BAB I PENDAHULUAN Distosia ialah keterlambatan atau kesulitan persalinan. Sebab – sebabnya dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:2 1. Kelainan tenaga (atau kelainan HIS) His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya dapat menyebabkan rintangan pada jalan lahir sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. 2. Kelainan janin Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin 3. Kelainan jalan Lahir Kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan. Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin dapat dibagi menjadi :2,5,8 a. Kelainan letak, presentasi atau posisi b. Kelainan dalam bentuk janin Salah satu distosia karena kelainan letak adalah letak sungsang. Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak sungsang ditemukan pada 2 - 4 % kehamilan.2,3,8,9 Beberapa literatur lainnya menyebutkan angka 3 – 5 %. Insiden terbanyak terdapat pada usia kehamilan 28 minggu kira – kira 25 % posisi bayi dalam keadaan letak sungsang,dan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, insidens semakin berkurang.2,11 Di Indonesia angka kejadian letak sungsang dapat mencapai 4 %.2 Faktor – faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah prematuritas, multiparitas, kehamilan kembar, polihidramnion, hidrosefalus, panggul sempit, dan kelainan bentuk uterus seperti uterus bikornus, uterus berseptum, kelemahan dinding uterus akibat multiparitas, dan adanya tumor uterus. Adanya kelainan letak 1
implantasi plasenta ( plasenta previa ) dan panjang tali pusat yang terlalu pendek juga menyebabkan terjadinya kehamilan sungsang.2,5,8,14 Diagnosis untuk kasus letak sungsang ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa USG atau pun MRI.2,9,10 Mengingat bahaya – bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang dihindarkan. Bila pada pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar. Operasi seksio sesarea bukan merupakan satu – satunya terapi dalam menangani persalinan dengan letak sungsang. Untuk melakukan operasi seksio sesarea diperlukan indikasi yang kuat.2 Dalam persalinan, menolong bayi dengan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan normal. Apabila tidak terjadi kemajuan dalam persalinan maka kita dapat melakukan operasi seksio sesarea.2 Angka kematian bayi akibat persalinan sungsang lebih tinggi daripada persalinan dengan letak kepala. Hal ini disebabkan oleh prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan dalam tengkorak.2,11
2
BAB II LETAK SUNGSANG Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri, atau janin terletak pada posisi aksis longitudinal dengan kepala di fundus uteri 2,3,4,7,9 .
Gambar II.1 Letak Sungsang Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yaitu presentasi bokong murni ( frank breech ), presentasi bokong kaki sempurna ( completed breech presentation ), presentasi bokong kaki tidak sempurna ( incompleted breech presentation ), dan presentasi kaki, baik berupa ekstensi 3
satu kaki ( single footling presentation ) atau ekstensi kedua kaki ( double footling presentation ).2,9,11,13
Gambar II.2 Jenis-jenis letak Sungsang
Pada presentasi bokong, akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba sakrum. Keadaan ini lebih sering dijumpai pada primipara. Pada presentasi bokong kaki sempurna di samping sakrum dapat diraba kedua kaki. Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas, sakrum tidak teraba.2,3,4 Pada presentasi 4
kaki bagian paling rendah ialah satu atau dua kaki. Letak sungsang ditemukan pada 2 - 4,6 % kehamilan.2,3,4 Beberapa literatur lainnya menyebutkan angka 3 – 5 %. Insiden terbanyak terdapat pada usia kehamilan 28 minggu,dan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, insidens semakin berkurang.2,11 Biasanya terjadi koreksi spontan pada usia kehamilan 34 minggu menjadi presentasi kepala.2 ETIOLOGI2,5,6,8,12,14 Faktor – faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah 1. Prematuritas 2. Multiparitas Rahim ibu yang telah melahirkan banyak anak sudah sangat elastis dan akan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya. 3. Kehamilan kembar Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim. 4. Polihidramnion Jumlah air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga. 5. Hidrosefalus Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim (fundus uteri). 6. Panggul sempit Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang (kepala bayi akan sulit berputar kea rah bawah) 7. Kelainan bentuk uterus seperti uterus bikornus, uterus berseptum, kelemahan dinding uterus akibat multiparitas, dan adanya tumor uterus. Adanya kelainan letak implantasi plasenta ( plasenta previa ) juga menyebabkan terjadinya letak sungsang. Ini dikarenakan adanya plasenta yang menutupi jalan lahir 5
