PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM “SELFIE DUA JARI: KAJIAN MULTIDISIPLINER” BIDANG KEGIATAN PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh: Dinda Dewi Nurhayati
NPM................../TA 2014/KETUA
Neti Kusumawati
NPM ................../TA 2015/ANGGOTA
Dian Tri Anisa Ningrum
NPM ................../TA 2015/ANGGOTA
Arya Satya Graha
NPM ................../TA 2015/ANGGOTA
IKIP PGRI MADIUN MADIUN 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii RINGKASAN ..................................................................................................... iv BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 7 BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10 LAMPIRAN ........................................................................................................ 11 - Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ............................ 11 - Justifikasi Anggaran Kegiatan ......................................................... 16 - Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ............... 18 - Surat Pernyataan Ketua Peneliti. ...................................................... 19
RINGKASAN Saat ini masyarakat sedang dilanda demam selfie. Salah satu ruang lingkup penelitian berada di Madiun dan mayoritas mereka menggunakan tanda dua jari untuk berselfie. Dua jari ini lebih dikenal dengan sebutan V Sign.Tanpa disadari tanda dua jari ini mempunyai banyak makna. Menurut salah satu ahli sejarah Carr,Gillian (2010:575-592) simbol dua jari pada tahun 1940-1945 memiliki arti kemenangan,perlawanan dan pertempuran, namun makna tadi bisa berubah dengan berjalannya waktu. Sedangkan menurut Pearce sebagaimana dipaparkan Lechte (2001:227), Pearce seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang (Alex Sobur, 2005:39). Dalam budaya popular menurut Barthes (1990: 20) tanda – tanda atau kode – kode disini terdapat lima jenis salah satunya ialah kode kultural. Kode kultural adalah kode yang berwujud sebagai semacam suara kolektif yang anonym dan otoritaf, bersumber dari pengalaman manusia, yang mewakili atau berbicara tentang sesuatu yang hendak dikukuhkannya sebagai pengetahuan atau kebijaksanaan yang “diterima umum”. Simbol, kode, ritual dan institusi yang diciptakan manusia, seaneh apapun tampaknya pada awalnya. Tujuan dari penelitian ini ialah mengidentifikasi bentuk simbol dua jari, menganalisis makna dua jari serta menganalisis perkembangan dua jari hingga menjadi popular. Penelitian ini menggunakan data kualitatif berbentuk uraian yang didapatkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi dilapangan. Teori yang diperlukan yaitu teori seometika, sejarah dan budaya popular.Hasil dokumen ini akan dikomunikasikan pada khalayak berupa artikel ilmiah. Artikel ini akan diterbitkan pada jurnal nasional terakreditasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini selfie merupakan sesuatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat. Di media sosial seperti facebook,twitter,instagram,dll banyak kita jumpai foto selfie dengan berbagai macam bentuk,salah satunya menggunakan tanda dua jari. Tanda ini cukup banyak digunakan dalam foto selfie dikarenakan mempunyai efek yang menarik dalam foto tersebut dan terlihat lebih ekspresif. Hasil observasi awal dari informan di ruang lingkup mahasisiwa IKIP PGRI MADIUN menunjukkan bahwa dari 32 mahasiswa yang diwawancarai terdapat 20 mahasiswa atau 62,5% tidak mengetaui makna “Dua Jari”. Jadi, mahasiswa menggunakan “Dua Jari”saat berfoto selfie hanya sekedar untuk gaya. Di dalam memahami makna tanda maupun simbol maka diperlukan teori yang membahas hal tersebut, yaitu teori seometika. Salah satu ahli seometika dunia terkenal adalah Charles Sanders Pierces. Di dalam lingkup semiotika, Pierce, sebagaimana dipaparkan Lechte (2001:227), seringkali mengulangulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang (Alex Sobur, 2005:39). Merujuk pada teori Pearce (Noth, 1995:45), berdasarkan objeknya, Pearce membagi tanda-tanda dalam gambar dan dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. “Dua Jari” sering dikenal dengan V Sign. V dalam angka romawi berarti “lima”, sedangkan seorang filsafat dari Ingolstadt,Bavaria yaitu Adam Weishaupt menggunakannya dalam Illuminati merujuk kepada simbolisme hukum Taurat, yaitu "the Law of Fives,''."Dalam bahasa Ibrani, huruf V (Van) berati 'Nail.' - Sekarang, - 'Nail' merupakan salah sebuah nama sebutan rahasia untuk Setan di dalam kelompok pengikut Persaudaraan Setan - Brotherhood of Satanism. Dikenal sebagai 'lambang perdamaian' sepanjang tahun 1960'-an sampai sekarang, sebenarnya lambang ini merupakan tulisan rahasia kematian dari bangsa Teutonic. Gerald Holtom, pendukung perdamaian pada tahun 1950-an telah ditugaskan oleh simpatisan komunis Bertrand Russell untuk mendisain sebuah lambang dalam rangka mempersatukan barisan perdamaian sayap kiri pada tahun 1958. Hal itu jelas, baik Holtom maupun Russell menganggap bahwa Teutonic (Neronic) cross sebagai lambang yang sesuai untuk tujuan mereka.Tanda “Dua Jari” ini kemudian dipopulerkan oleh tokohtokoh dunia seperti Richard Nixon, wakil presiden Amerika Serikat ke-36, Winston Churchill, perdana menteri Britania Ray, dan Yaser Arafat, presiden Palestina.
