LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN KAJIAN JENIS PUPUK ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM MERAH Alternanthera Amoena Voss) ( Alternanthera
Oleh :
SOFYAN SOFYAN WIWIET SANTIKO SA NTIKO 132060015/PA
JURUSAN AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA 2011
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Urbani Urbanisas sasii pendudu penduduk k pedesa pedesaan an ke daerah daerah perkota perkotaan an tidak tidak dapat dapat dihind dihindari ari karena pesatnya pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan. Meningkatnya jumlah penduduk di daerah perkotaan membawa dampak terhadap peningkatan kebutuhan pangan, khususnya sayuran. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk dapat meningkatkan produksi sayuran, namun demikian masih belum dapat mengimbangi permintaan pasar. Keadaan ini dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Selain itu di kota-kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki komoditas sayuran dengan kualitas yang baik dan dengan berbagai jenis yang lebih beragam. Berbagai jenis komoditas sayuran diusahakan oleh petani di daerah pinggiran perkotaan dalam luas garapan yang sempit, seperti sawi (caisim), bayam, kangkung, terong, cabe, tomat, bawang merah, bawang putih, kacang panjang dan sebagainya (Soethama et al ., . , 1998) 1998).. Umum Umumny nyaa dalam dalam satu satu peng penguas uasaan aan laha lahan, n, dius diusah ahaka akan n beraneka ragam komoditas sayuran dalam petakan yang berbeda, misalnya disamping diusahakan komoditas sayuran sawi hijau (caisim), ditanam juga bayam, kangkung, cabe, kacang panjang dan komoditas sayuran lainnya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Bayam
Menur Menurut ut sist sistem emati atika ka (tak (takso sonom nomi) i) tumb tumbuh uhan an,, kedud keduduka ukan n tanam tanaman an bayam bayam merah
diklasifikasikan
Kingdom
sebagai
berikut
:
: Pl Plantae (T (Tumbuhan)
Super Divisi :
Spermatophyta Magnoliophyta
(Menghasilkan
biji)
Divisi
:
Kelas
:
Sub Kelas
:
Hamamelidae
Ordo
:
Caryophyllales
Famili
:
Genus
:
Spesies
amo ena Voss Voss : Alternanthera amoena
Magnoliopsida
Amaranthaceae
(Tumbuhan (berkeping
(suku
dua
berbunga) /
dikotil)
bayam-bayaman) Alternanthera
Secara Secara ilmiah menunjukkan menunjukkan bayam merah merah berperan membantu membantu penyerapan penyerapan kalsium. Hal ini disebabkan karena bayam merah menghasilkan kadar antioksidanya yang yang tinggi tinggi.. Dalam Dalam perkem perkembang banganny annyaa dari dari Amerik Amerikaa Latin, Latin, bayam bayam diprom dipromosi osikan kan sebagai tanaman pangan sumber protein terutama bagi negara-negara berkembang. Bay Bayam Mera Merah h suda sudah h sang sangat at dike dikena nall oleh oleh masy masyar arak akat at.. Seba Sebagi gian an oran orang g berpendapat bahwa bayam mempunyai rasa enak, lunak, dan dapat memberikan rasa dingin di perut dan mengandung zat besi terlalu tinggi.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di lokasi Lahan Praktek UPN”Veteran” UPN”Veteran” Yogyakarta, Yogyakarta, Desa Wedomartani, edomartani, Kecamatan Kecamatan Ngemplak, Ngemplak, Kabupaten Kabupaten Sleman, Sleman, Yogyakarta ogyakarta pada awal musim Kemarau yaitu dari bulan Februari sampai dengan Maret 2010. Lokasi terletak pada ketinggian kurang lebih 114 meter di atas permukaan laut dengan jenis tanah regosol. B. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan adalah biji bayam merah A. (A. tricolor ), ), insektisida, pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing. Alat yang digunakan adalah plastik, bambu, cetok, alat ukur atau penggaris. pisau steril, gembor, oven, label, gelas ukur, timbangan, C. Metode Penelitian
Peneli Penelitia tian n menggun menggunaka akan n metode metode percoba percobaan an lapanga lapangan n terdir terdirii atas atas 1 faktor faktor per perla laku kuan. an. Rancan Rancanga gan n ling lingkun kunga gan n meng menggun gunak akan an Ranca Rancanga ngan n Acak Acak Kelom Kelompo pok k Lengkap (RAKL). Perlakuan terdiri atas : P0
: Tanpa pupuk
0 g/tanaman
P1
: Pupuk kandang sapi
100 g/tanaman
P2
: Pup Pupuk uk kand kandan ang g kamb kambin ing g
100 100 g/t g/tan anam aman an
P3
: pupuk kandang ayam
100 g/tanaman
D. Pelaksanaan penelitian
1. Pers Persia iapa pan n Laha Lahan n Lahan Lahan seluas seluas 24 m² (lampi (lampiran ran I) yang yang akan akan ditanam ditanamii diolah diolah dengan cara dicangkul hingga kedalaman 20 cm. Lahan dibersihkan dari gulma yang ada di sekitar lahan yang akan ditanami benih bayam. Kemudian di bentuk petak – petak percobaan dengan luasan 2m x 1m (lampiran II).