sehingga mengurangi luas ruangan dalam rahim dan akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim. Panjang tali pusat yang terlalu pendek juga akan menyebabkan terjadinya kehamilan sungsang.2,14 Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruangan yang lebih luas di daerah fundus uteri sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Tetapi dengan adanya gangguan hubungan akomodasi janin dengan akomodasi uterus akibat faktor – faktor tersebut di atas, maka terjadilah kehamilan letak sungsang.2,3,4,14 Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.2 DIAGNOSIS Diagnosis letak sungsang umumnya tidak sulit. Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.2 Seringkali wanita menyatakan lebih terasa penuh di sebelah atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Pada pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba kepala janin, kepala teraba di fundus uteri. Kadang – kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.2,9 Pada palpasi abdomen dengan menggunakan manuver Leopold I ditemukan kepala pada fundus uteri. Leopold II ditemukan punggung pada salah satu sisi abdomen dan bagian-bagian kecil janin pada sisi yang lain. Leopold III menunjukkan tidak terjadinya engagement.5 Denyut jantung umumnya terdapat setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.2,5 Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, misalnya karena dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan dalam.2,5 Dari pemeriksaan dalam akan teraba 6
sakrum, kaki atau tuberositas iskii. Jika janin telah turun dan memasuki rongga pelvis kemungkinan alat kelamin janin dapat diraba.2,5 Sebagai pemeriksaan penunjang, penggunaan USG dan MRI dapat dipertimbangkan. USG dapat menentukan ukuran kepala, diameter biparietal, derajat fleksi janin, adanya anomali janin, jumlah air ketuban, letak plasenta, adanya kehamilan ganda, abnormalitas uterus, serta berat janin dan usia gestasi.5 Selain itu USG juga dapat untuk mencari kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin. Sedangkan MRI merupakan jenis pemeriksaan radiologis yang relatif tidak membahayakan untuk janin maupun ibu.5
Gambar II.3 Foto pemeriksaan penunjang pada letak lintang
MEKANISME PERSALINAN Banyak dokter memilih untuk melakukan seksio sesarea elektif untuk kehamilan letak sungsang. Indikasi yang tepat untuk dilakukannya seksio sesarea pada kehamilan sungsang antara lain adalah plasenta previa, serta panggul sempit. 2,3,4 Namun demikian di negara – negara maju, seksio sesarea menjadi metode persalinan terpilih dengan tujuan untuk 7
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas perinatal. Keputusan melakukan seksio sesarea elektif terutama untuk pasien dengan kehamilan kurang dari 34 minggu atau taksiran berat janin kurang dari 2000 g, janin dengan kepala hiperekstensi, suspek lilitan tali pusat, adanya kelainan bentuk panggul, primigravida tua, janin dengan nilai sosial tinggi, makrosomia, dan presentasi kaki.2,3,4 Persalinan pervaginam dapat dilakukan pada posisi bokong murni, janin dalam keadaan fleksi dan tidak ada tangan yang menjungkit, usia kehamilan 36 – 42 minggu, panggul normal, tidak ada gawat janin, serta adanya ruang operasi yang cepat tersedia dan operator yang terampil.2,3,4 Bokong masuk ke dalam rongga panggul dengan garis pangkal paha melintang atau miring. Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga di pintu bawah panggul garis panggul paha menempati diameter anteroposterior dan trokanter depan berada di bawah simfisis. Kemudian terjadi fleksi lateral pada badan janin, sehingga trokanter belakang melewati perineum dan lahir seluruh bokong diikuti oleh kedua kaki. Setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar dengan perut janin berada di posterior yang memungkinkan bahu melewati pintu atas panggul dengan garis terbesar bahu melintang atau miring. Terjadi putaran paksi dalam pada bahu sehingga bahu depan berada di bawah simfisis dan bahu belakang melewati perineum. Pada saat tersebut kepala masuk ke dalam rongga panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring. Di dalam rongga panggul terjadi putaran paksi dalam kepala sehingga muka memutar ke posterior dan oksiput ke arah simfisis. Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, maka dagu, mulut, hidung, dahi dan seluruh kepala lahir berturut-turut melewati perineum.2,3,4 Ada perbedaan nyata antara kelahiran janin dalam presentasi kepala dan kelahiran janin dengan letak sungsang. Pada presentasi kepala, yang lahir lebih dahulu adalah bagian janin yang terbesar, sehingga bila kepala telah lahir, kelahiran badan tidak memberi kesulitan. Sebaliknya pada letak sungsang, berturut-turut lahir bagian – bagian yang makin lama makin besar, dimulai dari lahirnya bokong, bahu dan kemudian kepala. Dengan demikian meskipun
8
bokong dan bahu telah lahir, hal tersebut belum menjamin bahwa kelahiran kepala juga berlangsung dengan lancar.2,3,4
Gambar II.4 Persalinan Letak Sungsang
9
PENANGANAN A. Dalam kehamilan: 1,2,4,5,14 Mengingat bahaya – bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang dihindarkan. Untuk itu bila pada pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi presentasi kepala.
