USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM
TEKNOLOGI PEMENEN KABUT ( FOG ( FOG HARVESTING ) SEBAGAI SOLUSI MASALAH KEKERINGAN PADA DATARAN TINGGI BIDAN BIDANG G KEGIATA KEGIATAN N: PKM-P
Diusulkan oleh :
Adity dityaa Risk Riskii Tauf aufani ani
(09 (09/284 /28426 264/ 4/T TK/352 /35210 10)) / 200 2009
Puji Utomo
(10/296263/TK/36098) / 2010
Tauf Taufiq iq Ilh Ilham am Maul Maulan anaa
(10/ (10/29 2977 7736 36/T /TK/ K/36 3633 330) 0) / 2010 2010
Musofa
(10/298043/TK/36541) / 2010
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan
: Teknologi Pemanen Ka Kabut ( Fog Harvesting Harvesting )) sebagai sebagai Solusi Solusi Masalah Kekeringan pada Dataran Tinggi
2. Bidang Kegiatan
: (V) PKM-P ( ) PKM-K
( ) PKM-M ( ) PKM-T
( ) PKM-KC
3. Ketu Ketuaa Pela Pelaks ksan anaa Kegi Kegiat atan an a.
Nama Lengkap
: Aditya Riski Taufani
b. NIM
: (09/284264/TK/35210) (09/284264/TK/35210)
c.
: Teknik Sipil dan Lingkungan
Jurusan
d. Universitas
: Universitas Gadjah Mada
e.
: Pogung Dalangan No.3 RW.51/RT.XI
Alamat Ru Rumah dan No. Telp/HP
Sinduadi, Kec.Mlati, Kab.Sleman Kab.Sleman (085641207471) f.
Alamat email
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
: ad
[email protected] : 3 or orang
5. Dose Dosen n Pen Penda dam mping ping a.
Nama Lengkap dan Gelar
: Prof. Dr. Ir. Fatchan Nurrochmad, M.Agr
b. NIDN
: 0026025604
c.
: Jl. Gondosuli No.12 Baciro,
Alamat Rumah dan No Telp/HP
Yogyakarta, Yogyakarta, 55225 081328409757 6. Biay Biayaa Kegi Kegiat atan an Tota Totall a.
DIKTI
: Rp 9.316.000,00
b.
Sumber Lain Lain
:-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
: 5 bu bulan
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman Kulit Muka
……………………………...............................................
i
Halaman Pengesahan
……………………………...............................................
ii
Daftar Isi
……………………………...............................................
iii
Daftar Gambar
……………………………...............................................
iv
Daftar Tabel
……………………………...............................................
v
A. Judul
……………………………...............................................
1
B. Latar Belakang Masalah
……………………………......................................
1
C. Perumusan Masalah
……………………………......................................
2
D. Tujuan
……………………………......................................
2
E. Luaran yang Diharapkan
……………………………......................................
2
F. Kegunaan
……………………………......................................
2
G. Tinjauan Pustaka
……………………………......................................
3
H. Metode Penelitian
……………………………......................................
5
I. Jadwal Kegiatan
……………………………......................................
11
J. Rancangan Biaya
……………………………......................................
12
K. Daftar Pustaka
……………………………......................................
13
L. Lampiran
……………………………......................................
14
1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok 2. Biodata Dosen Pendamping
……………………………............
14
…………………………….....................
15
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta lokasi penelitian…............ …………………………....................
5
Gambar 2. Kondisi lokasi penelitian…….. ……………………………....................
5
Gambar 3. Rancangan alat uji…………… ………………………………………....
8
Gambar 4. Penentuan sudut pemasangan alat penangkap kabut……..... …………… 9 Gambar 5. Bagan alir pelaksanaan penelitian
…………………………………...
10
iv
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pencatatan Data Penelitian..………………………………………………
10
Tabel 2. Waktu Pelaksanaan……………………………….......................................
11
Tabel 3. Harga yang Dibutuhkan untuk 1 Unit Penangkap Kabut …………………
12
Tabel 4. Biaya Sewa dan Jasa….. ……………………………..................................
12
Tabel 5. Rekapitulasi Total Biaya Pengeluaran...……………………………..........
12
Tabel 6. Rekapitulasi Total Biaya Pemasukan… ……………………………..........
