Referat
FRAKTUR ZYGOMA
Disusun oleh: YOLANDA JULIA PEREL PUTRI NIM. 16!"#!#
Pe$%i$%in& '(. F)*h(ul +en'(), -./P0RE
KEPANITERAAN KLINIK /AGIAN ILMU /EDA+ FAKULT AKULTA- KEDOKTERAN UNIER-ITA- RIAU RUMA+ -AKIT UMUM ARIFIN A2+MAD PROIN-I RIAU 31!
/A/ I PENDA+ULUAN
1.1
L)4)( %el)*)n&
Fraktur adalah hilang atau putusnya kontinuitas jaringan keras tubuh. Fraktur maksilofasial adalah fraktur yang terjadi pada tulang-tulang wajah yaitu tulang frontal, temporal, orbitozigomatikus, nasal, maksila dan mandibula. Fraktur maksilofasial lebih sering terjadi sebagai akibat dari faktor yang datangnya dari luar seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, kecelakaan akibat olah raga dan juga sebagai akibat dari tindakan kekerasan. Fraktur midfasial terdiri dari fraktur
zigomatikomaksilar
(zygomaticomaxillary
complex/ZM!
termasuk
fraktur Le fort, dan fraktur nasoorbitoethmoid (nasoorbitalethmoid /"#$!. Fraktur midfasial cenderung terjadi pada sisi benturan terjadi dan bagian yang lemah seperti sutura, foramen, dan apertura. Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur midfasial yang paling sering terjadi, umumnya sering terjadi pada trauma yang melibatkan %/& bagian tengah wajah, hal ini dikarenakan posisi zigoma agak lebih menonjol pada daerah sekitarnya. Fraktur ZM biasanya melibatkan dinding bawah orbita tepat diatas ner'us al'eolaris inferior, sutura zigomatikofrontal, sepanjang
arkus
pada
sutura
zigomatikotemporal,
dinding
lateral
zigomatikomaksila, dan sutura zigomatikosplenoid yang terletak di dinding lateral orbita, sedangkan dinding medial orbita tetap utuh.
Fraktur midfasial merupakan tantangan di bidang bedah karena struktur anatomi yang kompleks dan padat. (enanganan yang tepat dapat menghindari efek
2
samping baik anatomis, fungsi, dan kosmetik. )ujuan utama perawatan fraktur fasial adalah rehabilitasi penderita secara maksimal yaitu penyembuhan tulang yang cepat, pengembalian fungsi okuler, fungsi pengunyah, fungsi hidung, perbaikan fungsi bicara, mencapai susunan wajah dan gigi-geligi yang memenuhi estetis serta memperbaiki oklusi dan mengurangi rasa sakit akibat adanya mobilitas segmen tulang.
3
/A/ II TINJAUAN PU-TAKA
3.1
De5inisi ')n Ei'e$iolo&i
Fraktur zygoma merupakan cedera apapun yang menyebabkan terputusnya * hubungan antara zigoma dengan tulang-tulang kraniofasial di dekatnya yaitu sutura zigomatikofrontal, rima infraorbita, zigomatikomaksila, arkus zigoma dan sutura zigomatikosfenoid. Fraktur zygoma adalah cedera wajah yang umum terjadi atau kedua setelah fraktur nasal. edera zygoma biasanya terjadi karena kecelakaan kendaraan bermotor. Zygoma memainkan peran penting dalam kontur wajah. +ilateral fraktur zigoma jarang terjadi, hanya sekitar dari 01 kasus yang diteliti oleh $llis et al. Zygoma mempunyai peran yang penting dalam membentuk struktur wajah, dan disrupsi dari posisi zigoma dapat mengganggu fungsi okular dan mandibular2 oleh karena itu trauma pada zygoma harus didiagnosa secara tepat dan ditangani secara adekuat. 3angguan posisi zygoma memiliki makna fungsional yang besar karena menyebabkan kerusakan mata dan fungsi mandibula. Zygoma berartikulasi dengan empat tulang4 frontal, temporal, maksila, dan sphenoid.
4
3ambar %. #s Zygoma 3.3
Kl)si5i*)si F()*4u( Z&o$)
5lasifikasi fraktur zygoma digunakan untuk memprediksi yang bagian yang mengalami patah tulang akan tetap stabil setelah reduksi. 6ecara klinis, hal ini akan memungkinkan ahli bedah untuk mengidentifikasi apakah fraktur tersebut akan memerlukan reduksi terbuka dan beberapa metode fiksasi. (ada tahun %70%, 5night dan "orth, mengklasifikasikan fraktur zygoma berdasarkan arah dan pola pergeseran anatomis fragmen tulang, yang terdiri atas 4 8
3rup 9 8
)idak ada pergeseran yang signifikan, fraktur terlihat pada foto rontgen namun fragmen tetap segaris :0!
