperti renang, jalan santai minimal 20 menit sehari, olahraga aerob tai %hi, yoga