REFERAT HERPES ZOSTER
Disusun Oleh: Prissilma Tania Jonardi
Pembimbing: dr. Didi Supriyadi SpKK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD SUBANG
BAB I PENDAHULUAN
Herpes Herpes zoster zoster telah telah dikena dikenall sejak sejak zaman zaman unani kuno. kuno. Herpes Herpes zoster zoster disebabkan disebabkan oleh !irus yang sama dengan !arisela" !arisela" yaitu !irus !arisela !arisela zoster. zoster.#"$ #"$ Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral unilateral serta timbulnya timbulnya lesi !esiku !esikuler ler yang yang terbat terbatas as pada pada dermat dermatom om yang dipers dipersara ara%i %i serabut serabut sara% sara% spinal spinal maupu upun
gangl nglion
serabut
sara%
sensorik
dan
ner ner!us
kranialis.&" .&"'
(nsiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia" tidak ada perbedaan angka kesakitan antara pria dan )anita. *ngka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan terdapat antara #"&+, per #--- orang per tahun. ebih dari $/& kasus berusia di atas ,- tahun dan kurang dari #-0 kasus berusia di ba)ah $tahun. Patoge Patogenesi nesiss herpes herpes zoster zoster belum belum seluru seluruhny hnyaa diketa diketahui hui.. Selama Selama terjad terjadii !arisela" !irus !arisela zoster berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung sara% sensorik dan ditransportasikan se1ara sentripetal melalui serabut sara% sensoris ke ganglion sensoris. Pada ganglion terjadi in%eksi laten" !iru !iruss ters terseb ebut ut tidak tidak lagi lagi menu menula larr dan dan tidak tidak berm bermul ulti tipl plik ikas asi" i" teta tetapi pi teta tetap p mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi in%eksius. Herpes zoster pada umumny umumnyaa terjad terjadii pada dermat dermatom om sesuai sesuai dengan dengan lokasi lokasi ruam ruam !arise !arisela la yang yang terpadat. *kti!asi !irus !arisela zoster laten diduga karena keadaan tertentu yang berhubungan dengan imunosupresi" dan imunitas selular merupakan %aktor penting untuk pertahanan pejamu terhadap in%eksi endogen. Komplikasi herpes zoster dapat terjadi pada #-+#,0 kasus" komplikasi yang terbanyak adalah neuralgia paska herpetik yaitu berupa rasa nyeri yang persisten setelah krusta terlepas. Komplikasi Ko mplikasi jarang terjadi pada usia di ba)ah 'tahun" tetapi hampir #/& kasus terjadi pada usia di atas 2- tahun. Penyebaran dari ganglion yang terkena se1ara langsung atau le)at aliran darah sehingga terjadi herpes zoster generalisata. Hal ini dapat terjadi oleh karena de%ek imunologi karena keganasan atau pengobatan imunosupresi.
