RENCANA PENELITIAN JUDUL PENELITIAN
NAMA MAHASISWA NIM PEMBIMBING PERTAMA PEMBIMBING KEDUA
: UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL dalina DAUN AFRIKA (Vernonia A myg dalina Del.) TERHADAP KADAR ASAM Mus URAT DARAH MENCIT JANTAN ( Mus musculus ). : RINI KARNITA : 13.201.593 : Drs. JUMAIN, M.Kes., Apt : SUGIRMAN, S.Si., M.Kes
BAB I PENDAHULUAN Hampir semua orang pernah mengalami keluhan pegal-pegal, nyeri dan linu. Keluhan ini tidak bergantung pada usia dan jenis kelamin. Asam urat sering dijadikan penyebab utama dari berbagai keluhan pegal-pegal, nyeri dan linu yang yang terjadi di punggung punggung atau persendian persendian (Salsabila, 2015). Asam urat sering dijadikan biang keladi dari berbagai keluhan pegal pegal atau nyeri dan linu seperti di punggung dan persendian yang berlangsung menahun.
Padahal, keluhan tersebut merupakan merupakan keluhan
umum dari gejala reumatik, atau disebabkan penyakit degeneratif lainnya (Dalimartha, 2008). Gout merupakan salah satu jenis reumatik yang sering dijumpai dalam masyarakat. masyarakat. Reumatik gout disebabkan oleh oleh tingginya kadar kadar asam urat di dalam darah (Dalimartha, 2008). Pada penyakit gout terjadi deposit asam urat kronis di jaringan yang akhirnya membentuk kristal asam urat dan menimbulkan nyeri sendi
1
sehingga penurunan kadar asam urat menjadi salah satu dari tujuan terapi gout. Selama ini diketahui bahwa terapi dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis (Fariah, 2013). Salah satu obat yang digunakan untuk pengobatan gout adalah allopurinol. Obat allopurinol memiliki efek samping yang agak sering terjadi, seperti reaksi alergi kulit, gangguan lambung-usus, nyeri kepala, pusing, dan dan rambut rambut rontok (Fariah, 2013). 2013). Pengobatan herbal atau obat berbahan baku tumbuhan juga bermanfaat guna mencegah peninggian dan mengontrol kadar asam urat darah. Selain mengatasi nyeri pada reumatik reumatik gout, komplikasi komplikasi berupa tofi dan batu urat di ginjal pun dapat dikikis dengan tumbuhan obat (Dalimartha, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Atangwho et al (2010) dapat diketahui bahwa ekstrak daun afrika (Vernonia (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) pada tikus yang diinduksi aloksan secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah 25,91% dan glukosa serum 41,70% dibandingkan kelompok kontrol.
Penelitian lain yang yang dilakukan Johnson et al (2014)
melaporkan bahwa daun afrika (Vernonia (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) dapat menurunkan kadar gula darah tikus pada dosis 100 dan 200 mg/kgBB tikus. Hasil penelitian Akah et al (2009) menunjukkan bahwa ekstrak daun afrika (Vernonia (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) mengandung senyawa flavonoid. Dengan adanya kandungan senyawa flavonoid tersebut maka daun afrika
2
sehingga penurunan kadar asam urat menjadi salah satu dari tujuan terapi gout. Selama ini diketahui bahwa terapi dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis (Fariah, 2013). Salah satu obat yang digunakan untuk pengobatan gout adalah allopurinol. Obat allopurinol memiliki efek samping yang agak sering terjadi, seperti reaksi alergi kulit, gangguan lambung-usus, nyeri kepala, pusing, dan dan rambut rambut rontok (Fariah, 2013). 2013). Pengobatan herbal atau obat berbahan baku tumbuhan juga bermanfaat guna mencegah peninggian dan mengontrol kadar asam urat darah. Selain mengatasi nyeri pada reumatik reumatik gout, komplikasi komplikasi berupa tofi dan batu urat di ginjal pun dapat dikikis dengan tumbuhan obat (Dalimartha, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Atangwho et al (2010) dapat diketahui bahwa ekstrak daun afrika (Vernonia (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) pada tikus yang diinduksi aloksan secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah 25,91% dan glukosa serum 41,70% dibandingkan kelompok kontrol.
