BAB II ROLEPLAY PENYULUHAN
Susunan Acara Penyuluhan (PERDARAHAN POST PARTUM) A. Identitas 1. Topik/Masalah
: PERDARAHAN POST PARTUM
2. Subtopik
: perdarahan post partum
3. Tempat
: Ds.kedung bendo-Mojokerto
4. Waktu
: 40 Menit
5. Sasaran
: BUMIL
6. Pemateri
: 1) Atis Beta Justica 2) Titik Dewi Handayani
B. Tujuan Intruksional 1. Umum Setelah dilakukan penyuluhan tentang PERDARAHAN POST PARTUM diharapkan BUMIL dapat memahami apa itu PERDARAHAN POST PARTUM 2. Khusus Setelah dilakukan penyuluhan tentang PERDARAHAN POST PARTUM diharapkan audience memahami tentang : a) Pengertian PERDARAHAN POST PARTUM b) Etiolog perdarahan post partum c) Tanda dan gejala perdarahan post partum d) Pengobatan perdarahan post partum
C. Materi (terlampir) a) Pengertian PERDARAHAN POST PARTUM b) Etiologi perdarahan post partum
c) Tanda dan gejala perdarahan post partum d) Pengobatan perdarahan post partum
D. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN Pembukaan 5 Menit
PENYULUH
AUDIENCE
1) Mengucapkan
salam 2) Memperkenalkan
MEDIA
Menjawab
Mikrofon
Salam
Lembar
Ceramah
Balik
Mendengarkan
Diri
METODE
Liflet
Mikrofon
Lembar
3) Menjelaskan TIU dan TIK Penyajian 30 Menit
1) Menjelaskan
Pengertian
Menyimak
dan
Mendengarkan
PERDARAHAN
Memperhatikan
POST PARTUM
Bertanya
Sumbang Saran/
2) Menjelaskan tentang perdarahan partum
Gejala post
menanggapi
Ceramah
Balik
Tanya
Liflet
Jawab
Ceramah
3) Menjelaskan tentang
etiologi
perdarahan
post
partum 4) Menjelaskan tentang pengobatan perdarahan
post
partum 5) Memberi Kesempatan BUMIL
untuk
Bertanya 6) Menjawab Pertanyaan BUMIL Penutup 5 Menit
1) Menutup
Mendengarkan
Pertemuan
Menjawab
dengan
Menjawab
Menyimpulkan Materi
yang
Telah di bahas 2) Melakukan Evaluasi
dengan
Memberikan Pertanyaan Kepada
BUMIL
(jika masih ada sisa waktu) 3) Memberi Salam
Salam
Mikrofon
Ceramah
E. Evaluasi 1) Prosedur
: Tes Akhir Pertemuan
2) Jenis soal
: Lisan
F. Materi Penyuluhan
A. Pengertian perdarahan post partum Perdarahan Postpartum adalah perdarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: a)
Early Postpartum
: Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir.
b)
Late Postpartum
: Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum : 1)
Menghentikan perdarahan.
2)
Mencegah timbulnya syok.
3)
Mengganti darah yang hilang.
B. Etiologi
Penyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan yaitu : a.
Penyebab perdarahan paska persalinan dini :
1)
Perlukaan jalan lahir : ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan perineum, luka
episiotomi. 2)
Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri, retensi plasenta,
inversio uteri. 3)
Gangguan mekanisme pembekuan darah.
b.
Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat biasanya disebabkan oleh sisa plasenta
atau bekuan darah, infeksi akibat retensi produk pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub involusi uterus.
C.Faktor Resiko
1. Usia Wanita yang melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun merupakan faktor predisposisi terjadinya perdarahan post partum yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal.
2. Paritas Salah satu penyebab perdarahan post partum adalah multiparitas.Paritas menunjukan jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan.Primipara adalah seorang yang telah pernah melahirkan satu kali satu janin atau lebih yang telah mencapai batas viabilitas, oleh karena itu berakhirnya setiap kehamilan melewati tahap abortus memberikan paritas pada ibu.Seorang multipara adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan dua atau lebih kehamilan hingga viabilitas. Hal yang menentukan paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai viabilitas, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas tidak lebih besar jika wanita yang bersangkutan melahirkan satu janin, janin kembar, atau janin kembar lima, juga tidak lebih rendah jika janinnya lahir mati.Uterus yang telah melahirkan banyak anak, cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan. 3. Anemia Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilaihemoglobin di bawah nilai normal, dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 11g/dL. Kekurangan hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan komplikasi lebih serius bagi ibu baik dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. Oksigen yang kurang pada uterus akan menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga dapat timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan post partum. 4. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan hasil kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk petugas harus waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam persalinan yang akan berlangsung. Riwayat persalinan buruk ini dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi dan preeklampsi, sectio caesarea, persalinan sulit atau lama, janin besar, infeksi dan pernah mengalami perdarahan ante partum dan post partum.
5. Bayi makrosomia Bayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia kalau beratnya melebihi 4500 gram. Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala atau besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar dapat menimbulkan inertia dan kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar.
6. Kehamilan ganda Kehamilan ganda dapat menyebabkan uterus terlalu meregang, dengan overdistensi tersebut dapat menyebabkan uterus atonik atau perdarahan yang berasal dari letak plasenta akibat ketidakmampuan uterus berkontraksi dengan baik.
D.Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala penyulit diagnosa perdarahan post partum : 1)
Uterus tidak berkontraksi dan lembek.
2)
Perdarahan segera setelah bayi lahir.
3)
Syok.
4)
Bekuan darah pada serviks atau pada posisi terlentang akan menghambat aliran darah
keluar. 5)
Atonia uteri.
6)
Darah segar mengalir segera setelah anak lahir.
7)
Uterus berkontraksi dan keras.
8)
Plasenta lengkap.
9)
Pucat.
10) Lemah. 11) Mengigil. 12) Robekan jalan lahir 13) Plasenta belum lahir setelah 30 menit 14) Perdarahan segera, uterus berkontraksi dan keras 15) Tali pusat putus 16) Inversio uteri 17) Perdarahan lanjutan 18) Retensio plasenta 19) Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap 20) Perdarahan segera 21) Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang 22) Tertinggalnya sebagian plasenta 23) Uterus tidak teraba 24) Lumen vagina terisi massa 25) Neurogenik syok, pucat dan limbung 26) Inversio uteri
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu, Early Postpartum yang terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir, dan Late Postpartum yang terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum adalah menghentikan perdarahan, mencegah timbulnya syok, dan mengganti darah yang hilang. Factor resiko yang menyebabkan adalah usia,paritas,anemia,riwayat persalinan,bayi makrosomia,kehamilan ganda.
4.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan pada makalah kami mohon dimaklumi Kami juga memohon untuk saran dan kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan.