MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
MATERI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL SEKSUAL BERBASIS GENDER DALAM SITUASI BENCANA
Kekerasan Kekerasan Seksual berbasis gender dalam dalam situasi bencana bencana merupakan merupakan salah salah satu satu topik topik yang yang akan akan dipela dipelajar jarii dalam dalam Paket aket Pelayan elayanan an Awal wal Minimum Minimum (PPAM) (PPAM) dalam Situasi Situasi bencana. bencana. Situasi bencana bencana merupakan merupakan situ situas asii yang yang tida tidak k per pernah nah dapa dapatt dipe diperk rkir irak akan an sebe sebelu lumn mnya ya.. Ketik etika a bencana terjadi, perempuan dan anakanak merupakan kelompok yang sangat beresiko beresiko untuk mengalami kekerasan kekerasan seksual. I.
DESKRIPSI Modul ini membahas tentang pencegahan dan penanganan kekerasan sesual berbasis gender!Seksu gender!Seksual al Gender Basic Violence Violence (S"#$) dalam situ situas asii benc bencan ana a yang yang meli melipu puti ti%% de&n de&nis isi, i, alas alasan an pent pentin ingn gnya ya S"# S"#$, keter eterka kait itan an ant antar ara a S"# S"#$ dan dan pela pelang ngga gara ran n hak hak asas asasii manu manusi sia a penanggung jawab S"#$, akar masalah, 'aktor resiko dan konsekuensi dari S"#$, klien yang beresik beresiko, o, pelaku, pelaku, waktu terjadinya terjadinya situasi situasi dan kondisi yang beresiko, alasan tidak dilaporkan, pemantauan, tindakan pencegahan dan respon pada S"#$ yang membutuhkan tindakan yang terk terkoo oorrdina dinasi si dan dan mult multis isek ekto tor. r. dan dan meka mekani nism sme e pena penang ngan anan an kasu kasus s kekera ekerasan san seksua seksuall serta serta pedom pedoman an prinsi prinsip p dalam dalam penang penangana anan n S"#$ S"#$ dalam situasi bencana.
II.
TUJUAN A. ujuan ujuan mum mum Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu mengidenti&kasi pencegahan kekerasan kekerasan berbasis gender pada situasi bencana. #. ujuan ujuan Khus Khusus us Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu% a. Menguraik Menguraikan an de&nisi de&nisi keker kekerasan asan seksual seksual berbasis berbasis gender gender b. Mengidenti Mengidenti&k &kasi asi tindakan tindakan yang yang termasu termasuk k kekeras kekerasan an seksual seksual c. Menjel Menjelask askan an alasan alasan pentin pentingny gnya a S"#$, S"#$, keterk eterkait aitan an antara antara S"#$ S"#$ dan pelanggaran hak asasi manusia d. Menjel Menjelask askan an akar akar masalah, masalah, 'aktor 'aktor resik resiko o dan konsek konsekuen uensi si dari dari S"#$ e. Mengidenti Mengidenti&k &kasi asi klien klien yang yang bere beresik siko o mengalam mengalamii S"#$ S"#$ '. Meng Mengid iden enti ti&k &kas asii pela pelak ku pada pada S"# S"#$ $ g. Meng Mengid iden enti ti& &kasi asi wakt waktu u terj terjad adin inya ya situ situas asii dan dan kondi ondisi si yang yang beresiko S"#$ h. Menjelask Menjelaskan an alasan alasan tidak tidak dilapork dilaporkannya annya S"#$ S"#$ i. Menjel Menjelask askan an pema pemant ntaua auan n yang yang dila dilaku kuka kan n pada pada S"# S"#$ $
PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 1
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
j.
Mengidenti&kasi Mengidenti&kasi tindakan pencegahan dan respon pada S"#$ yang yang mem membutu butuhk hkan an tind tindak akan an yang yang terk terkoo oorrdina dinasi si dan dan multisektor k. Menj Menjel elas aska kan n pedo pedoma man n prin prinsi sip p pena penang ngan anan an keker ekeras asan an sesk sesksu sual al dalam situasi bencana III.POKOK BAHASAN Dala Dalam m mo modu dull ! ! a"a! a"a! d#a d#a$a $a% % &o" &o"o" #a$a #a$a%a %a! ! %'#a %'#aa a #'"u* +a*u , a. *e&nis *e&nisii kek kekera erasan san seksua seksuall berbas berbasis is gender gender b. indak indakan an yang yang ter termasu masuk k keke kekerasa rasan n seksua seksuall c. Alas Alasan an pen penti ting ngny nya a S"# S"#$ d. Keterkaitan eterkaitan antar antara a S"#$ S"#$ dan pelangga pelanggaran ran hak hak asasi asasi manusia manusia e. Akar Akar masalah, masalah, 'aktor 'aktor resik resiko o dan konse konseku kuensi ensi dari dari S"#$ S"#$ '. Klie Klien n yang yang ber beres esik iko o meng mengal alam amii S"# S"#$ g. Pelak elaku u pad pada a S"# S"#$ $ h. +aktu terjad terjadinya inya situasi situasi dan kondis kondisii yang beresik beresiko o S"#$ S"#$ i. Alas Alasan an tida tidak k dil dilap apor orka kann nnya ya S"# S"#$ j. Pemantauan Pemantauan yang dilakukan dilakukan pada S"#$ S"#$ k. indakan pencegahan dan respon pada S"#$ yang membutuhkan tindakan yang terkoordinasi dan multisektor l. Pedom Pedoman an prins prinsip ip penang penangana anan n keke kekera rasan san sesks sesksual ual dalam dalam situ situasi asi bencana. I-. I-. BAHAN BAHAN MATERI MATERI Modul Modul materi materi Pencega encegahan han dan penang penangana anan n Kekera ekerasan san seksua seksuall berbasis gender dalam situasi bencana. -. LANGKAHLA LANGKAHLANGKA NGKAH H PEMBELAJA PEMBELAJARAN RAN umlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak - P / 01 menit menit (23 P, P2 4 P). ntuk memudahka memudahkan n proses proses pelatihan, digunakan langkahlangkah sebagai berikut% a. *osen *osen memp memperk erkena enalk lkan an diri diri (- menit menit)) b. *osen *osen menyam menyampai paika kan n tujuan tujuan pembel pembelaja ajaran ran secara secara umum umum dan khusus (- menit) c. *ose *osen n memut emutar ar &lm &lm!men !menya yaji jik kan gamba gambarrgam gamb bar tent tentan ang g situasi darurat bencana bencana serta kekerasan kekerasan seksual yang yang terjadi (3menit). d. *ose *osen n mengg enggal alii peng pengal alam aman an mahas ahasis iswa wa tent tentan ang g keker ekeras asan an seksual berbasis gender (3- menit) e. *osen *osen menjela menjelask skan an tentan tentang g kek kekerasan erasan seksua seksuall berbas berbasis is gender gender (51 menit). '. memb member erii kesem esempa pata tan n kepad epada a maha mahasi sisw swa a untu untuk k memb membah ahas as kasu kasus s tent tentan ang g keker ekeras asan an seks seksua uall berb berbas asis is gend gender er seca secara ra berkelompok (61 menit) PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 2
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
g. *osen meminta mahasiswa untuk mempresentasikan analisis kasus yang diberikan (51 menit) Adapun langkahlangkah di atas dapat dijabarkan sebagai berikut di bawah% a. angkah 3 % Penyiapan Proses pembelajaran Kegiatan *osen 3) *osen memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas 7) *osen menyapa mahasiswa dengan ramah dan hangat. 6) Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas maka mulailah dengan memperkenalkan diri. 4) Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, dan materi yang akan disampaikan. -) Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) . tentang apa yang dimaksud dengan kekerasan seksual berbasis gender dengan metode curah pendapat (brainstorming). 0) Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang kekerasan seksual berbasis gender dengan menggunakan bahan tayang. Kegiatan Peserta 3) Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan 7) Mengemukakan pendapat atas pertanyaan dosen 6) Memperhatikan &lm!gambar tentang situasi bencana dan kekerasan seksual yang terjadi dengan seksama 4) Mendengar dan mencatat halhal yang dianggap penting -) Mengajukan pertanyaan kepada dosen bila ada halhal yang belum jelas dan perlu diklari&kasi. b. angkah 7 % 8e9iew pokok bahasan Kegiatan *osen 3) Menyampaikan Pokok #ahasan dan sub pokok secara garis besar dalam waktu yang singkat 7) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakan halhal yang kurang jelas 6) Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta Kegiatan Peserta 3) Mendengar, mencatat dan menyimpulkan halhal yang dianggap penting 7) Mengajukan pertanyaan kepada dosen sesuai dengan kesempatan yang diberikan 6) Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dosen. c. angkah 6 % Pendalaman pokok bahasan PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 3
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
Kegiatan *osen 3) Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (4 kelompok) dan setiap kelompok akan diberikan sebuah kasus yang akan didiskusikan secara kelompok. 7) Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji. 6) Meminta masingmasing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi untuk disajikan. 4) Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi. Kegiatan Peserta 3) Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji. 7) Mendengar, mencatat dan bertanya pada halhal yang kurang jelas pada dosen. 6) Melakukan proses diskusi sesuai dengan kasus yang ditugaskan dan menuliskan hasil dikusi untuk disajikan. d. angkah 4 % Penyajian dan pembahasan hasil pendalaman pokok bahasan dikaitkan dengan situasi darurat bencana. Kegiatan *osen 3) Meminta masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi 7) Memimpin proses tanggapan (tanya jawab) 6) Memberikan masukan khususnya dikaitkan dengan situasi dan kondisi di daerah kerja 4) Merangkum hasil diskusi Kegiatan Peserta 3) Mengikuti proses penyajian kelas 7) #erperan akti' dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh dosen 6) #ersama dosen merangkum hasil presentasi masing:masing pokok bahasan yang dikaitkan dengan situasi bencana. e. angkah - % 8angkuman dan e9aluasi hasil belajar Kegiatan *osen 3) Mengadakan e9aluasi dengan mengajukan 6 (tiga) buah pertanyaan sesuai dengan topik pokok bahasan 7) Memperjelas jawaban peserta terhadap masing: masing pertanyaan 6) #ersama peserta merangkum poinpoin penting dari hasil proses pembelajaran tentang pelayanan prima. 4) Membuat kesimpulan.
PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 4
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
Kegiatan Peserta 3) Menjawab pertanyaan yang diajukan dosen. 7) #ersamasama dosen merangkum hasil proses pembelajaran tentang pencegahan kekerasan seksual berbasis gender dala situasi bencana.
-I.
