DESAIN EKSPERIMEN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian yang di bina oleh Prof. Dr. Sutrisno T., SE., AK., M.Si
Disusun Oleh:
Lulu Nandita Azzahra
(155020307111059)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG AKUNTANSI 2018
I.
PENGERTIAN
Desain ekperimen (experimental design) merupakan desain studi dimana peneliti dapat menciptakan lingkungan/ kondisi tiruan, mengontrol beberapa variabel dan memanipulasi variabel bebas untuk membuktikan hubungan sebab akibat. Desain eksperimen terbagi atas dua kategori yaitu: eksperimen lab ( lab experiments), dan eksperimen lapangan ( fields experiments).
II.
EKSPERIMEN LAB
Eksperimen lab (lab experiments) merupakan desain eksperimen yang diatur dalam suatu lingkungan tiruan dimana kontrol dan manipulasi diberikan untuk membuktikan hubungan sebab akibat di antara variabel yang diminati peneliti. Jika hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan terikat ingin dibuktikan dengan jelas, maka semua variabel lain yang mungkin mencemari atau mengacaukan hubungan tersebut harus dikontrol dengan ketat. Kontrol dan manipulasi paling baik dilakukan dalam situasi buatan (laboratorium), di mana pengaruh klausal dapat diuji. Pengertian dari kontrol dan manipulasi adalah sbb 1. Kontrol
Ketika kita merumuskan hubungan sebab-akibat antara dua variabel X dan Y, adalah mungkin bahwa suatu faktor, misalnya A, juga mempengaruhi variabel terikat Y. Dalam hal tersebut, adalah mustahil untuk menentukkan tingkat di mana Y hanya terjadi karena X, karena kita mengetahui seberapa besar total variasi Y disebabkan oleh kehadiran faktor A. 2. Manipulasi Variabel Bebas
Manipulasi secara sederhana berarti bahwa kita membuat tingkat yang berbeda pada variabel bebas untuk menilai dampak pada variabel terikat. Menipulasi variabel bebas juga disebut perlakuan (treatment ), dan hasil perlakuan disebut pengaruh perlakukan (treatment effect ). Mengontrol Variabel “Pengganggu” yang Mencemari
Dalam mengontrol variabel “pengganggu” yang mencemari suatu penelitian dapat dilakukan dua cara berikut, yatu: 1. Memadankan Kelompok
Memadankan atau menjodohkan (matching ) merupakan metode dalam mengontrol faktor yang diketahui mencemari dalam suatu studi ekperimen, dengan secara sengaja menyebarkannya bersama-sama di seluruh kelompok eksperimental dan kontrol agar tidak mengacaukan
hubungan sebab akibat. Dalam metode ini, berbagai karakteristik yang mengacaukan di kelompokkan dan secara sengaja disebarkan kedalam semua kelompok. 2. Randomisasi
Randomisasi merupakan proses mengontrol variabel pengganggu ( nuisance variable) dengan secara acak menempatkan anggota di antara beberapa kelompok ekperimen dan kontrol, sehingga variabel yang mengacaukan secara acak dibagi ke seluruh kelompok. Dalam randomisasi, proses di mana orang yang ditarik (yaitu, setiap orang mempunyai peluang yang diketahui dan sama untuk ditarik) dan penempatan mereka dalam kelompok mana pun (tiap orang bisa ditempatkan ke dalam kelompok manapun) adalah acak.
III.
EKSPERIMEN LAPANGAN
Eksperimen lapangan ( fields experiments) merupakan eksperimen yang dilakukan untuk mendeteksi hubungan sebab akibat dalam lingkungan alami dimana peristiwa terjadi secara normal. Eksperimen lapangan adalah eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan alami di mana pekerjaan dilakuan sehari-hari, namun kepada satu atau lebih kelompok diberikan perlakuan tertentu. Kelompok kontrol bisa diatur dalam eksperimen lapangan. Kelompok eksperimen dan kontrol dalam eksperimen lapangan bisa terdiri dari orang-orang yang bekerja di beberapa pabrik dalam radius yang sama, atau lainnya.