Secara garis besar tim melakukan penelitian ini untuk memberikan wawasan kepada masyarakat luas tentang makna,sejarah,serta perkembangan tanda dua jari tersebut. Studi dalam penelitian ini adalah seomatika,sejarah ,dan budaya popular.semoga penelitian ini akan bermanfaat bagi masyarakat khususnya penggemar foto selfie.
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Makna simbol dua jari. Masyarakat pada umumnya mengartikan simbol dua jari adalah symbol kedamaian(hasil observasi).Sedangkan menurut Carr,Gillian (2010:575-592) Simbol dua jari pada tahun 1940-1945 memiliki arti kemenangan,perlawanan dan pertempuran, namun makna tadi bisa berubah dengan berjalannya waktu. 2.2 Semiotika : Konsep awal perkembangannya Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. (Alex Sobur, 2006:87). Dengan demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda.Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu tanda (sign). Dalam ilmu komunikasi ”tanda” merupakan sebuah interaksi makna yang disampaikan kepada orang lain melalui tanda-tanda. Dalam berkomunikasi tidak hanya dengan bahasa lisan saja namun dengan tanda tersebut juga dapat berkomunikasi. Ada atau tidaknya peristiwa, struktur yang ditemukan dalan sesuatu, suatu kebiasaan semua itu dapat disebut tanda. Sebuah bendera, sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu keheningan, gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, rambut uban, lirikan mata dan banyak lainnya, semua itu dianggap suatu tanda (Zoezt, 1993:18).Sedang menurut pearce model sistem analisisnya dengan semiotik dan istilah tersebut telah menjadi istilah yang dominan digunakan untuk ilmu tentang tanda, tetapi keduanya berfokus pada tanda. Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda dan produksi makna (Sumbo Tinarbuko, 2008:12). Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan suatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan. Cabang ilmu ini semua berkembang dalam bidang bahasa kemudian berkembang pula dalam bidang seni rupa dan desain komunikasi visual (Sumbo Tinarbuko, 2008:16). Aart van Zoezt menuturkan Charles Sanders Pierce adalah salah
seorang tokoh filsuf yang paling orisinil dan multidimensional, begitupun komentar Paul Cobley dan Litza Jansz (1999:20), Pearce adalah seorang pemikir yang argumentatif (Alex Sobur, 2005:39). Pierce terkenal dengan teori tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Pierce, sebagaimana dipaparkan Lechte (2001:227), seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang (Alex Sobur, 2005:39). Merujuk pada teori Pearce (Noth, 1995:45), berdasarkan objeknya, Pearce membagi tanda-tanda dalam gambar dan dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Diantaranya : ikon, indeks, dan simbol (Kris Budiman, 2005:56). Pertama : Dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebuah ikon. Kedua : Menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika kita menyebut tanda sebua indeks. Ketiga : Kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diinterpretasikan sebagai objek denotaif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika kita menyebut tanda sebuah simbol. 2.3 Budaya populer Selain makna simbol oleh Peirce, peneliti memerlukan semiotika Barthes sebagai semiotika budaya. Menurut Barthes (1990: 20) tanda – tanda atau kode – kode disini terdapat lima jenis salah satunya ialah kode kultural. Kode kultural adalah kode yang berwujud sebagai semacam suara kolektif yang anonym dan otoritaf, bersumber dari pengalaman manusia, yang mewakili atau berbicara tentang sesuatu yang hendak dikukuhkannya sebagai pengetahuan atau kebijaksanaan yang “diterima umum”. Simbol, kode, ritual dan institusi yang diciptakan manusia, seaneh apapun tampaknya pada awalnya, memiliki sifat – sifat
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ada beberapa hal penting yang akan muncul dalam pola penelitian. Pola penelitian adalah struktur dalam konsep penelitian yang akan dilakukan. Menurut Khotari (2004: 05) bahwa ada dua metode dasar dalam penelitian yaitu, kuantitatif dan kualitatif. Disini tim akan menggunakan metode penelitian kualitatif, pada analisis kualitatif data – data yang diteliti tidak dapat diukur secara matematis. Analisis ini sering menyerang masalah yang berkaitan dengan arti atau arti tambahan dari istilah yang digunakan. Jadi, dalam penelitian
ini berjenis penelitian kepustakaan dengan data kualitatif yang berbentuk deskripsi. Hal ini termasuk menganalisis dokumen baik verbal dan non verbal, kata dan imej dua jari. Penelitian ini berfokus dalam mengidentifikasi makna simbol dua jari dan latar belakang munculnya simbol dua jari tersebut.