12
v
1
A. JUDUL
Teknologi Pemanen Kabut ( Fog Harvesting ) sebagai Solusi Masalah Kekeringan pada Dataran Tinggi B. LATAR BELAKANG MASALAH
Air merupakan sumber kehidupan, di sisi lain juga berpotensi menjadi bencana, yaitu banjir dan kekeringan apabila tidak dikelola secara optimal. Kekeringan menjadi masalah global yang semakin meluas di banyak belahan dunia, beriringan dengan isu perubahan iklim. Banyak cara yang dicari untuk mengatasi masalah langkanya ketersediaan air untuk memenuhi kehidupan manusia, terutama langkah – langkah yang berkelanjutan yaitu langkah agar lingkungan dapat terus lestari hingga generasi selanjutnya. Kondisi kekeringan juga terjadi di Dusun Ngoho, Desa Kemitir, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan informasi dari kepala desa setempat, ketika musim kemarau tiba sumur warga tidak lagi mengeluarkan air. Penelitian lain yang dilakukan oleh Badan Geologi Jawa Tengah dengan pembuatan sumur artesis sedalam 200 m juga tidak memberikan hasil. Keadaan demikian membuat warga harus bersusah payah untuk mendapatkan air sebagai pemenuhan kebutuhan baik untuk rumah tangga maupun pertanian. Beberapa warga yang masih mampu, mengambil air dari mata air yang terletak di bawah dusun tersebut yang berjarak 2 km. Pihak pemerintah juga menyediakan bantuan air bersih dengan penyaluran melalui truk – truk air yang berasal dari Kota Ungaran yang berjaak 25 km dari Dusun Ngoho. Bantuan tersebut pun hanya datang satu minggu sekali. Kehidupan ekonomi warga yang sebagian besar bertani harus berhenti ketika musim kemarau akibat minimnya ketersediaan air. Meskipun daerah Ngoho berhawa dingin akan tetapi tanaman tetap membutuhkan air untuk tumbuh. Kebutuhan air untuk ternak juga terbatas sehingga hewan ternak tidak bisa tumbuh dengan optimal. Berbeda dengan kondisi sulitnya memperoleh air, dataran tinggi Ngoho memiliki potensi kabut yang tinggi. Kabut hampir setiap hari muncul, dimana pada saat musim kemarau biasa terjadi pada sore hari menjelang gelap, dan pada saat musim hujan biasa terjadi pada pukul 11.00. Air yang terkandung pada kabut yang muncul tinggi, terbukti ketika melewati kabut, rambut dan pakaian akan menjadi basah.
2
Potensi kabut begitu besar namun belum terdapat teknologi untuk bisa memanfaatkannya. Dari kondisi kekeringan dan potensi kabut inilah muncul sebuah gagasan untuk menerapkan teknologi “pemanen kabut” yang mampu menangkap dan mengumpulkan air dalam kabut sehingga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penerapan teknologi ini tidak bisa dilakukan secara serta merta karena diperlukan penelitian awal agar ketika teknologi ini benar – benar diterapkan mampu bekerja secara optimal. C. PERUMUSAN MASALAH Sebelum diterapkannya teknologi pemanen kabut perlu diketahui bagaimana
prosedur peng-install -an alat yang paling sesuai ( meliputi arah pemasangan, lokasi ) dan besarnya potensi air dalam kabur yaitu produksi air yang mampu ditangkap pada lokasi penelitian. Besaran air yang bisa ditangkap ini tidak terikat oleh variabel – variabel ( seperti ketinggian dan intensitas kabut ) secara pasti sehingga diperlukan penelitian langsung di lapangan. D. TUJUAN Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah air yang mampu diproduksi oleh
teknologi pemanen kabut pada lokasi penelitian dan cara peng-install-an alat paling tepat ( lokasi, arah pemasangan ). E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Harapan dari penelitian ini adalah mampu membantu masyarakat dalam mengatasi
masalah kekeringan yang terjadi F. KEGUNAAN Untuk Masyarakat : 1. Sebagai dasar untuk perancangan dan penerapan teknologi pemanen kabut pada
daerah penelitian sehingga didapatkan rancangan yang optimal. 2. Membantu memecahkan masalah masyarakat berupa kekurangan air dan menjadi awal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Setelah penelitian, diharapkan dapat berlanjut dengan penerapan teknologi dan pemanfaatan air untuk kebutuhan seperti irigasi dengan teknik tertentu yang optimal, sehingga kehidupan ekonomi penduduk menjadi lebih baik.
