KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Ekonomi Kreatif Berfokus pada UMKM sebagai Soko Guru Peningkatan Perekonomian Indonesia dalam Menghadapi MEA”.
Makalah ini kami buat dengan mengambil beberapa sumber referensi yang relevan. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini khususnya kepada Ibu Dr. Rahayu Kusumadewi, S.E,.S.Ip,.M.Si. yang telah memberikan waktunya untuk kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun untuk penyusunan makalah ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Bandung, 10 November 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PENGANTAR.............................................. ..................................................... ........................................................................ ................... i DAFTAR DAFTAR ISI.......................... ..................................................... .......................................................................................................... ..................................................... ii ii BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN.................................................. .................................................... ............................................................. ......... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. ................ 1 1.2 Rumusan Rumusan Masalah ................................................................................. ........................... ................................................................................ .......................... 2 1.3 Tujuan ............................................... ...................................................... ................................................................................ .......................... 2 BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN.................................................... ........................................................................................................ ............................................................. ......... 3 2.1 Sistem Ekonomi Indonesia .............................................................................................. 3 A. Landasan Landasan Sistem Ekonomi Indonesia ......................................................................... 3 B. Tujuan Ekonomi Ekonomi Indonesia Indonesia.............................................. ............................................ 5 C. Masalah dan Hambatan Hambatan Pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia .................................... 6 2.2 Evolusi Sistem Ekonomi di Indonesia Indonesia .................................................. .......................... 8 2.3 Seperti apa pentingnya dan Tantangan Tantangan MEA/EAC MEA/EAC ................................................... 11 2.4 Ekonomi Ekonomi Kreatif........................................ Kreatif............................................................................................... ..................................................................... .............. 14 A. Konsep Ekonomi Kreatif.................................................. .......................................... 14 B. Perkembangan Perkembangan Ekonomi Kreatif............................................................................... Kreatif..................................... .......................................... 15 C. Argumentasi Argumentasi Pengembangan Pengembangan Ekonomi Ekonomi Kreatif ....................................................... 16 D. Ekonomi Ekonomi Kreatif Diarus Perkembangan Perkembangan Ekonomi Modern................................... 17 E. Perkembangan Ekonomi Kreatif Dan Dampaknya Terhadap Praktik-Praktik Praktik-Praktik Ekonomi Dan Bisnis ....................................................................... 18 F. Melacak Perkembangan Ekonomi Kreatif ................................................. .............. 21 G. Ekonomi Ekonomi Kreatif Dan Pencitraan Pencitraan ...................................................... .............................................................................. ........................ 25 H. Pengembangan Pengembangan Industri Kreatif Di Era Global ................................................ ....... 26 I. Aktor Utama Dalam Pengembangan Pengembangan Ekonomi Kreatif .......................................... 27 J. Hakikat UMKM ........................................................ .......................................................................................................... .................................................. 29 K. Kondisi UMKM di Indonesia.................................................... ..................................................................................... ................................. 31 2.5 Implementasi Implementasi Ekonomi Kreatif di Era Jokowi ........................................................... 33
ii
2.6 Peluang Ekonomi Kreatif Berfokus pada UMKM dalam Meningkatkan Ekonomi Ekonomi Melalui MEA......................................................................... ........................ 38 BAB III PENUTUP PENUTUP .................................................. ..................................................... ..................................................................... ................ 42 3.1 Kesimpulan Kesimpulan ................................................ ..................................................... ..................................................................... ................ 42 3.2 Saran ..................................................................................... .......................................... 42 DAFTAR DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA ............................................... ..................................................... ..................................................................... ................ 43
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara berkembang. Untuk menuju negara maju, maka kesejahteraan masyarakatnya menjadi faktor penting tercapainya hal tersebut. Jika seperti itu, maka untuk mencapai kesejahteraan tersebut terdapat 3 indek menurut IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dari ketiga indeks tersebut yang menjadi permasalahan paling menarik adalah perekonomian. Karena ekonomi ini dapat mempengaruhi kesehatan dan pendidikan. Selain itu permasalahn ekonomi sangatlah kompleks, mengingat Indonesia ini sering jatuh bangun dalam perekonomian. Dengan adanya ASEAN Economic Community (AEC) atau yang lebih akrab dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Indonesia mempunyai peluang untuk meningkatan taraf ekonomi masyarakatnya. Namun selain itu MEA ini juga berpotensi sebagai ancaman bagi b agi negara kita, hal ini akan terjadi jika kita masih menerapkan budaya konsumtif dan rendah daya saing. Maka dari itu dengan adanya ekonomi kreatif ini diharapkan masyarakat dapat memiliki daya saing. Terlebih bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai soko guru pereonomian Indonesia. Mengapa UMKM dikatakan sebagai soko guru perekonomian, bukankah soko guru perekonomian Indonesia itu koperasi ?
berhubungan dengan hal tersebut
ekonomi kreatif memiliki banyak aspek didalamnya, akan tetapi kami memberikan suatu focus telaah terhadap “ekonomi kreatif yang berfokus
terhadap UMKM sebagai soko guru peningkatan perekonomian Indonesia dalam menghadapi MEA”
1
1.2 Rumusah Masalah 1. Seperti Apa Sistem Ekonomi di Indonesia? 2. Bagaimana Evolusi Sistem Ekonomi Indonesia? 3. Tantangan dan Hambatan MEA / EAC ? 4. Bagaimana Ekonomi Kreatif itu? 5. Implementasi Ekonomi Kreatif di Era Jokowi 6. Seperti apa peluang ekonomi kreatif berfokus pada UMKM dalam meningkatkan ekonomi melalui MEA ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini tidak lain untuk memaparkan apa yang menjadi pokok masalah yang tertera di Rumusan Masalah.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Ekonomi Indonesia A. Landasan Normatif Sistem Ekonomi Indonesia
Secara normatif, landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945.Dengan demikian, maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada Pancasila, yakni ; 1.
Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialistik);
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi);
3.
Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, kekeluargaan, sosionasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi);
4.
Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat orang banyak);
5.
serta Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan kemakmuran orang-seorang) Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem
ekonomi Indonesia. Keadilan merupakan titik tolak, proses, dan tujuan sekaligus. Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar Pancasila dengan kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34. Pasal 33: Ayat 1
: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan
Ayat 2
: Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orng bnyak banyak dikuasai oleh Negara
3
Ayat 3
: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
Pasal 33 UUD 1945 ayat (2) diatas menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara”. Cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah barang dan jasa yang vital bagi kehidupan manusia , dan tersedia dalam jumlah yang terbatas. Tinjauan terhadap vital atau tidaknya suatu barang dan jasa tertentu terus mengalami perubahan. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh dinamika, pertumbuhan ekonomi, peningkatan taraf hidup, dan peningkatan permintaan. Barang yang sebelumnya tidak dikenal sama sekali, dan karenanya tidak dibutuhkan, sudah barang tentu tidak vital.Barang tersebut akan menjadi barang vial apabila orang menjadi biasa memakainya. Namun barang vital belum tentu merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak. Berdasar TAP MPRS XXIII/1966 ditetapkanlah butir-butir Demokrasi Ekonomi (kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN 1973, 1978, 1983, 1988), yang meliputi penegasan berlakunya Pasal-Pasal 33, 34, 27 (ayat 2), 23 dan butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal UUDS tentang hak milik yang berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993 butir-butir Demokrasi Ekonomi ditambah dengan unsur Pasal 18 UUD 1945. Dalam GBHN 1988 dan GBHN 1999, butir-butir Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagi dan diperkirakan dikembalikan ke dalam Pasal-Pasal asli UUD 1945.
4
Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan etik dan moral luhur yang menempatkan rakyat pada posisi mulianya, rakyat sebagai pemegang kedaulatan, rakyat sebagai umat yang dimuliakan Tuhan yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, saling tolong menolong, dan bergotong royong. Indonesia adalah Negara yang termasuk menganut sistem ekonomi campuran yaitu menggabungkan antara sistem ekonomi kapitalis dengan liberal. Lebih tepatnya Indonesia menganut sistem demokrasi ekonomi yang perwujudannya berasal dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan pemerintan. B. Tujuan Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem
ekonomi
yang
berlaku
di
Indonesia
adalah
dengan
menggunakan sistem ekonomi Pancasila. Adapun yang ingin dicapai oleh sistem ekonomi Pancasila adalah kegiatan perekonomian, jaminan hidup rakyat Indonesia terlihat dan sesuai dengan demokrasi ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Sistem ekonomi Indonesia terlihat dari isi pembukaan dan batang tubuh yang terdapat dalam UUD 1945. Yang menjadi tujuan utama ekonomi Pancasila adalah kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia berdasarkan asas kekeluargaan seperti yang terdapat pada pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut : 1. Perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan. Kegiatan perekonomian yang berdasarkan pada perinsip kekeluargaan tercantum pada pasal 33 ayat 1. Yang dimaksud asas kekeluargaan adalah kesadaran dan semangat bersama dalam mengerjakan sesuatu tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri dan mengutamakan kepentingan orang banyak. 2. Cabang-cabang yang penting bagi kehidupan orang banyak di kuasai dan diatur oleh Negara.