Penelitian lain yang yang dilakukan Johnson et al (2014)
melaporkan bahwa daun afrika (Vernonia (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) dapat menurunkan kadar gula darah tikus pada dosis 100 dan 200 mg/kgBB tikus. Hasil penelitian Akah et al (2009) menunjukkan bahwa ekstrak daun afrika (Vernonia (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) mengandung senyawa flavonoid. Dengan adanya kandungan senyawa flavonoid tersebut maka daun afrika
2
memiliki kemampuan sebagai antidiabetes karena senyawa flavonoid dapat merangsang sekresi insulin, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Hamzah et al (2014) menunjukkan bahwa ekstrak etanol rambut jagung terbukti positif mengandung flavonoid dan secara signifikan dapat menurunkan menurunkan kadar asam urat. Hal itu dipengaruhi dipengaruhi oleh senyawa senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan menghambat kerja xantin oksidase sehingga dapat menghambat pembentukan asam asam urat dalam tubuh. Daun afrika (vernonia (vernonia amygdalina Del.) secara empirik telah digunakan oleh sebagian masyarakat untuk berbagai macam pengobatan dan salah satuya adalah adalah untuk pengobatan asam urat. Sejauh ini bukti bukti ilmiah bahwa daun afrika (vernonia (vernonia amygdalina Del.) mempunyai efek sebagai obat asam urat belum diketahui secara pasti, pasti, sehingga hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti mengenai uji efektivitas ekstrak etanol daun afrika (Vernonia (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) terhadap kadar asam urat darah mencit jantan (Mus (Mus musculus). musculus). Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dari penelitian ini yaitu sejauh mana pengaruh pemberian ekstrak etanol daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) amygdalina Del.) terhadap kadar asam urat mencit jantan (Mus (Mus ( Vernonia musculus) musculus) dan berapakah dosis ekstrak etanol daun afrika (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) yang paling berpengaruh terhadap kadar asam urat darah mencit jantan ((Mus Mus musculus) musculus) ?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh pemberian ekstrak etanol daun afrika (Vernonia (Vernonia amygdalina amygdalina Del.) Del.) terhadap
3
kadar asam urat darah mencit jantan (Mus musculus) dan Untuk menentukan dosis ekstrak etanol daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) yang paling berpengaruh terhadap kadar asam urat darah mencit jantan (Mus musculus). Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi bagi masyarakat luas bahwa tanaman yang ada disekitar masyarakat dapat berpotensi sebagai obat tradisional, salah satunya adalah daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) yang berpotensi sebagai obat tradisional untuk
menurunkan
kadar
asam
urat
darah
dan
sebagai
bahan
pertimbangan bagi industri obat dalam penggembangan obat dari bahan alam.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tanaman 1. Klasifikasi daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) (Arianti, 2015) Kingdom
: Plantae
Division
: Angiosperms
Classes
: Dicotyledons
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Vernonia
Spesies
: Vernonia amygdalina Del.
Gambar 1. Tanaman Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) 2. Nama Daerah Tanaman daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) dalam bahasa Inggris disebut bitter leaf , di Malaysia disebut South Africa leaf , dan dalam bahasa lokal orang Nigeria disebut sebagai ewuro (Yoruba), etidot (Efik), uzi (Ebira), onugbu (Igbo), dan chusar duki (Hausa). Sedangkan di Afrika sendiri daun afrika dikenal sebagai
5
muop atau ndole (Cameroon), tuntwano (Tanzania), mululuza (Uganda), daun afrika (Malaysia), daun insulin (Padang) (Arianti, 2015). 3. Morfologi Batang tegak, tingginya rata-rata 1-3 m dapat mencapai 10 m, lebar kanopi mencapai 40 cm2, percabangan banyak, batang bulat, berkayu, berwarna coklat sampai abu-abu, daun majemuk, anak daun berhadapan, panjang 15-25 cm, tebal 7-10 mm, berbentuk seperti ujung tombak, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat,
pertulangan
menyirip,
berwarna
hijau
tua,
akar
tunggang (Arianti, 2015). 4. Kandungan Kimia Daun Afrika banyak mengandung nutrisi dan senyawa kimia, antara lain adalah sebagai berikut: Protein 19,2%, serat 19,2%, karbohidrat 68,4%, lemak 4,7%, asam askorbat 166,5 mg/100 g, karotenoid 30 mg/100 g, kalsium 0,97 g/ 100 g, besi 7,5 mg/100 g. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun Afrika antara lain: saponin, flavonoid, koumarin, asam fenolat, lignan, terpen, dan luteolin (Kharimah, 2016). 5. Manfaat dan Kegunaan Kegunaan yang paling utama adalah untuk pengobatan diabetes, hipertensi, gout, dan kanker. Manfaat lain daun afrika dapat digunakan sebagai antibakteri, dimana ekstrak Daun Afrika
6
memiliki aktivitas antibakteri yang mampu membunuh bakteri, ekstrak daun afrika juga mampu menjadi antimikroba, dan ekstrak daun
afrika
dapat
digunakan
juga
untuk
obat
antikanker,
antidiabetes (Kharimah, 2016). B. Uraian Mencit (Mus mus culus ) 1. Klasifikasi Mencit ( Mus musculus) (Rahmawati, 2009) Kingdom
:Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Rodentia
Famili
: Muridae
Suku
: Murinae
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus
Gambar 2. Mencit (Mus musculus) Mencit merupakan hewan percobaan yang sering digunakan dalam penelitian in vivo. Mencit liar atau mencit rumah adalah hewan semarga dengan mencit laboratorium. Hewan tersebut tersebar di
7
seluruh dunia dan sering ditemukan di dekat atau di dalam gedung dan rumah yang dihuni manusia. Mencit juga banyak ditemukan di daerah lain yang tidak dekat dengan manusia, jika ada makanan dan tempat berlindung. Semua galur mencit laboratorium yang ada pada waktu ini merupakan turunan dari mencit liar sesudah melalui peternakan selektif (Rahmawati, 2009). C. Asam Urat Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic acid atau metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penyelidikan bahwa 90% dari asam urat merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guanase dan ksantinoksidase. Asam urat akan dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama air seni. Ginjal akan mengatur kadar asam urat dalam darah agar selalu dalam keadaan normal. Namun, asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan termetabolisme seluruhnya oleh tubuh, maka akan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah (Suhendi, 2011). Purin
adalah
protein
yang
termasuk
dalam
golongan
nukleoprotein. Selain didapat dari makanan, purin juga berasal dari penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. Pembuatan atau sintesis purin juga bisa dilakukan oleh tubuh yang sendiri dari bahan-bahan seperti CO2, glutamin, glisin, asam aspartat, dan asam folat (Dalimartha, 2008).