URAIAN MATERI
Kekerasan berbasis gender (gender-based violence) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu tindakan kekerasan yang terjadi pada seseorang berdasarkan perbedaan status sosial yang berlaku (gender) antara pria dan wanita. indakan kekerasan berbasis gender merupakan pelanggaran terhadap hakhak asasi manusia uni9ersal yang dilindungi oleh instrumeninstrumen dan kon9ensikon9ensi internasional. #anyak aksi kekerasan berbasis gender dapat digolongkan sebagai aksi melanggar hukum dan kriminal dalam kebijakan dan undang undang nasional. Kekerasan berbasis gender di seluruh dunia paling banyak menimpa kaum perempuan dan anakanak perempuan. ;stilah menyoroti dimensi gender dari kekerasan tersebut> dengan kata lain, hubungan antara status perempuan yang lebih rendah dalam suatu masyarakat danmakin besarnya kemungkinan terjadi kekerasan terhadap mereka. ?amun, penting untuk diingat bahwa pria dan anak lakilaki juga bisa menjadi korban!penyintas kekerasan berbasis gender, termasuk kekerasan seksual, terutama ketika mereka mengalami penyiksaan dan!atau penahanan. Kekerasan berbasis gender termasuk% @ Kekerasan seksual, di antaranya perkosaan, pelecehan seksual, ekspolitasi seksual dan prostitusi @ Kekerasan rumah tangga @ Kawin paksa dan kawin muda @ Praktekpraktek tradisional yang membahayakan seperti mutilasi alat genital perempuan! sunat perempuan, kejahatan atas nama harga diri, warisan janda @ Perdagangan
PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 5
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
Kekerasan berbasis gender terjadi dalam berbagai bentuk dan cakupan di berbagai budaya, negara dan wilayah. Kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam situasi darurat kemanusiaan umumnya jarang dilaporkan, akan tetapi kekerasan ini telah banyak didokumentasikan selama terjadinya krisis kemanusiaan. Konsekuensi kekerasan berbasis berbasis gender bisa terjadi sebagai akibat langsung dari tindakan kekerasan atau bisa juga sebagai akibat dari e'ek jangka panjang% Ko!%'"u'!% /%" Ada beragam mulai dari luka ringan sampai luka berat yang menimbulkan kematian atau cacat permanen> kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman dan komplikasi> hasil kehamilan yang tidak baik, termasuk keguguran, berat badan lahir rendah dan kematian janin> in'eksi penularan seksual, termasuk ;$> penyakit radang panggul, ketidaksuburan, sindrom nyeri kronis> in'eksi saluran kemih. @ Ko!%'"u'!% &%"olo% termasuk% gelisah, gangguan stres pasca trauma (PS*!Post rauma Stress *isorder)> depresi> perasaan rendah diri> tidak mampu mempercayai orang lain, takut, peningkatan penyalahgunaan dan penggunaan obatobatan> gangguan tidur> sulit makan> dis'ungsi seksual> dan bunuh diri. @ Kekerasan berbasis gender juga sangat besar dampaknya pada "'%'$a*a! %o%al indi9idu dan komunitas dalam hal stigma, isolasi dan penolakan (termasuk oleh suami dan keluarga)> kehilangan potensi pendapatan bagi perempuan> gangguan pendidikan pada remaja> dan pembunuhan (misalnya pembunuhan karena harga diri atau pembunuhan bayi perempuan). •
0. A&a +a! dma"%ud d'!a! "'"'a%a! %'"%ual1 Kekerasan seksual adalah setiap tindakan bersi'at seks yang tidak disetujui, termasuk perkosaan dan eksploitasi seksual di antara tindakantindakan lainnya. Kekerasan seksual adalah setiap tindakan seksual, upaya untuk mendapatkan tindakan seksual, komentarkomentar atau dorongandorongan seksual yang tidak diinginkan, atau tindakantindakan memperdagangkan seksualitas seseorang, dengan menggunakan pemaksaan, ancaman gangguan atau kekuatan &sik, oleh seseorang apapun hubungannya dengan korban dalam suatu situasi termasuk di rumah, tempat kerja dan lainnya. Kekerasan seksual adalah bagian dari kategori kekerasan berdasarkan gender yang lebih luas !"ender #asic $iolence ("#$). PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 6
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
"#$ adalah istilah inti untuk setiap tindakan menciderai yang dilakukan melawan kehendak seseorang yang ditimbulkan oleh ketidaksamaan kekuatan yang didasarkan atas peran gender. Kekerasan dapat bersi'at &sik, seksual, psikologi, ekonomi atau sosiobudaya. Menurut ?B8 (#adan P## untuk pengungsi), "#$ adalah kekerasan langsung pada seseorang yang didasarkan atas 'aktor seks atau gender. ;ni termasuk tindakan yang mengakibatkan bahaya atau penderitaan &sik, mental atau seksual, ancaman untuk tindakan tersebut, paksaan dan penghapusan kebebasan. 7. T!da"a! a&a %a2a +a! *'ma%u" "'"'a%a! %'"%ual 1 indakan yang termasuk ke dalam Kekerasan seksual adalah sebagai berikut% a. P'"o%aa!3u&a+a &'"o%aa! Perkosaan merupakan tindakan hubungan seksual tanpa persetujuan. ;ni bisa termasuk penyerangan pada suatu bagian tubuh dengan organ seksual dan!atau penyerangan terhadap saluran genital atau anal dengan suatu benda atau bagian tubuh. Perkosaan dan upaya perkosaan melibatkan penggunaan kekuatan, ancaman kekuatan dan!atau paksaan. payaupaya untuk memerkosa seseorang yang tidak sampai terjadinya penetrasi dianggap sebagai upaya perkosaan. #. P'l'4'$a! S'"%ual Ancaman &sik bersi'at seksual, baik dengan kekuatan atau kondisi yang tidak setara atau paksaan. (ihat juga CDksploitasi seksualE). 4. E"%&lo*a% %'"%ual Setiap upaya menyalahgunakan terhadap seseorang yang posisinya rentan, berbeda kekuasaan atau kepercayaan, untuk tujuan seksual, tetapi tidak terbatas pada upaya untuk menghasilkan keuntungan secara keuangan, sosial atau politik dari eksploitasi seksual orang lain. (ihat juga Cpelecehan seksual) d. K'"'a%a! dalam uma$ *a!a (d%'#u* 2ua %'#aa "'"'a%a! &a%a!a! !*m) Kekerasan dalam rumah tangga terjadi di antara mitra intim (pasangan, kekasih) serta di antara anggota keluarga (misalnya ibu mertua dan menantu perempuan). Kekerasan dalam rumah tangga bisa termasuk pelecehan seksual, &sik dan psikologis. ;stilahistilah lain yang digunakan untuk merujuk kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 7
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
pasangan intim termasuk Cpemukulan istriE.
