BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (Permenkes, 2014). Informasi tentang terjadinya wabah biasanya datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien, keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang terjadinya wabah bisa juga berasal dari petugas kesehatan, laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau media lokal (surat kabar dan televisi).
Kenaikan jumlah kasus belum tentu mengisyaratkan terjadinya wabah. Terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan jumlah kasus tampak meningkat seperti variasi musim, perubahan dalam pelaporan kasus, kesalahan diagnosis dan peningkatan kesadaran petugas kesehatan serta dapat pula diakibatkanoleh media yang memberikan informasi dari sumber yang tidak benar.
Terjadinya wabah dan teridentifikasinya sumber dan penyebab wabah perlu ditanggapi dengan tepat. Jika terjadi kenaikan signifikan jumlah kasus sehingga disebut wabah, maka pihak dinas kesehatan yang berwewenang harus membuat keputusan apakah akan melakukan investigasi wabah. Sejumlah faktor yang mempengaruhi dilakukan atau tidaknya investigasi wabah antara lain keparahan penyakit, potensi untuk menyebar, perhatian dan tekanan dari masyarakat dan ketersediaan sumber daya.
1
Beberapa penyakit menimbulkan manifestasi klinis ringan dan akan berhenti dengan sendirinya (self-limiting diseases), misalnya flu biasa. Implikasinya, tidak perlu dilakukan investigasi wabah maupun tindakan spesifik terhadap wabah, kecuali kewaspadaan. Tetapi wabah lainnya akan terus berlangsung jika tidak ditanggapi dengan langkah pengendalian yang tepat. Sejumlah penyakit lain menunjukkan virulensi tinggi, mengakibatkan manifestasi klinis berat dan fatal, misalnya flu burung. Implikasinya, sistem kesehatan perlu melakukan investigasi wabah dan mengambil langkahlangkah segera dan tepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut penyakit itu.
Ketika dokter mendiagnosis suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter,
perawat, atau petugas laboratorium yang menyadari terjadinya
serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat yang berdekatan.Langkah pencegahan kasus dan p engendalian wabah dapat dimulai sedini mungkin setelah tersedia informasi yang memadai. Bila investigasi atau penyelidikan wabah telah memberikan fakta yang jelas mendukung hipotesis tentang penyebab terjadinya wabah, sumber agen infeksi, dan cara transmisi yang menyebabkan wabah, maka upaya pengendalian dapat segera dimulai tanpa perlu menunggu pengujian hipotesis.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah: 1. Memahami dan mempelajari definisi wabah dan kejadian luar biasa (KLB), perbedaan wabah dan KLB dan pembagian wabah. 2. Memahami langkah-langkah investigasi wabah. 3. Memahami aplikasi investigasi wabah di Puskesmas Gedong Tataan, Pesawaran.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Wabah
Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenan dengan metode investigasi wabah kolera di London (1854). KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus kepada terjadinya wabah. Sedangkan wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.
3
Terdapat beberapa pengertian wabah dari berbagai sumber. Menurut Depkes tahun 1981, wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit. Sedangkan wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan mala petaka menurut UU No 4. Tahun 1984.
Dan Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan tahun 2014, Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Tinjauan definisi menurut undang-undang no.4 tahun 1984 dapat mencakup empat hal berikut : -
Penyakit menular Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme atau produk toksinnya, yang ditularkan dari penderita atau reservoirnya kepada manusia lain yang rentan
-
Keadaan yang lazim Jumlah penderita suatu penyakit menular dalam suatu masyarakat atau wilayah sangat bervariasi tergantung dari penyebab penyakitnya, sifatsifat penduduk yang terserang serta lingkungan dimana penykait itu terjangkit. Pada umumnya jumlah penderita penyakit menular di suatu wilayah diamati dalam suatu kurun waktu tertentu (mingguan, bulan, atau tahunan).
-
Peningkatan jumlah penderita
4
2.2. Pembagian Wabah Menurut Sifatnya
A. Common Source Epidemic / Point Source Epidemic Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka. Dapat ditandai oleh : -
Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang c epat.
-
Masa inkubasi yang pendek.
-
Episode penyakit merupakan episode tunggal.