8
Di dalam tubuh telah terdapat 85% senyawa purin untuk kebutuhan sehari-hari, ini berarti kebutuhan purin dari makanan hanya 15%. Kadar asam urat yang normal dalam tubuh adalah 3,5-7 mg/dL untuk laki-laki dan 2,6-6 mg/dL bagi wanita. Penderita asam urat pada umumnya adalah laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Apabila terjadi penyimpangan kadar asam urat dalam tubuh dimana kadar asam urat dalam darah meningkat, kondisi ini disebut hiperurisemia (Novitasari, 2015). Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Untuk laki-laki, ambang normalnya dalam darah adalah 7,0 mg/dL. Adapun pada perempuan, normalnya adalah 5,7 mg/dL darah. Gout muncul sebagai akibat kondisi hiperurisemia (Soeroso, 2011). Pada kondisi normal, zat purin tidak berbahaya.
Apabila zat
tersebut sudah berlebihan di dalam tubuh, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat purin sehingga zat tersebut mengkristal menjadi asam urat yang menumpuk di persendian.
Akibatnya sendi akan
terasa bengkak, meradang, nyeri dan ngilu (Mumpuni, 2016). 1. Penyebab Asam urat Penyebab meningkatnya kadar asam urat dalam darah antara lain :
9
a. Produksi asam urat berlebih Salah satu penyebab meningkatnya asam urat dalam darah
adalah
semakin
mengandung purin.
tinggi
asupan
makanan
yang
Akibatnya, pembentukan purin dalam
tubuh akan meningkat. Asupan purin yang berlebihan berasal dari beberapa sumber diantaranya : Makanan kaleng, kornet, sarden, makanan laut, jeroan, kacang-kacangan, melinjo, minuman beralkohol, keju, nanas, durian, bayam, kangkung dan buncis.
Semakin tinggi asupan purin, semakin banyak
juga asam urat yang terbentuk. Hal ini akan mengakibatkan asam urat dalam darah juga akan semakin meningkat (Novitasari, 2015). b. Pembuangan asam urat berkurang Asam urat dalam darah meningkat jika ekskresi atau pembuangan terganggu. Keadaan ini terjadi akibat kelainan ginjal seseorang.
Kelainan ginjal pada seseorang dapat
dibedakan sebagai berikut :
Penurunan proses filtrasi atau penyaringan di bagian glomerulus ginjal. menyebabkan
Peristiwa ini tidak secara langsung
hiperurisemia,
tetapi
berperan
dalam
peningkatan asam urat pada penderita gangguan ginjal.
Penurunan proses sekresi di tubulus ginjal.
10
Peningkatan absorpsi kembali atau reabsorpsi di tubulus ginjal. (Novitasari, 2015).
2. Gejala Asam Urat Gejala asam urat sering kali tidak di tanggapi dengan serius oleh orang yang mengalami pada tahap awal. Umumnya banyak orang yang menganggap hal tersebut terjadi karena mereka bekerja keras, sehingga kelelahan dianggap sebagai hal yang biasa. Gejala asam urat pada tahap awal, antara lain : a. Selalu merasa capai dan badan terasa pegal-pegal. b. Nyeri di bagian otot, persendian pinggang, lutut, punggung, dan bahu. Selain nyeri, biasanya juga ditandai dengan timbulnya pembengkakan, kemerahan serta rasa sangat nyeri pada bagian persendian, baik di pagi hari maupun malam hari. Rasa nyeri tersebut biasanya bertambah parah dan hebat pada saat udara dingin atau musim penghujan. c. Sering buang air kecil di pagi hari saat bangun tidur, maupun malam hari. Biasanya lebih sering di malam hari. d. Muncul rasa linu dan kesemutan yang sangat parah. e. Menyebabkan penderita kesulitan untuk buang air kecil. Akibat dari gejala-gejala yang seperti hal biasa tersebut orang baru menyadari bahwa dirinya terkena asam urat saat kondisinya sudah parah (Mumpuni, 2016).
11
Serangan asam urat bisa terjadi secara tiba-tiba. Asam urat ditandai oleh beberapa hal seperti adanya peningkatan asam urat dalam darah, terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi, dan terdapat tofus yang telah dibuktikan dengan pemeriksaan kimia. Gejala khas yang dirasakan adalah nyeri di satu atau lebih sendi. Pada malam hari, rasa nyeri ini akan semakin terasa. Bahkan persendian menjadi bengkak, kulit menjadi merah dan tampak mengkilat. Jika kulit disentuh akan terasa hangat dan nyeri. Gejala lain yang dirasakan adalah demam, dingin, dan detak jantung yang cepat.
Gejala ini cenderung menjadi parah pada
orang yang usianya kurang dari 30 tahun tetapi telah menderita asam urat. Serangan pertama biasanya hanya mempengaruhi satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya secara perlahan akan kembali normal dan tidak ada gejala muncul sampai serangan berikutnya.
Apabila tidak diobati dalam jangka waktu
yang lama frekuensi terasa nyeri akan lebih sering dan terjadi di beberapa persendian (Novitasari, 2015). 3. Pengobatan Usaha untuk menurunkan kadar asam urat darah dapat dilakukan
dengan
mengurangi
produksi
asam
urat
atau
meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal. Allopurinol adalah contoh obat yang bekerja menghambat pembentukan asam urat melalui penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase dan
12
probenisid merupakan
contoh
obat
urikosurik
yang
dapat
meningkatkan ekskresi asam urat dengan menghambat reabsorpsi di tubulus ginjal. Penghambatan xantin oksidase menyebabkan produsi hipoxantin dan xantin diekskresi lebih banyak dalam urin sehingga kadar asam urat dalam urin darah menurun. Hal tersebut mengakibatkan produksi asam urat menjadi berkurang (Novitasari, 2015). Allopurinol memiliki waktu paruh metabolit yang panjang. Oleh karena itu, allopurinol bisa diberikan sekali sehari secara oral. Hal ini biasanya dimulai dengan dosis 100 mg/hari dan meningkat sebesar 100 mg/hari dengan interval 1 minggu untuk mencapai asam urat serum dengan tingkat 6 mg/dL atau kurang.
Kadar
serum dapat diperiksa sekitar 1 minggu setelah memulai terapi atau memodifikasi dosis.
Meskipun dosis yang paling umum
adalah 100 hingga 300 mg sehari, kadang-kadang dosis 600 sampai 800 mg/hari juga diperlukan (Novitasari, 2015). Sebaliknya, untuk pengobatan secara alami dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Setiap pasien asam urat dapat memilih
cara alami yang paling mudah dan paling sesuai dengan keadaan dirinya.
Pengobatan dengan herbal alami lebih aman karena
sifatnya meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan secara menyeluruh.
Pengobatan alami dengan ramuan herbal pada
umumnya berfungsi untuk lebih mendorong dan mengoptimalkan
13
fungsi tubuh untuk mengobati dirinya sendiri.
Sistem imunitas
tubuh merupakan tujuan utama dalam pengobatan secara alami (Mumpuni, 2016). Hal yang paling penting untuk penderita asam urat adalah menjaga pola makan, terutama menghindari makanan-makanan yang banyak mengandung purin. Secara rinci tip-tip untuk para penderita asam urat sebagai berikut : a. Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang, yoghurt dan pisang. b. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya dan stroberi. c. Konsumsi buah dan sayuran yang mampu mengobati penyakit asam urat seperti buah naga, belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan tomat. d. Perbanyak konsumsi
karbohidrat kompleks seperti
nasi,
singkong, roti dan ubi. e. Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali dan sirup. f.
Jangan minum aspirin, kecuali dengan sepengetahuan dokter.
g. Jangan bekerja terlalu keras atau hindari kelelahan h. Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat naik. Usahakan menurunkan berat badan dengan diet terarah dalam pengawasan dokter atau ahli gizi.
14
i.
Sesuaikan
asupan
energi
dengan
kebutuhan
tubuh,
berdasarkan tinggi dan berat badan. j.
Olahraga secara teratur demi membantu membuang racun dan zat-zat yang tidak berguna dalam tubuh. (Mumpuni, 2016).
D. Metode Ekstraksi 1. Pengertian Ekstrak (Agoes, 2009) Ekstrak
adalah
sediaan
pekat
yang
diperoleh
dengan
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai. 2. Tujuan Ekstraksi (Agoes, 2009) Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Proses ekstraksi ini didasarkan atas perpindahan massa komponen-komponen zat padat dari simplisia ke dalam pelarut, setelah pelarut menembus permukaan dinding sel, kemudian berdifusi sehingga terjadi perbedaan konsentrasi diluar dan didalam sel. 3. Jenis Ekstraksi (Agoes, 2009) Jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah ekstraksi secara panas dan dingin. Ekstraksi secara panas dilakukan dengan cara reflux, soxhletasi, destilasi uap air dan ekstraksi secara dingin dengan cara maserasi dan perkolasi.
15
4. Cara-Cara Ekstraksi (Agoes, 2009) a. Ekstraksi dengan Cara Maserasi Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan kedalam sana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang ulang diaduk. Setelah 5 hari, ampas diperas, ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai hingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100
bagian.