3
Untuk Pemerintah 1. Menjadi perintis penelitian dan teknologi serupa untuk daerah – daerah lain di Indonesia dengan masalah dan potensi yang serupa, mengingat cukup banyak daerah seperti tersebut. 2. Membantu pemerintah untuk mengatasi bencana kekeringan yang terjadi di masyarakat Untuk Mahasiswa 1. Pemelitian ini sebagai tanggung jawab penggagas terhadap masyarakat sebagai mahasisiwa, dan dapat menambah semangat penggagas untuk mengabdikan diri kepada masyaratkat. 2. Membangkitkan semangat untuk melakukan penelitian untuk mengetahui berbagai fenomena yang terjadi
G. TINJAUAN PUSTAKA Fog Harvesting ( Pemanen Kabut )
Fog Harvesting merupakan teknologi inovatif yang didasarkan pada kenyataan bahwa air dapat dikumpulkan dari kabut dalam kondisi iklim tertentu (Soto Alvarez, 1992). Kabut merupakan awan lembap yang terjadi pada permukaan bumi yang mengandung jutaan butiran-butiran air yang sangat kecil dan melayang - layang di udara. Kabut mirip dengan awan, perbedaannya awan tidak menyentuh permukaan bumi, sedangkan kabut menyentuh permukaan bumi. Biasanya kabut bisa dilihat di daerah yang dingin atau daerah yang tinggi. Secara umum, kabut ( fog ) didefinisikan sebagai kondisi dimana visibility kurang dari 200 m dan kabut tebal (dense fog ) adalah kondisi visibility kurang dari 50 m. Di laut definisi tersebut berbeda , kabut ( fog ) adalah kondisi dengan visibility kurang dari 1000 m sedangkan kabut tebal (dense fog ) adalah kondisi dengan visibility kurang dari 200 m (Anonim, 2011). Kabut juga memiliki potensi besar untuk memberikan alternatif sumber air tawar di wilayah yang kering dan berkabut terutama di daerah pesisir dan pegunungan dengan menggunakan sistem pengumpulan sederhana dan murah (Soto Alvarez, 1992). Teknologi pemanen kabut sudah banyak dikembangkan di berbagai Negara. Berdasarkan penelitian Soto Alvarez dkk (1992) proyek eksperimental yang dilakukan
4
di Chili menunjukkan bahwa jumlah air yang didapatkan antara 5,3 dan 13,4 l/m 2/hari tergantung pada lokasi, musim, dan jenis sistem pengumpulan yang digunakan. Pada El Tofo, Chili, selama periode antara tahun 1987 dan 1990, panen rata-rata 3,0 kabut l /m2 / hari yang diperoleh dengan menggunakan jaring-jaring Raschel . Adapun penelitian Espejo G., R., (1992) di wilayah Antofagasta, Chili menunjukkan volume rata-rata tahunan air yang didapatkan adalah 2,5 l/m2/hari. Sementara itu, berdasarkan penelitian Maria Victoria Marzol (La Laguna) dan José Luís Sánchez Megía (Santa Cruz de Tenerife) (2008) di pesisir dan pedalaman dekat Ifni (Maroko) yaitu Boulaalam, 300 meter di atas laut, dan Boutmezguida, 1.225 m di atas laut dapat menghasilkan air ratarata 2 l/m2 / hari dan 7/m2 / hari. Secara umum, menurut Marzol (2008) teknologi pemanen kabut ini telah berhasil dicoba dan diuji di berbagai belahan dunia, tidak hanya untuk pasokan ke manusia (misalnya Schemenauer dan Cereceda 1991, 1994; Cereceda dan Schemenauer 1996, Olivier dan Heerden 1999; Olivier dan Rautenbach 2002; Marzol 2002) tetapi juga untuk penggunaan sektor pertanian (misalnya Baynton 1996, Winsch dan Harris 1994, Aboal dkk. 2000, DeFelice 2002 ). Sementara itu, dari segi kualitas air untuk konsumsi manusia juga telah dibuktikan (Schemenauer dan Cereceda 1992, Marzol 2005). Pemilihan Lokasi Pemanenan Kabut
Dalam pelaksanaan program pemanenan kabut ini diperlukan pemilihan lokasi yang tepat untuk menunjang keberhasilan teknologi. Menurut Soto Alvarez dkk (1992), dalam