Cpelecehan
pasanganE
dan
'. Mu*la% ala* '!*al &''m&ua!3Su!a* &''m&ua! Mutilasi alat genital perempuan!Sunat perempuan adalah semua prosedur pemotongan sebagian atau seluruhnya dari bagian luar genital perempuan atau bentuk pelukaan lain terhadap organ kelamin perempuan untuk alasanalasan non medisE. 5. Ka6! muda &a"%a ;ni terjadi ketika orang tua atau yang lainnya mengatur dan memaksa anak di bawah umur kawin dengan seseorang. Pemaksaan terjadi dengan menekan atau memerintahkan anak di bawah umur untuk kawin, untuk mendapatkan mahar atau alasanalasan lainnya. Kawin paksa merupakan suatu bentuk kekerasan berbasis gender karena anak di bawah umur tidak diperbolehkan untuk, atau belum cukup umur, untuk membuat pilihan penting. Fokus penanganan kekerasan seksual dalam Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) adalah pencegahan perkosaan, penyediaan perawatan medis bagi mereka yang selamat dari perkosaan dan menjamin ketersediaan layanan psikososial mendasar. Setelah situasi stabil dan seluruh komponen PPAM dilaksanakan, perhatian dapat diarahkan pada pencegahan kekerasan dalam lingkup yang lebih luas, termasuk kekerasan rumah tangga, pernikahan dini dan!atau yang dipaksakan, mutilasi!pemotongan alat kelamin wanita, sterilisasi atau kehamilan yang dipaksakan, prostitusi yang dipaksakan, perdagangan wanita, gadis dan anak lakilaki serta bentuk tambahan "#$. *alam situasi di mana kekerasan seksual terjadi di antara indi9idu yang seringkali bertemu, seperti anggota keluarga, mungkin diperlukan strategi perlindungan tambahan. 7. A&a"a$ "'*'"a*a! "'"'a%a! %'"%ual d'!a! &'la!aa! HAM1 Kekerasan berbasis gender sangat bertentangan dengan hakhak asasi manusia dan merupakan halangan besar terwujudnya hak hak asasi manusia dan kebebasan dasar. #anyak prinsip hak asasi manusia yang dimuat di dalam instrumen hak asasi manusia internasional menjadi pedoman bagi perlindungan dari kekerasan berbasis gender. Prinsipprinsip ini termasuk hakhak bagi% PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 8
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
•
•
•
K'$du&a!8 "'m'd'"aa! da! "'ama!a! ma!u%a ak ini terancam ketika seseorang diperkosa atau mengalami mutasi alat genital perempuan!sunat perempuan (F"M)> S*a!da "'%'$a*a! /%" da! m'!*al *'*! +a! da&a* d4a&a ak ini terhambat jika seseorang ditolak aksesnya untuk mendapatkan pelayanan medis yang semestinya setelah mengalami perkosaan> B'#a% da &'!+"%aa! a*au "'"'2ama!8 %'*a $u"uma! a*au &'la"ua! +a! *da" ma!u%a6 a*au m''!da$"a! F"M!sunat perempuan, perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga yang sangat buruk, sterilisasi paksa dan aborsi paksa, serta penolakan akses layanan aborsi yang aman bagi perempuan yang hamil karena perkosaan dan perdagangan manusia, merupakan suatu bentuk penyiksaan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan>
@ B'#a% da %'mua #'!*u" d%"m!a% ak ini akan terhalang jika undangundang gagal melindungi perempuan dan anak perempuan dari kekerasan berbasis gender dan!atau jika mereka harus ditemani oleh suami atau ayah untuk mendapatkan pelayanan medis akibat perkosaan. Semua bentuk kekerasan terhadap perempuan merupakan diskriminasi terhadap mereka> @ M'ma%u" &'"a6!a! d'!a! &'%'*u2ua! &'!u$ da! #'#a% %'*a &'m#'a! $a"$a" +a! %'*aa dalam &'"a6!a!8 %'lama &'"a6!a! da! %aa* &'4'aa! kawin paksa merupakan pelanggaran hak ini> @ K'#'#a%a! #''a"8 #'&'!da&a*8 #''"%&'% da! #'"um&ul Kebebasan ini akan terampas jika seseorang diperdagangkan, dikurung paksa atau dilarang oleh suami atau orang tua mengakses kesehatan atau layanan lainnya. Anak perempuan sangat beresiko mengalami kekerasan berbasis gender karena jenis kelamin mereka serta usia yang muda. Kon9ensi akhak Anakanak menyatakan bahwa> a!a"a!a" #'$a" m'!da&a* &'l!du!a! da %'mua #'!*u" "'"'a%a! /%" a*au m'!*al8 *'ma%u" &'l'4'$a! %'"%ual8 yang terjadi di lingkungan keluarga atau di dalam lembaga, serta PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 9
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
dari pelecehan seksual terorganisasir. Anakanak juga berhak dilindungi dari praktekpraktek kekerasan,seperti F"M!sunat perempuan. Korban!penyintas kekerasan berbasis gender #'$a" m'!4a &'la+a!a! m'd% tanpa harus melalui persyaratan prosedural yang rumit. Karena itu, mencegah korban!penyintas kekerasan berbasis gender untuk mengakses dan mendapatkan pelayanan medis dengan mewajibkan mereka menunjukkan surat nikah, mendapat ijin dari suami atau mengajukan laporan polisi merupakan suatu bentuk pelanggaran hak tersebut. ika yang menjadi korban!penyintas adalah anak remaja, negara harus menjamin adanya pro9isi hukum yang memberi peluang pelayanan medis bagi remaja tanpa harus mendapat ijin dari orang tua. Semua badan harus mengad9okasi penguatan dan!atau penegakan undangundangnasional terhadap kekerasan berbasis gender sesuai dengan kewajiban hukum internasional, termasuk hukuman bagi para pelaku pelanggaran dan implementasi langkahlangkah legal untuk melindungi dan mendukung korban!penyintas kekerasan berbasis gender. 4. M'!a&a m'!4'a$ *'2ad!+a "'"'a%a! %'"%ual m'!2ad &o*a%1 Meskipun kekerasan seksual sudah umum bahkan selama masa damai, namun perang dan konGik meningkatkan angka insiden perkosaan dan bentuk lain dari kekerasan seksual. Kenyataan yang mengerikan ini tercermin dari meningkatnya jumlah laporan dan penelitian terdokumentasi. +anita dan remaja khususnya rentan terhadap perlakuan seks yang kejam yang dilakukan oleh lawan mereka. Penggunaan perkosaan sebagai senjata perang telah terdokumentasi dalam beberapa konGik sebagai sarana e'ekti' untuk mengontrol, mendegradasi dan merendahkan suatu komunitas. ntuk jelasnya dapat dilihat kotak 3 di bawah ini yang menggambarkan kekerasan seksual yang sering terjadi saat situasi bencana. Ko*a" 0, K'"'a%a! %'"%ual #'#a%% '!d' dalam %*ua% #'!4a!a9 @ Sekurangkurangnya -1.111 sampai 04.111 perempuan pengungsi internal di Sierra eone mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh para gerilyawan bersenjata. *i samping itu, separuh perempuan pengungsi internal yang telah kontak langsung dengan para gerilyawan dilaporkan mengalami PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 10
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
@
@
@
@
@
•
•
•