Bejana
ditutup,
dibiarkan
ditempat
sejuk,
terlindung dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan. b. Ekstraksi dengan Cara Refluks Simplisia yang biasa diekstraksi dengan metode refluks adalah yang mempunyai komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan dan mempunyai tekstur yang keras seperti akar, batang, buah dan biji. Sampel atau bahan yang akan diekstraksi ditimbang kemudian dimasukkan kedalam labu alas bulat dan diisi dengan cairan penyari yang sesuai misalnya methanol sampai serbuk simplisia terendam kurang lebih 2 cm diatas permukaan simplisia, atau 2/3 volume labu kemudian labu alas bulat dipasang kuat pada statif dan ditempatkan diatas waterbath
16
atau heating mentel lalu dipasang kondensor pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klem pada statif. Aliran air dan pemanas dijalankan sesuai dengan titik didih pelarut yang digunakan. Setelah 4 jam dilakukan penyaringan, filtrat ditampung dalam wadah penampung dan ampasnya ditambah lagi dengan pelarut dan dikerjakan seperti semula. Ekstraksi dilakukan selama 3 - 4 jam.Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan alat rotavapor. c. Ekstraksi secara Perkolasi Perkolasi dilakukan dengan cara dibasahi 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 sampai 5 bagian cairan penyari, dimasukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Selanjutnya dipindahkan kedalam perkolator dan ditutup dan didiamkan selama 24 jam, setelah itu cairan penyari dilewatkan melalui pipa dan ditampung dalam suatu wadah.Cairan penyari harus ditambahkan terusmenerus sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia.Ekstraksi dilakukan hingga diperoleh 80 bagian perkolat, simplisia diperas dan dicampurkan cairan perasan kedalam perkolat.Tambahkan cairan penyari secukupnya sehingga diperoleh 100 bagian.Pindahkan kedalam bejana, kemudian ditutup dan dibiarkan selama 2 hari ditempat sejuk terlindung dari cahaya kemudian dipisahkan dengan endapan.
17
d. Ekstraksi Secara Soxhletasi Ekstraksi
dengan
berkesinambungan,
cara
cairan
ini
adalah
penyari
ekstraksi
dipanaskan
yang hingga
mendidih. Uap cairan akan naik melalui pipa samping kemudian diembunkan kembali dengan pendingin tegak, cairan penyari akan turun untuk menyari zat aktif dalam simplisia, dan bila cairan penyari telah mencapai sifon, seluruh cairan penyari akan turun
kelabu alas bulat (terjadi sirkulasi) demikian
seterusnya sampai zat aktif dalam simplisia terekstraksi sempurna yang ditandai dengan jernihnya cairan yang lewat pada tabung sifon. E. Allopurinol Derivat – pirimidin ini efektif sekali untuk menormalkan kadar asam urat dalam darah dan kemih yang meningkat. Berdaya mengurangi sintesa urat atas dasar persaingan substrat dengan zat-zat purin berlandasan enzim xanthin oxydase (XO). Purin seperti hipoxantin dan xanthin dirombak oleh XO menjadi asam urat. Tetapi dengan adanya allopurinol, XO melakukan aktivitasnya terhadap obat ini sebagai ganti purin. Akibatnya ialah perombakan hipoxantin dikurangi sintesa urat menurun dengan k.l 50%. Kadar urat berangsung turun, tofi menyusut dan batu urat tidak dibentuk lagi.
Setelah 1-3 minggu kadar urat
mencapai nilai normal (Tjay, 2007).
18
Purin
Hypoxanthin
Xanthin
Asam Urat
XO
XO
XO
Allopurinol
oxypurinol
XO = xanthinoxydase Gambar 3. Mekanisme Kerja Allopurinol Efek samping yang sering terjadi ialah reaksi kulit.Bila kemerahan kulittimbul, obat harus dihentikan karena gangguan mungkin menjadi berat.Reaksialergi leukositosis,
berupa
demam,
eosinofilia,artralgia
menggigil,
dan
pruritus
leukopenia juga
dan
pernah
dilaporkan.Gangguan saluran cerna kadangkadangjuga terjadi (Utami, 2008). Dosis untuk penyakit gout ringan 200-400 mg sehari, 400-600 mg untukpenyakit yang lebih berat.Untuk penderita gangguan fungsi ginjal dosis cukup100-200 mg sehari.Dosis untuk hiperurisemia sekunder 100-200 mg sehari.Untuk anak 6-10 tahun 300 mg sehari dan untuk anak dibawah 6 tahun 150 mg sehari (Utami, 2008). F. Kalium Oksonat Kalium oksonat merupakan garam potasium atau kalium dari asam oksonat. Kalium oksonat mempunyai berat molekul 195,18 dengan rumus molekul C4H2KN3O4.
Kelarutan kalium oksonat dalam air
adalah 5mg/ml pada suhu relatif. Kalium oksonat akan stabil jika disimpan dibawah temperatur normal (suhu kamar). Kalium oksonat
19
bersifat oksidator kuat, teratogen, karsinogen, mutagen dan mudah mengiritasi mata dan kulit (Utami, 2008). Kalium oksonat merupakan reagen untuk inhibitor oksidase urat dengan memberikan efek hiperurisemia. Adapun mekanisme kalium oksonat dalam meningkatkan kadar asam urat dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 4. Mekanisme Aksi dari Kalium oksonat Dalam Meningkatkan Kadar Asam Urat.
