II.
Ruang Lingkup Kegiatan
Pengembangan usaha pertanian terpadu dalam arti yang seluasluasnya harus dijadikan suatu proses adaptasi dan inovasi masyarakat dalam menghadapi tantangan kelangkaan /keterbatasan ketersediaan produk pertanian pada lokasi dan waktu tertentu. Dalam penelitian ini dibatasi pada kelompok kegiatan (cluster) yang berkenaan dengan penanganan / pengelolaan hasil setelah dihasilkan oleh petani produsen, yaitu: 1. Usaha Pertanian Terpadu Terpadu Berbasis Tanaman pangan 2. Usaha Pertanian Terpadu Berbasis Berbasis hortikultura hortikultura 3. Usaha Pertanian Terpadu Terpadu Berbasis Tanaman Hutan 4. Usaha Pertanian Terpadu Terpadu Berbasis Peternakan 5. Usaha Pertanian Terpadu Berbasis Tanaman Perkebunan Olahan . Kegiatan kajian meliputi aspek-aspek penting dari profil pertanian terpadu dan agribisnis komoditi unggulan, utamanya aspek budidaya, pengolahan, pengemasan dan penyimpanan, distribusi dan pemasaran dan lainnya yang ditangani oleh sektor intermedier sampai komsumen akhir. Beberapa masalah yang akan dikaji adalah: (a). Investasi Pengembangan sumberdaya manusia pertanian Citra tentang pertanian sebagai aktivitas "mencangkul" perlu segera segera ditinggalkan. Proses pengolahan dan distribusi pangan sebagai suatu proses produksi yang kompleks perlu ditangani oleh manusia dengan kemampuan kemampuan intelektual dan mentalitas yang tinggi. Oleh karena itu, pengembangan sumberdaya manusia perlu diartikan dalam arti luas, termasuk membina sikap mental dan wawasan entrepreneurship petani, masyarakat, masyarakat, pedagang, pengusaha industri industri pengolahan hasil pertanian, penyuluh penyuluh dan lainnya. lainnya. Corak, gaya gaya dan esensi pengembangan sumberdaya manusia ini disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi yang ada. (b). Investasi Masyarakat Investasi masyarakat diarahkan pada komoditas agribisnis terpilih, termasuk sarana dan prasarana penunjangnya dilihat dari segi kepentingan untuk meningkatkan ketersediaan pangan sepanjang tahun sekaligus meningkatkan nilai tambah dan sumber pendapatan, serta perluasan kesempatan kesempatan kerja bagi bagi masyarakat. masyarakat. Dengan kata kata lain, investasi yang perlu dikembangkan adalah bentuk-bentuk investasi yang mampu memberikan pengganda pendapatan dan tenaga kerja yang tinggi. Investasi ini tidak terbatas investasi pada produksi dan pengembangan sumberdaya, tetapi lebih penting lagi investasi pada bidang kawasan industri pangan milik masyarakat. (c). Inovasi kelembagaan berbasis kepentingan masyarakat Kepastian siapa yang menanggung biaya dan siapa yang memperoleh manfaat nilai tambah ditentukan oleh kelembagaan. Oleh karena itu, distribusi pendapatan atau insentif tergantung pada
bentuk kelembagaan yang diberlakukan. Untuk menjamin pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan sekaligus ketahanan pangan regional, inovasi kelembagaan perlu diarahkan pada perekayasaan kelembagaan yang dapat menjamin petani memperoleh nilai tambah yang cukup besar dan fair. Inovasi kelembagaan dapat diartikan sebagai penataan kelembagaan pada tingkat lokal dengan pengertian dapat berupa deregulasi atau regulasi demi tercapainya suatu tujuan tertentu seperti efisiensi alokasi sumberdaya. Oleh karena kepentingan petani senantiasa berada di atas kepentingan lain, maka dalam setiap deregulasi atau regulasi harus didahulukan kepentingan petani, termasuk kompensasi yang perlu diberikan kepadanya. Integrasi antara kelompok tani dengan koperasi pada tingkat lokal dan tingkat yang lebih tinggi masih memerlukan penyempurnaan untuk lebih meningkatkan pendapatan petani dan ekonomi pedesaan. Pengertian dan Istilah Hortikultura
Hortikultura berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere” (= to cultivate atau budidaya). Secara harfiah istilah hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Janick, 1972 ; Edmond et al., 1975), sehingga hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Dalam GBHN 1993-1998 selain buah-buahan, sayuran dan tanaman hias, yang termasuk dalam kelompok hortikultura adalah tanaman obat-obatan. Ditinjau dari fungsinya, tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur) serta memenuhi kebutuhan rohani, karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup dan estetika (dari tanaman hias/bunga). Peranan hortikultura adalah : a). Memperbaiki gizi masyarakat, b) memperbesar devisa negara, c) memperluas kesempatan kerja, d) meningkatkan pendapatan petani dan e) pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan. Dalam membahas masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu : a). Tidak dapat disimpan lama, b) perlu tempat lapang (voluminous), c) mudah rusak ( perishable) dalam pengangkutan, d) melimpah/meruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain dan e) fluktuasi harganya tajam (Notodimedjo, 1997). Setelah mengetahui manfaat serta sifat-sifatnya yang khas dalam pengembangan hortikultura agar dapat berhasil dengan baik, maka diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap permasalahan hortikultura tersebut.