kekerasan seksual. 7- H perempuan AIerbaijan yang telah di sur9ey di tahun 7111 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan penyakit Amerika Serikat diketahui telah dipaksa berhubungan seks> di antara mereka yang paling rawan mengalami pemaksaan hubungan seks adalah para pengungsi perempuan. Menurut sur9ei pemerintah pada 3555, 6JH pekerja seks di Sierra eone yang berusia di bawah 3- tahun, 1H dari jumlah tersebut tidak memiliki keluarga atau merupakan anakanak yang menjadi pengungsi akibat perang. Mayoritas perempuan utsi dalam peristiwa genosida di 8wanda pada 3554 mengalami kekerasan berbasis berbasis gender dalam berbagai bentuk> dengan sekitar 7-1.111 sampai -11.111 di antaranya mengalami kekerasan seksual. Sekitar 71.111 sampai -1.111 perempuan diperkirakan telah diperkosa selama perang di #osniaerIego9ina pada awal 3551 an. aporanlaporan lapangan tentang dampak sosial pasca bencana alam menyebutkan telah terjadi banyak pelecehan, seperti dalam laporan tentang banjir di Australia berikut ini% Cubungan antar manusia telah terungkap dan kekuatan serta kelemahan hubungan terlihat jelas. Akibatnya, perempuan yang terisolasi semakin tersisih, kekerasan dalam rumah tangga meningkat dan hubungan utama dengan keluarga, teman dan pasangan makin terancam. Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan juga dilaporkan terjadi di Filipina pasca letusan "unung Piatobo, di Amerika engah dan tara pasca #adai Mitch> dan di sejumlah negara pasca tsunami 7114. *i ;ndonesia, 5J kasus kekerasan berbasis gender dilaporkan kepada BSB (Bommunity Support Benter) selama program tsunami ?FPA di Aceh% 711-7110. *alam lima tahun terakhir terjadi peningkatan kasus KtP secara bermakna. al ini digambarkan melalui data pada tahun 7114 711 (Komnas Perempuan) berturutturut adalah 34.171 kasus, 71.653 kasus,77.-3J kasus, 7-.-77 kasus, -4.47- kasus danmeningkat 706H menjadi 346.-0 pada 7115. *i ;ndonesia, berdasarkan data SSD?AS tahun 7110, jumlah kasus KtP sebanyak 7,6 uta (6,1JH) dengan perbandingan kasus antara perdesaan dan perkotaan adalah 6,1H % 6,10H. Sebagian besar korban (JJH) tidak melakukan upaya apapun. Sumber% "uidelines 'or "enderbased $iolence ;nter9entions in umanitarian Settings% Focusing on Pre9ention o' and 8esponse to SeLual $iolence in Dmergencies. ;nteragency Standing Bommittee (;ASB), 711-
PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 11
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
:. A&a"a$ a"a ma%ala$ &'!+'#a# *'2ad!+a "'"'a%a! %'"%ual1 Ketidasetaraan gender dan diskriminasi adalah penyebab utama kekerasan berbasis gender, tetapi 'aktor berbeda menentukan tipe dan tingkatan kekerasan di setiap keadaan. *alam keadaan darurat normanorma yang mengatur perilaku sosial menjadi lemah dan sistemsistem sosial tradisional seringkali hancur. Perempuan dan anakanak terpisah dari keluarga dan perlindungan masyarakat, membuat mereka menjadi semakin rentan terhadap kekerasan dan eksploitasi yang terjadi karena gender mereka, umur, dan ketergantungan kepada orang lain untuk mendapatkan pertolongan dan perlindungan. Semasa konGik bersenjata, kekerasan seksual seringkali digunakan sebagai senjata perang, dengan anakanak dan perempuan sebagai target. Kekerasan seksual yang berkaitan dengan perang seringkali mencakup penculikan dan perbudakan seks. ;. Sa&a +a! #'*a!u!2a6a# m'!4'a$ da! m'!a!a! !%d'! "'"'a%a! %'"%ual1 Pendekatan tim multisektoral diperlukan untuk mencegah dan menanggapi dengan benar kekerasan seksual. Komite atau gugus tugas harus dibentuk untuk merancang, melaksanakan dan menge9aluasi pemrograman kekerasan sesual di tingkat lapangan. ingkup gugus tugas harus mencakup semua sektor teknis dan semua daerah geogra&s. Perwakilan masyarakat pengungsi internal, ?B8, mitra P##, SM dan pihak pemerintah yang berwenang haruslah anggota dari gugus tugas ini. iap anggota gugus tugas, termasuk pengungsi internal wanita dan gadis, yang mewakili sektor!mitra yang rele9an (seperti layanan perlindungan, kesehatan, pendidikan, masyarakat, keamanan!polisi, perencanaan lokasi, dsb.) harus mengidenti&kasi peran dan tanggungjawabnya dalam mencegah dan menanggapi kekerasan seksual. Kenyataan Pelaksanaan PPAM di Pakistan Komisi +anita melaksanakan penilaian PPAM selama setahun di Pakistan dari tahun 7117 hingga 7116 untuk mendukung perbaikan layanan Kesehatan 8eproduksi untuk para pengungsi A'ganistan yang lari dari negara mereka akibat pemboman menyusul serangan 33 September terhadap Amerika Serikat. Sebagian besar sta' belum mendapatkan pelatihan penyegaran dan tidak mempunyai peralatan dan pengawasan yang tepat untuk mematuhi tindak pencegahan uni9ersal untuk mencegah penyebaran ;$. Kondom tersedia dalam kebanyakan kondisi tetapi tidak selalu gratis. Pencegahan dan penanganan kekerasan PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 12
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
seksual banyak yang tidak tertangani. Perawatan obstetrik darurat tersedia, tetapi banyak wanita tidak mempunyai sarana untuk mengakses layanan sehubungan dengan tingginya biaya transportasi. Penilaian mengungkapkan bahwa walaupun upaya tersendiri telah dilakukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas perawatan Kesehatan 8eproduksi bagi pengungsi A'ganistan, namun banyak program terbatas hanya pada layanan kesehatan ibu dan anak tradisional, sedangkan kualitas perawatan Kesehatan 8eproduksi menjadi keprihatinan yang signi&kan. <. Sa&a +a! &al! *'"'!a dam&a" "'"'a%a! %'"%ual1 Sebagian besar kasus kekerasan seksual di antara pengungsi internal sebagaimana yang dilaporkan, dan dalam kebanyakan kondisi di seluruh dunia, melibatkan pria yang melakukan tindak kekerasan terhadap wanita. ?amun, pria dan anak lakilaki juga dapat menghadapi resiko kekerasan seksual, terutama bila mereka ditahan atau disiksa. Sementara semua wanita dalam situasi konGik rentan terhadap kekerasan seksual, wanita remaja sangat rentan karena mereka seringkali menjadi target eksploitasi seksual dan perkosaan. Selain itu, kekerasan seksual sistematis, sekalipun khusus dilakukan terhadap wanita dan gadis, seringkali berdampak dan merendahkan masyarakat keseluruhan, termasuk ayah, saudara lakilaki, suami dan putera dari mereka yang selamat. =. Sa&a +a! m'la"u"a! "'"'a%a! %'"%ual1 Pelaku mungkin adalah orang lain yang menjadi pengungsi internal oleh konGik atau bencana> anggota klan, desa, kelompok agama atau kelompok etnis lain> personil militer> kekuatan pemberontak> pekerja kemanusiaan dari P## atau SM> anggota populasi yang menampung> atau anggota keluarga. Perkosaan dapat digunakan sebagai strategi perang untuk mengintimidasi dan menimbulkan trauma di tengah populasi, di mana dalam hal ini pelaku adalah musuh> pelaku perkosaan yang tidak direncanakan mungkin siapa saja yang bebas terhadap hukum dalam iklim tanpa hukum yang menyertai konGik bersenjata.