20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan desain penelitian Randomised Controlled Trial (RCT). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan pada bulan April - Agustus 2017 di Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Biofarmaseutika Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar. C. Alat dan bahan yang digunakan 1. Alat-alat yang digunakan: Alat digital dan strip asam urat Nesco® Multicheck , aluminium foil, beaker glass, botol, erlenmeyer, gelas ukur, gunting, kandang mencit, label, pipet tetes, rak tabung reaksi, rotary evaporator, seperangkat alat maserasi, spoit, silet, tabung reaksi, timbangan analitik, tissue, vial. 2. Bahan-bahan yang digunakan: Allopurinol, aquadest, Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.), etanol 96%, kalium oksonat, mencit jantan (Mus musculus), Na.CMC 1 % b/v. D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) sedangkan sampelnya adalah mencit jantan (Mus musculus)
21
sebanyak 15 ekor dengan 3 kali replikasi. E. Prosedur Kerja 1. Pengambilan Sampel Daun Afrika Sampel daun afrika di ambil di Rantepasele, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara. Sampel daun afrika diambil dan dibersihkan pada air mengalir, lalu di potong keci-kecil kemudian di keringkan tanpa sinar matahari langsung. Bila daun telah kering kemudian di blender hingga halus. Serbuk yang dihasilkan ditimbang untuk proses selanjutnya. 2. Ekstraksi Daun Afrika Serbuk daun afrika ditimbang sebanyak 300 g. Serbuk daun afrika lalu dimasukkan kedalam bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian etanol 96%, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk.
Setelah 5 hari
diserkai, ampas diperas. Dituang ke dalam perkolator, direndam selama 24 jam terlindung dari cahaya, dibiarkan menetes sebanyak 1 tetes per 3 detik, tetesan ditampung dalam wadah terlindung dari cahaya kemudian dipekatkan dengan alat rotary evaporator pada temperatur ± 40 0C hingga terbentuk ekstrak kental. 3. Pembuatan Suspensi Na CMC 1% b/v Diambil Na CMC sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan dengan aquadest 100 ml, aduk hingga homogen.
22
4. Penetapan Dosis a. Dosis Kalium Oksonat Dosis kalium oksonat yang membuat hiperurisemia adalah 250 mg/Kg BB. Kalium oksonat ditimbang sesuai perhitungan dosis dan disuspensikan dalam 100 ml Na CMC 1%. b. Dosis Allopurinol Dosis allopurinol yang digunakan adalah 300 mg/kgBB. Allopurinol
ditimbang
sesuai
perhitungan
dosis
dan
disuspensikan dalam 100 ml Na CMC 1%. c. Dosis ekstrak etanol daun afrika Dosis
ekstrak
daun
afrika
yang
digunakan
dalam
percobaan ini adalah 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB. Pemilihan dosis ekstrak ini mengacu pada dosis efektif dari penelitian uji aktivitas antidiabetes daun afrika (Sarofah et al, 2016). Ekstrak daun afrika disuspensikan dalam 100 ml Na CMC 1%.
Selanjutnya diberikan pada masing-masing kelompok
perlakuan secara peoral. 5. Penyiapan Hewan Uji Hewan Uji yang digunakan adalah mencit jantan (Mus musculus) yang berumur 2-3 bulan sebanyak 15 ekor dengan berat badan
20-30
gram.
Sebelum
penelitian
dimulai
mencit
diaklimatisasi (adaptasi) selama 7 hari untuk menyesuaikan diri
23
dengan lingkungannya.Mencit tersebut diberi makan dan minum yang cukup selama berada dalam lingkungan laboratorium. 6. Perlakuan Pada Hewan Uji Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masingmasing kelompok terdiri dari 3 mencit.
Adapun kelompok
perlakuan seperti yang terlihat sebagai berikut : 1. Kelompok I sebagai kontrol negatif yang diberi larutan suspensi Na CMC 1% secara peroral. 2. Kelompok II sebagai kontrol positif yang diberi suspensi allopurinol secara peroral. 3. Kelompok III sebagai kontrol perlakuan yang diberi suspensi ekstrak daun afrika dengan dosis 100 mg/kgBB. 4. Kelompok IV sebagai kontrol perlakuan yang diberi suspensi ekstrak daun afrika dengan dosis 200 mg/kgBB. 5. Kelompok V sebagai kontrol perlakuan yang diberi suspensi ekstrak daun afrika dengan dosis 300 mg/kg/BB. Setelah mencit diaklimatisasi (adaptasi) selama 7 hari, pada hari ke-8 mencit ditimbang berat badannya dan diberi tanda pengenal pada bagian ekor dengan menggunakan spidol, lalu diukur kadar asam urat awal. Kemudian mencit diinduksi dengan kalium oksonat secara intraperitonial.
