ANATOMI
Tibia terdiri dari : akhir proksimal disebut sebagai plateau (terbagi menjadi medial yang berbentuk konkaf dan lateral yang berbentuk konvex), tubercle, eminence (medial dan lateral), batang/ shaft shaft , dan akhir distal disebut sebagai pilon (sendi dan medial maleolus)3 Tibial plateau merupakan penopang massa tubuh bagian proksimal dari tibia dan melakukan artikulasi dengan condylus femoralis untuk membentuk sendi lutut! "ebuah os longum, mempunyai corpus, ujung proximal dan ujung distal, berada di sisi medial dan anterior dari crus #ada posisi berdiri, tibia meneruskan gaya berat badan menu menuju ju ke pedi pedis s
$jun $jung g prox proxim imal al lebar lebar,, meng mengada adaka kan n perse persend ndia ian n denga dengan n os femu femur r
membentuk membentuk articulati articulatio o genu, membentuk condylus condylus medialis medialis dan condylus condylus lateralis lateralis tibiae, facies proximalis membentuk facies articularis superior, bentuk besar, oval, permukaan licin% &acies articularis ini dibagi menjadi dua bagian, dari anterior ke posterior, oleh fossa intercondyloidea anterior, eminentia intercondyloidea dan fossa intercondyloidea posterior &ossa &ossa inte interc rcon ondy dyloi loide deaa ante anteri rior or memp mempuny unyai ai bent bentuk uk yang yang lebi lebih h besa besarr dari daripad padaa foss fossaa interc intercondy ondyloi loidea dea
poster posterior ior
Tepi epi
eminen eminentia tia interc intercondy ondyloi loidea dea
membent membentuk uk
tuberc tuberculum ulum
intercondyl intercondylare are mediale mediale dan tuberculum tuberculum intercondyla intercondylare re laterale laterale 'minentia 'minentia epicondylaris epicondylaris bervariasi dalam bentuk dan sering juga absen% &acies articularis dari condylus medialis berbentuk oval, sedangkan facies articularis condyl condylus us latera lateralis lis hampir hampir bundar bundar ondyl ondylus us latera lateralis lis lebih lebih menonj menonjol ol daripa daripada da condyl condylus us medialis #ada facies inferior dari permukaan dorsalnya terdapat facies articularis, berbentuk lingkaran, dinamakan facies articularis fibularis, mengadakan persendian dengan capitulum fibulae i sebelah inferior dari condylus tibiae terdapat tonjolan ke arah anterior, disebut tuberositas tibiae i bagian distalnya melekat ligamentum patellae% orpus tibiae tibiae mempunyai mempunyai tiga buah permukaan, permukaan, yaitu (*) facies facies medialis, medialis, (+) facies lateralis lateralis dan (3) facies posterior posterior empunyai empunyai tiga buah tepi, yaitu (*) margo margo anterior anterior,, (+) margo medialis dan (3) margo interosseus &ossa medialis datar, agak konveks, ditutupi langsung kulit dan dapat dipalpasi secara keseluruhan &acies lateralis konkaf, ditempati oleh banyak otot -agian distalnya menjadi konveks, berputar ke arah ventral, melanjutkan diri menjadi bagian ventral ujung distal tibia &acies posterior berada di antara margo medialis dan
margo interosseus #ada sepertiga bagian proximal terdapat linea poplitea, suatu garis yang obli.ue dari facies articularis menuju ke margo medialis% argo anterior disebut crista anterior, sangat menonjol, di bagian proximal mulai dari tepi lateral tuberositas tibiae, dan di bagian distal menjadi tepi anterior dari malleolus medialis argo medialis, mulai dari bagian dorsal condylus medialis sampai ke bagian posterior malleolus medialis argo interosseus mempunyai bentuk yang lebih tegas daripada margo medialis, tempat melekat membrana interossea i bagian proximal mulai pada condylus lateralis sampai di apex incisura fibularis tibiae membentuk bifurcatio% $jung distal tibia membentuk malleolus medialis alleolus medialis mempunyai facies superior, anterior, posterior, medial, lateral dan inferior #ada facies posterior terdapat sulcus malleolaris, dilalui oleh tendo mtibialis posterior dan mflexor digitorum longus #ada permukaan lateral terdapat incisura fibularis yang membentuk persendian dengan ujung distal fibula &acies articularis inferior pada ujung distal tibia membentuk persendian dengan facies anterior corpus tali%
ambar ! 0natomi Tibia &ibula (dikutip dari kepustakaan 3)
EPIDEMIOLOGI
&raktur tibial plateau terjadi pada *1 kasus dari semua fraktur dan 21 kasus terjadi pada pasien yang tua &raktur yang terjadi pada pasien tua merupakan hasil dari trauma dengan energy rendah &raktur pada medial plateau terjadi pada +31 kasus fraktur plateau sedangkan fraktur lateral plateau terjadi pada 41 kasus, dan kombinasi antara keduanya terjadi pada 3*1 kasus!