Hortikultura adalah komoditas yang masih memiliki masa depan relatif cerah ditilik dari keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya dalam pemulihan perekonomian Indonesia pada waktu mendatang, sehingga perlu mulai mengembangkannya sejak saat ini, sebagaimana negara-negara lain yang mengandalkan devisanya dari hasil hortikultura, antara lain : Thailand dengan berbagai komoditas hortikultura yang serba Bangkok, Belanda dengan bunga Tulipnya, Nikaragua dengan pisangnya, bahkan Israel dari gurun pasirnya kini telah mengekspor Apel, Jeruk dan Anggur. Pengembangan hortikultura di Indonesia pada umumnya masih dalam skala perkebunan rakyat yang tumbuh dan dipelihara secara alami dan tradisional, sedangkan jenis komoditas hortikultura yang diusahakan masih terbatas. Apabila dilihat dari data selama Pelita V pengembangan hortikultura yang lebih ditekankan pada peningkatan keragaman komoditas telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, yaitu pada periode 1988 s/d 1992 telah terjadi peningkatan produktivitas sayuran dari 3,3 ton/ha menjadi 7,7 ton/ha dan buahbuahan dari 7,5 ton/ha menjadi 9,9 ton/ha (Amrin Kahar, 1994). Terjadinya peningkatan tersebut dapat dikatakan bahwa petani hortikultura merupakan petani yang responsif terhadap inovasi teknologi berupa : penerapan teknologi budidaya, penggunaan sarana produksi dan pemakaian benih/bibit yang bermutu. Tampak di sini bahwa komoditas hortikultura memiliki potensi untuk menjadi salah satu pertumbuhan baru di sektor pertanian. Oleh karena itu pada masa yang akan datang perlu ditingkatkan lagi penanganannya terutama dalam era pasar bebas abad 21.
Agraria Kehutanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah penguasaan dan penggunaan areal hutan (Kementerian Kehutanan)
Hutan adalah
1. Hutan lebat ialah areal/bidang tanah yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan besar tingkat pertumbuhan yang maksimum 2. Hutan belukar ialah areal/bidang tanah yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan yang berbentuk secara alamiah terutama berbatang kecil 3. Hutan Jenis ialah areal/bidang tanah hutan yang ditumbuhi pepohonan yang berbentuk secara alami dan atau binaan dengan dominasi oleh satu jenis pohon tanpa memandang tingkat pertumbuhannya (kriteria : jenis pohon yang mendominasi adalah 75% dan lebih) 4. Hutan Rawa ialah areal/bidang tanah yang berupa hutan lebat yang berawa-rawa, permukaan tanah tergenang selama enam bulan dan kumulatif dalam setahun dan pada kurin waktu tidak terjadi
penggenangan (surut) tanah senantiasa jenuh air (Badan PertanahanNasional). Hutan Alam, Natural Forest adalah hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami (Departemen Kehutanan) Pengertian Istilah Dalam Keppres (hal 5 s/d 27) Hutan Bakau /Payau, Mangrove Forest adalah hutan yang didominsi oleh tumbuhan bakau dan berada di tepi/daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasangan surut air laut, tetapi tidak terpengaruh oleh iklim (Kementerian Kehutanan) Hutan Campur adalah hutan yang maksimum 80% dari tegakan utamanya terdiri atas tegakan campuran (Kementerian Kehutanan)
Tanaman pangan
Pengertian tanaman pangan: segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein
Statistik Tanaman Pangan, meliputi komoditas : 1. Padi 2. Jagung 3. Kedelai 4. Ketela Pohon 5. Ubi Jalar 6. Kacang Tanah 7. Kacang Hijau.
tanaman serealia: jagung
tanaman serealia: gandum
PENGERTIAN DAN DEFINISI STATISTIK PERKEBUNAN Pengertian dan definisi yang digunakan dalam Buku Pembakuan Statistik Perkebunan 2007 mengacupada UU No 18 Tahun 2004 mengenai Perkebunan serta Buku Konsep dan Definisi Baku StatistikPertanian (BPS). 1. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanahdan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkanbarang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi,permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunandan masyarakat.
peternakan peternakan merupakan kegiatan usaha yang terkait dengan subsektor peternakan, mulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi (budidaya), penanganan pasca panen, pengolahan, sampai pemasaran produk ke konsumen.