5
Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 2. Cabang-cabang yang menguasai hajat hidup orang banyak beberapa diantaranya adalah PT Pos dan Giro, PT Telkom, PT Perkebunan, PT Pertanian, dll. Yang dimaksud dikuasai oleh Negara adalah pemerintah turut serta dalam penentuan perencanaan usaha yang dilakukan secara jelas dan terpadu sebelum dilaksanakannya usaha atau kegiatan. Pemerintah juga melakukan pengawasan yang ketat, agar perusahaan dapat melakukan kegiatan sebagaimana mestinya dan bisa mencapai tujuan yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan yang banyak. 3. Kekayaan alam yang ada didalamnya dikuasai Negara dan digunakan untuk kepentingan rakyat secara merata. Terdapat dalam UUD 1945 pasal 13 ayat 3. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan alam yang sangat banyak, mulai dari tanaman, hewan-hewan, hadil hutan, hasil laut, dll. Semua hasil alam harus di tertibkan pengolahannya hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian yang lain. Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem ekonomi pancasila adalah tugas seluruh rakyat Indonesia dan harus didukung oleh pemerintah. Peran serta pemerintah dalam sistem ekonomi pancasila agar kegiatan perekonomian dapat terkontrol dan terkendali walaupun pihak swasta berhak atas kepemilikan barang namun dalam pengawasan pemerintah. C. Hambatan dan Masalah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia dan merupakan penghasil pertanian keenam dunia dengan nilai keluaran sekitar 60 milyar dollar Amerika Serikat (2007). Indonesia merupakan produsen biji-bijian pangan terbesar kelima dan produsen buah buahan terbesar kesepuluh di Dunia. Indonesia juga produsen beras ketiga didunia meskipun konsumen ketiga juga setelah China dan India. Selain itu Indonesia adalah produsen minyak sawit mentah terbesar di Dunia, nomor
6
tiga untuk karet dan kakao, nomer empat untuk kopi dan nomor enam untuk teh. Demikian begitu besarnya bangsa Indonesia yang sudah dikaruniai kelimpahan kekayaan alam yang luar biasa telah memberikan kemakmuran bagi dunia. Indonesia merupakan tempat asal mula peradaban dunia (prof. Arysio : Brasil) Namun jika mencermati situasi ekonomi Indonesia saat ini bahkan masyarakat desa dari 67 tahun setelah merdeka maka yang tampak yaitu1 ; 1. Ekonomi Indonesia menjadi pemasok bahan mentah seperti , migas, batubara, emas, CPO, Kakao, susu dan berbagai produk mentah lainnya bagi Pihak luar Negeri. Kekayaan tersebut berada di desa, tetapi dari jumlah 31 juta penduduk miskin Indonesia saat ini sebagian besar berada di Desa 2. Ekonomi Indonesia masih menjadi pasaran bagi pabrik atau perusahaan pertanian, susu, air minum dan otomotif dari luar negeri. Dengan kekayaan yang dimiliki Indonesia harusnya Indonesia bisa menjadi pencipta atau pengkreasi ketimbang cuman jadi penikmat produk-produk luar Negeri 3. Ekonomi Indonesia masih menjadi tempat pemutar kelebihan modal pihak luar negeri, baik melalui pasar modal, pasar uang, maupun utang luar negeri. Sampai saat ini Indonesia memiliki total utang mecapai sekitar Rp. 2.000 triliun, dan terus bertambah tiap tahunnya. 4. Bangsa Indonesia masih mengalami ketergantungan yang parah dalam hal penyusunan Undang-Undang terkait dengan Pengelolaan Ekonomi Nasional seperti Hal nya UU BUMN, UU Ketenagalistrikan, UU penanaman modal, UU sumber daya air, dan sebagainya pada pihak luar negeri. UU tersebut memberi keleluasaan bagi pihak luar negeri untuk mengelola kekayaan alam di Indonesia.
1
Awan Santosa, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu,2013, Hal. 12.
7
5. Indonesia masih penjadi pemasok tenaga kerja dengan Upah murah bagi perusahaan dan atau pihak-pihak Luar Negeri. Situasi-Siatuasi tersebut menunjukan betapa Indonesia belum bisa menjadi Tuan di Negeri sendiri, belum sanggup berdiri diatas kaki sendiri, dan belum lebih bermartabat serta penuh percaya dirinya, kenyataan yang ada saat ini sangatlah jauh dari cita-cita dan konstitusi yang diharapk an. Beberapa penyebab lemahnya perekonomian yaitu terkait dengan kebijakan untuk memperkuat daya saing yang masih kurang, diantaranya daya saing SDM dan daya saing produk-produk nasional. Padahal pasar bebas ASEAN akan mulai berlaku tahun ini. Jika ingin tetap bisa bersaing, Indonesia harus berbenah. Sebab, daya saing beberapa sektor industri utama kita masih kalah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. sebagaimana dilansir World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report 20142015,
Tahun ini, indeks daya saing global (Global Competitiveness
Index/GCI)2 Indonesia masih berada di peringkat 34 dari 144 negara, Di level
ASEAN sendiri, peringkat Indonesia ini masih kalah dengan tiga negara tetangga, yaitu Singapura yang berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 20, dan Thailand yang berada di peringkat ke-31.
2.2 Evolusi Sistem Ekonomi Indonesia
Selama periode 1950-an, struktur ekonomi Indonesia masing merupakan
peninggalan
kolonialisasi.
Sektor
formal/modern
sepert
pertambangan, distribusi, transpormasi, bank dan pertanian komersial, yang mempunyai kontribusi lebih besar dari pada sector informal/tradisional terhadap output nasional atau PDB yang didominasi oleh perusahaan perusahaan asing yang kebanyakan berorientasi ekspor. Namun Pada tahun 1966 pemerintah mulai tertuju pada kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan social ditanah air. Saat itu 2
______, “Membedah Kebijakan Ekonomi Jokowi”, dakwatuna, diakses dari : http://www.dakwatuna.com/2015/03/24/66185/membedah-kebijakan-ekonomi-jokowi jk/#ixzz3qx4IdJRk , pada tanggal 09 November 2015, pukul 12.30 WIB
8
pemerintah Orde Baru menjalin hubungan baik dengan pihak barat dan menjauhi pengaruh idiologi komunis. Indonesia menjadi anggota PBB dan lembaga-lembaga dunia lainnya seperti Bank Dunia dan IMF (Tambunan, 2006b). Sebelum rencana pembangunan lewat Repelita dimulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan stabilitas ekonomi, social dan politik serta rehabilitas ekonomi di dalam negeri. Sasaran dari kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali inflasi, mengurangi deficit keuangan pemerintah dan menghidupkan kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor yang sempat mengalami stagnasi pada masa orde lama. Usaha pemerintah tersebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembangunan lima tahun (Repelita) secara bertahap dengan target-target yang jelas. Setelah orde baru mulai dilaksanakannya sistem ekonomi yang diinginkan oleh rakyat Indonesia.Setelah begitu sulit melalui masa penuh tantangan.Dan pada akhirnya para wakil rakyat sepakat kembali menempatkan sistem ekonomi pada nilai yang tercantum dalam UUD 1945.Kegiatan ekonomi selanjutnya didasarkan pada acuan sistem demokrasi ekonomi dan sistem ekonomi pancasila. Dilakukan serangkaian rehabilitasi pada awal orde baru yang ditujukan untuk : 1. Membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa faham dan sistem perekonomian yang lama. 2. Menurunkan dana mengendalikan laju inflasi yang saat itu sangat tinggi. Berdasarkan pada sumber yang dapat dipercaya tercatat bahwa:
Tingkat inflasi tahun 1966 sebesar 650 %
Tingkat inflasi tahun 1967 sebesar 120 %
Tingkat inflasi tahun 1968 sebesar 85 %
Tingkat inflasi tahun 1969 sbesar 9,9 %
9
Dari data tersebut menjadi jelas mengapa rencana pembangunan lima tahun pertama (REPELITA 1) baru dimulai pada tahun 1969. Menghadapi
perekonomian
yang
sedemikian
rupa,
pemerintah
peralihan menetapkan beberapa langkah perioritas kebijakan ekonomi sebagai berikut: a. Memerangi inflasi b. Mencukupkan stok cadangan bahan pangan terutama beras c. Merehabilitasi prasarana perekonomian d. Meningkatkan ekspor e. Menyediakan/menciptakan lapangan kerja f. Mengundang kembali investor asing Setelah melalui masa-masa penuh tantangan pada periode 1945-1965, semua
tokoh
negara
sebagai
wakil
rakyat
sepakat
untuk
kembali
menempatkan sistem ekonomi Indonesia pada nilai-nilai yang telah tersirat dalam UUD 1945. Dengan demikian sistem demokrasi ekonomi dan sistem ekonomi Pancasila kembali menjadi acuan bagi pelaksanaan ekonomi selanjutnya. Awal orde baru diwarnai dengan masa-masa rehabilitasi dan perbaikan hampir di seluruh sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi. Pada tahun 1966 ini pemerintah mulai tertuju pada kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan social ditanah air. Saat itu pemerintah Orde Baru menjalin hubungan baik dengan pihak barat dan menjauhi pengaruh idiologi komunis. Indonesia menjadi anggota PBB dan lembaga-lembaga dunia lainnya seperti Bank Dunia dan IMF (Tambunan, 2006b). Sebelum rencana pembangunan lewat Repelita dimulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan stabilitas ekonomi, social dan politik serta rehabilitas ekonomi di dalam negeri. Sasaran dari kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali inflasi, mengurangi deficit keuangan pemerintah dan menghidupkan kembali kegiatan produksi,
10
termasuk ekspor yang sempat mengalami stagnasi pada masa orde lama. Usaha pemerintah tersebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembangunan lima tahun (Repelita) secara bertahap dengan target-target yang jelas. Namun terjadi ketidakstabilan politik di Indonesia sehingga mengubah pemikiran-pemikiran
sosialis
ke
semi
kapitalis
sehingga
munculnya
kesenjangan ekonomi di Indonesia. Sampai pada masa pemerintahan Presiden Wahid, masyarakat umum dan kalangan pengusaha dan investor, termasuk investor asing menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan dan kesungguhan Gus Dur untuk membangun kembali perekonomian Nasional dan menuntaskan semua permasalahan yang ada didalam negeri warisan Orde Baru yaitu KKN. Namun sayangnya pada masa pemerintahan ini pun terjadi ekonomi yang tidak stabil karena adanya permasalahan KKN yang semakin berkepanjangan. ada pemerintahan Megawati terjadi nilai rupiah yang meningkat cukup signifikan. Namun pada masa itu terdapat perbaikan pada laju pertumbuhan PDB, adanya kinerja ekspor yang baik tapi terjadi penurunan pada neraca perdagangan. Pada masa Susilo Bambang Yudhoyono, dengan target 5 tahun kedepan dalam memperbaiki ekonomi ternyata terjadi kenaikan BBM di pasar internasional dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
2.3 Seperti apa pentingnya, dan tantangan MEA
Indonesia dihadapkan dengan sebuah tantangan yang besar di tahun 2015 mendatang yaitu MEA 2015. MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) atau AEC (Asean Economic Community) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai
pada tahun 2015.