FAKTOR RESIKO
&actor resiko untuk terjadinya fraktur tibial plateau adalah! : a) #asien5pasien memiliki resiko untuk cedera ini adalah trauma dengan kecepatan tinggi (usia muda, laki5laki, alcohol dan pecandu obat) b) $sia lebih tua dengan kualitas tulang yang jelek memiki resiko fraktur
MEKANISME TRAUMA
&raktur tibial plateau biasanya terjadi sebagai akibat dari kecelakaan pejalan kaki yang rendah energy mengenai bumper mobil "ebagian besar kejadian fraktur tibial plateau ini juga dilaporkan terjadi akibat dari kecelakaan sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan jatuh dari ketinggian &raktur tibial plateau terjadi akibat kompresi langsung secara axial, biasanya dengan posisi valgus (paling sering) atau varus (jarang) atau trauma tidak langsung yang besar 0spek anterior dari kondilus femoralis berbentuk baji, dengan terjadinya hiperekstensi dari lutut maka kekuatan ditimbulkan oleh gerakan kondilus ke tibial plateau 0rah, besar, dan lokasi dari kekuatan yang ditimbulkan, serta posisi lutut pada saat trauma akan menyebabkan perbedaan dari pola fraktur, lokasi, dan tingkat pergeseran &actor lain seperti usia dan kualitas tulang juga berpengaruh pada konfigurasi fraktur #asien yang lebih tua dengan tulang yang osteopeni akan lebih cenderung menjadi tipe fraktur depresi karena tulang subkondral nya lebih kaku untuk mengikuti beban6
$sia muda dengan tulang yang kaku memiliki angka kejadian lebih tinggi untuk terjadinya robekan ligament sedangkan usia tua dengan kekuatan tulang yang menurun memiliki angka kejadian lebih rendah untuk robekan ligament
ambar % ekanisme
trauma pada fraktur tibial plateau (dikutip dari kepustakaan 6)
KLASIFIKASI
7ika kerusakan yang terjadi tertutup, maka digunakan klasifikasi Tscherne dan ot8en 7ika fraktur terbuka maka digunakan klasifikasi ustilo50nderson &raktur tibial plateau dapat diklasifikasikan dengan "chat8ker yaitu berdasarkan lokasi dan konfigurasi fraktur 2 Klasifikasi fraktur tertutup (Tscheme and Gotzen) yaitu8 : rade 4 : kerusakan jaringan lunak minimal rade * : 0brasi superficial/ kontusio rade + : alam, abrasi dengan kontusio kulit ataupun otot Tanda5tanda impending kompartemen sindrom rade 3 : kontusio kulit yang luar, avulse subkutan, dan kerusakan otot Klasifikasi fraktur terbuka (Gustilo-Anderson) yaitu 8 : rade *
:
9uka kecil kurang dan * cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak
terdapat tanda5tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak &raktur
yang terjadi biasanya bersifat simpel, tranversal, oblik pendek atau komunitif rade +
: 9aserasi kulit melebihi * cm tetapi tidak terdapat kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi kulit Terdapat kerusakan yang sedang dan jaringan
rade 3 : Terdapat kerusakan yang hebat pada jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neovaskuler dengan kontaminasi yang hebat ibagi dalam 3 sub tipe: a) grade 0 b) grade -
: jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah : disertai kerusakan dan kehilangan jaringan lunak,
