PROCESSING FILM 1. BAYANGAN LATENT Terjadinya proses pembentukan bayangan latent tersebut cepat sekali tiaptiap electron dapat bergerak menuju penangkapnya dalam waktu 10-14 detik dan oleh karenanya walaupun eksposi terhadap film dilakukan dalam waktu yang relative sangat pendek, proses diatas akan terjadi berulang-ulang kali sehingga terbentuklah bayangan latent yang telah siap untuk untuk mengalami proses pembangkitan oleh developer (teori Guney dan Matt). Bayangan latent yang terbentuk pada emulsi film selama eksposi, diubah menjadi bayangan perak metalik melalui proses kimia. Adapun tahapan-tahapan tahapan-tahapan processing adalah : 1) Pembangkitan (development) 2) Rinsing (stop bath) 3) Fiksasi 4) Pencucian (washing) 5) Pengeringan (drying) Tujuan dari keseluruhan tahap di atas adalah untuk menghasilkan gambaran foto rontgen yang permanen yang dapat bertahan sampai relative lama berupa adanya perubahan atau kerusakan dari bayangan
2. PEMBANGKITAN / DEVELOPMENT Tahap pertama dari processing adalah pembangkitan yaitu memproduksi ion perak menjadi perak metalik dari bayangan latent yang terdapat pada emulsi film setelah mengalami eksposi. Tahatanpa bantuan developer bayangan perak dapat dihasilkan oleh cahaya saja, akan tetapi prosesnya sangat lambat. Oleh karenanya, dikatakan bahwa developer bekerja sebagai amplifier dari aksi cahaya terhadap butir-butir AgBr, factor intensifikasinya adalah 1000 juta kali, artinya jika tidak menggunakan developer, maka jumlah jumlah eksposi yang diperlukan adalah adalah 1000 juta kali lebih banyak. Dapat dikatakan bahwa aksi daripada cahayadan sinar-X adalah permulaan dari pembentukan bayangan yaitu berupa bayangan latent.
3. EFEK PEMBANGKITAN
Fungsi dasar daripada developer adalah mereduksi butir-butir perak Bromida menjadi perak metalik, prinsip pokok dari proses pembangkitan bayangan latent oleh developer dapat disimpulkan sbb : 1) Proses pembangkitan terjadi dengan melalui donasi electron-elektron terhadap ion-ion perak oleh “Developer Agent” di dalam cairan pembangkit. 2) Donasi tersebut terjadi baik terhadap Kristal AgBryang terkena eksposi ataupun yang tidak terkena eksposi, hanya terdapat perbetdaan kecepatan reaksi (karena pada Kristal yang terkena eksposi terjadi akselerasi dengan adanya perak atom di dalam sensitivity speck).
4. DEVELOPER Cairan developer terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut : 1) Developing agent (sifat biasa) a. Methol (Methil paraminophenal) paraminophenal) Sifat :
Mempunyai energy radiasi tinggi
Reaksi cepat dengan kontras yang tinggi
Tidak mudah dipengaruhi oleh suhu panas
Bereaksi baik diatas suhu 18 C
Larut dalam air
0
b. Phenidone Sifat :
Potensial reduksi tinggi lebih besar dari methol
Lebih efisien disbanding methol dalam kombinasinya dengan hydroquinone
Penyediaan bahannya libih mudah dalam bentuk cair
c. Hydroguinenon
Reksi lama kontras tinggi
Bereaksi baik ddi bawah suhu 20 C
Mudah dipengaruhi oleh suhu panas
Energy reduksi rendah
Lebih mudah larut dalam alcohol daripada air
0
2) Bahan pengaktif (accelerator)
Fungsi akselerator adalah mereduksi
emulsi yang terkena eksposi
sedangkan yang tidak kena eksposi tidak tereduksi. Tetapi dengan menggunakan alkali akan menyerap :
Emulsi yang tidak terkena eksposi ikut tereduksi
Pembengkakan emulsi film
3) Restriner (penahan) Berfungsi untuk melengkapi selektifitas dari bahan pembangkit terhadap AgBr yang tidak tersinar atau membatasi daya kerja bahan pembangkit atau menahan terjadinya proses reduksi yang berlebihan, terutama terhadap Kristal AgBr yang tidak terkena sinar / foton. 4) Preservative (penangkal/pencegah) (penangkal/pencegah) Fungsinya adalah untuk menangkal pengaruh O 2, karena sifat dari reducing agent mudah sekali teroksidasi oleh 0 2 di udara. 5) Solvent (pelarut) Digunakan sebagai bahan pelarut dalam air yang tidak mengandung garam-garam mineral. PENGGUNAAN DEVELOPING Ada tiga cara penggunaannya yaitu : a. Manual developing b. Developer untuk rapid processing c. Developer untuk otomatik processing Automatic processing adalah menggunakan alat-alat automatic sehingga perlu menggunakan developer yang khusus, manual developing adalah penghitaman secara biasa. 4.1.