Pengukuran kadar asam
urat dilakukan sebanyak tiga kali dalam waktu 180 menit. Dimana kadar asam urat diukur setiap 60 menitnya. Waktu yang
24
digunakan
berdasarkan
hasil
orientasi
sebelumnya
yang
menunjukkan bahwa setelah 120 menit kadar asam urat sudah kembali menjadi kadar normalnya. Hal ini terjadi karena kalium oksonat yang cepat dimetabolisme dan cepat dikeluarkan dari tubuh mencit, sehingga kadar asam urat akan cepat menurun dengan sendirinya. Pengambilan darah dilakukan pada menit ke-60 setelah induksi kemudian diberi perlakuan sesuai kelompok, menit ke-120 setelah diberi pelakuan sesuai kelompok, menit ke-180 (120 menit setelah diberi perlakuan sesuai kelompok). Pengukuran kadar asam urat darah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Persiapan alat dan bahan berupa: Alat digital dan strip Nesco® Multicheck , silet, kapas, alkohol 70%. b. Pengambilan sampel darah, mencit diletakkan pada sungkup, ekor mencit dipegang, diurut, dan diberi alkohol. Kemudian ujung ekor dipotong, darah diambil dan diteteskan pada strip test. c. Hasil penghitungan kadar asam urat darah yang terbaca pada Nesco® Multicheck dicatat sebagai data
25
7. Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun afrika terhadap kadar asam urat darah mencit hiperurisemia yang diinduksi kalium oksonat, data hasil pengamatan yang sudah ditabulasi diuji statistik dengan SPSS.
26
DAFTAR PUSTAKA Agoes, G. 2009. Teknologi Sediaan Bahan Alam. ITB : Bandung Akah, P.A., Alemji, J.A., Salawu, O.A., Okoye, T.C., Offiah, N.V. 2009. Effects of Vernonia amygdalina on Biochemical and HematologicalParameters in Diabetic Rats. Jurnal. Department of Pharmacology and Toxicology, University of Nigeria, Nsukka, Nigeria. Arianti, A.M. 2015. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Peg (Polyethylen Glycol) 6000 Terhadap Kualitas Dan Kuantitas Kalus Serta Uji Kualitatif Metabolit Sekunder Vernodalin Pada Kalus Daun Afrika (Vernonia Amygdalina). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Atangwho, I.J., Ebong, P.E., Egbung, G.E., Obi, A.U. 2010. Extract ofVernonia Amygdalina Del. (African Bitter Leaf) Can Reverse PancreaticCellular Lesion after Alloxan Damage in the Rat . Jurnal. Departments of Biochemistry and Human Anatomy, College of Medical Sciences, University ofCalabar,Calabar, Nigeria. Dalimartha, S. 2008. Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat . Edisi revisi. Penebar Swadaya : Jakarta. Fariah, G dan Darmawan, E. 2013. Meningkatkan Kerja Fungsi Ginjal Dengan Konsumsi Tepung Ganyong (Canna Edulis Kerr.). Jurnal. Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Hamzah, L., Arifin, H., Ahmad, A. 2014. Pengaruh Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea mays L.) TerhadapKadar Asam Uratdarah Mencit Putih Jantan Hiperurisemia. Jurnal. Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis Padang. Johnson, M., Akoro, S.M., Gonodu, K.G. 2014. Hypoglycemic and Hepatoprotective Effects of Vernonia Amygdalina (Bitter Leaf) and Its Effecton Some Biochemical Parameters in Alloxan-induced Diabetic Male Albino Rats. Jurnal. Department of Science Laboratory Technology (Biochemistry unit) , School of Technology , Lagos State Polytechnic, Ikorodu, Lagos Nigeria. Kharimah, N.Z., Lukmayani, Y., Syafnir, L. 2016. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Ekstrak dan Fraksi Daun Afrika (Vernonia 27
amygdalina Del.).Jurnal. Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung Mumpuni, Y., Wulandari, A. 2016.Cara Jitu Mengatasi Asam Urat . Rapha Publishing : Yogyakarta. Novitasari, A. 2015.Pengaruh Ekstrak Daun Bambu Tali (Gigantochloa Apus(Schult.&Shult.F.) Kurz.) Terhadap Penurunan Kadar Asam UratDarahMencit Jantan Balb-C (Mus Musculus L.)Hiperurisemia danPemanfaatannyaSebagai Karya Ilmiah Populer . Skripsi. Program StudiPendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Mipa, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Rahmawati, D. 2009. Pengaruh Vaksinasi Kultur Klebsiella PneumoniaeHasil Inaktivasi Pemanasan Dan Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Kondisi Fisik Serta Profil Protein Serum Darah Mencit. Skripsi.Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta. Salsabila, A., Fitrianingsih, S.P., Lestari, F. 2015. Uji AktivitasAntihiperurisemia Ekstrak Etanol Kulit Buah Salak ( Salacca Zalacca(Gaertner) Voss) terhadap Mencit Swiss Webster Jantan yang Diinduksi KaliumOksonat.Jurnal. Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Bandung. Sarofah, U., Sudrajat, Hariani, N. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Vernonia amygdalina Delile dan Beras Ketan Hitam (Oryza sativa Glutinosa) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Aloksan. Jurnal. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Mulawarman. Soeroso, J., Algristian, H. 2011. Asam Urat . Penebar Plus : Jakarta. Suhendi, A., Nurcahyanti, Muhtadi, Sutrisna, E.M. 2011. AktivitasAntihiperurisemia Ekstrak Air JintenHitam (Coleus Ambonicus Lour) Pada MencitJantan Galur Balb-C dan Standardisasinya.Jurnal. Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tjay, T.H., Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting . Edisi VI. PT. Elex Media : Jakarta.