soft tissue cover (5) c) grade : disertai cedera arteri yang memerlukan repair segera Klasifikasi fraktur tibial plateau (Schatzer classification) : Tipe * : fraktur biasa pada kondilus tibia lateral #ada pasien yang lebih muda yang tidak menderita osteoporosis berat, mungkin terdapat retakan vertikan dengan pemisahan fragmen tunggal &raktur ini mungkin sebenarnya tidak bergeser, atau jelas sekali tertekan dan miring, kalau retakannya lebar, fragmen yang lepas atau meniscus lateral dapat terjebak dalam celah Tipe + : peremukan kominutif pada kondilus lateral dengan depresi pada fragmen Tipe fraktur ini paling sering ditemukan dan biasanya terjadi pada orang tua dengan osteoporosis Tipe 3 : peremukan komunitif dengan fragmen luar yang utuh &raktur ini mirip dengan tipe +, tetapi segmen tulang sebelah luar memberikan selembar permukaan sendi yang utuh Tipe ! : fraktur pada kondilus tibia medial ni kadang5kadang akibat cedera berat, dengan perobekan ligament kolateral lateral Tipe % : fraktur pada kedua kondilus dengan batang tibia yang melesak diantara keduanya Tipe 6 : kombinasi fraktur kondilus dan subkondilus, biasanya akibat daya aksial yang hebat
ambar 6
;lasifikasi fraktur tibial
plateau
( schatzker classification) (dikutip dari kepustakaan 3)
DIAGNOSIS
* 0namnesis 0namnesis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mengevaluasi pasien dengan fraktur #ada anamnesis didapatkan adanya keluhan nyeri, bengkak, ataupun deformitas ;eluhan lain yang dipaparkan oleh pasien adalah tidak mampu untuk menggerakkan lutut secara seluruhan ataupun sebagian! 0nmnesis penting untuk mengetahui apakah pasien mengalami trauma dengan energy besar atau tidak ;ecelakan motor, jatuh dari ketinggian lebih dari *4 kaki, dan ditabrak dengan kendaraan sementara berjalan merupakan contoh mekanisme trauma dengan energi tinggi 0namnesis lainnya yang pertu ditanyakan adalah factor5faktor komorbid dari pasien yang akan berpengaruh pada terapi ataupun prognosis #asien dengan penyakit penyerta seperti penyakit arteri koroner, emfisema, perokok, ataupun diabetes tidak terkontrol memiliki resiko besar untuk timbulnya komplikasi dari cedera yang terjadi< + #emeriksaan &isis* a 9ook (nspeksi) −
eformitas : angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior), diskrepensi (rotasi, perpendekan atau perpanjangan)
−
-engkak atau kebiruan
−
&ungsio laesa (hilangnya fungsi gerak) b &eel (#alpasi) 5 Tenderness (nyeri tekan) pada derah fraktur 5 ;repitasi 5 =yeri sumbu c ove (erakan) 5 =yeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif 5 erakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya d #emeriksan trauma di tempat lain seperti kepala, thorak, abdomen, tractus urinarius dan pelvis e #emeriksaan komplikasi fraktur seperti neurovaskular bagian distal fraktur yang berupa pulsus arteri, >arna kulit, temperatur kulit, pengembalian darah ke kapiler (apillary refil test), sensasi motorik dan sensorik #ada fraktur tibial plateau, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap arteri popliteal yaitu diantara proksimal dari adductor hiatus dan distal dari soleus serta pemeriksaan nervus peroneal f #ada fraktur tibial plateau, hemarthrosis sering terjadi yaitu berupa edem, nyeri pada lutut dimana pasien tidak dapat memikul berat tubuh
PEMERIKSAAN PENUNJANG