Gambar II.5 Versi Luar
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34 dan 38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah 38 minggu versi luar sulit untuk berhasil karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang.2,3,4,5
10
Gambar II.6 Versi luar pada letak sungsang Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti, sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Apabila bokong sudah turun, bokong harus dikeluarkan lebih dulu dari rongga panggul. Kalau bokong tidak dapat dikeluarkan dari rongga panggul, usaha versi luar tidak ada gunanya.2
Gambar II.7 Versi luar pada letak sungsang 11
Selama versi dilakukan dan setelah versi luar berhasil denyut jantung janin harus selalu diawasi, baik dengan non stress test maupun dengan USG. Sesudah janin berada dalam keadaan presentasi kepala, kepala didorong masuk ke dalam rongga panggul.2,11 Kontraindikasi versi luar :2,3,4,5 1. Panggul sempit 2. Perdarahan antepartum 3. Hipertensi 4. Kehamilan kembar 5. Plasenta previa Bila terdapat kegagalan versi luar karena penderita meregangkan otot – otot perutnya, maka dapat dilakukan dengan narkose. Namun demikian karena narkose harus cukup dalam, sehingga bahaya yang timbul adalah karena penderita tidak dapat merasa sakit ada kemungkinan terjadi lepasnya plasenta akibat penggunaan tenaga berlebihan.2 Versi luar dihentikan bila dijumpai keadaan adanya hambatan, nyeri, dan gangguan denyut jantung janin, baik berupa peningkatan atau penurunan yang nyata maupun berupa iregularitas.2,3,4 Versi luar dapat mengalami kegagalan akibat jumlah air ketuban sedikit, presentasi bokong murni ( akibat pergeseran letak kaki saat diputar ), kelainan bentuk uterus, kontraksi otot perit berlebihan, kehamilan ganda dan tali pusat pendek. Resiko yang terjadi akibat versi luar adalah persalinan prematur, ketuban pecah dini, solusio plasentae, perdarahan, dan lilitan tali pusat.2 B. Dalam persalinan :1,2,3,4 Selama terjadi kemajuan pada persalinan dan tidak ada tanda – tanda bahaya yang mengancam janin, maka tidak diperlukan tindakan untuk mempercepat kelahiran janin. Terdapat 3 tahap persalinan yaitu, tahap fase lambat dimulai dari lahirnya bokong sampai pusar, lalu tahap fase cepat, dari pusar sampai mulut ( harus tercapai dalam watu 8 menit ) , dan tahap ketiga di mana kembali menjadi fase lambat, yaitu tahap lahirnya mulut sampai kepala.
12
Setelah bokong lahir tidak boleh dilakukan tarikan pada bokong atau dorongan Kristeller, karena kedua tindakan tersebut dapat menyebabkan kedua lengan menjungkit ke atas dan kepala terdorong turun di antara lengan sehingga menyulitkan kelahiran lengan dan bahu. Pada saat kepala masuk rongga panggul, tali pusat tertekan di antara kepala janin dan panggul ibu. Dengan demikian lahirnya bahu dan kepala tidak boleh memakan waktu terlalu lama dan harus diusahakan supaya bayi sudah lahir seluruhnya dalam waktu 8 menit sesudah umbilikus lahir, untuk mencegah kerusakan susunan saraf pusat akibat hipoksia janin. Setelah umbilikus lahir, tali pusat ditarik sedikit sehingga kendor untuk mencegah teregangnya tali pusat dan terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul.2 Perasat – perasat yang digunakan pada persalinan sungsang untuk melahirkan bahu, lengan dan kepala : 1,2,3,4,5,11 1. Perasat Bracht : Bokong dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan 2 tangan, kemudian dilakukan hiperlordosis tubuh janin ke arah perut ibu, sehingga lambat laun bagian atas, bahu, lengan dan kepala janin dapat dilahirkan. Penolong sama sekali tidak melakukan tarikan dan hanya membantu proses persalinan sesuai mekanisme persalinan.
