PENGARUH MACAM TIPE TEKNIK LEGOWO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN PADI
PROPOSAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang dibina oleh Bapak Dr. Hadi Suwono, M.Si
Oleh Kelompok 1 / Offering B / 2013 Gibbie Nandhini Tundjung Biru
130341614824 130341614824
Vilda Rima Aulia Zahroh
130341614807 130341614807
UNVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Oktober 2014
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan tanaman pangan utama di Indonesia karena lebih dari setengah penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai sumber makanan pokok.Sementara itu, kebutuhan beras setiap tahun makin bertambah, seiring dengan laju pertambahan penduduk. Pada tahun 2012, penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 244,69 juta jiwa dan jumlah konsumsi beras mencapai 33,60 juta ton (Badan Litbang Pertanian, 2011). Dengan laju pertambahan penduduk rata-rata 1,7 % per tahun dan kebutuhan per kapita sebanyak 134 kg, maka pada tahun 2025 Indonesia harus mampu menghasilkan padi sebanyak 78 juta ton GKG untuk mencukupi kebutuhan beras nasional (Abdullah, 2004). Dengan produksi beras nasional yang rendah, sebanyak ± 2 juta ton beras diimpor selama tahun 2001sehingga langsung menjadikan Indonesia sebagai negara pengimpor beras terbesar di dunia (Aribawa, 2012). Oleh karenanya usaha peningkatan produksi beras melalui peningkatan produktivitas padi dan peningkatan pendapatan petani selalu dimasukkan dalam agendakebijakan pemerintah di bidang pertanian. Sejak awal tahun 2007, pemerintah bertekad untuk meningkatkan produksi beras 2 juta ton dan selanjutnya meningkat 5 % per tahun hingga tahun 2009 melalui Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN). Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mengimplementasikan empat strategi, yaitu : (1) peningkatan produktivitas, (2) perluasan areal, (3) pengamanan produksi, dan (4) penguatan kelembagaan dan pembiayaan serta peningkatan koordinasi (Badan Litbang Pertanian, 2007). Peningkatan
produktivitas
memerlukan
dukungan
inovasi
teknologi seperti peningkatan indek panen, varietas unggul, penggunaan benih bermutu dan berlabel, pengendalian OPT, pengelolaan hara, pengaturan populasi tanam, melalui perbaikan sistem tanam dan lainnya. Perbaikan sistem tanam, melalui penerapan sistem tanam jajar legowo
merupakan salah satu inovasi teknologi yang telah diperkenalkan dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas padi. Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu, sistem tanam tersebut juga memanipulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Tanaman padi yang berada dipinggir umumnya akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik.
2. Rumusan Masalah 1. Apakahmasing-masing tipe legowoberpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi ? 2. Pada tipe mana tanaman padi menunjukkan pertumbuhan yang baik ? 3. Pertumbuhan apa saja pada bagian tanaman (misal : tinggi batang, jumlah daun, lebar daun, jumlah biji, dll) yang paling terlihat nyata akibat menanam padi dengan cara legowo ? 4. Bagaimana perbandingan hasil panen tanaman padi pada masingmasing tipe teknik legowo ?
3. Tujuan 1. Mengetahui
pengaruh
masing-masing
tipelegowo
terhadap
pertumbuhan tanaman padi. 2. Mengetahui tipe legowo yang menghasilkan pertumbuhan tanaman padi paling baik. 3. Mengetahui pertumbuhan apa saja pada bagian tanaman yang paling terlihat nyata akibat menanam padi dengan tekniklegowo. 4. Mengetahui perbandingan hasil panen tanaman padi pada masingmasing tipe teknik legowo.
4. Hipotesis 1. Masing-masing cara legowo berpengaruh pertumbuhan tanaman padi.
2. Tipe legowo yang menghasilkan pertumbuhan tanaman padi paling baik adalah tipe 2:1 dan 4:1. 3. Pertumbuhan pada bagian tanaman yang paling terlihat nyata akibat menanam padi dengan caralegowo adalah tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, jumlah / berat biji padi, dan kualitas biji padi. 4. Hasil panen tanaman padi yang paling banyak adalah tipe 2:1.
5. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis :
Menambah wawasan dengan mengetahui cara menanam padi dengan cara legowo, sehingga dapat mengaplikasikannya pada kehidupan
nyata,
seperti
memberi
penyuluhan
kepada
masyarakat khususnya petani ataupun mempraktikkan langsung menanam padi dengan cara legowo di lapangan. 2. Bagi masyarakat luas :
Masyarakat khususnya petani mengetahui cara menanam padi dengan cara legowo agar dapat dihasilkan padi atau beras yang baik dan banyak.
Dengan dihasilkannya padi atau beras yang baik dan banyak maka pemerintah tidak perlu mengimpor padi dari luar negeri lagi, bahkan jika memungkinkan Indonesia bisa mengekspor padi atau beras ke luar negeri.
6. Ruang Lingkup Metode penelitian
: Eksperimen
Meode pengumpul
: Observasi
Metode penyajian data
: Grafik
Metode analisis data
: Kuantitatif dan Kualitatif
7. Definisi Operasional Adanya penanaman padi dengan cara legowo ini diharapkan padi yang tumbuh akan menghasilkan hasil yang lebih baik dan banyak dibanding dengan padi yang tidak ditanam dengan cara legowo.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Legowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah. Cara tanam jajar legowo untuk padi sawah secara umum bisa dilakukan dengan berbagai tipe yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya. Namun dari hasil penelitian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1. Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo menurut Wahyu (2012) : 1. Jajar legowo 2 : 1, dimana setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan. 2.