#emeriksaan standar untuk trauma pada lutut adalah foto ?ray dengan posisi anteroposterior (0#), lateral, dan dua oblik &oto ?5ray digunakan untuk mengidentifikasi garis fraktur dan pergeseran yang terjadi tetapi tingkat kominusi atau depresi dataran mungkin tidak terlihat jelas &oto tekanan (diba>ah anestesi) kadang5kadang bermanfaat untuk menilai tingkat ketidakstabilan sendi -ila kondilus lateral remuk, ligamen medial sering utuh, tetapi bila kondilus medial remuk, ligament lateral biasanya robek +
ambar ni adalah
?5@ay dari fraktur tibial
plateau #asien adalah >anita usia %% tahun yang jatuh dengan lutut terlebih dahulu ketika berkebun #asien diba>a ke $ dengan nyeri dan edem di sekitar lutut (dikutip dari kepustakaan **)
T5scan digunakan untuk mengidentifikasi adanya pergeseran dari fraktur tibial plateau T5scan potongan sagital meningkatkan akurasi diagnosis dari fraktur tibial plateau dan diindikasikan pada kasus dengan depresi artikular agnetic resonance imaging (@) digunakan untuk mengevaluasi trauma ataupun sebagai alternative dari T5scan atau arthroscopy @ dapat mengevaluasi tulang serta komponen jaringan lunak dari lokasi trauma =amun, tidak ada indikasi yang jelas untuk penggunaan @ pada fraktur tibial plateau6
A
ambar 2 T5scan #osisi 0#, sagital, serta arthtroscopy menunjukkan fraktur kompres lateral (dikutip dari kepustakaan *4)
TATALAKSANA
Tatalaksana pada fraktur tibial plateau dibagi menjadi non5operative dan operative, •
=on5operative &raktur yang non5displaced dan stabil baik untuk diterapi non5operative #emakaian hinged cast5brace untuk melindungi pergerakan lutut dan beban tubuh merupakan salah satu metode pilihan 9atihan isometric untuk .uadriceps, pasif, aktif,dan pergerakan aktif dari lutut sebagai stabilitas dapat dilakukan ibolehkan untuk memikul beban tubuh secara partial selama 25*+ minggu, dan progressif hingga memikul beban tubuh secara keseluruhan Terapi dengan lon! le! cast juga dapat digunakan6, &raktur yang tidak bergeser atau sedikit bergeser biasanya menimbulkan hemathrosis Bemathrosis diaspirasi dan pembalut kompresi dipasang Tungkai diistirahatkan pada mesin gerakan pasif kontinyu dan gerakan lutut dimulai "egera setelah nyeri dan pembengkakan akut telah mereda, gips penyangga berengsel dipasang dan pasien diperbolehkan menahan beban sebagian dengan kruk penopang+ ambar < Terapi non5operative (a) tampaknya tidak mungkin bah>a fraktur bikondilus yang kompleks ini
dapat direduksi dengan sempurna dan difiksasi secara memuaskan dengan operasi, maka (b,c) pen traksi ba>ah dimasukkan dan gerakan dilatih dengan tekun (d) sepuluh hari kemudian sinar ? memperlihatkan reduksi yang sangat baik dan hasil akhir sangat bagus (dikutip dari kepustakaan +)
•
Cperative ndikasi operasi pada fraktur tibial plateau adalah : * epressi pada articular yang dapat ditoleransi adalah D+mm sampai * cm + nstabilitasi E*4 derajat dari lutut yang diperpanjang dibandingkan dengan sisi sebaliknya &raktur yang retak lebih tidak stabil dibandingkan fraktur yang hanya kompresi 3 &raktur terbuka ! "indrom kompartemen % 0danya kerusakan vascular Terapi pembedahan berdasarkan tipe fraktur nya (Schatzker classification) yaitu : Schatzker tipe " &raktur yang bergeser &ragmen kondilus yang besar harus benar5benar direduksi dan difiksasi pada posisinya ni terbaik dilakukan den gan operasi terbuka+ Schatzker tipe &raktur komunitif #ada dasarnya ini adalah fraktur kompresi, mirip dengan fraktur kompresi vertebra ;alau depresi