BAB II ISI
2.1
DEFINISI
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh in%eksi !irus !arisela+zoster yang menyerang kulit dan mukosa" in%eksi ini merupakan reakti!asi !irus yang terjadi setelah in%eksi primer #2. Herpes zoster merupakan hasil dari reakti!asi !irus !arisela zoster yang memasuki sara% kutaneus selama episode a)al 1hi1ken po3.$ Shingles" dampa"dan 1a1ar ular adalah nama lain dari herpes zoster $"&","2"4 5irus ini tidak hilang tuntas dari tubuh setelah in%eksi primernya dalam bentuk !arisela melainkan dorman pada sel ganglion dorsalis sistem sara% sensoris yang kemudian pada saat tertentu mengalami reakti!asi dan bermani%estasi sebagai herpes zoster.# (n%eksi !iral kutaneus pada umumnya melibatkan kulit dengan dermatom tunggal atau yang berdekatan.$
http://))).medi1inenet.1om/shingles/arti1le.htm
2.2
EPIDEMIOLOGI
Herpes zoster terjadi se1ara sporadis sepanjang tahun tanpa pre!alensi musiman. Terjadinya herpes zoster tidak tergantung pada pre!alensi !arisela" dan tidak ada bukti yang meyakinkan bah)a herpes zoster dapat diperoleh oleh kontak dengan orang lain
dengan !arisela atau herpes.' Sebaliknya" kejadian herpes zoster ditentukan oleh %aktor+ %aktor yang mempengaruhi hubungan host+!irus.' 6aktor resiko utama adalah dis%ungsi imun selular. Pasien imunosupresi% memiliki resiko $- sampai #-- kali lebih besar dari herpes zoster daripada indi!idu imunokompeten pada usia yang sama.' (mmunosupresi% kondisi yang berhubungan dengan risiko tinggi dari herpes zoster termasuk 7human immunodeficiency virus” 8H(59" transplantasi sumsum tulang" leukimia dan lim%oma" penggunaan kemoterapi pada kanker" dan penggunaan kortikosteroid.' Herpes zoster adalah in%eksi oportunistik terkemuka dan a)al pada orang yang terin%eksi dengan H(5" dimana a)alnya sering ditandai dengan de%isiensi imun.' oster mungkin merupakan tanda paling a)al dari perkembangan penyakit *(DS pada indi!idual dengan resiko tinggi.; Dengan demikian" in%eksi H(5 harus dipertimbangkan pada indi!idu yang terkena herpes zoster.' 6aktor lain melaporkan meningkatnya resiko herpes zoster termasuk jenis kelamin perempuan" trauma %isik pada dermatom yang terkena" gen interleukin #- polimor%isme" dan ras hitam" tapi kon%irmasi diperlukan.$ Paparan dari anak dan kontak dengan kasus
2.3
PATOGENESIS
http://www.moondragon.org/health/disorders/eyesshingles.html 5arisela sangat menular dan biasanya menyebar melalui droplet respiratori.& 55 bereplikasi dan menyebar ke seluruh tubuh selama kurang lebih $ minggu sebelum perkembangan kulit yang erupsi.& Pasien in%eksius sampai semua lesi dari kulit menjadi krusta.& Selama terjadi kulit yang erupsi" 55 menyebar dan menyerang sara% se1ara retrograde untuk melibatkan ganglion akar dorsalis di mana ia menjadi laten.#"$"&","2"4"; 5irus berjalan sepanjang sara% sensorik ke area kulit yang dipersara%inya dan menimbulkan !esikel dengan 1ara yang sama dengan 1a1ar air.; oster terjadi dari reakti!asi dan replikasi 55 pada ganglion akar dorsal sara% sensorik.#"$"&"'","; atensi adalah tanda utama !irus 5arisela zoster dan tidak diragukan lagi peranannya dalam patogenitas.# Si%at latensi ini menandakan !irus dapat bertahan seumur hidup hospes dan pada suatu saat masuk dalam %ase reakti!asi yang mampu sebagai media transmisi penularan kepada seseorang yang rentan.# >eakti!asi mungkin karena stres" sakit immunosupresi" atau mungkin terjadi se1ara spontan.& 5irus kemudian menyebar ke sara% sensorik menyebabkan gejala prodormal dan erupsi kutaneus dengan karakteristik yang dermatomal.& (n%eksi primer 55 memi1u imunitas humoral dan seluler" namun dalam mempertahankan latensi" imunitas seluler lebih penting pada herpes zoster.# Keadaan ini terbukti dengan insidensi herpes zoster meningkat pada pasien H(5 dengan jumlah ?D' menurun" dibandingkan dengan orang normal.#