Gambar II.8 Perasat Bracht 2. Perasat Klasik : Lengan kiri janin dilahirkan dengan tangan kiri penolong, sedangkan lengan kanan janin dengan tangan kanan penolong ; kedua lengan dilahirkan sebagai lengan belakang. Bokong dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan 2 tangan, badan ditarik ke bawah sampai 13
ujung bawah skapula depan kelihatan di bawah simfisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan yang akan dilahirkan, tubuh janin ditarik ke atas, sehingga perut janin ke arah perut ibu, tangan penolong yang satu dimasukkan ke dalam jalan lahir dengan menelusuri punggung janin menuju lengan belakang sampai fossa cubiti dan lengan depan dikeluarkan dengan dua jari yang sejajar dengan humerus. Untuk melahirkan lengan depan, dada dan punggung janin dipegang dengan kedua tangan. Tubuh janin diputar untuk mengubah lengan depan supaya berada di belakang dengan arah putaran sedemikian rupa sehingga punggung melewati simfisis, kemudian lengan yang sudah berada di belakang tersebut dilahirkan dengan cara yang sama. 3. Perasat Mueller : Dengan kedua tangan berada pada bokong dan pangkal paha, tubuh janin ditarik ke bawah sampai bahu depan berada di bawah simfisis, kemudian lengan depan dikeluarkan dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara yang telah diuraikan di depan, sesudah itu baru lengan belakang dilahirkan.
Gambar II.9 Perasat Müller 14
4. Perasat Loevset : Dasar pemikirannya adalah bahu belakang selalu lebih rendah dari bahu depan karena lengkungan jalan lahir, sehingga bila bahu belakang diputar ke depan dengan sendirinya akan lahir di bawah simfisis. Setelah sumbu bahu janin terletak dalam ukuran muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong, tubuh janin ditarik ke bawah sampai ujung bawah skapula depan terlihat di bawah simfisis. Kemudian tubuh janin diputar dengan cara memegang dada dan punggung oleh dua tangan sampai bahu belakang terdapat di depan dan tampak di bawah simfisis. Bahu yang lain yang sekarang menjadi bahu belakang, dilahirkan dengan memutar kembali tubuh janin ke arah yang berlawanan sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dan lengan dapat dilahirkan dengan mudah.
Gambar II.10 Perasat Loevset
15
5. Perasat Mauriceau : Untuk melahirkan kepala. Badan janin dengan perut ke bawah diletakkan pada lengan kiri penolong. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin sedangkan jari telunjuk dan jari manis pada maksilla untuk mempertahankan kepala janin tetap pada keadaan fleksi. Tangan kanan memegang bahu janin dari belakang dengan jari telunjuk dan jari tengah berada di sebelah kiri dan kanan leher. Janin ditarik ke bawah dengan tangan kanan sampai suboksiput atau batas rambut di bawah simfisis. Kemudian tubuh janin digerakkan ke atas sedangkan tangan kiri tetap mempertahankan fleksi kepala sehingga muka lahir melewati perineum disusul bagian kepala yang lain.
Gambar II.11 Perasat Mauriceau
Penggunaan cunam Piper dapat dilakukan bila terdapat kesulitan melahirkan kepala dengan cara Mauriceau. Cara ini dianggap lebih baik karena tarikan dilakukan pada kepala bukan leher.
16
Gambar II.12 Perasat Mauriceau dengan cunam piper
Gambar II.13 perasat Mauriceau dengan cunam piper Pada persalinan sungsang, bila dicurigai adanya kesempitan panggul sedangkan versi luar tidak berhasil, maka tidak boleh dilakukan partus percobaan. Dalam keadaan ini mungkin timbul kesulitan dalam melahirkan kepala. PROGNOSIS 1,2,3,5,11 Angka kematian bayi akibat persalinan sungsang lebih tinggi daripada persalinan dengan letak kepala. Sebab kematian utama adalah akibat prematuritas dan penanganan persalinan 17
yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan dalam tengkorak. Hipoksia akibat terjepitnya tali pusat antar kepala dan panggul dapat menyebabkan lepasnya plasenta. Kelahiran janin di atas 8 menit setelah umbilikus lahir dapat membahayakan janin. Di samping itu bila janin bernapas sebelum hidung dan mulut lahir dapat menyebabkan sumbatan jalan napas akibat terhisapnya mukus. Laserasi jalan lahir dapat terjadi akibat dilatasi serta pendataran serviks yang tidak sempurna, demikian juga perineum dapat mengalami robekan setelah kepala lahir. Pada janin dapat terjadi bahaya fraktur klavikula, humerus dan femur. Adanya anemia pada ibu juga harus diperhatikan mengingat rendahnya kadar hemoglobin dapat mempengaruhi kontraksi uterus. Pada persalinan dan post partum harus diperhatikan kemungkinan terjadinya inersia uteri dan perdarahan post partum. Indeks prognosis untuk menilai apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau per abdominam menurut Zatuchi dan Andros :1
Paritas Umur Kehamilan Taksiran Berat Janin Pernah Letak
0 Primi >39 minggu >3630 gram Tidak
1 Multi 38 minggu 3629-3176 gram 1 kali
<37 minggu <3176 gram >2 kali
Sunsang (2500 gram) Pembukaan Serviks Station
<2 cm <-3
3 cm -2
>4 cm -1 atau lebih rendah
Arti nilai : < 3 4
2
: persalinan per abdominam : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin. Bila nilai tetap, dapat dilahirkan pervaginam.