28
Utami, I.W. 2008. Efek Fraksi Air Ekstrak Etanol Daun Salam(Syzygium Polyanthum Wight.) Terhadap Penurunan KadarAsam Urat Pada Mencit Putih (Mus Musculus) JantanGalur Balb-C Yang Diinduksi Dengan KaliumOksonat . Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
29
Pembuatan ekstrak daun afrika
Perlakuan terhadap hewan uji Mencit jantan sebanyak 15 ekor
Daun afrika Dipotong kecil-kecil Lalu dikeringkan
Ditimbang, dikelompokkan dan dipuasakan ± 8 jam
Dibuat jadi serbuk
Serbuk daun afrika di ekstrak secara maserasi dengan etanol 96%
Diukur kadar asam urat awal
Di induksi dengan Kalium Oksonat 250 mg/kgBB
Dipekatkan dengan Rotary evaporator Ekstrak kental daun afrika Perlakuan
Kelompok I Kontrol negatif (Na CMC 1%)
Kelompok II Kontrol positif (Allopurinol 300 mg)
Kelompok III Ekstrak etanol daun afrika 100 mg/kgBB
Kelompok IV Ekstrak etanol daun afrika 200 mg/kgBB
Kelompok V Ekstrak etanol daun afrika 300 mg/kgBB
Pengukurun kadar asam urat pada menit 60’, 120’, dan 180’ dengan Nesco® Multicheck
Analisis data Pembahasan Kesimpulan Gambar 5. Skema kerja uji efektivitas daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) Terhadap kadar asam urat darah mencit jantan ( Mus musculus) 30
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Dosis 1.
Ekstrak etanol daun afrika 100 mg/kg BB tikus Dosis Ekstrak Etanol Daun Afrika
mg
=
KgBB
, g = x 30 g mencit g
= 0,003 g/30gBBmencit Jadi, untuk membuat dosis ekstrak etanol daun afrika 0,003 gram pada mencit dengan bobot 30 g dengan volume pemberian maksimal 1 ml secara peroral dalam 100 ml Na.CMC 1%b/v adalah sebagai berikut : Dosis Ekstrak Etanol Daun Afrika
=
ml ml
x 0,003 gram
= 0,3 gram Jadi ekstrak etanol daun afrika yang ditimbang 0,3 gram dan dilarutkan dalam 100 ml Na.CMC atau sama dengan 0,3 %b/v 2.
Ekstrak Etanol Daun Afrika 200mg/KgBBtikus Dosis Ekstrak Etanol Daun Afrika
2 mg
=
KgBB
,2 g = x 30 g mencit g
= 0,006 g/30gBB mencit Jadi, untuk membuat dosis ekstrak etanol daun afrika 0,006 gram pada mencit dengan bobot 30 g dengan volume pemberian maksimal
31
1 ml secara peroral dalam 100 ml Na.CMC 1%b/v adalah sebagai berikut : Dosis Ekstrak Etanol Daun Afrika
=
ml ml
x 0,006 gram
= 0,6 gram Jadi ekstrak etanol daun afrika yang ditimbang 0,6 gram dan dilarutkan dalam 100 ml Na.CMC atau sama dengan 0,6 %b/v 3.
Ekstrak etanol daun afrika 300mg/KgBBtikus Dosis Ekstrak Etanol Daun Afrika
3 mg
=
KgBB
,3 g = x 30g mencit g
= 0,009g/30gBBMencit Jadi, untuk membuat dosis ekstrak etanol daun afrika 0,009 gram pada mencit dengan bobot 30g dengan volume pemberian maksimal 1 ml secara peroral dalam 100 ml Na.CMC 1%b/v adalah sebagai berikut : Dosis Ekstrak Etanol Daun Afrika
=
ml ml
x 0,009 gram
= 0,9 gram Jadi ekstrak etanol daun afrika yang ditimbang 0,9 gram dan dilarutkan dalam 100 ml Na.CMC atau sama dengan 0,9%b/v
32
4. Allopurinol 300 mg Dosis untuk manusia
= 300 mg/70 kgBB manusia
Dosis konversi manusia ke mencit
= 0,0026
Berat standar mencit
= 20 g
Volume pemberian per oral
= 1 ml (maksimal)
Dosis untuk BB standar mencit
= Dosis lazim x Faktor Konversi = 300 mg x 0,0026 = 0,78 mg/20 g/1 ml
Dosis untuk BB maksimum mencit
=
3 2
0,78
= 1,17 mg/30 g/1 ml Untuk membuat 100 ml suspensi obat allopurinol Berat rata-rata
= A mg
Berat serbuk yang ditimbang
=
3
1,17
= B mg Untuk suspensi 100 ml
=
= C mg 5. Kalium Oksonat 250 mg/kgBB Dosis untuk mencit
25 mg
=
KgBB
,25 g = x 30 g BB mencit g
= 0,0075 g/30gBBMencit
33