IV.
VALIDITAS INTERNAL DAN VALIDITAS EKSTERNAL
Validitas internal merupakan validitas yang mengacu pada tingkat keyakinan kita tentang pengaruh kausal yaitu, bahwa variabel X menyebabkan variabel Y) sementara validitas eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada situasi, orang, atau validitas lain. Ekperimen lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih tinggi (karena hasilnya lebih dapat digeneralisasi pada situasi organisasi lainnya), namun mempunyai validitas internal yang lebih rendah (karena kita tidak bisa yakin mengenai sampai tingkat apa variabel X sendirian menyebabkan variabel Y). Berbanding terbalik dengan eksperimen lapangan, eksperimen lab memiliki validitas internal yang lebih tinggi dan validitas eksternal rendah. Terdapat trade off antara validitas internal dan eksternal. Bila peneliti menginginkan validitas internal yang tinggi maka sebaiknya bersedia menetukan validitas eksternal yang lebih rendah dan sebaliknya.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal
Validitas internal eksperimen lab dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor pencemar. Faktor pencemar yang mungkin ada ini merupakan ancaman untuk validitas internal. Tujuh ancaman utama pada validitas internal adalah : 1. Pengaruh Sejarah
Peristiwa atau faktor tertentu yang berdampak pada hubungan variabel bebas dan variabel terikat mungkin muncul tanpa diduga sementara ekperimen dilakukan, dan sejarah peristiwa tersebut akan mengacaukan hubungan sebab akibat antara kedua variabel, sehingga mempengaruhi validitas internal. 2. Pengaruh Maturasi
Pengaruh maturasi merupakan sebuah fungsi dari proses biologis dan pisikologis yang berlaku dalam responden sebagai hasil dari perjalanan waktu. Contoh proses maturasi bisa meliputi pertambahan usia, kelelahan, rasa lapar dan kebosanan. Dengan kata lain, terdapat pengaruh maturasi pada variabel terikat dan murni karena perjalan waktu. 3. Pengaruh Pengujian
Perbedaan antara skor prates dan pascates yang dilakukan terhadap subjek dihubungkan dengan perlakuan, tetapi, ketika responden diberi prates, hal tersebut mungkin mempengarui respons mereka dalam pascates, yang akan berdampak merugikan terhadap validitas internal. 4. Pengaruh instrumentasi
Pengaruh instrumentasi adalah ancaman lain untuk validitas internal. Hal tersebut bisa muncul karna perubahan dalam instrumentasi pengukuran antara prates dan pascates 5. Pengaruh bias seleksi
Ancaman pada validitas internal juga bisa berasal dari seleksi subjek yang tidak tepat atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Respons subjek dapat mencemari hubungan sebab-akibat dan juga merupakan ancaman yag tidak dapat memenuhi kriteria kelompok kontrol akan menjadi ancaman bagi validitas internal dalam jenis eksperimen tertentu. 6. Pengaruh regresi statistik.
Pengaruh regresi statistik muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok eksperimen mempunyai skor awal yang ekstrem pada variabel terikat. 7. Pengaruh Mortalitas
Faktor pengacau lain pada hubungan seb-akibat adalah mortalitas atau pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau keduanya, saat eksperimen berlangsung.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Validitas Eksternal
Validitas eksternal mengangkat isu mengenai generalisasi temuan pada situasi lain. Misalnya, sampai tingkat mana situasi
eksperimen
berbeda dari situasi dimana temuan
digeneralisasikan langsung berhubungan dengan tingkat ancaman terhadap validitas eksternal. Ancaman lain adalah seleksi subjek. Dalam situasi lab, jenis subjek yang dipilih untuk eksperimen bisa sangat berbeda dari jenis karyawan yang direkrut oleh organisasi. Validitas eksternal yang maksimal diperoleh dengan memastikan bahwa, sedapat mungkin kondisi eksperimen lab sedekat dan secocok mungkin dengan situasi dunia nyata. Dalam hal ini, eksperimen lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih besar dibanding eksperimen lab. Yaitu, pengaruh perlakuan dapat digeneralisasikan pada situasi lain yang mirip dengan situasi dimana eksperimen lapangan dilakukan.