pemilihan
lokasi
pemanenan
mempengaruhi antara lain : 1. pola angin global 2. topografi 3. ketinggian 4. orientasi fitur topografi 5. jarak dari garis pantai 6. ruang untuk kolektor 7. crestline dan lokasi melawan angin:
kabut
ada
beberapa
faktor-faktor
yang
5
H. METODE PENELITIAN 1. Lokasi
Penelitian dilakukan di Dusun Ngoho, Desa Kemitir, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yang terletak pada koordinat 7⁰ 14’ 05.95” LS dan 110 ⁰ 16’ 15.74” BT. Lokasi penelitian berada di perbatasan Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Temanggung, dengan ketinggian 1600 m DPAL (Lihat Gambar 1). Kondisi lokasi penelitian (Gambar 2) memiliki kabut yang potensial. Pada musim kemarau kabut mulai muncul pukul 18.00, sedangkan pada musim hujan kabut sudah ada mulai pukul 11.00. Kabut yang terdapat pada lokasi penelitian memiliki kandungan air yang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat ketika kabut berkondensasi dengan rambut maka rambut menjadi basah dan terbentuk titik-titik embun. Lokasi penelitian : Dsn. Ngoho,Desa Kemitir
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 2. Kondisi Lokasi Penelitian
6
2. Data yang diperoleh
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa jumlah air yang mampu dihasilkan oleh masing-masing alat setiap hari selama kurun waktu 4 bulan. 3. Alat dan bahan
Alat yang digunakan selama penelitian antara lain, jaring paranet, tiang pemancang, jerigen, pipa, talang plastik, bahan fondasi beton ( pasir, semen, kerikil), jam, kompas, GPS, alat pengambil gambar. Dalam menganalisis efektivitas teknologi ini diterapkan di Indonesia, tentu harus mengetahui kelebihan teknologi ini yang sudah diterapkan di berbagai negara. Menurut Espejo G., R. (1992) Teknologi ini merupakan sebuah sistem pengumpulan kabut yang dapat dengan mudah dibangun atau dirakit di tempat. Instalasi dan sambungan panel koleksi juga cepat dan sederhana. Teknologi ini juga tidak perlu membutuhkan banyak pekerja dan membutuhkan sedikit keterampilan. Dari segi efisiensi, teknologi ini tidak perlu membutuhkan energi untuk mengoperasikan sistem atau mengangkut air, pemeliharaan dan perbaikan persyaratan umumnya minim, modal investasi dan biaya lainnya rendah dibandingkan dengan orang-orang dari sumber konvensional pasokan air minum yang digunakan, terutama di daerah pegunungan. Teknologi ini juga dapat memberikan manfaat lingkungan bila digunakan dalam taman nasional di daerah pegunungan, atau sebagai sumber murah pasokan air untuk proyek reboisasi. Bahkan, kualitas air lebih baik dibandingkan dari sumber air yang ada digunakan untuk pertanian dan keperluan domestik. 4. Jalan penelitian
a. Tahap Prapenelitian. Data prapenelitian meliputi data arah angin, suhu lingkungan, dan jumlah hari berawan dapat diperoleh dari Badan Meteorologi Kabupaten Semarang. Data ini diperlukan untuk menentukan letak dan arah pemasangan alat penangkap awan agar mendapatkan kabut yang optimal sehingga didapatkan jumlah air maksimal. b. Persiapan alat Alat yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu. Bahan-bahan yang digunakan diambil dari barang yang memiliki kualitas dan daya tahan lebih kuat, agar tetap kokoh dan berfungsi selama 4 bulan masa penelitian. Jaring yang akan digunakan adalah jenis polypropylene dan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah paranet.