http://www.herpes.com/herpes-zoster.html
http://www.pyroenergen.com/articles08/herpes-zoster-shingles.htm Penyebab reakti!asi tidak diketahui pasti tetapi biasanya mun1ul pada keadaan imunosupresi.# (nsidensi herpes zoster berhubungan dengan menurunnya imunitas terhadap 55 spesi%ik.# Pada masa reakti!asi !irus bereplikasi kemudian merusak dan terjadi peradangan ganglion sensoris.# 5irus menyebar ke sumsum tulang belakang dan batang otak" dari
sara% sensoris menuju kulit dan menimbulkan erupsi kulit !esikuler yang khas.# Pada daerah dengan lesi terbanyak mengalami keadaan laten dan merupakan daerah terbesar kemungkinannya mengalami herpes zoster.# Selama proses !arisela berlangsung" 55 le)at dari lesi pada kulit dan permukaan mukosa ke ujung sara% sensorik menular dan dikirim se1ara sentripetal" naik ke serabut sensoris ke ganglia sensoris.' Di ganglion" !irus membentuk in%eksi laten yang menetap selama kehidupan.' Herpes zoster terjadi paling sering pada dermatom dimana ruam dari !arisela men1apai densitas tertinggi yang diiner!asi oleh bagian 8o%talmik9 pertama dari sara% trigeminal ganglion sensoris dan tulang belakang dari T# sampai $.' Depresi imunitas selular akibat usia lanjut" penyakit" atau obat+obatan mempermudah reakti!asi. Herpes zoster pada anak ke1il sehat mungkin berhubungan dengan perkembangan imunitas selular yang kurang e%isien pada saat terjadi in%eksi 55 primer baik in utero maupun pas1alahir.;
http://en.wikipedia.org/wiki/Herpeszoster!"athophysiology
@ambaran perkembangan rash pada herpes zoster dia)ali dengan: 8 seperti terlihat pada gambar di atas 9 #. Aun1ulnya lenting+lenting ke1il yang berkelompok. $. enting+lenting tersebut berubah menjadi bula+bula. &. Bula+bula terisi dengan 1airan lim%e" bisa pe1ah. '. Terbentuknya krusta 8akibat bula+bula yang pe1ah9. ,. esi menghilang.
sekelompok
!esikel
C
!esikel
dalam
bentuk
ber!ariasi9
http://hardinmd.lib.uio)a.edu/dermnet/shingles4$.html
8!esikel
berumbilikasi
dan
membentuk
krusta9
http://hardinmd.lib.uio)a.edu/dermnet/shingles#.html
8sekelompok
!esikel
C
!esikel
berkon%luens
pada
kasus
in%lamasi
http://hardinmd.lib.uio)a.edu/dermnet/shingles-.html
8!esikel pe1ah menjadi krusta dan mungkin dapat menjadi 7s1arE jika in%lamasi berat9 http://hardinmd.lib.uio)a.edu/dermnet/shingles,.html
berat9
2.4
GEJALA KLINIS
Herpes oster biasanya dimulai dengan demam prodromal !irus" nyeri otot" dan kelelahan selama # sampai $ hari sebelum erupsi kulit.& (nisial lesi kutaneus sangat gatal" makula dan papula eritematosa pruritus yang dimulai pada )ajah dan menyebar ke ba)ah.& Papula ini kemudian berkembang 1epat menjadi !esikel ke1il yang dikelilingi oleh halo eritematosa" yang dikenal sebagai 7tetesan embun pada kelopak ma)arE 8 #dew drop on rose petal” 9.& Setelah !esikel matang" pe1ah membentuk krusta.& esi pada beberapa tahapan e!olusi merupakan karakteristik dari !arisela.