V.
JENIS DESAIN EKSPERIMEN DAN VALIDITAS INTERNAL
Beberapa desain eksperimen yang umum digunakan dan menentukan tingkat keandalannya terhadap tujuh faktor yang dapat mencemari validitas internal dari hasil eksperimen adalah sebagai beriku: 1. Desain Eksperimen Kuasi
Sejumlah studi memberikan perlakuan kepada sebuah kelompok eksperimen dan mengukur pengaruhnya. Desain eksperimen semacam itu adalah yang terlemah dari semua desain, dan hal tersebut tidak mengukur hubungan sebab-akibat yang sebenarnya karena tidak ada perbandingan antar kelompok, atau pun catatan mengenai status variabel terikat sebelum perlakuan eksperimen dan bagaimana hal tersebut berubah setelah perlakuan. Dalam ketiadaan kontrol seperti itu, studi tidak mempunyai nilai ilmiah dalam menentukan hubungan sebab-akibat. Karna itu, desain tersebut disebut sebagai desain eksperimen kuasi ( quasi-experimental design). Berikut ini adalah tiga desain eksperimen kuasi. a. Desain Kelompok Eksperimen Prates dan Pascates
Pada suatu kelompok eksperimen (tanpa kelompok kontrol), kita bisa melakukan prates, memberi perlakuan, dan kemudian mengadakan pascates untuk mengukur pengaruh perlakuan. Di mana O mengacu pada beberapa proses pengamatan atau pengukuran, X mewakili pemberian perlakuan eksperimen pada sebuah kelompok, serta X dan O pada baris diterapkan pada kelompok spesifik yang sama. Dalam hal ini, pengaruh perlakuan bisa diperoleh dengan mengukur perbedaan antara prates dan pascates (O2-O1). Namun, perhatikan bahwa pengaruh pengujian dan instrumentasi dapat mencemari validitas
internal. Jika eksperimen dilakukan selama periode waktu, pengaruh sejarah dan matusari juga mungkin mengacaukan hasil. b. Kelompok Eksperimen dan Kontrol Hanya dengan Pascates
Sejumlah desain eksperimen direncanakan dengan kelompok eksperimen dan kontrol, yang pertama diberi perlakuan, dan yang terakhir tidak. Pengaruh perlakuan dipelajari dengan menilai perbedaan hasil yaitu, skor pascates kelompok eksperimen dan kontrol Ada sekurangnya dua kemungkinan ancaman terhadap valididas dalam desain ini, jika kedua kelompok tidak cocok atau tidak ditempatkan secara acak bias seleksi, dapat mencemari hasil. Yaitu, perrbedaan rekrutmen orang yang membentuk kedua kelompok akan mengacaukan hubungan sebab-akibat. Mortalitas (keluarnya indivindu dari kelompok) juga bisa mengacaukan hasil, dan dengan demikian merupakan ancaman terhadap validitas internal. c.
Desain Rangkaian Waktu
Desain rangkaian waktu mengumpulkan data pada variabel yang sama dengan interval regular (misalnya, minggu, bulan, atau tahun). Sehingga desain rangkaian waktu membuat peneliti dapat menilai pengaruh dari suatu perlakuan dari waktu ke waktu 2. Desain Eksperimen Murni
Desain eksperimen, yang meliputi perlakuan, kelompok kontrol, dan merekam informasi sebelum dan sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan, disebut desain eksperimen ex post facto (ex post facto experimental designs). a.