-
Waktu munculnya penyakit jelas.
-
Lenyapnya penyakit dalam waktu yang cepat.
B. Propagated/Progresive Epidemic atau Contagious disease epidemic Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus. Ditandai oleh : -
Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan.
-
Masa inkubasi yang panjang.
-
Episode penyakit yang bersifat majemuk.
-
Waktu munculnya penyakit tidak jelas.
-
Lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama.
5
C. Mix Source Epidemic Yang dimaksud disini adalah suatu keadaan wabah yang disamping ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk pertama juga ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk kedua.
2.3. Klasifikasi Wabah
Menurut penyebabnya, penyakit yang menimbulkan wabah digolongkan menjadi : a) Toxin, terdiri dari : -
Enterotoxin (Stapylococcus aureus)
-
Exotoxin (Clostridium botolinum)
-
Endotoxin
b) Infeksi -
Virus
-
Bakteri
-
Protozoa
-
Cacing
c) Toxin Biologis -
Racun jamur, racun ikan dan racun tumbuhan.
-
Aflatoxin
d) Toxin Kimia -
Zat kimia organik : logam berat (Hg).
-
Gas beracun : CO2, CO.
2.4. Langkah – Langkah Investigasi Wabah
a) Konfimasi / menegakkan diagnose -
Definisi kasus
-
Klasifikasi kasus dan tanda klinik
-
Pemeriksaan laboratorium
b) Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan
6
-
Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang KLB
-
Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya
c) Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang -
Kapan mulai sakit (waktu)
-
Dimana mereka mendapat infeksi (tempat)
-
Siapa yang terkena (gender, umur, imunisasi, dll)
d) Rumuskan suatu hipotesa sementara -
Hipotesa kemungkinan : penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita (pattern of disease)
-
Hipotesa : untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut
e) Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji hipotesis :
f)
-
Tentukan : data yang masih diperlukan sumber informasi
-
Kembangkan dan buatkan check list.
-
Lakukan survey dengan sampel yang cukup
Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan -
Lakukan wawancara dengan : o
Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)
o
Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control)
-
Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya
-
Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut berperan
-
Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium
g) Buatlah analisa dan interpretasi data -
Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan
7
-
Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi
-
Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafikgrafik yang diperlukan
-
Terapkan test statistic
-
Interpretasi data secara keseluruhan
h) Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan -
Lakukan uji hipotesis
-
Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola pen yakit : o
Sesuai dengan sifat penyebab penyakit
o
Sumber infeksi
-
Cara penularan
-
Faktor lain yang berperan
i) Lakukan tindakan penanggulangan -
Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif.
-
Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan.
-
Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang
j) Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut. -
Pendahuluan
-
Latar Belakang
-
Uraian tentang penelitian yang dilakukan
-
Hasil penelitian
-
Analisis data dan kesimpulan
-
Tindakan penanggulangan
-
Dampak-dampak penting
-
Saran rekomendasi
8
2.5. Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah
Penyakit yang dapat menimbulkan wabah (Permenkes RI no. 82 Tahun 2014) a. Difteri;
n. penyakit akibat Pneumokokus;
b. Pertusis;
o. penyakit akibat Rotavirus;
c. Tetanus;
p. penyakit akibat HPV;
d. Polio;
q. penyakit virus ebola;
e. Campak;
r. MERS-CoV;
f. Typhoid;
s. Infeksi Saluran Pencernaan;
g. Kolera:
t. Infeksi Menular Seksual;
h. Rubella;
u. Infeksi Human
i. Yellow Fever;
Immunodeficiency Virus (HIV);
j. Influensa;
v. Infeksi Saluran Pernafasan;
k. Meningitis;
w. Kusta; dan
l. Tuberkulosis;
x. Frambusia.
m. Hepatitis;
Jenis penyakit diatas merupakan penyakit menular yang dapat dicegah dengan menggunakan vaksin. Berikut penyakit menular yang ditularkan melalui vector: a. Malaria;
h. Antraks
b. Demam Berdarah;
i. Pes;
c. Chikungunya;
j. Toxoplasma;
d. Filariasis dan Kecacingan;
k. Leptospirosis;
e. Schistosomiasis;
l. Flu Burung (Avian Influenza);
f. Japanese Enchepalitis;
m. West Nile.