>. Blama!a "'"'a%a! %'"%ual *'2ad1 Kekerasan seksual dapat terjadi sepanjang seluruh tahap pengungsian% sebelum meninggalkan daerah asalnya, selama dalam pelarian, selagi berada di negara penampungan dan selama pemulangan balik dan reintegrasi. Selain itu, kekerasan seksual dan kekerasan rumah tangga seringkali meningkat dalam PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 13
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
lingkungan pengungsi internal karena struktur sosial normal terganggu. Pencegahan dan langkah respon segera harus disesuaikan dengan situasi yang berbedabeda ini. 0?. S*ua% a&a +a! m'm#ua* 6a!*a da! ad% #''%"o m'!alam "'"'a%a! %'"%ual1 elah ditunjukkan bahwa wanita tanpa dokumentasi pribadi untuk mengumpulkan jatah makanan atau material tempat berteduh sangat rentan, karena mereka bergantung pada pria untuk kelangsungan hidup mereka seharihari dan dapat dipaksa melakukan hubungan seksual guna mendapatkan bahanbahan pokok ini. uga telah ditunjukkan bahwa apabila pria (sesama pengungsi internal atau pelaku kemanusiaan) bertanggungjawab menyebarluaskan makanan dan barang pokok lain, maka wanita dapat mengalami eksploitasi seksual, yaitu mereka mungkin akan dipaksa melakukan hubungan seksual bagi pria dalam upaya mendapatkan kebutuhan untuk kelangsungan hidup mereka. +anita dan gadis mungkin harus mengadakan perjalanan ke tempat distribusi yang jauh untuk mendapatkan makanan, kayu bakar untuk memasak, bahan bakar dan air. empat hidup mereka mungkin jauh dari kamar kecil dan 'asilitas cuci. empat untuk mereka tidur mungkin juga tidak terkunci dan tidak terlindung. Penerangan mungkin kurang baik. Kamar kecil dan 'asilitas cuci pria dan wanita mungkin tidak dipisahkan. Semua situasi ini membuat wanita rentan terhadap serangan atau perlakuan kejam. Kurangnya perlindungan dari polisi dan tidak adanya hukum yang berlaku juga memberi kontribusi pada meningkatnya kekerasan seksual. Petugas polisi, personil militer, pekerja kemanusiaan, pengurus kamp atau pejabat pemerintah lain mungkin saja terlibat dalam tindakan penyalahgunaan atau eksploitasi. Apabila tidak ada organisasi independen, seperti ?B8 atau SM, untuk menjamin keamanan pribadi di dalam kamp, maka jumlah insiden seringkali meningkat. ang penting adalah pejabat pelindung wanita tersedia karena seringkali wanita dan gadis lebih merasa nyaman apabila melaporkan soal perlindungan dan insiden kekerasan kepada sesama wanita. 00. M'!a&a !%d'! "'"'a%a! %'"%ual %'!"al *da" dla&o"a!1 #ahkan dalam kondisi nonkrisis, kekerasan seksual seringkali tidak dilaporkan sehubungan dengan berbagai 'aktor, termasuk takut dengan pembalasan, malu, stigma, ketidakberdayaan, kurang mendapatkan dukungan, tidak dapat diandalkannya layanan publik, kurangnya kepercayaan kepada layanan PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 14
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
kesehatan dan kurangnya kepercayaan diri dan tidak terbiasanya dengan layanan. Semua situasi ini semakin menjadijadi dalam kondisi pengungsi internal, yang meningkatkan kemungkinan insiden kekerasan seksual di antara populasi berlangsung tanpa dilaporkan. Nleh sebab itu, menangani kekerasan seksual lebih dari sekedar manajemen klinik, tetapi juga harus mencakup lingkungan di mana wanita didukung dan dapat mengakses perawatan ini. 0@. A&a"a$ "o!%'"u'!% +a! *'2ad a"#a* "'"'a%a! %'"%ual1 Korban kekerasan berbasi gender berada dalam risiko tinggi mengidap masalah kesehatan yang parah dan pulih dalam waktu yang lama, termasuk kematian, karena lukaluka yang mereka derita atau tindakan bunuh diri. Konsekuensi kesehatan juga termasuk kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan sendiri dengan cara yang tidak aman, pembunuhan bayi dan in'eksi penyakit yang menular melalui hubungan seks termasuk ;$!A;*S. rauma psikologis, begitu juga stigma sosial dan penolakan juga sering ditemukan. Kebanyakan masyarakat menyalahkan si korban sehingga menambah besar luka psikologisnya 07. Baama!a"a$ &'!4'a$a! K'"'a%a! %'"%ual1 ntuk mencegah kekerasan seksual anda harus tahu akar penyebab dan 'aktor resiko yang menempatkan orang berada dalam resiko di setiap sektor% Makanan Perlindungan Pendidikan Air dan sanitasi Manajemen camp Kelompok masyarakat Kesehatan ayanan masyarakat Polisi!keamanan • • • • • • • • •
La*$a! +a! #a" dalam m'!4'a$ da! m'!a!a! a"#a* da "'"'a%a! %'"%ual +a! dama* d Darfur Sta' klinik di *ar'ur tara menyebarluaskan kontrasepsi darurat (Kondar) kepada para bidan di desa selain pamGet (dalam bahasa Arab) yang dikembangkan oleh Koordinator PPAM PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 15
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