Pra dan Pascates Desain Keloompok Eksperimen dan Kontrol Kedua kelompok eksperimen dan kontrol sama-sama mengalami prates dan pascates. Satusatunya perbedaan antara kedua kelompok adalah bahwa yang pertama diberi perlakuan, sedangkan yang terakhir tidak. Mengukur perbedaan antara skor prates dan pascates kedua kelompok akan menunjukan pengaruh netto dari perlakuan. Kedua kelompok diberi prates dan pascates, dan kedua kelompok telah diacak; dengan demikian kita bisa berharap bahwa pengaruh
sejarah,
matusari,
pengujian,
dan
instrumentasi
telah
dikontrol.
Namun, mortalitas bisa menjadi masalah dalam desain ini. Dalam eksperimen yang berlangsung beberapa minggu, seperti dalam kasus menilai dampak pelatihan pada pengembangan keterampilan, atau mengukur dampak kemajuan teknologi terhadap efektivitas, beberapa subjek dalam kelompok mungkin keluar, sebelum eksperimen selesai. Adalah mungkin bahwa mereka yang keluar berbeda dalam hal tertentu dengan mereka yang
tinggal hingga akhir dan mengikuti pascates. Jika begitu, mortalitas bisa memberikan penjelasan saingan yang masuk akal atas perbedaan antara O2 dan O1. b. Desain Empat Kelompok Solomon Untuk memperoleh validitas internal yang lebih tinggi dalam desain eksperimen, disarankan untuk merencanakan dua keompok eksperimen dan dua kelompok kontrol untuk eksperimen. Satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol bisa diberi prates dan pascates. Desain Empat Kelompok Solomon dan Ancaman Terhadap Validitas Internal
Jenis Desain Eksperimen
Ancaman Utama pada Validitas Internal
Pra test dan pasca test dengan hanya satu kelompok
Penguji, sejarah mutasi
eksperimen Pasca test dengan hanya satu kelompok eksperimen
Maturasi
dan satu kelompok kontrol Pra tes dan pasca test dengan satu kelompok
Mortalitas
eksperimen dan satu kelompok kontrol Desain empat kelompok solomon
c.
Mortalitas
Studi Buta Berganda Jika ketelitian dan keketatan ekstrem diperlukan dalam desain eksperimen seperti dalam kasus penemuan obat baru yang dapat berdampak pada kehidupan manusia, studi buta dilakukan untuk menghindari bias yang mungkin timbul. Jika Aviron menguji dan mengumumkan vaksin flu-mist, subjek dan peneliti yang memberikan vaksin kepada mereka sama-sama tidak menyadari perlakuan “sebenarnya” versus “imajiner.” Seluruh proses dilakukan oleh agensi peneliti luar yang hanya mengetahui siapa memperoleh perlakuan apa. Karena, baik peneliti maupun subjek tidak mengetahui yang sebenarnya, studi tersebut disebut studi buta bertanda (double-blind studies). Karena tidak ada gangguan perlakuan dalam hal apapun, studi eksperimen ini merupakan yang paling tidak bisa.
3. Desain Ex Post Fasto
Hubungan sebab-akibat terkadang dibuktikan melalui apa yang disebut desain ex pos fasto. Di sini,tidak ada manipuasi variabel bebas dalam situasi lab atau lapangan, namun subjek yang telah diberi stimulus dan mereka yang tidak diberi, dipelajari.
VI.