2. Pemupukan Pemberian pupuk organik antara lain: pupuk kandang ayam, sapi dan kambing dilakukan dengan cara disebar satu hari sebelum tanam, sebanyak 100 g/tanaman atau 2kg/petak, kemudian diaduk rata dengan tanah. 3. Pers Persia iapa pan n Beni Benih h Benih bayam dipilih yang memiliki kualitas cukup baik yaitu daya tumbuh besar (lebih dari 90 %), tidak tercampur benih varietas lain, bebas hama dan penyakit, sehat dan mengkilap.
4. Penanaman Tanama anaman n bayam bayam mera merah h dita ditanam nam pada pada peta petak k perco percobaa baan/ n/gul gulud udan an yang yang berukuran 2 m x 1 m, dengan jarak tanam 50 cm x 20 cm dengan jumlah biji dua biji/ lubang. Penanaman dilakukan pada sore hari.
5. Pemeli Pemelihar haraan aan tanama tanaman, n, meli meliput putii : a. Penyi nyirama aman Peny Penyir iram aman an dila dilaku kuka kan n dua dua kali kali seha sehari ri yait yaitu u pagi pagi dan dan sore sore hari hari.. Kemudian setelah pertumbuhan normal penyiraman dilakukan dua hari sekali.
b. Penyiangan
Penyiangan Penyiangan perlu dilakukan dilakukan sesering sesering mungkin, mungkin, agar tanaman tanaman bayam tidak terganggu gulma. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan/mencabuti tumbuhan (gulma) yang tumbuh disekitar.
c. Pember Pemberant antasa asan n hama hama dan penyaki penyakitt Pemberantas Pemberantasan an hama dan penyakit penyakit dilakukan dilakukan secara bertahap, bertahap, yakni dengan dengan menggu menggunaka nakan n furada furadan n sebagai sebagai pencegah pencegah terhada terhadap p hama hama uret. uret. serta serta menggu menggunaka nakan n Insekt Insektisi isida da Decis Decis 25 EC, disemp disemprot rotkan kan 1 minggu minggu sekali sekali atau atau disesuaikan dengan kondisi tanaman di lapangan.
E. Parameter pengamatan
1. Tingg inggii tan tanam aman an ( cm cm ) 2. Juml Jumlah ah daun daun (hel (helai ai). ). 3.
Diameter Batang (cm)
4
Bobo Bobott seg segar ar tana tanama man n (g )
5
Bobo Bobott ker kerin ing g tan tanam aman an (g )
A. Tinggi tanaman
Hasil analisis tinggi tanaman disajikan pada lampiran IV. IV. Dari berbagai macam perlakuan yang diberikan tidak ada beda nyata pada tinggi tanaman umur 2, 4, MST, tetapi pada umur 6 MST berbeda nyata. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada umur 6 MST pupuk kandang ayam nyata lebih baik dibandingan dengn pupuk kandang sapi. Tetapi pupuk kandang kambing dan ayam sama baiknya dalam meningkatkan meningkatkan tinggi tanaman.
B. Jumlah daun
Hasil analisis dari jumlah daun disajikan dalam lampiran V. Dari berbagai macam perlakuan yang diberikan tidak ada beda nyata pada jumlah umur 2, 4, MST, tetapi pada umur 6 MST, ada pengaruh nyata dari perlakuan berbagai macam pupuk kandang terhadap jumlah daun. Tabel 4 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam, kambing dan sapi sama baiknya dalam meningkatkan jumlah daun,pada umur 4 dan 6 MST. MST. Pupuk Pupuk kandang kandang ayam ayam nyata nyata lebih lebih baik baik dalam dalam mening meningkatk katkan an jumlah jumlah daun daun dibandingkan dengan tanpa pupuk (kontrol) C. Diameter batang
Hasil Hasil analis analisis is dari dari diamet diameter er batang batang disaji disajikan kan dalam dalam lampir lampiran an VI. Dalam Dalam lampiran ini menunjukkan bahwa pada umur 2 MST tidak ada pengaruh nyata. Tetapi pada saat umur 4 dan 6 MST ada pengaruh nyata dari perlakuan berbagai macam
pupuk kandang terhadap terhadap diameter diameter batang. batang. Tabel 5 menunjukkan menunjukkan bahwa penggunaan penggunaan pupuk kandang ayam pada umur 4 MST lebih baik dibandingkan pupuk kandang sapi dan tanpa pupuk (kontrol), tetapi sama baiknya dibandingkan dengan pupuk kandang kambing. Pada umur 6 MST, pupuk kandang ayam lebih baik dibandingkan pupuk sapi dan tanpa pupuk (kontrol) pada diameter batang tanaman bayam merah. D. Bobot segar tanaman
Hasil analisis dari bobot segar tanaman disajikan dalam lampiran VII. Di dalam lampiran tersebut hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari berbagai macam pupuk kandang terhadap bobot segar tanaman yang diukur pada saat panen. Rerata bobotsegar tanaman pada berbagai macam penggunaan pupuk kandang kandang tersaj tersajii dalam dalam Tabel abel 6. menggu menggunaka nakan n pupuk pupuk kandang kandang ayam ayam lebih lebih baik baik dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan tanpa pupuk (kontrol) pada bobot segar tanaman bayam merah. E. Bobot kering tanaman
Hasil analisis dari bobot kering tanaman disajikan dalam lampiran VIII. Di dalam lampiran tersebut dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan ada pengaruh yang nyata dari penggunaan berbagai macam pupuk kandang terhadap berat kering tanaman yang diambil atau diukur pada saat panen. Rerata bobot kering tanaman pada berbagai macam penggunaan pupuk kandang tersaji dalam Tabel 7. menggunakan
pupuk kandang ayam lebih baik dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan tanpa pupuk (kontrol) pada bobot kering tanaman bayam merah
. DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Anonimous. 2003. Laporan Statistik Statistik Pertanian Pertanian Tanaman Tanaman Pangan dan Hortikultur Hortikulturaa Kabupaten Badung. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Badung. Dewi, Dewi, H.