Tujuan
dibentuknya "Komunitas Ekonomi ASEAN" tidak lain untuk meningkatkan
11
stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diimplementasikannya MEA 2015, Indonesia mempunyai 2 pilihan dalam drama ini, menjadi aktor utama atau malah menjadi penonton di negeri sendiri. Dengan kata lain, MEA 2015 bisa mendatangkan keuntungan yang besar bagi Indonesia. Namun, juga dapat menimbulkan kerugian yang besar pula. Keuntungan yang didapatkan Indonesia adalah para UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) akan lebih mudah menjual barang-barang produksinya ke negara-negara di ASEAN. Liberalisasi perdangangan barang di ASEAN ini menyebabkan berkurangnya biaya transportasi dan biaya telekomunikasi para UMKM dengan konsumen. Selain itu, daya saing yang ketat juga akan mewarnai MEA 2015 seperti yang dilansir dari Ketua Pembina ASEAN Competition Institute (ACI), Soy Martua Pardede. Beliau menilai persaingan di pasar bebas ASEAN akan sangat ketat dan tidak ditemui di regional lainnya semisal Eropa atau Amerika. Sehingga, mutlak untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Dalam rangka MEA 2015 ini,
berbagai kerja sama regional untuk meningkatkan
infrastruktur ( pipa gas, teknologi informasi ) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda. Kesempatan tersebut membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia. Terutama dalam melancarkan program infrastruktur domestik. Seperti koin yang memiliki 2 sisi, Indonesia juga dihadapkan dengan kerugian-kerugian dari MEA 2015 jika persiapan mengahadapi pasar bebas ini tidak matang. Hal yang paling ditakutkan adalah kesamaan produk Indonesia dengan negara lain. Kurangnya standardisasi dan seritifikasi produk di dalam negeri akan menciptakan peluang bagi produk impor untuk menggempur perdagangan di Indonesia. Standardisasi dan sertifikasi produk merupakan hal yang penting guna mencegah kesamaan produk Indonesia dengan negara lain. Dalam MEA 2015 mendatang, tempe orek makanan asli Indonesia terancam akan diambil alih negara lain seperti Thailand. Pasalnya dalam pembuatan tempe belum mendapat sertifikasi dan stadardisasi. "Nanti
12
produksi tempe yang 99 persen di UKM kita kan mereka (Thailand) bisa serang dari sisi higienisnya di pertanyakan orang. Sekarang banyak investor minta studi perusahaan tempe karena masih belum bersih, buatnya saja di injak injak," cetus Ekonom, Hendri Saparini. Sudah cukup budaya yang diklaim oleh negara tetangga, jangan sampai makanan pun di akui lagi oleh negara seberang. Kerugian lain yang akan dihadapi adalah terancamnya daya saing tenaga kerja Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang kurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni mereka yang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai 68,27 persen atau 74.873.270 jiwa dari jumlah penduduk yang bekerja sekitar 110.808.154 jiwa. 80 persen pengangguran Indonesia hanya lulusan SMP dan SD. Jika dibandingkan dengan pengangguran negara tetangga, 80 persen pengangguran Singapura dan Malaysia adalah lulusan perguruan tinggi dan SMA. Hal ini mengkhawatirkan karena bisa saja tenaga kerja negara tetangga mengambil alih lapangan kerja di Indonesia. Cukup sudah Indonesia mengimpor beras dari negara lain, padahal Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki bahan-bahan pokok yang melimpah. Jangan sampai, tenaga kerja pun diimpor dari negara-negara tetangga. Dapat disimpulkan bahwa MEA 2015 bisa mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Namun, jika tidak disiapkan dengan matang, MEA 2015 akan menjadi boomerang bagi Indonesia. Keuntungan atau kerugiankah yang akan dialami oleh Indonesia akan ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri. Pemerintah harus segera berbenah diri dalam menghadapi MEA 2015 ini agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Kebijakan
pemerintah
dalam
standardisasi
dan
sertifikasi
produk,
peningkatakan mutu tenaga kerja merupakan persiapan-persiapan yang harus dilakukan agar Indonesia tidak mengalami kerugian yang besar di MEA 2015 mendatang. Pemerintah yang akan memegang kunci kesuksesan MEA 2015 ini untuk Indonesia. Dengan dilantiknya presiden baru untuk 5 tahun mendatang, kesuksesan MEA 2015 ini akan dibuktikan. Kita bisa melihat
13
apakah janji janji manis mereka sekadar di bibir saja atau direalisasikan secara nyata. 2.4 Ekonomi Kreatif Berfokus pada UMKM dalam menghadapi MEA A. Konsep Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif sendiri didefinisikan dalam beberapa poin berikut:
Ekonomi Kreatif adalah konsep yang berkembang berdasarkan aset kreatif yang berpotensi membantu pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi kreatif mampu meningkatkan pemasukan bagi masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan dan nilai ekonomi yang berasal dari kegiatan ekspor yang dalam waktu bersamaan juga membantu mempromosikan keragaman sosial-budaya serta mengembangkan sumber daya manusia.
Kemudian Ekonomi Kreatif juga mampu menguatkan aspek-aspek ekonomi, kebudayaan dan sosial yang mampu berinteraksi baik dengan teknologi, kegiatan intelektual serta tujuan pariwisata.
Ekonomi
kreatif
pengetahuan
merupakan
aktivitas
(knowledge-based
ekonomi
economy)
berbasis
dengan
ilmu
dimensi
pengembangan hubungan lintas sektoral baik di level makro maupun mikro di dalam aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Di jantung ekonomi kreatif terdapat industri kreatif. Definisi industri kreatif di Indonesia seperti yang tertulis dalam Buku Rencana Pengembangan
Ekonomi
Kreatif
Indonesia
2009-2015
yang
dikeluarkan Kementerian Perdagangan RI (2008)3 sebagai berikut: “Industri
kreatif
yang
berasal
dari
pemanfaatan
kreativitas,
ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
3
Faisal Afiff,”Pilar -Pilar Ekonomi Kreatif”,Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran, diakses dari http://www.feb.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-unpad/opini/2198-pilar-pilarekonomi-kreatif , pada tanggal 09 November 2015, pukul 15.30 WIB
14
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya B. Perkembangan Ekonomi Kreatif
Perkembangan kehidupan dunia ekonomi dan bisnis saat ini telah mengalami pergeseran paradigma , yaitu dari ekonomi berbasis sumber daya ke paradigma ekonomi berbasis pengetahuan atau kreativitas. Alvin Toffler (1980)4 dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif
Pergeseran tersebut terjadi karena paradigma ekonomi berbasis sumber daya yang selama ini dipandang cukup efektif dalam mengakselarasi pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis dianggap telah gagal mengadaptasi dan mengakomodasi berbagai perubahan lingkungan bisnis. Hal ini terbukti, hanya pada kelompok perusahaan yang peduli terhadap peningkatan kapasitas aset nir fisiknyalah yang memiliki peluang untuk berinovasi dan mampu bertahap menghadapi gejolak perubahan lingkungan bisnisnya, dan disanalah peran ekonomi kreatif itu akan diuji.
4
Ibid
15
C. Argumentasi Pengembangan Ekonomi Kreatif
Pada awal 1998, ketika krisis ekonomi sedang berlangsung, kinerja ekonomi Indonesia benar-benar terpuruk dengan tingkat pertumbuhan yang negatif (lihat gambar 3.2).5 Pasca krisis ekonomi, kesehatan ekonomi Indonesia sudah mulai pulih. Namun belum lama berselang terjadi dampak krisis keungan global pada tahun 2008, yang menyebabkan gejala sebagai berikut: 1. Perlambatan ekonomi dunia yang dibarengi dengan ketidak pastian yang tinggi. 2. Kejulak pasar keungan global masih terus berlanjut dan telah merambat kebeberapa kenegara berkembang. 3. Peningkatan capital outflow semakin menekan kinerja pasar keungan domestic. 4. Capital outflow masih terus berlangsung dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN), saham pembelian mencatat pembelian data asing cukup besar. 5. Perilaku flight to quality termasuk konpersi portfolio rupiah ke dollar dan outflow asing mengakibatkan nilai tukar melemah tajam. Dampak krisis keungan tersebut pemerintah Indonesia bersama-sama dengan pihak BI dan para pihak mitra kerja telah mengambil langkah-langkah konkret, proaktif dan antisipatif guna menjaga agar stabilitas ekonomi domestic dan keberlanjutan pembangunan dapat dipertahankan. Setelah berhasil meredam dampak krisis keuangan global terhadap ekonomi domestic Indonesia, terciptalah rasa optimism dan kepercayaan masyarakat. Sehingga mempunyai modal intelektual serta unsur lain seperti kreatifitas dan inovasi.
5
Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif, Jakarta: Raja Wali Pers, 2010.hlm 101
16
Jelas bahwa dalam membangun perekonomian, terutama dalam kondisi krisis sepeti saat ini, tidak cukup hanya dengan mengandalkan asset fisik semata, melainkan perlunya mengembangkan dan memadukan dengan asset nir-fisik berupa modal social, modal intelektual serta unsur-unsur lain seperti kreativitas dan inovasi D. Ekonomi Kreatf Diarus Perkembangan Ekonomi Modern
Sejak
awal
kemunculannya,
ekonomi
kreatif
diyakini
dapat
mempercepat kemajuan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis. Kemudian ada beberapa kunci untuk mencapai keberhasilan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis yaitu sebagai berikut : 1. investasi jangka panjang pada pendidikan; 2. modernisasi infrastruktur informasi; 3. peningkatan infrastruktur untuk pengembangan kreatifitas dan kapabilitas inovasi; dan 4. penciptaan ekonomi yang kondusif untuk mendorong transaksi pasar yang lebih aktraktif tetapi efisien. Dalam banyak hal, keberadaan ekonomi kreatif telah mampu memadukan pembangunan ekonomi dan bisnis serta mendorong percepatan globalisasi ekonomi. Terkait globalisasi ekonomi ini, banyak pihak, khususnya
masyarakat
ekonomi
dinegara-negara
maju,
berupaya
menyakinkan masyarakaat dunia tentang pentingnya melakukan liberalisasi investasi dan perdagangan. Dengan kata lain, ada upaya sistematis dari negara-negara maju untuk mengalihkan beban biaya lingkungan kenegara sedang berkembang, dengan tetap berupaya mempertahankan dominasi kekuasaan bisnisnya dinegaranegara
sedang
berkembang.
Sementara
itu,
mereka
dengan
leluasa
mengembangkan industri yang padat pengetahuan dan kreatifitas dinegerinya sendiri.
17
Kemunculan ekonomi kreatif pada era sekarang ini, disatu sisi dilatar belakangi oleh keberadaan pelanggan yang semakin cerdas dengan variasi kebutuhannya yang berubah dengan cepat dan berkembang menjadi sangat kompleks, sedangkan disisi lain dilatar belakangi oleh berbagai perbatasan ekonomi informasi yang hanya mengandalkan kemajuan penerapan IPTEK, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Sekarang, pergeseran orientasi ekonomi telah memasuki gelombang keempat atau orbit ekonomi kreatif, berarti orbit ekonomi lainnya telah berhenti. Untuk melangkah kedepaan mejawab tantangan-tantangan itu, kita perlu mencermati kembali secara seksama bahwa keempat gelombang peradaban kehidupan ekonomi tersebut semua masih berlangsung di Indonesia, sehingga Indonesia memiliki karakteristik yang unik dan spesifik. Agar Indonesia mampu berperan aktif dalam ekonomi kreatif seperti itu, maka diperlukan sebuah model perencanaan perkembangan industri kreatif yang komprehensif dan fleksibel serta unik dan spesifik. E. Perkembangan Ekonomi Kreatif Dan Dampaknya Terhadap PraktikPraktik Ekonomi Dan Bisnis
Hampir semua aktivitas ekonomi, betapapun
aktivitas itu sangat
tradisional, pada hakikatnya mengandung elemen ilmu pengetahuan. Aktivitas-aktivitas itu akan menjadi lebih signifikan dalam perbedaan kinerja dan produktivitasnya ketika menggunakan teknologi modern. Dalam hal ini, aktivitas ekonomi yang kinerja dan produktivitasnya lebih tinggi, tentu di dalam prosesnya telah menjadi perpaduan yang sinergis antara ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Sebagai contoh, pada aktivitas pertanian tradisional diketahui memerlukan pengetahuan tentang bagaimana bercocok tanam yang benar, pengetahuan tentang iklim, dan berbagai pengetahuan lain yang berkaitan dengan komoditas yang dibudidayakan. Hasil yang diperoleh dari aktivitas petanian ini secara signifikan akan berbeda kinerja dan produktivitasnya jika
18
dibandingkan dengan aktivitas yang sama, tetapi telah memasukkan unsur teknologi modern di dalamnya. Selain kuantitas produksi yang meningkatkan juga kualitasnya jauh lebih baik sehingga menghasilkan nilai tambah ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan aktivitas pertanian yang tradisional. Dari perspektif ekonomi neo-klasik, pada kasus diatas yang namanya asset fisik seperti modal fisik dan tenaga kerja (buruh) dipandang sebagai masukan atau faktor produksi utama dalam sistem produksi. Sementara, asset nir fisik seperti modal intelektual dan modal sosial dianggap sebagai faktor eksogen yang berada diluar sistem produksi. Kelompok ekonom neo-klasik ketika itu belum memberikan perhatian pada aset nir fisik, mereka lebih menyakini bahwa, semakin besar jumlah tenaga kerja dan modal fisik yang digunakan dalam aktivitas pertanian tersebut, akan semakin besar pula output pertanian yang dihasilkan. Pandangan semacam ini ternyata tidak bisa berlaku umum, sebab aktivitas pertanian dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat lebih banyak dibanding dengan aktivitas pertanian yang mempergunakan jumlah tenaga kerja lebih sedikit akan tetapi mempergunakan teknologi dan manajemen modern, ternyata hasil produksi yang dicapai lebih rendah. Mengapa hal ini terjadi? Ternyata, selain tenaga kerja dan modal fisik, terdapat faktor kemajuan teknologi dan keunggulan manajemen yang berperann lebih dominan dalam menghasilkan produksi pertanian. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil studi yang dilakukan oleh Dale Jorgenson et al. (1987) di Amerika Serikat selama kurun waktu 1948-1979, bahwa
pertumbuhan
pembentukan
modal
ekomoni
AS
sekitar
(capital
formation),
46% 31%
disumbangkan
oleh
disumbangkan
oleh
pertumbuhan tenaga kerja dan modal manusia, dan 24% disebabkan oleh kemajuan teknologi. Meskipun manusia memegang peranan penting dalam pertumbuhan tenaga kerja, namun para ahli ekonomi, politik, dan sosial
19
bahkan para ahli keteknikan lebih menaruh priotitas pada faktor modal fisik dan kemajuan teknologi. Dalam perkembangan selanjutnya, modal manusia menjadi fokus perhatian sejalan dengan perkembangan ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi. Para ahli kedua bidang tersebut sepakat bahwa modal manusia memiliki peran yang lebih nyata, bahkan lebih penting daripada peran faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tidak hanya menyangkut kuantitas. Suatu bangsa akan dapat mewujudkan kemajuan teknologi, termasuk ilmu pengetahuan dan manajemen, serta modal fisik seperti bangunan dan peralatan mesin-mesin hanya jika negara itu memiliki modal manusia yang kuat dan bermutu. Lalu, apa ukuran yang menentukan mutu modal manusia itu ? Dalam hal ini, ada berbagai aspek yang dapat menjelaskan mutu modal manusia seperti derajat kesehatan, pendidikan, kebebasan berbicara, dan lain sebagainya. Di antara berbagai aspek ini, pendidikan dianggap memiliki peranan paling penting dalam menentukan mutu modal manusia. Melalui pendidikan, manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuannya manusia dapat membangun keberadaan hidupnya dengan baik. Implikasinya, semakin tinggi tingkat pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum, semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan. Beberapa teori yang berusaha menjelaskan hubungan pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi, diantaranya adalah teori modal manusia menjelaskan proses dimana pendidikan memiliki pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Argument yang mendasari teori ini adalah bahwa manusia yang berpendidikan lebih tinggi, yang diukur dengan lamanya waktu sekolah, akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik disbanding yang