Jajar legowo 3 : 1, setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggirdirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
3. Jajar legowo 4 : 1, setiap empat baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. 4. Jajar legowo 12 :1 atau sering disebut cara tanam petani, yaitu setiap 12 baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang di tengah.
Hasil penelitian Abdulah (2004) mendapatkan hasil padi dengan sistem tanam legowo lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara petani (sistem tegel). Hal yang lebih spesifik dikemukakan oleh Triny et al. (2004) yang menyatakan dengan perbaikan teknologi budidaya, penerapan sistem tanam berbeda dengan kebiasaan petani seperti penerapan sistem legowo 2 : 1, dapat meningkatkan produktivitas padi. Hasil penelitian sistem tanam legowo 2 : 1 memberikan hasil gabah tertinggi sebesar 6,25 ton per hektar, meningkat sebesar 18,1% bila dibandingkan sistem tanam tegel 20 x 20 cm. Variasi peningkatan produktivitas padi ini dengan sistem tanam yang berbeda tergantung juga dengan varietas padi yang digunakan. Penerapan sistem tanam legowo, yaitu dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar diharapkan produktivitas padi meningkat melalui peningkatan populasi tanaman, dan disamping itu, efisiensi dan efektifitas pertanaman padi di tingkat petanidapat tercapai.Kajian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tipelegowo yang berbeda terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas padi. Tujuan cara tanam legowo adalah : 1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih ber at. 2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya. 3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang. 4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit. Posisi orang yang melaksakan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
5. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkata produktivitas hasil.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian I.
Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : Minggu, 19 Oktober 2014 – Minggu, 7 Desember 2014 Tempat :Jln. Banyu Anyar Gang IV RT 07 / RW 01 Ketawang, Kecamatan Gondanglegi- Kabupaten Malang
II.
III.
Metode Penelitian Metode penelitian
:Eksperimen
Teknik Pengumpulan Data
: Observasi
Alat dan Bahan Penelitian Alat :
Bahan :
Alat bercocok tanam
Padi
Meteran
Pupuk
Timbangan
Tanah Air
B. Populase dan Sampel / Subjek Penelitian Tanaman padi di sawah
C. Prosedur Penelitian 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Tanah / sawah tempat menanam padi digemburkan dengan alat bercocok tanam. 3. Padi dengan jenis yang sama ditanam pada beberapa petak sawah dengan beberapa tipe teknik legowo. 4. Diberi tanda tiap tipe teknik legowo pada petak sawah tersebut (tipe 2:1, 3:1, 4:1, 12:1). Diukur jarak antar tanaman pada tiap tipe menggunakan meteran.
5. Tanaman padi diberi perlakuan yang sama, seperti frekuensi dan volume air digunakan untuk menyiram, frekuensi dan volume pemberian pupuk, intensitas cahaya matahari, dan jenis tanah. 6.
Pertumbuhan tanaman padi diukur setiap minggu, meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan biji padi jika sudah muncul.
7. Percobaan dilakukan selama 3 bulan / sampai panen. 8. Saat panen, diukur berat biji padi yang dihasilkan pada masing-masing tipe teknik legowo menggunakan timbangan. 9. Dibandingkan hasilnya antar tipe.
D. Instrumen Pengumpulan Data Intrumen pengumpulan data menggunakan -
Timbangan
-
Cangkul
-
Meteran
E. Analisis Data Perhitungan data menggunakan berat dan tinggi masing-masing perlakuan sehingga nantinya akan ditemukan perlakuan mana yang memiliki berat terbesar
DAFTAR RUJUKAN
Aribawa, IB., dan Kariada. 2005. Pengaruh sistem tanam terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas padi sawah di subak Babakan Tabanan. Proseding Seminar Nasional Optimalisasi Teknologi Kreatif dan Peran Stakeholder Dalam Percepatan Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian. Bali :Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bekerjasama dengan BPTP Bali. Aribawa, Ida, Bagus. 2012. Pengaruh Sistem Tanam terhadap Peningkatan Produktivitas Padi di Lahan Sawah Dataran Tinggi Beriklim Basah.Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Badan Litbang Pertanian. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi . Badan Litbang Pertanian. BBP2TP. Kementerian Pertanian. Pahruddin, Aup. Maripul. Dida, Rido Philip. 2004. Cara Tanam Padi Sistem Legowo Mendukung Usaha Tani di Desa Bojong, Cikembar, Sukabumi. (Online). (203.176.181.70/bppi/lengkap/bt091004.pdf ). diakses tanggal 10 Oktober 2014 Triny S. Kadir, E. Suhartatik dan E. Sutisna. 2004. Petunjuk Teknis Budidaya PTB cara PTT . Makalah Disampaikan pada Pelatihan Pengembangan Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB) Fatmawati dan VUB lainnya, 31 Maret-3 April 2004 di Balitpa, Sukamandi. Wahyu, Asep. 2012. Tanam Padi Cara Jajar Legowo di Lahan Sawah.