7
Dari segi kualitas jenis ini memiliki ketahanan yang tinggi. Tiang pemancang digunakan dari bahan besi berbentuk hollow agar lebih kuat dan tahan lama. c. Pemasangan alat Menurut Marzol , berdasarkan Schemenauerand Cereceda Standard Fog Collector (SFC) design model (1994a) ukuran standar penelitian alat penangkap kabut adalah 1 m2, yang terbagi menjadi 4 jaring sama sisi. Alat dipasang dengan ketinggian 2 meter diatas tanah, tegak lurus dengan tanah agar bidang yang terkena angin lebih merata. Pada sisi kanan dan kiri jaring dilekatkan dengan besi pemancang, pelekatan menggunakan tali dan lem agar kuat dalam jangka waktu 4 bulan masa penelitian. Jaring dipasang dalam 2 lapis (double layer)
yang bertujuan agar bidang
penangkapan embun lebih maksimal. Bagian bawah dari jaring dipasang talang pengumpul air dengan ukuran 1 × 0,15 × 0.15 m. Bagian ujung dari salah satu talang ditutup dan ujung lainnya dihubungkan dengan pipa yang telah dihubungkan dengan jerigen pengumpul. Talang dipasang dengan kemiringan ± 2% agar air yang tertangkap cepat mengalir ke dalam jerigen pengumpul. Air yang terkumpul dalam jerigen diukur setiap hari. Perkuatan pada bagian bawah pemancang menggunakan fondasi dangkal, dengan diameter 15 cm dan kedalaman 30 cm. Fondasi menggunakan beton tanpa tulangan.
8
1m
Paranet
1m
Talang
Tiang Besi Pemancang
3m
Pipa PVC
Jerigen Pengumpul
Fondasi Beton
Gambar 3. Rancangan Alat Uji
Kerangka alat disusun seperti gambar sejumlah 4 buah, selanjutnya dipasang dengan arah yang berbeda-beda. Penentuan sudut pemasangan alat berdasarkan angin dominan dengan menggunakan mawar angin (wind rose). Angin dominan memiliki jumlah kabut yang lebih banyak.
9
Keterangan Daerah angin dominan
Gambar 4. penentuan sudut pemasangan alat penangkap kabut. Dari Gambar 4 dapat diketahui arah angin dominan bergerak anatara Barat daya dan utara sehingga alat penangkap kabut lebih baik dipasang pada sudut 235 O terhadap utara.. Pada penelitian ini diambil 2 lokasi dengan ketinggian berbeda dan masingmasing lokasi terdapat 2 alat dengan orientasi berbeda. 1. Lokasi A Alat Uji 1 : Alat dipasang dengan sudut X Alat Uji 2 : Alat dipasang dengan sudut Y 2. Lokasi B Alat Uji 3 : Alat dipasang dengan sudut X Alat Uji 4 : Alat dipasang dengan sudut Y X dan Y adalah sudut pemasangan alat terhadap arah utara.
d. Penelitian Tahap penelitian dilakukan selama 4 bulan, dengan menghitung jumlah air yang terkumpul dalam jerigen kurun waktu 24 jam. Perhitungan dilakukan setiap hari pukul 08.00 pagi, waktu pengamatan tidak berubah-ubah selama masa penelitian. Pencatatan dilakukan oleh seorang petugas yang ditunjuk oleh tim peneliti, petugas dipilih dari kalangan masyarakat sekitar. Pemeriksaan dan perawatan alat dilakukan rutin satu kali tiap bulan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
10
Data yang diperoleh selanjutnya dimasukan dalam Tabel 1: Tabel 1. Pencatatan Data Penelitian TABEL JUMLAH AIR TERKUMPUL BULAN KE I Hari ke
Alat Uji 1 (Liter)
Alat Uji 2 (Liter)
Alat Uji 3 (Liter)
Alat Uji 4 (Liter)
1 2 3 ... 30 Jumlah 3. Analisis data Jumlah air rata-rata yang diperoleh tiap hari dalam satu bulan ( V ) untuk masing-masing alat dapat ditentukan berdasarkan Persamaan (1) : V =
……………………....................................………… (1)
Berikut ini merupakan bagan alir yang akan dilakukan selama penelitian. Bagan alir pelaksanaan
Pengumpulan data sekunder Analisis angin
Persiapan alat dan
dominan
bahan
Perancangan alat uji
Pemasangan alat uji
pengamatan jumlah air harian terkumpul
Maintenance alat
Analisis data
Gambar 5. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian
11
I. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk bar chart berikut ini dengan huruf pada tabel adalah inisial anggota Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian
No
Kegiatan
I 1
1
Manajemen dan control tugas
2
Perizinan Kadus setempat
3
Pengumpulan data sekunder
4
Persiapan alat dan Bahan Penelitian
5
Pemasangan alat
6
Pengamatan dan pendataan
7
Pembuatan laporan
2
II 3
4
1
2
Bulan ke- dan Penanggung Jawab III IV 3 4 1 2 3 4 1 2 3
V 4
1
2
3
4
A T
M
P
A T
I
P
M Seluruh Anggota
Keterangan : (A = Aditya Riski) (P = Puji Utomo) (T = Taufiq) (M = Musofa)
12
J.RINCIAN BIAYA
No 1 2
Tabel 3. Harga yang Dibutuhkan untuk 1 Unit Penangkap Kabut Nama Satuan Jumlah Harga Total Paranet/ Jaring m2 2 Rp30,000.00 Rp60,000.00 Polypropylene Besi Hollow 1.5" M 8 Rp60,000.00 Rp480,000.00
3
Talang U
M
1
Rp10,000.00
Rp10,000.00
4
Jerigen 25 l
Unit
1
Rp30,000.00
Rp30,000.00
5
Pipa PVC 2 "
M
4
Rp3,500.00
Rp14,000.00
6
Penutup talang
Unit
2
Rp5,000.00
Rp10,000.00
7
Pipa L
Unit
1
Rp2,000.00
Rp2,000.00
8
Kawat
Kg
1
Rp10,000.00
Rp10,000.00
9
Besi tulangan
M
6
Rp3,000.00
Rp18,000.00
10
Semen
Kg
25
Rp30,000.00
Rp750,000.00
11
Agregrat kasar/Kerikil
m3
0.25
Rp150,000.00
Rp37,500.00
12
Agregrat halus/Pasir
m3
0.25
Rp100,000.00
Rp25,000.00
13
Alat pencatat
Set
1
Rp10,000.00
Rp10,000.00
14
Penerangan
Unit
1
Rp10,000.00
Rp10,000.00
15
Pagar
M
5
Rp5,000.00
Rp25,000.00
B l
4
R 50 000 00
R 200 000 00
16
P
t
b l
12
J.RINCIAN BIAYA
No 1 2
Tabel 3. Harga yang Dibutuhkan untuk 1 Unit Penangkap Kabut Nama Satuan Jumlah Harga Total Paranet/ Jaring m2 2 Rp30,000.00 Rp60,000.00 Polypropylene Besi Hollow 1.5" M 8 Rp60,000.00 Rp480,000.00
3
Talang U
M
1
Rp10,000.00
Rp10,000.00
4
Jerigen 25 l
Unit
1
Rp30,000.00
Rp30,000.00
5
Pipa PVC 2 "
M
4
Rp3,500.00
Rp14,000.00
6
Penutup talang
Unit
2
Rp5,000.00
Rp10,000.00
7
Pipa L
Unit
1
Rp2,000.00
Rp2,000.00
8
Kawat
Kg
1
Rp10,000.00
Rp10,000.00
9
Besi tulangan
M
6
Rp3,000.00
Rp18,000.00
10
Semen
Kg
25
Rp30,000.00
Rp750,000.00
11
Agregrat kasar/Kerikil
m3
0.25
Rp150,000.00
Rp37,500.00
12
Agregrat halus/Pasir
m3
0.25
Rp100,000.00
Rp25,000.00
13
Alat pencatat
Set
1
Rp10,000.00
Rp10,000.00
14
Penerangan
Unit
1
Rp10,000.00
Rp10,000.00
15
Pagar
M
5
Rp5,000.00
Rp25,000.00
16
Perawatan bulanan
Bulan
4
Rp50,000.00
Rp200,000.00
Total
Rp1,691,500.00
Harga
Total
Tabel 4. Biaya Sewa dan Jasa no
Nama
Satuan
jumlah
1
Pengelasan
Unit
4
Rp50,000.00
Rp200,000.00
2
Sewa lahan
Bulan
4
Rp150,000.00
Rp600,000.00
3
Sewa pengamat
4
sewa pick up
5
Biaya transportasi 2 orang
no
Orang / 4 bulan Unit
1
Rp150,000.00
Rp150,000.00
minggu
20
Rp20,000.00 Total
Rp400,000.00 Rp2,550,000.00
1
Rp1,200,000.00 Rp1,200,000.00
Tabel 5 Rekapitulasi Total Biaya Pengeluaran Nama satuan Jumlah harga satuan
Total
1
Biaya Alat untuk 4 unit penangkap kabut
unit
4
Rp1,691,500.00 Rp6,766,000.00
2
Biaya Sewa dan Jasa
unit
1
Rp2,550,000.00 Rp2,550,000.00 Total Rp9,316,000.00
no 1
Tabel 6 Rekapitulasi Total Pemasukan Nama satuan Jumlah Harga Dana dari Dikti Total
Total - Rp9,316,000.00 Rp9,316,000.00
13
K. DAFTAR PUSTAKA
Marzol, M.V., Sanchez Megia, J.L., 2008, Fog Water Harvesting in Ifni, Morocco An Assessment of Potential and Demand, Atmospheric Research 139 : pp. 97-119
Marzol, M.V., 2002, Fog Water Collecting in a Rural Park in the Canary Islands (Spain), Atmospheric Research 64 : 239-250
Marzol, M.V., 2008, Temporal Characteristic of Fog Water Collecting during Summer in Tenerife (Canary Islands, Spain), Atmospheric Research 87 : 352-361
Anonim, 2011, Definisi mengenai Kabut (Fog). Diakses dari,
http://smart-
pustaka.blogspot.com/2011/01/kabut-fog.html pada tanggal 11 Oktober 2012
Anonim,
1992,
Fog
Harnesting
in
Chile.
