Pembedahan Pembedahan Kandung Telur Nyamuk
A. Pendahuluan
Struktur umur nyamuk dinyatakan dalam perubahan system reproduksi nyamuk betina dengan mengikuti selesainya siklus gonotropik. Untuk mengetahui umur relative suatu vektor (nyamuk) adalah dengan tingkat dilatasi pada saluran telur ( pedikulus) atau pedikulus) atau dengan melihat parousitas ( parity rate) yang rate) yang dapat dilakukan dengan pembedahan ovarium nyamuk (Depkes, 2004). Pembedahan ovarium dilakukan untuk memperkirakan umur populasi nyamuk Aedes aegypti, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyamuk pernah bertelur ( parous) parous) dan belum pernah bertelur (nulliparous ( nulliparous). ). Pembedahan ovarium juga dilakukan untuk mengetahui rata-rata kepadatan nyamuk di suatu wilayah. Indikator nulli parous parous atau belum pernah bertelur adalah apabila ujung-ujung pipa udara (Tracheolus) Tracheolus) pada ovarium masih menggulung dan belum membesar. Naun apabila pipa-pipa udara sudah terurai atau gulungannya terlepas dan ovarium pernah membesar maka nyamuk tersebut dikatakan sudah pernah bertelur atau parous (Munif, 2007). Nyamuk betina parous parous (kenyang darah) yang telah melengkapi satu atau lebih siklus gonotropik dan memiliki peluang lebih besar terinfeksi parasit daripada nyamuk betina yang baru pertama kali menghisap darah ( nulliparous) nulliparous) darah yang dihisap, seberapa pun banyaknya, menimbulkan kematangan telur.
B. Metodologi
Langkah-langkah dalam melakukan pembedahan kandung telur nyamuk yaitu dimulai dari pencarian nyamuk dewasa di kandang rearing yang telah dibuat. Setelah
terkumpul sejumlah nyamuk, dipersiapkan alat dan bahan meliputi mikroskop, objek glass, cover glass, jarum seksi, aquades, alkohol 90%, tisu, kapas, kloroform, pinset, kaca pembesar, kain kassa dan beaker glass. Setelah semua alat dan bahan dipersiapkan, maka nyamuk akan dipingsankan menggunakan kloroform terlebih dahulu di dalam beaker glass yang ditutup kain kassa. Selanjutnya mempersiapkan objek glass dibersihkan menggunakan alkohol dan tisu lalu diletakkan dibawah mikroskop yang sebelumnya sudah diatur perbesaran maupun fokusnya. Kemudian nyamuk yang sudah pingsan diletakkan di atas objek glass dengan menggunakan pinset untuk dilihat apakah nyamuk merupakan nyamuk betina atau jantan karena yang bertelur atau memiliki ovarium hanyalah nyamuk betina. Setelah dipastikan nyamuk betina dimana memiliki kumis yang tipis, kemudian ditetesi aquades dengan tujuan agar nyamuk menempel pada objek glas. Langkah selanjutnya adalah dengan menusukkan jarum seksi yang ada pada tangan kiri ke toraks nyamuk, sehingga nyamuk berada dalam posisi terlentang. Kemudian jarum seksi pada tangan kanan menekan bagian abdomen nyamuk pada segmen ke 8 dan menarik ke kanan lalu ke bawah sampai terlihat ovarium berikut lambungnya, lalu dipisahkan dan dikeringkan. Pada praktikum ini dilakukan beberapa kali percobaan pembedahan ovari hingga mahasiswa mendapatkan hasil nyamuk yang sudah parous. Spesies nyamuk yang dijadikan bahan praktikum adalah Aedes sp.