3.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari logo aplikasi media sosial. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, artikel popular dan ilmiah, jurnal,dan web yang berhubungan dengan semiotika, budaya popular, dan makna simbol dua jari. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Menurut McCulloch (2004) penelitian deskriptif kualitatif terdapat tiga teknik dalam mengumpulkan data
yaitu, observasi,
interview,
dan
dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti memilih dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Data verbal dan non verbal berbentuk kata dan imej baik bentuk maupun warna dimana sumbernya berasal dari bahan kepustakaan.
Data
tersebut
dianalisis
makna
dan
intensinya
untuk
dikembangkan menjadi in depth analysis pada bagian pembahasan. Imej simbol dua jari pada data berupa media sosial akan dipecah menjadi dua yaitu data verbal dan visual. Data pendukung berupa pengertian, deskripsi, penjelasan, uraian, dan riset yang diambil dari sumber-sumber tertulisakan disesuaikan fenomena budaya. Semua ini berupa proses mendokumentasi. 3.4 Teknik Data Analisis Menurut Douglas (2002), dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan teknik content analys. Content analys adalah metode penelitian untuk menentukan keberadaan kata-kata atau konsep-konsep di dalam teks atau satu set rangkaian teks. Peneliti akan menjumlahkan dan menganalisa keberadaan teks, arti dan hubungan antara satu kata, konsep, dengan yang lainnya, kemudian membuat penafsiran tentang pesan di dalam teks, penulis, pembaca, dan bahkan budaya dan waktu pada bagian tersebut.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIANTAN 4.1 Anggaran Biaya Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran PKM-P No Rancangan Biaya
Jumlah (Rp)
1.
Biaya Peralatan Penunjang yang Digunakan
Rp. 4.000.000,-
2.
Biaya Bahan habis pakai
Rp. 1.068.000,-
3.
Biaya Perjalanan
Rp. 2.400.000,-
4.
Biaya Lain-lain yang diperlukan
Rp. 2.850.000,-
Jumlah
Rp. 10.310.000,-
4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 4.2.1 Jadwal Kegiatan PKM-P Tahun 2015/2016 No 1.
Jenis Kegiatan Pengumpulan data a. Pemilihan sumber data
2.
Pemilihan data a. Analisis data
3.
Tahap penyusunan laporan
4.
Tahap Evaluasi
Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Donald dkk. 2008. Introduction to Reasearch in Education. Wadsworth: Cengage Learning. Barthes, Roland. 1964. Element of Semiologis. Gary, McCulloh. 2004. Documentary Reasearch in Education, History and the Social Sciences. London: Routledge Falmer. Kothari, C. 2004. Research Methodology Methods & Techniques (2nd rev. ed.). New Delhi: New Age Internasional. Budiman, Kris. 2012. Semiotika Visual: Konsep, Isu, Problem Ikonisitas. Yogyakarta: Jala Sutra. Peirce, Charles Sanders Peirce. 1894. What Is a Sign?18 Juni 2015. http://www.iupui.edu. Strinati, Dominic. 1995. Popular Culture. Yogyakarta: Ar-Ruz Media. Subekti, Agus. 2014. Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2014. Jakarta: Dikti.