2005. 2005.
Pengar Pengaruh uh pupuk pupuk kandan kandang g dan inoku inokulas lasii rhizob rhizobium ium terh terhada adap p
Leucaena na leucoc leucochepa hepala la) sete per pertu tumb mbuh uhan an kemb kembal alii lamt lamtor oro o gung gung (Leucae setela lah h pemotongan pertama. J. Pastura 2(1) 2(1) : 1-5. Pertanian. Gomez, A.K. dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. UI Press. Jakarta. 698 hlm. Sayuran. CV Sona. Jakarta Hukum, R. dan S. kuntarsih, 1990. 1990. Bercocok Tanam Sayuran. Irfan. Irfan. 1985. 1985.
Berta Bertanam nam Kacang Kacang dan sayur sayur.
Peneba Penebarr Swaday Swadaya. a. Seri Seri pertan pertanian ian
XXVI/81/85. Iwan, A. 2002. Memanfaatkan kotoran ternak . Penebar Swadaya. Jakarta. 82 hal. Lakitan,B.1995. H Hort ortik ikul ultu tura ra
teor teorii
budi budida daya, ya,
pasca pascapa panen nen . PT
Raja Rajagr graf afin indo do
Persada.Jakarta. 215 Lingga. P. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 94 hal. Marsono dan P. Sigit. 2002. Pupuk akar Jenis dan Aplikasinya. Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta. 28 hal. Pracaya. Bertanam Pracaya. Bertanam Sayuran Organik di kebun, pot & polybag . Penebar Swadaya.
Jakarta. 112 hal Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. Rahardi, F. 1993. Agribisnis 1993. Agribisnis Tanaman Sayuran. Pascapanen. Kanisius. Rukmana, Rahmat. 1994. 1994. Bayam Bertanam & Pengolahan Pascapanen. Yogyakarta. Sant Santos osa. a. 1999. 1999. Peng Pengar aruh uh Pupu Pupuk k Kanda Kandang ng Ayam yam dan Peng Penggen genan anga gan n Terhad erhadap ap Kandungan Bahan Organik Tanah Tanah Regosol. Agrivet 3(1) Tanah, Pustaka Buana, Bandung Sarief, S.E. 1989. Kesuburan 1989. Kesuburan Dan Pemupukan Tanah, Tanah,, Fakultas Soepardi, S. 1983. Sifat dan Ciri Tanah, Departemen Ilmu-ilmu Tanah Pertanian IPB. Bogor. 519 hal. Sarjiman,1999. Teknologi Teknologi budi daya garut pada p ada lahan pekarangan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga di lahan marginal. hlm.125−132. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Inovasi Pertanian Lahan Marginal ,Palu ,Palu 24−25 Juli 2007 Soethama, W., W., Rosdiah, Sukaadana, Redise dan Sugiarta. 1998. 1998 . Profil usahatani sayuran perkotaan. Hlm. : 35-52. Dalam 35-52. Dalam Suprapto et al . (Eds). Profil Usahatani Perkotaan dan Upaya Meningkatkan Efisiensi Budidaya. Budida ya. IPPTP. IPPTP. Pusat penelitian Sosial Ekonomi. Badan Litbang Pertanian. Deptan Sayuran. Azka Press.Yogyakarta.36 Supriatna, N. 2007. Bercocok 2007. Bercocok Tanam Sayuran. Press.Yogyakarta.36 hal. Sutanto, R. 2002. Pertanian 2002. Pertanian Organik . Kanisius, Yogyakarta