Jenis-jenis developing
Berdasarkan persentase developer dapat berupa : a. Jenis powder b. Liquid 4.2.
Waktu pembangkitan
Yang dimaksud waktu pembangkitan adalah waktu standar pembangkit yaitu waktu yang diperlukan untuk menghasilkan densitas dan kontras gambaar yang optimum (baik).
Factor-faktor pentting dalam dalam penggunaan developer : Ada beberapa kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi kualitas foto dalam proses pembangkitan yaitu : a. Temperature cairan dan lam pembangkitnya b. Agitasi selama pembangkitan : Agitasi selama proses pembangkitan mempunya beberapa efek yaitu : Mempercepat
waktu
pembangkitan
(dalam
batas-batas
proses
pembangkitan dalam berlangsung) Meratakan proses pembangkitan
c. Keadaan developer
5. REPLENISHMENT Agar developer dalam dipergunakan dalam waktu yang lama, maka perlu dilakukan cara-cara pemeliharaannya, yaitu 1) Jumlah cairan dalam tangki harus dijaga agar tetap,supaya film yang dimasukkan ke dalamnya dapat mengalami pembangkitan pada seluruh permukaannya. 2) Keaktifan developer harus dijaga secara konstan. Replenishment yang berarti memelihara jumlah cairan dengan memelihara jumlah keaktifan dari dari cairan
6. FIXING Tujuan dari fiksasi sbb: 1) Menghentikan proses oembangkitan, sehingga tidak ada lagi perubahanperubahan pada bayangan foto 2) Untuk melarutkan perak bromide yang tidak terkena eksposi agar tidak terjadi perubahan pada bayangan apabila foto dilihat di tempat yang terang. 3) Menjernihkan bagian film tersebut yang tidak mendapat eksposi. 4) Menyamak emulsi agar tidak menjadi rusak.
6.1.
Komposisi cairan fixer
1) Fixing agent Berfungsi merubah perak bromide .
Bahan-bahan yang digunakan digunakan sebagai fixing agent :
Sodium thiosulfat (Na2S203)
Ammonium thiosulfat (NH4)2S2O3
Bahan-bahan lain yang ditambahkan dalam larutan fixer adalah :
Acid
Stabilisher (preservative)
Buffer
2) Hardener agent
6.2.
Chrom potassium alum (K2SO4, Cr2(SO4)324H2O)
Potassium alum (K2SO4, Al2(SO4)324H2O)
Aluminium chloride (AlCo3) Clearing time dan fiixxing time
Beberapa factor yang mempengaruhi clearing time dan fi xing time 1) tipe dari fixing agent 2) konsentrasi dari fixing agent 3) Temperatur 4) Adanya garam-garam aluminium sebagai hardener 5) Jenis film 6) Agitasi selama fiksasi 7) Melemahnya cairan fixer
7. RINSING-WASHING-DRAYING 1) Rinsing / Stop bath 2) Washing => membersihkn film dari larutan fixer 3) Draying Ada tiga factor yang mempengaruhi proses pengeringan film, yaitu : 0
0
a. Temperature udara 40 – 50 C b. Kelembaban udara c. Aliran udara yang keluar
8. WETTING AGENT Adalah bahan yang digunakan untuk mengrangi tegangan permukaan dari air sehingga air akan mudah menetes dengan cepat dan merata sehingga dapat
mempercepat proses pengeringan. Wetting agent ini berguna juga untuk meratakan cairan pembangkitan agar proses pembangktan dapat berjalan cepat dan merata.
9. REDUCER Adalah suatu larutan yang dipakai untuk melepaskan perak dalam gambaran film, sehingga dapat mengurangi densitas, terutama dalam gambaran yang mengalami over eksposi / over developer.
10. PROCESSING TANK Pada radiografi diperlukan tank yang dalam (deep tank) yang mempunyai keuntungan : a. Memudahkan pengontrolan pengontrolan suhu terutama pada develover, juga suhu fixer tidak boleh jauh un tuk mencegah kerusakan film akibat perbedaan suhu. b. Mencegah terjadinya oksidasi cairan c. Memungkinkan dilakukan processing beberapa film sekaligus. d. Hasil processingnya dapat di standarisasi Syarat-syarat untuk bahan processing tank : a. Bahan-bahan yang tidak mengandung / bereaksi dengan cairan processing b. Bahan harus tahan lama c. Bahan mudah dibentuk (mechanical adaptability) dan ti dak mudah pecah d. Harga relative murah
11. KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGOLAHAN 1) Fog fotografik : a. Age fog b. Light fog c. Radiation fog d. Oxidation fog e. Chemical fog f.