& Aani%estasi dari herpes zoster biasanya ditandai dengan rasa sakit yang sangat dan pruritus selama beberapa hari sebelum mengembangkan karakteristik erupsi kulit dari !esikel berkelompok pada dasar yang eritematosa.& @ejala prodormal biasanya nyeri" disestesia" parestesia" nyeri tekan intermiten atau terus menerus" nyeri dapat dangkal atau dalam terlokalisir" beberapa dermatom atau di%us.# Fyeri prodormal tidak lazim terjadi pada penderita imunokompeten kurang dari usia &- tahun" tetapi mun1ul pada penderita mayoritas diatas usia 2- tahun.' Fyeri prodormal : lamanya kira Ckira $ C & hari" namun dapat lebih lama.; @ejala lain dapat berupa rasa terbakar dangkal#"4" malaise" demam" nyeri kepala" dan lim%adenopati" gatal#"4" tingling.# ebih dari ;-0 pasien biasanya dia)ali dengan prodormal" gejala tersebut umumnya berlangsung beberapa hari sampai & minggu sebelum mun1ul lesi kulit.# Fyeri preerupti% dari herpes zoster 8preherpeti1 neuralgia94 dapat menstimulasi migrain2" nyeri pleura'"2" in%ark miokardial'"2" ulkus duodenum" kolesistitis" kolik renal dan bilier" apendisitis'"2" prolaps diskus inter!ertebral" atau glau1oma dini" dan mungkin menga1u pada inter!ensi misdiagnosis yang serius.' esi kulit yang paling sering dijumpai adalah !esikel dengan eritema di sekitarnya; herpeti%ormis berkelompok dengan distribusi segmental unilateral.# =rupsi dia)ali dengan plak eritematosa terlokalisir atau di%us kemudian makulopapuler mun1ul se1ara dermatomal.# esi baru timbul selama &+, hari.; Bentuk !esikel dalam )aktu #$ sampai $' jam dan berubah menjadi pustule pada hari ketiga.' Pe1ahnya !esikel serta pemisahan terjadi
dalam $ C ' minggu.; Krusta yang mongering pada 4 sampai #- hari.' Pada umumnya krusta bertahan dari $ sampai & minggu.' Pada orang yang normal" lesi C lesi baru bermun1ulan pada # sampai ' hari
8 biasanya sampai selama 4 hari9.' $ash lebih berat
dan bertahan lama pada orang yang lebih tua." dan lebih ringan dan berdurasi pendek pada anak C anak.' Dermatom yang terlibat : biasanya tunggal dermatom dorsolumbal merupakan lokasi yang paling sering terlibat 8,-09" diikuti oleh trigeminal o%talmika" kemudian ser!ikal dan sakral.; =kstremitas merupakan lokasi yang paling jarang terkena.; Keterlibatan sara% kranial ke , berhubungan dengan kornea.& Pasien seperti ini harus die!aluasi oleh optalmologi.& 5arian lain adalah herpes zoster yang melibatkan telinga atau
mangkuk
konkhal C sindrom $amsay-Hunt.& Sindrom ini harus
dipertimbangkan pada pasien dengan kelumpuhan ner!us %asialis" hilangnya rasa penge1apan" dan mulut kering dan sebagai tambahan lesi zosteri%orm di telinga.& Se1ara klasik" erupsi terlokalisir ke dermatom tunggal" namun keterlibatan dermatom yang berdekatan dapat terjadi" seperti lesi meluas dalam kasus zoster-diseminata.& oster bilateral jarang terjadi" dan harus meningkatkan ke1urigaan pada imunode%isiensi seperti H(5 / *(DS.& Menuu! "#$%&' "e&'n(%) *e+e& ,#&!e -'%/' 0en%-'
%. Herpes zoster oftalmikus Herpes zoster o%talmikus merupakan in%eksi !irus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut sara% dari 1abang ophtalmi1us sara% trigeminus 8F.59" ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit. (n%eksi dia)ali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan )ajah disertai gejala konstitusi seperti lesu" demam ringan. @ejala prodromal berlangsug # sampai ' hari sebelum kelainan kulit timbul. 6oto%obia" banyak kelar air mata" kelopak mata bengkak dan sukar dibuka.
G%0% 1. Herpes zoster o%talmikus sinistra.