C. Pembahasan
Pada praktikum pembedahan kandung telur nyamuk yang dilakukan mahasiswa peminatan Epidemiologi Kesehatan Masyarakat di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 23 November 2017
didapatkan hasil dari beberapa nyamuk yang dibedah kandung telurnya oleh beberapa mahasiswa, terdapat satu nyamuk yang dianggap telah parous dimana saat dilakukan pembedahan ditemukan telur nyamuk berwarna putih yang belum matang dengan bercampur darah. Dapat juga dilakukan perkiraan umur nyamuk dengan mengalikan siklus gonotropik dengan 4 hari. Pada pembedahan kandung telur ini mahasiswa mengalami kesulitan dalam menemukan ovarium nyamuk bisa dikarenakan kurang teliti, jarum terlalu besar, salah dalam penekanan dan mahasiswa sebelumnya belum mendapatkan bimbingan tentang praktikum menemukan ovarium ini.
D. Kesimpulan
Pada praktikum pembedahan ovari nyamuk yang dilakukan mahasiswa peminatan Epidemiologi Kesehatan Masyarakat di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 23 Desember 2017 didapatkan hasil nyamuk yang diteliti atau dijadikan bahan praktikum merupakan nyamuk Aedes sp dengan kondisi indung telur nulli parous dan parous. Hal ini didasarkan pada teori yang berlaku tentang fisiologi indung telur nyamuk. Ditemukan pula telur nyamuk pada pembedahan ovarium ini. Namun perlu diketahui bahwa praktikum ini tidak dapat dijadikan dasar indikator keberhasilan penyemprotan maupun indikator kepadatan nyamuk di lingkungan kapus dikarenakan nyamuk yang diperoleh merupakan hasil penangkaran atau rearing nyamuk yang sudah dilakukan mahasiswa beberapa waktu sebelumnya. Sehingga dapat menjadi bahan acuan kedepan agar mahasiswa dapat mempraktekkan juga tentang perhitungan kepadatan nyamuk di suatu wilayah. Dan sebagai masukan bahwa praktikum ini tidak dapat diabil manfaat dikarenakan mahasiswa masih belum mengetahui bagian ovarium nyamuk dengan jelas dan belum bisa membedakan mana yang nulli parous dan mana yang parous.
Untuk praktikum selanjutnya sangat diharapkan
alat mikroskop yang digunakan
dapat menunjang praktikum ini karena mengingat ovarium nyamuk sangat kecil dan mahasiswa mendapatkan bimbingan sebelumnya bagaimana sesungguhnya ovarium nyamuk baik yang parous maupun nulli parous.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. RI. 2004. Perilaku dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti Sangat Penting Diketahui dalam Melakukan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Termasuk Pemantauan Jentik Berkala. Bulletin Harian Tim Penanggulangan DBD Departemen Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id Hagedorn, H.H dkk. 1975. The ovary as a source of a-ecdysone in an adult mosquito. Department of Entomology, University of Massachusetts, Amherst, Mass. Vol. 72, No. 8, pp. 3255-3259, August 1975 Zoology. Diakses tanggal 16 Desember 2017 Munif, A., & Imron, M., 2010. Panduan Pengamatan Nyamuk Vektor Malaria, Jakarta, Penerbit CV. Sagung Seto. Munif, A., Sudomo, M., & Soekirno, 2007, Bionomik Anopheles sp di Daerah Endemis Malaria di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, Buletin Penelitian Kesehatan., 35(2): 57 - 80. Ravenhurst, Johanna. 2013. Ovary Dissections for Parity Determination of Field-Collected Coquillettidia perturbans Mosquitoes in Central Massachusetts. Mosquito Control Project 111 Otis St. Northborough, MA. Diakses tanggan 16 Desember 2017 Telang, Aparna dkk. 2013. Analysis of ovary-specific genes in relation to egg maturation and female nutritional condition in the mosquitoes Georgecraigius atropalpus and Aedes aegypti (Diptera: Culicidae). Department of Biology, University of Richmond, VA 23173, USA. J Insect Physiol. 2013 March ; 59(3): 283 – 294. Diakses tanggal 16 Desember 2017
Lampiran
Nyamuk Aedes sp yang Parous