Back scatter fog
g. Dickroic fog 2) Jalur atau corengan pada film (streaking) a. Selama pembangkitan film tidak dilakukan agitasi
b. Waktu pembangkitan pembangkitan film dan skat sehingga sehingga developer menetes menetes ke bawah. c. Interaksi antara developer dan fixer kerena waktu rinsing yang tidak cukup d. Adanya residu fixer yang mongering 3) Bayangan sidik jari a. Gelap : sebab tersentuh tangan yang terkena developer atau metal b. Terang : sebab tersentuh tangan yang terkena developer. 4) Penghitaman a. Berlebihan b. Kurang 5) Retikulasi Yaitu perubahan suhu yang mendadak selama dalam pengolahan : a. Yellow petch (jalur kuning) b. Frilling (terlepasnya emulsi film dari dasar) c. Flash mark (gambaran seperti kilat hitam) d. Jalur terbang (light patch)
12. OTOMATIK PROCESSING PROCESSING Pengolahan radiografi praktis terrdiri dari : 1) Sistem transfor film 2) Proses lingkaran waktu 3) Kapasitas pengolah atau kapasitas produksi 4) Bagian pemasukan (film feed)
13. AUTOMIXER Penggunaan yang tepat pada proses otomatik tergantung pada cukupnya penampung yang berguna Dallam mengadakan pembauran pada setiap waktu. Pembauran yang baik adalah pada dasarnya dilakukan melalui penampungan penampungan dalam suatu kolam yang berukuran besar (dengan kapasitas 35 – 40 liter) yang dekat pada suatu proses yang dihubungkan pada pompa yang berfungsi untuk menambah isi dengan menggunakan pipa yang mudah dibengkokkan. Automixer mempunyai dua tipe yaitu : 1) Full automatic
2) Semi automatic Keuntungan penggunaan pemakaian otomatik processing ; 1) Pembersihan tampa penceburan, tanpa kontaminasi kulit. 2) Automixer bekerja dengan beraturan, memeriksa dan menjamin kalau muatan-muatan telah penuh selalu pada tempatnya, perlengkapan jalan sendiri dan tidak ada permintaan waktu pada radiographer. 3) Hemat waktu. 4) Mencampur dengan teliiti, mengatur dengan tepat jalan keluar pengisi air untuk engisisan yang diulang. 5) Membutuhkan pemeliharaa n yang sedikit.
14. MICROPROCESSOR PADA PROSES AUTOMATIC Beberapa fungsi yang dimonitor : 1) Temperature pencuci film, mengontrol seteliti munghkin dalam suhu sekitar 0
0,1 C 2) Pencucian film dan penentu pengisianair (penambahan) 3) Dengan diteliti dan didasarkan pada ruang film yang diproses 4) Pencucian dan penentu pengendaran kembali 5) Pencuci air mengalir 6) Temperature pengering kecepatan penggulung, dimonitor dengan elektronik dan kecepatan bervariasi jika diperlukan.
15. PROSES OTOMATIK UNTUK TUJUAN KHUSUS 1) Roll film 100 X 100 mm cut film processor 2) Proses film dental
16. SILVER RECOVERY Adalah suatu cara untuk mengambil perakl dari l arutan fixer. Ada beberapa caramelakukan caramelakukan silver recovery terutama yan g sering dilakukan adalah ; 1) Cara elektronitic Cara ini dilakukan dilakukan dengan memasukikan memasukikan dua electrode electrode ke dalam cairan fixer . 2) Dengan arus tinggi
Dengan cara ini beda potensial antara kedua elektroda tidak boleh dari 0,5 V. 3) Dengan arus rendah dengan ini arus yang dialirkan lebih tinggi yaitu dapat mencapai 3 a, akan tetapi selama proses yang berjalan harus disertai proses yang besar. Beberapa hal yang memungkan terjadinya sulfide selama silver recovery berlangsung : a. Pengaruh besarnya arus b. Kadar perak yang terdapat dalam fixer c. Konsentrasi air dari sulfide d. pH dari cairan 4) Pertukaran metal (methalex change) Apabila logam dasar seperti serbuk besi , seng dan kapas baja dimasukka ke dalam larutan yang mengandung garam-garam perak, maka logam-logam dasar tersebut akan hancur dan reaksi ini dapat dipakai untuk mengadakan silver recovery terhadap cairan fixer yang tidak digunakan lagi.
Selain silver recovery dengan cara electrilisa dan meta exchange, masih ada lagi dengan cara : 1) Galvanic 2) Kimia (pengendapan) Tapi cara ini tidak menguntungkan dibandingkan dengan elektrolisa dan meta exchange. Keuntungan elektrolisa : 1) Fixer masih dapat digunakan 2) Processing bersih 3) Dapat menghasilkan perak dengan kemurnian yang tinggi (92 – 98 %)
MAKALAH RADIOFOTOGRAFI “PROCESSING FILM”
OLEH :
KELOMPOK 4
AWARDIN ARIF RAHMAN MUH. AL IMRAN MUSDAR MUFTIKA RAHMAH HARINO NAPSIR SHARI MARLIAH BASRA NURUL AKBAR AZIS ICHA INDAH SARI JUMAIN FITRIANA
ATRO MUHAMMADIYAH MAKASSAR ‘09