&. Herpes zoster fasialis Herpes zoster %asialis merupakan in%eksi !irus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut sara% %asialis 8F.5((9" ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
G%0% 2. Herpes zoster %asialis dekstra.
'. Herpes zoster (rakialis Herpes zoster brakialis merupakan in%eksi !irus herpes zoster yang mengenai pleksus brakialis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
G%0% 3. Herpes zoster brakialis sinistra.
%.
Herpes zoster torakalis Herpes zoster torakalis merupakan in%eksi !irus herpes zoster yang mengenai pleksus torakalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
G%0% 4. Herpes zoster torakalis sinistra.
). Herpes zoster lum(alis Herpes zoster lumbalis merupakan in%eksi !irus herpes zoster yang mengenai pleksus lumbalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit. *. Herpes zoster sakralis Herpes zoster sakralis merupakan in%eksi !irus herpes zoster yang mengenai pleksus sakralis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
G%0% . Herpes zoster sakralis dekstra.
2.
DIAGNOSIS
Diagnosis herpes zoster pada anamnesis didapatkan keluhan berupa neuralgia beberapa hari sebelum atau bersama+sama dengan timbulnya kelainan kulit.& *dakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului gejala prodromal seperti demam" pusing dan malaise. Kelainan kulit tersebut mula+mula berupa eritema kemudian berkembang menjadi papula dan !esikula yang dengan 1epat membesar dan menyatu sehingga terbentuk bula. (si !esikel mula+mula jernih" setelah beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula ber1ampur darah. Jika absorbsi terjadi" !esikel dan bula dapat menjadi krusta. Dalam stadium pra erupsi" penyakit ini sering diran1ukan dengan penyebab rasa nyeri lainnya" misalnya pleuritis" in%ark miokard" kolesistitis" apendisitis" kolik renal" dan sebagainya.' Famun bila erupsi sudah terlihat" diagnosis mudah ditegakkan. Karakteristik dari erupsi kulit pada herpes zoster terdiri atas !esikel+!esikel berkelompok" dengan dasar eritematosa" unilateral" dan
mengenai satu dermatom.
+%"'n/ %n(%$ -' -e0%!#0 IV -%n "u 0%" II
8&u0e *!!+55-#6!#&+'""e.6#05'0%/e&5O%"An%!#0(5-e0%!#0e&.+/ 9 Se1ara laboratorium" pemeriksaan sediaan apus tes Tzan1k membantu menegakkan diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak. Demikian pula pemeriksaan 1airan !esikula atau material biopsi dengan mikroskop elektron" serta tes serologik.'" Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan sebukan sel lim%osit yang men1olok" nekrosis sel dan serabut sara%" proli%erasi endotel pembuluh darah ke1il" hemoragi %okal dan in%lamasi bungkus ganglion. Partikel !irus dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan antigen !irus herpes zoster dapat dilihat se1ara imuno%luoresensi. *pabila gejala klinis sangat jelas tidaklah sulit untuk menegakkan diagnosis. *kan tetapi pada keadaan yang meragukan diperlukan pemeriksaan penunjang antara lain: #.
(solasi !irus dengan kultur jaringan dan identi%ikasi mor%ologi
dengan mikroskop elektron. $.
Pemeriksaan antigen dengan imuno%luoresen
&.
Test serologi dengan mengukur imunoglobulin spesi%ik.
8sumber : http://))).eblue.org/1ms/atta1hment/$--,&22$2#/$-$-$2$/gr'.jpg9
2.7
DIANOSIS BANDING
Herpes simpleks zosteri%orm#"&"'"#- : karena herpes zoster dapat mun1ul di daerah genital.