Diakses
dari,
http://www.fogharvesting.com/ch12.htm pada tanggal 11 Oktober 2012
R. Espejo G., and A. Acosta B. 1993, “Fog Collectors in Tropical Areas.” In Proceedings of the International Symposium on Precipitation and Evaporation, Bratislava, vol. 3, pp. 273-278
14
L. LAMPIRAN
1.) Biodata Ketua serta Anggota Kelompok a. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap
: Aditya Riski Taufani
NIM
: (09/284624/TK/35210)
Fakultas/Program Studi
: Teknik/Teknik Sipil dan Lingkungan
Waktu Untuk Kegiatan PKM
: 16 jam/Minggu
b. Anggota Pelaksana : 1. Anggota 1 :
Nama Lengkap
: Puji Utomo
NIM
: (10/296263/TK/36098)
Fakultas/Program Studi
: Teknik/ Teknik Sipil dan Lingkungan
Waktu Untuk Kegiatan PKM Anggota 2 :
: 12 jam/Minggu
Nama Lengkap
: Taufiq Ilham Maulana
NIM
: (10/297736/TK/36330)
Fakultas/Program Studi
: Teknik/ Teknik Sipil dan Lingkungan
2.
Waktu Untuk Kegiatan PKM Anggota 3 :
: 12 jam/Minggu
Nama lengkap
: Musofa
NIM
: (10/298043/TK/36541)
Fakultas/Program Studi
: Teknik/ Teknik Sipil dan Lingkungan
Waktu untuk kegiatan PKM
: 12 jam/Minggu
3.
Curiculum vitae ini kami buat dengan sesungguhnya dan kami bertanggungjawab atas segala resiko yang muncul akibat kekeliruan pengisian yang kami lakukan. Yogyakarta, 18 Oktober 2012 Ketua Pelaksana Kegiatan
Anggota 1
Aditya Riski Taufani
Puji Utomo
Anggota 2
Anggota 3
Taufiq Ilham Maulana
Musofa
15
2.) Biodata Dosen Pendamping
Prof. Dr. Ir. Fatchan Nurrochmad M. Agr.
Personal Information : Contact Address : Jalan Grafika No.2 Kampus UGM Yogyakarta 55281 Office Phone : +62 274 545675 Office Fax : +62 274 545676 Office Mail :
[email protected] Department : Teknik Sipil dan Lingkungan Website : Teaching Supervision Capability : S3 Status : Active
Research Interest : Water Resources Irrigation
Research Cluster/Group : Hydrology
Course Subject :
Water Resources Development & Management , 2 credits, Undergraduate Writing and Presentation , 2 credits, Undergraduate Irrigation and Hydraulics Structures , 3 credits, Undergraduate Japanese, 2 credits, Undergraduate Water Resources, 6 credits, Master Water Availability, 3 credits, Master Water Resources Development, 2 credits, Master Field Training, 2 credits, Master Community Development, 2 credits, Master
Selected Publication : Adam Pamudji Rahardjo, Fatchan Nurrochmad, Optimation of Embung Banyudono Operation in Magetan, East Java , Civil Engineering Forum , vol. dummy, 2006
I certify that all of the information and data made in this application are true, correct, and was made in good faith with my best knowledge. Yogyakarta, 18 Oktober 2012
Prof. Dr. Ir. Fatchan Nurrochmad M. Agr.