SIMULASI
Alternatif eksperimentasi lab dan lapangan yang saat ini dipergunakan dalam penelitian bisnis adalah simulasi. Simulasi terbagi atas simulasi yang menggunakan teknik membangun model untuk menentukan pengaruh perubahan, dan simulasi berbasis komputer menjadi populer dalam penelitian bisnis. Simulasi dapat dianggap sebagai eksperimen yang dilakukan dalam situasi yang diciptakan secara khusus yang sangat dekat mewakli lingkungan alami dimana kegiatan biasanya berlangsung. Dalam pengertian tersebut, simulasi berada di antara eksperimen lab dan lapangan, sejauh lingkungan diciptakan secara artificial tetapi tidak jauh berbeda dari “realitas” peserta diberi pengalaman dunia nyata selama suatu periode waktu, berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa minggu, dan mereka dapat ditempatkan secara acak kedalam kelompok perlakuan yang berbeda. Hubungan kausal bisa diuji karena manipulasi dan kontrol adalah mungkin dalam simulasi. Dua jenis simulasi dapat dilakukan yang seru dimana sipat dan waktu peristiwa simulasi sepenuhnya ditentukan oleh peneliti (disebut simulasi eksperimen), dan lainnya (disebut simulasi bebas) di mana rangkaian aktivitas setidaknya setengah diatur oleh reaksi peserta pada beragam stimulus saat mereka berinteraksi satu sama lain Hubungan sebab-akibat paling baik dibuktikan dalam simulasi eksperimen di mana peneliti memegang kontrol lebih besar. Tetapi,dalam simulasi yang berlangs ung beberpa minggu, bisa terjadi tingkat pengurangan anggota yang tinggi. Simulasi eksperimen dan bebas sama-sama mahal, karena menyiptakan kondisi dunia nyata dalam sebuah situasi buatan dan mengumpulkan data selama suatu periode waktu yang panjang melibatkan penggunaan banyak jenis sumber daya. Simulasi dapat dilakukan dalam situasi yang diciptakan secara khusus menggunakan subjek, komputer, dan model matematika
VII.
ISU ETIS DALAM PENELITIAN DESAIN EKSPERIMEN
Terdapat banyak isu etis yang terlibat dalam melakukan penelitian, yang beberapa di antaranya sangat relevan untuk mengadakan eksperimen lab. Praktik berikut ini dianggap tidak etis:
1. Mendesak orang untuk berpartisipasi dalam eksperimen dengan paksaan, atau menggunakan tekanan sosial. 2. Memberikan tugas kasar dan mengajukan pertanyaan yang merendahkan dan mengurangi harga diri meraka. 3. Menipu subjek dengan secara sengaja menyesatkan mereka terkait penelitian yang sebenarnya. 4. Menimbulkan stress fisik atau mental bagi peserta. 5. Tidak membolehkan subjek mengundurkan diri dari penelitian meskipun mereka ingin. 6. Menggunakan hasil penelitian untuk merugikan peserta, atau tujuan yang tidak mereka inginkan. 7. Tidak menjelaskan prosedur yang berlaku dalam eksperimen. 8. Menempatkan peserta dalam situasi yang berbahaya dan tidak aman 9. Tidak mengadakan tanya-jawab dengan peserta secara penuh dan akurat setelah eksperimen berakhir. 10. Tidak menjaga privasi dan rahasia informasi yang diberikan oleh peserta. 11. Tidak memberi insentif untuk kelompok kontrol.
VIII.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Sebelum menggunakan desain eksperimen dalam studi penelitian, adalah penting untuk mempertimbangkan apahkah hal tersebut perlu, dan jika demikian, sampai tingkat apa. Hal tersebut penting karena desain eksperimen membutuhkan upaya khusus dan mengubah-ubah tingkat intervensidengan arus kegiatan yang biasa Meskipun manajer mungkin sering tidak tertarik dalam hubungan sebab-akibat, pengetahuan yang baik mengenai desain eksperimen bisa membantu perkembangan sejumlah studi awal yang dilakukan untuk menguji apakah faktor seperti sistem bonus, tarif per satuan, waktu istirahat, dan seterusnya membawa pada hasi positif seperti motivasi yang lebih baik, peningkatan kinerja, dan kondisi kerja lainnya yang diinginkan di tempat kerja. Manajer pemasaran dapat menggunakan desain eksperimen untuk mempelajari pengaruh pada iklan penjualan, promosi penjualan, harga, dan sebagainya. Kesadaran akan manfaat simulasi sebagai alat penelitian juga bisa menghasilkan ikhtiar penelitian yang kreatif dalam bidang manajemen, sebagai mana hal tersebut terjadi dalam sisi manufaktur bisnis.