8
3rup 99 8
Fraktur arkus zigoma dengan arkus mendesak ke dalam tanpa keterlibatan orbita atau bagian anterior :%!
8
3rup 999 8
Fraktur korpus, bergeser ke bawah dan ke dalam namun tidak ada rotasi :&&!
8
3rup 9; 8
Fraktur korpus zigoma dengan rotasi ke medial, bergeser ke bawah, ke dalam dan ke belakang dengan rotasi :%%!
8
3rup ; 8
Fraktur korpus dengan rotasi ke lateral, bergeser ke bawah, belakang dan medial dengan rotasi zigoma :!
5
8
3rup ;9 8
6emua kasus dengan garis fraktur tambahan melewati fragmen utama :%<!
3ambar . 5lasifikasi fraktur zygoma menurut 5night and "orth
6
(ada tahun %77, Manson dan rekannya mengusulkan metode klasifikasi yang didasarkan pada pola segmentasi dan perpindahan. Fraktur yang menunjukkan sedikit atau tidak ada perpindahan, diklasifikasikan sebagai cedera ringan. Fraktur menengah melibatkan semua sendi dengan pergeseran ringan hingga sedang. edera berat ditandai dengan keterlibatan lateral orbita dan pergeseran lateral dengan segmentasi zygomatic arch. Zincc dan rekannya melakukan re'iew pada fraktur zygoma dan mengklasifikasikan cedera pada fraktur menjadi &, yaitu4 a. )ipe = Merupakan fraktur ringan yang hanya melibatkan satu pilar zygoma4 zygomatic arch, dinding lateral orbital, atau infraorbital rim. b. )ipe + Merupakan
fraktur
lengkap
>monofragment?
dengan
fraktur
dan
perpindahan sepanjang semua empat sendi. c. )ipe Merupakan fraktur @multifragment@ yakni termasuk fragmentasi tubuh zygoma.
3.# Di)&nos) F()*4u( Z&o$)
Aiagnosa dari fraktur zygoma didasarkan pada pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang. Biwayat trauma pada wajah dapat dijadikan informasi
7
kemungkinan adanya fraktur pada kompleks zigomatikus selain tanda-tanda klinis. )etapi pemeriksaan klinis seringkali sulit dilakukan karena adanya penurunan kesadaran, oedem dan kontusio jaringan lunak dari pasien yang dapat mengaburkan pemeriksaan klinis, dan pula tidak ada indikator yang sensitif terhadap adanya fraktur zigoma. Aari anamnesis dapat ditanyakan kronologis kejadian trauma, arah dan kekuatan dari trauma terhadap pasien maupun saksi mata. )rauma dari arah lateral sering mengakibatkan fraktur arkus zygoma terisolasi atau fraktur zygoma komplek yang terdislokasi inferomedial. )rauma dari arah frontal sering mengakibatkan fraktur yang terdislokasi posterior maupun inferior. (emeriksaan zygoma termasuk inspeksi dan palpasi. 9nspeksi dilakukan dari arah frontal, lateral, superior, dan inferior. Aiperhatikan simetri dan ketinggian pupil yang merupakan petunjuk adanya pergeseran pada dasar orbita dan aspek lateral orbita, adanya ekimosis periorbita, ekimosis subkonjungti'a, lekukan palpebra superior yang dalam :sunken eye! abnormal sensiti'itas ner'us, diplopia dan enoptalmus2 yang merupakan gejala yang khas efek pergeseran tulang zigoma terhadap jaringan lunak sekitarnya. )anda yang khas dan jelas pada trauma zigoma adalah hilangnya tonjolan prominen pada daerah zigomatikus atau depresi malar iminen. 6elain itu hilangnya kur'atur cembung yang normal pada daerah temporal berkaitan dengan fraktur arkus zigomatikus. Aeformitas pada tepi orbita sering terjadi jika terdapat pergeseran, terutama pada tepi orbital lateral dan infraorbita :mata anti mongoloid!. Aapat juga ditemukan epistaksis unilateral sisi yang terkena, maloklusi atau kesulitan menggerakan rahang bawah, eksoftalmus.