mengenai mengapa dan di mana wanita dan gadis dapat mengakses perawatan setelah perkosaan. Komandan Serikat A'rika (A) di *ar'ur tara diberitahu oleh Koordinator M;SP agar membawa semua mereka yang selamat dari perkosaan ke klinik lokal untuk ditangani. Patroli polisi sipil A (B;$PN) juga menyebarluaskan pamGet in'ormasi (dalam bahasa Arab) mengenai man'aat dan ketersediaan perawatan bagi mereka yang selamat dari kekerasan seksual setelah serangan yang mereka alami. *i *ar'ur tara, Koordinator PPAM mengadakan rapat dengan anggota B;$PN mengenai pentingnya manajemen klinis terhadap mereka yang selamat dari perkosaan. *i *ar'ur #arat, bidan diidenti&kasi sebagai titik 'okus pelindung terhadap kekerasan seksual dan pengungsi internal wanita dapat mendekati titik 'okus ini secara rahasia> titik 'okus akan membawa wanita tersebut untuk mendapatkan perawatan medis. Subhibah dari Komisi +anita pada instansi internasional untuk mengkoordinasi pelaksanaan PPAM di tiga negara bagian *ar'ur, Sudan sejak tahun 711- hingga 7110. Sebagian praktek yang baik yang diamati oleh tim lapangan Komisi +anita tercantum. Paket ayanan Awal Minimum (PPAM) untuk Kesehatan 8eproduksi dalam Situasi Krisis *i *ar'ur tara, dukun bersalin tradisional menyampaikan pesan mengenai kekerasan seksual kepada masyarakat. *i *ar'ur Selatan, tim kesehatan wanita mengadakan bantuan pendekatan masyarakat kepada mereka yang selamat dari kekerasan seksual. Sebagian instansi segera mendirikan pusat wanita di kamp yang menyediakan tempat yang aman bagi wanita dan gadis dan menyediakan tempat bagi mereka yang selamat dari kekerasan seksual agar dapat menerima perawatan holistik rahasia dalam suatu lingkungan yang memperkecil stigma sosial. Sistem multisektoral terkoordinasi untuk mencegah kekerasan seksual diterapkan. ayanan kesehatan dan psikososial rahasia untuk menangani kasus kekerasan seksual tersedia dan dapat diakses umlah sta' yang telah mendapat pelatihan dalam hal pencegahan dan respon terhadap kekerasan seksual 0. T!da"a! "u!4 a&a"a$ +a! $au% d*'m&u$1 a. untuk mengurangi resiko kekerasan seksual?
PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 16
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
3) Merancang dan menetapkan lokasi pemukiman untuk populasi pengungsi internal, setelah berkonsultasi dengan populasi dan terutama wanita, untuk meningkatkan keamanan &sik. 7) Menentukan lokasi kamar kecil, tempat higienis dan tempat air di tempat yang aman dan dapat diakses. 6) Menyediakan palang untuk mengunci kamar kecil dan 'asilitas cuci. 4) Menyediakan penerangan yang memadai di jalan yang digunakan di malam hari. -) Menyediakan patroli keamanan. 0) Menyediakan angkutan langsung ke tempat untuk mengumpulkan kayu bakar atau melakukan patroli di rute pengumpulan kayu bakar dengan bekerjasama erat dengan pengungsi internal wanita dan gadis. J) Memastikan disertakannya pekerja wanita dalam distribusi makanan, penda'taran dan layanan lain. ) Memastikan adanya petugas pelindung wanita. 5) Membahas persoalan kekerasan seksual selama berlangsungnya rapat koordinasi kesehatan. 31) Mengidenti&kasi perorangan atau kelompok yang mungkin terkena resiko kekerasan seksual yang lebih tinggi (misalnya% rumah tangga yang dikepalai oleh wanita sebagai orangtua tunggal, mereka yang berusia di bawah umur yang tidak didampingi, dsb.) dan, setelah berkonsultasi dengan mereka sendiri, 33) Menangani kebutuhan mereka akan perlindungan dan bantuan. Misalnya, mengadakan pengaturan khusus untuk menampung wanita yang tidak didampingi, gadis dan anak lakilaki, serta rumah tangga yang dikepalai wanita. 37) Menjamin sistem pelaporan rahasia (sehingga berkesempatan melaporkan perilaku yang dicurigai dan yang mengancam sebelum terjadi insiden). b. untuk menanggapi dengan benar mereka yang selamat? 3) Memastikan tanggap medis baku terhadap mereka yang selamat dari kekerasan seksual, termasuk pilihan kontrasepsi darurat, penanganan pencegahan Penyakit Menular Seksual, prophylaLis pascapaparan untuk mencegah penyebaran ;$, dan 9aksinasi tetanus serta hepatitis # dan perawatan luka sebagaimana yang dianggap sesuai. 7) Menjamin pri9asi dan kerahasiaan mereka yang selamat. 6) Memastikan keberadaan pekerja kesehatan atau pendamping dengan gender yang sama dan bahasa yang sama, dan apabila mereka yang selamat PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 17
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
4) -)
0) J)
)
menginginkannya, sahabat atau anggota keluarga yang hadir untuk setiap pemeriksaan medis yang harus dijalaninya. Memastikan keamanan &sik mereka yang selamat segera setelah terjadinya insiden kekerasan seksual Memastikan populasi pengungsi internal diberitahu mengenai tersedianya dan lokasi layanan bagi mereka yang selamat dari kekerasan seksual. Memastikan ketersediaan dukungan psikososial yang tepat dan sesuai dari segi budaya. Memastikan lokasi di mana terjadi insiden kekerasan seksual sudah teridenti&kasi dan terdokumentasi dan langkah pencegahan terkait sudah ditetapkan. Sumberdaya yang berman'aat yang memberikan panduan bagi para penyedia perawatan kesehatan untuk manajemen medis setelah terjadi perkosaan terhadap wanita, pria dan anakanak adalah Clinical Management of ape Survivors! " guide to t#e development of protocols for use in refugee and internally displaced person situations.