20
berpendidikan lebih produktivitas, maka semakin banyak orang berpendidikan tinggi akan semakin tinggi pula produktivitasnya, sehingga ekonomi nasional juga akan bertumbuh lebih tinggi lain. Teori ini mendapat kritik tajam. Argumen yang disampaikan adalah bahwa tingkat pendidikan tidak selalu sesuai dengan kualitas pekerjaan, sehingga orang yang berpendididkan tinggi atau rendah tidak berbeda produktivitasnya dalam mengenai pekerjaan yang sama. Kemudian perlu ditekankan disini bahwa dalam ekonomi modern seperti sekarang ini, angkatan kerja yang berkeahlian tinggi tidak begitu dibutuhkan lagi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dan proses produksi yang semakin dapat disederhanakan. Dengan demikian, meskipun orang berpendidikan rendah tetapi karena mendapat pelatihan (yang memerlukan waktu yang jauh lebih pendek dan sifatnya non formal) akan memiliki produktivitas relative sama dengan orang berpendidikan tinggi dan formal. Argumen ini dikenal dengan teori alokasi atau persaingan status. F. Melacak Perkembangan Ekonomi Kreatif
Howard Garden, penulis buku yang popular dengan teori kecerdasan majemuk ( Multiple Intellegence), dalam bukunya yang terbaru, yaitu Five Minds of The Future, menyatakan bahwa terdapat lima pola pikir utama yang diperlukan dimasa yang akan datang, yaitu : 1. Pola piker disipliner (The Disciplinary Mind ), yaitu pola piker yang dipelajari dibangku sekolah. Dahulu yang dianggap sebagai disiplin ilmu adalah ilmu-ilmu seperti sains, matematika, dan sejarah. Saat ini, sekolahsekolah harus mengajarkan paling tidak satu bidang seni secara serius seperti halnya disiplin ilmulainnya. 2. Pola pikir mensintesiskan, yaitu kemampuan menggabungkan ide-ide dari berbagai disiplin ilmu atau menyatukannya ke dalam satu kesatuan dan kemampuan menyampaikan hasil integrasi itu kepada orang banyak. Pola pikir mensintesiskan melatih kesadaran untuk berpikir luas dan fleksibel,
21
mau menerima sudut pandang dari multidisiplin. Dalam konteks luas, dengan semakin banyaknya orang seperti ini dalam suatu komunitas, maka komunitas itu akan menjadi semakin produktif dan semakin kreatif. Dalam konteks bisnis, ide-ide baru tersebut akan lebih mudah diterima oleh konsumen. Dalam hal memperkenalkan produk atau jasa baru, strategi komunikasi
dan
pencitraan
yang
diperkuat
dengan
kemampuan
mensintesiskan akan meningkatkan kesuksesan dipasar. 3. Pola
pikir
kreasi,
yaitu
kemampuan
untuk
menemukan
dan
mengungkapkan jawaban dari suatu masalah atau fenomena yang ditemuinya. Dalam konteks desain, proses kreasi selalu diawali dengan pengumpulan masalah yang ada harus dipecahkan. Di akhir proses, akan dihasilkan desain-desain baru yang tidak lain adalah hasil pemecahan suatu masalah. Tentu saja agar hasil maksimal, proses kreasi harus dibekali dengan bakat yang cukup. Dalam konteks bisnis, kemampuan ini bisa menggerakkan perusahaan-perusahaan untuk lebih proaktif, tidak hanya mengikuti trend , tetapi justru menciptakan trend . 4. Pola pikir penghargaan, yaitu kesadaran untuk mengapresiasi perbedaan diantara kelompok-kelompok manusia. Pola pikir seperti ini sangat dibutuhkan
dalam
menciptakan
keharmonisan
dalam
lingkungan
organisasi. 5. Pola pikir etis, yaitu kesadaran untuk memiliki tanggung jawab moral yang tinggi baik sebagai seorang pekerja maupun sebagai warga negara. Dalam konteks perubahan iklim dunia, penanaman nilai-nilai etika terhadap lingkungan dapat mendorong terciptanya produk yang ramah lingkungan. Dalam konteks pekerjaan, ia akan menjadi seorang yang produktif dalam menghasilkan terobosan-terobosan baru dan ia merasa malu bila ia meniru produk orang lain secara terus terang.
22
Pola pikir diatas tentu yang merupakan pola pikir kreatif yang sangat diperlukan untuk tetap tumbuh dan berkembang serta bertahan di masa yang akan datang. Thomas L. Friedman (2005) dalam pembahasan The New Middlers ( maksunya adalah orang-orang generasi baru yang mampu membuat dunia
menjai sangat dekat/flat) meyebut tujuh kemampuan wajib yang harus disiapkan oleh orang-orang yang ingin berlaga di arena pekerjaan apapun pekerjaan itu, yakni kemampuan: 1. berkolaborasi dan mengorkestrasi; 2. menjabarkan suatu konteks; 3. mensintesiskan segala sesuatu; 4. menciptakan nilai tambah; 5.
mengadaptasi terhadap lingkungan baru;
6. kesadaran yang tinggi terhadap fungsi kelestarian alam; dan 7. kemampuan handal dalam menciptakan kandungan lokal. Agar ekonomi kreatif itu dapat hidup dan bertumbuh kembang maka kuncinya adalah harus ada kreativitas, dimana esensi dari kreativitas itu adalah gagasan. Lalu, seperti apakah gagasan yang dimaksud? Tidak lain adalah gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), seperti misalnya periset mikro biologi yang meneliti varietas unggu kakao yang belum pernah diciptakan sebelumnya atau menciptakan lagu-lagu daerah yang memiliki nilai dan unsur-unsur seni yang tinggi. Yang menarik dari diskusi ini adalah adanya pertanyaan tentang apa yang baru dari ekonomi kreatif itu? Yang baru adalah keterhubungan atau menyatukan makna ekonomi dan makna kreatif yang kemudian menghasilkan penciptaan nilai ekonomi tinggi dan lapangan kerja baru melalui proteksi HAKI.
23
Implementasi konsep ekonomi kreatif dalam aksi pengembangan industri kreatif dibeberapa negara, ternyata industri ini memainkan peran yang signifikan.
Misalnya
Inggris
yang
dikenal
sebagai
pelopor
dalam
pengembangan ekonomi kreatif, industri kreatifnya tumbuh rata-rata 9% per tahun jauh diatas rata-rata pertumbuhan ekonominya yang hanya sekitar 3%. Sektor industri kreatif ini kontribusinya terhadap pendapatan nasional mencapai 8,2% atau U$ 12,6 miliar dan merupakan sumber kedua terbesar setelah finansial yang melampaui pendapatan dari industri manufaktur serta migas. Sektor ekonomi kreatif ini memberikan kontribusi bagi penciptaan lapangan kerja baru sampai sebesar 30% (Richard Florida & Irene Tinagli, 2004). Dikorea Selatan, sejak tahun 2005 sumbangan industri kreatif melebihi industri manufaktur. Demikian halnya di Singapura dan Amerika Serikat, sumbangan industri kreatif mencapai 5% terhadap PDB. Khusus untuk Amerika Serikat, saat itu tercatat sebanyak 40 juta penduduknya bekerja di sektor industri kreatif. Berkembangnya industri kreatif khususnya di Amerika Serikat dan Inggris berdampak besar terhadap ekonomi di negara-negara lain khususnya negara-negara Asia, berupa kegiatan subkontrak. Dalam hal ini pasar global untuk subkontrak SDM kreatif belum dirasakan penuh oleh pekerja-pekerja kreatif di Indonesia. Kendala yang dihadapi SDM kreatif Indonesia saat ini adalah: 1. SDM kreatif berbasis artistik belum memahami konteks kreativitas di era industri kreatif secara menyeluruh sehingga masyarakat melihat dunia artistik sebagai dunia yang ekslusif; 2. SDM berbasis non-artistik (sains dan teknologi) terlalu mikroskopis dalam melihat keprofesiannya sehingga kadang terlalu mekanistis dalam berpikir sehingga kurang inovatif; dan
24
3. SDM kreatif baik yang berbasis artistik maupun yang non-artistik kekurangan sarana untuk bereksperimen dan berekspresi sehingga hasil karya mereka masih kurang kreatif dan kurang inovatif. Akibatya industri lokal dan internasional belum melihat kepentingan yang besar untuk mengadopsi ide-ide baru dari mereka. Melihat kondisi ini, maka diperlukan penanaman pola pikir kreatif yang lebih kontekstual dan diterapkan di segala sisi kehidupan, baik dari sisi pendidikan, budaya maupun motivasi kewirausahaan. G. Ekonomi Kreatif Dan Pencitraan
Membangun pencitraan melalui pengembangan ekonomi kreatif dengan cara, Pertama, melestarikan budaya lokal yang disertai dengan penyesuain terhadap perkembangan terbaru yang lebih modern agar menarik minat generasi muda dan pasar internasional. Hal ini sejalan dengan karakteristik industri kreatif sebagai sektor industri yang dapat memberi pembaruan dalam pelestarian budaya sekaligus mengeksploitasi potensi ekonomi; Kedua, melestarikan dan memperkuat nilai-nilai buaya untuk meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia melalui konservasi cagar budaya dan potensi warisan budaya; Ketiga, membangun perilaku dan semangat kreativitas masyarakat berbasis budaya secara konsisten yang tercermin rasa memiliki budaya yang diwariskan oleh leluhur guna menumbuhkan perilaku kebanggaan atas budaya lokal dan kebanggaan memakai produk produksi dalam negeri yang dapat mendukung pencitraan negara; dan Kelima, meningkatkan konektivitas melalui kemajuan teknologi yangg disinergikan dengan nilai-nilai simbolik suatu produk agar bisa membawa suatu negara yang berkarakter spesifik.