g. Rabies;
9
2.6. Kegiatan Penanggulangan Wabah
Untuk dapat melakukan penanggulangan wabah banyak kegiatan yang harus dilakukan. Untuk suatu Puskesmas, kegiatan tersebut secara sederhana dapat dibedakan atas empat macam, yaitu 1) Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah Merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan. Untuk dapat menetapkan terjangkit atau tidaknya wabah tersebut, perlu dilakukan pengumpulan data, penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Agar kesimpulan tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya perlu dimiliki suatu pedoman pengambilan kesimpulan. Pedoman yang dimaksud dikenal dengan nama Nilai Batas Keadaan Wabah (NBKW) yaitu suatu nilai yang dipakai untuk menentukan ada atau tidaknya suatu wabah. Menghitung NBKW untuk satu periode waktu tertentu perlu 2 angka: 1. Jumlah rata-rata penderita penyakit (Mean) 2. Standar deviasi
Periode waktu: disesuaikan dengan situasi dan kondisi puskesmas adalah 1 minggu. Apabila data tersedia gunakan data tahun yang lalu, bila tidak tersedia gunakan data untuk 12 minggu. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penetapan terjangkitnya keadaan wabah adalah : a. Melakukan pengumpulan data -
Data tentang penyakit menular (UU No.4/tahun 1984)
-
Pengumpulan data secara pasif (karena keterbatasan SDM,dana dan sarana
-
Laporan pelayanan berobat jalan BP di setiap Puskesmas (data tidak lengkap)
-
Data laporan masyarakat
10
b. Melakukan analisis data Mengolah dan menyajikan data yang terkumpul. Perhitungan antara lain: jumlah dan penyebaran orang-orang yang terserang penyakit c. Menarik kesimpulan Perlu tolok ukur : nilai batas keadaan wabah
2) Melaksanakan penanganan keadaan wabah Setelah data mengenai investigasi kasus dan penyebab telah memberikan fakta tentang penyebab, sumber, dan cara transmisi, maka langkah pengendalian
hendaknya
segera
dilakukan.
Makin
cepat
respons
pengendalian, makin besar peluang keberhasilan pengendalian. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan cara penanggulangan yang paling efektif dan melakukan surveilence terhadap faktor lain yang berhubungan.
Apabila telah dibuktikan adanya wabah, kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melaksanakan penanganan wabah. Untuk ini ada tiga hal yang harus dilakukan yakni : -
Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada penderita
-
Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat
-
Kegiatan-kegiatan yang ditujukan terhadap lingkungan
3) Menetapkan berakhirnya keadaan wabah Cara menetapkan berakhirnya keadaan wabah adalah sama dengan menetapkan terjangkitnya wabah, yakni melakukan pengumpulan data, penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan disini juga memanfaatkan Nilai Batas Keadaan Wabah yang telah ditetapkan.
4) Pelaporan wabah
11
Pada dasarnya laporan wabah tersbut meliputi laporan terjangkitnya keadaan wabah, laporan penanganan wabah serta laporan berakhirnya keadaan wabah. Semua laporan ini dipersiapkan oleh Puskesmas untk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Tingkat II. Adanya laporan seperti ini dipandang penting dalam rangka penyusunan rencana-rencana dan pelaksanaan rencana kerja penanggulangan wabah itu sendiri.
Jenis Laporan a.
Laporan terjangkitnya keadaan wabah
Laporan harus dikirimkan dalam waktu 24 jam setelah keadaan wabah itu diketahui ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, yang selanjutnya dikirimkan pula laporan oleh Dinkes ke propinsi dan Depkes ( Ditjen P2M-PLP) a. Laporan penyelidikan epidemiologi sementara tentang: -
jenis penyakit yang mewabah
-
jumlah penderita yang terserang
-
lokasi tempat terjadinya wabah
-
waktu terjadinya wabah
-
sumber penularan yang dicurigai
b. Laporan keadaan wabah Laporan mingguan (W2) Puskesmas Kabupaten/ Kota Propinsi Ditjen P2MPLP. Yang dilaporkan: data morbiditas dan mortalitas beberapa penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah. c. Laporan berakhirnya wabah Ruang lingkup penanggulangan wabah di Indonesia masih terbatas pada penyakit menular. Jika ditinjau dari sudut program kesehatan masyarakat, maka ada tidaknya penyakit menular di suatu Negara merupakan petunjuk dari maju atau tidaknya program kesehatan masyarakat di Negara tersebut. Lazimnya jika penyakit menular banyak ditemukan ini berarti program kesehatan masyarakat belum maju dan demukian juga sebaliknya.