Selulitis.#
=risipelas.#
(n%eksi mikobakterium diseminata.#
Dermatitis kontak.&
Pemphigus dan bulosa lainnya yang melepuh tapi tidak ada distribusi dermatomal klasik.#-
Aollus1um 1ontagiosum dengan papul putih atau kuning dengan umbilikasi sentral yang disebabkan oleh po3 !irus. esinya lebih lunak dan tidak ada dasar eritem seperti zoster. #-
S1abies dapat mun1ul dengan rash pustul yang tidak tebatas pada dermatom dan mengikuti jaringan laba C laba.'"#-
2.8
@igitan serangga +,nsect (ite.'"#-
KOMPLIKASI
#. Feuralgia paska herpeti1 Feuralgia paska herpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan. Feuralgia ini dapat berlangsung selama berbulan+bulan sampai beberapa tahun. Keadaan ini 1enderung timbul pada umur diatas '- tahun" persentasenya #- + #, 0 dengan gradasi nyeri yang ber!ariasi. Semakin tua umur penderita maka semakin tinggi persentasenya. $. (n%eksi sekunder Pada penderita tanpa disertai de%isiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi. Sebaliknya pada yang disertai de%isiensi imunitas" in%eksi H.(.5." keganasan" atau berusia lanjut dapat disertai komplikasi. 5esikel sering manjadi ulkus dengan jaringan nekrotik. &. oster trigeminalis •
herpes zoster bisa menyerang setiap bagian dari sara% trigeminus" tetapi paling sering terkena adalah bagian o%talmika.##"#, @angguan mata seperti konjungit!itis" keratitis" dan/atau iridosiklitis bisa terjadi bila 1abang nasosiliaris dari bagian o%talmika terkena 8ditunjukkan oleh adanya !esikel C !esikel di sisi hidung9" dan pasien dengan zoster o%talmika hendaknya diperiksa oleh o%talmolog.##
•
herpes keratokonjungti!itis : termasuk HO" dalam )aktu & minggu selama rash" terdapat ulkus kornea" keratitis pun1tata.#,
http://www.thachers.org/dermatology.htm
http://www.entusa.com/oralpictureshtm/shinglesherpeszoster.htm •
(n%eksi pada bagian maksila dari sara% trigeminus menimbulkan !esikel C !esikel unilateral pada pipi dan pada palatum##.
'. Sindrom >amsay Hunt Sindrom >amsay Hunt terjadi karena gangguan pada ner!us %asialis dan otikus" sehingga memberikan gejala paralisis otot muka 8paralisis Bell9" kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persara%an" tinitus" !ertigo" gangguan pendengaran" nistagmus" nausea" dan gangguan penge1apan. ,. Paralisis motorik Paralisis motorik dapat terjadi pada #+,0 kasus" yang terjadi akibat perjalanan !irus se1ara kontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem sara% yang berdekatan. Paralisis ini biasanya mun1ul dalam $ minggu sejak mun1ulnya lesi. Berbagai paralisis dapat terjadi seperti: di )ajah" dia%ragma" batang tubuh" ekstremitas" !esika urinaria dan anus. Gmumnya akan sembuh spontan.