25
Selain hal yang telah dijelaskan di atas, kejujuran adalah juga merupakan salah satu faktor yang sangat dibutuhkan untuk membentuk pencitraan negara ( Nation Brand ). Begitupun dengan transparasi dan akuntabilitas serta masyarakat yang berperilaku baik harus menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Untuk itu, perlu mengutamakan cara-cara yang simpatik dalam membentuk citra yang baik. Aktor penting dalam pencitraan negara yaitu oleh pemerintah yang harus menggerakan dan mengkampanyekan, sementara sektor swasta diharapkan berperan penting dalam prosesnya pembentukannya. Dalam hubungan ini, pemerintah juga harus mengedukasi sehingga citra negara dapat dipersepsikan sama dan dengan baik oleh rakyatnya. H. Pengembangan Industri Kreatif Di Era Global
Pada indstri kreatif diera global ini mereka yang bekerja di industri kreatif pada umumnya mengalikkan inovasi – inovasi yang layak dipatenkan. Dalam dunia kehidupan yang terus berubah, orbit ekonomi terus bergerak maju dan kini sampai pada orbit ekonomi kreatif. Pergerakan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu hadirnya berbagai realita dan penomena yang tidak bisa diputar balik kembali seperti perkembangan budaya masyarakat, warisan budaya, gaya hidup dan memajukan IPTEK. Misalnya, ketika teknologi baru hadir, maka peta persaingan ekonomi dan bisnispun ikut berubah. Penomena tersebut tidak bisa dihapus dan tidak bisa dianggap tidak pernah ada. Jadi, yang harus dilakukan dalam mengembangkan industri kreatif itu adalah menggali dan mengenali kembali berbagai faktor penggerak utama pembangunan industri kreatif, seperti perkembangan budaya dan warisan budaya, rekaman historis tentang beralukanya sebuah tradisi dalam komunitas tertentu serta berbfikir kreatif dan bertindak pro aktif tentang bagaimana pengembangan kedepan.
26
sejak pertengahan tahun 1990-an, perkembangan dibidang informasi, pengetahuan dan kreatifitas juga ikut memicu lahirnya wacana mengenai industri kreatif yang saat ini telah menjadi fenomena global. Selain dinegara maju, perkembangan industri kratif juga tumbuh pesat dibeberapa negara berkembang seperti : india, brazil, mexico, dan bahkan Berkina Faso yang terletak didaratan Afrika. Dibeberapa negara ini Industri kreatif telah berkonstribusi terhadap Gross National Product (GNP) sebesar 3%. Beberapa sub sektor yang dinilai merupakan bagian dari industri kreatif dinegara barat, yaitu : 1) penelitian dan pengembangan; 2) penerbitan; 3) perangkat lunak; 4) tv dan radio; 5) desain; 6) musik; 7) film; 8) permainan; 9) jasa periklanan; 10) arsitektur; 11) seni pertunjukkan; 12) kerajinan; 13) video games; 14) fashion; dan 15) seni rupa. Studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan RI pada Tahun 2007 juga memakai acuan industri kreatif yang sama. I. Aktor Utama Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif
Kondisi ekonomi yang diharapkan oleh negara mana pun di dunia ini adalah ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Keberlanjutan yang dimaksud adalah kemampuan untuk beradaptasi terhadap kondisi geografis dan tantangan ekonomi baru, yang pada akhirnya menghasilkan keberlanjutan pertumbuhan. Kekuatan bangunan industri kreatif tersebut sangat ditentukan oleh oleh tiga factor, yaitu cendekiawan (intellectuals), bisnis (business), dan pemerintah (government) yang kemudian disebut sebagai sistem triple helix. Ketiga actor ini merupakan penggerak lahirnya kreatifitas, ide, ilmu pengetahuan dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya industri kreatif.
27
Kolaborasi yang erat, saling menunjang dan menyangga serta besimbiosis mutualisme antara ketiga actor tersebut dalam kaitannya dengan landasan dan pilar-pilar model industry kreatif akan menghasilkan industri kreatif yang berdiri kokoh dan berkesinambungan, penjelasan dari masingmasing faktor penggerak dalam membentuk pondasi dan pilar indusri kreatif yang kokoh adalah sebagai berikut6 : 1. Kurikulum berorientasi kreatif dan pembentukan jiwa kewirausahaan, yaitu kurikulum yang mampu untuk : a)
membentuk individu yang
mampu menerima berbagai scenario tantangan, peluang dan berani mengambil resiko. b) memfasilitasi intensifikasi skill, talenta, kreatifitas. c) menyeimbangkan program yang bersifat hard science dengan soft scince (seni dan ilmu social). 2. Kebebasan pers dan akademik, maksudnya kebebasan berpendapat dan mengeluarkan pikiran di lingkungan masyarakat dan kampus. 3. Riset inovatif multidisiplin, yaitu sebuah riset yang bersifat market friendly dan riset yang tidak hanya di dalam pasar mainstream, tetapi juga diluar pasar mainstream, yang bersifat multidisipliner dan jelasnya aplikasinya di masyarakat. 4. Lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga pendidikan dan pelatihan dengan bidang studi kreatif yang cukup dengan sebaran yang merata di seluruh wilayah Indonesia. 5. Pemasaran dan business matching, pemasaran meliputi aspek ekspansi pasar dengan menggunakan konsep pencitraan dan komersialisasi serta pengembangan produk dan jasa inovatif yang didukung dengan adanya business matching antarpelaku bisnis yang solid dan tanggung dalam mendukung pertumbuhan industry kreatif yang berdaya saing.
6
Ibid. Hal 237-247
28
6. Komunitas kreatif, yaitu sekumpulan individu yang memiliki kesamaan visi dan bergerak atas kehendaknya sendiri, dari mulai menciptakan pertukaran ilmu pengetahuan, pengalaman, teknik dan taktik yang saling berinteraksi hingga menumbuhkan inisiatif untuk membentuk proyek, dan akhirnya menetas menjadi suatu entitas bisnis inovatif yang tahan banting dan guncangan. 7. Arahan edukatif, arahan strategis dari pemerintah tentang bagaimana mengembangkan insan-insan kreatif yang menghargai budaya dan sejarah. 8. Insentif, yaitu kemudahan-kemudahan atau tambahan penghasilan berupa uang, barang, dan sebagainya yang di berikan untuk meningkatkan gairah berusaha dan semangat bekerja. Insentif dapat diberikan oleh pemerintah dalam beberapa kondisi, seperti dalam kondisi negative, positif, berkembang dan kompetitif. 9. Iklim bisnis yang kondusif, merupaka situasi serta kondisi lingkungan bisnis yang mendukung pertumbuhan industry kreatif. J. Hakikat Pentingnya UMKM
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
29
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. `Adapun kriterianya sebagai berikut: No
Kriteria Uraian
Asset
Omzet
1
Usaha Mikro
Maks. 50 Juta
Maks. 300 Juta
2
Usaha Kecil
> 50 Juta-500 Juta
> 300 Juta – 2,5 Milyar
3
Usaha Menengah
>
500
Juta – 10 > 2,5 Milyar-50 Milyar
Milyar
Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu Kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah yang melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang. Selain
berdasar
Undang-undang
tersebut,
dari
sudut
pandang
perkembangannya Usaha Kecil Dan Menengah dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria Usaha Kecil Dan Menengah yaitu: 1. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima. 2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan. 3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
30
4. Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB). Salah satu peranan UMKM yang paling krusial dalam pertumbuhan e`konomi adalah menstimulus dinamisasi ekonomi. Karakternya yang fleksibel dan cakap membuat UMKM dapat direkayasa untuk mengganti lingkungan bisnis yang lebih baik daripada perusahaan-perusahaan besar. Sejak krisis moneter yang diawali tahun 1997, hampir 80% usaha besar mengalami kebangkrutan dan melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Berbeda dengan UMKM yang tetap bertahan di dalam krisis dengan segala keterbatasannya.