;nter9ensi yang dapat dilakukan dalam menangani "#$ dalam masa darurat kemanusiaan dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. 0:. A&a +a! da&a* dla"u"a! u!*u" m'ma!*au "ood!a% "'"'a%a! %'"%ual1 a. Pantau jumlah insiden kekerasan seksual yang dilaporkan tanpa mencantumkan nama ke layanan kesehatan dan perlindungan dan para pejabat keamanan. b. Memantau jumlah mereka yang selamat dari kekerasan seksual yang mencari dan mendapatkan perawatan kesehatan (pelaporan tanpa mencantumkan nama sangatlah penting) c. Pasokan mana yang diperlukan atau $it $ese#atan eproduksi "ntar-%embaga mana yang dapat dipesan untuk menangani persoalan ini? d. Kit yang perlu disiapkan adala Kit 6 ((Kit pasca perkosaan dadu) dan kit 5 (Kit pemeriksaan 9agina ungu). 0;. A&a %a2a *a!*a!a! dalam &'!a!a!a! "'"'a%a! %'"%ual da! #aama!a"a$ Solu%!+a1 a. Penyediaan layanan psikososial dapat men&adi sesuatu yang menantang untuk dilaksanakan pada ta#ap-ta#ap a'al situasi darurat. Bagaimana &ika staf memiliki kapasitas yang renda# dan tidak memiliki kea#lian dasar untuk menyediakan layanan ini? PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 18
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
Sta' lokal kemungkinan besar dapat membantu mengidenti&kasi penduduk setempat yang paling tepat dengan sikap yang tidak menghakimi dan mendukung serta memiliki keahlian berkomunikasi yang baik untuk peran ini. ang penting adalah seluruh sta' yang berhubungan dengan mereka yang selamat menghargai keinginan mereka dan memastikan seluruh in'ormasi status medis dan kesehatan terkait terjaga kerahasiaannya, termasuk anggota keluarga dari mereka yang selamat. Sta' perlu berkomunikasi dengan cara yang menjamin in'ormasi akurat dan mencerminkan sikap peduli dan tidak mengkritik. Program pelatihan mengenai dukungan psikososial dapat ditetapkan setelah situasi stabil. Sumberdaya baik yang ter'okus pada strategi penggunaan untuk bekerjasama dengan mereka yang selamat darikekerasan berdasarkan gender ("#$) adalah GBV Communication Skills Manual. b.
(alam kondisi tertentu yang tidak aman) instansi individu yang sangat mendukung di seputar persoalan GBV mungkin dapat menyebabkan stafnya sendiri dan operasi program meng#adapiresiko. Bagaimana menanganinya? ang penting adalah bekerja dengan cara yang sesuai dengan budaya sambil memberikan kesempatan dan tempat kepada para wanita dan gadis untuk menyebutkan kekerasan yang telah mereka alami. Karena "#$ dapat menjadi pokok yang tabu dari segi budaya, maka jalinan dengan anggota masyarakat kunci yang membantu melegitimasi pembicaraan mengenai "#$ perlu dibentuk. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka instansi dapat memilih mengidenti&kasi program dengan memberikan Clayanan kesehatan wanitaE yang lebih umum untuk menghindari kepekaan terhadap "#$ dan untuk menghindari dukungan masyarakat atas "#$ pada harihari dan mingguminggu paling dini dari situasi darurat. Fokus kunci pada saat ini adalah mencari cara untuk memberitahu masyarakat mengenai keuntungan dan ketersediaan perawatan bagi mereka yang selamat dari kekerasan seksual. alu, sewaktu hubungan yang lebih baik dapat dibina dengan masyarakat dan lebih banyak yang memahami "#$ dalam konteks lokal, maka perencanaan kampanye in'ormasi, pendidikan dan komunikasi (;DB) dan dukungan masyarakat harus diadakan. PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 19
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
0<. A&a"a$ &'doma! &!%& dalam m''%&o! "'"'a%a! %'"%ual1 Prinsip dalam merespon kekerasan seksual adalah% a. Keselamatan b. Kerahasiaan c. Menghormati d. ?on diskriminasi -II. 8A?"KMA? Kekerasan seksual adalah pelanggaran AM. Kekerasan seksual berbasis gender!S"#$ merupakan suatu kekerasan yang potensial terjadi dalam situasi bencana. *iskriminasi dan ketidaksetaraan gender merupakan akar masalah S"#$. Perempuan dan anakanak merupakan kelompok yang paling beresiko untuk mengalami kekerasan seksual pada situasi bencana. Petugas perlu melakukan tindakan antisipasi untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada perempuan dan anakanak serta melakukan penanganan kekerasan seksual. Pendekatan multisektoral dan pendekatan terkoordinasi untuk kekerasan seksual adalah penting untuk mencegah dan merespon konsekuensi dari kekerasan seksual. Pedoman prinsip harus diikuti setiap saat ketika merespon kekerasan seksual. -III. *AFA8 PSAKA ;nter agency +orking "roup on 8eproducti9e ealth in Brises. 7131. Buku Pedoman %apangan "ntar lembaga $ese#atan eproduksi dalam Situasi (arurat Bencana. evisi untuk peninauan lapangan. akarta% ;nter agency +orking "roup on 8eproducti9e ealth in Brises. ;nter Agency Standing Bommittee. 711-. Panduan Pencega#an $ekerasan Berbasis gender Masa (arurat $emanusiaan. Berfokus pada pencega#an dan penanganan kekerasan seksual dalam masa darurat . "ene9a% ;nter Agency Standing Bommittee. *epartemen Kesehatan 8; dan ?FPA. 711. Pedoman Praktis $ese#atan eproduksi pada Penanggulangan bencana di *ndonesia. akarta% *epartemen Kesehatan 8; dan ?FPA. +omen Commision. 711J. Paket Pelayanan "'al Minimum ,ntuk $ese#atan eproduksi (alam situasi $risis. Modul pembela&aran
PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 20
MODUL PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)
&arak &au#. http%!! www.womenscommission.org. *iunduh tanggal 71 Nktober 7136 jam 35.11.
PENGURUS PUSAT (PP) IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI) 21