2.9 PENATALAKSANAAN 1. Pen/#%!%n U0u0
Selama %ase akut" pasien dianjurkan tidak keluar rumah" karena dapat menularkan kepada orang lain yang belum pernah terin%eksi !arisela dan orang dengan de%isiensi imun. Gsahakan agar !esikel tidak pe1ah" misalnya jangan digaruk dan pakai baju yang longgar. Gntuk men1egah in%eksi sekunder jaga kebersihan badan. 2. Pen/#%!%n K*u&u&
*. S'&!e0'$ .%. (at ntivirus Obat yang biasa digunakan ialah asiklo!ir dan modi%ikasinya" misalnya !alasiklo!ir dan %amsiklo!ir. *siklo!ir bekerja sebagai inhibitor DF* polimerase pada !irus. *siklo!ir dapat diberikan peroral ataupun intra!ena. *siklo!ir Sebaiknya pada & hari pertama sejak lesi mun1ul. Dosis asiklo!ir peroral yang dianjurkan adalah ,;-- mg/hari selama 4 hari" sedangkan melalui intra!ena biasanya hanya digunakan pada pasien yang imunokompromise atau penderita yang tidak bisa minum obat. Obat lain yang dapat digunakan sebagai terapi herpes zoster adalah !alasiklo!ir. 5alasiklo!ir diberikan &#--- mg/hari selama 4 hari" karena konsentrasi dalam plasma tinggi. Selain itu %amsiklo!ir juga dapat dipakai. 6amsiklo!ir juga bekerja sebagai inhibitor DF* polimerase. 6amsiklo!ir diberikan &$-- mg/hari selama 4 hari. *.&. nalgetik *nalgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang ditimbulkan oleh !irus herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam me%enamat. Dosis asam me%enamat adalah #,-- mg/hari diberikan sebanyak & kali" atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri mun1ul. *.'. ortikosteroid
(ndikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk Sindrom >amsay Hunt. Pemberian harus sedini mungkin untuk men1egah terjadinya paralisis. ang biasa diberikan ialah prednison dengan dosis &$- mg/hari" setelah seminggu dosis diturunkan se1ara bertahap. Dengan dosis prednison setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan obat anti!irus. B.
Pen/#%!%n !#+'$%"
Terapi topikal seperti krim =A*" lidokain pat1hes" dan krim 1apsai1in dapat digunakan untuk neuralgia paska herpes.&"4 Solutio Burro) dapat digunakan untuk kompres basah.4 Kompres diletakkan selama $- menit beberapa kali sehari" untuk maserasi dari !esikel" membersihkan serum dan krusta" dan menekan pertumbuhan bakteri.4 Solutio Po!idone+ iodine sangat membantu membersihkan krusta dan serum yang mun1ul pada erupsi berat dari orang tua. 4 *1y1lo!ir topikal ointment diberikan ' kali sehari selama #- hari untuk pasien imunokompromised yang memerlukan )aktu penyembuhan jangka pendek.4
2.: PROGNOSIS
(n%eksi primer herpes !irus merupakan penyakit yang dapat sembuh spontan"biasanya berlangsung selama #+$ minggu. Kematian dapat terjadi pada masa neonates" anakdengan malnutrisi berat" kasus meningo+ense%alitis" dan eksema herpetikum yang berat"diluar keadaan ini biasanya prognosis baik. Aungkin sering ditemukan serangan berulang"tetapi serangan ulang tersebut jarang berat" ke1uali serangan ulang pada mata yang dapatmenyebabkan timbulnya jaringan parut pada kornea dan menimbulkan kebutaan.
BAB III KESIMPULAN
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh in%eksi !irus !arisela+zoster yang menyerang kulit dan mukosa" in%eksi ini merupakan reakti!asi !irus yang terjadi setelah in%eksi primer. Berdasarkan lokasi lesi" herpes zoster dibagi atas: herpes zoster o%talmikus" %asialis" brakialis" torakalis" lumbalis" dan sakralis. Aani%estasi klinis herpes zoster dapat berupa kelompok+kelompok !esikel sampai bula di atas daerah yang eritematosa. esi yang khas bersi%at unilateral pada dermatom yang sesuai dengan letak syara% yang terin%eksi !irus. Diagnosa herpes zoster dapat ditegakkan dengan mudah melalui anamnesis dan pemeriksaan %isik. Jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium sederhana" yaitu tes Tzan1k dengan menemukan sel datia berinti banyak. Pada umumnya penyakit herpes zoster dapat sembuh sendiri 8sel% limiting disease9" tetapi pada beberapa kasus dapat timbul komplikasi. Semakin lanjut usia" semakin tinggi %rekuensi timbulnya komplikasi.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA #.
Daili S6" B (ndriatmi I. (n%eksi 5irus Herpes. Jakarta : 6akultas Kedokteran Gni!ersitas (ndonesia. $--$.
$.