>5
: dilahirkan pervaginam
18
BAB III KESIMPULAN Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri, atau janin terletak pada posisi aksis longitudinal dengan kepala di fundus uteri 1,2,3 . Jenis - jenis letak sungsang, yaitu presentasi bokong murni ( frank breech ), presentasi bokong kaki sempurna ( completed breech presentation ), presentasi bokong kaki tidak sempurna ( incompleted breech presentation ), dan presentasi kaki, baik berupa ekstensi satu kaki ( single footling presentation ) atau ekstensi kedua kaki ( double footling presentation ). 2,9,11,13
Faktor – faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah prematuritas, multiparitas, kehamilan kembar, polihidramnion, hidrosefalus, panggul sempit, dan kelainan bentuk uterus seperti uterus bikornus, uterus berseptum, kelemahan dinding uterus akibat multiparitas, dan adanya tumor uterus. Adanya kelainan letak implantasi plasenta ( plasenta previa ) dan panjang tali pusat yang terlalu pendek juga menyebabkan terjadinya kehamilan sungsang.2,5,8,14 Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik yang dapat kita lakukan adalah dengan pemeriksaan luar. Apabila tidak berhasil maka diagnosis letak sungsang ini dapat kita buat berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu – raguan harus dipertimbangkan pemeriksaan penunjang berupa USG atau MRI.2,5 Penanganan letak sungsang ini dapat dilakukan versi luar bila masih dalam kehamilan. Bila dalam persalinan maka kita dapat menolong persalinan ini dengan menggunakan perasat – perasat Bracht, klasik, Müller, Loevset dan Mauriceau.1,2,3,4,5,11 Menolong persalinan dengan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan normal. Apabila tidak terjadi kemajuan dalam persalinan maka kita dapat 19
melakukan operasi seksio sesarea. Untuk melakukan operasi seksio sesarea diperlukan indikasi yang kuat.2 Kelahiran janin di atas 8 menit setelah umbilikus lahir dapat membahayakan janin. Di samping itu bila janin bernapas sebelum hidung dan mulut lahir dapat menyebabkan sumbatan jalan napas akibat terhisapnya mukus.2,3,5,11 Angka kematian bayi akibat persalinan sungsang lebih tinggi daripada persalinan dengan letak kepala. Hal ini disebabkan oleh prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan dalam tengkorak.2,3,11
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H prof, dr , Saifuddin AB, Rachimhadi T. Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007 : 104 – 122 2. Wiknjosastro, H prof,dr, et all. Ilmu kebidanan Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002 : 595 – 622 3. Cunningham FG et al. Dystocia due to Abnormalities in Presentation, Position or Development of the Fetus, Chapter 20. in William Obstetrics. 20th ed. Connecticut : Appleton & Lange, 1993 : 493 – 500 4. Dutta DC, Malposition, malpresentation, cord prolapse. In Text Book of Obstetrics, Calcutta : New Central Book Agency, 1998 : 390 – 431 5. http://ksuheimi.blogspot.com/2007/09/distosia-karena-kelainan-letak.html 6. http://www.intisari-online.com/majalah.asp?tahun=2004&edisi=491&file=warna0702 7. http://www.hanyawanita.com/_mother_child/pregnancy/article.php?article_id=6151 8. http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/06/distosia.html 9. http://healthupyourlife.blogspot.com/2008/07/posisi-janin-sungsang.html 10. http://www.conectique.com/tips_solution/pregnancy/baby_delivery/article.php 11. http://en.wikipedia.org/wiki/Breech_birth 12. http://www.emedicine.com/med/topic3272.htm 13. http://www.womenfitness.net/preg_breech_presentation.htm 14. http://oetjipop.multiply.com/reviews/item/19
21