UMKM
berperan
besar
dalam
mengurangi
angka
pengangguran, bahkan fenomena PHK menjadikan para pekerja yang menjadi korban dipaksa untuk berfikir lebih jauh dan banyak yang beralih melirik sektor UMKM ini. K. Kondisi UMKM di Indonesia
Usaha skala kecil di Indonesia adalah merupakan subyek diskusi dan menjadi perhatian pemerintah karena perusahaan kecil tersebut menyebar dimana-mana, dan dapat memberi kesempatan kerja yang potensial. Para ahli ekonomi sudah lama menyadari bahwa sektor industri kecil sebagai salah satu karakteristik
keberhasilan
dan
pertumbuhan
ekonomi.
Industri
kecil
menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk perluasan angakatan kerja agi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan. Secara kuantitas, UMKM memang unggul, hal ini didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar usaha di Indonesia (lebih dari 99 %) berbentuk us`aha skala kecil dan menengah (UMKM). Namun secara jumlah omset dan aset, apabila keseluruhan omset dan aset UMKM di Indonesia digabungkan, belum tentu jumlahnya dapat menyaingi satu perusahaan berskala nasional. Data-data tersebut menunjukkan bahwa UMKM berada di sebagian besar
31
sektor usaha yang ada di Indonesia. Apabila mau dicermati lebih jauh, pengembangan sektor swasta, khususnya UMKM, perlu untuk dilakukan mengingat
sektor
perekonomian,
ini
memiliki
peningkatan
potensi
tenaga
untuk
kerja,
menjaga
kestabilan
meningkatkan
PDB,
mengembangkan dunia usaha, dan penambahan APBN dan APBD melalui perpajakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Propinsi Jawa Barat dengan Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat tahun 2000, jumlah kelompok usaha kecil di Provinsi Jawa Barat adalah 6.751.999 unit atau merupakan 99,89% dari keseluruhan jumlah kelompok usaha yang ada. Penyebaran kelompok usaha kecil ini masih didominasi oleh sektor pertanian dengan jumlah usaha/rumah tangga sebanyak 4.094.672 unit atau 60,57% dari total keseluruhan usaha yang ada. Sampai dengan tahun 2000, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam usaha kecil dari berbagai sektor ekonomi di Provinsi Jawa Barat berjumlah 10.557.448 tenaga kerja atau 84,60% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada di Jawa barat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja usaha kecil di Jawa Barat adalah yang terbesar dibandingkan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja pada usaha besar dan menengah. Gambaran di atas nampaknya sudah cukup untuk menafikkan pikiran bahwa UMKM adalah usaha yang tidak penting, hanya untuk orang-orang tidak berpendidikan. Justru mungkin inilah saat bagi kita yang sudah menyadari begitu dahsyatnya ketangguhan UMKM, untuk mulai memberikan perhatian yang lebih serius di dalam sektor ini. Bila kita melihat UMKM yang ada di Negara lain, salahsatunya adalah Korea Selatan yang berhasil mengembangkan UKM. Negara ini mendefinisikan UKM sebagai usaha yang jumlah tenaga kerjanya di bawah 300 orang dan jumlah assetnya kurang dari US $ 60 juta.
32
Saat ini keadaan UMKM di Indonesia semakin menurun, ini dikarenakan kesalahan pengurusan dan kurangnya perhatian pemerintah. Alasannya, pelaksanaan program pemberdayaan UMKM berikut anggarannya yang sangat melimpah tiap tahun dinilai tidak efektif. Ini terbukti dari kenyataan bahwa sektor UMKM yang mampu menyediakan 99,46% lapangan pekerjaan baru, namun kontribusinya baru 43,42% dari seluruh nilai transaksi perekonomian Indonesia setiap tahunnya. Peran UMKM nampak belum begitu dirasakan, karena kurangnya kekuatan bersaing dengan produk-produk luar negeri, dan juga masalah klasik yaitu permodalan. Kita harus melihat ini sebagai masalah yang harus kita pecahkan bersama. Karena kita tidak ingin selamanya terpuruk di dalam krisis yang sudah lebih dari 5 tahun melanda negeri kita.
2.5 Implementasi Ekonomi Kreatif di Era Jokowi
Peng-implementasian sebuah program didalam sebuah organisasi negara dapat dilihat dari hasil kerjanya apabila program tersebut telah berjalan ataupun bisa dilihat agendanya atau tujuannya dalam beberapa tahun kedepan. Apakah telah mengandung penggambaran program tersebut atau belum. Maka sebagai langkah awal kami akan mencoba menganalisis tentang bagaimana implementasi program ekonomi kreatif di era Presiden Jokowi didalam nawacita (9 agenda prioritas) jokowi. PROGRAM NAWACITA
1. Kami akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. 1.1.Politik luar negeri bebas-aktif. 1.2.Melindungi hak dan keselamatan warga negara Indonesia di luar negeri, khususnya pekerja migran. 1.3.Kedaulatan maritim.
33
1.4.Meningkatkan anggaran pertahanan 1,5 persen dari GDP dalam 5 tahun kedepan. 1.5.Mengembangkan industri pertahanan nasional. 1.6.Menjamin rasa aman warga negara dengan membangun Polri yang profesional. 2. Kami akan membuat pemerintahan tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 2.1.Memulihkan kepercayaan publik melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu dan lembaga perwakilan. 2.2.Meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam politik dan pembangunan 2.3.Memperkuat kantor kepresidenan untuk menjalankan tugas-tugas kepresidenan secara lebih efektif 2.4.Membangun transparansi tata kelola pemerintahan. 2.5.Menjalankan reformasi birokrasi. 2.6.Membuka partisipasi publik. 3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 3.1.Desentralisasi asimateris 3.2.Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa, kawasan timur Indonesia dan kawasan perbatasan. 3.3.Penataan daerah otonom baru untuk kesejahteraan rakyat. 3.4.Implementasi Undang-Undang Desa. 4. Kami akan menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 4.1.Membangun politik legislasi yang kuat : pemberantasan korupsi, penegakan HAM, perlindungan lingkungan hidup dan reformasi lembaga penegak hukum 4.2.Memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
34
4.3.Memberantas mafia peradilan. 4.4.Pemberantasan
tindakan
penebangan
liar,
perikanan
liar
dan
penambangan liar. 4.5.Perberantasan narkoba dan psikotropika. 4.6.Pemberantasan tindak kejahatan perbankan dan pencucian uang. 4.7.Menjamin kepastian hukum dan kepemilikan tanah. 4.8.Melindungi anak, perempuan dan kelompok masyarakat marjinal. 4.9.Menghormati HAM dan penyelesaian secara berkeadilan terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM pada masa lalu. 4.10.
Membangun budaya hukum.
5. Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 5.1.Program “Indonesia Pintar” melalui wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. 5.2.Program
kartu
“Indonesia
Sehat”
melalui
layanan
kesehatan
masyarakat. 5.3.Program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” melalui reformasi agraria 9 juta hektar untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan jaminan sosial. 6. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 6.1.Membangun infrastruktur jalan baru sepanjang sekurang-kurangnya 2.000 kilometer. 6.2.Membangun sekurang-kurangnya 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama. 6.3.Membangun sekurang-kurangnya 10 bandara baru dan merenovasi yang lama. 6.4.Membangun sekurang-kurangnya 10 kawasan industri baru berikut pengembangan untuk hunian buruhnya.
35
6.5.Membangun sekurang-kurangnya 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia dan memodernisasikan pasar tradisional yang telah ada. 6.6.Menciptakan layanan satu atap untuk investasi, efisiensi perijinan bisnis menjadi maksimal 15 hari. 6.7.Membangun sejumlah Science and Tecnopark di kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini. 7. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 7.1.Membangun kedaulatan pangan. 7.2.Mewujudkan kedaulatan energi. 7.3.Mewujudkan kedaulatan keuangan. 7.4.Mendirikan Bank Petani/ Nelayan dan UMKM termasuk gudang dengan fasilitas pengolahan paska panen ditiap sentra produksi tani/nelayan. 7.5.Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional. 8. Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa. 8.1.Membangun pendidikan kewarganegaraan. 8.2.Mengevaluasi
model
penyeragaman
dalam
sistem
pendidikan
nasional. 8.3.Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang ditugaskan didaerah terpencil. 8.4.Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan tinggi. 8.5.Memprioritaskan pembiayaan penelitian yang menunjang iptek. 9. Kami akan memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi social Indonesia. 9.1.Memperkuat pendidikan Kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga/
36
9.2.Restorasi sosial untuk mengembalikan ruh kerukunan antar warga. 9.3.Membangun kembali gotong-royong sebagai modal sosial melalui rekonstruksi sosial. 9.4.Mengembangkan
insentif
khusus
untuk
memperkenalkan
dan
mengangkat kebudayaan lokal. 9.5.Meningkatkan
proses
pertukaran
budaya
untuk
membangun
kemajemukan sebagai kekuatan budaya. Dapat terlihat dari nawacita tersebut poin ke-6 di sebutkan “Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.” Dan poin ke-7.4. “Mendirikan Bank Petani/ Nelayan dan
UMKM termasuk gudang dengan fasilitas pengolahan paska panen ditiap sentra produksi tani/nelayan.”