Habi%" T.P. 5iral (n%e1tion. (n : Skin Disease Diagnosis and Treatment. &rd ed. Philadelphia : =lsei!er Saunders. $-## .p. $&, +$&.
&.
S1halo1k ?.P" Hsu T.S" *rndt" K.*. 5iral (n%e1tion o% the Skin. (n : ippin1otts Primary ?are Dermatology. Philadelphia : Ialter Klu)er Health. $-## .p. #'; +#,#.
'.
Iol%% K" @oldsmith *" Katz S(" @il1hrest B*" Paller *S" e%%el DJ. 5ari1ella and Herpes oster. (n : 6itzpatri1k. Dermatology in @eneral Aedi1ine. 4 thed. Fe) ork : A1@ra) Hill ?ompany.$--;.p. #;;,+#;;.
,.
James" I.D. 5iral Diseases. (n : *ndre)s Disease o% the Skin ?lini1al Dermatology. ##th ed. GS* : =lsei!er Saunder. $-## .p. &4$ C &42.
2.
Aarks James @ Jr" Ailler Je%%rey. Herpes oster. (n: J ookingbill and Aarks Prin1iples o% Dermatology. 'th ed. Philadelphia : =lsei!er Saunders. $--2 .p.#',+ #';.
4.
Habi% P.Thomas. Iarts" Herpes Simple3" and Other 5iral (n%e1tion. (n : ?lini1al Dermatology. , thed. Gnited States o% *meri1a : =lsei!er Saunders. $-#-.p. '4 C '-.
;.
Aandal BK" dkk. e1ture Fotes :Penyakit (n%eksi.2th ed. Jakarta : =rlangga Aedi1al Series. $--; : ##, C ##.
.
Sehgal" 5.F. Herpes oster. (n : Te3tbook o% ?lini1al Dermatology. 'th ed. Fe) Delhi : Jaypee Brothers Aedi1al Publishers. $--2.p. ;& C ;'.
#-.
Aayeau3 =J. 5iral (n%e1tion. (n : The ?olor *tlas o% 6amily Aedi1ine. Gnited State o% *meri1a : A1 @ra)+Hill ?ompanies" $-- : '& C ,-$.
##.
Bro)n" >.@. e1ture Fotes Dermatology: Penyakit (n%eksi.;th ed. Jakarta : =rlangga Aedi1al Series. $--, : $ C .
#$.
Bro)n" >
[email protected] 6undamentals o% Pra1ti1e. Philadelphia : Aosby =lsei!er. $--;.p. $#$+$#'.
#&.
?hang Sung =un" Bae @ee oung" Aoon Kee ?han" Do Sang H)an" im oung Jin. Sub1utaneous granuloma annulare %ollo)ing herpes zoster. (n : (nternational Journal o% Dermatology. 5ol. '&. Fumber '. $--'.p. $; C $.
#'.
The (nternational So1iety o% Dermatology.Herpes zoster and pruritus. (n : (nternational Journal o% Dermatology. 5ol. '&. Fumber '. $--'.p. 44 +4;-.
#,.
*li *sra. 5ari1ella zoster !irus 8559. (n : Dermatology a Pi1torial >e!ie). Fe) ork : A1 @ra) Hill ?ompanies. $--4.p. $$ +$&.
#2.
Handoko >P. Penyakit 5irus. (n : Djuanda *dhi" Ao1htar H" Siti *" eds. (lmu Penyakit Kulit dan Kelamin. ,th ed. ?etakan 5" Jakarta : Penerbit 6akultas Kedokteran Gni!ersitas (ndonesia" $-#- : ##-+##$.
#4.
Aartodihardjo S. Penanganan Herpes oster dan Herpes Progenitalis. (lmu Penyakit kulit dan Kelamin. Surabaya: *irlangga Gni!ersity Press" $--#.
#;.
Hartadi" Sumaryo S. (n%eksi 5irus. (lmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates" $--- $+'.