8
=hli bedah juga meletakkan jari telunjuk dibawah margin infraorbita, sepanjang zigoma, menekan ke dalam jaringan yang oedem untuk palpasi secara simultan dan mengurangi efek 'isual dari oedem saat melakukan pemeriksaan ini dan juga dapat menilai adanya diskontinuitas pada os zygoma. (enggunaan ) 6can dan foto roentgen sangat membantu menegakkan diagnosa, mengetahui luasnya kerusakan akibat trauma, dan perawatan. ) scan pada potongan aCial maupun coronal merupakan gold standard pada pasien dengan kecurigaan fraktur zigoma, untuk mendapatkan pola fraktur, derajat pergeseran, dan e'aluasi jaringan lunak orbital. 6ecara spesifik ) scan dapat memperlihatkan
keadaan
pilar
dari
midfasial4
pilar
nasomaxillary,
zygomaticomaxillary, infraorbital , zygomaticofrontal , zygomaticosphenoid , dan zygomaticotemporal . (enilaian radiologis fraktur zigoma dari foto polos dapat menggunakan foto waters, caldwel, submento'ertek dan lateral. Aari foto waters dapat dilihat pergeseran pada tepi orbita inferior, maksila, dan bodi zigoma. Foto caldwel dapat menunjukkan region frontozigomatikus dan arkus zigomatikus. Foto submento'ertek menunjukkan arkus zigomatikus.
3."
Ko$li*)si
5omplikasi yang dapat terjadi berdasarkan waktunya dapat dilihat pada table berikut 4
E)(l
L)4e
Ddem Eematom (erdarahan 3angguan sensasi Aehisence 5ebutaan
6kar Malunion/"on union "on 'iable teeth #steomyelitis 5omplikasi plate 5omplikasi orbita :diplopia,
9
penurunan 'isus, enoftalmus / eksoftalmus, ektropion sementara
3.7 T)4) L)*s)n)
(enatalaksanaan fraktur zigoma tergantung pada derajat pergeseran tulang, segi estetika dan defisit fungsional. (erawatan fraktur zigoma ber'ariasi dari tidak ada inter'ensi dan obser'asi meredanya oedem, disfungsi otot ekstraokular dan parestesi hingga reduksi terbuka dan fiksasi interna. 9nter'ensi tidak selalu diperlukan karena banyak fraktur yang tidak mengalami pergeseran atau mengalami pergeseran minimal. (enelitian menunjukkan bahwa antara 7-* dari fraktur zigoma tidak membutuhkan perawatan operatif. ika inter'ensi diperlukan, perawatan yang tepat harus diberikan seperti fraktur lain yang mengalami pergeseran yang membutuhkan reduksi dan alat fiksasi. 9ndikasi operasi pada patah tulang zigoma adalah fraktur dengan deformitas disertai diplopia, menyebabkan hiperaestesi, atau juga menyebabkan trismus. Fraktur dengan pergeseran minimal dan sedang yang tidak mengakibatkan gangguan penglihatan bisa direduksi secara konser'atif, dengan pengangkatan, disertai insersi pengait tulang atau trakeal melalui kulit.
=dapun (rinsip penatalaksanaan fraktur zigoma adalah sebagai berikut4 =lignment zigoma harus ditetapkan pada setidaknya & area dan difiksasi di
setidaknya area. +uttress zygomatikomaksila adalah determinan yang paling baik untuk reduksi, rima infraorbita. 6edangkan sutura zygomatikofrontal merupakan determinan yang kurang baik.
10
=rkus zigoma bila di reduksi akan mengembalikan lebar midface dan dalam waktu bersamaan proyeksi eminensia malar.
D)54)( Pus4)*)
%. 6ofii 9, Aachlan 9. Correlation between midfacial fractures and intracranial lesion in mild and moderate head injury patients . :online!, :http4//bedahugm.com/orrelation-between-midfacial-fractures-and intracranial-lesion-in-mild-and-moderate-head-injury-patients.php
,
diakses %< april
. Awidarto A. =ffandi M. Pengelolaan deformitas dentofasial pasca fraktur panfascial :Management of the Aentofacial Aefomity (ost (anfacial Fracture 4 ase Beport!. :online!, :http4//www.pdgionline.com/web/indeC. php GoptionHco ntent ItaskHcategoryIsectionidHIidH%I9temidH0, diakses %< april
11
&. )ucker MB, #chs MJ. anagement of facial fractures. Aalam 4 (eterson lj et al. contemporary oral and maCillofacial surgery. 6t louis4 mosby co. & . (rasetiyono =. (enanganan fraktur arkus dan kompleks zigomatikus. !ndonesian journal of oral and maxillofacial surgeons. Feb * no % tahun 9K hal %-*.
12