ringan (kurang dari % mm) dan lutut stabil atau jika pasien telah tua dan lemah serta mengalami osteoporosis, fraktur diterapi secara tertutup dengan tujuan memperoleh kembali mobilitas dan fungsi bukannya restitusi anatomis "etelah aspirasi dan pembalutan kompresi, traksi rangka dipasang le>at pen berulir melalui tibia, cm di ba>ah fraktur ;ondilus mulai dibentuk, lutut kemudian difleksikan dan diekstensikan beberapa kali untuk membentuk tibia bagian atas pada kondilus femur yang berla>anan ;aki diletakkan pada bantal dan dengan % kg traksi, latihan aktif harus dilakuakn tiap hari "elain itu, lutut dapat diterapi sejak permulaan dengan mesin #, untuk semakin meningkatkan rentang gerakan F seminggu setelah terapi ini penggunaan mesin itu dihentikan dan latihan aktif dimulai "egera setelah fraktur menyatu (biasanya setelah 35! minggu), pen traksi dilepas, gips penyangga berengsel dipasang dan pasien diperbolehkan bangun dengan kruk penopang #embebanan penuh ditunda selama 6 minggu lagi #ada pasien muda dengan fraktur tipe +, terapi ini mungkin dianggap terlalu konservatif dan reduksi terbuka dengan peninggian plateau dan fiksasi internal sering menjadi pilihan #asca operasi lutut diterapi dengan mesin # F setelah beberapa hari, latihan aktif dimulai dan setelah + minggu pasien dibiarkan dengan gips penyangga yang dipertahankan hingga fraktur telah menyatu #asca operasi lutut diterapi dengan mesin # setelah beberapa hari+
Schatzker tipe #$ ;ominusi dengan fragmen lateral yang utuh #rinsip terapinya mirip dengan prinsip yang berlaku untuk fraktur tipe + Tetapi, fragmen lateral dengan kartilago artikular yang utuh merupakan permukaan yang berpotensi mendapat pembebanan, maka reduksi yang sempurna lebih penting ara ini kadang5kadang dapat dilakukan secara tertutup dengan traksi yang kuat dan kompresi lateral, jika ini berhasil, fraktur diterapi dengan traksi atau # ;alau reduksi tertutup gagal, reduksi terbuka dan fiksasi dapat dicoba #asca operasi, latihan dimulai secepat mungkin dan + minggu kemudian pasien dibiarkan bangun dalam gips5penyangga yang dipertahankan hingga fraktur telah menyatu+
ambar *4 #asien dengan fraktur terbuka pada tibial plateau dengan kominusi yang ekstensif 'ksternal fiksasi dipasang selama *4 hari sampai jaringan lunak memungkinkan untuk dilakukan definitif fiksasi (dikutip dari kepustakaan 6)
Schatzker tipe %$ &raktur pada kondilus medial &raktur yang sedikit bergeser dapat diterapi dalam gips penyangga ;alau fragmen nyata sekali bergeser atau miring, reduksi terbuka dan fiksasi diindikasikan ;alau ligament lateral juga robek, ini harus diperbaiki sekaligus+ Schatzker tipe & dan '$ erupakan cedera berat yang menambah resiko sindrom kompartemen &raktur bikondilus sering dapat direduksi dengan traksi dan pasien kemudian diterapi seperti pada cedera tipe + &raktur yang lebih kompleks dengan kominusi berat juga lebih baik ditangani secara tertutup, meskipun traksi dan latihan mungkin harus dilanjutkan selama !56 minggu hingga fraktur cukup menyatu untuk
memungkinkan penggunaan gips penyangga 7ika terdapat beberapa fragmen yang bergeser, fiksasi internal dapat dilakukan+
ambar ** aft-scre$ (a5c) ukuran kortikal scre> sebesar 3,% mm dimasukkan diba>ah subkondral dan dari raft diatas fragmen plateau #ada kasus tipe +,%, atau 6, diperlukan juga buttress plat (dikutip dari kepustakaan +)