Dari program tersebut tegambarkan bahwa
pemerintah mendukung bangsa agar mampu bersaing di kancah internasional terutama dalam menghadapi MEA nanti. Adapun salah satunya yaitu ada di poin 7.4 dengan mendirikan UMKM. Sesuai data di sub-bab sebelumnya bahwa UMKM memberikan peluang kerja terbesar, membantu meningkatan PDB, dan juga UMKM ini telah teruji pada masa orde baru tahan terhadap krisis ekonomi. Selain itu keseriusan presiden dalam ekonomi kreatif ini dapat dilihat dari dibentuknya BEK oleh presiden yang dikutif dari salah satu media masa “Senin (26/01/2015), mantan Gubernur DKI dan wali kota Solo tersebut resmi
membentuk Badan Ekonomi Kreatif di Istana Negara. BEK merupakan lembaga setingkat kementerian yang berada langsung di bawah Presiden. Ayah kandung penyanyi Sherina, Triawan Munaf didapuk untuk mengepalai badan strategis tersebut dengan mendapatkan hak keuangan serta fasilitas lainnya setara dengan menteri.”
7
7
Mr Bambang, “Bentuk Badan Ekonomi Kreatif untuk Lindungi Bisnis Online”, Catatan hiruk pikuk kehidupan, diakses dari : http://www.mrbambang.com/2015/01/jokowi-bentuk-badan-ekonomikreatif.html, pada tanggal 09 November 2015, pkul 12.35 WIB
37
Sesuai Peraturan Presiden nomor 135/2014, sebelum Badan Ekonomi Kreatif terbentuk, fungsi ekonomi kreatif masih dijalankan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Hal itu juga berlaku dengan anggaran ekonomi kreatif yang tahun 2015 masih dialokasikan melalui Kemenpar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 yang mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp360 miliar menjadi Rp1,5 triliun.
2.6 Peluang Ekonomi Kreatif Berfokus pada UMKM dalam Meningkatkan Ekonomi Melalui MEA
Ada 3 bidang utama yang menjadi fokus pada AEC 2015 yaitu Politik dan Keamanan, Sosial Budaya, serta Ekonomi. Pada saat ini, pemerintah Indonesia telah menyatakan kesiapannya terhadap dua bidang utama tujuan dari ASEAN Community yaitu bidang Politik-Keamanan dan bidang Sosial Budaya8. Lantas bagaimana dengan bidang lainnya yaitu masyarakat ekonomi ASEAN atau sektor ekonomi yang menjadi salah satu fokus Masyarakat ASEAN 2015? Hal tersebut perlu kita telaah. Kita ketahui pada pembahasan sebelumnya disinggung tentang jantung ekonomi kreatif adalah industri kreatif, yang artinya masyarakat dituntut untuk dapat kreatif dan inovatif terhadap produk-produknya agar meningkatkan kualitas produknya. Ekonomi kreatif juga dibutuhkan agar negara tetap tumbuh dan berkembang serta bertahan di masa yang akan datang. Karena kreatifitas itu tanpa batas, sehingga kita bisa mengikuti perkembangan zaman dengan berkreatifitas.
8
Suryanto, “Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”, RRI, diakses dari:http://voi.rri.co.id/voi/post/berita/96494/fokus/kesiapan_indonesia_menghadapi_masyarakat_ekon omi_asean_2015.html, pada tanggal 09 November 2015, pukul 12.40 WIB
38
Pilar-pilar model industri kreatif akan menghasilkan industry kreatif yang berdiri kokoh dan berkesinambungan, penjelasan dari masing-masing faktor penggerak dalam membentuk fondasi dan pilar indusri kreatif yang kokoh adalah sebagai berikut9 : 1. Kurikulum berorientasi kreatif dan pembentukan jiwa kewirausahaan, yaitu kurikulum yang mampu untuk : a)
membentuk individu yang
mampu menerima berbagai scenario tantangan, peluang dan berani mengambil resiko. b) memfasilitasi intensifikasi skill, talenta, kreatifitas. c) menyeimbangkan program yang bersifat hard science dengan soft scince (seni dan ilmu social). 2. Kebebasan pers dan akademik, maksudnya kebebasan berpendapat dan mengeluarkan pikiran di lingkungan masyarakat dan kampus. 3. Riset inovatif multidisiplin, yaitu sebuah riset yang bersifat market friendly dan riset yang tidak hanya di dalam pasar mainstream, tetapi juga diluar pasar mainstream, yang bersifat multidisipliner dan jelasnya aplikasinya di masyarakat. 4. Lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga pendidikan dan pelatihan dengan bidang studi kreatif yang cukup dengan sebaran yang merata di seluruh wilayah Indonesia. 5. Pemasaran dan business matching, pemasaran meliputi aspek ekspansi pasar dengan menggunakan konsep pencitraan dan komersialisasi serta pengembangan produk dan jasa inovatif yang didukung dengan adanya business matching antarpelaku bisnis yang solid dan tanggung dalam mendukung pertumbuhan industry kreatif yang berdaya saing. 6. Komunitas kreatif, yaitu sekumpulan individu yang memiliki kesamaan visi dan bergerak atas kehendaknya sendiri, dari mulai menciptakan pertukaran ilmu pengetahuan, pengalaman, teknik dan taktik yang saling berinteraksi hingga menumbuhkan inisiatif untuk membentuk proyek, dan
9
Mauled Moelyono, op. cit. Hal 237-247
39
akhirnya menetas menjadi suatu entitas bisnis inovatif yang tahan banting dan guncangan. 7. Arahan edukatif, arahan strategis dari pemerintah tentang bagaimana mengembangkan insan-insan kreatif yang menghargai budaya dan sejarah. 8. Insentif, yaitu kemudahan-kemudahan atau tambahan penghasilan berupa uang, barang, dan sebagainya yang di berikan untuk meningkatkan gairah berusaha dan semangat bekerja. Insentif dapat diberikan oleh pemerintah dalam beberapa kondisi, seperti dalam kondisi negative, positif, berkembang dan kompetitif. 9. Iklim bisnis yang kondusif, merupaka situasi serta kondisi lingkungan bisnis yang mendukung pertumbuhan industry kreatif. Selain itu juga kita ketahui bahwa Mohammad Hatta, bapak koperasi Indonesia mencetuskan koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia, landasannya dalam, pasal 33 ayat 1 UUD 1945 disebutkan”perekonomian disusun atas usaha bersama berdasarkan atas kekeluargaan”. Disini dijelaskan
bahwa Indonesia menjadikan asas keluargaan sebagai fondasi dasar perekonomiannya10, dan koperasi menggambarkan hal itu. itu artinya koperasi sebagai penyangga utama perekonomian tanah air. Akan tetapi dilihat dari capaian pertumbuhan, koperasi menyumbang 2% dari Produk Domestik bruto (PDB) pada tahun 2014. Angka itu merupakan bukti riil bahwa koperasi masih jauh dari harapan sebagai tulangpunggung perekonomian. Apalagi jumlah koperasi mencapai 206.288 buah menunjukan adanya hal yang salah , dimana besarnya jumlah tidak sebanding dengan kontribusinya. Sebagai komparasi adalah UMKM yang kontribusinya mencapai 60,34% dari PDB (2015). Jumlah UMKM sebanyak 57,89 juta unit atau 99,99%. Artinya 96 dari 100 orang bekerjadi sektor UMKM. Hal ini menunjukan UMKM merupakan penyangga utama atau soko guru perekonomian Indonesia.
10
Ai Siti Farida, sistem ekonomi Indonesia, Bandung : CV Pustaka Setia, 2011
40
" Dengan pemberdayaan koperasi dan UMKM, ekonomi kita akan semakin baik dan tumbuh," ujar Syarieffudin hasan (menteri koperasi dan UMKM).11 Dari pemaparan diatas jelaslah bahwa apabila ekonomi kreatif difokuskan terhadap pengembangan UMKM dapat menjadi peningkatan perekonomian Indonesia secara signifikan.
11
Lembaga Pemerintah, “UMKM Serap 97 Persen Tenaga Kerja di Indonesia”, Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah di Indonesia, diakses dari :http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1281:umkm-serap-97 persen-tenaga-kerja-di-indonesia&catid=50:bind-berita&Itemid=97, pada tanggal 09 November 2015, pukul 12.45 WIB
41
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Ekonomi kreatif yang berfokus terhadap ekonomi kreatif, merupakan salah satu solusi dalam memajukan perekonomian Indonesia. Karena dengan adanya UMKM yang kreatif akan menciptakan produk-produk yang dapat di pasarkan di dunia dan menambah perekonomian Indonesia. Karena UMKM ini merupakan penyedia lapangan pekerjaan terbesar, dan memberikan banyak kontribusi baik dari PDB dan yang lainnya sehingga UMKM merupakan soko guru bagi perekonomian Indonesia. Maka dari itu pembangunan UMKM ini di kancah ASEAN akan menjadi feedback yang baik bagi Indonesia. 3.2 Saran
Diharapkan kita sebagai mahasiswa dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia dalam menghadapi MEA dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang UMKM berlandaskan pada ekonomi kreatif.
42