12
PUSKES MAS
INSTANSI PEMERINTAH LAIN
INSTANSI SWASTA
MASYARAKAT UMUM
MENETAPKAN TERJANGKITNYA WABAH
MENANGANI KEADAAN WABAH
MENETAPKAN BERAKHIRNYA WABAH
1. Pengumpulan data 2. Analisis data 3. Penarikan kesimpulan
Terhadap: kasus masyarakat lingkungan
1. Pengumpulan data 2. Analisis data 3. Penarikan kesimpulan
•
•
•
LAPORAN
DINAS K ESEHATAN KOTA/KABUPATEN
Gambar 2. Alur Penanggulangan Wabah
2.7. Kejadian Luar Biasa
KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus kepada terjadinya wabah. bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Kriteria tentang KLB mengacu
pada
Keputusan
Dirjen No. 451/9.
Suatu
kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur: a) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal b) Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu) c) Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
13
d) Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
Kejadian Luar Biasa dapat dilakukan dengan pelacakan KLB a) Garis Besar Pelacakan KLB - Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan tempat kejadian - Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran. - Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah yang pada dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam setiap usaha pelacakan. b) Analisis Situasi Awal - Penentuan atau penegakan diagnosis - Penentuan adanya wabah - Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang) c) Analisis LanjutanUsaha Penemuan kasus tambahan - Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter praktek ntuk menemukan kemungkinan adanya kasus diteliti yang belum ada dalam laporan - Pelacakan intensif terhadap mereka yang tanpa gejala, gejala ringan tetapi mempunyai potensi menderita atau kontak dengan penderita Analisa Data secara berkesinambungan. o o Menegakkan Hipotesis Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut. o - Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali.Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali disusunkan suatu format pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk survailans epidemiologi terutama high risk. d) Penanggulangan KLB - Penyelidikan dan penanggulangan KLB - Pengembangan sistem surveilans termasukpengembangan jaringan informasi - Koordinasi kegiatan surveilans : lintas program dan lintas sektoral
14
BAB III KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
-
Wabah adalah kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan.
-
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi)
-
Langkah – langkah investigasi wabah antara lain Menegakkan diagnosis, Menentukan apakah peristiwa tersebut termasuk wabah atau tidak, Hubungan antara letusan wabah dengan beberapa faktor, Rumusan hipotesis
sementara,
Melaksanakan
penyelidikan
yang
sudah
di
rencanakan, Tes hipotesis, analisis dan interpretasinya, Melakukan tindakan penanggulangan serta membuat laporan. -
Contoh kejadian Luar Biasa yang sering terjadi antara lain Campak, DBD, ISPA, TBC, Malaria, Diare dan lain-lain
3.2. Saran
-
Investigasi wabah sangat perlu dan penting di lakukan untuk mengetahui serta menanggulangi kejadian wabah secara cepat dan tepat, oleh sebab itu di harapkan kerjasama antara semua pihak untuk membantu kelangsungan kegiatan ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Azrul.1999. Pengantar Epidemiologi.Jakarta Barat:Binarupa Aksara.
Chin, James.2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular . Jakarta:Rineka Cipta. Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, 2004. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid ke II . Hal 78-81. Umar.2000. Surveilens Epidemiologi Penyakit Menular . Jakarta :Jakarta Pers.
Greenberg, R.S,Et.Ad. 2001. Medikal epidemiologi, 3 rd Ed, The Mc Graw.Hill Companies. Inc. New yOrk USA. Peraturan Kementerian Kesehatan. 2014. Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta: Permenkes. Soerawidjaja, Resna A dan Azrul Azwar, 1989. Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas Edisi Pertama. Jakarta. Bina Rupa Aksara.
16