eduksi Terbuka dan *iksasi &raktur plateau sulit direduksi dan difiksasi Terapi operasi hanya dilakukan kalau tersedia seluruh jenis implant elalui insisi parapatela longitudinal, kapsul sendi dibuka Tujuannya untuk mempertahankan meniskusi sampil sepenuhnya membuka plateau yang mengalami fraktur ni terbaik dilakuakn dengan memasuki sendi melalui insisi kapsul melintang di ba>ah meniscus &ragmen besar tunggal dapat direposisi dan dipertahankan dengan sekrup kanselosa dan ring tanpa banyak kesulitan &raktur tekanan yang komunitif harus ditinggikan dengan mendorong massa yang terpotong5potong ke atas F permukaan osteoartikular kemudian disokong dengan membungkus daerah subkondral dengan cangkokan kanselosa (diperoleh dari kondilus femur atau ;rista iliaka) dan dipertahankan di tempatnya dengan memasang plat penunjang yang sesuai dengan kontur dan sekrup pada sisi tulang itu ;ecuali kalau terobek, meniscus harus dipertahankan dan dijahit lagi di tempatnya ketika kapsul diperbaiki+
&raktur kompleks pada tibia proksimal sulit difiksasi dan banyak ahli bedah lebih suka member terapi dengan traksi dan mobilisasi ;alau dipilih terapi operasi, pemaparan luka secara memadai sangat diperlukan "chat8ker menganjurkan membelah ligament patella dan membalik patella ke atas #asca operasi, tungkai ditinggikan dan dibebat hingga pembengkakan mereda, gerakan dimulai secepat mungkin dan dianjurkan melakukan latihan aktif #ada akhir minggu keempat pasien biasanya diperbolehkan dalam gips penyangga, menahan beban sebagian dengan penopang F penahanan beban penuh dilanjutkan bila penyembuhan telah lengkap+
ambar *+ &raktur tibial plateau5 fiksasi (a) sekrup tunggal mungkin sudah mencukupi untuk retakan sederhana, meskipun (b) plat penopang dan sekrup lebih aman (c) depresi yang lebih dari * cm dapat diterapi dengan peninggian dari ba>ah dan (d) disokong dengan pencangkokan tulang (e) fraktur compels dapat diterapi dengan operasi tetapi, kecuali kalau reduksi dapat dijamin sempurna, terapi dengan traksi dan gerakan saja mungkin lebih bijaksana F mengikat fragmen yang menonjol ke atas permukaan sendi akan mengundang osteoarthritis dini (dikutip dari kepustakaan +)
ambar *3 &raktur tibial plateau yang kompleks G fiksasi internal Trauma pada jaringan lunak oleh fraktur dengan senergy tinggi pada tibial plateau bias any atidak aman untuk dilakukan operasi segera "tabilisasi dengan eksternal fiksasi memungkinkan pembengkakan berkurang dan pasien bisa berisitirahat dengan nyaman (a) ketika keadaan membaik dan biasanya dalam >aktu + minggu, operasi terbuka dapat dipertimbangkan ontohnya, dua
plat buttress digunakan untuk menopang daerah lateral dan posteromedial dari tibial plateau (dikutip dari kepustakaan +)
ambar *! &raktur tibial plateau yang kompleks G eksternal fiksasi aripada membuka daerah sendi untuk mengurangi fraktur, hal ini juga dapat digunakan secara perkutaneus, dengan control ?5@ay, dan fragmen sendi berpegang pada multiple scre> (a,b) metafisis tibial berpegang pada batang dengan fiksasi eksternal circular (dikutip dari kepustakaan +)
PROGNOSIS
#rognosis pada fraktur tibial plateau adalah ! : * &raktur tibial plateau dapat menyebabkan kerusakan yang parah + nsidensi arthritis post trauma dihubungkan dengan usia pasien, lokasi dari pergeseran, dan reduksi 3 &raktur karena energy tinggi yang diterapi dengan fiksasi eksternal hanya memiliki insidensi sebesar %1 mengenai masalah luka
KOMPLIKASI
;omplikasi pada fraktur tibial plateau dapat dibagi menjadi dua yaitu dini dan lanjut * ;omplikasi dini •
"indroma kompartemen #ada fraktur bikondilus tertutup terdapat banyak perdarahan dan resiko munculnya sindrom kompartemen ;aki dan ujung kaki harus diperiksa secara terpisah untuk mencari tanda5tanda iskemia+
•
;erusakan dari nervus peroneal Bal ini umum terjadi pada trauma di aspek lateral dimana nervus peroneal berjalan dari proksimal ke bagian atas dari fibula dan lateral dari tibial plateau
•
9aserasi arteri popliteal + ;omplikasi lanjut •
;ekakuan sendi #ada fraktur komunitif berat dan setelah operasi yang kompleks, terdapat banyak resiko timbulnya kekakuan lutut @esiko ini dicegah dengan (*) menghindari imobilisasi gips yang lama dan (+) mendorong dilakukannya gerakan secepat mungkin+
•
eformitas eformitas varus atau valgus yang tersisa amat sering ditemukan baik karena reduksi fraktur tak sempurna ataupun karena meskipun telah direduksi dengan memadai, fraktur mengalami pergeseran ulang selama terapi $ntungnya, deformitas yang moderat dapat member fungsi yang baik, meskipun pembebanan berlebihan pada satu kompartemen secara terus menerus dapat menyebabkan predisposisi untuk osteoarthritis di kemudian hari+
•
Csteoartritis -ertentangan dengan kepercayaan umum, osteoarthritis bukanlah akibat jangka panjang yang la8im dari terapi konservatif 9ansinger, dkk (*<26) dalam tindak lanjut pada serangkaian kasus besar yang dipantau selama +4 tahun, melaporkan hasil yang sangat baik atau baik apda <41 pasien bila tidak ada ketidakstabilan ligamentum atau depresi nyata "ekalipun penampilan sinar5? menunjukkan osteoarthritis, lutut mungkin tidak terasa nyeri Tetapi, jika timbul osteoarthritis yang nyeri dan kondilus lateral terdepresi, operasi rekonstruktif dapat dipertimbangkan+
•
alunion atau non5union Bal in sering terjadi pada "chat8ker H dimana terjadi fraktur diantara metafisis5diafisis, kominusi, fiksasi tidak stabil, kegagalan implant, atau infeksi
DAFTAR PUSTAKA
* hairuddin, @asjad #rof, , #h#engantar lmu -edah Crtopedi +443 akasar + 0lan raham 0plpley 0ppleyIs "ystem of Crthopedics and &racture
|
edition
-utter>orths edical #ublications +4*4 3 =etter, &rank B =etterIs oncise Crthopaedic 0natomy +nd edition "aunders 'lseiver ! &rassica, &rank dkk The %5inute Crthopaedic onsult +nd edition 9ippuncolt Jilliam K Jilkins +44 %
9uhulima 7J usculoskeletal -agian 0natomi &akultas ;edokteran $niversitas Basanuddin akassar ndonesia +44+
6 hapman, ichael J hapmanIs Crthopaedic "urgery 3rd edition 9ippincolt Jilliam K Jilkins +44* ;oval, ;enneth 7 Bandbook of &ractures 3rd edition 9ippincolt Jilliam K Jilkins +446 2 ;ingsley hin, dkk Crthopaedic ;ey @evie> oncept, *st edition 9ippincolt Jilliam K Jilkins +442 < irchsl ouglas, dkk "taged anagement of Tibial #lateau 0merican 7ournal of Crthopaedic +44 *4 @e8nik, 0lan Tibial #lateau &ractures The Crthopaedic roup +4** 11. luet
7onathan
Tibial
http://orthopedicsaboutcom/
#lateau
&racture
+44%
0vailable
from
: